FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MIN BANTA-BANTAENG KOTA MAKASSAR

  

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PROSES

PEMBELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA MIN BANTA-BANTAENG KOTA MAKASSAR

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

  

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

  Oleh :

  

ALIMUDDIN

NIM: 20600110003

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR

  

2014

  

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Alimuddin NIM : 20600110003 Tempat/Tgl Lahir : U.Pandang/ 13 Desember 1992 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Alamat : Jl. Inspeksi kanal 1 No. 78 Makassar Judul :Faktor-faktor Pendukung Proses Pembelajaran dan Pengaruhnmya Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Banta-bantaeng Kota Makassar.

  Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Samata-Gowa, Agustus 2014 Penyusun,

  Alimuddin NIM. 20600110003

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Pembimbing penulisan skripsi saudara Alimuddin, Nim: 20600110003, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi

  Pendukung Proses

  yang besangkutan dengan judul, “Faktor-Faktor

  

Pembelajaran dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN

Banta-bantaeng Kota Makassar” ,

  memandang bahwa skripsi telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasah.

  Demikian persetujuan untuk proses selanjutnya.

  Samata-Gowa, Agustus 2014 Pembimbing I Pembimbing, II Dr. Muzakkir, M.Pd.I Drs. M. Yusuf Seknun, M.Si.

  NIP. 19591231 199003 1 014 NIP.195602208 199903 1 001

  PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Pendukung Proses Pembelajaran dan

  

Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Banta-bantaeng Kota

Makassar”

  yang disusun oleh saudara Alimuddin, Nim: 20600110003, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Senin, 8 September 2014 M bertepatan dengan 13

  

Dzulqaidah 1435 H , dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

  memperoleh gelar sarjana pendidikan islam (S.Pd.I.) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Intidaiyyah dengan beberapa perbaikan.

  Samata-Gowa, 8 September 2014 M

  13 Dzulqaidah 1435 H

  

DEWAN PENGUJI

(SK Dekan No. 1300 Tahun 2014)

Ketua : Drs. Suddin Bani, M.Ag. ( ………………… )

Sektretaris : Drs. M. Shabir U., M.Ag. ( ………………… )

Penguji I : Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.A. ( ………………… )

Penguji II : Nursalam, S.Pd., M.Si ( …………………. )

Pembimbing I : Dr. Muzakkir, M.Pd.I ( …………………. )

Pembimbing II : Drs. M. Yusuf Seknun, M.Si. ( …………………. )

  Diketahui Oleh: Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Salehuddin, M.Ag.

  NIP. 19541212 198503 1 001

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah swt atas rahmat hidayah beserta taufiq-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat rampung dalam bentuk yang sederhana ini. Shalawat beserta salam senatiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw Sang revolusioner sejati, pembawa rahmah yang mengantar kita dari alam biadab menuju alam beradab, dan semoga kita semua menjadi pengikutnya yang setia ikut ke dalam ajarannya.

  Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Akan tetapi, penulis tak pernah menyerah karena penulis yakin ada Allah SWT yang senantiasa mengirimkan bantuanNya dan dukungan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga terutama orang tuaku tercinta Machmuddin dan Halidja, yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran keringat, dan doa yang tidak putus-putusnya buat penulis, sungguh semua itu tak mampu penulis gantikan, serta saudara-saudariku tersayang Mustamin, Muttahhara, Wahyuni Nurul Isnaeni atas segala dukungan, semangat, pengorbanan, kepercayaan, pengertian dan segala doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua dan menghimpun kita dalam hidayahNya. v

  Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:

  1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT., M.S. selaku rektor UIN Alauddin Makassar 2. Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, MA. Selaku wakil rektor satu, Prof. Dr. H.

  Musafir Pababbari, M.Ag. selaku wakil rektor dua, Dr. H. Muh. Natsir Siola, MA. Selaku wakil rektor tiga.

  3. Dr. H. Salehuddin, M.Ag. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta seluruh stafnya atas segala pelayanan yang diberikan kepada penulis.

  4. Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.A. selaku wakil dekan satu, Dr. H. M.

  Amri, Lc, M.Ag. selaku wakil dekan dua, Drs. H. M. Anis Malik, M.Ag. selaku wakil dekan tiga.

  5. Drs. Suddin Bani, M.Ag. selaku ketua dan Drs. Sabir U, M.Ag selaku sekretaris Prodi PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) serta stafnya atas izin, pelayanan, kesempatan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  6. Dr. Muzakkir, M.Pd. selaku pembimbing I dan Drs. M. Yusuf Seknun, M.Si. selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Ibu Suryati, S.Pd.I selaku kepala Madrasah, guru-guru dan staf tata usaha MIN Banta-bantaeng Kota Makassar, yang telah memberikan bantuan, serta siswa vi vii kelas V dan IV tahun 2013-2014 MIN Banta-bantaeng Kota Makassar atas segala bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

  8. Mita Mustika Rahdiani Ramli yang selama ini memberikan bantuannya maupun support kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsinya dengan tepat.

  9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PGMI angkatan 2010 tanpa terkecuali yang telah memberikan semangat kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

  Penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang ikhlas memberikan andil dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah swt.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

  Samata-Gowa, Agustus 2014 Penulis

  Alimuddin NIM. 20600110003

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  ................................................................. ii

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR

  .............................................................................................. v

  

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

  ........................................................................................ 1

  A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1

  B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

  C. Hipotesis ............................................................................................................. 5

  D. Definisi operasional Variabel ............................................................................. 6

  E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................................ 8

  

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 9

A. Proses Pembelajaran ........................................................................................... 9 B. Faktor-faktor Pendukung Proses Pembelajaran .................................................. 17 C. Prestasi Belajar.................................................................................................... 22 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................................... 23 E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas Pembelajaran ................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 38

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ................................................................ 38 B. Pendekatan Penelitian ........................................................................................ 38 C. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 38 D. Metode Pengumpulan Data................................................................................. 41 E. Instrumen Pengumpulan Data............................................................................. 42 F. Teknik Analisa Data ........................................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 46

A. Gambaran MIN Banta-bantaeng Kota Makassar ................................................ 46

viii

  B. Proses Pembelajaran di MIN Banta-bantaeng Kota Makassar ........................... 54

  C. Faktor-faktor Pendukung Proses Pembelajaran di MIN Banta-bantaeng. .......... 55

  D. Pengaruh Faktor Pendukung Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa. ..................................................................................................... 70

  

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 81

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. ....... 81 B. Implikasi Penelitian……… ................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix

  

ABSTRAK

Nama : Alimuddin Nim : 20600110003

Judul : Faktor-Faktor Pendukung Proses Pembelajaran dan

Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Banta- bantaeng Kota Makassar

  Dalam skripsi ini dibahas tentang faktor-faktor pendukung proses pembelajaran dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa MIN Banta-bantaeng Kota Makassar. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana kondisi proses pembelajaran di MIN Banta-bantaeng Kota Makassar, faktor-faktor apa saja yang mendukung proses pembelajaran di MIN Banta-bantaeng kota Makassar , apakah faktor-faktor pendukung proses pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar siswa di MIN Banta-bantaeng Kota Makassar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran di MIN Banta-bantaeng Kota Makassar, Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung pembelajaran di MIN Banta-bantaeng kota Makassar, untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor pendukung tersebut terhadap prestasi belajar siswa di MIN Banta-bantaeang kota Makassar.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang mencari hubungan antar variabel tanpa mencari sebab akibat. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan kelas V di MIN Banta- bantaeng yang berjumlah 50 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, pedoman wawancara dan format-format dokumentasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara variabel x dan variabel y yang bertanda positif, hal ini berarti bahwa diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi paralel atau yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya r – xy yaitu 0,57 yang berkisar antara 0,40 0,70 berarti korelasi positif antara varibel x dan variabel y adalah termasuk korelasi positif yang sedang. Demikian pula

  

dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment dengan jumlah responden atau

“N” sebanyak 50 – 2 = 48 pada taraf signifikansi 5% diperoleh “r” tabel

  orang dk= 50

sebesar 0,273 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh “r” tabel sebesar 0,354.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang sedang antara faktor-faktor pendukung proses belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa di MIN Banta-bantaeng. Dalam artian bahwa semakin banyak faktor-faktor pendukung proses belajar mengajar di MIN Banta-bantaeng maka akan semakin menurun pula prestasi belajar siswa di sekolah tersebut. Besarnya prosentase pengaruh faktor-faktor yang mendukung proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 32 %, yang diperoleh dari hasil perhitungan koeefisien

  2

  2 determinasi ( r ), atau (0,57 ) = 0,32 atau 32%.

ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika masyarakat Indonesia dilanda gelombang globalisasi dalam dunia yang

  terbuka dan kompetitif, maka orang mulai berbincang dan membandingkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia dengan bangsa-bangsa yang lain.

  Membandingkannya dengan bangsa yang lain tidak terlepas dari ukuran atau standar yang digunakan dalam perbandingan itu. Ada yang mengambil ukuran modernisasi yang cenderung menggunakan standar kehidupan Barat, baik dalam produk barang industri maupun servis. Dunia pendidikan tidak terlepas dari goncangan arus standarisasi tersebut. Kualitas pendidikan di Indonesia dianggap berada di bawah standar dengan menggunakan epistemen ekonomi sebagai patokan. Namun kualitas pendidikan tidak semata-mata diukur dari epistemen ekonomi tetapi juga dari epistemen politik, kesatuan nasional, epistemen sosial budaya, kohesi sosial dari suatu masyarakat, dan khususnya epistemen paedagogis yaitu mengenai kepentingan peserta didik.

  Menurut Winarno Surahmad dalam H.A.R Tilaar mengatakan bahwa : Kualitas pendidikan di Indonesia sejak proklamasi megalami penurunan terus dan telah mencapai titik nadirnya dewasa ini, Hal ini disebabkan antara lain karena tidak adanya komitmen pemerintah terhadap amanat UUD 1945 yaitu mewujudkan suatu sistem pendidikan nasional yang

  1 1 mencerdaskan rakyat.

  H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasional, Suatu Tinjauan Kritis, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006), h. 2.

  

1

  2 Pendidikan merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan. Dalam konteks

  pendidikan nasional Indonesia profesi mendidik dan mengajar dipegang oleh guru, maka di tangan gurulah terletak nasib bangsa. Guru pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran penting dalam menentukan gerak menuju kehidupan bangsa, yang keberadaannya tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, sekarang di masa mendatang.

  Keteladanan yang dimiliki oleh guru, seperti kasih sayang, kesabaran serta sikap lemah lembut dalam berkomunikasi sekali lagi adalah suatu yang tidak tergantikan apapun. Sentuhan kemanusiaan seperti ini bertambah penting artinya dalam membentuk generasi-generasi masa depan yang bukan saja mencintai dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi benar-benar menjadi manusia yang memiliki etika dan akhlakul karimah serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan terutama dalam interaksi edukatif.

  Sesuai dengan cita-cita dan harapan dari tujuan pendidikan nasional, guru harus memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal siswa dalam merangsang atau melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek, maka perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah dimensi komunikasi dalam interaksi pembelajaran dengan menggunakan media pengajaran yang harus dipelajari dan dikuasai oleh guru/calon guru, sehingga mereka dapat

  3

  menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna dan berhasil guna.

  Hasil penelitian telah memperlihatkan media telah menunjukkan keunggulannya membantu para guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran secara lebih cepat dan mudah ditangkap oleh para siswa. Media sebagai alat komunikasi memiliki kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan tingkah laku siswa ke arah perubahan kreatif dan dinamis.

  Menurut pendapat peters. H yang dikutip oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa ada tiga tugas dan tanggung jawab seorang guru, yakni : a. Guru sebagai pengajar.

  b. Guru sebagai pembimbing.

  2 c. Guru sebagai administrator kelas.

  Di sisi lain, guru harus memahami dan menghayati para siswa yang dibinanya karena wujud siswa pada setiap saat tidak akan sama sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan dampak serta nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia sangat mempengaruhi gambaran para lulusan suatu sekolah yang diharapkan. Oleh sebab itu, gambaran prilaku guru yang diharapkan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan itu sehingga dalam melaksanakan proses belajar, guru diharapkan mampu mengantisipasi perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat pada masa yang akan datang.

2 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Cet. VII; Bandung: PT. Sinar Baru Algasindo, 2000), h. 15.

  4 Demikian juga guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki

  kemampuan tersendiri (kompotensi) guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses pembelajaran pada khususnya. Untuk memiliki kemampuan tersebut guru perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional di dalam proses pembelajaran.

  Tapi sisi lain ada berbagai kesenjangan atau semacam stagnasi yang dihadapi oleh pendidik (guru) dalam pembelajarannya karena adanya faktor-faktor yang dimiliki siswa sangat mempengaruhi atau menghambat pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar di madrasah. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya untuk mengidentifikasi segala hal-hal atau faktor-faktor lain dari luar diri siswa ataupun dari madrasah yang menjadi penghambat proses belajar mengajar siswa. Hal ini diharapkan untuk memperlancar proses belajar mengajar itu sendiri, dan pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  Berdasarkan pernyataan/konsep yang menyangkut proses belajar mengajar di atas, maka akibat yang ditimbulkan faktor-faktor yang menghambat proses pembelajaran yang ada di madrasah adalah nilai/prestasi siswa dari tahun ke tahun sangat menurun yang disebabkan karena kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki siswa, animo dari masyarakat atau motivasi orang tua siswa dalam memberikan bimbingan kepada anaknya, sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang belum lengkap, serta dari faktor guru sendiri yang belum menguasai sepenuhnya metode dan teknik pembelajaran dengan baik. Dalam hubungan inilah maka salah

  5

  satu hal yang menjadi kendala dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan khususnya di MIN Banta-bantaeng kota Makassar adalah adanya faktor-faktor yang menghambat proses pembelajaran yang akan mempengaruhi aktifitas mereka dalam memberi dan menerima pelajaran serta pencapaian standar nilai/prestasi yang memuaskan.

  B. Rumusan Masalah

  Bertolak dari latar belakang di atas, maka adapun permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana proses pembelajaran di MIN Banta-bantaeng Kota Makassar?

  2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung proses pembelajaran di MIN Banta- bantaeng Kota Makassar?

  3. Apakah faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di MIN Banta-bantaeng Kota Makassar?

  C. Hipotesis

  Hipotesis adalah pernyataan yang diterima sementara dan masih perlu diuji

  3 kebenaraanya melalui data lapangan .

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis akan

  

mengemukakan jawaban sementara terhadap permasalahan di atas adalah : “ Faktor-

  faktor yang mendukung proses pembelajaran berpengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada MIN Banta-bantaeng kota Makassar ” 3 Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistika (Cet. III; Makassar: Andira Publisher, 2008), h. 234.

  6 D. Definisi Oprasional Variabel

  Agar penulis dan pembaca memiliki persepsi yang sama terhadap judul serta untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan maka terlebih dahulu penulis memaparkan variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Adapun variabel- variabel yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah merupakan skor yang diperoleh siswa dikenal dari hasil pengisian kuesioner motivasi. Kuesioner tersebut mengukur keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, seperti keperluan fisiologi, kebutuhan keselamatan (rasa aman), kebutuhan sosial (kasih sayang), kebutuhan penghargaan diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.

  2. Prestasi Belajar Prestasi merupakan hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang di kembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Sedangkan belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang relatif menetap. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran yang biasanya

  7

  ditunjukkan dengan angka nilai yang diberikan guru setelah mengadakan tes sebagai alat pengukur keberhasilan, yang memiliki aspek kognitif, afektif, dan psikomorik.

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan interprestasi terhadap judul skripsi ini, dengan menerapkan secara harfiah kata-kata yang dianggap penting.

  Skripsi ini berjudul ”Faktor -faktor Pendukung Proses Pembelajaran dan

Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada MIN Banta-bantaeng”.

  Adapun pengertian yang dimaksud sebagai berikut :

  1. Faktor-faktor yang mendukung adalah adanya suatu keadaan yang mempengaruhi terjadinya sesuatu yang menimbulkan lancarnya pekerjaan (aktivitas).

  2. Proses belajar mengajar adalah kegiatan guru sebagai penyampai pesan /materi

  4 pelajaran, dan siswa sebagai penerima pelajaran.

  5 3. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari kegiatan belajar yang dilakukan.

  Berdasarkan pengertian judul pengertian judul di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian secara operasionalnya adalah faktor-faktor mendukung proses belajar mengajar di MIN Banta-bantaeng kota Makassar, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan secara efisien dan efektif yang

  4 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi kurikulum (Cet. 2; Jakarta : Ciputat Press, 2003), h. 57. 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Ed.V: Jakarta: 1999), h. 2991.

  8

  mengakibatkan prestasi atau kecerdasan anak baik dari segi intelektual, emosional maupun spritual anak mengalami penurunan atau tidak tercapai secara optimal.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran di MIN Banta-bantaeng Kota Makassar.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung pembelajaran di MIN Banta- bantaeng kota Makassar.

  3. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor pendukung tersebut terhadap prestasi belajar siswa di MIN Banta-bantaeang kota Makassar.

  Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :

  1. Dengan menganalisis permasalahan yang penulis ungkapkan, kiranya dapat membantu para guru dalam meningkatkan kompetensinya, meningkatkan metode mengajar agar lebih efektif bagi hasil belajar dan dapat memotivasi anak untuk lebih giat belajar terutama dalam proses pembelajaran di MIN Banta-bantaeng.

  2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan/input guna mengembangkan kebijakan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas/mutu pendidikan.

  3. Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi penulis yang bermaksud mengadakan penelitian lebih lanjut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Proses Pembelajaran

  1. Pengertian Proses

  Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti

“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi atau kemajuan yang mengarah

  pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin, proses adalah: Any change in any

  

object or organism, particularly a behavioral or psychological change “proses adalah

  suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan

  6 kejiwaan”.

  2. Pengertian Proses Pembelajaran Oemar Hamalik mengemukakan bahwa kata pembelajaran dalam bahasa

  

inggris dikenal dengan “instruction” yang memiliki pengertian yang lebih luas dari

  pengajaran. Kata pengajaran konteksnya guru dan murid di ruang formal, sedang

  

pembelajaran atau “instructional” mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang

tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena dalam “instruction” yang ditekankan

  adalah proses belajar, maka usaha yang terencana dalam manipulasi sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.dalam pengertian ini secara

6 Muhibbin Syah, Psikologi belajar, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003), h. 109

  10

  implisit terlihat bahwa dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan

  7 mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan .

  Istilah pembelajaran digunakan sebab istilah tersebut lebih cepat dalam menggambarkan prakarsa belajar dalam upaya untuk membelajarkan. Dalam belajar, pembelajaran atau guru tidak hanya berinteraksi dengan pembelajar atau siswa sebagai salah satu komponen pembelajaran yang memungkinkan tercapainya hasil belajar yang diinginkan. Pembelajaran meniti beratkan pada bagaimana

  8 membelajarkan pembelajaran, bukan pada apa yang dipelajari.

  Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek proses dan aspek hasil dari proses. Kedua sistem ini sama pentingnya, bagaikan dua buah sayap seekor burung. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran, ketika guru

  

merumuskan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai “diharapkan siswa dapat

  menyebutkan 2 X 2, maka pembelajaran dianggap berhasil manakala siswa dapat menyebutkan atau menuliskan angka 4, tanpa perlu menguraikan dimana angka 4 itu didapat. Kemudian keberhasil pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya.

  Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut 7 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bandung: Transito,

  1983), h. 52 8 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, h. 53

  11

  bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya

  9 .

  Ranah kognitif teridiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut :

  a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

  b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan kamna terhadap apa yang dipelajari.

  c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

  d. Analisis, mencakup kemampuan merinci satu kesatuan kedalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

  e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program kerja.

  f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil karangan. Ranah afektif terdiri dari perilaku-perilaku sebagai berikut:

  a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan. 9 Muhibbin Syah, Psikologi belajar, h.109

  12

  b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan dan kesediaan. Misalnya mematuhi atuaran dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

  c. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu pendapat orang lain.

  d. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.

  e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin. Ranah psikomotorik terdiri atas tujuh jenis perilaku:

  a. persepsi, mencakup yang mencakup kemampuan memilah-memilah (mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut, misalnya pemilihan warna, angka 6 (enam) dan huruf b.

  b. Kesiapan, yang mencakup kemampuanpenempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gereakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya posisi star lomba lari.

  13

  c. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan, misalnya, meniru gerak tari, membuat lingkaran diatas pola.

  d. Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lompat tinggi dengan tepat.

  e. Gereakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat. Misalnya bongkar pasang peralatan secara tepat.

  f. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan penrubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, keterampilan bertanding.

  g. Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baruatas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, membuat tari kreasi baru

  10 .

  1. Usur-unsur yang terkandung dalam proses pembelajaran, yaitu:

  a. Tujuan Tujuan merupakan unsur penting dalam sistem pembelajaran yakni merupakan suatu kompunen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif.

  b. Pebelajar

10 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Cet. 2: Jakarta: Rineka cipta, 2002), h.

  26-30

  14 Pebelajar adalah komponen yang penting dalam proses

  pembelajaran. Pebelajar atau peserta didik dalam arti umum adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

  Hal yang pelu ditegaskan bahwa pebelajar bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, mereka makhluk tersendiri yang sangat berbeda dengan manusia dewasa pada umumnya. Mereka adalah individu yang berpikir, berperasaan, berkemauan, bertindak, bertingkah laku dengan caranya tidak sama dalam setiap perkembanganya. Mereka mempuanyai potensi masing-masing yang dibawah sejak lahir. Irama pertumbuhan dan perkembangannya berbeda dengan kehidupan dewas pada umumnya.

  c. Tugas Pembelajar Tugas utama pembelajar adalah menciptakan kondisi serta lingkungan belajar yang kondusif sehingga dapat membuahkan semangat belajar pada pembelajar dalam rangka penciptaan pembelajaran yang optimal. Agar tujuan tersebut tercapai, maka seorang pembelajar, harus mampu merencanakan pembelajaran, melaksanakan, dan memiliki keterampilan komunikasi.

  Sehubungan dengan keterampilan komunikasi (metodologi pembelajaran), usmar mengemukakan empat kemampuan pokok yang harus dimiliki guru dalam kegiatan pembelajaran, yakni:

  15

  (1) Kemampuan guru mengembangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajara. (2) Kemampuan guru bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. (3) Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh- sungguh dalam kegiatan pembelajaran. (4) Kemampuan guru dalam mengelola interaksi siswa dalam kegiatan

  11 pembelajaran .

  d. Lingkungan dan proses belajar Lingkungan yang dimaksud adalah dalam pengertian luas yang terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial banyak berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Melalui interaksi antara individu dan lingkungan, maka pembelajar memperoleh pengalaman yang pada gilirannya berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku. Sehingga dengan hal tersebut, sekolah berfungsi menyiapkan lingkungan yang dibutuhkan bagi perkembangan tingkah laku pembelajar, antara lain menyiapkan program belajar serta bahan pembelajaran, metode, alat

  12 pembelajaran dan lain-lain .

  e. Belajar Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, sehingga berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan lebih banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami peserta didik atau pembelajar. Dalam membahas pengertian

  11 12 Moh. Uzer Usmar, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 21 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, h. 49

  16

  belajar, penulis mengemukakan beberapa pendapat para ahli pendidikan sebagai berikut: Para ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan pengertian belajar se bgai berikut: “ Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau percobaan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

  13 cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan .

  2. Pelaksanaan Pembelajaran.

  Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk pembuatan. Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan yang meliputi tahap: a. Tahap persiapan merupakan tahap guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Hal-hal yang termasuk dalam tahap ini adalah mempersiapkan ruang belajar, alat dan bahan, media dan sumber belajar, serta mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik siap belajar.

  b. Tahap penyajian merupakan tahap guru menyajikan informasi, menjelaskan cara kerja baik keseluruhan proses maupun masing-masing gerakan yang dialakukan secarademonstrasi.

  c. Tahap aplikasi atau praktek ialah tahap peserta didik diberi kesempatan 13 melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. Kegiatan guru lebih

  Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, h. 21

  17

  terkonsentrasi kepada pengawasan dan pemberian bantuan kepada perseorangan maupun kelompok.

  d. Tahap penilaian adalah tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja serta waktu yang

  14 dipergunakan dalam menyelesaikan pengerjaan tersebut .

B. Faktor-faktor pendukung Proses Pembelajaran

  Proses pembelajaran di sekolah pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang masing-masing bisa menjadi faktor pendukung dan dapat pula sebagai faktor penghambat. Berikut uraian tentang faktor-faktor yang dimaksud :

  a. Siswa Siswa atau dalam istilah lain disebut sebagai pebelajar atau peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dianggap sebagai faktor pendukung dan juga sebagai faktor penghambat. Di bawah ini adalah tabel pembeda keadaan siswa sebagai faktor pendukung maupun sebagai faktor penghambat: Uraian Sebagai Faktor Pendukung Sebagai Faktor Penghambat

  • Peran aktif - Terwujud - Tidak terwujud
  • Respon positif - Terwujud - Tidak terwujud
  • Jumlah siswa - Sesuai standar - Tidak sesuai standar

14 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

  Menyenangkan, (Cet. 7; Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008), h. 98-99

  18 Siswa dianggap sebagai faktor pendukung proses pembelajaran apabila siswa

  dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Peran aktif yang dimaksud adalah kesediaan siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan benar serta memberikan respon positif terhadap materi pembelajaran yang dibahas, berusaha mencari tahu materi yang belum dipahami, dengan jalan menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan.

  Siswa dapat dianggap sebagai faktor penghambat proses pembelajaran apabila siswa tidak serius mengikuti proses pembelajaran, serta menampakkan respon negatif terhadap setiap proses pembelajaran. Siswa lebih memilih bersikap apatis atau bermasa bodoh/acuh tak acuh terhadap materi yang dibahas walaupun mereka tidak paham dan hanya menerima begitu saja materi yang dibahas.

  Selain itu, jumlah siswa yang tidak sesuai dengan ukuran kelas juga dapat menyebabkan proses pembelajaran tidak bisa dilakukan dengan baik. Jumlah siswa yang banyak cenderung memancing terjadinya diskusi-diskusi kecil yang tidak penting dalam kelas antar sesama siswa, sehingga perhatian mereka tidak terkonsentrasi ke materi pelajaran. Kadang-kadang seorang guru sudah berusaha untuk mengelola kelas dengan baik, namun karena kuantitas siswa yang berlebihan dan tidak sesuai dengan standar menyebabkan suasana pembelajaran kurang kondusif.

  Masih sering nampak pada sekolah lanjutan tingkat atas misalnya, yang jumlah siswanya dalam satu kelas itu melebihi kapasitas karena menampung siswa antara 40-50 orang, sementara standar pengelolaan sarana yang dikeluarkan oleh

  19 Depdiknas untuk sekolah lanjutan tingkat atas, ruang kelas belajar harus berukuran 8 x 9 meter dan diisi oleh siswa paling banyak 32 orang.

  b. Guru Peranan guru dalam setiap proses pembelajaran dapat dianggap sebagai faktor pendukung, dan juga bisa sebagai faktor penghambat. Mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Uraian Sebagai Faktor Pendukung Sebagai Faktor Penghambat

  • Kompetensi guru - Dimiliki - Tidak dimiliki
  • Jumlah guru - Memadai - Tidak memadai

  Guru dalam peranannya sebagai faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran, dapat dianggap sebagai faktor pendukung apabila memiliki standar kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Guru yang memiliki kompetensi dapat dengan mudah menguasai dan megarahkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran untuk membentuk kompetensi siswa melalui materi pembelajaran dapat dilakukan. Demikian juga sebaliknya, guru yang tidak memiliki kompetensi akan kesulitan mencapai tujuan pembelajaran, yang berujung pada ketidakpahaman siswa terhadap materi pelajaran.

  Nampak pula keberadaan guru sebagai faktor pendukung dalam hal ketersediaan jumlah guru dengan yang dibutuhkan. Artinya dalam setiap sekolah/satuan pendidikan yang membutuhkan guru sebanyak 30 orang, terpenuhi sesuai dengan jurusan atau mata pelajaran masing-masing. Dengan kata lain rasio guru yang ada sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak ada lagi guru yang mengajar

  20

  mata pelajaran lain di luar jurusannya. Namun bila jumlah ini tidak sesuai dengan kebutuhan guru atau kurang dari yang dibutuhkan, maka cenderung akan melahirkan proses pembelajaran yang kurang kondusif, karena kemungkinan besar terjadi seorang guru yang mengajar di luar mata pelajaran yang ia kuasai.

  c. Proses pembelajaran Proses pembelajaran sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional