PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR

  

Oleh :

OKTAVIA FADMAWATI

  

NIM: 201-12-024

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR

  Disusun Dan Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

  Pada Program Studi Perbankan Syariah

  

Oleh :

OKTAVIA FADMAWATI

  

NIM: 201-12-024

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  MOTTO “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” (Aristoteles)

  “Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Lessing)

KATA PENGANTAR

  

   

Assalamualaikum Wr. Wb.

  Alhamdulilahirobil’alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

  telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga Tugas Akhir berjudul

  TUGAS AKHIR PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN

  TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA

  dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Shalawat

  serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaat-Nya di hari kiamat kelak.

  Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Jurusan Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Jurusan Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, dan kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah IAIN Salatiga.

  3. Bapak AhmadMifdhol M, Lc. M. S I selaku Ketua Jurusan Diploma III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  4. Bapak Mochlasin M.Ag selaku Pembimbing Tugas Akhir saya.

  5. Bapak / Ibu dosen Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama kami mengikuti studi di Program Studi ini.

  6. Bapak saya Tri Cinatur dan ibu saya Muji Asih, serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan materiil maupun spiritual.

  7. Sahabat-sahabat saya Rifki, Intan, Fifi, Deni, Toher, Adi Pakde, dan Eko yang setia mendampingi dalam proses pembuatan Tugas Akhir.

  8. Kakak saya Yusi Wijayanti dan adik saya Okfinanda Ramadhani yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  9. Teman-teman D III Perbankan Syariah yang telah memberiku semangat.

  10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Akhir.

  Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.Akhirnya penyusun mohon maaf atas keterbatasan penyusun.Besar harapan penyusun, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualalaikum Wr. Wb

  Salatiga, 10 Agustus2015 Penulis Oktavia Fadmawati NIM: 20112024

  

ABSTRAK

  Fadmawati, Oktavia. 2015. Prosedur dan Strategi Pemasaran Tabungan Haji di Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga. Tugas Akhir. Jurusan D

  III Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mochlasin M.Ag. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pemasaran dalam

  Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir di BMI Capem Salatiga adalah menggunakan metode survei dengan menggunakan data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada para karyawan BMI Capem Salatiga. Untuk mendapatkan porsi haji, nasabah harus menabung dengan mencapai saldo senilai Rp 25.000.000,- dan harus melengkapi persyaratan yang telah ditentukan bank. Strategi pemasaran tabungan haji di BMI Capem Salatiga menggunakan 4P yaitu;

  a) Product (produk) yang ditawarkan sesuai prinsip syariah; b) Price (harga) memberikan harga jual yang harga lebih murah dari bank lain; c) Promotion (promosi) yang dilakukan BMI yaitu dengan pemasangan spanduk, kerjasama dengan berbagai instansi dan menjadi sponsor pada acara tertentu, memasang iklan melalui media elektronik ataupun cetak, serta adanya website BMI yaitu memberikan tips atau bonus bagi orang yang mampu mencari nasabah, memberikan promo dengan hadiah umroh dengan cara diundi, memberi bonus fasilitas mengurus syarat haji. d) Place (tempat) yang tepat akan berdampak cukup signifikan terhadap penjualan.

  Kata kunci: Prosedur, Strategi, Pemasaran, Tabungan,Haji.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Persetujuan Pembimbing ..................................................................... i Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii Pernyataan Keaslian ............................................................................................. iii Halaman Motto .................................................................................................... iv Kata Pengantar .................................................................................................... v Abstrak ................................................................................................................ viii Daftar Isi .............................................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 4 D. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ......................................................................................... 8 F. Metode Penelitian ........................................................................................ 9 G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran .......................................................................... 13 2. Tujuan Pemasaran ............................................................................... 13 3. Macam-macam Pemasaran .................................................................. 14 B. Tabungan 1. Konsep Tabungan ................................................................................ 17 2. Ketentuan-ketentuan Hukum Tabungan .............................................. 18 3. Persyaratan Pembuatan Rekening Tabungan ...................................... 19 4. Tabungan Wadi’ah .............................................................................. 21

  C.

  Akad Wadi’ah 1.

  Pengertian ............................................................................................ 23 2. Landasan Teori .................................................................................... 23 3. Dasar Aplikasi Wadi’ah dalam Perbankan .......................................... 24 4. Rukun dan Syarat Al Wadi’ah ............................................................. 25 5. Hukum Menerima Benda Titipan ........................................................ 25

  BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia ........................................... 27 B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia .................................................. 28 C. Struktur Organisasi Bank Mumalat Indonesia ........................................... 28 D. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian ........................ 30 E. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia ................................................. 34 BAB IV ANALISIS DATA A. Prosedur Pembukaan Rekening Tabungan Haji ........................................ 40 B. Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji ............................................. 41 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................. 49 B. Saran .......................................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melaksanakan haji merupakan salah satu dari rukun Islam yang kelima,

  yang mewajibkan kepada seluruh umat manusia yang beragama Islam bagi yang mampu, untuk itu diperlukan dana yang cukup dan aman untuk menunaikan salah satu rukun Islam tersebut, sekarang banyak perusahaan- perusahaan yang membuka biro perjalanan haji, baik ONH atau ONH plus.

  Begitu juga dengan perbankan syariah seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Danamon Syariah, dan Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga ini yang sudah mengeluarkan produknya yaitu Tabungan Haji.

  Seiring dengan perputaran waktu, perkembangan perbankan syariah mengalami booming pada era reformasi yang ditandai dengan perubahan UU NO.7 tahun 1992 menjadi UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan. Dalam Undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum, jenis-jenis usaha yang dioperasikan, dan diimplementasikan oleh bank syariah.

  Bank sebagai lembaga keuangan perlu mengkomunikasikan setiap produk yang mereka tawarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan memiliki minat membeli manfaat dari produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Banyak bank menawarkan produknya, baik produk baru atau suatu pengembangan dari produk lama. Diantara mereka ada yang gagal dan tidak sukses dalam merebut kepuasan konsumen. Hal ini disebabkan karena pasar pembeli yang selalu berubah-ubah.

  Beberapa kepuasan nasabah yang dimaksud antara lain, yang pertama keamanannya terjamin atau penarikannya mudah dilakukan, kemudian yang kedua mudah dan praktis, tidak berbelit-belit jika kita ingin mendepositokan uang dan mudah dipindahkan ke rekening giro atau tabungan, serta mudah memindahkan dana dalam jumlah besar maupun kecil dan yang ketiga akan merasa bangga menabung di bank yang bersangkutan.

  Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga ini merupakan salah satu bank syariah yang mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah, salah satu produknya adalah tabungan haji. Tabungan haji merupakan salah satu produk dari perbankan syariah yang umumnya memakai sistemmudharabah, namun akad yang digunakan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatigaadalah akad wadiah yad dhamanah, yang mana pihak penerima titipan dengan izin pemilik dapat memanfaatkan barang titipan, sehingga dengan demikian harus menanggung atas kerusakan atau kehilangan barang titipan tersebut. Karena dalam lembaga keuangan modern, penerima titipan (al-mustawda) tidak mungkin membiarkan begitu saja barang titipan tanpa memberikan manfaat apapun. Karena itu untuk menciptakan kemanfaatan melalui penggunaan barang titipan dalam usaha ekonomi,

  

mustawda harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik barang (al-

muwaddi ) dan menjamin pengembalian barang secara utuh. Dengan demikian jenis akad menjadi berubah dari al-wadiah yad al-amanah menjadi al-wadiah yad al-dhamanah (Susanto, 2008: 264-265).

  Lembaga Tabungan Haji (LTH) yang telah dipraktikkan di Malaysia sejak tahun 1962 dipandang sangat tepat. Pasalnya hampir semua muslim di negeri ini mempunyai keinginan yang kuat untuk beribadah haji, ini juga yang mengilhamiLembaga Tabungan Haji di Malaysia.

  Tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga adalah tabungan yang menggunakan prinsip wadi

  ’ah yad dhamanah yaitu

  akad penitipan dimana pihak penerima titipan dengan izin pemilik dapat memanfaatkan barang titipan, sehingga dengan demikian harus menanggung atas kerusakan atau kehilangan barang titipan tersebut (Susanto, 2008: 264).

  Karena adanya persaingan antar bank saat ini, maka Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga menggunakan strategi pemasaran dengan mengeluarkan produk Tabungan Haji Arafah iB, selain itu BMI juga memberikan promo dengan mengeluarkan produk tabungan haji yang bernama Tabungan Haji Berkah, yaitu Tabungan Haji Berhadiah Umrah, Hadiah Umroh akan diberikan dengan cara diundi. Undian akan diberikan apabila nasabah menyetorkan uang tunai Rp 25.000.000,- ke dalam rekening tabungan hajinya.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud ingin membahas lebih lanjut mengenai “Prosedur dan Strategi Pemasaran Tabungan Haji Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana prosedur pembukaan rekening tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga? 2. Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan haji di Bank Muamalat

  Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga ? C.

   Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Tujuan dari penelitian karya ilmiah ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui prosedur pembukaan rekening tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga.

  2. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga.

  3. Untuk mempelajari dan memahami bagaimana prosedur dan strategi pemasaran produk tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga. Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah : 1.

  Bagi penulis.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang prosedur dan strategi pemasaran tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga.

  2. Bagi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang PembantuSalatiga.

  Penelitian ini dapat memberikan informasi terhadap masalah- masalah yang dihadapi serta memberikan sumbangan pemikiran terhadap

3. Bagi Civitas Akademik Institut Agama Islam Negeri.

  Berguna sebagai informasi dan masukan untuk penelitian yang akan datang yang membahas topik permasalahan yang sama, serta menambah wawasan tentang teori pemasaran.

D. Penelitian Terdahulu

  Penilitian terdahulu adalah kajian tentang hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kegunaan penelitian terdahulu adalah untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan serta untuk melihat persoalan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, peneliti menjumpai hasil penelitian yang memiliki titik singgung dengan judul yang diangkat dengan penelitian karya ilmiah ini, diantaranya adalah: 1.

  Penelitian yang dilakukan oleh Ladura (2009) yang berjudul “Prosedur Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syariah Mandiri Capem Klaten”, menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembiayaan talangan haji dilakukan dengan skim Qard Wal Ijarahyaitu akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Dalam fasilitas pembiayaan talangan haji, nasabah harus menyertakan persyaratan yang diperlukan yaitu dari Depag, fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), serta fotokopi Surat Nikah.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Khanifah (2011) yang berjudul “Prosedur Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga”, menyimpulkan bahwa prosedur yang digunakan dalam memperoleh talangan haji sangat mudah, yaitu diawali dengan membuka rekening tabungan MABRUR di Bank Syariah Mandiri, kemudian melengkapi persyaratan-persyaratan seperti: fotokopi KTP suami dan istri, KK, Akad Nikah, serta mengisi dan menandatangani dokumen-dokumen. Kemudian langkah selanjutnya melaporkan data nasabah dalam SID (Sistem Informasi Debitur) yaitu melakukan pengecekan data nasabah ke BI oleh admin sebelum melakukan droping. Setelah dokumen lengkap dan telah ditandatangani oleh nasabah kemudian nasabah datang ke kantor kementerian agama untuk meminta SPPH. Data nasabah akan diinput bank dan dana talangan akan ditransferkan ke SISKOHAT untuk mendapatkan porsi haji.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Che-awae (2013) yang berjudul “Strategi Pemasaran Tabungan Haji Di Koperasi IBN Affan Wilayah Patani Thailand Selatan” menyimpulkan bahwa strategi yang digunakan dalam memasarkan produk tabungan haji di koperasi Ibn Affan yaitu dengan cara menjalankan strategi bauran promosi, di dalamnya termasuk periklanan, promosi penjualan, dan promosi melalui bakti sosial, strategi pemilihan lini dengan memperhatikan lima fungsi periklanan agar pesan yang hendak disampaikan dapat tertuju pada sasaran, yaitu: memberikan informasi, membujuk, menciptakan kesan, memuaskan keinginan dan sebagai alat komunikasi.

  Dari kesimpulan yang diambil untuk penelitian terdahulu diatas, maka peneliti dapat membedakan antara penelitian terdahulu dengan yang diteliti oleh penulis. Yang pertama penelitian oleh Ladura (2009), perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Ladura (2009) adalah membahas tentang talangan haji, sedangkan yang penulis teliti adalah tentang tabungan haji, jelas berbeda, karena pada talangan haji, hanya dengan menyimpan uang sebesar Rp 5.000.000,- maka nasabah sudah bisa mendapatkan porsi haji, ini yang menyebabkan dihapusnya program talangan haji karena dengan adanya program ini antrian haji menjadi panjang, sedangkan pada tabungan haji, nasabah harus menyimpan sebesar Rp 25.000.000,- agar bisa mendapatkan porsi. Akad yang digunakanpun juga berbeda, pada penelitian Ladura menggunakan Qard Wal Ijarahyaitu akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan, sedangkan di Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga menggunakan akad Wadiah Yad Dhamanah.

  Selanjutnya penelitian yang kedua, penilitian oleh Khanifah (2011), perbedaannya terletak pada penelitian yang diteliti oleh Khanifah (2011) hanya membahas tentang prosedurnya saja, sedangkan yang diteliti oeh Khanifah adalah membahas tentang talangan haji, sedangkan yang penulis teliti adalah tentang tabungan haji.

  Kemudian yang ketiga yaitu penelitian oleh Che-awae (2013), perbedaannya yaitu, jika pada penelitian Che-awae (2013) hanya membahas tentang strategi pemasarannya saja, sedangkan yang penulis teliti ini, tidak hanya strateginya, tetapi juga prosedur dan strategi tabungan haji.

  Penelitian ini menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut karena penelitian ini mengkaji bagaimana menetapkan peraturan, kebijakan serta prosedur dan strategi yang tepat dalam mencapai visi dan misi perbankan syariah, serta optimal dalam pencapaian prestasi untuk mengembangkan dan memajukan pertumbuhan bank di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga.

E. Penegasan Istilah

  Dalam memahami maksud dari penelitian, maka peneliti perlu menegaskan maksud yang terdapat dalam judul “Prosedur dan Strategi

  Pemasaran Tabungan Haji di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga ”. Adapun penjelasanya adalah sebagai berikut: 1.

  Prosedur Prosedur adalah cara memecahkan sesuatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah, cara melakukan kegiatan yang disusun secara rapi dan sistematis (Fajri dan Senja : 672).

  2. Strategi Pemasaran Pemasaran strategik adalah serangkaian tindakan dan keputusan yang mengharuskan perusahaan menentukan visi, misi, dan tujuan perusahaan, melakukan analisis eksternal dan internal, menentukan strategi yang sesuai, mengimplementasikan strategi, serta mengevaluasi, memodifikasi, atau merubah strategi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pengertian tersebut mengandung fungsi- fungsi dasar pemasaran, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), implementasi (implementing), dan pengawasan (controlling) (Lestari, 2011: 2).

  3. Tabungan Haji Tabungan haji pada dasarnya merupakan tabungan dalam rangka mempermudah masyarakat untuk menabung yang nantinya akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk menunaikan ibadah haji. Pada perkembangannya, setelah adanya pembatasan/kuota jamaah haji pada masing-masing negara pengirim jamaah, maka tabungan haji mempunyai hubungan dengan sistem komputerisasi terpadu (Siskohat), yaitu sistem yang dirancang untuk alat kontrol, penampungan data dan pengolahan data dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan urusan haji antara perbankan dengan Departemen agama RI (Widiyono, 2006: 175).

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan (Soeharto dalam Mahi,

  1. Jenis penelitian Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Metode ini menggunakan data-data yang dikumpulkan dan diolah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka sebagai suatu kepastian bagi sebuah penyimpulan keadaan laporan penelitian akan berisi berbagai kutipan data untuk dideskripsikan dalam kata kajian yang komprehensif dan saling keterhubungan (Mahi, 2011: 40).

  2. Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu, Kota Salatiga.

  3. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, berkaitan dengan itu sumber data dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data berikut: a.

  Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian yang akan digunakan untuk analisis dan pembahasan masalah. Dalam hal ini, data primer adalah data yang dihasilkan dari wawancara dengan beberapa pegawai BMI Cabang Pembantu Salatiga.

  b.

  Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari BMI Cabang Pembantu Salatiga, antara lain dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen BMI Cabang Pembantu Salatiga yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir, dan lain-lain (Moleong, 2011:157).

  c.

  Teknik pengumpulan data

  a) Metode penelitian lapangan yaitu:

  1) Observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung pada objek yang akan dilakukan penelitian.

  2) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan sistem tanya jawab antara narasumber yang bersangkutan dengan penulis penelitian tersebut (A. Black dan J. Champion, 1992: 285).

  b) Metode studi kepustakaan

  Studi kepustakaan merupakan sumber dari luar dan merupakan sumber kedua untuk memperoleh informasi atau teori dari beberapa dokumen, buku, arsip, majalah ilmiah, jurnal tempat menerbitkan penemuan-penemuan hasil penelitian yang masih terdapat hubungan tema antara penelitian tersebut dengan sumber kepustakaan, di mana biasanya terdapat di perpustaakaan umum maupun perpustakaan kampus (Moleong, 2011: 159).

  d.

  Teknik analisis data Upaya yang dilakukan dalam analisis data yaitu dengan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011: 248).

G. Sistematika Penulisan

  Agar lebih mudah dalam memahami proses dan alur pemikiran dalam penelitian ini maka penulis perlu menjelaskansistematika penulisan yaitu pada bab pertama berisi pendahuluan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, penegasan istilah, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

  Bab II berisi landasan teoritis, meliputi pengertian secara lebih terperinci mengenai apakah yang dimaksud dengan prosedur dan strategi pemasaran tabungan haji.

  Bab III berisi tinjauan umum PT. Bank Muamalat Indonesia meliputi sejarah singkat berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, visi dan misi Bank Muamalat Indonesia, struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia, prinsip operasional Bank Muamalat Indonesia, serta prosedur dan strategi pemasaranyang diterapkan di Bank Muamalat Indonesia.

  Bab IV berisi analisis dan pembahasan yang akan memaparkan tentang hasil penelitian yang mencakup gambaran bagaimana prosedur dan strategi pemasaran tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga.

  Pada Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan karya ilmiah ini.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran

  a) Pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain (Philip Kotler dalam Kasmir, 2005: 61).

  b) Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan (Kasmir, 2005: 63-64).

2. Tujuan Pemasaran Bank

  Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha tentu megandung suatu maksud dan tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen itu sendiri. Badan usaha dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang. Kemudian ditetapkan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut (Kasmir, 2005: 66-67). Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk:

  1) Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.

  2) Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya (getuk tular).

  3) Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.

  4) Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.

3. Macam-macam Strategi Pemasaran

  Strategi pemasaran sangat berpengaruh untuk kemajuan sebuah perusahaan yang menawarkan barang atau jasa. Salah satu strategi pemasaran yang ada saat ini adalah marketing mix (bauran pemasaran). Kegiatan ini dilakukan secara bersamaaan di antara elemen-elemen yang ada di dalam marekting mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen lainnya.

  Penggunaaan bauran pemasaran di dunia perbankkan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep sesuai dengan kebutuhan bank.

  Dalam praktiknya konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran produk barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk barang jasa diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.

  Kotlermenyebutkan konsep bauran pemasaran terdiri dari empat P yaitu: 1) Product; 2) Price; 3) Place; 4) Promotion.Sementara itu, Boom dan Bitner menambah dalam analisis jasa, bauran pemasaran di samping empat P seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu: 1) People 2) Phsycal Eviden 3) process. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pengguna konsep bauran pemasaran untuk produk jasa jika digabungkan menjadi tujuh P. Berikut tujuh P di atas serta penjelasannya (Kotler dan Amstrong, 2012: 6).

  a.

  Produk (product)

  Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar

  untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk di dalam dunia perbankkan adalah menawarkan produk-produk yang ada di bank tersebut (Sumarni dan Soeprihanto, 2010: 274).

  b.

  Harga (price) Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Dalam dunia perbankan yang dimaksut dengan harga adalah penutupan rekening (Sumarni dan Soeprihanto, 2010: 281).

  c.

  Promosi (promotion) Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau nasabah dalam saluran penjualan barang dan jasa yang ada di perusahhan tersebut. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi pada nasabah masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media masa seperti koran, majalah, tabloid, radio, televisi dan direct mail (Tjiptono, 2008).

  d.

  Lokasi/ Tempat (place) Suatu strategi dalam penentuan lokasi atau tempat yang strategis dan terjangkau agar nasabah dapat menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula bank juga menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman dan aman kepada seluruh nasabah yang berhubungan dengan bank (Kasmir, 2003: 186-213).

  e.

  Orang (people) Dalam hubungan ini orang berfungsi sebagai penyedia berupa ativitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk diberikan kepada nasabah. Oleh sebab itu orang/ pegawai merupakan salah satu kunci penting keberhasilan perusahaan jasa yang langsung memberikan kesan dalam penyampaian jasa. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pagawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan pelanggan kepuasan dalam f.

  Proses (Process) Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada nasabah. Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana jasa disampaikan kepada nasabah.

  g.

  Bukti Fisik (Physical Evidence) Bukti fisik di sini merupakan bukti jasa yang telah diciptakan yakni berupa bukti transaksi yang terjadi.

B. Tabungan

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

1. Konsep Dasar Tabungan

  Tabungan adalah simpanan dana yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lain yang dipersamakan dengannya.

2. Ketentuan-Ketentuan Hukum Tabungan

  Berdasarkan fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan bahwa tabungan itu ada dua jenis, yaitu sebagai berikut: a.

  Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan tabungan.

  b.

  Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.

  Ketentuan umum tabungan berdasarkan mudharabah adalah sebagai berikut: a.

  Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

  b.

  Dalam prinsipnya, sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

  c.

  Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bentuk piutang.

  d.

  Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

  e.

  Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. f.

  Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

  Ketentuan umum giro berdasarkan wadiah adalah sebagai berikut: a.

  Bersifat simpanan b.

  Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.

  c.

  Tidak ada imbalan yang diisyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ( ‘athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.

  Hal yang menjadi pertimbangan DSN sehingga mengeluarkan fatwa tentang tabungan ini adalah: a.

  Terkait dengan keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam penyimpanan kekayaan. Pada masa kini, memerlukan jasa perbankan, dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam (syariah) (Nawawi, 2012: 208).

3. Persyaratan Pembuatan Rekening Tabungan

  Pada masing-masing bank tentu berbeda. Akan tetapi, pada umumnya bank memberikan persyaratan yang sama pada setiap bank menyerahkan fotokopi identitas diri, misalnya KTP, SIM, paspor dan identitas diri lainnya. Selain itu, setiap bank akan memberikan persyaratan tentang setoran awal (minimal) serta saldo minimal yang harus disisakan dalam tabungan. Saldo minimal ini diperlukan apabila tabungan akan ditutup, maka terdapat saldo yang akan digunakan untuk membayar biaya administrasi penutupan tabungan.

  Dalam abad modern, bank melakukan inovasi produk tabungan dengan berbagai jenis. Berbagai jenis dan variasi tabungan yang ditawarkan oleh setiap bank dengan berbagai keunggulannya karena bank sedangmenghadapipersainganketatdalammenghimpundanamasyarakatmel aluiproduk tabungannya (Ismail, 2010).

4. Tabungan Wadiah

  Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, Bank Syariah menggunakan akad

  wadiah yad adh-dhamanah . Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai

  penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank Syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut.

  Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan menghendaki. Di sisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang tersebut.

  Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk menghasilkan keuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak disyaratkan di muka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan Bank Syariah semata yang bersifat sukarela (Karim, 2010: 345-346).

5. Tabungan Haji

  Tabungan haji pada dasarnya merupakan tabungan dalam rangka mempermudah masyarakat untuk menabung yang nantinya akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk menunaikan ibadah haji. Pada perkembangannya, setelah adanya pembatasan/kuota jamaah haji pada masing-masing negara pengirim jamaah, maka tabungan haji mempunyai hubungan dengan sistem komputerisasi terpadu (Siskohat), yaitu sistem yang dirancang untuk alat kontrol, penampungan data dan pengolahan data dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan urusan haji antara perbankan denggan departemen agama RI.

  Dengan latar belakang yang demikian, maka tabungan haji hanya diperuntukkan bagi orang pribadi. Sebagai tanda bukti kepemilikan, bank menerbitkan tabungan haji. Bagi penabung yang telah menentukan tahun dalam sistem Siskohat. Apabila penabung oleh karena ada suatu hal, misalnya alasan kesehatan, meninggal atau alasan lainnya, maka saldo tabungan akan dikembalikan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Departemen Agama RI c.q. Dirjen Bimas Islam Urusan Haji (BIUH) tentang tata cara pendaftaran haji setiap tahun menjelang pemberangkatan. Apabila karena suatu hal, penabung yang sudah terdaftar dalam Siskohat yang ternyata sampai batas akhir waktu pelunasan belum melunasi setoran tabungan haji, maka penabung harus membatalkan/memberitahukan kepada bank dan dengan demikian BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) batal.

  Setoran awal dan kelipatan nominal tabungan tergantung kebijakan masing-masing bank. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan saldo minimal yang diperbolehkan. Artinya, terdapat minimal saldo yang harus tersisa dalam tabungan haji. Atas dana simpanan dalam tabungan haji tersebut diberikan jasa yang besarnya ditentukan oleh masing-masing bank. Jasa tabungan haji tersebut tetap dikenakan pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

  Adapun ketentuan yang mengatur mengenai penyelenggaraan haji tersebut adalah UU Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Widiyono, 2006: 175).

C. Akad Wadiah 1. Pengertian

  Istilah wadiah berasal dari kata

  wada’a yang berarti meninggalkan

  atau menitipkan sesuatu pada seseorang untuk dipelihara. Akad wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Penerima titipan merupakan tangan amanah (yad amanah), dalam arti mereka tidak menanggung atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada barang titipan selama bukan akibat kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam menjalankan amanah (Susanto, 2008: 262). Dalam akad

  wadi’ah yad dhamanah ketentuan ini mengacu

  pada sabda Nabi: “Jaminan pertanggungjawaban tidak diminta dari peminjam yang tidak menyalahgunakan (pinjaman) dan penerima titipan yang tidak lalai terhadap titipan tersebut”.

2. Landasan Syariah

   Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah orang yang dipercayai itu menunaikan amanahnya. (QS.Al- baqarah[2]:283)

   Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. (QS.An-Nisa[4]:58)

3. Dasar Aplikasi Wadiah dalam Perbankan

  Dari segi fungsinya, akad wadiah dapat terbagi menjadi dua kategori: 1)

  Wadiah yad amanah, merupakan jenis akad penitipan dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang titipan, sehingga tidak menanggung atas kerusakan atau kehilangan dari barang titipan tersebut, kecuali akibat kelalaian dalam menjalankan amanah. Dalam akad

  wadi’ah yad dhamanah ketentuan ini mengacu

  pada sabda Nabi: “Jaminan pertanggungjawaban tidak diminta dari peminjam yang tidak menyalahgunakan (pinjaman) dan penerima titipan yang tidak lalai terhadap titipan tersebut”. 2)

  Wadiah yad dhamanah, yaitu akad penitipan dimana pihak penerima titipan dengan izin pemilik dapat memanfaatkan barang titipan, sehingga dengan demikian harus menanggung atas kerusakan atau kehilangan barang titipan tersebut. Karena dalam lembaga keuangan modern, penerima titipan (al-mustawda) tidak mungkin membiarkan begitu saja barang titipan tanpa memberikan manfaat apapun. Karena itu untuk menciptakan kemanfaatan melalui penggunaan barang titipan dalam usaha ekonomi, mustawda harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik barang (al-muwaddi) dan menjamin pengembalian barang secara utuh. Dengan demikian jenis akad menjadi berubah dari al-wadiah yad al-amanah menjadi al-wadiah yad al-dhamanah .

  4. Rukun dan Syarat Al-Wadiah

  Menurut Hanafiyah rukun al-wadiah ada satu, yaitu ijab dan qabul, sedangkan yang lainnya termasuk syarat dan tidak termasuk rukun.

  Menurut Hanafiyah dalam shigat ijab dianggap sah apabila ijab tersebut dilakukan dengan perkataan samaran (kinayah). Hal ini berlaku juga untuk kabul, disyaratkan bagi yang menitipkan dan yang dititipi barang dengan mukalaf. Tidak sah apabila yang menitipkan dan yang menerima benda titipan adalah orang gila atau anak yang belum dewasa (Susanto, 2008: 265).

  Menurut Syafi’iyah al-wadiah memiliki tiga rukun, yaitu: a.

  Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut Syara’.

  b.

  Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan bagi penitip dan penerima titipan sudah baligh, berakal, serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.

  c.

  Shigat ijab dan kabul al-wadhiah, disyaratkan pada ijab kabul ini dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.

  5. Hukum Menerima Benda Titipan

  Hukum menerima benda-benda titipan ada empat macam, yaitu sunat, haram, wajib, dan makruh (Rasyid dalam Suhendi, 2010: 182-184).

  Secara lengkap dijelaskan sebagai berikut: a.

  Sunat, disunatkan menerima titipan bagi orang yang percaya kepada kepadanya. Al-wadiah adalah salah satu bentuk tolong-menolong yang diperintahkan oleh Allah dalam Al Qur’an, tolong-menolong secara umum hukumnya sunnat. Hal ini dianggap sunah menerima benda titipan ketika ada orang lain yang pantas pula untuk menerima titipan.

  b.

  Wajib, diwajibkan menerima benda-benda titipan bagi seseorang yang percaya bahwa dirinya sanggup menerima dan menjaga benda-benda tersebut, sementara orang lain tidak ada seseorang pun yang dapat dipercaya untuk memelihara benda-benda tersebut.

  c.

  Haram, apabila seseorang tidak kuasa dan tidak sanggup memelihara benda-benda titipan. Bagi orang seperti ini diharamkan menerima benda-benda titipan sebab dengan menerima benda-benda titipan, berarti memberikan kesempatan (peluang) kepada kerusakan atau hilangnya benda-benda titipan sehingga akan menyulitkan pihak yang menitipkan.

  d.

  Makruh, bagi orang yang percaya kepada dirinya sendiri bahwa dia mampu menjaga benda-benda titipan, tetapi dia kurang yakin (ragu) pada kemampuannya, maka bagi orang seperti ini dimakruhkan menerima benda-benda titipan sebab dikhawatirkan dia akan berkhianat terhadap yang menitipkan dengan cara merusak benda- benda titipan atau menghilangkannya.

  

BAB III

PROFIL LEMBAGA A. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia BankMuamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga merupakan salah

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN TABUNGAN SIKLUS DI BANK JATIM CABANG PEMBANTU KRIAN TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN TABUNGAN SIKLUS DI BANK JATIM CABANG PEMBANTU KRIAN - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PELAKSANAAN TABUNGAN SAHABAT PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU LUMAJANG TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN TABUNGAN SAHABAT PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU LUMAJANG - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PROSEDUR PELAKSANAAN REKENING TABUNGAN SIMPEDES DI BANK BRI CABANG PEMBANTU UNAIR SURABAYA TUGAS AKHIR - PROSEDUR PELAKSANAAN REKENING TABUNGAN SIMPEDES DI BANK BRI CABANG PEMBANTU UNAIR SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 2 14

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 1 76

STRATEGI PEMASARAN PRODUK FUNDING DI BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR - STRATEGI PEMASARAN PRODUK FUNDING DI BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU MAGELANG - Test Repository

0 3 91

PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) PURWODADI TUGAS AKHIR - PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJIPADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP

0 6 107

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN DI BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

0 1 81

ANALISIS PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB PEMBELIAN DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB PEMBELIAN DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SA

0 0 103

STRATEGI PEMASARAN PRODUK DANA DAN JASA DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - STRATEGI PEMASARAN PRODUK DANA DAN JASA DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG SALATIGA - Test Repository

0 1 101