Penilaian Nelayan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap Khususnya Pemberian Bantuan Alat Tangkap Ikan (Studi Kasus: Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

(1)

PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM

PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA

PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN

(Kasus: Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH: TUMPAK MANIK

080309034 PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM

PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA

PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN

(Kasus: Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH: TUMPAK MANIK

080309034 PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh:

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting, MADE) (Ir. Sinar Indra Kusuma, M.Si) NIP : 130231560 NIP :196509261993031002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

RINGKASAN

TUMPAK MANIK (080309034) dengan judul skripsi “PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN (Studi Kasus: Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)” yang dilakukan pada Bulan Januari s.d.April 2013 dan dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting, MADE dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan program pengembangan perikanan tangkap, mengetahui sikap nelayan terhadap program, mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi nelayan dengan sikap nelayan, mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap siakp nelayan dan mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi pelaksana program. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Simple Random Sampling, yaitu sampel diambil secara acak sejumlah 60 orang dari 2019 jumlah populasi. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman dan Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pengembangan perikanan tangkap tidak mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai tahun 2012 ditinjau dari segi jumlah pelaksana dan jumlah anggota, ditinjau dari segi jumlah penerima bantuan, program mengalami penurunan sebanyak 7 kelompok atau sebesar 20,59% dari jumlah penerima pada tahun 2011 sebanyak 34 kelompok. 43,33% dari jumlah sampel bersikap positif, selebihnya 56,67% dari jumlah sampel bersikap negatif terhadap program pengembangan perikanan tangkap. Karakteristik sosial ekonomi nelayan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan sikap nelayan. Secara serempak dan secara parsial, karakteristik sosial ekonomi nelayan tidak berpengaruh nyata terhadap sikap nelayan. Hambatan yang dihadapi pelaksana program adalah kurangnya kesadaran nelayan akan pentingnya kelompok nelayan, kurangnya kepedulian dan rasa ingin tahu nelayan serta banyaknya kelompok-kelompok baru ketika ada bantuan.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Barisan Mesin pada tanggal 15 Juni 1990 dari ayahnda Sabar Manik dan ibunda Ramaindah Hasugian. Penulis merupakan anak ke 3 (tiga) dari 6 (enam) bersaudara.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut.

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 033920 Rantebesi dan tamat tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Sidikalang dan tamat tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sidikalang dan tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Sumatera Utara, melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB).

5. Bulan Juli 2012 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bagan Asahan Pekan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.

6. Bulan Januari s.d. Mei 2013 melakukan penelitian di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN (Studi Kasus: Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting, MADE sebagai ketua komisi pembimbing.

2. Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M,Si sebagai anggota komisi pembimbing. 3. Ibu Dr. Ir. Salmiah M.S. selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan

Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis khususnya dan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada umumnya.

5. Ayahanda dan ibunda tercinta Sabar Manik dan Ramaindah Hasugian yang telah menjadi sumber motivasi serta memberi dukungan dan do’a bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

6. Saudara-saudara yang kusayang Inda Yoseva, Samaydar, Hejli Sandi, Mulya Karejona dan Boy Nanda.


(6)

7. Para responden yang telah memberikan waktu dan kesediaan diri dalam membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Agribisnis, Arif Maulana, Deni Kurniawan, Amiruddin Panjaitan, M. Rullyanda Azmi, Rofiqoh Ahmad, Silvira, Ameriyani, Azni Uno Chank, Farwah Inal Abdi, Mila Zulfa, dan Rizki Ramadhani serta Kiki Fasilia Siregar.

9. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Medan, Juni 2013


(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka ... 8

Landasan Teori ... 11

Sikap ... 11

Skala Likert ... 13

Karakteristik Sosial Ekonomi ... 15

Kerangka Pemikiran ... 17

Hipotesis Penelitian ... 19

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

Metode Pengambilan Sampel ... 20

Metode Pengumpulan Data ... 21

Metode Analisis Data ... 21

Definisi dan Batasan Operasional ... 31

Definisi ... 27

Batasan Operasional ... 28

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Luas dan Letak Geografis Kecamatan Teluk Mengkudu ... 29

Penduduk dan Tenaga Kerja ... 30


(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Program Perikanan Tangkap di Kecamatan Teluk

Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai ... 37

Sikap Nelayan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap .... 39

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan Dengan Sikap Nelayan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap ... 43

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan Terhadap Sikap Nelayan ... 48

Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Oleh Pelaksana Program... 54

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 56

Saran ... 57

Saran Kepada Nelayan ... 57

Saran Kepada Pemerintah ... 58

Saran Kepada Peneliti Selanjutnya ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1. Luas Areal Budidaya Perikanan Menurut Kecamatan, 2010... 3

2. Pengelompokan Variabel ... 22 3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan

Kepadatan Penduduk per km2 di Kecamatan Teluk Mengkudu

Tahun 2011 ... 31 4. Banyaknya Penduduk Menurut Agama Dirinci per Desa Tahun 2011 ... 31 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2011 ... 33

6. Perkiraan Mata Pencaharian Kepala Rumah Tangga Dirinci Tiap Desa

Tahun 2011 ... 34 7. Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan ... 35 8. Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan ... 35 9. Perkembangan Program Pengembangan Perikanan Tangkap di

Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai ... 38 10. Sikap Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap

Ikan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap ... 40 11. Sikap Nelayan yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan

Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap ... 41 12. Nilai Hubungan Korelasi menurut Guilford ... 43 13. Analisis Korelasi Rank Spearman Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan

Yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan ... 44 14. Analisis Korelasi Rank Spearman Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan

Yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan ... 46 15. Perbandingan Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang


(10)

Ikan Dengan Sikap Nelayan ... 48 16. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Belum Pernah

Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Sikap Nelauan ... 49 17. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Pernah


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Program Pengembangan Perikanan Tangkap Kabupaten Serdang Bedagai

2. Kegiatan Perikanan Tangkap Tahun 2011 ... 3. Kegiatan Bidang Tangkap Perikanan dan Kelautan 2012 ... 4. Jenis dan Frekuensi Pelaksanaan Program Pengembangan Perikanan

Tangkap di Kabupaten Serdang Bedagai ... 5. Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan ... 6. Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan ... 7. Jawaban Nelayan Sampel yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat

Tangkap Ikan Terhadap Pernyataan Sikap ... 8. Total Nilai Jawaban Sampel yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan

Alat Tangkap Ikan Terhadap Pernyataan Sikap ... 9. Jawaban Nelayan Sampel yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat

Tangkap Ikan Terhadap Pernyataan Sikap ... 10. Total Nilai Jawaban Nelayan Sampel yang Pernah Mendapatkan Bantuan

Alat Tangkap Ikan Terhadap Pernyataan Sikap ... 11. Skor Sikap Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat

Tangkap Ikan dan Interpretasinya ... 12. Skor Sikap Nelayan yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap

Ikan ... 13. Hubungan Umur Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 14. Hubungan Tingkat Pendidikan Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 15. Hubungan Pengalaman Melaut Nelayan yang Belum Pernah


(13)

16. Hubungan Jumlah Tanggungan Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 17. Hubungan Pendapatan per Hari Nelayan yang Belum Pernah

Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 18. Hubungan Umur Nelayan yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat

Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 19. Hubungan Tingkat Pendidikan Nelayan yang Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 20. Hubungan Pengalaman Melaut Nelayan yang Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 21. Hubungan Jumlah Tanggungan Nelayan yang Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 22. Hubungan Pendapatan per Hari Nelayan yang Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan Dengan Sikap ... 23. Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Melaut, Jumlah Tanggungan dan Jumlah Pendapatan per Hari Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Sikap ... 24. Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Melaut, Jumlah Tanggungan dan Jumlah Pendapatan Nelayan yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Sikap ...


(14)

RINGKASAN

TUMPAK MANIK (080309034) dengan judul skripsi “PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN (Studi Kasus: Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)” yang dilakukan pada Bulan Januari s.d.April 2013 dan dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting, MADE dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan program pengembangan perikanan tangkap, mengetahui sikap nelayan terhadap program, mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi nelayan dengan sikap nelayan, mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap siakp nelayan dan mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi pelaksana program. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Simple Random Sampling, yaitu sampel diambil secara acak sejumlah 60 orang dari 2019 jumlah populasi. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman dan Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pengembangan perikanan tangkap tidak mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai tahun 2012 ditinjau dari segi jumlah pelaksana dan jumlah anggota, ditinjau dari segi jumlah penerima bantuan, program mengalami penurunan sebanyak 7 kelompok atau sebesar 20,59% dari jumlah penerima pada tahun 2011 sebanyak 34 kelompok. 43,33% dari jumlah sampel bersikap positif, selebihnya 56,67% dari jumlah sampel bersikap negatif terhadap program pengembangan perikanan tangkap. Karakteristik sosial ekonomi nelayan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan sikap nelayan. Secara serempak dan secara parsial, karakteristik sosial ekonomi nelayan tidak berpengaruh nyata terhadap sikap nelayan. Hambatan yang dihadapi pelaksana program adalah kurangnya kesadaran nelayan akan pentingnya kelompok nelayan, kurangnya kepedulian dan rasa ingin tahu nelayan serta banyaknya kelompok-kelompok baru ketika ada bantuan.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas laut sebesar 5,8 juta kilometer persegi dan panjang pantai 81.000 kilometer, didalamnya terkandung kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka ragam.

Sayangnya potensi yang sedemikian besar tidak dimanfaatkan secara benar selama beberapa dekade. Realitas memperlihatkan bahwa hingga saat ini belum mampu dimanfaatkan secara optimal sehingga belum mampu memberi sumbangan yang maksimal bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ironisnya lagi, dibalik potensi kelautan yang begitu melimpah, justru komunitas nelayan menderita kemiskinan. Bahkan komunitas nelayan selalu diidentikkan dengan kemiskinan.

Secara moncolok dan tragis sebagian besar kehidupan masyarakat desa pantai penuh dengan penderitaan, kemiskinan, kekurangan pangan dan terabaikannya kesehatan serta tak jarang pula menimbulkan perselisihan di antara sesama mereka dan bahkan sering mendapat perlakuan tidak adil yang ditandai dengan semakin melebar dan tajamnya jurang antara kaya dan miskin. Padahal menurut beberapa catatan dan penelitian yang dikemukakan oleh Saidin (2005) menunjukkan bahwa potensi sumberdaya kelautan dan desa pantai Indonesia seharusnya mampu memberi makan 200 juta penduduk Indonesia.

Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan pengelolaan dan pengembangan potensi perikanan dan kelautan di masa yang akan datang harus berpihak kepada nelayan kecil yang hidup di sekitar pantai dalam upaya untuk meningkatkan


(16)

pendapatan mereka. Pemanfaatan sumberdaya perikanan harus dirancang secara optimal dan berkelanjutan.

Wilayah pesisir pantai yang dihuni oleh nelayan merupakan konsentrasi pemukiman nelayan yang masih sangat kecil, tersebar, dan lemah sebagai suatu desa nelayan. Di antara desa-desa nelayan yang mempunyai potensi dan prospek pengembangan yang cukup positif dapat dipilih sebagai pusat penangkapan dan pengolahan ikan, yang akan dikembangkan pada masa depan untuk menjadi suatu “kota pantai”. Maka kota pantai dapat diberi batasan yaitu sebagai kota yang terletak di tepi pantai, yang berkembang karena kegiatan masyarakatnya yan berbasis pada sumberdaya kemaritiman (Adisasmita, 2006).

Sumatera Utara, misalnya, mempunyai posisi yang cukup strategis dalam pembangunan dan pengembangan perikanan di Indonesia. Sumatera utara mempunyai daerah perairan yang cukup luas. Namun sampai tahun 2010, kontribusi subsektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara berdasarkan harga berlaku pada tahun tersebut berada pada angka 2,23 persen. Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2000, kontribusi subsektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 2,45 persen atau sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 0,03 persen.

Kabupaten Serdang Bedagai, salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara, merupakan sebuah kapubaten yang memiliki perairan yang cukup potensial dan produktif. Hal ini dapat dapat dilihat pada tabel 1.


(17)

Tabel 1. Luas Areal Budidaya Perikanan dan Perairan Menurut Kecamatan, 2010

No Kecamatan

Air Tawar Air Payau

Perairan Umum Luas (Ha) Luas Potensi (Ha) Luas Produktif (Ha) Luas Potensi (Ha) Luas Produktif (Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Kotarih Silinda Bintang Bayu Dolok Masihul Serbajadi Sipispis Dolok Merawan Tebing Tinggi Tebing Syahbandar Bandar Khalifah Tanjung Beringin Sei Rampah Sei Bamban Teluk Mengkudu Perbaungan Pegajahan Pantai Cermin 208 300 115 512 481 260 140 475 315 126 25 883 915 105 925 227 280 18 35 17 27 12 39 6 12 34 9,5 6,3 16 11 4 25 26 2,8 - - - - - - - - - 1.200 960 - - 600 170 - 600 - - - - - - - - - 35 40 - - 120 15 - 87 7 30 36 26 6 45 22 39 21 23 47 10 11 110 29 50 20

Jumlah 6.292 300,6 3.530 296 532

Sumber : Badan Pusat Statisti Sumatera Utara Tahun 2010

Dari Tabel 1. Dapat dilihat bahwa potensi air payau terbesar berada di Kecamatan Bandar Khalifah yakni sebesar 1.200 Ha atau sekitar 33,99 persen dari total keseluruhan luas air payau. Sedangkan luas yang lebih produktif adalah Kecamatan Teluk Mengkudu yang memiliki luas produktif sebesar 120 Ha atau sekitar 0,34 persen dari total luas perairan air payau.

Untuk mendukung program Pembangunan Nasional dengan meningkatkan pendapatan nelayan dan meningkatkan kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB Sumatera Utara diperlukan pendampingan dan peran serta pemerintah terhadap nelayan. Misalnya dengan memberikan bantuan-bantuan berupa alat tangkap dan perahu bermotor dan sarana-sarana lain yang dapat mendukung usaha


(18)

perikanan tangkap guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan, sehingga peningkatan jumlah pendapatan pun tercapai.

Berangkat dari hal tersebut, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai menyusun rencana kerja berupa beberapa program yang berkaitan dengan pengembangan perikanan tangkap dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Adapun program kegiatan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai untuk mengembangkan perikanan tangkap nelayan adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan Perikanan Tangkap Tahun 2011 - Pembangunan MCK

- Pengadaan mesin kapal kayu - Pengadaan Rumpon

- Pengadaan Jaring Udang - Pengadaan Jaring Kepiting - Pengadaan Jaring Gill Net - Pengadaan Jaring Gembung - Pengadaan Millenium - Pengadaan Motorisasi - Pengadaan Echo Sounder - Pengadaan Penangkaran Penyu - Perlengkapan Peralatan Selam - Perlengkapan Rumah Ikan - Transplantasi Terumbu Karang


(19)

2. Rencana Kegiatan Perikanan Tangkap Tahun 2012 - Pengadaan Jaring Udang

- Pengadaan Jaring Kepiting

- Pengadaan Alat Deteksi Ikan (Fish Finder)

- Pengadaan Alat Tangkap Pancing Rawe - Pengadaan Jaring Aso-aso

- Pengadaan Jaring Gembung - Alat Tangkap Cakar Kerang - Pengadaan Rumpon

- Pengadaan Jaring Gill Net - Mesin Motorisasi

- Rumah Ikan

Namun bagaimanakah pelaksanaan dan perkembangan program dan bagaimanakah sikap nelayan terhadap program yang dibuat oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai tersebut?

Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian. Sehingga disusun sebuah usulan penelitian dengan judul “Penilaian Nelayan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap Khususnya Pemberian Bantuan Alat Tangkap Ikan“.


(20)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Perkembangan Program Pengembangan Perikanan Tangkap di daerah penelitian?

2. Bagaimana sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap di daerah penelitian?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik nelayan dengan sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap?

4. Bagaimana pengaruh karakteristik nelayan terhadap sikap nelayan dalam mengikuti Program Pengembangan Perikanan Tangkap?

5. Apakah ada hambatan yang dihadapi pelaksana Program Pengembangan Perikanan Tangkap?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perkembangan Program Pengembangan Perikanan Tangkap di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui karakteristik nelayan yang mengikuti Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

3. Untuk mengetahui hubungan karakteristik nelayan dengan sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap.


(21)

5. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pelaksana Program Pengembangan Perikanan Tangkap di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kepentingan akademis maupun non akademis.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya pemerintah dalam program pengembangan perikanan tangkap.


(22)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Berbagai ukuran geostatistik memang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah lautnya mencapai 5,8 juta km2, sedangkan panjang garis pantainya 81.000 kl merupakan ke dua terpanjang di dunia setelah Kanada. Jumlah pulau, baik besar dan kecil sebanyak 17.504 buah (Dahuri, 1999). Secara geografi letak kepulauan Indonesia sangat strategis yang diapit oleh dua samudera besar (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) berada di daerah khatulistiwa telah menjadikan indonesia sebagai negara yang sangat kaya sumberdaya alam dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa sehingga dimasukkan ke dalam kelompok negara mega-biodiversity

(Basri, 2007).

Dilihat dari potensi lestari total ikan laut, ada 7,5 persen (6,4 juta ton/tahun) dari potensi dunia berada di perairan laut Indonesia di satu sisi, sedangkan disisi lain berkisar 24 juta hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk budidaya laut (mariculture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara,

teripang, rumput laut, dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi 47 juta ton/tahun. Lahan pesisir (coastal land) yang

sesuai untuk usaha budidaya tambak udang, bandeng, kerapu, kakap, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota lainnya diperkirakan 1,2 juta hektar dengan produksi sebesar 5 juta ton/tahun. Lebih dari itu, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkat genetik, spesies, maupun ekosistem tertinggi di dunia (Mulyadi S, 2005).


(23)

Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan dan memiliki potensi kelautan cukup besar, seharusnya mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup pada potensi kelautan (maritim) tersebut. Realitasnya, kehidupan masyarakat nelayan senantiasa dilanda kemiskinan, bahkan kehidupan nelayan sering diidentikkan dengan “kemiskinan”. Menurut Dahuri (1999), tingkat kesejahteraan para pelaku perikanan (nelayan) pada saat ini masih di bawah sektor-sektor lain, termasuk sektor pertanian agraris. Menurut data BPS (1998), jumlah masyarakat miskin Indonesia mencapai 49.000.000 jiwa, dari jumlah tersebut sekitar 60% nya merupakan masyarakat pesisir (termasuk nelayan). Nelayan (khususnya nelayan buruh dan nelayan tradisional) merupakan kelompok masyarakat yang dapat digolongkan sebagai lapisan sosial yang paling miskin di antara kelompok masyarakat lain di sektor pertanian (Winahayu dan Santiasih, 1993). Dalam kondisi kesenjangan sosial ekonomi yang semakin tajam (terpolarisasi), secara teoritis akan rentan dengan potensi konflik (Badaruddin, 2005).

Melihat potensi besar yang dimilik wilayah kelautan, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk menggali potensi tersebut. Menurut Basri (2007), salah stu hal yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan sumberdaya kelautan dan perikanan dan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan atau penduduk pesisir pada umumnya adalah pengaturan wilayah pesisir. Bahkan, menurut Dahuri rusaknya lingkungan akibat tsunami tidak berdiri sendiri. Ada keterikatan kerusakan lingkungan dan bencana alam tsunami. Gelombang tsunami merupakan aksi alam yang tidak bisa diduga. Namun, dampak gempa bisa diminimalisasi bila lingkungan pesisir benar-benar dipelihara. Di sinilah tata


(24)

ruang pesisir sangat penting dilakukan. Selama ini tata ruan pesisir belum menjadi prioritas. Sampai saat ini, masyarakat masih memprioritaskan tata ruang daratan.

Program pemberdayaan nelayan dengan cara memperkuat kelembagaan sosial ekonomi masyarakat memiliki peluang yang besar untuk memberikan kontribusi yang efektif dan efisien terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik, serta dinamiki pembangunan kawasan. Keberhasilan pencapaian ini akan menjadi landasan membangun masyarakat madani dan tata pemerintahan lokal yang semakin baik di kawasan pesisir pada masa-masa mendatang (Tim Pemberdayaan Masyarakat Pesisir PSKP Jember, 2007).

Untuk merumuskan dan menentukan jenis program pembangunan yang bermanfaat dan paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dilakukan dengan cara mendasarkan pada prioritas peringkat yang pertama atau yang tertinggi. Penentuan program yang diusulkan (dipilih) telah dilakukan melalui sosialisasi, wawancara, dan diskusi (pembahasan) di tingkat desa-desa (kecamatan), setelah membandingkan dengan program lain dengan menggunakan kriteria yang terukur (Adisasmita, 2006).

Optimasi keberhasilan suatu kegiatan sangat dipengaruhi oleh ketetapan pengorganisasian, sistem kerja yang dijalankan dan unsur-unsur pendukungnya yaitu, mutu orang-orangnya serta sarana yang diperlukan. Dalam keadaan demikian maka akan dapat dicapai suatu penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna meskipun sumber-sumber sangat terbatas. Sejalan dengan itu, maka dalam penyelenggaraan pembangunan diperlukan pengorganisasian yang mampu menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta melaksanakan administrasi pembangunan


(25)

yang semakin rasional, tidak didasarkan pada tuntutan emosional yang sukar dipertanggungjawabkan pelaksanaannya (Suwignjo. 1986).

Sasaran pembangunan wilayah pesisir dan lautan adalah terwujudnya kedaulatan atas wilayah perairan Indonesia yang yurisdiksi nasional dalam wawasan nusantara, terciptanya industri kelautan yang kukuh dan maju yang didorong oleh kemitraan usaha yang erat antara badan usaha koperasi, negara dan swasta serta pendayagunaan sumber daya laut yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, maju dan profesional dengan iklim usaha yang sehat, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga terwujud kemampuan untuk mendayagunakan potensi laut guna peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal, serta tepeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup (Mulyadi S, 2005).

Landasan Teori Sikap

Sikap adalah determinasi perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan. Defenisi tersebut tentang sikap menimbulkan implikasi-implikasi tertentu bagi seseorang (Winardi, 2004).

Sikap manusia atau untuk singkatnya kita sebut sikap, telah didefenisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Berkowitz bahkan menemukan adanya lebih dari tiga puluh defenisi sikap. Puluhan defenisi dan pengertian itu pada umumnya


(26)

dapat dimasukkan ke dalam salah satu diantara tiga kerangka pemikiran. Pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti Louis Thurstone (salah seorang tokoh terkenal di bidang pengukuran sikap), Rensis Likert (seorang pionir di bidang pengukuran sikap), dan Charles Osgood. Menurut mereka, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berkowitz (1972) dalam Azwar (1995) menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan

tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Secara

lebih spesifik, Thurstone sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat efek positif atau negatif terhadap suatu objek psikologis (Azwar, 1995).

Sikap seseorang terhadap suatu objek selalu berperan sebagai perantara antara responnya dan objek yang bersangkutan. Respon diklasifikasikan dalam tiga macam yaitu, respon kognitif (respon perseptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respon efektif (respon syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respon perilaku atau konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Dengan melihat salah satu saja diantara ketiga bentuk respon tersebut sikap seseorang sudah dapat diketahui. Walaupun begitu, deskripsi lengkap mengenai sikap individu tentu haru diperoleh dengan melihat ketiga macam respon secara lengkap (Azwar, 2007).

Menurut Ahmadi (1999), disamping pembagian sikap atas sosial dan individual, sikap dapt pula dibeddakan sebagai berikut.

1. Sikap Positif, Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku diman individu itu berada.


(27)

2. Sikap Negatif, Sikap negatif yaitu yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikapseseorang. Pernyataan sikap adalah serangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal yang positif mengenai objek sikap yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan ini yang disebut dengan pernyataan yang unfavourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan unfavourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap(Azwar, 2005).

Skala Likert

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran

(measurement) sikap. Pengungkapan sikap dengan menggunakan skala sikap

sangat populer di kalangan ahli psikologi sosial dan para peneliti. Hal ini dikarenakan selain praktis, skala sikap yang dirancang dengan baik opada umumnya memiliki relibilitas yang memuaskan. Skala sikap berwujud kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun, dan dianalisis sedemikian rupa


(28)

sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka (skor) dan kemudian dapat diinterpretasikan (Azwar, 2007).

Menurut Suryabrata (2002), Skala Likert tergolong skala untuk orang, pada rancangan dasarnya untuk mengukur sikap. Berkenaan dengan pengukuran sikap, maka ada dua hal yang selalu harus diingat mengenai sikap yaitu sebagai berikut.

1. Sikap selalu mempunyai objek, objek sikap yaitu sesuatu yang menjadi sasaran sikap.

2. Sikap itu digambarkan dalam suatu kontinum dari negatif, lewat daerah netral ke positif.

Menurut Azwar (2007), metode rating yang dijumlahkan popular dengan nama penskalaan Model Likert, merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebaga dasar penentuan nilai skalanya. Prosedur penskalaan Model Likert didasari oleh dua asumsi yaitu sebagai berikut.

1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakatiu sebagai termasuk pernyataan yan favorable atau pernyataan yang unfavorable.

2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempuyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini, sejumlah pernyataan telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada rancangan skala yang ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam lima macam kategori jawaban yaitu, ”sangat tidak setuju” (STS), “tidak setuju” (TS), “tidak


(29)

dapat menentukan” atau “ragu-ragu” (R), “setuju” (S), dan “sangat setuju” (SS). Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Model Likert adalah skor T, yaitu :

T = 50 + 10[X−Xrataan

� ]

Keterangan :

T = skor standar

X = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T Xrataan = mean skor kelompok

S = deviasi standar kelompok

Karakteristik Sosial Ekonomi

Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya nilai-nilai kebersamaan, solidaritas dan kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok. Untuk berinteraksi dalam masyarakat dan dalam usaha penangkapan ikan seseorang nelayan pastinya memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda seperti umur, pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan dan jumlah pendapatan.

1. Umur

Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja. Bilamana dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin


(30)

turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman (Suratiyah, 2008).

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreativitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah (Kartasapoetra, 1994).

Menurut Ahmadi (2003) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia, tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan yang kuat dan efisien dan sebagainya. Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan.

3. Pengalaman Melaut

Pengalaman seseorang sangat berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Di dalam mengadakan suatu penelitian pengalaman diukur mulai sejak kapan orang tersebut aktif secara mandiri mengusahakan usahanya sampai diadakan penelitian (fauziah, 1991).

Menurut Soekartawi (1999), pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai


(31)

pengalaman yang sudah cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada pemula.

Senada dengan hal diatas, Lubis (2000) juga berpendapat bahwa orang yang mempunyai pengalaman yang relatif berhasil dalam mengusahakan usahanya, biasanya mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang kurang berpengalaman.

4. Jumlah Tanggungan

Menurut Hasyim (2006) jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.

Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan dalam berusaha. (Soekartawi, 1999).

5. Jumlah Pendapatan

Menurut Suratiyah (2009), pendapatan bersih adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya.

Kerangka Pemikiran

Dalam upaya mendukung dan mensukseskan program pemerintah untuk memanfaatkan sumberdaya kelautan terkhusus perikanan dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan, pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai telahmenyusunbeberapa program melalui Dinas Perikanan dan Kelautan yakni berupa Program Pengembangan PerikananTangkap.


(32)

Dalampelaksanaan program tersebut, tentu saja mengundang tanggapan dari para nelayan berupa sikapnya terhadap program tersebut. Sikap tersebut dibagi atas sikap positif dan sikap negatif. Sikap nelayan dalam menanggapi program tersebut dapat dipengaruhi oleh karakteristik nelayan itu sendiri yang meliputi: umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah pendapatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran mengenai sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada skema berikut ini.

Gambar 1.SkemaKerangkaPemikiran Keterangan:

: Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Hubungan

Program

PengembanganPerikanan

Nelayan I Karakteristik Sosial

Ekonomi Nelayan: - Umur

- Tingkat pendidikan - Pengalamanmelaut - Jumlahtanggungan - Jumlahpendapatan

Sikap

SikapPositif

Nelayan

SikapNegatif

Nelayan II Karakteristik Sosial

Ekonomi Nelayan: - Umur

- Tingkat pendidikan - Pengalamanmelaut - Jumlahtanggungan - Jumlahpendapatan


(33)

HipotesisPenelitian

1. Program Pengembangan Perikanan Tangkap mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.

2. Sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap adalah Positif.

3. Ada hubungan antara karakeristik nelayan dengan sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

4. Ada pengaruh karakteristik nelayan terhadap sikap nelayan dalam mengikuti Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

5. Ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh pelaksana Program Pengembangan Perikanan Tangkap.


(34)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Berdagai. Penentuan daerah penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan Teluk Mengkudu merupakan kecamatan yang paling banyak mendapatkan program dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai. Jumlah program yang diterima oleh Kecamatan Teluk Mengkudu pada tahun 2011 adalah sebanyak 11 program dan 9 program pada tahun 2012 (dapat dilihat pada lampiran 4).

Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh nelayan di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu sebanyak 2.019 nelayan. Penarikan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling, yaitu sampel diambil

secara acak.

Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 petani sampel. Roescoe dalam buku Research Methods For Business memberikan saran tentang penelitian salah

satunya adalah ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai dengan 500 (Sugiyono, 2010). Di daerah penelitian terdapat 2.019 nelayan, dari jumlah 2.019 nelayan tersebut kemudian diambil sampel sebanyak 60 nelayan.

Untuk membandingkan apakah ada perbedaan sikap nelayan yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dan yang belum pernah mendapatkan alat tangkap ikan, maka jumlah sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 sampel


(35)

nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dan 30 sampel nelayan yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi (pengamatan) dan

wawancara langsung dengan nelayan sampel di daerah penelitian melalui alat bantu berupa daftar pertanyaan (kuesioner). Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lembaga/instansi terkait seperti BPS SUMUT, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Berdagai, dan Kantor Kecamatan Teluk Mengkudu.

Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari lapangan ditabulasikan terlebih dahulu, kemudian dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.

Hipotesis 1 dianalisis dengan metode analisis deskriptif, yaitu akan dijelaskan mengenai perkembangan Program Pengembangan Perikanan Tangkap di daerah penelitian ditinjau dari segi jumlah pelaksana, jumlah program, banyaknya bantuan dan jumlah penerima program.

Hipotesis 2 dianalisis dengan metode analisis skala sikap Likert, yaitu mengelompokkan variabel dengan menjumlahkan skor dari nilai seperangkat variabel yang bersangkutan berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Adapun skor untuk pernyataan positif adalah SS = 4, S = 3, R = 2, TS = 1, dan STS = 0; sedangkan untuk pernyataan negatif adalah SS = 0, S = 1, R = 2, TS = 3, dan STS = 4. Pengelompokan variabel dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:


(36)

Tabel 2. Pengelompokan Variabel

No. Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1 Program Dinas Perikanan dan Kelautan sangat berperan penting dalam pengembangan usaha perikanan tangkap

Program Dinas Perikanan dan Kelautan tidak memberikan keuntungan bagi nelayan

2 Program Dinas Perikanan dan Kelautan memotivasi (mendorong) nelayan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya

Program Dinas Perikanan dan Kelautan yang berjalan tidak sesuai dengan harapan nelayan

3 Program Dinas Perikanan dan

Kelautan membantu mengembangkan potensi masyarakat

nelayan

Pengadaan bantuan membuat nelayan menjadi konsumtif (tidak menghasilkan)

4 Program Dinas Perikanan dan Kelautan merupakan perwujudan aspirasi nelayan

Bantuan-bantuan yang diberikan tidak mendukukng kegiatan pengangkapan ikan dilaut

5 Program Dinas Perikanan dan Kelautan membantu memecahkan masalah nelayan

Alat-alat tangkap yang diberikan tidak memenuhi standar operasional 6 Program-program yang dijalankan

Dinas Perikanan dan Kelautan sangat memperhatikan potensi daerah setempat

Bantuan yang diberikan tidak mendukung dengan kondisi yang ada dilapangan

7 Program Dinas Perikanan dan Kelautan mampu meningkatkan pendapatan

Penyaluran bantuan berjalan lambat

8 Bantuan alat tangkap yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan nelayan

Prosedur dalam penyaluran bantuan memberatkan nelayan untuk

memperoleh bantuan 9 Pemberian bantuan sudah tepat

sasaran

Sosialisasi yang diberikan tidak membantu masyarakat nelayan

10 Bantuan pengadaan alat tangkap membantu meningkatkan hasil tangkapan

11 Perahu motor yang diberikan sangat membantu nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan di laut

12 Pemberian bantuan tepat waktu 13 Antara nelayan dengan Dinas

Perikanan dan Kelautan terjadi interaksi (hubungan) yang baik

14 Nelayan sangat membutuhkan sosialisasi dalam peaksanaan program


(37)

Menurut Azwar (2007), dalam analisis ini responden akan diminta untuk memilih salah satu dari sejumlah kategori yang tersedia dari variabel yang bersangkutan yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), kemudian diukur dengan skala pengukuran sikap Likert dengan rumus:

T = 50 + 10[X−Xrataan

� ]

Keterangan :

T = skor standar

X = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T Xrataan = mean skor kelompok

S = deviasi standar kelompok Kriteria uji :

• Jika T ≥ 50, maka sikap positif

• Jika T < 50, maka sikap negatif

Hipotesis 3 dianalsisi dengan menggunakan alat bantu statistik korelasi “Rank Spearman” dengan bantuan SPSS. Metode korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai normal dan variasinya tidak sama (terdapat perbedaanantara variabel yang satu dengan variabel yang lain). Rumus korelasi Rank Spearman (rs) adalah:

�� = 1−6∑ �

�=1 ��2

�3

�ℎ =��� � −2 1− ��2


(38)

Dimana:

rs = nilai koefisien korelasi Rank Spearman

di = perbedaan setiap pasangan rangking

n = jumlah pengamatan α = DerajatNyata db = DerajatBebas

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Jika th≤ tα berarti H0 diterima (tidak ada hubungan antara karakteristik sosial

ekonomi nelayan (umur, tingkat pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan dan pendapatan) dengan sikap nelayan terhadap program).

Jika th > tα berarti H1 diterima (ada hubungan antara karakteristik sosial

ekonomi nelayan (umur, tingkat pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan dan pendapatan) dengan sikap nelayan terhadap program).

(Supriana, 2010).

Untuk hipotesis 4 dianalisis dengan menggunakan menggunakan analisis liniear berganda. Rumus regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5

Dimana :

Y = Sikap nelayan terhadap program X1 = Umur nelayan

X2 = Tingkat Pendidikan


(39)

X4 = Jumlah tanggungan

X5 = Jumlah Pendapatan

a = Koefisien intersep

b = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel

Untuk menguji variabel-variabel tersebut berpengaruh secara serempak terhadap sikap nelayan digunakan analisis uji F, yaitu:

�ℎ�� = �

2/

(1− �)/(� − � −1)

Dimana :

r2 = Koefisien deterninasi

n = Jumlah sampel

k = Derajat bebas pembilang n-k-1 = Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk uji serempak adalah:

Fhitung≥ Ftabel : maka H0 ditolak (H1 diterima)

Fhitung < Ftabel : maka H0 diterima (H1 ditolak)

Untuk menguji variabel-variabel tersebut secara parsial terhadap sikap nelayan, maka digunakan analisis uji t dengan rumus:

�ℎ�� = ���1 1

��1 =�∑ �21��12(1−�212 ��12= �∑(�−�′

2)

�−3

Dimana:

bi = Parameter b (i = 1,2)

Sbi = Standar error parameter (i = 1,2)


(40)

X = Variabel yang diuji

r12 = Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan X2

Kriteria untuk uji t adalah:

thitung≥ ttabel... H0 ditolak

thitung < ttabel... H0 diterima

(Hasan, 2004)

Untuk hipotesis 5 dianalisis dengan metode analisis deskriptif, yaitu akan dijelaskan mengenai hambatan-hambatan yang dialami oleh pelaksana program di lapangan.


(41)

Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi

Defenisi dibuat untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian.

1. Program adalah suatu gambaran atau acuan mengenai kegiatan yang akan dilasanakan berikut petunjuk-petunjuk cara pelaksanaannya.

2. Karakteristik nelayan adalah ciri dan keadaan mengenai diri nelayan yang mencakup umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah pendapatan.

3. Umur adalah usia nelayan sejak dilahirkan hingga saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.

4. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terkahir yang ditempuh oleh nelayan.

5. Pengalaman melaut adalah lamanya usaha nelayan menangkap ikan di laut, mulai dari awal melaut sampai saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.

6. Jumlah tanggungan keluarga adalah semua anggota keluarga yang masih menjadi beban tanggungan nelayan sampel.

7. Jumlah pendapatan adalah seluruh pendapatan anggota keluarga, baik dari usaha melaut, maupun dari usaha non melaut.

8. Sikap positif adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, menyutujui, serta melaksanakan program.

9. Sikap negatif adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap program.


(42)

Batasan Operasional

1. Sikap adalah sikap nelayan terhadap Program Perikanan Tangkap yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai 2. Program pengembangan perikanan tangkap dalam penelitian ini adalah

program berupa pemberian bantuan alat tangkap guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.

3. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2012 – Maret 2013.

4. Daerah penelitian adalah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.


(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Luas dan Letak Geografis Kecamatan Teluk Mengkudu

Secara geografis, Kecamatan Teluk Mengkudu terletak pada bagian utara Kabupaten serdang Bedagai. Luas wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu adalah 69,95 km2, sebagian besar merupakan dataran rendah. Berdasarkan luas desa di Kecamatan Teluk Mengkudu, luas desa terbesar adalah Desa Matapao dengan luas 12,06 km2 atau sekitar 18,02% dari luas total kecamatan Teluk Mengkudu, diikuti Desa Sentang dengan luas 8,88 km2 atau 13,26 %, kemudian Desa Liberia dengan luas 7,62 km2 atau 11,39 %. Luas desa terkecil adalah Desa Sialang Buah dengan luas 1,68 km2 atau sekitar 2,52 persen dari total luas Kecamatan Teluk Mengkudu. Ibukota Kecamatan mengkudu berada di desa Pematang Guntungan. Jarak antara pusat pemerintahan dengan kantor Bupati Serdang Bedagai lebih kurang 17 km.

Kecamatan Teluk Mengkudu terdiri dari 12 desa, dan 66 dusun. Jumlah dusun terbanyak ada di Desa Sei Buluh yaitu 10 dusun, sedangkan dusun terkecil ada di Desa Liberia dan Desa Sentang masing-masing terdiri dari tiga dusun. Berdasarkan kllasifikasi swakarya, swadaya dan swasembada, Kecamatan Teluk Mengkudu terdiri atas empat desa swakarya dan delapan desa swasembada. Yang tergolong desa swakarya adalah Desa Makmur, Pematang Guntung, Sentang, dan Desa Bogak Besar. Sedangkan desa-desa yang lainnya adalah tergolong desa swasembada.


(44)

Kecamatan Teluk Mengkudu mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

• Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Sei Rampah.

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah.

• Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan.

Penduduk dan Tenaga Kerja

Jumlah penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu, berdasarkan proyeksi penduduk pertengahan tahun 2011 sebanyak 41.469 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 20.904 jiwa (50,41%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 20.565 jiwa (49,59%). Rasio jenis kelamin (sex ratio)

penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu sebesar 102 %, yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan ada 102 penduduk laki-laki. Dengan luas wilayah 79,91 km2, maka rata-rata kepadatan penduduk kecamatan Teluk Mengkudu mencapai 519 jiwa/km2. Desa Sialang Buah adalah desa yang mempunyai kepadatan penduduk terbesar yaitu 1.649 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terkecil adalah Desa Matapao sebesar 140 jiwa/km2. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :


(45)

Tabel 3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk per km2 di Kecamatan Teluk Mengkudu Tahun 2011

No

. Desa

Luas Wilayah

(Km2)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin

Kepadatan Pendudk/km2

Laki-laki Perempuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sei Buluh Liberia Pematang Setrak Matapao Makmur Pasar Baru

Pekan Sialang Buah Sialang Buah Pematang Guntung Sentang Bogak Besar Pematang Kuala 6,95 7,62 5,36 12,06 2,09 6,70 2,51 1,68 3,85 8,88 6,28 2,93 9673 1937 3997 2011 1786 2363 3829 3315 3457 2231 4392 2478 4830 950 1986 1042 898 1187 1915 1732 1738 1140 2203 1283 4843 987 2011 969 888 1176 1914 1583 1719 1091 2189 1195 99,73 96,25 98,76 107,53 101,13 100,94 100,05 109,41 101,10 104,49 100,64 107,36 1391 254 745 167 853 353 1523 1969 897 251 699 845

Jumlah 66,95 41469 20904 20565 101,65 619

Sumber : Proyeksi BPS Kabupaten Serdang Bedagai

Jumlah penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu berdasarkan agam dapat dilihat pada tabel 4. berikut ini :

Tabel 4. Banyaknya Penduduk Menurut Agama Dirinci per Desa Tahun 2011

No Desa Islam Kristen Katolik Kong

Hucu Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sei Buluh Liberia Pematang Setrak Matapao Makmur Pasar Baru

Pekan Sialang Buah Sialang Buah Pematang Guntung Sentang Bogak Besar Pematang Kuala 8949 1989 3783 1854 1543 2349 3031 1314 3425 2172 4000 2314 568 127 222 138 245 20 755 1960 13 120 538 168 30 84 10 21 7 - 148 73 - - 87 - 173 - - - - - 106 78 - - - - 9720 2200 4015 2013 1795 2369 4040 3425 3438 2292 4625 2482

Jumlah 36723 4874 460 357 42414


(46)

Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa penduduk beragama Islam terbesar berada di Desa Sei Buluh dengan jumlah penduduk yang beragama Islam sebesar 8949 jiwa atau 21,099% dari jumlah penduduk total Kecamatan Teluk mengkudu. Desa dengan jumlah penganut agama Islam terkecil adalah Desa Sialang buah dengan jumlah penduduk beragama Islam sebesar 1314 jiwa atau 3,098% dari jumlah total penduduk Kecamatan Teluk mengkudu. Desa dengan jumlah penduduk beragam Kristen terbesar adalah desa Sialang Buah dengan jumlah 1960 jiwa atau 4,621% dari jumlah total penduduk Teluk Mengkudu, sedangkan desa dengan jumlah penganut agama Kristen terkecil adalah desa Pasar Baru dengan Jumlah 20 jiwa atau 0,047% dari jumlah total penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu.

Jika dilihat secara menyeluruh, agama Islam adalah agama yang mayoritas dianut oleh penduduk kecamatan Teluk Mengkudu dengan jumlah penganut sebesar 36723 jiwa atau 86,582% dari jumlah total penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu. Kemudian disusul oleh agam Kristen dengan jumlah penganut sebesar 4874 jiwa atau 11,491% dari jumlah total. Sementara agama dengan jumlah penganut terkecil atau minoritas adalah agama Kong Hucu dengan jumlah 357 jiwa atau 0,842% dari jumlah total penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu.

Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kecamatan Teluk Mengkudu dapat dilihat pada tabel 5.


(47)

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2011

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Jiwa Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ 5860 5466 4908 4162 3504 3007 2787 2469 2312 2173 1968 1646 1098 1053 13,817 12,888 11,572 9,813 8,262 7,09 6,571 5,821 5,451 5,123 4,64 3,881 2,589 2,483

Total 42413 100

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari tabel 5. dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu yang berada pada kelompok umur 0-4 tahun merupakan angka terbesar, yakni 5860 jiwa atau sebesar 13,817% dari jumlah total penduduk, kemudian disusul oleh kelompok umur 5-9 tahun dengan jumlah 5466 jiwa atau sekitar 12,888% dari jumlah total penduduk. Kelompok umur yang memiliki jumlah terkecil adalah kelompok umur 65+ dengan jumlah 1053 jiwa atau sekitar 2,483% dari jumlah total penduduk.

Namun jika disusun berdasarkan kriteria kelompok produktif dengan nonproduktif, maka kelompok produktif (15-54 tahun) merupakan kelompok yang dominan atau mayoritas dengan jumlah sebesar 22382 jiwa atau sekitar 52,772% dari jumlah total penduduk. Kelompok non produktif berkisar 20031 jiwa atau 47,228 dari jumlah total penduduk. Dari angka ini dapat dilihat bahwa antara penduduk yang produktif dengan penduduk yang non produktif memiliki perbandingan yang hampir sama besar atau mendekati perbandingan 1:1, artinya


(48)

setiap 1 orang penduduk yang produktif harus menanggung 1 orang penduduk yang tidak produktif.

Tabel 6. Perkiraan Mata Pencaharian Kepala Rumah Tangga Dirinci Tiap Desa Tahun 2011

No Desa Petani Pedagang Nelayan Pegawai Negeri

Karyawan Swasta

Karyawan

kebun Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sei Buluh Liberia Pematang Setrak Matapao Makmur Pasar Baru P. Sialang Buah Sialang Buah P. Guntung Sentang Bogak Besar Pematang Kuala 1304 33 475 66 330 300 171 220 395 137 301 78 332 66 209 46 68 70 253 139 118 61 191 74 18 - 7 - 5 137 307 332 195 256 434 326 68 78 41 20 14 22 58 14 20 8 30 15 75 18 30 6 4 8 22 13 5 10 40 10 219 217 58 326 16 17 - - 4 - 16 21 304 45 90 21 24 36 106 68 99 65 91 61

Jumlah 3810 1627 2019 388 241 896 1010

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

Dari tabel 6. Dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbesar Kecamatan Teluk Mengkudu berprofesi sebagai petani dengan jumlah 3810 jiwa. Disusul oleh profesi nelayan dengan jumlah sebesar 2019 jiwa. Sedangkan profesi terkecil adalah penduduk dengan profesi sebagai karyawan swasta dengan jumlah sebesar 896 jiwa.

Karakteristik Nelayan Sampel

Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik nelayan yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini. Karakteristik tersebut meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah pendapatan. Secara lebih jelas, karakteristik nelayan sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(49)

Tabel 7. Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan

No. Karakteristik

Sampel Satuan Rentang Rataan

1. Umur Tahun 33-57 47,33

2. Tingkat Pendidikan Tahun 6-9 7,3

3. Pengalaman Melaut Tahun 15-40 27,37

4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jiwa 1-4 2,8

5. Jumlah Pendapatan Keluarga

Rupiah/Hari 35.000-45.000 41.666,67 Sumber : Diolah dari lampiran 4

Dari tabel 7. dapat dilihat bahwa nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan yang menjadi sampel memiliki rentang umur 33-57 tahun dengan rataan 47,33 tahun. Tingkat pendidikan nelayan memiliki rentang 6-9 tahun dengan rataan 7,3 tahun. Dari angka ini dapat diketahui bahwa nelayan yang belum pernah mendapatkan alat tangkap rata-rata berpendidikan rendah. Pengalaman melaut nelayan memiliki rentang 15-40 dengan rataan 27,37. Jumlah tanggungan keluarga nelayan memiliki rentang 1-4 jiwa dengan rataan 2,8 jiwa per nelayan sampel. Jumlah pendapatan nelayan per hari memiliki rentang Rp 35.000 – Rp. 45.000 dengan rataan Rp 41.666,67. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan nelayan tergolong rendah.

Sementara karakteristik nelayan sampel yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan

No. Karakteristik Sampel Satuan Rentang Rataan

1. Umur Tahun 35-56 47

2. Tingkat Pendidikan Tahun 6-9 7

3. Pengalaman Melaut Tahun 15-36 26,13

4. Jumlah Tanggungan Keluarga Jiwa 2-5 3,3

5. Jumlah Pendapatan Keluarga Rupiah/Hari 35.000-45.000 40.166,67 Sumber : Diolah dari data lampiran 5


(50)

Dari tabel 8. dapat dilihat bahwa nelayan yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan yang menjadi sampel memiliki rentang umur 35-56 tahun dengan rataan 47 tahun. Tingkat pendidikan nelayan memiliki rentang 6-9 tahun dengan rataan 7 tahun. Dari angka ini dapat diketahui bahwa nelayan yang belum pernah mendapatkan alat tangkap rata-rata berpendidikan rendah. Pengalaman melaut nelayan memiliki rentang 15-36 dengan rataan 26,13. Jumlah tanggungan keluarga nelayan memiliki rentang 2-5 jiwa dengan rataan 3,3 jiwa per nelayan sampel. Jumlah pendapatan nelayan per hari memiliki rentang Rp 35.000 – Rp. 45.000 dengan rataan Rp 40.166,67. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan nelayan tergolong rendah.


(51)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Program Perikanan Tangkap di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.

Program pengembangan perikanan tangkap dilaksanakan mulai tahun 2011 sebagai pengganti dari program pemberdayaan masyarakat pesisir. Program dijalankan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan khususnya bidang perikanan tangkap. Berbagai kegiatan yang tercakup di dalam program pengembangan perikanan tangkap ini bertujuan untuk meningkatkan produksi perikanan dan meningkatkan pendapatan nelayan kecil. Pemberian bantuan alat tangkap ikan merupakan bagian dari program pengembangan perikanan tangkap. Bantuan alat tangkap ikan disalurkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai kepada nelayan-nelayan yang tergabung di dalam kelompok nelayan.

Namun masih banyak nelayan yang tidak tergabung dalam kelompok nelayan yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan. Masih banyak nelayan yang belum mengerti akan pentingnya kelompok nelayan ini. Sehingga masih banyak nelayan yang belum mengetahui tentang program pengembangan perikanan tangkap ini.

Prosedur yang harus dijalankan oleh nelayan untuk mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dinilai oleh nelayan sendiri tidak terlalu memberatkan. Dimana prosedur tersebut adalah sebagai berikut :

1. Nelayan membentuk kelompok nelayan lengkap dengan kepengurusan kelompok.


(52)

2. Kelompok nelayan melakukan diskusi anggota mengenai potensi daerah dan peralatan yang dibutuhkan oleh nelayan dalam rangka meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.

3. Kelompok nelayan mengajukan proposal kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai yang berisi tentang kebutuhan mereka dalam rangka meningkatkan hasil tangkapan.

4. Proposal-proposal yang masuk dinilai oleh Dinas Perikanan dan Kelautan. 5. Proposal yang dinilai bagus akan dan memenuhi syarat akan diseleksi lagi

oleh Dinas Perikanan dan Kelautan.

6. Kelompok nelayan yang dinilai layak untuk mendapatkan bantuan alat tangkap sesuai dengan potensi daerah akan dipanggil dan diberikan sosialisasi oleh Dinas Perikanan dan Kelautan.

7. Kelompok nelayan mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Perkembangan program pengembangan tangkap dapat dilihat pada tabel 9. berikut:

Tabel 9. Perkembangan Program Pengembangan Perikanan Tangkap di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai

No Kriteria Tahun

2011 2012

1 2 3

Jumlah Pelaksana

Jumlah Penerima Bantuan Jumlah Anggota

15 Orang 11 Kelompok 125 Kelompok

15 Orang 9 Kelompok 125 Kelompok Sumber : Data primer

Dari tabel 9. dapat dilihat bahwa berdasarkan jumlah pelaksana, program pengembangan perikanan tangkap dapat dikatakan stagnan atau tidak mengalami


(53)

pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 jumlah pelaksana masih tetap sebanyak 15 orang. Beradasarkan jumlah penerima bantuan, program pengembangan perikanan tangkap mengalami penurunan jumlah penerima. Pada tahun 2011 jumlah penerima bantuan sebanyak 11 kelompok nelayan. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah penerima bantuan hanya sebanyak 9 kelompok nelayan. Jumlah penerima bantuan menurun sebanyak 7 kelompok nelayan atau menurun sebesar 20,59 %. Dan berdasarkan jumlah anggota, program perkembangan perikanan tangkap tidak mengalami perkembangan. Jumlah anggota pada tahun 2011 masih sama dengan tahun 2012 yaitu sebanyak 125 kelompok nelayan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa perkembangan program pengembangan perikanan tangkap cenderung stabil dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sehingga dengan demikian Hipotesis 1 yang menyatakan program pengembangan perikanan tangkap mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, ditolak.

Sikap Nelayan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Sikap Nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap Khususnya Pemberian Bantuan Alat Tangkap Ikan diperlihatkan oleh jawaban nelayan terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan. Baik berupa pernyataan positif maupun pernyataan negatif. Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut ke dalam skor standar yang mana dalam hal ini digunakan Model Skala Likert (Skor T). Nilai S (standar deviasi) berbeda untuk masing-masing kemlompok sampel yang diteliti. Perhitungan dilakukan dengan rumus :


(54)

�=��+ ��[�−�������

� ]

Jika diperoleh nilai skor standar (T) ≥ 50, maka sikap dinyatakan positif. Sementara jika nilai skor standar (T) < 50, maka sikap dinyatakan negatif.

a. Sikap nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan

Nilai standar deviasi yang diperoleh untuk kelompok nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dalah sebesar 1,73669. Sikap nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Sikap Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap

No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Positif 13 43,33

2. Negatif 17 56,67

Jumlah 30 100

Sumber : data diolah dari lampiran 11

Dari tabel 10. dapat dilihat bahwa dari 30 sampel yang diambil, 13 sampel (43,33%) memiliki sikap positif terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap. Dan 17 sampel (56,67%) memikil sikap negatif terhadap Progaram Pengembangan Perikanan Tangkap. Mayoritas dari sampel memiliki sikap yang negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan memiliki sikap negatif terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap.


(55)

b. Sikap nelayan yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan

Nilai standar deviasi untuk kelompok nelayan sampel yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan adalah sebesar 4,588842. Sikap nelayan yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Sikap Nelayan yang Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap

No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Positif 13 43,33

2. Negatif 17 56,67

Jumlah 30 100

Sumber : data diolah dari lampiran 12

Dari tabel 11. dapat dilihat bahwa dari 30 sampel yang diambil, 13 sampel (43,33%) memiliki sikap positif terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap. Dan 17 sampel (56,67%) memikil sikap negatif terhadap Progaram Pengembangan Perikanan Tangkap. Mayoritas dari sampel memiliki sikap yang negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan memiliki sikap negatif terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

c. Perbandingan sikap antara nelayan yang belum pernah dan yang pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Dari tabel 10. dan tabel 11. dapat dilihat perbandingan sikap nelayan sampel yang belum pernah dan yang sudah pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan. Dimana perbandingan jumlah sampel yang bersikap positif untuk masing-masing kelompok nelayan adalah 13:13. Dan perbandingan jumlah sampel yang bersikap negatif adalah 17:17. Dari perbandingan ini dapat kita lihat bahwa antara nelayan yang belum pernah dan nelayan yang sudah pernah mendapatkan


(56)

bantuan alat tangkap ikan memiliki sikap yang sama terhadap Program Perkembangan Perikanan Tangkap. Mayoritas sampel dari masing-masin kelompok memiliki sikap yang negatif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nelayan di Kecamatan Teluk Mengkudu bersikap negatif Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

Ada beberapa alasan mengapa Sikap Nelayan terhadap Program Unggulan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang negatif, yaitu sebagai berikut.

1. Penyaluran bantuan yang dinilai para nelayan masih berjalan lambat dan belum tepat sasaran. Serta masih banyak di antara para nelayan yang belum menerima bantuan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap aspirasi para nelayan.

3. Kurangnya interaksi yang baik antara nelayan dengan Dinas Perikanan dan Kelautan.

4. Kurangnya sosialisai dalam kegiatan pendampingan pada kelompok nelayan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai terhadap para nelayan.

5. Nelayan menilai pemberian bantuan alat tangkap kurang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh nelayan. Hal ini disebabkan karena nelayan minimnya hasil tangkapan nelayan bukan karena peralatan, melainkan dikarenakan jumlah ikan di laut memang sudah sangat minim.


(57)

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan Dengan Sikap Nelayan Terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Karakteristik sosial ekonomi nelayan seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan dan jumlah pendapatan nelayan diduga berhubungan dengan sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap. Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dapat dilakukan analisis dengan menggungakan metode korelasi rank spearman.

Untuk melihat besarnya nilai derajat keeratan dapat menggunakan klasifikasi koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam Supriana (2009) pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Koefisien Korelasi Keterangan

< 0,2

Antara 0,2 s/d 0,4 Antara 0,4 s/d 0,7 Antara 0,7 s/d 0,9 Antara 0,9 s/d 1

Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel Hubungan kedua variabel lemah

Hubungan kedua variabel sedang Hubungan kedua variabel kuat Hubungan kedua variabel sangat kuat

Sedangkan untuk melihat nyata tidaknya hubungan antar kedua variabel ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai tabel. Nilai t-tabel (α = 0,05) dengan derajat bebas (db = n-2) = 28 adalah 1,701. Jika t-hitung yang diperoleh < 1,701 maka hubungan kedua variabel adalah tidak nyata. Sedangkan jika t-hitung ≥ 1,701, hubungan kedua variabel adalah nyata.

a. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan dengan Sikap Nelayan

Hasil analisis korelasi rank spearman karakteristik sosial ekonomi nelayan yang belum pernah mendapatkan bantuan alat tangkap ikan dengan sikap nelayan terhadap Program Pengembangan Perikanan Tangkap dapat dilihat pada tabel 13. berikut :


(1)

Lampiran 20. Hubungan Pengalaman Melaut Nelayan yang Pernah

Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Sikap

No

Pengalaman

Rank

Pengalaman

Sikap

Rank

Sikap

d

i

d

i

2

1

28

18

89

24

-6

36

2

25

13,5

92

27,5

-14

196

3

30

22

93

29,5

-7,5

56,25

4

35

27,5

93

29,5

-2

4

5

36

29,5

92

27,5

2

4

6

24

9,5

90

25

-15,5

240,25

7

20

5

91

26

-21

441

8

25

13,5

75

1,5

12

144

9

25

13,5

75

1,5

12

144

10

35

27,5

84

14,5

13

169

11

20

5

85

20

-15

225

12

17

3,5

82

8,5

-5

25

13

22

8

84

14,5

-6,5

42,25

14

28

18

84

14,5

3,5

12,25

15

30

22

81

4,5

17,5

306,25

16

32

25,5

84

14,5

11

121

17

20

5

85

20

-15

225

18

36

29,5

81

4,5

25

625

19

30

22

85

8,5

13,5

182,25

20

25

13,5

82

8,5

5

25

21

15

1,5

82

8,5

-7

49

22

24

9,5

81

4,5

5

25

23

28

18

85

20

-2

4

24

25

13,5

81

4,5

9

81

25

30

22

85

20

2

4

26

15

1,5

86

23

-21,5

462,25

27

17

3,5

83

11

-7,5

56,25

28

32

25,5

84

14,5

11

121

29

30

22

82

8,5

13,5

182,25

30

25

13,5

84

14,5

-1

1

Total

784

462

2540

453,5

8,5 4209,25

rs

0,063571


(2)

Lampiran 21. Hubungan Jumlah Tanggungan Nelayan yang Pernah

Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Sikap

No

Jumlah

Tanggungan

Rank

Jumlah

Tanggungan

Sikap

Rank

Sikap

d

i

d

i

2

1

4

24

89

24

0

0

2

4

24

92

27,5

-3,5

12,25

3

3

12

93

29,5

-17,5

306,25

4

4

24

93

29,5

-5,5

30,25

5

2

2,5

92

27,5

-25

625

6

3

12

90

25

-13

169

7

3

12

91

26

-14

196

8

5

29,5

75

1,5

28

784

9

3

12

75

1,5

10,5

110,25

10

3

12

84

14,5

-2,5

6,25

11

4

24

85

20

4

16

12

3

12

82

8,5

3,5

12,25

13

4

24

84

14,5

9,5

90,25

14

4

24

84

14,5

9,5

90,25

15

3

12

81

4,5

7,5

56,25

16

3

12

84

14,5

-2,5

6,25

17

3

12

85

20

-8

64

18

2

2,5

81

4,5

-2

4

19

3

12

85

8,5

3,5

12,25

20

5

29,5

82

8,5

21

441

21

4

24

82

8,5

15,5

240,25

22

3

12

81

4,5

7,5

56,25

23

4

24

85

20

4

16

24

3

12

81

4,5

7,5

56,25

25

2

2,5

85

20

-17,5

306,25

26

3

12

86

23

-11

121

27

3

12

83

11

1

1

28

2

2,5

84

14,5

-12

144

29

3

12

82

8,5

3,5

12,25

30

4

24

84

14,5

9,5

90,25

Total

99

465

2540

453,5

11,5 4075,25

rs

0,093382


(3)

Lampiran 22. Hubungan Jumlah Pendapatan Nelayan yang Pernah

Mendapatkan Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Sikap

No

Pendapatan

Rank

Pendapatan

Sikap

Rank

Sikap

d

i

d

i

2

1

40000

15

89

24

-9

81

2

40000

15

92

27,5

-12,5

156,25

3

40000

15

93

29,5

-14,5

210,25

4

40000

15

93

29,5

-14,5

210,25

5

40000

15

92

27,5

-12,5

156,25

6

40000

15

90

25

-10

100

7

40000

15

91

26

-11

121

8

40000

15

75

1,5

13,5

182,25

9

40000

15

75

1,5

13,5

182,25

10

40000

15

84

14,5

0,5

0,25

11

40000

15

85

20

-5

25

12

40000

15

82

8,5

6,5

42,25

13

40000

15

84

14,5

0,5

0,25

14

35000

2,5

84

14,5

-12

144

15

35000

2,5

81

4,5

-2

4

16

35000

2,5

84

14,5

-12

144

17

35000

2,5

85

20

-17,5

306,25

18

40000

15

81

4,5

10,5

110,25

19

40000

15

85

8,5

6,5

42,25

20

45000

28

82

8,5

19,5

380,25

21

45000

28

82

8,5

19,5

380,25

22

40000

15

81

4,5

10,5

110,25

23

45000

28

85

20

8

64

24

45000

28

81

4,5

23,5

552,25

25

40000

15

85

20

-5

25

26

40000

15

86

23

-8

64

27

45000

28

83

11

17

289

28

40000

15

84

14,5

0,5

0,25

29

40000

15

82

8,5

6,5

42,25

30

40000

15

84

14,5

0,5

0,25

Total

1205000

465

2540

453,5

11,5 4125,75

rs

0,082147


(4)

Lampiran 23. Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Umur, Tingkat

Pendidikan, Pengalaman Melaut, Jumlah Tanggungan dan Jumlah

Pendapatan per Hari Nelayan yang Belum Pernah Mendapatkan

Bantuan Alat Tangkap Ikan Terhadap Sikap

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Change Statistics

Durbin-Watson

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,406(a) ,165 -,009 1,74492 ,165 ,945 5 24 ,470 2,303

a Predictors: (Constant), Pendapatan, Jumlah Tanggungan, Tingkat pendidikan, UMur, Pengalaman Melaut

b Dependent Variable: Sikap

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14,393 5 2,879 ,945 ,470(a)

Residual 73,074 24 3,045

Total 87,467 29

a Predictors: (Constant), Pendapatan, Jumlah Tanggungan, Tingkat pendidikan, UMur, Pengalaman Melaut

b Dependent Variable: Sikap

Coefficients(a) Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Correlations

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part B Std. Error

1 (Constant) 63,564 7,328 8,674 ,000

Umur ,050 ,097 ,216 ,516 ,611 ,174 ,105 ,096

Tingkat pendidikan ,452 ,315 ,394 1,437 ,164 ,116 ,282 ,268

Pengalaman Melaut ,044 ,119 ,189 ,370 ,715 ,135 ,075 ,069

Jumlah Tanggungan ,230 ,431 ,107 ,533 ,599 ,069 ,108 ,099

Pendapatan ,000 ,000 -,194 -,940 ,357 -,251 -,188 -,175


(5)

Lampiran 24. Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Umur, Tingkat

Pendidikan, Pengalaman Melaut, Jumlah Tanggungan dan Jumlah

Pendapatan per Hari Nelayan yang Pernah Mendapatkan Bantuan

Alat Tangkap Terhadap Sikap

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

Durbi n-Watso n R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Chan

ge

1 ,452(a) ,204 ,039 4,49961 ,204 1,232 5 24 ,325 ,792

a Predictors: (Constant), Pendapatan, Tingkat pendidikan, Jumlah Tanggungan, UMur, Pengalaman Melaut

b Dependent Variable: Sikap

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 124,750 5 24,950 1,232 ,325(a)

Residual 485,916 24 20,247

Total 610,667 29

a Predictors: (Constant), Pendapatan, Tingkat pendidikan, Jumlah Tanggungan, UMur, Pengalaman Melaut

b Dependent Variable: Sikap

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. Correlations

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part B Std. Error

1 (Constant) 108,881 18,763 5,803 ,000

UMur -,778 ,383 -1,064 -2,030 ,054 ,041 -,383 -,370

Tingkat pendidikan -,637 ,643 -,200 -,990 ,332 -,214 -,198 -,180

Pengalaman Melaut ,827 ,406 1,094 2,037 ,053 ,181 ,384 ,371

Jumlah Tanggungan -,069 1,130 -,012 -,061 ,952 -,114 -,012 -,011

Pendapatan ,000 ,000 -,069 -,344 ,734 -,077 -,070 -,063


(6)