RELEVANSI KAJIAN TAFSIR SURAT AL-LUQMAN AYAT 12-19 TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

  

RELEVANSI KAJIAN TAFSIR SURAT AL-LUQMAN

AYAT 12-19 TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA

DINI

  

Skripsi ini di ajukan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan ( S.Pd. )

Di susun oleh:

Etik Dwi Novita Ningrum

  

11613008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

SALATIGA

2018

  

MOTO

ًامِإاَشَتُم ْنُكَت َلَ َو ًلاِعاَفَتُم ْنُك

  Jadilah orang yang berfikir optimis dan jangan pernah menjadi orang yang berfikir pesimis

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahankan kepada: 1.

  Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan saya dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan kerelaan serta pengorbanan yang sangat besar baik secara lahir maupun batin dengan iringan doa restunya saya dapat melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan.

  2. Kepada kakak dan adik saya yang senantiasa memberikan dukungan kepada saya dalam memberikan motivasi dan slalu memberikan kebahagiaan kepada saya.

  3. Kepada suami saya yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelasaikan tugas ini.

  4. Kepada Fatih, Khairiyyah Titi dan Shohif yang selalu memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaiakn tugas di bangku perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

  5. Seluruh teman-teman PIAUD 2013 yang senantiasa mengajarkan kebersamaan kepada saya serta memberikan semangat kepada saya.

  6. Rekan-rekan KKN 2017 Dusun mantenan yang telah mengajarkan arti kebersamaan.

  7. Dan seluruh kerabat dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dalam memberikan motivasi kepada saya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “RELEVANSI KAJIAN TAFSIR QUR’AN SURAT AL-LUQMAN AYAT 12-

19 TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI” tanpa ada halangan yang merintanginya.

  Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan agung kita nabi Muhammad Saw yang membawa kita ke jalan yang terang dan kelak yang memberikan syafa’at kepada kita semua.

  Dalam penulian skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. SI selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

  4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M. SI selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M. Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan masukan kepada saya.

  

ABSTRACT

  Ningrum, Etik Dwi Novita. 2017. “Relevansi Kajian Tafsir Qur’an Surat Al- Luqman Ayat 12-19 Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini. Skripsi. Fakultas tarbiyyah dan ilmu keguruan. Juran pendidikan islam anak usia dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen pembimbing: Dra. Ulfah Susilowati, M.Si.

  Kata kunci: Kajian Tafsir Surat Al-Luqman Ayat 12-19 dan Pendidikan Anak Usia Dini.

  Pengaruh dari lingkungan sekitar akan merusak akhlaq anak jika mereka terlepas dari pengawasan orang tua, sebab zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Dalam menyikapi hal ini peran orang tua sangatlah di butuhkan dalam memberikan pendidikan kepada anak- anaknya, sehingga menjadi manusia yang berakhlaqul karimah dan memiliki nilai moral dalam pergaulan. Fokus masalah yang di kaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana pendapat para mufasirin terhadap surat al- Luqman ayat 12-19 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dan Apa relevansi Q.S al-Luqman ayat 12-19 terhadap Pendidikan Anak Usia Dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat mufassiri tentang pendidikan anak usia dini yang terkandung di dalam surat al-Luqman ayat 12-19 dan untuk mengetahui relevansi yang terdapat di dalam surat al- Luqman ayat 12-19 dengan pendidikan anak usia dini.

  Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library

  research ). Dalam penelitian ini metode yang di gunakan adalah metode

  analisis data, dalam penggunaan penulisan skripsi ini adalah (Contect

  Analysis ), yaitu membahas tentang makna isi ayat surat al-Luqman tentang

  bagaimana dia mendidik anaknya sehingga menjadi manusia yang kamil dan berakhlaqul karimah sesuai dengan agama.

  Hasil temuan dari penelitian ini adalah bahwasannya Luqman memberikan pendidikan kepada anaknya dengan menggunakan kasih sayang, keteladanan,nasehat-nasehat, dan tutur sapa yang baik. Dan adapaun kandungan isi yang terdapat di dalam surat al-Luqman ayat 12-19 adalah pendidikan aqidah, akhlaq dan

  syari’ah. Dan relevansi yang terkait

  dengan surat al-Luqman ayat 12-19 sangat tepat di terapkan di dalam pendidikan anak usia dini baik secara konteks maupun isi.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv MOTTO…………………………………………………………………… . v PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x DAFTAR L

  AMPIRAN………………………………………… .................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 E. Penegasan Istilah .......................................................................... 7 F. Metode Penelitian......................................................................... 9 G. SistematikaPenulisan ................................................................... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini ........................................... 12 B. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ....................................... 12 C. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ................................. 14 D. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini .......................... 16 E. Tahapan-tahapan Pendidikan anak Usia Dini .............................. 18 F. Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini ............................................ 19 G. Metode Pendidikan Terhadap Anak Usia Dini ............................ 21

  BAB III ASBABUN NUZUL, KAJIAN TAFSIR SURAT AL-LUQMAN AYAT 12-19

  DAN POKOK-POKOK ISI SURAT AL-LUQMAN A. Asbabun Nuzul QS. Al-Luqman Ayat 12-13……………. .......... 24 B. Biografi al-Luqman ...................................................................... 26 C.

  Pandangan Mufassir dalam Surat Al-Luqman Ayat 12-19 ....................................................................................

  27 D. Pokok-Pokok Isi Surat Al-Luqman .............................................. 48 E. Analisis surat al-Luqman ............................................................. 49

  BAB IV PEMBAHASAN A. Pendapat Ahli Mufassir Tentang Surat Al-Luqman Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini ..........................................................

  57 B. Relevansi Surat Al-Luqman Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini .............................................................................

  61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 64 B. Saran ............................................................................................ 65

  DaftarPustaka Lampiran-Lampiran RiwayatHidupPenulis

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Skk 2. Lembar Konsultasi 3.

  Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah harapan masa depan, yang kelak akan menjadi penerus

  bangsa dan negara. Oleh karena itu mereka perlu di persiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berbudi luhur (Maimun Hasan, 2010:130). Dalam pandangan agam Islam anak merupakan amanah (titipan) Allah Swt, yang harus di jaga, di rawat, dan di pelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orang tua. Sejak lahir dia memiliki potensi yang harus di kembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan (Fadlillah & Mualifatu, 2013:44).

  Dalam pandangan agama Islam, anak di lahirkan dalam keadaan fitrah, sebagaimana yang telah disabdakan nabi Muhammad Saw:

  

يِ نرَ نبْخنأ ي ي يرَْهُّزلا ْننع ي ييدْينبُّزلا ْننع ٍب ْرَنح ُنْب ُدَّمنحُم انِنثَّدنح يدييل نوْلا ُنْب ُب يجانح انِنثَّدح

ي ْينهنع َُّللَّا ىَّهنص ي َّللَّا ُلوُس نرَ نلانق ُلوُقني ننانك ُ َِّنأ نة نرَْي نرَُه يبنأ ْننع يبَّينسُمْلا ُنْب ُدييعنس

انمنك ي يِا نس ي جنمُي نو ي يِانرَ ي صنُِي نو ي يِاندي ونهُي ُها نونبنأنف يةنرَْطيفْلا ىنهنع ُدنلوُي َّلَّيإ ٍدوُل ْونم ْنيم انم نمَّهنس نو

نة نرَ ْينرَُه وُبنأ ُلَّوُقني َّمُث نءانعْدنج ْنيم انهييف ننوُّس يحُت ْلنه نءانعْمنج ًةنمييهنب ُةنمييهنبْلا ُجنتُِْت

نةني ْةا آ يَّللَّا يقْهنخيل نلييدْبنت نلَّ انهْينهنع نساَِّلا نرَنطنف يتَّلا ي َّللَّا نة نرَْطيف { ْمُتْئيش ْنيإ اوُءنرَْقا نو

انِ نرَنبْخنأ ٍدْي نمُح ُنْب ُدْبنع انِنثَّدنح و ح ىنهْعن ْلْا ُدْبنع انِنثَّدنح نةنبْينش يبنأ ُنْب يرَْكنب وُبنأ انِنثَّدنح

ُةنمييهنبْلا ُجنتُِْت انمنك نلانق نو يدانِْسي ْلْا انذنهيب ي ي يرَْهُّزلا ْننع ٍرَنمْعنم ْننع انمُه نلَيك يقاَّزَّرَلا ُدْبنع

نءانعْمنج ْرَُكْذني ْمنل نو ًةنمييهنب

  Telah menceritakan kepada kami Hajib bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az Zubaidi dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi

  Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? ' Lalu Abu Hurairah berkata; 'Apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah yang berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30). Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Alaa Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid; telah mengabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq keduanya dari Ma'mar dari Az Zuhri dengan sanad ini dan dia berkata; 'Sebagaimana hewan ternak melahirkan anaknya. -tanpa menyebutkan cacat.

  ”.

  Dari hadist tersebut tersirat makna kewajiban dari orang tua adalah memberikan pendidikan dan mengasuh anaknya, baik buruknya tingkah laku anak itu tergantung dari pendidikan orang tuanya. Jika kedua orang tuanya melalaikan dalam memberikan pendidikan kepada anaknya, maka dia tidak bisa menjaga amanah yang di titipkan oleh Allah kepadanya.

  Jadi di samping itu pentingnya pendidikan anak usia dini juga mengembangkan potensi anak, dan kreatifitas yang di miliki anak sejak kecil.

  Allah Swt berfirman di dalam surat al- An’am ayat 140:

  ْدنق ي للَّا ْاوُهنتنق ننييذَّلا ْدنق ٍمْهيع

  ْاوُّهنض ىنهنع ءا نرَيتْفا ُ للَّا ُمُهنقنزنرَ انم يرَْينغيب ًاهنفنس ْمُهندنلَّ ْونأ نرَيسنخ ْاوُمَّرَنح نو ٠٤١ - نني ْاوُِانك يدنتْهُم

  انم نو

  “sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh anak mereka karena ketidak tahuan dan kebodohan mereka ”.

  Para mufasirin mengartikan membunuh dalam artian luas, tidak hanya membunuh secara fisik akan tetapi juga membunuh dalam arti menghilangkan kreatifitas yang di miliki oleh anak tersebut (Fadhlillah & Lilif, 2013:46).

  Di dalam undang-undang sisdiknas tahun 2003 No. 20 yang menyebutkan Pendidikan Anak Usia Dini, adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Musbikin, 2010:36).

  Tanpa adanya suatu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini maka orang tuapun kesulitan dalam mendidik anak untuk menjadi insan yang utuh karena jika orang tua salah dalam memberikan pendidikan, maka dia akan kehilangkan kreatifitas dan potensi yang di miliki oleh anak tersebut.

  Karena pada usia dini, anak di mulai pembentukan mental dan karakter semasa kecil atau pada usia 0-5 tahun sebelum masuk sekolah tingkat pertama di sekolah dasar (SD). Ini yang di maksud dengan masa-masa emas pada anak usia dini. Melalui pendidikan prasekolah ini, selain mental, seorang anak di persiapkan secara matang untuk bersaing mempunyai ketrampilan tersendiri, menjadi seorang pemimpin yang andal dan pemberani tampil di tengah-tengah masyarakat (Lilis Madyawati, 2016:5)

  Selanjutnya orang tua memiliki tanggung jawab yang utama dalam mendidik anak-anak di bawah umur 6 tahun, di mana kecerdasan anak akan berkembang pesat. Oleh sebab itu orang tua harus memberikan pedidikan yang baik kepada anaknya (Sudarna, 2014:20)

  Yang perlu menjadi perhatian orang tua terhadap salah satu hak anak yang harus terpenuhi yaitu memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya, karena keluarga merupakan pedidikan yang utama dan pertama yang dikenal oleh anak, namun pendidikan juga di perlukan di luar lingkungan keluarga baik secara formal maupun non formal.

  Sistem layanan Pendidikan Anak Usia Dini selalu berubah dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan zaman, artinya cara orang tua dalam mendidik anaknya dari zaman dahulu, sekarang, dan akan datangpun juga berbeda-beda.

  Dalam mendidik anak antara zaman dahulu dengan sekarang pun juga berbeda. Zaman dahulu anak mudah untuk di nasehati, di beri arahan pun tidak membangkang, dan tidak berani melawan orang tua. Berbeda dengan anak zaman sekarang, jika di nasehati dia berani membantah, dan juga berani membangkang kepada orang tuanya.

  Manusia yang utuh dalam pandangan Islam disebut manusia kamil yang kembali pada fitrahnya dan yang harus terpelihara fitrah dalam dirinya.

  Fitrah adalah konsep Islam tentang anak dimana anak dilahirkan sebagai makhluk unik yang memiliki potensi. Dan oleh sebab itu dia belum mengetahui tata krama sopan santun, aturan-aturan, norma, etika dan lain sebagainya. Sehingga pendidikan moral dan agama sangat di butuhkan oleh anak kecil untuk membentuk insan yang kamil dan berakhlaq sesuai dalam ayat al-

  Qur’an (Aryani, 2015:213) Banyaknya pengaruh dari lingkungan sekitar akan merusak akhlaq anak jika mereka terlepas dari pengawasan orang tua, sebab zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Dalam menyikapi hal ini peran orang tua sangatlah di butuhkan dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

  Dalam menyikapi hal ini maka bagi orang tua harus memberikan pengawasan kepada anaknya ketika bermain dengan orang yang bukan seumurannya. Karena anak yang terlepas dari pengawasan orang tua dalam pergaulannya akan menjadikan anak itu rusak secara moral maupun akhlaqnya.

  Lengahnya orang tua dalam memberikan pengawasan terhadap anak, akan menjadikan anak merasa bebas dalam bergaul. Dunia anak adalah dunia bermain maka dimana ada temannya sedang bermain dia pasti ikut untuk bermain, entah itu teman sebayanya atau orang yang lebih dewasa darinya. Karena anak merasa nyaman bermain dengan mereka sehingga ia pun tidak tahu bahwa ia bermain dengan orang yang tidak seumuran dengan dia.

  Tujuan dalam penelitian ini untuk memberikan pendidikan akhlaq anak yang berada di era zaman akhir atau zaman teknologi. Di dalam surah Al Luqman memberitahukan tentang pendidikan akhlaq anak, pendidikan ibadah dan pendidikan syariah dalam membentuk karakter anak yang memiliki nilai moral yang tinggi.

  Oleh karena itu kisah yang terdapat di dalam al- Qur’an akan menjadi suri tauladan kepada orang tua dalam mendidik anaknya. Dalam hal tersebut seperti halnya kisah Luqmam yang menasehati anaknya dan membekali pendidikan keagamaan. Baik dari segi pendidikan aqidah, akhlaq, dan syari’ah. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud mengkaji pendidikan pendidikan yang terkandung di dalam surat al-Luqman ayat 12-19 yang mana didalamnya terdapat beberapa pendidikan yang diberikan Luqman kepada anaknya.

  Dari uraian pokok permasalahan diatas bahwa pentingnya peran orang tua dalam mendidik anaknya untuk menjadi manusia yang berakhlaqul karimah dan memiliki nilai moral dalam pergaulan, maka peneliti tertarik untuk meneliti isi dan penjelasan pendapat para mufassirin terhadap surat al- Luqman ayat 12- 19 mengenai tentang “Relevansi Kajian Tafsir Qur’an Surat Al-Luqman Ayat 12-19 Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka rumusan masalah yang dijadikan dasar penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana pendapat Ibnu Katsir, Al Maraghi, dan M. Quraisy Shihab terhadap surat al-Luqman ayat 12-19 tentang Pendidikan Anak Usia Dini? 2. Apa relevansi kandungan Q.S al-Luqman ayat 12-19 terhadap

  Pendidikan Anak Usia Dini? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan dari pokok pembahasan di atas, tujuan dari penelitian ini secara umum bertujuan sebagai beriku

1. Untuk mengetahui pendapat mufasirin tentang kandungan isi surat al-

  Luqman ayat 12-19 terhadap Pendidikan Anak Usia Dini 2. Untuk mengetahui pendapat mufasir terhadap relevansi Q.S al- Luqman ayat 12-19 terhadap Pendidikan Anak Usia Dini.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperluas penegtahuan dan memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam khusus tentang relevansi surat al-luqman terhadap pendidikan anak usia dini, sebagaimana yang di contohkan Luqman Al-Hakim dan sabda nabi Muhammad SAW.

2. Manfaat secara praktis

  Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat mengetahui: a.

  Agar dapat memberikan pendidikan kepada anak sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga dapat membentuk anak yang berbudi luhur dan menjadi insan yang kamil sesuai dengan ajaran agama Islam.

  b.

  Pendidik dapat memberikan pendidikan, pemikir di masa yang mendatang dan manusia, dalam memberikan pendidikan kepada Anak Usia Dini, sehingga kelak ia bertumbuh kembang sesuai dengan harapan bangsa.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalah fahaman dalam penafsiran dalam penulisan skirpsi ini, maka penulis menjelaskan beberapa istilah:

  1. Q.S al-Luqman Surat al-Luqman terdiri dari 34 ayat yang termasuk golongan surat- surat makkiyah di turunkan sesudah surat as- Asshof. Dinamakan

  Luqman karena pada ayat 12 di sebutkan bahwa Luqman telah di beri oleh Allah Swt ni’mat dan ilmu pengetahuan oleh sebab itu ia bersyukur kepadanya atas ni’mat yang di berikan itu. Dan pada ayat 13-19 terdapat nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya. Ini sebagai isyarat dari Allah Swt supaya orang tua melaksanakan pula terhadap anak-anak mereka sebagaimana yang telah di lakukan oleh Luqman (al-

  Qur’an terjemah:740). Sehingga semua orang tua dapat mencontoh Luqman dalam mendidik anaknya dan juga selalu memberikan nasehat yang baik kepada anaknya.

  2. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang di lakukan secara menyeluruh, mencakup semua aspek perkembangan dengan memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sehingga kelaka ia akan bertumbuh kebang sesuai dengan perkembangannya.

  Masa usia dini merupakan usia emas pertumbuhan dan perkembangan (golden age), sebab perkembangan berbagai aspek psiko- fisik yang terjadi pada masa ini akan menjadi peletak dasar fundamental. Dalam artian, perkembangan aspek psiko-fisik pada masa usia dini akan menjadi dasar peletak bagi perkembangan selanjutnya.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research).

  Dengan tujuan utama penelitian keperpustakaan ialah untuk mencari dasar pijakan atau fondasi berfikir untuk membengun pondasi landasan teori serta mengembangkan aspek teoritis maupun aspek praktis (Sukardi,2007:33).

  a.

  Sumber Data Primer Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan penelitian yaitu Al-

  Qur’an surat Luqman ayat 12-19 beserta tafsirnya, sebagai sumber utama berupa tafsir Al-Maroghi karya Ahmad Mustofa Al-Maraghi, tafsir M. Quraisy Shihab karya M. Quraisy Shihab dan tafsir Ibnu Katsir karya Imam Abi Al-Hasan Ali Bin Ahmad.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder berupa buku-buku tentang pendidikan anak usia dini, internet dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini dan mendukung penulis untuk melengkapi isi serta interpretasi dari data sumber primer.

  2. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pokok penelitian di atas yaitu berupa buku dan terjemah tafsir al- Qur’an diantaranya tafsir Ibnu Katsir, tafsir Al Maraghi, Tafsir M.

  Quraisy Shihab. Karena penelitian ini mengambil dari ayat al- Qur’an yang di pilih sebagai bahan penelitian.

  3. Metode Analisis Data Adapun metode analisis data yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah (Contect Analysis). Yaitu membahas tentang makna isi ayat surat al-luqman tentang bagaimana dia mendidik anaknya sehingga menjadi manusia yang utuh dan berakhlaqul karimah sesuai dengan agama. Dan juga mengambil dari beberapa buku yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini dalam ajaran agama Islam.

  Adapun metode yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: a.

  Metode Deduktif Metode deduktif yaitu melakukan analisa dan pengetahuan yang bersifat umum guna memakai hal-hal yang bersifat khusus (Anton Bakker, dan Ahmad Charris Zubair, 1990: 43-44 ).

  Metode ini di gunakan guna membahas tentang bab ke II tentang landasan teori yang kemudian di tarik pada permasalah yang fakta.

  b.

  Metode Induktif Metode induktif adalah melakukan analisis dari pengetahuan yang bersifat khusus guna untuk menganalisis pada bab ke III tentang permasalahan yang khusus ke yang umum ( Anton Bakker, dan Ahmad Charris Zubair, 1990: 43-44 ). Kemudian di gunakan untuk membahas pada kesimpulan yang umum

G. Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, penegasan istilah, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Landasan teori Pendidikan Anak Usia Dini yang meliputi tentang hakekat Pendidikan Anak Usia Dini, , prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini, fungsi dan tujuan Pendidikan Anak Usia Dini, tahapan-tahapan Pendidikan Anak Usia Dini, dan metode pendidikan anak usia dini,

  BAB III Asbabun nuzul, biografi Al Luqman, kajian tafsir surat al luqman, pokok-pokok isi surat al-Luqman ayat 12-19, Analisis Surat Al Luqman

BAB IV Relevansi Pendidikan Anak Usia Dini dalam al- Qur’an surat Luqman ayat 12-19.

  BAB V Penutup. Pada bab ini yang berisiskan tentang kesimpulan, kritik dan saran.

BAB II PENDIDIKAN ANAK USIA DINI A. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi dan harus di

  kembangkan, mereka memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias, dan rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang di lihatnya, di dengar, dan dirasakannya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

  Berdasarkaan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan tentang Pendidikan Anak Usia Dini tetulis pada pasal 28 ayat 1 yang bebunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar” (Sujiono,2009:6).

  Berdasarkan dari hakekat pendidikan anak usia dini bahwa pendidikan anak sejak ia masih kecil itu sangat dibutuhkan sehingga perkembangan anak tidak terhambat dan menyiapkan anak dalam menghadapi kehidupan yang akan datang.

B. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

  Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Musbikin, 2010:35-36).

  Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai folosofis dan religi yang di pegang oleh lingkungan yang berada di sekitar anak dan agama yang di anutnya. Pendidikan agama menekankan pada pemahaman tentang agama serta bagaimana agama di amalkan dan di aplikasikan dalam tindakan sarta perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai agama tersebut disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang dimiliki oleh setiap anak (Sujiono,2009:9).

  Oleh sebab itu sebagai orang tua harus memperhatikan perkembangan anaknya, sehingga dalam memberikan pendidikan kepada anaknyapun juga sesuai dengan ajaran agama. Dan juga sesuai dengan perkembangan karakterisitik anak.

  Dasar-dasar pendidikan sosial yang di letakkan agama Islam dalam mendidik anak adalah membiasakan mereka bertingkah laku sesuai dengan etika yang benar dan membentuk akhlak kepribadiannya sejak ia masih usia dini. Jika interaksi sosial dan pelaksanaan etika berpijak pada landasan iman dan taqwa, maka pendidikan sosial akan mencapai tujuannya yang paling tinggi yaitu manusia dengan perangai akhlak dan interaksi yang sangat baik sebagai insan yang shaleh , bijak dan dinamis (Sujiono,2009:9).

C. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

  Beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini (Musbikin,2010:54-59), yaitu:

  1. Berorientasi pada perkembangan anak Dalam hal ini perlu di perhatikan oleh orang tua, karena dalam memberikan pendidikan terhadap anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Seperti sabda Rosulullah Saw “barang siapa yang memiliki seorang anak kecil, maka hendaknya dia bergaul dengan dia sesuai dengan akalnya”.

  2. Berorientasi terhadap kebutuhan anak Mendidik anak harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak, karena anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya- upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik secara fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosial emosional.

  3. Bermain sambil belajar Karena pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain. Melalui bermain anak di ajak untuk bereksplorasi untuk mengenal lingkungan sekitar, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pendidikan bermakna bagi anak kita.

  4. Pendidikan berpusat pada anak Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya menempatkan anak sebagai subjek pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan ditujukan kepada anak dengan tujuan memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan kegiatan.

  5. Lingkungan yang kondusif Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan bermain anak.

  6. Menggunakan pembelajaran terpadu Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan pembelajaran terpadu, dimana setiap kegiatan pembelajaran mencakup pengembangan seluruh aspek perkembangan anak, karena antara satu aspek perkembangan anak dengan aspek perkembangan yang lainnya saling berkaitan.

  7. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup Proses pembelajaran di arahkan untuk mengembangkan berbagai kecakapan hidup agar anak dapat menolong diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab, memiliki disiplin diri, serta memperoleh ketrampilan yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.

  8. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar.

  Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang. Dalam memberikan pendidikan kepada anak hendaknya di lakukan secara bertahap dan berulang-ulang, yang dimulai dari konsep yang sederhana agar anak mudah untuk memahaminya dan hal-hal yang dekat dengan anak.

9. Aktif, kreatif, inofatif, efektif dan menyenangkan.

  Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inofatif dan menyenangkan dapat di lakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik dan menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, serta memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Tanpa adanya suatu prinsip dalam memberikan pendidikan kepada anak, maka pendidik akan kesulitan bagaimana cara mendidik anak. Dengan adanya prinsip dalam memberikan pendidikan kepada anak, maka pendidik juga tahu bagaimana cara mengembangkan potensi dan karakter yang dimiliki oleh anak tersebut.

D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

  Melihat dari sisi tujuan dari terbentuknya pendidikan anak usia dini ada dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.

1. Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum

  Secara umum tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pedidikan anak dan perkembangan anak usia dini. Secara khusus tujuan yang akan di capai (Sujiono,2009:42) yaitu: a.

  Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis yang bersangkutan. b.

  Dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usaha-usaha yang terkait dengan perkembangannya.

  c.

  Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia dini.

  d.

  Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini.

  e.

  Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi pengembangan anak usia dini.

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini secara khusus

  Secara khusus tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dan tujuan dari kegiatan pendidikan anak usia dini (Sujiono,2009:42-43), yaitu: a.

  Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan allah dan mencintai sesama.

  b.

  Anak mampu mengelola ketrampilan termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik panca indra.

  c.

  Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. d.

  Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah yang dihadapinya dan menemukan hubungan sebab akibat.

3. Fungsi dari Pendidikan Anak Usia Dini yaitu: a.

  Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermain.

  Pendidikan ini hendaknya di berikan kepada anak ketika dia sudah berumur enam tahun.

  2. Pendidikan kedua, yaitu anak dididik tentang adab kesusilaan.

  1. Pendidikan pertama, yaitu pendidikan sejak lahir sampai berumur enam tahun, anak di jaga dari segala hal yang menjadikan kotor jasmani dan ruhani.

  Adapun tahaapan-tahapan Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu:

  Memberikan ekspresi stimulasi kultural (Sujiono,2009:46).

  f.

  e.

  e.

  Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin anak.

  d.

  Mengembangkan sosialisasi anak.

  c.

  Mengenalkan pada anak dunia sekitar.

  b.

  Mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahapan perkembangannya.

  Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyrakat dan menghargai keragaman sosial budaya (toleransi).

E. Tahapan-Tahapan Pendidikan Anak Usia Dini

  3. Pendidikan ketiga, yaitu pendidikan seksual. Anak dididik dengan cara memisah tempat tidurnya dari orang tua, sebab hubungan seksual ayah dan ibu bila sampai dilihat oleh anak, akan membahayakan jiwa anak, mengingat anak mempunyai watak suka meniru perbuatan orang lain terutama orang tuanya. Dalam memberikan pendidikan ini anak menginjak umur sembilan tahun .

  4. Pendidikan yang ke empat yaitu ketika anak sudah berumur 13 tahun di haruskan untuk melaksanakan sholat 5 waktu dengan tujuna untuk menenangkan jiwanya dimana pada usia ini anak mulai memasuki alam pubertas. Karena pada masa ini anak mengalami goncangan - goncangan jiwa yang sangat membutuhkan pimpinan yang teguh.

  5. Pendidikan yang ke lima yaitu, bagi anak yang berumur 16 tahun, anak telah mengalami kedewasaan nafsu birahinya (seks) yang banyak memerlukan pengawasan dari orang tuanya agar tidak terjadi ekses- ekses seksual yang merugikan.

  6. Pendidikan ke enam yaitu, umur 21 tahun dimana pada umur ini anak telah di lepaskan oleh orang tuanya dan bertanggung jawab atas sdirinya sendiri, tidak tergantung lagi dengan orang tuanya.

F. Urgensi Pendidikan Anak

  Di dalam pembahasan hal ini menekankan pada masalah anak dilihat dari beberapa aspek, dari aspek periodisasi perkembangan dan potensi keagamaannya, tipologi filsafat pendidikannya, dan pendidikan anak dalam al-

  Qur’an dan al-Hadits serta perspektif pandangan ulama’ pendidikan. Dan pembahasan ini menekankan anak dalam perspektif pendidikan agama Islam (Huda & Idris,2008:67).

  1. Periodisasi Perkembangan Anak Mengenai fase perkembangan pendidikan anak, dapat di fahami bahwa pendidikan anak, menuru kajian ilmu jiwa perkembangan Islam dapat di mulai sejak dalam kandungan. Dengan alasan mendasar karena pada hakikatnya pembentukan manusia itu di mulai sejak dalam kandungan yang berbentuk janin dan di tiupkan padanya ruh (nyawa).

  Dalam hal ini banyak pendapat ahli psikologi dalam fase pendidikan anak. Ada yang berpendapat bahwa pendidikan anak di mulai dari sejak ia dalam kandungan sampai ia besar. Dan ada yang mengatakan pendidikan anak di mulai sejak ia lahir sampai ia dewasa.

  2. Potensi keagamaan anak Menurut Darajat, kondisi keagamaan anak akan berkembang sejalan dengan perkembangan anak. Jiwa keagamaan anak akan semakin berkembang pesat dengan bertambahnya pengetahuan tentang agama. Dan adapun cara mengembangkan jiwa keagamaan anak menurut Ahmad Tafsir, saran-saran berikut dapat membantunya dalam mengembangnkan keagamaan anak.

  a. Kondisikan kehidupan di rumah tangga dengan kehidupan muslim dalam segala hal.

  b. Sejak kecil ia di biasakan untuk pergi ke masjid ikut salat, mengaji, sekalipun ia belum menjalankannya dengan benar. c. Adakan pengajian di rumah, mushola atau di masjid.

  d. Pada saat libur sekolah, anak masukkan ke dalam pesantren.

3. Tipologi filsafat pendidikan anak

  Usaha pendidikan biasanya di lakukan manusia berdasarkan keyakinan tertentu. Keyakinan ini didasarkan atas suatu pandangan, baik filosofis maupun praktis (Huda & Idris, 2008:67-73).

G. Metode Pendidikan Terhadap Anak Usia Dini

  Sebagai pendidik yang sadar akan pendidikan anak didiknya ia akan terus mencari berbagai mentode pendidikan yang efektif dan mencari kaidah- kaidah pendidikan dalam mempersiapkan anak secara ental dan moral, saintikal, spiritual, dan sosial (Ulwan, 1981:1).

  Ada beberapa metode yang di gunakan pendidik dalam mendidik anak- anaknya, sehingga pada hakekatnya anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan ajara agama yanag kelak akan membentuk anak sebagai insan kamil yang berbudi luhur dan berakhlaqul karimah. Metode pendidikan tersebut antara lain: 1.

   Pendidikan Dengan Keteladanan

  Keteladan dalam pendidikan anak adaah metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral, spiritual dan sosisal (Ulwan, 1981:2). Pendidik merupakan tauladan bagi anak sehingga hala papun yang di lakukan oleh pendidik akan di contoh oleh anak. Dalam melakukan tindakan dan ucapan guru harus berhati-hati, sebab jika pendidik salah dalam melakukan tindakan anak juga akan salah dalam menirunya.

  Tanpa memberikan teladan yang baik terhadap anak, maka pendidikanpun juga akan sia-sia sehingga nasehat yang di berikan oleh orang tuanya tidak akan ada yang membekas di dalam diri anak dan kelak ia bertumbuh kembang tanpa di dasari nilai akhlak dan moral.

  2. Pendidikan Dengan Adat Kebiasaan

  Yang di maksud dengan pembiasaan adalah upaya praktis dan pembentukan (pembinaan) dan persiapan (Ulwan, 1981:59). Peranan pembiasaan, pengajaran, dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak akan menemukan tauhid yang murni, keutamaan- keutamaan budi pekerti, spiritual, dan etika agama yang lurus.

  Kecenderungan naluri anak-anak dalam pengajaran dan pembiasaan sangat besar di banding usia lainnya. Maka hendaklah sebagai pendidik, ayah dan ibu dalam mendidik anak agar selalu memusatkan pendidikan tentang kebaikkan dan upaya membiasakan sejak ia mulai memahami keadaan kehidupan di dunia ini.

  3. Pendidikan Dengan Nasehat

  Nasehat dapat mebukakan mata anak-anak pada hakekat sesuatu, dan mendorongnya menuju situasi luhur, dan menghiasinya dengan akhlaqul karimah serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam (Ulwan, 1981:64).

  Dalam meberikan nasehat kepada anak, harus mengetahui situasi dan kondisi anak, sehingga apa yang kita ucapkan akan melekat di dalam hati anak dan ia akan menerima inti dari nasehat tersebut dengan baik.

4. Pendidikan Dengan Memberikan Perhatian

  Pendidikan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan aqidah dan moral, persiapan spiritual dan sosial. Pendidikan ini di anggap sebagai asas pendidikan yang paling kuat dalam menunaikan hak dan kewajibannya secara sempurna. Islam dengan universalitas prinsip dan peraturannya yang abadi, memerintahkan para bapak, ibu dan pendidik untuk selalu memberikan pengawasan terhadap anaknya (Ulwan,1981:123) 5.

   Pendidikan Dengan Memberikan Hukuman

  Pada intinya bahwa pendidikan dengan hukuman bertujuan untuk memperbaiki dan meluruskan penyimpangan dan kesalahan yang telah terjadi pada anak, namun perlu kita ketahui bahwasannya memberikan hukuman terhadap anak merupakan alternatif terakhir setelah melewati tahapan yang lain. Dalam meberikan hukuman kepada anak, pendidik hendaknya mengambil sikap bijaksana, baik dalam menggunakan cara yang sesuai dan tidak bertentangan dengan tingkat kemampuan anak secara fisik, mental dan akal serta pembawaan anak (Ulwan,1981:146)

BAB III KAJIAN TAFSIR SURAT AL-LUQMAN AYAT 12-19 A. Asbabun Nuzul QS.Al-Luqman Ayat 12-13 Secara etimologi, kata asbab al-nuzul berarti turunnya ayat-ayat Al- Qur’an yang di turunkan oleh Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw

  secara berangsur-angsur bertujuan untuk memperbaiki aqidah, ibadah, dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Oleh

  ahlak

  sebab itu terjadinya penyimpangan dan keruasakan dalam tatanan manusia merupakan sebab turunnya al- Qur’an. Asbab al-nuzul disini dimaksudkan sebab-sebab secara husus berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.