PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN GELOMBANG MEKANIK PADA SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

  

PEMBELAJARAN FISIKA

MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING

DALAM POKOK BAHASAN GELOMBANG MEKANIK

PADA SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika

  

oleh :

  Joséph A. de Oliveira Naitobe Nim: 031424037

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Ph.D. R N U A K A N U H A N ““ R

  II N DD U A K A N TT U H A N ”” “ R

  I N D U A K A N T U H A N ” J angan biarkan aku mati, hanya karena rindu ingin melihat wajah-Mu, tapi…….., biarkanlah aku melihat wajah-Mu, walau aku harus mati…!

  Dari lubuk hatiku yang terdalam; Ku persembahkan karya ini untuk: Sang pencipta, keluarga, kerabat, dan almamaterku.

  ABSTRAK Joseph Agustinho de Oliveira Naitobe, “Pembelajaran Fisika

Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Dalam Pokok Bahasan

Gelombang Mekanik Pada Siswa Kelas XII IPA SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kecepatan rambat gelombang transversal pada sebuah mediun tidak ditentukan oleh penjang gelombang, frekuensi, periode, dan amplitude akan tetapi hanya bergantung pada medium yang dilalui oleh gelombang tersebut serta menunjukkan bahwa nilai dari kecepatan rambat gelombang adalah konstan untuk setiap medium. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yang langsung berhubungan dengan prestasi serta kemampuan mengkonstruksi pemahaman, kreativitas, menunjukkan adanya minat dan keterlibatan siswa dengan respon sikap positif selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan metode eksperimen terbimbing dalam pokok pokok bahasan gelombang mekanik.

  Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pretest, panduan eksperimen, kuesioner, lembar pengamatan kegiatan siswa dan posttest. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada tanggal 10 September 2007 – 24 September 2008 dengan sampel penelitian adalah siswa kelas XII IPA yang terdiri dari dua kelas.

  Penelitian ini didesain dalam bentuk (paket) pembelajaran yang memiliki beberapa tahap antara lain: diawali dengan tapah observasi. Tahap kedua adalah mengerjakan pretest. Tahap ketiga pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan praktikum, presentasi (pleno), dan diskusi. Tahap akhir dari paket pembelajaran ini adalah mengerjakan posttest dan pengisian kuesioner oleh siswa.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing meningkatkan: (1) pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gelombang mekanik, (2) minat dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan respon sikap positif siswa, (3) kemampuan siswa dalam merangkai dan menggunakan alat-alat sederhana yang digunakan pada saat kegiatan eksperimen.

  

ABSTRACT

Joséph A. de O. Naitobe, “Physics Teaching Using Guided Experiment to

  

Method in discussion of mechanical wave students XII Class in SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta” . Physics Education Study Program, Department

of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and

Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

  The objectives of the research are to prove that speed of the transversal wave at a medium is not defined by wavelength, frequency, period, and also amplitude. However, based on the medium just only passed by the wave and also indicate that the value from speed of the wave is constant to each; medium.

  The objective also to increase the students understanding which relations with achievement, understanding and able construction, creativities showing the existence of enthusiasm and students involvement by respond positive attitude during the process study, to use the experiment method guided in specifics of discussion of mechanic wave.

  The instrument utilized in research is pretest, the experiment guide, questionnaire, sheet of perception of students’ activity and posttest. This research was executed at senior high school (SMA) Pangudi Luhur of

  Yogyakarta on September, 10, Th 2007 – September, 24, 2007 with research sample are students of class of XII natural science (IPA) which consisted of two classes.

  This research was designed in the form (packet) this studies which have some step there are began: with the observation phase. Second phase is do the pre

  

test the, phase third execute the study activity covering activity practicum,

achievement (presentation), and discussion.

  Phase end of this study packet is do the post test and admission filling of questioner by student. The result of this research indicates that the physics study use the experiment method guided to improve 1). The understanding of students’ concept at discussion of mechanic wave 2). Enthusiasm and students’ involvement of during the process study which posed by respond positive attitude of students’ 3).The students’ ability in stringing up and using simple appliance which used at the time of experiment activity.

  

ABSTRACđấO

Joseph A. de O. Naitobe, “Estuda Física Com o Métode De

Experimenta Sobre Mecânica Das Ondas Para Os Estudantes Do 12 Ano na

Escola Secundária Pangudi Luhur Jogjakarta.” Programa do Estudo Física

em Faculdade da Educaçaõ Matemática e Ciencia. Departemento da

Educaçaõ Univercidade Sanata Dharma Jogjakarta.

  Esta pesquisa tem o objective para mostrar que a velocidade das ondas transvercal em uma mèdia naõ depende da altura das ondas, frequência , período , e amplitude, mas depende da média que atravessa pelas ondas e mostra que o valor da velocidade das ondas saõ constantes em cada média .Num outro lado esta pesquisa tem o objective para aumentar conhecimento dos alunos que tem creatividade e mostram atraves dos seus participac

  ąõ activo e positive dos estudantes durante processo desta pesquisa. Material que utilizam para este pesquisa saõ : pretest, manual experimento, questionario, folha de observacao dos estudantes, e post test

  Este estudo andando na escola secundaria Pangudi Luhur Jogjakarta no dia 10 de Setembro de 2007 ate dia 27 de Setembro de 2007 com o modelo duas turmas de ciência do 12 ano.

  Este estudo tem pacote dos estudos como: Primeiro com fase observaçaõ, pre teste, e actividade de estudo inclui prática (experimentar), apresentaçaõ e discuçaõ. Ultima fase desta pacote é fazer ezame final /post test e responde as perguntas dos estudantes.

  Atravez deste estudo mostra que estudar Fisica usa o metodo de experimentar pode aumentar conhecimento dos estudante sobre materia: (1) Conhecimento dos estudante sobre materia ondas mecânica. (2) Participacaõ e vontade para aprender durante o processo desta pesquisa que têm valor positive. (3) Capacidadedos estudantes de usar material simples em processo desta

  

ABSTRAKSAUN

Joséph A. de O. Naitobe, “Aprendizajen Fizika Uza Metodu

Eksperimento iha Materia Lalorang (Ondas Mekanika) ba Alunus Siensia

Naturais Klase XII Escola Secundária Pangudi Luhur Jogjakarta”. Progama

Edukasaun Fizika, Departamentu Edukasaun Matematika no Siensia

Naturais, Fakultade Siensia Edukasaun. Universidade Sanata Dharma,

Yogyakarta.

  Estudu ne’e hakarak atu prova katak velosidade laloran transversal iha medium ida la determinadu husi laloran nia naruk, frekuensia, periodu no mos amplitudo maibe depende deit ba medium ne’ebe maka laloran ne’e liu no mos hatudu katak valor husi velosidade laloran ne’e hanesan deit (konstante) ba medium ididak. Nune’e mos estudu ne’e hakarak atu aumenta konseitu kompriensaun alunus nian ne’ebe liga diretamente ho efektivasaun no abilidade atu konstrui kompriensaun, kreatividade, hatudu interese no involvimentu alunus liu husi hatudu atitudi positivu durante prosesu aprendizajen uza metodu eksperimento iha materia Laloran (ondas mekanika). Instrumentu ne’ebe maka uza iha estudu ne’e maka pre test, manual lisaun pratika (eksperimento), kuesioner, folla observasaun atividade alunus no post test.

  Estudu ne’e hala’o iha Escola Secundária Pangudi Luhur Jogjakarta iha data 10 September 2007 – 24 September 2007 ho sampel estudu maka alunus siensia naturais klase XII kompostu husi klase rua.

  Estudu ne’e dezena iha forma pakote aprendizajen ho etapa tuir mai ne’e: hahu’u ho etapa observasaun. Etapa segundu hala’o pre test. Etapa terseiru hala’o atividade aprendizajen ne’ebe maka inklui atividade pratikum, aprezentasaun (plenaria), no diskusaun. Etapa ikus hosi pakote ida ne’e maka ;hala’o izame final no resposta ba perguntas husi estudantes.

  Rezultadu estudu ne’e hatudu katak aprendizajen fizika uza metode eksperimento bele aumenta: (1) komprensaun konseitu alunus nian ba materia laloran (mekanika), (2) interese no involvimentu alunus durante prosesu aprendizajen hatudu liu husi atitude positivu alunus nian, (3) abilidade alunus nian atu halo no uza instrumentu simples atu uza iha atividade eksperimento.

   

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak basik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk semua bantuan yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan berbagai dukungan lain dalam penyususnan skripsi ini.

  2. Bapak Drs. Domi Saverius, M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Fisika.

  3. Bapak Drs. Br. Herman Yoseph, FIC. selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian.

  4. Bapak H. Y. Unggul Prasetya, S.Pd. selaku guru Fisika SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam penelitian ini.

  5. Siswa-siswa kelas XII 1A dan XII 1 A SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

  1

  2 dengan menggunakan metode eksperimen serta Keluarga besar SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, terimakasih untuk kerjasamanya.

  6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan ilmu serta pengalaman-pengalaman yang berharga lainnya.

  7. Segenap staf pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta seluruh Civitas Akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa FKIP baik program studi pendidikan matematika khususnya mahasiswa Pendidikan Fisika yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.

  9. Kelompok Skripsi Bersama (KSB) antara lain: Eko, Dias, Sinta, Lilis, Ciwi, dan Thomas.

  10. Rekan-rekan mahasiswa P. Fis angkatan 03: Eko, Dias, Andre, Boni, Loren, Cornel, Alphon, Romo Dion, Ervan, Sinta, Lilis, Icha, Dedeq, Ciwi, Tica, Elly, Rosa, Agatha, Gita, Juni, Siska, Nana, Gilang, Eka, Dewi, Ipus, Yeni, Endar, Simfrosa, Luci, Mei, Titis, Fitri, Wahyu (Exs), Suster Ruth (Exs), dan Ningsih (Exs). Terima Kasih atas segala kebersamaan dan canda tawa kita selama ini.

  11. Special buat adik-adikku yang aku sayangi: Tica, Lilis, Ciwi, Sinta, Dedeq, Icha, Dewi, Ina, Lia, dan Nana; juga rekan-rekan terbaikku: Dimas, Dias, Eko, Thomas. Terima kasih atas segala suportnya.

  12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa seperjuangan dari Timor Leste yang telah memberikan dukungan moril baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

  Akhir kata dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan banyak terima kasih, walaupun penulis menyadari bahwa kata terima kasih jauh lebih kecil dibandingkan dengan bantuan dan dukungan yang terima. Semoga amal kebaikan dari semuanya mendapatkan imbalan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa.

  Yogyakarta, September 2008 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................

  ii

  HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

  iv

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................

  vii

  ABSTRACđấO .............................................................................................. viii ABSTRAKSAUN ...........................................................................................

  ix

  KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xx DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxii BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

  1 A. Latar Belakang ...............................................................................

  1 B. Landasan Teori ...............................................................................

  4 1. Proses Belajar - Mengajar .....................................................

  4

  a. Proses ..............................................................................

  19 5. Pembelajaran Sain dengan Melakukan Eksperimen .............

  33 E. Manfaat Penelitian .........................................................................

  32 D. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  24 C. Rumusan Masalah ..........................................................................

  23 9. Materi Gelombang Mekanik .................................................

  22 8. Prestasi Belajar Siswa ...........................................................

  22 7. Keterlibatan Siswa ................................................................

  20 b. Motivasi ..........................................................................

  20 a. Minat ...............................................................................

  19 6. Minat dan Motivasi Belajar Fisika ........................................

  18 f. Kelemahan Metode Eksperimen .....................................

  4 b. Belajar .............................................................................

  18 e. Keunggulan Metode Eksperimen ....................................

  17 d. Tujuan Metode Eksperimen ............................................

  15 c. Manfaat Metode Eksperimen ..........................................

  13 b. Jenis-jenis Metode Eksperimen ......................................

  13 a. Pengertian Metode Eksperimen ......................................

  12 4. Metode Eksperimen ..............................................................

  11 3. Media Pembelajaran ..............................................................

  7 2. Pendidikan dan Hakekat Pendidikan Sain ............................

  5 c. Mengajar .........................................................................

  34

  BAB II. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................

  47

  62

  56 B. Data dan Analisis Data ...................................................................

  56 A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................

  4. Keterampilan Siswa dalam Merangkai dan Menggunakan Alat 53 BAB III. DATA DAN ANALISIS DATA .....................................................

  51

  49 3. Keterlibatan Siswa ...................................................................

  1. Prestasi Siswa ........................................................................... 47 2. Minat Siswa .............................................................................

  47 H. Metode Analisis Data .....................................................................

  35 A. Jenis Penelitian ...............................................................................

  44 G. Validitas .........................................................................................

  44 2. Instrumen pengumpulan data. ..................................................

  44 1. Instrumen untuk proses pembelajaran ......................................

  37 F. Instrumen Penelitian ......................................................................

  36 E. Desain Penelitian ............................................................................

  36 D. Treatmen Penelitian .......................................................................

  36 C. Partisipan Penelitian .......................................................................

  35 B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................

  1. Apakah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam

  Mengikuti pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok Bahasan Gelombang? ............................................................................

  62

  2. Apakah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Minat Siswa dalam Mengikuti pembelajaran Sains (Fisika) mengenai Pokok Bahasan Gelombang? .............................................................................

  67

  3. Apakah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Mengikuti pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok Bahasan Gelombang? ...............................................................

  70

  4. Dapatkah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Ketrampilan Siswa dalam Merangkai dan Menggunakan alat-alat yang digunakan dalam Eksperimen? .............................................................................

  74 C. Pembahasan ....................................................................................

  77

  1. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok Bahasan Gelombang? ...............................................................

  78

  2. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok

  Bahasan Gelombang? ...............................................................

  79

  3. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok Bahasan Gelombang? ..............................................................

  82

  4. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Merangkai dan Menggunakan Alat-Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Eksperimen? ...................................................

  89 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

  91 A. Kesimpulan ....................................................................................

  91 B. Saran ...............................................................................................

  92 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  95 LAMPIRAN ....................................................................................................

  98

  DAFTAR TABEL Halaman

  8 Skor Keterampilan Siswa Merangkai dan Menggunakan Alat 54 Tabel

  16 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterlibatan ....... 72 Tabel

  14 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Minat Tertentu ... 69 Tabel 15 Klasifikasi Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran .... 70 Tabel

  13 Kriteria Minat Siswa Selama Pembelajarant............................ 67 Tabel

  12 Tabel T – Test Program SPSS untuk Pretest dan Posttest ....... 66 Tabel

  54 Tabel 11 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest .................................... 62 Tabel

  10 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterampilan Tertentu ...................................................................................

  9 Kriterian Keterampilan Siswa selama Pembelajaran ............... 54 Tabel

  53 Tabel

  Tabel

  52 Tabel 7 Lembar Pengamatan .................................................................

  6 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterlibatan Tertentu ...................................................................................

  5 Kriteria Keterlibatan Siswa Selama Pembelajaran .................. 52 Tabel

  4 Skor Keterlibatan Siswa ........................................................... 51 Tabel

  3 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Minat Tertentu ... 50 Tabel

  2 Kriteria Minat Siswa Selama Pembelajaran ............................. 50 Tabel

  1 Skor Minat Siswa ..................................................................... 50 Tabel

  17 Jumlah Siswa yang Terlibat Sesuai dengan Kesungguhan dalam

  Tabel

  18 Klasifikasi keterampilan Siswa dalam dalam Merangkai dan Menggunakan Alat-alat yang Digunakan dalam Kegiatan Eksperimen .............................................................................. 74

  Tabel

  19 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterampilan Tertentu ....................................................................................

  76 Tabel

  20 Analisis Jumlah PersentaseMinat Siswa ................................ 80 Tabel

  21 Analisis Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterlibatan ..... 82 Tabel

  22 Jumlah Siswa yang Terlibat Sesuai dengan Kesungguhan dalam setiap Kegiatan Selama Proses Pembelajaran .......................... 83

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

  Gambar 1 Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal ........ 27 Gambar 2 Gelombang Berjalan..............................................................

  28 Gambar

  3 Antusiasme siswa dalam melakukan eksperimen ................. 81 Gambar

  4 Membaca panduan eksperimen (percobaan) ......................... 84 Gambar 5 Merangkai Alat percobaan ....................................................

  85 Gambar

  6 Melakukan percobaan dan pengamatan ................................ 85 Gambar 7 Siswa Mengajukan Pertanyaan ............................................. 86 Gambar

  8 Siswa Memberikan Penjelaskan ............................................ 86 Gambar

  9 Kerjasama Siswa dalam Kelompok ..................................... 88 Gambar 10 Siswa Mempresentasikan Hasil Eksperimen Mereka dan

  Yang Lain Mendengarkan ..................................................... 88

  DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 1 Pembagian Gelombang .........................................................

  25 Bagan 2 Langkah-langkah Penelitian ..................................................

  37

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1 Soal Pretest .............................................................

  98 Lampiran 2 Soal Posttest ........................................................... 100 Lampiran 3 Kuesioner ............................................................... 105 Lampiran 4 Petunjuk Eskperimrn (Praktikum) .......................... 108 Lampiran 5 Rencana Pembelajaran ........................................... 112 Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa .................................... 119 Lampiran 7 Pembagian Kelompok ............................................ 121 Lampiran 8 Hasil Analisis Jawaban Siswa ................................ 123 Lampiran 9 Permohonan Ijin Penelitian .................................... 129 Lampiran 10 Laporan Eksperimen Kelompok ............................. 130

BAB I PENDAHULUAN Sebuah tahap yang perlu dicermati oleh seorang peneliti adalah hendaknya

  terlebih dahulu memberikan gambaran ataupun uraian secara memadai terhadap topik penelitian yang akan diteliti serta memberikan batasan (ruang lingkup/ cakupan) dari penelitiannya sekaligus menjadi dasar (acuan) dalam melakukan sebuah penelitian (kajian ilmiah, maupun survey). Pada bagian ini peneliti akan mencoba memberi uraian terhadap pilihan topik penelitian dengan menampilkan rujukan-rujukan yang memuat pandangan (pendapat) para ahli maupun tokoh yang berkecimpung dan memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan. Secara garis beras bagian ini akan mengulas mengenai: (1) Latar Belakang penelitian, (2) Landasan Teori, (3) Rumusan Masalah, (4) Tujuan Penelitian dan (5) Manfaat Penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

  Sebuah pola pikir yang telah berkembang dan berurat akar pada masyarakat dalam berbagai kalangan dan lapisan adalah bahwa proses belajar mengajar (PBM) adalah salah satu proses atau kegiatan di mana seorang guru mengajar dan siswa diwajibkan untuk belajar. Pola pikir tersebut telah memposisikan guru sebagai subyek yang memegang kendali pembelajaran dan siswa ditempatkan sebagai obyek yang belajar dan dituntut untuk menerima menghantar mereka pada sebuah perspektif yang sangat ekstrem yakni guru adalah individu yang mengetahui segala-galanya dan siswa diibaratkan sebagai sesuatu yang kosong dan harus diisi dengan berbagai pengetahuan oleh guru. Konsekuensi dari perspektif di atas adalah siswa menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran, dan hanya siap menerima materi tanpa harus berpikir serta perkembangan kognitifnya menjadi terhambat. Akibat lain adalah pola komunikasi yang terjadi hanya bersifat satu arah, serta cara pengajaran yang diterapkan oleh guru mengikuti cara klasik yakni ceramah.

  Pola pikir lain yang berkembang hingga saat ini adalah pelajaran khususnya fisika merupakan pelajaran yang sangat sulit, penuh dengan rumus- rumus, dan sangat tidak menarik. Penyebabnya sangat banyak dan bervariasi, akan tetapi satu di antaranya adalah pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Hingga saat ini hampir sebagian besar guru Fisika dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah selalu menggunakan metode yang sama dan monoton yakni menggunakan metode ceramah. Metode tersebut walau sangat praktis penggunaannya, akan tetapi telah membuat pembelajaran khususnya fisika kehilangan hakekat dan karakteristiknya yakni pembelajaran yang selalu menekankan proses serta mengacu pada observasi dan eksperimentasi, mencakup tata laksana percobaan yang bersinergis dalam membangun pemahaman konsep, teori, dan hukum. Pembelajaran dengan metode ceramah telah membuat siswa menjadi bosan karena siswa tidak terlibat secara aktif, siswa tidak berminat, terjadi adalah komunikasi satu arah (dari guru ke siswa), dan siswa kurang termotivasi.

  Satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan hakekat dan karakteristik tersebut adalah guru fisika harus memvariasi serta memodifikasi metode yang digunakannya dalam proses pembelajaran karena pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang mengutamakan kepentingan siswa serta melihat siswa sebagai subyek dari pendidikan dan bukan sebagai obyek yang dapat diperlakukan sesuka hati. Pembelajaran ini harus membawa perubahan pada diri individu yang belajar dan perubahan tersebut harus merupakan perubahan dari hasil belajar. Hasil belajar harus berupa kapabilitas; ini berarti setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Selain itu seorang guru juga harus memiliki kepedulian (interest) yang tinggi serta lebih mengutamakan anak didiknya. Syah (1995 : 184) memaparkan bahwa guru harus membantu kegiatan belajar siswa dan harus berinteraksi sedemikian rupa dengan siswa agar siswa belajar membentuk makna dan pemahamannya sendiri dalam memperoleh pengetahuannya.

  Agar pembelajaran fisika dapat berlangsung secara menarik (fun), maka siswa harus dilibatkan secara langsung dalam kegiatan tersebut. Salah satu diantaranya adalah guru dapat menerapkan metode pengajaran dengan melakukan eksperimen. Secara umum metode eksperimen atau disebut juga melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Jadi metode ini lebih mengecek supaya siswa semakin yakin dan jelas akan teorinya (Suparno, 2007 : 77). Dengan adanya metode eksperimen ini juga dimaksudkan dapat menumbuh kembangkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya, meningkatkan kreatifitas siswa dengan melakukan dan mengeksplorasi sendiri, serta dapat menemukan sesuatu yang baru (discovery).

  Berdasarkan beberapa permasalahan yang ada pada latar belakang di atas maka penulis mengadakan penelitian terhadap pembelajaran di kelas dengan menerapkan “Pembelajaran Sains (Fisika) Menggunakan Metode

  Eksperimen Terbimbing dalam Pokok Bahasan Gelombang Mekanik pada Siswa Kelas XII IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”.

B. LANDASAN TEORI

1. Proses Belajar – Mengajar

  Sebelum kita mengkaji apa itu proses belajar – mengajar, terlebih dahulu kita melihat terminologi dari proses, belajar, dan mengajar.

a. Proses

  Proses adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin yakni

  “processus” yang artinya “berjalan ke depan”. Dalam kamus besar

  bahasa Indonesia kata proses diartikan sebagai runtunan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu (Kamus Besar Bahasa langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972) dalam Syah (1995 : 113) proses adalah Any

  change in any object or organism, particularly a behavioral or psycological change (proses adalah suatu perubahan yang menyangkut

  tingkah laku atau kejiwaan).

b. Belajar

  Berbagai terminologi dan penekanan yang berbeda-beda mengenai belajar bisa ditemukan dari berbagai sumber. Keragaman terminologi mengenai belajar tersebut ditentukan oleh berbagai hal antara lain: latar belakang dan perspektif orang yang memberi arti, situasi, agama, budaya dan lain-lain. Namun demikian hampir semua definisi mengenai belajar saling mendukung satu sama lain. Berikut akan dibeberkan beberapa definisi mengenai belajar antara lain: 1) Menurut Hilgar dan Bower (1975) dalam Purwanto (1990 : 84);

  Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan- keadaan sesaat seseorang.

  2) Menurut Gagne (1977) dalam Purwanto (1990 : 84); Balajar terjadi mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiwono (1999 : 10); belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolaan informasi, menjadi kapabilitas baru.

  3) Morgan (1978) dalam Purwanto (1990 : 84); Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau penglaman. 4) Witherington dalam Purwanto (1990 : 84); adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

  Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif yang berarti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya (Syah, 1995:113).

  Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan/membekas. Perubahan- dalam perilaku nyata atau masih tinggal tersembunyi; mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari (Winkel, 1983:15). Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perobahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1983:21). Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa belajar adalah beberapa perubahan sebagai hasil dari pengalaman, latihan, dan interaksi dengan lingkungan.

  Terminologi-terminologi di atas memuat beberapa ciri yang penting dari belajar yakni bahwa: terdapat perubahan dalam tingkah laku, perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, perubahan itu harus relatif mantap, dan harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang, serta perubahan harus menyangkut seluruh aspek kepribadian.

c. Mengajar Mengajar adalah upaya membantu kegiatan belajar siswa.

  Dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan siswa agar siswa belajar membentuk makna dan pemahamannya sendiri dalam memperoleh pengetahuannya. Jadi guru tidak menjajalkan pengetahuan kepada siswa namun melibatkannya dalam aktivitas atau kegiatan belajar (Syah, 1995 183). Mengajar adalah penciptaan sistem dan Moedjiono, 1985 : 3). Mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar (Sudjana, 1989 : 28).

  Pandangan lain tentang mengajar berasal dari filsafat konstruktivis. Mengajar bukan merupakan kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dari pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi (Betencourt, 1989 dalam Suparno, 1997 : 65).

  Berdasarkan berbagai pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas maka dapat dikatakan bahwa belajar dan mengajar merupakan dua hal yang memiliki ketergantungan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dan berlangsung dalam suatu tahapan (periode) tertentu di mana tahapan tersebut membutuhkan sebuah proses yang berkesinambungan.

  Konsep belajar – mengajar bukanlah suatu kejadian sepihak. Artinya, ungkapan pembelajaran yang diberikan oleh seorang pengajar bukan semata transfer pengetahuan tertentu, melainkan memiliki efek pendamping (nurturing effect) yang tersirat dalam proses tersebut dan yang meningkatkan kemandirian peserta didik, (Drost, 1999 : vii).

  Prose pembelajaran adalah proses mengajar dan belajar yang terdiri atas kegiatan mengajar (Drost, 1999 : 1).

  Proses Belajar – Mengajar (PBM) oleh para ahli melihatnya sebagai sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran (Syah, 1995 : 237).

  Para siswa, dalam situasi instruksional itu menjalani tahapan kegiatan belajara melalui interaksi dengan kegiatan tahapan mengajar yang dilakukan guru. Akan tetapi dalam proses belajar – mengajar masa kini di samping guru menggunakan interaksi resiprokal, dianjurkan pula untuk memanfaatkan komunikasi banyak arah untuk mencapai suasana pendidikan yang kreatif, dinamis dan dialogis (Pasal 40 ayat 2a UU Sisdiknas 2003 dalam Syah, 1995 : 237).

  Bruner (dalam Budiningsih 2005 : 17) berpendapat bahwa teori pembelajaran adalah perskriptif dan teori belajar adalah deskriptif.

  Dikatakan preskriptif karena tujuan utama pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memberikan proses belajar. Bruner (dalam Budiningsih 2005 : 43) melanjutkan bahwa pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang mengembangkan kemampuan berpikir intuitif. Pada hal berpikir intuitif sangat penting bagi mereka yang setiap disiplin mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. Cara baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery learning).

  Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri (Suparno, 2007:2).

  Di sini akan terjadi proses interaksi antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, dan sedapat mungkin guru diharapkan untuk tidak terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran akan tetapi justru harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaan. Peran guru bukanlah sebagai sumber ilmu pengetahuan akan tetapi peran guru lebih mengarah pada memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar sendiri (guru sebagai fasilitator).

  Pembelajaran fisika hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai teori yakni yang mepengaruhi cara guru fisika mengajar dengan baik sesuai dengan keadaan siswa, bahan kemampuan guru, situasi zaman, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Satu di antara teori-teori yang mempengaruhi pembelajaran fisika adalah: Filsafat Konstruktivisme.

  Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya (Suparno, 2007 : 8).

  Sejalan dengan filsafat konstruktivisme yang selalu memperlakukan siswa sebagai subyek yang belajar maka guru haruslah menciptakan suatu iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Ini berarti bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang instan atau hal yang siap saji akan tetapi siswa harus berusaha secara aktif untuk mengkonstruksi.

2. Pendidikan dan Hakekat pendidikan sains

  Pendidikan, atau dalam arti sempit dalam pengertian pengajaran, adalah salah satu usaha yang bersifat “sadar-tujuan”, yang dengan sistimatik terarah pada “perubahan tingkah laku” menuju kekedewasaan anak didik. Perubahan yang dimaksud itu menunjuk pada suatu “proses” yang harus dilalui. Proses yang dimaksud adalah “proses pendidikan, atau proses edukatif (Surakhman, 1982 : 14).

  Karena pendidikan (pengajaran) merupakan suatu proses maka pengajaran tidak berlangsung hanya sekali saja tetapi berlangsung dalam interval waktu tertentu dan berlangsung secara bertahap. Dalam interval waktu tersebut pendidikan diharapkan dapat membawa perubahan pada diri individu yang belajar.

  Menurut Nush, sains/IPA merupakan suatu metode untuk menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Hal ini diperkuat lagi oleh Albert Einstein bahwa Sains/IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu pola berpikir yang ilmiah (Hendro & Jenny, 1991 : 3).

  Hakekat pendidikan menurut Usman & Setiawati (1993 : 13), adalah sebagai berikut: a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subyek didik dengan kewibawaabn pendidik.

  b. Pendidikan merupkan usaha penyiapan subyek didik menghadapi lingkungan dalam mengalami perubahan yang sangat pesat.

  c. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat

  d. Pendidikan berlangsung seumur hidup

  e. Pendidikan merupakan kiat dalalm menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

3. Media Pembelajaran

  Kegiatan belajar mengajar yang merupakan proses interaksi edukatif tidak semata-mata hanya ditentuan oleh guru, siswa, dan metode seperti yang dipaparkan di atas akan tetapi juga membutuhkan sejumlah alat bantu (media). Menurut Latuheru (1988:9) kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, berasal dari “medius” yang berarti “tengah”.

  (AECT) Task Force pada tahun 1977 media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (Latuheru, 1988:11). Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan dalam belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan informasi (pesan) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima atau anak didik (Latuheru, 1988 : 24).

  Media pembelajaran yang dimaksud adalah buku, peralatan praktikum (laboratorium), tape recorder, kaset, video, film, slide, televisi, OHP, papan tulis, dll.

  Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah alat-alat atau bahan yang digunakan dalam eksperimen.

  4. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode eksperimen

  Banyak penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen cukup efektif. Para murid yang mengalami pengajaran yang berorientasi pada eksperimen, menunjukkan penguasaan yang baik dalam bidang IPA umum meliputi keterampilan proses, kemampuan analitik, serta keterampilan-keterampilan yang berhubungan seperti bahasa dan matematika (Sarkim, 2004). Menurut Gilbert, Watts, Osborne, 1982; Browner, 1984; McClelland, 1985 dalam Suparno 2005:114, percobaan atau pengalaman lapangan adalah cara yang baik

  Metode eksperimen adalah salah satu cara dalam mana seseorang diberi kesempatan untuk melakukan satu atau beberapa rangkaian kegiatan secara sendiri atau berkelompok, melakukan pengamatan/ observasi, mengumpulkan data, dan mengolahnya untuk menemukan suatu pemahaman yang jelas dan benar terhadap sebuah masalah atau fenomena ataupun teori bahkan hukum. Metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2007 : 77). Metode eksperimen banyak dihubungkan dengan metode pemecahan masalah antara lain dengan penggunaan laboratorium, pada umumnya berkenaan dengan pelajaran sains. Akan tetapi pengertian laboratorium tak perlu dibatasi pada suatu ruangan yang khusus, tetapi dapat dilakukan di luar ruangan yakni secara langsung menggunakan alam sebagai laboratorium.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 2 23

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA.

1 3 29

PENGEMBANGAN METODE DISKUSI FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR PADA SISWA SMA

0 0 3

PENGEMBANGAN METODE DISKUSI FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR PADA SISWA SMA

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN KARYA BERTEKNOLOGI SEDERHANA PADA SISWA KELAS IVA SDN 010 BAYUR SAMARINDA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

0 0 6

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN FISIKA MODEL KOOPERATIF JIGSAW DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA N 7 SURAKARTA PADA MATERI KARAKTERISTIK GELOMBANG

0 0 20

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII SMP PANCASILA CEPER

0 1 161

PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN PARTISIPASI SISWA SMA: SUATU PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 169

PERUBAHAN KONSEP SISWA KELAS X SMA ANGKASA YOGYAKARTA DALAM POKOK BAHASAN SUSUNAN RANGKAIAN SERI- PARALEL MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE DEMONSTRASI

0 1 162