BAB II TINJAUAN TEORI I. Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL), DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 25 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan
BAB II TINJAUAN TEORI I. Kehamilan A. Definisi Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional (prawihardjo, 2014; hal 213)
Menurut Rustam Mochtar, 2012 Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester),yaitu :
1. Kehamilan triwulan 1 antara minggu 0-12 umur kehamilan
2. Kehamilan triwulan II antara minggu 12-28 umur kehamilan 3. Kehamilan triwulan III antara minggu 28-40 umur kehamilan.
B. Tanda
- – Tanda Kehamilan Menurut Rustam Mochtar (2012;h,35) tanda
- – tanda kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Tanda
- – tanda presumtif
a. Amenorea (tidak mendapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal hai pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari naegele.
b. Mual dan muntah (nausea dan vomiting).
Biasanya terjadi pada bulan
- – bulan pertama kehamiilan. Karena sering di pagi hari, maka disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hyperemesis gravidarum.
c. Mengidam (ingin makan
- – makanan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman teutama pada bulan
- – bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau – bauan.
d. Pingsan Jika berada di tempat
- – tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.
e. Tidak Ada Selera Makan (anoreksia).
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
f. Lelah
g. Payudara Membesar, Tegang, dan Sedikit Nyeri Disebabkan karena pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery lebih membesar h. Sering Miksi Dikarenakan kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. i. Konstipasi/Obstipasi
Disebabkan karena tonus otot
- – otot usus menurun oleh kadar hormone steroid.
j. Pigmentasi Kulit Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (line nigra). k. Pemekaran Vena
- – Vena (varises) Dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, hal ini umumnya dijumpai pada trimester akhir.
2. Tanda
- – Tanda Kemungkinan Hamil a. Perut Membesar.
b. Uterus Membesar Karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim. c. Tanda Hegar Ditemukan di serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 mminggu.
d. Tanda
Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena penigkatan kadar estrogen.
e. Tanda
Piskacek
Pembesaran dan pelunakkan rahim ke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7 sampai 8 minggu.
f. Braxton Hicks
Kontraksi – kontraksi kecil uterus jika di rangsang.
g. Teraba Ballotement
Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat dikenali dengan jalan menekan tubuh janin melalui dinding abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul jenis ini disebut ballotment in toto. Jenis lain dari pantulan ini adalah ballotment kepala yaitu hanya kepala janin yang terdorong dan memantul kembali ke dinding uterus atau tangan pemeriksa setelah memindahkan dan menerima tekanan balik cairan ketuban di dalam kevum uteri.
3. Tanda Pasti Hamil.
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa juga bagian
- bagian janin
b. Denyut jantung janin yang dibuktikan denan : 1) Didengar dengan stetokop-monoaural Laennec 2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler 3) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram 4) Dilihat dari ultrasonograf c. Terlihat tulang - tulang janin dalam foto rontgen.
C. Perubahan Fisiologis Kehamilan
1. Saluran reproduksi
a. Uterus Selama beberapa minggu pertama,
uterus
mempertahankan bentuknya yang mirip buah pir, tetapi seiring dengan kemajuan kehamilan,
korpus dan fundus
mengambil bentuk lebih membulat, dan menjadi hampir
sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami
peningkatan pesat dalam ukuran panjangnya daripada lebarnya dan mengambil bentuk ovoid. Uterus yang terus membesar ini kemudian berkontak dengan dinding
anterior abdomen, menggeser usus ke lateral dan
superior, dan terus tumbuh sehingga akhirnya mencapai
hati (William, 2014; h.113).Tabel 2.1 Ukuran tinggifundus uteri menurut spiegelberg.
Umur kehamilan (minggu) Ukuran (cm) 22 -28
24
- – 25 28 26,7 30 29,5
- – 30 32 29,5
- – 30
34
31
36
32
38
33 40 37,7 Sumber: Rustam Mochtar, 2012; h.41
Dengan mengetahui tinggi
fundus uteri dapat
menentukan taksiran berat badan janin dengan menggunakan rumus Johnson
- – Tausak: BB = (mD-12) x 155. Keterangan: mD adalah tinggi
fundus uteri, BB adalah berat badan janin (Rustam Mochtar, 2012; h.41).
Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan,besar uterus dan tinggi fundus uteriAkhir Besar uterus Tinggi fundus uteri bulan
1 Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)
2 Telur bebek Dibelakang simfisis
3 Telur angsa 1-2 jari diatas simfisis
,pertengahan simfisis4 Kepala bayi Pusat
5 Kepala dewasa 2-3 jari di bawah pusat
6 Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat
7 Kepala dewasa 2-3 jari diatas pusat
,pertengahan pusat-8 Kepala dewasa Prosesus xiphoideus
9 Kepala dewasa 3 jari di bawah px atau
sampai setinggi px
10 Kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8 bulan ,tetapi melebar ke samping Sumber . Rustam Mochtar,2012; h.42 b. Serviks Satu bulan setelah
konsepsi, serviks sudah mulai
mengalami perlunakan dan
sianosis mencolok. Terjadi
karena peningaktan
vaskularitas dan edema serviks
keseluruhan, disertai oleh
hipertrofi dan hiperplasia
kelenjar
serviks (Straach, dkk 2005 dalam William, 2014; h.114).
c.
Ovarium
Selama kehamilan, berhenti dan
ovulasi
pematangan
folikel
- – folikel baru ditunda. Biasanya hanya satu korpus luteum yang ditemukan pada wanita hamil (William, 2014; h.114).
d. Tuba uterina Otot
- – otot tuba uterina hanya sedikit mengalami
hipertrofi selama kehamilan. Namun, epitel vulva tuba
menjadi agak mendatar (Batukan, dkk.,2007 dalam William, 2014; h.115).
e. Vagina dan
Perineum
Terjadi peningkatan
vaskularitas dan hiperemia di
kulit dan otot
perineum dan vulva, disertai perlunakan
jaringan ikat dibawahnya, menyebabkan warna vagina menjadi keunguan (
tanda Chadwick). Ketebalan vulva,
melonggarnya jaringan ikat, dan
hipertrofi sel otot polos sehingga terbentuk gambaran berpaku - paku halus. Sekresi vagina meningkat berupa cairan putih agak kental. pH berkisar 3,5 sampai 6. Disebabkan oleh peningkatan produksi
asam laktat dari glikogen di epirel
vagina oleh kerja
lactobacillus acidophilus (William, 2014; h.116).
2. Kulit Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Alur
- – alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit
abdomen,
payudara dan paha. Disebut striae gravidarum atau
stretch marks. Osman, dkk (2007) melaporkan bahwa
48% mengalami
striae gravidarum di perut, 25% di
payudara dan 25% di paha. Otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang mengenainya akibat dari itu otot rektus terpisah di garis tengah, menciptakan suatu
diastasis rekti dengan derajat bervariasi. Hiperpigmentasi,
garis tengah pada
abdomen linea alba atau linea nigra
(hitam kecoklatan). Muncul bercak
- – bercak kecoklatan dengan berbagai ukuran di wajah dan leher atau
cloasma
gravidarum. Pigmentasi di aerola dan kulit genital juga
dapat bertambah. Perubahan
- – perubahan ini akan menghilang atau berkurang setelah persalinan (William, 2014; h.116).
3. Payudara Pada minggu
- – minggu awal kehamilan sering merasakan nyeri payudara. Setelah bulan kedua membesar dan memperlihatkan vena
- – vena halus di bawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, bewarna lebih gelap dan lebih tegak. Beberapa bulan pertama pemijatan puting akan mengeluarkan cairan kuning kental kolostrum.
Pada
aerola lebih lebar dan lebih gelap, tersebar sejumlah
tonjolan kecil
kelenjar montgomery. Ukuran payudara yang
berubah membesar tidak berkaitan dengan volume air susu yang dihasilkan (William, 2014; h.116).
4. Perubahan Metabolik
a. Penambahan berat badan Disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara dan peningkatan volume darah serta cairan
ekstrasel ekstravaskular. Hytten (1991) melaporkan bahwa
penambahan berat badan selama kehamilan adalah sekitar 12,5 kg (William, 2014; h.117).
b. Metabolisme air
c. Metabolisme protein
d. Metabolisme karbohidrat
e. Metabolisme lemak
f. Metabolisme elektrolit dan mineral (William, 2014; h.119).
5. Perubahan Hematologis Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan,
hipervolemia
yang telah lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45% di atas volume darah tak hamil. Mulai meningkat pada trimester pertama minggu ke 12 (William, 2014; h.119).
a. Sistem
kardiovaskular
Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama kehamilan (McLaughlin dan Roberts, 1999 dalam William, 2014. h.123). Berkurangnya resistensi dan
vaskular sistemik
meningkatnya kecepatan jantung. Dalam posisi terlentang, tekanan
vena femoralis terus meningkat,
dari sekitar 8 mmHg menjadi 24 mmHg menjelang
aterm membuktikan mengalami hambatan kecuali
pada posisi berbaring lateral (William, 2014; h.123).
b. Saluran pernapasan terangkat sekitar 4 cm selama
Diafragma
kehamilan. Pergerakkannya pun lebih besar dibandingkan tak hamil. Jumlah oksigen yang diperlukan meningkat (William, 2014; h.127).
c. Sistem kemih Ukuran ginjal sedikit meningkat.
Clearance kreatinin
pada kehamilan rerata sekitar 30% lebih tinggi daripada nilai 100 sampai 115 ml/mnt pada wanita tak hamil (Lindheimer, dkk., 2000 dalam William, 2014; h.129).
d. Saluran pencernaan Lambung dan usus tergeser oleh
uterus yang terus
membesar. Pada wanita hamil tekanan
intraesofagus berkurang dan tekanan intralambung meningkat.
menurun (Ulmsten dan
Peristaltik esofagus Sundstrom, 1978).
Gusi mengalami
hiperemia dan melunak selama kehamilan dan dapat berdarah setelah trauma ringan.
Haemoroid terjadi disebabkan konstipasi dan
peningkatan tekanan di vena
- – vena dibawah uterus yang membesar (William, 2014; h.131).
D. Perubahan Psikologis Kehamilan Semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Merasa sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri dan pada bayinya. Tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan cenderung menuntut (Varney, 2007., h. 501).
Trimester pertama adalah periode penyesuaian atau penerimaan terhadap kenyataan. 80% mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Waktu dimana terjadi penurunan libido tapi tidak menentukan bahwa wanita hamil tirmester pertama tidak ada hasrat hubungan seksual (Varney, 2007, h. 501).
Trimester kedua merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, sudah dapat menerima kehamilan, mempersiapkan peran baru. Mengalami kemajuan untuk berhubungan seksual. Hilang rasa menuntut kasih sayang namun mencari kasih sayang dari orang terdekatnya (Varney, 2007., h. 502).
Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Wanita mulai menyadari bayi sebagai makhluk terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Fokusnya hanya tentang kelahiran dan bayinya dengan rasa waspada. Merasakan ketidaknyamanan fisik (Varney, 2007., h.
503).
E. Tanda Bahaya Kehamilan Pada umumnya 80
- – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10
- – 12 % kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis.
1. Pendarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran.
Disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada
spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan
menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran
uterus yang di atas normal pada
umumnya disebabkan oleh
mola hidatidosa. Perdarahan pada
kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnnya disebabkan oleh
plasenta previa. Bila mendekati saat
persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh
solusio
plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus
perdarahan antepartum.
2. Preeklampsia. Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan paningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Gejala lainnya yaitu: hiperrefleksia (irritabilitas
susunan saraf pusat), ssakit kepala atau cepalgia, gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, nyeri
epigastrik,
oliguria, tekanan darah naik, sistolik (20-30 mmHg) dan
diastolik (10-20 mmHg) diatas normal. Proteinuria, edema
menyeluruh.3. Nyeri hebat di daerah
abdominopelvikum. Bila terjadi pada
kehamilan trimester dua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda
- – tanda seperti tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan, bagian
- – bagian janin sulit diraba,
uterus tegang dan nyeri, janin mati di dalam rahim bisa jadi itu
tanda dari solusio plasenta.4. Dan gejala lain yang harus diwaspadai yaitu muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan,
disuria,
menggigil atau demam, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya (Sarwono, 2010; h.281).
F. Keluhan
- – keluhan saat kehamilan
1. Trimester I:
a. Mual muntah awal kehamilan dan reda pada kehamilan empat bulan.
b. Hidung tersumbat dan
epistaksis terjadi disebabkan edema
masal akibat kenaikan kadar
esterogen
c. Sering berkemih yang disebabkan uterus yang bertambah besar yang menekan kandung kemih, terlihat pada trimester pertama dan selanjutnya pada trimester ketiga.
d. Nyeri tekan pada payudara terjadi ada awal kehamilan dan berlangsung terus selama kehamilan karena perubahan hormonal.
e. Terjadi
hiperpalisipasi, kemungkinan ini terjadi sebagai
reaksi lokal terhadap pengaruh
esterogen f.
Leukorea (peningkatan keluaran vagina berwarna putih)
g. Sakit kepala karena tekanan emosi, ketegangan mata, pembengkakkan vaskuler dan kongesti sinus akibat stimulasi hormonal.
2. Trimester II
a. Nyeri
epigastrium yang disebabkan oleh regurgitasi isi
lambung yang bersifat asam kedalam esofagus.
b.
Edema mata kaki karena penurunan curah balik pada
ekstremitas bagian bawah c.
Varices vena karena sirkulasi yang buruk dan melemahnya
dinding pembuluh darah d.
Hemoroid bisa terjadi karena tekanan uterus kehamilan pada
spina, yang mengganggu sirkulasi vena e.
Konstipasi disebabkan oleh penurunan peristaltik usus dan
pergeseran usus karena uterus hamil, tidak memadainya asupan cairan atau penggunaan suplemen besi f. Nyeri punggung akibat perubahan postur tubuh yang berhubungan dengan peningkatan lekuk vertebra
lumbasakral akibat pembesaran uterus
g. Kram kaki bisa disebabkan
spasme otot grastoknemios,
kemungkinan karena kalsium yang kurang memadai
h. Berkunang
- – kunang karena perubahan hipertensi portunal i. Nafas pendek terjadi karena tekanan yang dikeluarkan pada diagfragma uterus yang membesar.
j. Uterus yang membesar mengakibatkan sulit tidur k. Nyeri
ligamentum uterus uteri akibat peregangan dan hipertropi ligamen.
3. Trimester III Terjadi banyak perubahan psikologis
G. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
1. Mengunjungi berkala kepada ibu hamil Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang - kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu: a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
b. Pengukuran tekanan darah;
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (
fundus uteri);
e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; f. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ); h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana); i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); j. Tatalaksana kasus.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2014; h.87).
2. Menilai kesejahteraan janin Melakukan berbagai pemeriksaan yaitu: pengukuran tinggi
fundus uteri, gerakan janin, denyut jantung janin, ultrasonografi,
besar janin, letak dan posisi janin, dan penilaian luas panggul.3. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil Beberapa informasi penting adalah sebagai berikut:
a. Nutrisi yang adekuat: setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah protein 85 gram, kalsium 1,5 gram, zat besi 30 mg, dan asam folat 400 mikrogram.
b. Perawatan payudara: pengurutan secara hati
- – hati payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka
duktus dan sinus laktiferus. Basuhan lembut setiap hari, pembersihan puting
susu dengan gliserin dan alkohol dan sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai. c. Perawatan gigi: dua kali pemeriksaan gigi selama masa kehamilan, dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan.
d. Kebersihan tubuh dan pakaian: gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian longgar, bersih serta nyaman, hidari memakai sepatu ber hak tinggi, alas kaki yang keras dan korset pada perut ibu.
e. Melakukan gerakan ringan dan istirahat yang cukup.
(Sarwono, 2010; h.284).
H. Komplikasi dalam kehamilan
1. Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
2. Toskemia Gravidarum adalah kumpulan gejala
- – gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi,
Proteinuria, Edema) yang kadang
- – kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (kejang
- – kejang / konvulsi dan koma). Istilah lain pre- eklampsia dan eklampsia.
3. Abortus (keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran hasil
konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Beratnya terletak antara 400
- – 1000 gram.
4. Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan
Ektopik) adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berImplantasi diluar endometrium rahim.
5. Penyakit trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan
trofoblas placenta dibagi atas empat
bentuk klinik patologis yaitu:
Mola hidatidosa, Mola invasif, Choriocarcinoma, dan Plasental site throphoblastic tumor.
6. Penyakit dan Kelainan
Plasenta dan Tali Pusat
a. Penyakit
plasenta: Infark plasenta (jaringan putih keras
berukuran kecil sampai beberapa cm persegi baik pada permukaan
maternal maupun pada permukaan fetal plasenta), kalsifikasi plasenta (bila plasenta menjadi tua,
timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas
desidua basalis / tempat sekitar tertanamnya vili), tumor plasenta
(kista
plasenta, fibromata, miksfibromata, hemangioma dan korioangioma), plasentitis dan korio-amnionitis (infeksi plasenta, korion, dan amnion yang disebakan oleh
pemeriksaan dalam yang berulang
- – ulang), insufisiensi
plasenta (ketidaksanggupan plasenta mencukupi kebutuhan
oksigenasi, zat
- – zat makanan, ekskresi dan hormon bagi janin).
b. Kelainan dan penyakit tali pusat: kelainan
insersi tali pusat
(umumnya ber
insersi pada permukaan fetal di bagian tengah
namun ini tidak pada tempat umumnya), kelainan panjang tali pusat dan kelaianan lainnya (normalnya 55 cm, terpendek 2-3 cmdan terpanjang 200 cm, lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat, varises tali pusat, dan edema tali pusat).
7. Air Ketuban (
Liquor Amnii / Amniotic Fluid) dan Kelainannya:
oligo hidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil
dari ½ liter),
hidramnion (jumlah air ketuban jauh lebih banyak
dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter), ketuban pecah dini (pecahnya ketuban pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm).
8. Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. (Rostam Mochtar, 2012; h.139)
9. Anemia pada kehamilan Adalah anemia karena kekurangan zat besi. Karena kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg fe untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pada pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan Hb sahli di golongkan sebagai berikut :
a. Hb 11 gr% tidak anemia
b. Hb 9-10 gr %anemia ringan
c. Hb 7-8 gr % anemia sedang
d. Hb <7 gr% anemia berat Pengaruh pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi , ancaman dekompensasi kordis (Hb<6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Pengobatan dengan tablet fe (Manuaba,2010;h.237-240)
I. Asuhan Kehamilan Asuhan kehamilan (Asrinah,dkk, 2010, h.6)
1. Trimester pertama / sebelum minggu ke 14
a. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga mata rantai penyelamatan jiwa telah terbina jika di perlukan.
b. Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu c. Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum, anemia defisinesi zat besi, maupun penggunaan praktik tradisional yang merugikan
d. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi e. Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan, kebersihan, kesehatan dan sebagainya)
2. Trimester kedua / sebelum minggu ke 28
a. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga mata rantai penyelamatan jiwa telah terbina jika di perlukan.
b. Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu c. Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum, anemia defisinesi zat besi, maupun penggunaan praktik tradisional yang merugikan
d. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi e. Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan, kebersihan, kesehatan dan sebagainya) f. Kewaspadaan khusus mengenai PIH (tanya ibu mengenai gejala PIH, pantau tekanan darahnya, oedema, proteinuria)
3. Trimester ketiga / sebelum minggu ke 40
a. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga mata rantai penyelamatan jiwa telah terbina jika di perlukan.
b. Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu c. Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum, anemia defisinesi zat besi, maupun penggunaan praktik tradisional yang merugikan
d. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi e. Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan, kebersihan, kesehatan dan sebagainya) I. PERSALINAN
A. Definisi Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah di kembangkan professional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi proses persalinan pada konsisi tertentu (varney 2008:hal 672).
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir,serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, focus utamanya adalah mencegah terjadinya kompliksai. Hal ini merupakan suatu pergeseran pradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi (Sarwono;2014:hal 234).
B. Tanda-tanda persalinan
1. Tanda-tanda persalinan sudah dekat
a. Lightening Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi Braxton Hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, gaya berat janin di mana kepala ke arah bawah. Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil sebagai terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering berkemih. Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara ketiga P, yaitu power, passage dan passanger. Pada multipara gambarannya tidak jelas, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
b. His permulaan Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton
Hicks. Kontraksi Braxton Hicks terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu. Sifat his permulaan adalah rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda, durasinya pendek, dan tidak bertambah bila beraktivitas (Manuaba, 2012 ).
2. Tanda persalinan Tanda-tanda inpartu adalah sebagai berikut yaitu :
a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah terjadi pembukaan (Rustam Mochtar 2012,hal: 70).
C. Mekanisme persalinan normal Menurut Manuaba (2012 hal 283) bahwa proses persalinan normal, ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu power adalah kekuatan his yang adekuat dan tambahkan kekuatan mengejan. Passage adalah jalan lahir tulang, jalan lahir otot. Passanger adalah janin, plasenta, dan selaput ketuban. Ketiga faktor utama ini sangat menentukan jalannya persalinan sehingga akan terjadi proses persalinan ,spontan belakang kepala, dan persalinan buatan dengan tambahan tenaga dari luar seperti induksi persalinan dan persalinan operatif.
Proses persalinan terdiri kala satu persalinan adalah waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. kala dua persalinan adalah kala pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan kekuatan his ditambah dengan kekuatan untuk mengejan mendorong janin hingga keluar. Kala tiga persalinan adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri atau plasenta, dan kala empat persalinan adalah mulai dari lahirnya uri sampai 2 jam postpartum (Mochtar 2012:hal 71). a. Kala I (kala pembukaan ) 1) Fase laten
Pembukaan serviks yang berlangsung lambat ampai pembukaan 3 cm, yang lamanya sekitar 7-8 jam.
2) Fase aktif Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 sub fase yaitu : a) Periode akselerasi
Periode ini berlangsung selama 2 jam dan pembukaan menjadi 4 cm.
b) Periode dilataksi maksimal Periode ini berlangsung selama 2 jam dan pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi Periode ini berlangsung lambat dan dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap) (Mochtar 2012:hal 71).
b. Kala II (Kala pengeluaran janin ) kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggu; yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengejan. Karena terdapat tekanan pada rectum, ibu merasa seperti ingin buang air besar dengan ditandai anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai terlihat, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh tubuh janin, kala II pada primi berlangsung selama 1,5-2 jam dan pada multi berlangsung 30 menit
- – 1 jam (Mochtar 2012:hal 71)
c. Kala III (kala pengeluaran uri) Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh pelepasan terlepas, terdorong kedalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses umumnya berlangsung 5-300 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran drah kira-kira 100-200 cc (Mochtar 2012:hal 73).
d. Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama pada bahaya perdarahan postpartum (Mochtar 2012:hal 73).
Table 2.3 lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida.Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam Kala II 1 jam 30 menit Kala III 30 menit 15 menit Lamanya persalinan 14,5 jam 7 jam 25 menit
Sumber : Mochtar 2012:hal 73 a. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal Mengenali gejala dan tanda kala dua
1) Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua
a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b) Ibu merasakan regangan yang semakin menigkat pada rektum dan vagina c)
Perineum tampak menonjol
d)
Vulva dan sfingter ani membuka
e) Menyiapkan Pertolongan Persalinan 2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk
asfiksia
→ tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
a) Menggelar kain diatas perut ibu, tempat
resusitasi dan
ganjal bahu bayi
b) Menyiapkan
oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali
pakai dalam partus set 3) Pakai celemek plastik 4) Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue handuk pribadi yang bersih dan kering.
5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam. 6) Masukkan
oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT dan steril. Pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
7) Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik 8) Membersihkan
vulva dan perineum, menyekanya dengan hati
- – hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT.
a) Jika
introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.
b) Buang kapas atau kassa pembersih (
terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia
c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klor in 0,5% → langkah #9)
9) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi.
10) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
11) Periksa Denyut Jantung Janin ( DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120 – 160 x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b) Mendokumentasikan hasil
- – hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil
- – hasil penilaian serta asuhan lainnya pada patograf. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
12) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginanya.
a) Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran. 13) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diingikan dan pastikan ibu merasa nyaman).
14) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b) Dukung dan beri ibu semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecualil posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d) Anjurkan ibu untuk beristirahat di atara kontraksi
e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu f) Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
g) Menilai DJJ setiap kontraksi
uterus selesai
h) Segera rujuk apabila bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (
primigravida)
atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida). 15) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
16) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5
- – 6 cm.
17) Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
18) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
19) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Menolong kelahiran bayi Lahirnya Kepala
20) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untukmenahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjukan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
21) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut.
22) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya Bahu 23) Setelah kepala melakukan putaran
paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai 24) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
25) Setelah tubuh dari lengan lahir, penelusurkan tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing
- – masing mata kali dengan ibu jari dan jari – jari lainnya). Penanganan bayi baru lahir
26) Lakukan penilaian (selintas):
a) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan? b) Apakah bayi bergerak aktif?
- – Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap megap segera lakukan tindakan
resusitasi (langkah 25 ini
berlanjut ke langkah
- – langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia).
27) Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu:
a) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan
verniks) kecuali bagian tangan.
b) Ganti handuk basah dengan handuk yang kering
c) Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu 28) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam
uterus (hamil tunggal).
30) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10
unit (
intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin). 31) Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (
umbilikus) bayi. Dari
sisi luar klem penjepit,dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
32) Pemotongan dan pengikatan tali pusat