NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM AI-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 SKRIPSI

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA

DALAM AI- QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19

  

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

Bangkit Putra Dewandaru

NIM: 111-11-223

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  MOTTO BERSYUKURLAH ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN OLEH ALLAH YANG BERUPA KELUARGA PERSEMBAHAN

  Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Bapak Riyanto dan Ibu Aminatun yang senantiasa memberikan nasehat dan yang telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Kedua kakakku tersayang Miftakhul Khoiriyah dan Isnaini Purnamasari yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Bapak Drs. K.H Abdul Basith M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA, K.H Zoemri RWS yang telah membimbing dan mendoakan dalam setiap langkah untuk mencari ilmu.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM AL- QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19”

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Muh. Hafidz M.Ag. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini. vv ABSTRAK

  ABSTRAK Dewandaru, Bangkit putra 2011. Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dalam Al-

  Qur‟an (Telaah Surat Luqman ayat 12-19). Skripsi. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh Hafidz

  Kata kunci, Nilai, Pendidikan keluarga, al- Qur‟an

  Problematika rendahnya pendidikan keluarga yang tertanam dalam setiap individu melatarbelakangi permasalahan yang kian muncul di era ini seperti halnya mudahnya perceraian, hak dan kewajiban tidak terpenuhi, keliru dalam mendidik anak sehingga sampai kekerasan pun terjadi. Kembali kepada ajaran al- Qur‟an dan as-Sunnah merupakan solusi yang tepat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Penelitian yang be rjudul “Nilai-nilai Pendidikan

  Keluarga dalam Al- Qur‟an Surat Luqman ayat 12-19” bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan: 1. Apa nilai-nilai pendidikan keluarga yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19? 2. Bagaimana implementasi pendidikan keluarga dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19?

  Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan, atau bahan-bahan bacaan untuk mencari pendapat para ahli tafsir dan ahli pendidikan tentang pendidikan keluarga al-

  Qur‟an surat Luqman ayat 12-19. Kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan. Metode analisis data yang penulis gunakan adalah analisis

  mawdhu‟i.

  Berdasarkan telaah dari literature maka hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Nilai-nilai Pendidikan keluarga yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19, antara lain: pendidikan kepribadian, pendidikan keagamaan, pendidikan akhlak. 2. implementasi pendidikan keluarga dalam kehidupan sehari- hari yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19, Bersyukur atas semua kehendak Allah, selalu beriman kepada Allah didalam kondisi apapun, berbuat baik kepada orang tua walaupun kedua orang tua kafir atau bahkan meminta anak untuk menyekutukan Allah anak harus tetap berbuat baik kepada orang tua, mendirikan sholat,

  amal ma‟ruf nahi mungkar, dan memiliki akhlak mulia seperti,

  menjaga diri supaya tidak sombong, selalu bersederhana, dan berkata yang baik jika tidak bisa berkata yang baik maka lebih baik dia. Selalu ingat semua amal perbuatan, karena Allah selalu melihat, dan akan memberikan balasan di alam yang akan datang.

  DAFTAR ISI LEMBAR BERLOGO HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................... ii MOTTO ........................................................................................................ iii PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v ABSTRAK .................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah ................................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah ..........................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ...........................................................................

  D.

  6 Kegunaan Penelitian ......................................................................

  E.

  7 Metode Penelitian ..........................................................................

  F.

  8 Penegasan Istilah ............................................................................

  G.

  Sistematika Penulisan ..................................................................... 11 BAB II KOMPILASI AYAT ......................................................................

  13 A.

  13 Surat Luqman ayat 12 .................................................................

  B.

  15 Surat Luqman ayat 13 .......................................................................

  C.

  17 Surat Luqman ayat 14 .......................................................................

  D.

  19 Surat Luqman ayat 15 .......................................................................

  A.

  21 Surat Luqman ayat 16 .......................................................................

  B.

  23 Surat Luqman ayat 17 .......................................................................

  C.

  25 Surat Luqman ayat 18 .......................................................................

  D.

  27 Surat Luqman ayat 19 .......................................................................

  BAB III ASBABUN NUZUL, MUNASABAH, TAFSIR SURAT LUQMAN AYAT 12-19, DAN POKOK-POKOK ISI SURA LUQMAN AYAT 12-19 ........................................................................................

  30 A.

  30 Asbabun Nuzul ..................................................................................

  B.

  31 Munasabah ........................................................................................

  1.

  32 Munasabah ayat ..........................................................................

  2.

  45 Munasabah surat .........................................................................

  C.

  47 Tafsir Surat Luqman Ayat 12-19 ......................................................

  D.

  74 Pokok-Pokok Isi Surat Luqman Ayat 12-19 .....................................

  BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM QS. SURAT LUQMAN AYAT 12-19 .......................................

  79 A.

  79 Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga ...............................................

  1.

  79 Bersyukur Kepada Allah Swt .....................................................

  2.

  82 Beriman kepada Allah ................................................................

  3.

  85 Perintah Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua ......................

  4.

  87 Mendirikan sholat .......................................................................

  5.

  90 Amal Ma‟ruf Nahi Mungkar .......................................................

  6. Ahlak Mulia ................................................................................

  92 B. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam Kehidupan Sehari-Hari ..............................................................................

  96 1. Selalu Bersyukur ................................................................

  96 2. Selalu Beriman Kepada Allah Swt .......................................

  98 3. Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua ..............................

  99 4. Mendirikan Shalat ..............................................................

  102 5. Amal Ma‟ruf Nahi Mungkar ...............................................

  103 6. Berakhlak Mulia .................................................................

  104

  BAB V PENUTUP ....................................................................................... 108 A. Kesimpulan ........................................................................................ 108 1. Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam QS. Luqman Ayat 12- 19 ................................................................................................ 108

  2. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam QS.

  Luqman Ayat 12-14 Dalam Kehidupan Sehari-Hari .................. 108 B. Saran .................................................................................................. 109

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus-kasus di dalam keluarga seperti perceraian, perselingkuhan, anak tidak dididik dengan baik dan sebagainya. Mampu membuat keharmonisan di dalam keluarga menjadi renggang. Semua

  ini terjadi karena kontruksi bangunan keluarga tidak dibangun dengan dasar- dasar keagamaan yang baik. Karena kurangnya pengetahuan inilah yang melatarbelakangi kurangnya keharmonisan dalam keluarga.

  Pendidikan dalam keluarga harus ditanamkan dalam diri individu sebelum mengarungi dunia setelah pernikahan. Sehingga, walaupun banyak halangan rintangan yang datang akan dihadapi dengan jeli dan penuh kesabaran. Dan juga, walaupun banyak pernikah dini di masa kini, keluarga yang dibina akan tetap aman dan sejahtera.

  Keluarga menurut bahasa berati ibu dan bapak beserta anak-anaknya (KBBI, 2007: 536). Keluarga merupakan pondasi dan intuisi yang paling dicintai oleh Islam. Terbentuknya suatu masyarakaat yang baik berasal dari keluarga-keluarga yang berkumpul menjadi satu dan bertempat tinggal di suatu wilayah. Keluarga terbentuk dari beberapa komponen diantaranya ayah, ibu dan dilengkapi dengan anak. Yang berkumpul untuk menciptakan keharmonisan dan kasih sayang, yang terus berkembang melanjutkan, melestarikan kebudayaan, dan tradisi-tradisi yang telah berkembang disuatu daerah tersebut.

  Di dalam keluarga harus terjalin komunikasi yang baik antara ayah, ibu dan anak, supaya tetap terjaga keharmonisannya. Jika komunikasi tidak terjalin dengan baik maka akan berakibat fatal bagi keluarga tersebut. Keharmonisan antara suami dan istri akan berpengaruh terhadap perilaku anak. Karena anak akan mencontoh perilaku kedua orang tuanya, maka dari itu orang tua harus memberikan contoh yang terbaik buat buah hati.

  Islam telah memberikan penjelasan tentang hukum keluarga, beserta petunjuk kepada rahasia-rahasia penetapan hukumnya. Ada kalanya keterangan itu diterangkan secara terperinci dan jelas, ada kalanya cuma secara global, seperti halnya penjelasan mengenai, warisan , wasiat, nikah, perceraian, dan sebagainya (al-Maliki, 1994: 17). Islam juga mengajarkan adat bergaul, kasih sayang serta saling mencintai antara individu guna memperkokoh jalinan keluarga dan masyarakan dan untuk memenuhi hak- hak yang sudah ditetapkan dalam suatu kondisi tertentu. Apabila norma- norma tersebut bisa tetap terjaga niscaya keluarga islami akan tetap terjaga sampai puncak kemakmuran dan kesentosaan.

  Islam selalu mendorong umatnya untuk tetap berpegang teguh pada pondasi yang telah ada dalam Islam, supaya terhindar dari bahaya keruntuhan keluarga. Disamping menekan dalam melaksanakan ajaran Islam, Islam juga melindungi keluarga dari perceraian, perselingkuhan, durhaka terhadap orang tua, memutus hubungan silaturahim, dan perzinaan.

  Keluarga baru terbentuk diawali dengan pernikahan. Islam merupakan agama fitrah, agama yang selalu sesuai dengan tabiat dan dorongan batin manusia. Dorongan batin untuk mengadakan kontak antara lawan jenis yang diatur dalam syari‟at perkawinan. Masalah ini menjadi perhatian utama Islam sehingga dorongan tersebut diberi aturan hukum yang disebut hukum perkawinan. Islam telah menegaskan bahwa hanya dengan perkawinan inilah satu-satunya cara yang sah dalam membentuk hubungan antara lawan jenis dalam membangun suatu keluarga supaya menjadikan masyarakat yang beradab (Thalib, 2007: 29).

  Allah berfirman dalam Qur‟an surat an-Nur ayat 32

  

        

           Artinya: dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian (laki-laki atau

  perempuan yang belum menikah) diantara kamu, dan orang-orang yang

  

layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-

hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan

memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-

Nya) lagi Maha mengetahui.

  Ayat di atas menerangkan bahwasanya Allah memeritahkan kepada hambanya yang sudah mampu menikah untuk menikah. Dan jika mereka miskin Allah akan memampukannya dalam segala hal dan melapangkan rizkinya, karena Allah Mahakaya dan Mahaluas. Dan jika remaja belum mampu untuk menikah maka hedaklah mereka berpuasa untuk mengendalikan dirinya dari hawa nafsu. Menikah merupakan salah satu sunah Rasul, yang mana dilakukan akan mendapat pahala sekaligus diakui sebagai umatnya. Menikah juga sebagai gerbang awal dalam menjalin keluarga yang diridhai Allah.

  Di dalam suatu keluarga pasti banyak halangan rintangan yang menghadang, dan dalam setiap permasalahan hendahlah dikembalikan kepada al-

  Qur‟an dan Hadis, karena keduanya adalah pondasi yang mendasari setiap perilaku seorang muslim. Jangan sampai menghukumi sesuatu dengan keinginan sendiri, karena dapat menyebabkan kesesatan.

  Adapun dalam membina keluarga yang baik Allah telah memberikan contoh salah satunya termuat didalam al-Quran yaitu pada keluarga Luqman, dimana Luqman selalu mengajarkan dengan penuh kasih sayang kepada keluarganya. Yang tertera dalam Surat Luqman ayat 12-19 yaitu.

  

          

           

           

         

          

           

             

         

  

           

            

           

          

            

         

   12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,

Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur

  

(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan

Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya

lagi Maha Terpuji".

  13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar".

  14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah

yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu.

  15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah

kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

  16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di

dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

  17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

  bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

  18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

  19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

  Berdasarkan firman di atas, penulis terinspirasi untuk mempelajari lebih lanjut mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM

AL-QURAN SURAT LUQMAN AYAT 12-19.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan gambaran masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa nilai-nilai pendidikan keluarga yang terkandung dalam surat

  Luqman ayat 12-19? 2. Bagaimana implementasi pendidikan keluarga dalam kehidupan sehari- hari yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19?

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan keluarga yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19.

2. Untuk mengetahui Bagaimana implementasi pendidikan keluarga dalam kehidupan sehari-hari yang terkandumg dalam surat Luqman ayat 12-19.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Teoritis a.

  Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai dasar penelitian yang akan datang b.

  Untuk menambah wawasan bagi anggota keluarga dalam membina keluarga yang harmonis c.

  Sebagai bahan masukan dan acuan dalam memaksimalkan pendidikan dalam keluarga

2. Praktis

  Diharapkan menjadi bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dalam tingkah laku dan sebagai bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut E.

   Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama. Data-data yang terkait dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka atau telaah, karena kajian berkaitan dengan pemahaman ayat al-

  Qur‟an. Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode mengkaji beberapa sumber buku pendidikan Islam sebagai

  library research yaitu: penelitian kepustakaan (Hadi, 2001: 9).

  Maksudnya dalam penelitian ini mencari nilai-nilai pendidikan keluarga yang terkandung dalam al- Qur‟an surat Luqman ayat 12-19 dari tafsir

  Nurul Qur‟an, tafsir Muyassar, dan tafsir al-Misbah yang merupakan interpretasi dari para mufassir dalam memahami isi, maksud maupun kandungan yang ada dalam surat Luqman ayat 12-19 sehingga akan mempermudah dalam kajian ini.

  2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

  Sumber data primer: sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya (Surackhmat, 1998 :134). Dalam hal ini yang digunakan sebagai sumber utama adalah al-

  Qur‟an dan tafsir-tafsirnya mengenai surat Luqman ayat 12- 19, seperti tafsir Nurul Qur‟an, tafsir Muyassar, dan tafsir al-Misbah.

  3. Metode Analisis Mawdhu‟i Analisis

  mawdhu‟i atau metode tafsir al-mawdhu‟i menurut

  istilah adalah menafsirkan ayat-ayat al- Qur‟an dengan menghimpun ayat- ayat al-

  Qur‟an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama- sama membicarakan satu topik dan menyusunnya berdasarkan kronologi dan sebab turunnya ayat-ayat tersebut (Budihardjo, 2012: 50). Metode ini penulis gunakan untuk membahas ayat al-

  Qur‟an surat Luqman ayat 12- 19 dan berupaya menghimpun ayat-ayat al- Qur‟an yang lain dari berbagai surat yang berkaitan dengan tema yang dibahas, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

F. Penegasan Istilah 1.

  Nilai Nilai yaitu esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan. Kata majemuk “nilai-nilai” menurut Muhaimin berasal dari kata dasar “nilai” diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang hal-hal yang benar dan penting (Muhaimin, 1993: 110). Dalam hal ini, nilai yang dimaksudkan adalah nilai pendidikan keluarga yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19. Selain itu, nilai juga diartikan sifat yang melekat pada sesuatu sistem kepercayaan yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (Thoha, 1996: 60).

  Subjek yang dimaksud di sini yaitu manusia yang meyakininya.

2. Pendidikan Keluarga

  Meurut bahasa pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan. Sedang menurut istilah pendidikan adalah menanamkan tabiat yang baik agar anak-anak mempunyai sifat yang baik dan pribadi yang utama (Zuhairini, Ghofir, dan Slamet, 1983:27).

  Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, dalam bukunya (Samani, 2011: 26) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didalam bukunya (Ihsan, 1995: 5) Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak; dalam taman siwa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, hidup dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

  Sedang pengertian yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah upaya dalam meningkatkan pngetahuan tentang pendidikan keluarga yang berlandaskan al-Quran. keluarga Menurut bahasa berati ibu dan bapak beserta anak-anaknya

  (KBBI, 2007: 536). Sedang menurut istilah keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

  Pendidikan keluarga yang dimaksud penulis dalam karya tulis ini adalah suatu usaha sadar yang dilakukan didalam keluarga untuk menbina suatu keluarga menjadi harmonis.

3. Surat Luqman ayat 12-19

  Surat Luqman merupakan salah satu surat yang terdapat dalam al- Qur‟an. Dari 114 surat, surat Luqman menduduki surat yang ke 31, surat Luqman terdapat 34 ayat, yang termasuk surat makkiyah.

  Dinamai surat Luqman karena pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman diberi Allah nikmat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu Luqman bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya.

  Dan pada ayat 13-19 terdapat nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya.

  Surat Luqman ayat 12-19 adalah pokok pembahasan penulis didalam karya tulis ini. Pada kesempatan ini penulis tertarik mempelajari tentang nilai-nilai pendidikan keluarga yang dimuat dalam surat Luqman ayat 12-

  19. Karena disana terdapat nasihat-nasihat Luqman yang bisa dijadikan pedoman dalam menciptakan keluarga yang harmonis dan diridhai Allah.

  Penulis berharap dengan penelitian ini mampu memberikan tambahan wawasan supaya, ketika terdapat permasalahan dalam keluarga hendaknya yang paling baik adalah dikembalikan kepada al-

  Qur‟an dan al- Hadits supaya tidak menyalahi ajaran Islam. Dan juga mendapati jawaban terbaik, ketika mendapati suatu permasalahan. Di dalam memahami ayat pun tidak boleh semena-mena ber-ijtihad sendiri, karena dikhawatirkan menyimpang dari apa yang diharapkan dari ayat al-

  Qur‟an yang dipahami. Maka dari itu diperlukan guru dalam memahami ayat-ayat yang dikira sulit untuk dipahami.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika yang dimaksud oleh penulis adalah gambaran singkat dan menyeluruh mengenai keseluruhan isi skripsi, adapun sistematika penulisan skripsi ini meliputi:

  BAB I : PENDAHULUAN. Dalam bab ini berisi tentang: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitien, penegasan istilah, sistematika penulisan.

  BAB II : KOMPILASI AYAT. Di bab ini berisi uraian ayat dan penjelasan mengenai kata-kata sulit yang terkandung dalal surat Luqman ayat 12-19 seperti, kata-kata sulit dalam surat Luqman ayat 12-19 dan kandungan isi surat Luqman ayat 12-19.

  BAB III : Asbābun Nuzūl, Munāsabah, Tafsir Qur‟an Surat Luqma Ayat 12-19, dan Pokok-Pokok Isi Surat Luqman Ayat 12-19. BAB IV : ANALISIS. Pembahasan nilai-nilai pendidikan keluarga dalam Qur‟an surat Luqman ayat 12-19, dan implementasi nilai-nilai pendidikan keluarga dalam Qur‟an surat Luqman ayat 12-19.

  BAB V : PENUTUP. dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh uraian yang telah dikemukakan, jawaban dari permasalahan tulisan, saran.

BAB II KOMPILASI AYAT A. Surat Luqman ayat 12

                       Artinya: dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji "(QS. Luqman 31:12).

  حمكحلا berasal dari akar kata مكحي - مكح (al-Munawwir, 1984: 286) yang artinya kebijaksanaan. (Yunus, 2010: 201) حمكحلا berasalberasal dari kata

  امكح - مكحي - مكح yang berarti memerintah, menghukum.

  ركشي berasal dari akar kata ركش (al-Munawwir, 1984: 734) yang berarti berterimakasih. (Yunus, 2010: 201) ركشي berasal dari kata ارىكش - اركش - ركشي - ركش yang berarti berterimakasih, mensyukurinya, memujinya.

  رفك berasal dari akar kata رفكي - رفك (al-Munawwir, 1984: 1217) yang berarti menutupi, menyelubung. (Yunus, 2010: 201) رفك berasalberasal dari kata

  ارفك -رفكي - رفك yang berarti menutupi sesuatu.

  Kandungan yang terdapat dalam ayat 12 di atas adalah tentang

  hikmah yang karuniakan oleh Allah kepada Luqman, yaitu mengenai rasa

  syukur yang dimiliki Luqman. Luqman bukanlah Nabi Allah, namun dia adalah seorang hamba Allah yang banyak merenung dan benar-benar beriman kepada Allah. Luqman mencintai Allah yang Mahakuasa, dan Allah juga mencintai dan menganugrahinya kebijaksanaan.

  Imam Ja ‟far Shadiq as berkata, “kebijaksanaan yang dicapai

  Luqaman bukan disebabkan kekayaan, keindahan (wajah), dan garis keturunan, melainkan dia adalah orang yang shaleh, baik, bersahaja, dan simpatik. Apabila ada dua orang yang saling bertengkar dan bermusuhan, maka ia akan mendamaikan mereka.”

  Hikmah memiliki arti yang sangat luas sebagian dijelaskan di atas

  dan ada juga yang mengartikan bahwasanya hikmah adalah suatu wawasan yang apabila dimiliki oleh seseorang oleh seseorang yang miskin, maka akan membuat orang miskin itu lebih dicintai daripada orang kaya, dan apabila dimiliki oleh seorang yang sangat muda, maka dia akan membuat muda itu lebih dicintai daripada orang yang lebih tua darinya (Imani, dan tim Ulama, 2008: 276).

  Dalam ayat ini Luqman diberikan hikmah rasa sukur terhadap setiap kondisinya, bahwasanya Luqman selalu bersyukur kepada Allah dilapang dan sempit. Dalam kondisi senang maupun susah, dan sesungguhnya setiap sesuatu yang disukuri maka bertambahlah nikmat baginya, dan ketika tidak bersukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah maka tidaklah berkurang sedikitpun kekuasaan Allah. Hal ini terjadi pada Luqman yang selalu bersyukur kepada Tuhannya yang telah memberikan nikmat pada Luqman, sehingga Allah memberikan hikmah kepadanya.

B. Surat Luqman ayat 13

                  Artinya: dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (QS. Luqman 31:13).

  هظعي berasal dari akar kata ظعو yang berarti memberi nasihat (al- Munawwir, 1984: 1568). Di dalam ayat di atas kata

  هظعي diartikan memberi pelajaran kepada anaknya.

  كرشت berasal dari akar kata كرشي - كرشأ (al-Munawwir, 1984: 715) yang berarti menyekutukan Allah. Dalam kamus (Yunus, 2010: 201) kata yang berarti jahat, tidak baik. Kata

  كرشت berasal dari kata ارش -

  رشي ّرش

  • كرشت didalam ayat di atas diartikan menyekutukan Allah.

  Pada ayat 13 ini kata Luqman yang terdapat pada ayat ini adalah seorang tokoh yang diperselisihkan identitasnya. Orang Arap mengenal dua tokoh yang bernama Luqman. Pertama,

  Luqman Ibn „Ad. Tokoh ini mereka agungkan karena wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan, dan kepandaiannya. Beliau sering kali dijadikan perumpamaan dan permisalan.

  Kedua, adalah Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan

  perumpamaan-perumpamaannya. Dan sepertinya Luqman yang dimaksud dalam surat ini adalah Luqman al-Hakim (Shihab, 2012: 296).

  Pelajaran merupakan salah satu cara untuk menyeru kepada kebenaran dan tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkannya. Sebagian ayat-ayat al- Qur‟an menyatakan bahwa Rasulullah saw adakalanya meminta jibril supaya memberikan pelajaran kepadanya. Ali bin Abi Thalib as adakalanya pula meminta kepada sebagian sahabat beliau untuk memberikan pelajaran kepadanya. Karena pelajaran itu akan berdampak kepada orang jika ia tidak tau.

  Nasihat Luqman yang mengajarkan kepada anak-anaknya supaya tidak menyekutukan Allah. Dan segala gerak yang bersifat desruktif dan melawan Allah berakar dari mempersekutukan Allah. Kesukaan kepada uang, memuja tahta, nafsu birahi, dan semacamnya termasuk cabang- cabang dari mempersekutukan Allah. Sebaliknya segala macam gerak gerik yang benar dan konsroktif adalah tauhid. Tauhid ini hanya bersandar kepada Allah, mematuhi perintah-Nya, berlepas diri dari selain-Nya, dan menghancurkan segala berhala didalam wilayah kekuasaan-Nya (Imani, dan tim Ulama, 2008: 281).

  Syirik memiliki makna yang luas salah satunya adalah menyembah selain Allah, atau menyembah berhala. Dan telah ditegaskan dalam islam bahwasanya syirik merupakan dosa besar dan dapat menyebabkan pelakunya keluar dari islam (murtad). Syirik juga akan berdampak buruk diantaranya adalah: a.

  Syirik akan menghancurkan perilaku baik seseorang, seperti halnya api yang menghancurkan pepohonan hijau di hutan. b.

  Orang yang mencari ridha selain Allah akan selalu berada dalam kecemasan karena umat manusia sangatlah banyak dan memiliki berbagai hasrat dan harapan yang berbeda.

  c.

  Keragaman atau tidak hanya memiliki satu tuhan yang disembah sesuai dengan selera dan cara-cara yang berbeda yang menyebabkan masyarakat banyak perbedaan, perpecahan, dan perselisihan.

  d.

  Kehinaan di akhirat.

  Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwasanya sesunggungguhnya memepersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Maka dari itu berhati-hati dalam bertindak yang dapat menyebabkan manusia mempersekutukan Allah atau beriman kepada selain Allah karena perbuatan semacam itu akan menghinakan manusia diakhirat.

C. Surat Luqman ayat 14

                    Artinya: dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam

  Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (QS. Luqman 31:14).

  انهو berasal dari akar kata نهي - نهو (al-Munawwir, 1984: 1568) yang berarti melemahkan.

  Dalam ayat 14 ini bukan termasuk nasihat Luqman. Allah menyisipkan untuk mengisyaratkan bahwa penghormatan dan kebaktian kepada kedua orang tua, menempati tempat kedua setelah pengagungan kepada Allah Swt (Shihab, 2012: 173) Di awal ayat 14 ini, al-

  Qur‟an menekankan supaya manusia itu berbuat baik kepada kedua orang tuanya, sedangkan pada saat menegaskan tentang pengorbanan, pengorbanan yang ditekankan di ayat ini adalah pengorbanan sang ibu supaya manusia itu memperhatikan betapa besar pengorbanan dan hak seorang ibu. Rasa terimakasih kepada orang tua diuraikan demikian penting dan jelasnya dalam ayat ini bersamaan dengan pentingnya rasa syukur kepada Allah.

  Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa al-Quran berkali-kali menekankan pembahasan hak-hak orang tua, tapi bagaimana sikap orang tua terhadap anak sepertinya sangat jarang dijumpai dalam al-

  Qur‟an. Hal ini disebabkan pada kenyataan, orang tua sangat mencintai anak-anaknya sehingga angat jarang melupakan mereka. Sebaliknya, anak-anak itu seringkali melupakan orang tuanya, terutama saat orang tua mulai lanjut usia dan lemah. Inilah kondisi yang paling menyedihkan bagi orang tua dan anak yang demikian sangat tidak berterimakasih (Imani, dan tim Ulama, 2008: 289).

  Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah, bahwasanya manusia diperintah Allah untuk taat dan berbakti kepada orang tua.

  Kepada ibu yang telah mengandung, menyusui dan merawat anaknya hingga dewasa, dan kepada bapak yang berjuang mati-matian dalam mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

  Kemudian di akhir ayat 14 di atas diterangkan bahwasanya manusia diperintahkan untuk mensyukuru karunia Allah, yang telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik wujud, dibandingkan mahluk- mahluk Allah yang lainnya. dan bersyukur kepada kedua orang tua yang susah payah dalam membesarkan anaknya kemudian hanya kepada Allah sajalah tempat kembali.

D. Surat Luqman ayat 15

                                  

  Artinya: dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS. Luqman 31:15).

  كادهج berasal dari akar kata دهجي - دهج (al-Munawwir, 1984: 217) yang berarti berjuang. (Yunus, 2010: 201) كادهج berasalberasal dari kata

  جدهاجم - دهاج yang berarti berjuang. Di dalam ayat di atas kata كادهج diartikan keduanya memaksa kamu.

  Isi kandungan ayat ini dibagian awal diterangkan bahwasanya ketika kedua orang tua memaksa atau memerintah anaknya untuk melakukan perbuatan yang mungkar, terlebih lagi menyekutukan Allah, maka seorang anak diperintah oleh Allah untuk diam atau boleh tidak mematuhi perintah orang tuanya, karena yang paling utama adalah mematuhi perintah Allah melalui kitab dan Rasul-Nya, kemudian baru mematuhi perintah kedua orang tua.

  Yang dimaksud dengan

  ma laisa laka bihi „ilm/ yang tidak ada

pengetahuan tentang itu adalah tidak ada pengetahuan tentang

  kemungkinan terjadinya. Tiadanya pengetahuan berarti tidak adanya objek yang diketahui. ini berarti tidak wujudnya sesuatu yang dapat dipersekutukan dengan Allah Swt. Di sisi lain, kalau sesuatu yang tidak diketahui duduk soalnya boleh atau tidak telah dilarang, tentu terlebih dilarang lagi apabila telah terbukti larangan atasnya. Bukti-bukti tentang keesaan Allah dan tiadanya sekutu bagi-Nya terlalu banyak sehingga penggalan ayat ini merupakan penegasan tentang larangan mengikuti siapapun walaupun kedua orangtua dan walau dengan memaksa anaknya mempersekutukan Allah (Shihab, 2012: 303).