PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 2 KEDONDONG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD NEGERI 2 KEDONDONG

(Skrpsi)

Oleh
HENI R

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD NEGERI 2 KEDONDONG
Oleh

HENI.R

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa
dengan nilai rata-rata di bawah KKM pada mata pelajaran IPA. Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Prosedur dilaksanakan melalui dua siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari; (1)
perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4)
refleksi (reflecting). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar
instrumen aktivitas siswa, lembar instrumen kinerja guru dan lembar soal tes
untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk mengukur aktivitas siswa dan kinerja
guru, sedangkan data kuantitatif dugunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif STAD pada mata pelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 02
Kedondong berdampak pada peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (69,73%)

dengan kategori “Cukup” meningkat sebesar 6,61% pada siklus II menjadi
(76,34%) dengan kategori “Baik”. Rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I
(48,26) meningkat sebesar 14,78.

Kata kunci: Model kooperatif STAD, aktivitas dan hasil belajar.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mada Jaya pada tanggal 06 September 1985 anak
dari Bapak Rohimi dan Ibu Rohayati, anak kedua dari empat bersaudara.
Pendidikan yang telah di tempuh yaitu Sekolah Dasar Negeri ( SDN ) 01
Mada Jaya Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran diselesaikan
pada tahun 1998.

Dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaNegeri ( SLTPN ) 02 Kedondong
Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran yang diselesaikan pada tahun 2001, kemudian
dilanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah ( MA ) Yasmida Ambarawa Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Pringsewu pada tahun 2004.
Pada tahun 2010 Penulis melanjutkan studi di Universitas Lampung ( UNILA ) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP ) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD )

sampai sekarang.

MOTO

Lebih Baik Hidup Bodoh Di Antara Orang-Orang Pintar
Daripada Hidup Pintar Di Antara Orang-Orang Bodoh
Dan
Belajarlah Untuk Menjadi Lebih Baik

( H e n i . R 2014 )

PERSEMBAHAN

Dengan Rasa Syukur Kupersembahkan Karya ini untuk :

Ibunda dan ayahanda tercinta yang selalu mendo’akan akan
keberhasilanku.

Untuk orang yang ku sayang yang selalu berdoa dan memberikan
semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini serta

menanti Atas keberhasilanku.

Kakak dan adik-adikku yang telah memberikan semangat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.

Almamater Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan ( FKIP ) Universitas
Lampung yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran
dengan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal
mengabdi bagi agama, bangsa dan negara.

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan hasil
Penelitian Tindakan Kelas, walaupun mungkin masih ada kekurangan dan
kelemahan di dalam bentuk penulisan maupun isinya. Penelitian Tindakan kelas
ini di susun berdasarkan pengalaman selama penulis melaksanakan kegiatan
pembelajaran di SD Negeri 02 Kedondong Kecamatan kedondong Kabupaten
Pesawaran dalam rangka meningkatkan profesionalisme seorang guru dan
sekaligus memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Secara tidak langsung penulis baik secara langsung dan tidak langsung telah

melibatkan semua pihak dalam memberikan dukungan dan perhatian selama ini
penulis menjalankan proses penyusunan tugas akhir. Pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sugeng. P. Harianto, MS selaku Rektor Universitas
Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu di Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan bimbingan,
nasehat dan arahan selama penulis mengikuti studi.
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
yang telah memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd selaku ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan
arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
5. Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini.


6. Ibu Dr. Sowiyah, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian penulisan Penelitian Tindakan
Kelas ini.
7. Bapak Turniadi, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri 02
Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan Penelitian Tindakan
Kelas ini.
8. Bapak dan Ibu Dewan Guru Sekolah Dasar Negeri 02 Kedondong Kecamatan
Kedondong Kabupaten Pesawaran yang telah membantu dalam penulisan hasil
Penelitian Tindakan Kelas ini.
9. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangannya. Akhirnya penulis berharap
semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya, dan semoga Allah SWT memberkati dalam kehidupan kita.
Amin. Terima kasih.

Kedondong, September 2014

Penulis,

Heni.R
NPM. 1013109099

DAFTAR ISI
Halaman
………………………………………………

xiii

DAFTAR GAMBAR

……………………………………….

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

………………………………………..


xv

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …….………………………………………

1

1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………….

3

1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………….

3

1.4 Rumusan Masalah ………………………………………….


3

………………………………………….

3

1.6 Manfaat Penelitian ………………………………………….

4

1.5 Tujuan Penelitian

BAB II. KAJIAN TEORI
2.1 KAJIAN TEORI …………………………………………….
2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli ….…………

6
6

2.1.2 Pengertian Aktivitas dan Teori Pembelajaran …..………… 7

2.1.3 Prestasi Belajar …………………………………………… 10
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif STAD …..……………… 11
2.1.5 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD ………. 14
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ……..…………………………. 17
2.3 Hipotesis Tindakan ………………………………………….

17

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Penelitian ………………………………………….

15

………………………………….

16

3.3 Subyek Penelitian ………………………………………….

16


3.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………………

18

…………………………………

18

3.2 Lokasi Waktu Penelitian

3.5 Alat Pengumpulan Data

3.6 Teknik Analisis Data …………………………………………

22

3.7 Indikator Keberhasilan …….…………………………………

23

3.8 Kisi-kisi Soal …………………………………………………

24

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sekolah……………………………………

25

4.1.1 Sejarah Berdirinya SD Negeri 2 Kedondong…………. 25
4.1.2 Setuasi dan Kondisi Sekolah…………………………. 26
4.1.3 Keadaan Guru………………………………………… 26
4.1.4 Keadaan Siswa…………………………………………. 27
4.1.5 Kondisi Masyarakat Sekitar……………………………. 27
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Penelitian Siklus I …………………………………… 27
4.2.2 Penelitian Siklus II…………………………………… 35
4.3 Pembahasan ………………………………………………........

41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………

44

5.2 Saran ………………………………………………………….

45

…………………………………………..

46

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………

48

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman
…………………………….. 29

1. Data Aktivitas Siswa Siklus I
2. Kinerja Guru Pada Siklus I

…………………………………….. 30

3. Rekapitulasi Kinerja Guru Pada Siklus I

…………………….. 31

4. Data Prestasi Belajar Siswa siklus I …………………………….. 33
5. Data Aktivitas Siswa Siklus II

…………………………….. 37

6. Data Prestasi Belajar Siswa siklus II …………………………….. 39

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman
…………………………

18

2. Foto Pelaksanaan Penelitian …………………………………

70

1. Alur penelitian tindakan kelas

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman
………………………………………

49

2. Silabus Siklus I

………………………………………………

50

3. Rpp Siklus I

………………………………………………

51

………………………………

52

………………………………………………

53

………………………

54

………

55

………………………………………

58

9. Silabus Siklus II ………………………………………………

59

………………………………………………

60

………………………………

63

………………………………………………

64

……………………....

65

14. Lembar Instrumen Pengamat Guru Mengajar Siklus II ………

66

……………....

68

16. Surat Pernyataan ………………………………………………

69

17. Surat Izin Penelilitian Dari FKIP Unila ………………………

70

1. Pemetaan Siklus I

4. Lembar Kerja Siswa siiklus I
5. Kunci Jawaban

6. Lembar hasil belajar siswa siklus I

7. Lembar Instrumen Pengamat Guru Mengajar Siklus I
8. Pemetaan Siklus II

10. RPP Siklus II

11. Lembar Kerja Siswa Siklus II
12. Kunci Jawaban

13. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II

15. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari SD

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar
pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu
menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru
mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara
guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik
perubahan pada tingkat pengetahuan (aspek kognitif), juga dapat
mempengaruhi perubahan sikap (sikap afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang pelajar.
Prestasi siswa di pengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah professional
yang dimiliki oleh guru. artinya kemampuan dasar guru baik di bidang
kognitif (intelektual), bjdang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik).
Beberapa hasil penelitian awal menunjukkan bahwa pembelajaran
yang disekolah cenderung merancang pendidikan yang kaku dengan

2

pembelajaran yang kaku pula. Seorang guru sekolah dasar kadang lupa
bahwa anak sekolah dasar adalah usia belajar dan bermain, jika bentuk
pembelajaran mereka diformalkan maka kecenderungan anak didik akan
mengalami stres.
Berdasarkan pengamatan pada waktu pembelajran IPA di kelas V
SD Negeri 2 Kedondong Kecamatan Kedondong, siswa cenderung kurang
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, respon timbal balik siswa
terhadap pertanyaan yang diberikan guru masih rendah dikarenakan siswa
tidak semangat mengikuti pembelajaran rendahnya, tingkat penguasaan
materi pelajaran sehingga hasil belajarpun rendah.
Hal ini dikarenakan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan
guru kurang sesuai dengan materi yang disampaikan kepada siswa dan
siswa pun kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa suka
bermain sendiri, menggambar, sering mengganggu teman, pasif dalam
menerima materi yang diajarkan guru. Berdasarkan data ulangan harian
semester II siswa kelas V SD Negeri 2 Kedondong tahun ajaran 2014/2015
hasil ulangan harian yang diperoleh siswa masih rendah. Dari 23 siswa
kelas V, hanya 8 orang saja atau 34% yang mampu mencapai tingkat
ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 60 dan selebihnya atau
66% siswa masih memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
( KKM ).
Melihat kondisi realita yang ada dalam mengikuti pembelajaran,
khususnya pelajaran IPA kelas V perlu adanya perhatian. Hal itu semua
karena metode yang digunakan guru masih sangat tradisional yaitu

3

ceramah dan tanya jawab. Metode tersebut diaplikasikan secara terus
menerus dalam pembelajaran IPA sehingga mengakibatkan aktivitas
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran rendah, jenuh, dan
membosankan, kesannya peserta didik tidak diikuti sertakan dalam proses
pembelajaran serta kurang motivasi yang diberikan guru kepada anak
didiknya sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V dalam
pembelajaran IPA cenderung rendah.

1.2

Identivikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas bahwa prestasi dan
aktivitas belajar siswa kelas V SD

Negeri 2 Kedondong Kecamatan

Kedondong belum optimal. Penyebabnya tidak tercapainya tujuan
pembelajaran tersebut dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu:
1. Aktivitas belajar siswa masih rendah.
2. Penerapan model pembelajaran kurang tepat.

1.3

Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini membahas
masalah aktivitas dan prestasi belajar siswa dan model pembelajaran
kooperatife STAD

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:

4

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatife STAD
untuk peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA
kelas V SD Negeri 2 Kedondong Kecamatan Kedondong ?
2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatife STAD
untuk peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
kelas V SD Negeri 2 Kedondong Kecamatan Kedondong ?

1.5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini
untuk meningkatkan :
1. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran kooperatife STAD.
2. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 2
Kedondong Kecamatan Kedondong ?

1.6

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi siswa agar lebih
mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

2. Bagi Guru

-

Memperbaiki cara mengajar guru.

-

Memperluas pengalaman guru dalam mengajar di kelas.

5

-

Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan
meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

3. Bagi Peneliti

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guna mengadakan
penelitian lebih lanjut dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kesulitan dan problematika dalam proses belajar serta bagaimana
solusi yang seharusnya dilaksanakan.

4. Bagi sekolah

-

Sebagai sumbang yang positif untuk memecahkan masalah
pembelajaran yang dihadapi di sekolah.

-

Menumbuhkan rasa kerjasama untuk memajukan sekolah.

6

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1
2.1.1

Kajian Teori
Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli
Menurut Djamarah dan Syaiful (1999:22), Belajar adalah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
kebiasaan dan tingkah laku yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.
Menurut Hamalik (2005:28), Belajar adalah “ Suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan “.
Aspek tingkah laku tersebut adalah : Pengetahuan, pengertian,
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani,
etis atau budi pekerti dan sikap.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan
proses pembelajaran. Pembelajaran harus menghasilkan prestasi belajar,
tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran.

7

2.1.2

Pengertian Aktivitas dan Teori Pembelajaran
Aktivitas belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar siswa
yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam
tingkah laku atau kecakapan. Keaktifan siswa selama proses
pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau
motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
apabila di temukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada
guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru,
mampu menjawab pertanyaan, senang di beri tugas belajar, dan lain
sebagainya. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam mencapai tujuan belajar.
Menurut Muchith (2008: 55) ada beberapa jenis aliran atau
paham yang dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses
pembelajaran, yakni :

1. Teori Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa keberhasilan
belajar ditentukan oleh adanya interaksi stimulus dan respon yang di
terima oleh manusia. Mengajar atau mendidik perlu dilakukan
dengan cara memperbanyak stimulus dan respon yang diberikan
kepada siswa. Salah satu indikasi keberhasilan belajar menurut teori
ini adalah adanya perubahan tingkah laku yang dalam kehidupan
masyarakat (Muchith, 2008:56).
Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran teori ini adalah
merancang kondisi belajar yang efektif dengan merumuskan tujuan

8

belajar dan langkah-langkah pembelajaran yang jelas, menggunakan
ganjaran dan hukuman sebagai penguat perilaku yang dihasilkan.

2. Teori Kognitivisme
Pada

hakekatnya

teori

kognitif

adalah

sebauah

teori

pembelajaran yang cendrung melakukan praktek yang mengarah
pada kualitas intelektual peserta didik. Konsekuensi proses
pembelajaran harus lebih memberi ruang yang luas agar siswa
mengembangkan kualitas intelektualnya. Secara umum proses
pembelajarn harus didasarkan atas asumsi umum.
Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Artinya,
keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh satu aspek
atau faktor saja, tetapi lebih ditentukan secara simultan dan
konprehensif dari berbagai faktor yang ada antara lain :
a. Proses pembelajaran adalah realitas kultur atau natural. Artinya
dalam proses pembelajaran tidak diperlukan adanya berbagai
paksaan dengan dalil membentuk kedisiplinan.
b. Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara
kontekstual dan relevan dengan realitas kehidupan peserta didik.
c. Metode pembelajaran tidak dilakukan secra monoton, metode
yang bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses
pembelajaran.
d. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan,
sehingga psose asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik.

9

e. Belajar memahami akan lebih bermakna daripada menghafal.
f. Pembelajaran harus memperhatikan perbedeaan individual siswa,
kerena

sangat

mempengaruhi

keberhasilan

siswa

dalam

pembelajaran.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah membantu
siswa memproses informasi dengan efektif, dengan cara menyusun
materi pembelajaran dengan sistematis dan akurat membuat
hubungan antara pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang
sudah di miliki pembelajaran ( Winataputra, 2008: 6.11)
.
3. Teori Humanisme
Winataputra (2008:41), para pendukung teori ini yakin bahwa
prilaku harus dipahami bukan sekedar dikendalikan atau di rekayasa.
Teori mementingkan pilihan pribadi, kreatifitas dan aktualisasi diri
setiap individu yang belajar. Belajar merupakan suatu proses dimana
siswa mengembangkan kemampuan pribadi yang khas dalam
bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata lain, siswa
tersebut mengembangkan kemampuan terbaik dalam diri pribadinya.

4. Konstruktivisme
Muchith (2008:72) menjelaskan bahwa pembelajaran harus
mampu memberikan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga model
pembelajaran

dilakukan

secara

natural.Penekanan

teori

konstruktivisme bukan pada pembangunan kualitas kognitif, tetapi

10

lebih pada proses untuk menemukan teori yang di bangun dari
realitas lapangan.

Dari keempat teori belajar dan pembelajaran tersebut diatas,
sehubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan
teori konstruktivisme. Mengingat, bahwa siswa mengkonstruksi
pengetahuan baru secara bermakna melalui pemahaman materi
dengan pengalaman nyata bagi siswa sehingga model pembelajaran
dilakukan secara natural. Penekanan teori konstruktivisme bukan
pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk
menemukan persoalan yang di bangun dari realitas lapangan.

2.1.3

Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari
proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil
belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan suatu proses
yang bersifat kompleks. Dalam proses tersebut seseorang diharapkan
pada tuntutan untuk melakukan pembedaan (diskriminasi) dan
penyimpulan, Sumiati (2011:32).
Dimyati (2002:3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari
sisi siswa, prestasi belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

11

merupakan saat terselesaikannnya bahan pelajaran dengan proses
evaluasi prestasi belajar.
Hal serupa dikemukakan oleh Hamalik (2004:30) prestasi belajar
adalah perubahan tingkah laku seseorang setelah belajar, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Prestasi
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya.
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah siswa menerima pengalaman belajar yang telah dialami siswa
baik berupa sikap maupun tingkah laku. Indikator ketercapaian hasil
belajar dalam penelitian ini mencakup tiga ranah, yaitu: (a) kognitif
meliputi pengetahuan dan pemahaman, (b) afektif meliputi sikap dan
partisipasi, dan (c) psikomotorik meliputi keterampilan dan kreativitas.

2.1.4

Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Menurut Agus (2011:63) “Pembelajaran kooperatif telah
dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya
untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk
hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan
kemampuan siswa melalui aktivitas kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan
positif antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar
berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi mengerjakan tugas bersama,

12

saling membantu dan saling mendudukung dalam memecahkan masalah.
Melalui model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa
dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relative sama atau
sejajar”.
Ada 4 macam model pembelajarn kooperatif yang dikemukakan
oleh Arends dalam Agus (2011:63), yaitu:
1. Student Team Achievement Division (STAD)
2. Group Investigastion
3. Jigsaw
4. Structural Approach
Sedangkan dua pendekatan lain di rancang untuk kelas-kelas
rendah adalah:
1. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan
2-8 (setingkat TK sampai SD).
2. Team Acclerated Instruction (TAI)
digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6
(setingkat TK sampai SD).
Menurut Muslim dkk dalam Widyantini (2008) pembelajaran
kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
Menurut Kunandar (2009:364) menyatakan bahwa STAD adalah
Para siswa di dalam kelas di bagi menjadi beberapa kelompok, masingmasing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok

13

mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik,
maupun kemampuannya. Tiap anggota kelompok menggunakan lembar
kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar
melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. Tiap
kelompok di beri skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan
kepada kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor
sempurna di beri penghargaan.
Pembelajaran kooperatif STAD mempunyai beberapa ciri-ciri
dan

keunggulan

menurut

Slavin

dalam

http://karmawati-

yusuf.blogspot.com diantaranya sebagai berikut:
Ciri – ciri model pembelajaran kooperatif STAD, yaitu :
a. Belajar bersama dengan teman.
b. Selama proses pembelajaran terjadi tatap muka antar teman.
c. Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok.
d. Belajar dalam kelompok kecil.
e. Saling mengemukakan pendapat.
f. Keputusan tergantung kepada siswa.
g. Siswa aktif.

Sedangkan

keunggulan

p embelajaran

kooperatif

STAD, yaitu :
1. Siswa bekerja dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok.

14

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil
bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka
dalam berpendapat.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut siswa
untuk aktif, ditunjukkan dengan adanya aktivitas dan kerjasama siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.

2.1.5

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD
Berikut ini tahapan tahapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif
STAD menurut Eggen dalam Agus ( 2011:74) :
1. Pembelajaran ( Instruction )
Materi yang disampaikan pada saat pembelajaran biasa
menggunakan pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh
guru. Pembelajaran ini dipakai untuk menetapkan tujuan, penjelasan,
dan pemodelan kemampuan atau penerapan konsep, prinsip,
penyamarataan, peraturan-peraturan dan penyediaan buku praktik.
Pada pendahuluan ditekankan pada apa yang akan memperhatikan
dengan baik selama pembelajaran karena akan membantu siswa
dalam tes.

15

2. Membentuk Kelompok (Transition to Teams)
Guru umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakn 4 hingga 5 siswa dengan karakteristik yang
heterogen.

3. Belajar

Kelompok

dan

Pengawasan

(Team

Study

and

Monitoring)
Selama murid bekerja dalam kelompok, guru harus mengawasi
murid untuk memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik. Salah
satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah mengajar murid untuk
bekerja sama. Model pembelajaran kooperatif STAD satu kelompok
terdiri dari 4 sampai 5 orang anggota kelompok. Setiap anggota
kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota
kelompok mereka. Setiap kelompok harus membantu satu sama lain
dan bertanggung jawab agar setiap anggota kelompoknya benarbenar memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan individu
mempengaruhi keberhasilan kelompoknya.

4. Kuis/tes
Kuis/tes diberikan setelah melaksanakan 1 atau 2 kali
pertemuan. Saat kuis/tes siswa tidak boleh saling membantu satu
sama lain dan harus mengerjakan soal secara individu. Kuis/tes
dikerjakan setiap individu.

16

5. Poin Peningkatan Individu
Poin peningkatan individu adalah memberikan kepada siswa
sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan
memperhatikan prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan
yang dicapai sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi poin
peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terlebih
dahulu (skor tes awal dan skor tes akhir). Selisih skor siswa tersebut
kemudian diberi poin berdasarkan tabel skor perkembangan di
bawah ini sehingga diperoleh skor individu. Skor individu setiap
anggota kelompok memberi sumbangan kepada skor kelompok.

6. Penghargaan Kelompok
Penghargaan

kelompok

diberikan

berdasarkan

poin

peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari
peningkatan individu dalam kelompok tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah:
a. Pembelajaran.
b. Membentuk kelompok.
c. Belajar kelompok dan pengawasan.
d. Kuis/tes
e. Poin peningkatan individu
f. Penghargaan kelompok.

17

2.2

Hasil Penelitian Yang Relevan
Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan yang
berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif STAD:
Menurut Sumariah (2011) penelitiannya dilakukan pada tahun
2011

mahasiswa

Universitas

Lampung

dengan

judul

“Upaya

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Cooperattive Learning Tipe Student Achievement Division
(STAD) Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VI Semester 1 SDN 1 Pringsewu
Utara Kecamatan Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012” tujuan penelitian
ini untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman materi IPS melalui
pembelajaran Cooperative tipe Student Team Achievement Division
(STAD) kelas VI SDN 1 Pringsewu Utara. Metode dalam penelitian ini
dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

penggunaan

metode

Cooperative STAD efektif untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa.
2.3

Hipotesis Tindakan
Berdasarakan pada tinjauan pustaka dan kerangka pikir diatas,
hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
1. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan penerapan model
pembelajaran

kooperatife

STAD

dengan

benar,

maka

dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V
SD Negeri 02 Kedondong Kecamatan Kedondong.
2. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan penerapan model
pembelajaran

kooperatife

STAD

dengan

benar,

maka

dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V
SD Negeri 02 Kedondong Kecamatan Kedondong.

18

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus dan setiap siklus
dilakukan selama 4 x 35 menit (2 x pertemuan) yang terdiri dari 4 tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Proses penelitian
tindakan kelas tersebut digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan I
Refleksi I

SIKLUS I

Pelaksanaan I

Pengamatan I
Perencanaan II
Refleksi II

SIKLUS II

Pelaksanaan II

Pengamatan II

Gambar 3.1 : Tahap-tahap dalam PTK ,Wardhani (2007: 24)

19

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN 02 Kedondong Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran dilaksanakan selama 2 ( dua ) bulan mulai dari Juni
sampai dengan Juli 2014.

3.3

Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru sebagai peneliti dan siswa yang
diteliti yaitu siswa kelas V SD Negeri 02 Kedondong Kecamatan Kedondong
sebanyak 23 siswa yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan,
dengan harapan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Berikut ini disajikan penjelasan singkat tentang prosedur penelitian
tindakan kelas (PTK) di atas sebagai berikut :

Siklus I
1.

Perencanaan Siklus I
Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan.
b. Menyusun

skenario

pembelajaran

menggunakan

pembelajaran kooperatif STAD.
c. Membuat lembar kerja siswa.
d. Mempersiapkan lembar observasi.

2.

Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Penyajian materi

metode

20

b. Belajar dalam kelompok
Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok
yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus
dijawab pada lembar kegiatan.
c. Memberikan tes individual untuk mengetahui hasil belajar individu.

3. Observasi Siklus I
Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas yang diamati oleh guru,
dan lembar aktivitas yang telah disiapkan.

4. Refleksi Siklus I
Refleksi

meliputi

kegiatan

menganalisis,

memahami

dan

membuat kesimpulan hasil pengamatan setelah siklus I dilaksanakan,
peneliti mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang didapat pada siklus
I, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan kembali dengan
menentukan rencana perbaikan untuk siklus II.

Siklus II
1.

Perencanaan Siklus II
Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Menyusun

skenario

pembelajaran

pembelajaran kooperatif STAD.
b. Membuat lembar kerja siswa.
c. Mempersiapkan lembar observasi.

menggunakan

metode

21

2.

Pelaksanaan Siklus II
Dalam pelaksaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penyajian materi
b. Belajar dalam kelompok
Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok
yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus
dijawab pada lembar kegiatan.
c. Memberikan tes individual untuk mengetahui hasil belajar individu.

3.

Observasi Siklus II
Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas yang diamati oleh guru,
dan lembar aktivitas yang telah disiapkan.

4.

Refleksi Siklus II
Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat
kesimpulan hasil pengamatan setelah siklus II dilaksanakan, peneliti
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang didapat pada siklus II.

3.4

Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Data Kualitatif
Yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas belajar
siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dibantu
oleh rekan sejawat dengan mengisi lembar observasi.

22

2. Data Kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh dari hasil tes setiap akhir siklus berupa Lembar
Kerja Siswa

3.5

Alat Pengumpulan Data
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Lembar Observasi
Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat.
Lembar obsservasi ini digunanakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di
kelas selama penelitian tindakan kelas berlangsung. Observasi yang
dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas
siswa selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas
siswa.

2. Tes Prestasi Belajar
Instrumen ini digunakan untuk mengambil data kuantitatif mengenai
peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi
yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
STAD pada tiap-tiap siklus.

3.6

Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data hasil

23

observasi yang digunakan untuk menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja
guru dalam proses pembelajaran.
Sedangkan analisisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan
prestasi belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi
pembelajaran.
1. Data kualitatif ini diperoleh dari data non-tes yaitu lembar panduan
observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana
aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya model pembelajaran
kooperatife

STAD. Data tersebut diperoleh berdasarkan perilaku yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Data diperoleh dengan pengamatan
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I
dan siklus II dengan memperhatikan aspek ketuntasan, yaitu nilai KKM 60.
Data kuantitatif ini didapat dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari
hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

Rumus:
Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai
N = Banyaknya siswa
X1 = Nilai siswa

4.6

Indikator Keberhasilan
Acuan keberhasilan penelitian tindakan kelasini dapat di lihat dari
aktivitas dan tes prestasi belajar yang baik. Keberhasilan kelas di lihat dari
jumlah siswa yang mampu mencapai KKM. Penerapan model pembelajaran

24

Kooperatife STAD pada pembelajaran IPA dalam penelitian tindakan kelas ini
dikatakan berhasil apabila
a. Jumlah siswa yang aktif meningkat setiap siklusnya.
b. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya.
c. Tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai ≥ 75 %. Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 60.
4.7

Kisi-kisi Soal dan Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus I dan II

No

Kompetensi
Dasar

Kelas
/
Smtr

Materi
Pokok

Indikator
Masalah

Bentuk
Soal

Nomor
Soal

1

2

3

4

5

6

7

Mengidentifik
asi fungsi
organ tubuh
manusia dan
hewan

V/ I
dan II

Organ
pernapasa
n manusia

Isian

10 Buah

1
Mengidentifika
si alat pernapan
pada manusia
Menjelaskan
fungsi organ
pada saluran
pernapasan
Menjelaskan
penyebab
terjadinya
gangguan alat
pernapasan
manusia

Tabel 3.3 Kisi-kisi Aktivitas Belajar Siswa
No

Indikator

1.

Visual Activities

2.

Oral Activities

3.

Motor Activities

4.

Mental Activities

5.

Emotional Activities

Pernyataan
Membaca, memperhatikan
Menyatakan, bertanya,memberi saran,
mengeluarkan pendapat, diskusi.
Melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
Menanggapi, mengingat, memecahkan
masalah,meng-analisis, mengambil keputusan.
Menaruh minat, bosan, bergembira, tenang, gugup

44

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilkukan terhadap
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kedondong Kecamatan
Kedondong dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti
dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dalam
kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase
aktivitas belajar siswa mencapai 69,73% ( Cukup ) dan meningkat
pada siklus II menjadi 76,34% ( Baik ).

2.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti
dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
Pada siklus I siswa yang telah tuntas mencapai 34,78% ( Kurang )
pada siklus II (Baik).

3.

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD dapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini terbukti
dengan adanya peningkatan kinerja guru pada setiap siklusnya. Pada

45

siklus I kinerja guru mencapai 65,45% dengan kategori “Cukup”
meningkat sebesar 10%

menjadi 75,45% pada siklus II dengan

kategori “Baik”.

5.2

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,saran yang diberikan sebagai
berikut:
1.

Kepada siswa, sebaiknya mengikuti pelajaran dengan baik, berfikir
kritis, berani mengungkapkan pendapatnya, dan lebih banyak
berlatih untuk mengerjakan soal-soal agar mendapatkan nilai yang
lebih baik.

2.

Kepada guru, hendaknya memotivasi para siswa agar belajar dengan
giat, dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru juga perlu
menerapkan

model

pembelajaran

kooperatif

STAD

untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

3.

Kepala sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan
baik, sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil sesuai
dengan harapan

4.

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD), untuk lebih
memahami tugas seorang guru serta dapat menigkatkan mutu
pembelajaran dengan mengetahui permasalahan-permasalahan di
sekolah.

46

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2011. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Dalam Jabatan 2011.
Universitas Lampung
Budiningsih, Asri. 2005. Pengertian Hasil Belajar. Jakarta : Fokus Media
Dmiyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara
Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada.
Muchith. 2008. Pembelajaran Konstektual. Semarang : Rasail Media Group.
Skripsi Sumariah. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas Hasil Belajar Melalui
Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievemen Division Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas VI Semester I SDN 1 Pringsewu Utara Kecamatan
Pringsewu. Universitas Lampung
Skripsi Wartini. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Kooperatif Pada Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SDN
2 Lematang Tahun Pelajaran 2011/2012. Universitas Lampung.

47

Slavin. 2009. Prestasi Belajar. Diakses 09 Juni 2013. Dari http://KarmawatiYusuf.Blogspot.com/2009/01/pembelajaran-matematika-dengan.

html.

Diunduh pada 16 mei 2014.
Sumiati & Asra. 2011. Metode Pembelajaran. CV. Wacana Prima. Bandung
Wardhani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Widyanti. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran
Matematika SMP. Departemen Pendidikan Nasional. Yoyakarta.
Winataputra. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka.
Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2 14 384

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 2 314

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas V SDN Kledokan.

0 0 253

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 9 245

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 021 RUMBAI

0 0 13