PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION
TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA
POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM

Oleh:
Neni Selviani
NIM 4123131064
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017


iii

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing
dan Model Direct Instruction Terintegrasi Metode Eksperimen Pada Pokok
Bahasan Hidrolisis Garam
Neni Selviani (NIM 4123131064)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia,
menggunakan model inkuiri terbimbing dan model direct instruction terintegrasi
metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam. Populasi dalam
penelitian ini adalah jumlah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Medan
yang berjumlah 150 orang dan sampel yang digunakan pada penelitian ini dipilih
secara lansung, XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen I menggunakan model inkuiri
terbimbing dengan metode eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen II
menggunakan model direct instruction dengan metode eksperimen. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berbentuk soal pilihan
berganda dengan ranah kognitif sebanyak 20 soal yang telah diuji validitas,
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitasnya. Setelah dilakukan uji
normalitas dan homogenitas dari data, diperoleh bahwa kedua kelompok sampel
berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-test

uji dua pihak dengan hasil thitung = 8,32 sedangkan ttabel = 1,990 untuk α = 0.05
dan dk = 78 sehingga thitung > 1,990. Peningkatan hasil belajar pada kelas
eksperimen I sebesar 83,9% dan kelas eksperimen II pada kelas esperimen sebesar
70,4% diperoleh perbedaan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 13,5% maka
Ha dierima dan Ho ditolak. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan
hasil belajar siswa menggunakan model inkuiri terbimbing dan model direct
instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam.
Kata kunci : Inkuiri terbimbing, Direct Instruction, Eksperimen, Hasil Belajar,
Hidrolisis Garam

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allag SWT, atas segala berkat
dan kasih-Nya yang senantiasa memberikan nikmat, kesehatan dan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Perbedaan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing dan Model Direct
Instruction Terintegrasi Metode Eksperimen Pada Pokok Bahasan Hidrolisis
Garam”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Jasmidi,M.Si. Sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si., Ibu Dra Hafni Indriati, M.Si., dan Ibu
Dewi Syafriani, S.Pd,M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran-saran
demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya
skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Dr. Mahmud, M.Sc.,
selaku dosen penasehat akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen, Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Kepala Sekolah (Bapak Drs. H. Sufrizal Tanjung,M.Si),
Pegawai Staf Tata Usaha, Guru Kimia (Ibu Dewi S.Pd), siswa/i kelas XI IPA 1
dan XI IPA 2 SMA Negeri 10 Medan yang telah banyak membantu penulis
selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih atas cinta, kasih sayang,
keikhalasan yang tulus serta doa dari orang tua tercinta yaitu Alm. Jasman Koto
dan Ibunda Jusmaini yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan

saya sehingga saya dapat memperoleh gelar sarjana dan menyelesaikan studi di
UNIMED. Teristimewa juga saya ucapkan terimakasih kepada adik saya Lusi
Wisfa Dewi , Hadi Sanjaya, Beni Fajar, dan Nazwa Assyifa yang turut mendoakan

v

dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa juga penulis ucapkan
kepada abang dan kakak saya di bimbel Medica, Kakak Riatur Josepaget, S.Pd,
dan abang Junior Hamonangan Pasaribu, S.Pd, seluruh keluarga Medica yang
tidak dapat dituliskan satu per satu atas bantuan, doa dan semangat bagi peneliti.
Teristimewa juga penulis ucapkan kepada Nenek Saya Alm.Sakarni ,
Kakek Saya Zulkifli Jambak, Mak Uning Juan, Uncu Armi, Ante Lina, Ante Nila,
Ante Dedek, dan seluruh keluarga yang tidak dapat dituliskan satu per satu atas
bantuan, doa dan semangat bagi peneliti.
Terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Rian
Rahmansyah, Aulia, Sri Handayani, Noviarta, Siti Kholilah, Siska Ranti, Marliana
Fitri, Sariani Serta keluarga besar Kimia DIK C 2012, teman-teman PPLT SMA
Negeri 4 Kisaran 2015.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,
Desember 2016
Penulis,

Neni Selviani

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Halaman
i

Riwayat Hidup


ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel


x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

3

1.3. Rumusan Masalah

4


1.4. Batasan Masalah

5

1.5. Tujuan Penelitian

5

1.6. Manfaat Penelitian

6

1.7. Definisi Operasional

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar dan Mengajar

8


2.2. Hasil Belajar

9

2.3. Model Inkuiri

10

2.3.1. Ciri Utama Model inkuiri

10

2.3.2. Syarat Terlaksananya Inkuiri

11

2.3.3. Jenis- Jenis inkuiri

12


2.3.4. Prinsip penggunaan Model inkuiri

13

2.3.5. Tahap-Tahap Pembelajaran Inkuiri

15

2.3.6. Manfaat model pembelajaran inkuiri

16

vii

2.4. Model inkuiri terbimbing (Guided Inkuiri)

16

2.4.1. Langkah- Langkah Pelaksanaan Inkuiri


17

2.4.2. Pembelajaran kontruktivis dan Inkuiri terbimbing

18

2.4.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Inkuiri terbimbing

19

2.4.4. Hubungan Pembelajaran Inkuiri terbimbing Dengan Hasil Belajar

20

2.5. Model Pembelajaran Langsung (Direct instruction)

21

2.5.1. Langkah- Pembelajaran Direct instruction

21

2.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Model Direct instruction

22

2.6. Metode Pembelajaran

24

2.7. Metode Eksperimen

24

2.7.1. Keungulan Metode eksperimen

25

2.7.2. Kelemahan Metode eksperimen

25

2.7.3. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen

25

2.8. Hidrolisis Garam

26

2.8.2. Konsep hidrolisis

27

2.8.3. Sifat Larutan garam

27

2.8.4. Penentuan tetapan hidrolisis dan pH garam

29

2.9. Kerangka Konseptual

33

2.10. Hipotesis

35

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

36

3.2. Populasi dan Sampel

36

3.2.1. Populasi

36

3.2.2. Sampel

36

3.3. Variabel Penelitian

36

3.3.1. Variabel Bebas

36

3.2.2. Variabel Terikat

37

3.2.3. Variabel Kontrol

37

3.4. Instrumen Penelitian

37

3.5. Rancangan Penelitian

43

viii

3.6. Teknik Pengumpulan Data

44

3.7. Prosedur Penelitian

46

3.8. Teknik Analisis Data

48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

52

4.2. Pembahasan

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

67

5.2 Saran

67

DAFTAR PUSTAKA

69

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian

Halaman
46

Gambar 4.1. Diagram Hasil Belajar Siswa

53

Gambar 4.2. Diagram Persentase Peningkatan Hasil Belajar

55

Gambar 4.3. Diagram Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar

58

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Halaman
18

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Langsung

22

Tabel 3.1. Klasifikasi Analisis Validitas Isi

38

Tabel 3.2. Kategori Tingkat Kesukaran Butir tes

41

Tabel 3.3. Rancangan Pelitian

44

Tabel 3.4. Tabel Penolong Untuk Normalitas

49

Tabel 4.1. Rata – Rata , Standar Deviasi, dan Varian pre-test dan post-test

52

Tabel 4.2. Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varian Gain

52

Tabel 4.3. Uji Normalitas Data pre-test, post-test, dan gain

54

Tabel 4.4. Uji Homogen Sampel

54

Tabel 4.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar

55

Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Gain

56

Tabel 4.7. Uji Hipotesis Kelas Eksperimen Terhadap KKM

56

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus

Halaman
70

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran

72

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Soal

86

Lampiran 4. Instrumen Penelitian

120

Lampiran 5. Penuntun Praktikum Kimia

132

Lampiran 6. Perhitungan Validitas Tes

140

Lampiran 7. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment

142

Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Tes

144

Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

146

Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda Tes

149

Lampiran 11. Tabel Data Nilai Hasil Belajar Siswa

152

Lampiran 12. Perhitungan Rata- Rata, Simpangan Baku, Varians, dan Data

154

Gain
Lampiran 13. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar

157

Lampiran 14. Uji Normalitas Data

160

Lampiran 15. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

165

Lampiran 16. Uji Homogen Data

166

Lampiran 17. Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f

169

Lampiran 18. Uji Hipotesis Rumusan Masalah

170

Lampiran 19. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)

174

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian

175

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bangun atau struktur materi,
perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Kimia merupakan ilmu yang
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban dari
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam. Selain itu, ilmu
kimia juga dapat memberikan konstribusi yang penting dan berarti terhadap
perkembangan ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kesehatan, dan perikanan
serta teknologi. Oleh karena itu, mata pelajaran kimia adalah salah satu mata
pelajaran yang penting dipelajari oleh siswa (Sarry, 2014).
Salah satu permasalahan pendidikan khususnya dalam pembelajaran di
sekolah adalah lemahnya proses pembelajaran. Berdasarkan observasi peneliti di
SMA Negeri 10 Medan, guru khususnya bidang studi kimia dalam materi
hidrolisis garam masih mengajar dengan metode ceramah sehingga proses
pembelajaran cenderung teacher centered. Pembelajaran di kelas diarahkan
kepada kemampuan anak menghafal informasi.

Mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya dan
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemanfaatan
media dalam pembelajaran juga mengakibatkan pembelajaran yang monoton
sehingga siswa kurang tertarik dalam mempelajari materi yang berakibat pada
hasil belajar siswa yang belum memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
nilai ulangan kimia materi hidrolisis garam yang masih belum memuaskan dengan
rentang 45 – 67 belum mencapai batas minimal atau KKM yang ditetapkan
sekolah yakni 75.
Menurut Nanda (2013), materi hidrolisis garam yang sarat dengan
konsep dan perhitungan sering menjadi kendala siswa malas untuk mengikuti
pembelajaran kimia. Materi ini sebenarnya tidak akan menjadi sebuah kendala
atau kesulitan bagi siswa jika model pembelajaran yang digunakan oleh guru
sesuai dengan karakteristik dari materi tersebut. Model pembelajaran inkuiri

1

2

adalah salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan menurut peneliti,
khususnya dalam materi hidrolisis garam agar siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri.
Penelitian Purwanto (2012) inkuiri sebagai suatu proses umum yang
dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Strategi inkuiri
berarti suatu kegiatan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis dan logis analitis sehingga dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Model inkuiri dapat dibedakan menjadi
inkuiri terbimbing dan inkuiri tak terbimbing. Perbedaan keduanya adalah jika
siswa membuat generalisasi dengan bantuan guru, disebut inkuiri induktif
terbimbing tetapi jika siswa menemukan sendiri spesifikasi sebelum membuat
generalisasi, maka dinamakan inkuiri induktif tak terbimbing.
Penelitian Dewi (2013) menyimpulkan bahwa praktikum berbasis inkuiri
terbimbing dalam materi hidrolisis garam dapat dijadikan sebagai pembelajaran
yang mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa. Secara umum, siswa
merespon positif pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing
yang telah dilakukan. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran praktikum
berbasis inkuiri yang telah dilakukan.
Penelitian Ika (2012), menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah salah satu model pembelajaran alternatif untuk mengatasi
kesulitan dalam pembelajaran IPA. Model ini menempatkan siswa sebagai subjek
belajar tidak lagi sebagai objek belajar yang hanya menerima pengetahuan dari
guru tetapi model ini memberikan kesempatan siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri misalnya lewat praktikum sederhana. Pada saat itu siswa
berperan seperti seorang ahli dalam penemuannya
Penelitian

Bagus

Ida

(2006),

juga

menyatakan

bahwa

model

pembelajaran direct instruction merupakan salah satu model pembelajaran
alternatif untuk mengatasi kesulitan pembelajaran kimia namun sifatnya teacher
centered. Dalam model ini guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa. Peran guru dalam pembelajaran

3

sangat dominan sehingga guru dituntut agar menjadi seorang model yang menarik
bagi siswa. guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendemonstrasikan
pengetahuan, membimbing latihan, memberikan umpan balik, dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menerapkan konsep, prinsip, dan teori. Karena
pada pokok bahasan hidrolisis garam adalah topik hitungan sehingga harus ada
pengarahan dari guru.
Penelitian tentang model pembelajaran di atas telah banyak dilakukan
seperti: penelitian Wahyudin (2010), menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa
kelas X SMA N 14 Semarang pada mata pelajaran Fisika dengan hasil
peningkatan sebesar 76,81 %; penelitian Praptiwi (2012), juga menyimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan media My Own
Dictionary efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMP RSBI;
penelitian Ayulistriani (2013), juga menyatakan bahwa model pembelajaran
Direct Insruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa MTs Negeri 1
Munjungan Trenggalek;
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan model direct instruction yang dapat memberikan dampak
positif terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Inkuiri
Terbimbing Dan Model Direct Instruction Terintegrasi Metode Eksperimen
Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran yang diarahkan kepada kemampuan anak menghafal
informasi saja tanpa dituntut untuk membangun sendiri konsep materi
tersebut dan mengetahui apa hubungan materi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.

4

2. Pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik
materi pembelajaran.
3. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran mengakibatkan
pembelajaran yang monoton dan berkurangnya daya tarik siswa dalam
belajar.
4. Hasil belajar siswa belum memuaskan yang ditunjukkan dengan hasil
belajar yang belum mencapai batas minimal atau KKM.

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah
dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Berapakah persen peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan model inkuiri terbimbing terintegrasi metode eksperimen
pada pokok bahasan hidrolisis garam?
2. Berapakah persen peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan model direct instruction terintegrasi metode eksperimen
pada pokok bahasan hidrolisis garam?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dibandingkan hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan model direct instruction terintegrasi
metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dan direct intruction
dibandingkan dengan batas minimal atau KKM?

5

1.4. Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini,
serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian
ini dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 semester
genap SMA Negeri 10 Medan T.P 2015/2016.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
inkuiri terbimbing dengan menggunakan metode eksperimen untuk kelas
eksperimen I dan model direct instruction dengan menggunakan metode
eksperimen untuk kelas eksperimen II.
3. Materi pada pokok bahasan hidrolisis garam yang dibahas dalam
penelitian ini adalah materi sifat-sifat larutan garam, konsep hidrolisis
garam, dan perhitungan pH pada hidrolisis garam.
4. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen test
dalam bentuk pilihan berganda yang diukur berdasarkan taksonomi Bloom
bagian kognitif yaitu: C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3
(penerapan) yang berisi materi hidrolisis garam.

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui berapa persen peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan model inkuiri terbimbing terintegrasi metode
eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam.
2. Untuk mengetahui berapa persen peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan model pembelajaran direct instruction terintegrasi
metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam.
3. Untuk mengetahui apakah Apakah terdapat perbedaan yang signifikan
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing
dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model direct
instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis
garam

6

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dibandingkan
dengan batas minimal atau KKM?
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran mana yang paling baik untuk dipakai
dalam mengajarkan materi hidrolisis garam.
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar
dan menambah daya tarik belajar siswa.
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat
memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Medan.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :
1. Hasil belajar adalah perubahan nilai yang diperoleh dari perlakuan dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan direct instruction di kelas
eksperimen pada materi hidrolisis garam dengan mengukur ranah kognitif yang
terdiri dari C1 sampai C3 dalam bentuk soal pilihan berganda sebanyak 20 soal.
2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Zuhdan ( Jamil, 2013) adalah
Penemuan yang di pandu oleh guru, model pembelajaran yang terpusat pada
siswa yang merupakan kegiatan pembelajaran yaitu siswa dengan bimbingan
guru akan mencari dan menemukan sendiri konsep layaknya seorang ahli dari

7

suatu masalah yang dinyatakan atau dipertanyakan guru khususnya dalam
materi hidrolisis garam.
3. Model pembelajaran direct insruction menurut Arends merupakan model
pembelajaran langsung didesain bagi siswa dalam mempelajari pengetahuan
yang terstruktur dan dapat di pelajari melalaui tahap demo tahap. Pengajaran
ini yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah yang memberikan
kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan
menirukan apa yang dimodelkan gurunya khususnya dalam materi hidrolisis
garam.
4. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa
untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa
mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam
kehidupannya. eksperimen untuk mencari jawaban dari pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana sifat sifat garam. Dengan kata lain siswa memiliki
kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan
menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan. khususnya materi hidrolisis
garam yang diharapkan dapat menambah daya tarik siswa dalam belajar.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen pada pokok bahasan
hidrolisis garam adalah sebesar 83,9 %
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model direct
instruction dengan metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis
garam adalah sebesar 70,3 %
3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan
model inkuiri terbimbing dan model direct instruction dengan metode
eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam garam dengan hasil uji
hipotesis diperoleh thitung = 8,32 dan ttabel = 1,99, sehingga thitung > ttabel,
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Terdapat perbedaan peningkatan hasil
belajar siswa yaitu sebesar 13,42 %
4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
inkuiri terbimbing dan direct intruction dibandingkan dengan batas
minimal atau KKM. Melalui perhitungan interpretasi linier berdasarkan
tabel distribusi t pada lampiran diperoleh ttabel = 1,99 dengan 1/2α = 0,025.
Sedangkan berdasarkan perhitungan uji t-test diperoleh Eksperimen I
thitung = 16,77 dan Eksperimen II thitung = 3,378 Sehingga t hitung berada di
daerah ktiritis yaitu tolak Ho dengan -thitung 1,99

5.2.

Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

67

68

1. Bagi guru, semoga model pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat
diterapkan khususnya di bagian pendidikan IPA yang sarat dengan
perhitungan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa karena telah
terbukti seperti hasil penelitian peneliti bahwa hasil belajar siswa lebih
meningkat pada model inkuiri daripada model direct insruction.
2. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu
topik yang akan diajarkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat
menentukan keberhasilan siswa memahami materi baru yang akan
diajarkan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian berikutnya dengan
mengukur tidak hanya aspek kognitif saja tetapi aspek afektif atau
psikomotorik siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,R., (2014), Pembelajaran Saintifik. PT Bumi Aksara, Jakarta
Arikunto,S.,(2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,PT Bumi Aksara, Jakarta
Ayulistriani,(2013), Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Berbantuan LKS Bergambar Disertai Teks terhadap Hasil Belajar Siswa
MTs, Jurnal Pendidikan Geografi Online Universitas Negeri Malang
(diakses tanggal 12 Februari 2016)
Bagus,I.,(2006), Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah Dan
Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa SMA, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja, 4 : 695-697
Dewi,A.,(2013), Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMA Pada Materi
Laju Reaksi, Jurnal Rise dan Praktik Pendidikan Kimia, 1 : 18-26
Eliyani,I., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Getaran Dan Gelombang.,Tesis,
FMIPA, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah, Jakarta.
Faizah,M.,(2013), Hasil Belajar Siswa Kelas X-2 MAN Kota Kediri 3 Pada
Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Dengan Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Dan Model Pengajaran Langsung, Unesa Journal of Chemical
Education 2 : 46-50
Hamalik,O., (2004), Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta
Hamid,A.,(2007), Belajar dan Pembelajaran,Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan, Medan
Ika, (2012), Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
Melalui Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau Dari
Kemampuan Analisis Dan Sikap Ilmiah Siswa, Jurnal Inkuiri Universitas
Sebelas Maret 1 : 142-153
Jamil,(2013), Strategi Pembelajaran , Ar-ruzz Media, Jakarta
Muchtaridi, ( 2007). Kimia 2,Yudhistira, Bogor
Nanda, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil
Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMAN 3
Malang Pada Materi Hidrolisis Garam, Jurnal Online Kimia Universitas
Negeri Malang ( diakses tanggal 12 Februari 2016)
69

70

Praptiwi, (2012), Efektifitas Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbimbing
Berbantuan My Own Dictionary Untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Unjuk Kerja Siswa SMP RSBI, Unnes Science Education
Journal 1 : 88-91
Purba,( 2009), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga,Jakarta
Purwanto,A.,(2012). Kemampuan Berfikir Logis siswa SMA Negeri 8 Kota
Bengkulu Dengan Menerapkan Model inkuiri Terbimbing Dalam
Pembelajaran Fisika, Jurnal Exata, Vol. X . No.2
Rizema,S.,(2013), Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, DIVA Press,
Jogjakarta
Sagala,S.,(2014), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta , Bandung
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan Ed-I, Kencana, Prenada Media Group, Jakarta
Sarry, (2014), Pembelajaran Kooperatif Nodel Numbered Heads Together (NHT)
Berbantuan Media Laboratorium Rill dan Virtual dilengkapi Lembar
Kerja Siswa (LKS) Pada Materi Termokimia Kelas XI SMAN 1
Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia
Universitas Sebesar Maret 3 : 86-94
Silitonga, P.,M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan
Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung
Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Universitas
Negeri Medan, Medan
Sogiono, (2010), Statistik Untuk Penelitian, CVAlfabeta, Bandung
Sutresna, N.,(2008), Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI, Grafindo,Bandung
Wahyudin, (2010), Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat
Dan Pemahaman Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 : 58-62

ii

RIWAYAT HIDUP

Neni Selviani dilahirkan di Kota Medan pada tanggal 04 Maret 1994.
Ayah bernama Alm. Jasman Koto dan ibu bernama Jusmaini, merupakan anak
pertama dari lima bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 2000 di
MI swasta Al-Hidayah dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis
melanjutkan sekolah ke MTS Aziddin dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun
2009 penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 10 Medan dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan melalui Jalur SNMPTN tulis. Penulis Pernah menjadi Mahasiswa
Berkinerja Terbaik Pasca PPLT UNIMED 2015 yang memperoleh juara I,
Kegiatan pengumuman tersebut di laksanakan di Aula Kantor UPPL Unimed.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 3 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION BERBASIS EKSPERIMEN PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

0 4 30

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN, MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

2 13 23

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

0 2 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA POKOK BAHASAN HIDROLIS GARAM.

0 6 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN MEDIA MOVIE MAKER PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI DAN KEGUNAANNYA.

0 1 22

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION.

0 4 224

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING INTEGRASI PEER INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS

0 3 142

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 8