BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Diskusi Kelas a. Pengertian model pembelajaran diskusi kelas - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS TERHADAP PRESTASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN TAHUN 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Diskusi Kelas a. Pengertian model pembelajaran diskusi kelas Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang

  tergabung dalam suatu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah Suryosubroto (Trianto, 2007 : 117). Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti suatu situasi di mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat. Penyataan yang diajukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif lebih tinggi Arends (Trianto,2007 :117)

  Pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran diskusi kelas adalah suatu situasi di mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa saling bertukar pendapat untuk saling bertukar gagasan dan pendapat untuk mencari pemecahan masalah, jawaban kebenaran dalam suatu masalah. Dalam diskusi hendaknya pertanyaan secara lisan dan membangkitkan diskusi.

  

4

b. Langkah – langkah Penyelenggaraan Model Diskusi Kelas

  Tabel 2.1 Langkah-langkah penyelenggaraan Model diskusi kelas

  Tahapan Kegiatan Guru Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan

  Mengatur tujuan dan mengatur pembelajaran khusus dan setingg menyiapkan siswa untuk berprestasi Tahap 2 Guru mengarahkan fokus diskusi

  Mengarahkan diskusi dengan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat secara dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi. Tahap 3 Guru memonitor anak aksi,

  Menyelenggarakan Diskusi mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksankan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri. Tahap 4 Guru menutup diskusi dengan

  Mengakhiri diskusi merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggrakan kepada siswa.

  Tahap 5 Guru menyuruh para siswauntuk Melakukan tanya jawab singkat memeriksa proses diskusi dan tentang proses diskusi berpikir siswa.

  Sumber : Trianto (2007:125)

  c. Keunggulan Model Pembelajaran Diskusi Kelas

  Menurut Suryosubroto (Trianto, 2007:127-128) Keunggulan model pembelajaran diskusi kelas adalah : a) Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBK

  b) Setiap siswa dapat menuji tingkat pengetahuan dan mpenguasaanbahan pelajaran masing-masing.

  c) Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir secara ilmiah.

  d) Dengan mengajukan pertanyaan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan memeperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.

  e) Diskusi dapat menunjang usaha-usaha penegmbangan sikap sosial demokratis para siswa.

  d. Kelemahan Model Pembelajaran Diskusi Kelas

  Menurut Suryosubroto (Trianto, 2007:127-128) Kelemahan model pembelajaran diskusi kelas adalah :

  1. Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anngotanya.

  2. Suatu diskusi memerlukan ketrampilan-ketrampilan tertentu yang belum pernah dipelajari.

  3. Jalanya diskusi dapat didomisili oleh beberapa siswa yang menonjol.

  4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja dapat didiskusikan.

  5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.

  6. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran meraka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.

  7. Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan mempengaruih kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapat.

2. Pengajaran Langsung

  Menurut Arends (2008:295) Pengajaran langsung adalah sebuah model yang berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: establishing

  

set, penjelasan dan/atau demonstrasi, guided practice, umpan balik dan

extended practice.

  Menurut Arends (2008:295) pengajaran langsung dapat di deskripsikan dalam kaitanya dengan tiga fitur: 1) Tipe hasil belajar yang dihasilkanya 2) Sintaksis atau aliran kegiatan instuksionalnya secara keseluruhan 3) Lingkungan belajarnya.

  Ciri-ciri model pengajaran langsung menurut Kardi dan Nur (Trianto, 2011:41-42) adalah sebagai berikut:

  a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar.

  b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran, dan c. System pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlakukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

  Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung, sebagai berikut: a) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa

  b) Menyampaikan tujuan

  c) Menyiapkan siswa

  d) Presentasi dan Demonstrasi

  e) Mencapai kejelasan

  f) Melakukan demonstrasi

  g) Mencapai pemahaman dan penguasaan

  h) Berlatih i) Memberikan latihan terbimbing j) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik k) Memberikan kesempatan latihan mandiri.

  3. Prestasi Belajar Menurut (Hamdani, 2011:137) Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar. Sedangkan menurut Arifin

  (2011:12) Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar semakin penting, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

  1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasi peserta didik.

  2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu

  3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  4. Prestasi belajar sebagai indikatorintern dan ektern dari suatu institusi pendidikan.

  5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

  Menurut Supriyono (1991:130) Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (factor eksternal )individu.pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

  Faktor yang tergolong faktor internal adalah:

  1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang

  diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

  2. Faktor psikologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

  terdiri atas:

  a) Faktor intelektif yang meliputi: (1). Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat (2). Faktor kecakapan nyata, yaituprestasi yang telah dimiliki.

  b) Faktor nonintelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,penyesuaian diri. Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a) Faktor sosial yang terdiri dari:

  Lingkungan keluarga Lingkungan sekolah Lingkungan masyarakat Lingkungan kelompok

  b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi, kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

3. Faktor lingkungan spiritual keagamaan

  Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.Dari sekian banyak faktor yang memepengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

  a) Faktor-faktor stimulus respon

  b) Faktor-faktor metode belajar

  c) faktor-faktor individual ialah : 1) Panjangnya bahan pelajaran 2) Kesulitan bahan pelajaran 3) Berartinya bahan pelajaran 4) Berat ringanya tugas 5) Suasana lingkungan eksternal Dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian yang dinampakan dalam keahlian dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dengan simbol untuk kempuan hasil kerja dalam waktu tertentu.

4. Kemandirian a. Pengertian Kemandirian

  Istilah kemandirian berasal dari kata dasar diri yang mendapatkan awalan ke dan akhiran an, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Jadi Kemandirian adalah suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dan menyelesaikan tugas-tugas.

  Erikson dalam desmita (2009), berpendapat bahwa kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menentukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakaanperkembanganke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Orang yang mandiri adalah orang yang cukup-diri (self- sufficent). Yaitu orang yang mampu berfikir dan berfungsi independen, tidak perlu bantuan orang lain, tidak menolak resiko dan bisa memecahkan masalah, bukan hanya khawatir tentang masalah yang dihadapainya. Orang seperti ini akan percaya pada keputusan sendiri, jarang membutuhkan orang lain untuk meminta pendapat atau bimbingan orang lain. Orang yang mandiri juga mampu menguasai apa saja yang ada dikehidupan yang dihadapi.

b. Indikator Kemandirian

  Kemandirian menurut Desmita (2009) mengandung pengertian sebagai berikut : a) Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri b) Mampu mengambil keputusan dan inisatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

  c) Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.

  d) Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Menurut Desmita (2009) kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif, dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Sedangkan Lovinger (dalam Desmita, 2009) berpendapat tentang karakteristik kemandirian sebagai berikut : a) Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan

  b) Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri dan orang lain.

  c) Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial

  d) Mampu mengintregrasikan nilai-nilai yang bertentangan

  e) Toleransi terhadap ambiguitas

  f) Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment)

  f) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal g) Responsif akan kemandirian orang lain.

  h) Sadar akan saling ketergantungan dengan orang lain i) Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakiann dan keceriaan.

  Kemandirian tinggi = 44 - 23 Kemandirian rendah = 0 - 22

  Dari uraian diatas, dapat ditarik indikator kemandirian belajar sebagai Berikut : Memiliki hasrat atau keinginan yang kuat untuk belajar demi kemajuan diri Bertanggung jawab dalam setiap activitas belajar. Mampu mengambil keputusan dan inisatif untuk menghadapi permasalahan. Memiliki kepercayaan diri dan melaksankan tugas-tugas secara mandiri. Teknik penskoran menggunakan skala empat yaitu selalu, sering, jarang dan tidak pernah. Skor masing-masing jawaban adalah sebagai berikut:Untuk pertanyaan positif, skornya adalah sebagai berikut:

  • selalu :skor 4
  • sering :skor 3
  • jarang :skor 2
  • tidak pernah :skor 1 Untuk pertanyaan negatif, skornya adalah sebagai berikut:
  • selalu :skor 1
  • sering :skor 2
  • jarang :skor 3
  • tidak pernah :skor 4 Penentuan kelompok kemandirian tinggi, rendah ditentukan dengan cara yang tekniknya sama dengan perhitungan penilaian sikap. Jumlah butir soal 11, dengan menggunakan 4 skala, maka skor maksimumnya = 44, minimumnya = 21, maka skalanya adalah sebagai berikut:
Penentuaan jenis kemandirian setiap siswa di kelas eksperimen dan kontrol ditentukaan dengan jumlah tertinggi dari masing-masing jenis kemandirian.

5. IPA

  a. Pengertian IPA

  IPA merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gelaja-gelaja kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan menurut Nokes dalam (Aly 2012:18), menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Menurut Trianto (2011) IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah serta observasi dan eksperimen serta menuntutsikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

  Menurut Aly (2010) IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus. Yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

  Sedangkan Menurut Abruscato dalam Bundu (2006:9) science

  is the name we give to group of processes throught which we can systematically gather information about the natural world. Science is also the knowledge gathered throught the use of such processes. Finally, science is characterized by those values and attitudes

possessed by people who use scientific processes to gather knowledge.

b. Hakikat IPA

  Menurut Marsetio dalam Trianto (2011) IPA dipandang sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur. Menurut Trianto (2011) hakikatnya IPA lebih menekankan pada dimensi nilai ukhrawi, dengan memerhatikan keteraturan di alam semesta akan lebih meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang maha dahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Allah SWT.

  Hakikat IPA yang telah dijelaskan di atas yaitu tidak semata- mata ingin mencapai dimensi pengetahuan saja, namun lebih dari itu, dan sesuai dengan Tujuan dan fungsi IPA yang secara khusus dikemukakan oleh Depdiknas dalam Trianto (2011:138), yaitu:

  1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah. 3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan tekhnologi.

  4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  Hakikat IPA yang telah dijelaskan di atas yaitu tidak semata- mata ingin mencapai dimensi pengetahuan saja, namun lebih dari itu, dan sesuai dengan Tujuan dan fungsi IPA yang secara khusus yaitu Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Mengembangkan ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah.

  Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan tekhnologi.Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  Jadi

  IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melalui observasi, eksperimental, penyimpulan, penyusunan teori, ekperimenentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkaitkan antara cara yang satu dengan yang lain.

6. Materi Pesawat sederhana

  Standar Kopetensi : Memahami hubungan anatara gaya gerak,dan energi serta sifatnya.

  Kopetensi Dasar : Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat.

  a. Prisnsip Kerja Pesawat Sederhana Prinsip kerja pesawat sederhana yaitu kaidah mengenai gaya atau kemampuan. Kaidah ini bersifat alamiah, tidak diciptakan tetapi dapat ditemukan melalui pemikiran dan kreativitas seseorang.

  Pesawat sederhana adalah suatu alat yang diciptakan untuk memudahkan kerja manusia. Secara terperinci bahwa pesawat sederhana dibuat dengan maksud untuk melipat gandakan gaya atau kemampuan, untuk memperbesar kecepatan atau untuk menempuh jarak yang lebih besar dan mengubah arah kerja yang kita lakukan. Pesawat sederhana tidak menyimpan kerja dan tidak menciptakan kerja melainkan mengubah gaya yang kecil bergerak dengan menempuh perpindahan yang besar, menjadi sebuah gaya yang besar bergerak dan menempuh perpindahan yang kecil atau sebaliknya.

  b. Jenis Pesawat Sederhana Jenis-jenis pesawat sederhana tersebut antara lain :

  1. Bidang miring Bidang miring adalah suatau bidang yang diletakansecra miring bisa berupa papan atau besi yang dipergunakan untuk memindahkan suatu barang berat yang akan susah kalau diangkat secara vertikal.

  2. Baji Baji adalah peswat sederhana yang prinsip kerjanya sama dengan bidang miring. Perbedaan kalau bidang miring alatnya diam, tetapi pada baji alatnya bergerak.

  3. Skrup Skrup adalah benda seperti paku yang memiliki lilitan bidang miring dan membentuk spiral pada setiap sisisnya. Prinsip kerja skrup sama dengan baji, yang bergerak alatnya. Skrup biasanya digunakan untuk merekatkan benda atau menyambung papan.

  4. Tuas Tuas yaitu alat yang dipergunakan untuk mengungkit benda yang berat dengan tenaga yang kecil dengan mengungkit. Prinsip kerjanya yaitu bahwa panjang lengan kiri kali bebean kiri sama dengan panjang lengan kali beban kanan.

  Keuntungan tuas adalah perbandingan beban dan kuasa. Jadi semakiin panjang jarak titik tumpu kuasa dibandingkan dengan jarak bebean ke titik tumpu maka tenaga yang dikeluarkan semakin kecil. Pesawat sederhana yang menggunakan prinsip tuas dibedakan menjadi tiga golongan : a) Golongan Pertama

  Untuk golongan pertama ini titik tumpu berada di antara titik kuasa dan beban, misalnya tang, gunting, dan pencabut paku.

  b) Golongan Kedua Untuk golongan kedua ini titik beban terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa, misalkan gerobak dorong, pemecah biji dan pemotong kertas.

  c) Golongan Ketiga Untuk golongan ketiga titik kuasa terletak di antara titik tumpu dan bebean, misalkan skop dan jepitan.

  5. Katrol Katrol adalah pesawat sederhana yang digunakan untuk mengangkat benda dengan mengubah arah angkatanya.

  Berdasarkan susunan dan jumlah katrol yang digunakan, katrol dibedakan menjadi tiga.

  a) Katrol tunggal Yaitu katrol yang berdiri dari sebuah katrol yang digunakan di tengah katrol sehingga katrolnya diam. Keuntungan katrol tunggal adalah dapat untuk mengubah arah.

  b) Katrol tunggal bergerak Katrol tunggal bergerak adalah sebuah katrol yang digantung pada tali, sehingga titik singgung tali pada suatu pinggir katrol menjadi titi tumpu, dan pada pinggir yang lain menjadi titik beban terdapat pada pusat katrol dan katrol dapat bergerak.

  c) Katrol majemuk atau Katrol Berganda Katrol majemuk adalah katrol yang disususn lebih dari satu katrol.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

  Model dikusi kelas ini telah banyak digunakan, beberapa penelitian itu dilakukan oleh

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2011) dengan Judul “Impact of

  Discussion Method on Students Performance ”. yang dilakukan di

  Amerika serikat pada sekolah menengah pertama menyatakan bahwa model diskusi ada pengaruh terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran ceramah.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2010) dengan judul “Penerapan metode pembelajaran diskusi untuk meningkatkan aktivitas

  siswa dan penguasaan materi mata pelajaran IPS kelas III SDN Lebakrejo III Pasuruan

  ” . Hasil penelitian yang diperoleh bahwa hasil belajar aspek afektif siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan model pemebelajaran diskusi kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Lebakrejo III Pasuruan.

  C. Kerangka Berpikir

  Model pembelajaran diskusi kelas memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sekaligus dapat bertukar pikiran dengan teman dalam menyelesaikan permaslahan sehingga lebih mudah mendapatkan pemahaman mengenai materi yang sedang dipelajari. Di samping itu metode ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi tanggungjawab dalam dan mandiri dalam meyelesaiakan tugas-tugas belajarnya. Dengan asusmi demikian, makan metode ini diharapkan dapat memacu siswa untuk lebih berfikiraktif dan bersikap mandiri dalam belajar IPA.

  D. Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan dan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

  1. Ada pengaruh model pembelajaran diskusi kelas terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Pangebatan.

  2. Ada pengaruh menggunakan model diskusi terhadap kemandirian siswa kelas V SD Negeri Pangebatan.