ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya) - Repository utu

  

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

PEKERJAAN LAND CLEARING

(Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer

Kabupaten Nagan Raya)

  

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

  

Disusun Oleh;

  

INTAN WAHYUNI

NIM : 07C10203062 Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan : Teknik Sipil

  

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG - ACEH BARAT

2013

  

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

PEKERJAAN LAND CLEARING

(Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer

Kabupaten Nagan Raya)

  Oleh Nama Mahasiswa : Intan Wahyuni NIM : 07C10203062 Bidang Studi : Manajement Rekayasa Konstruksi Jurusan : Teknik Sipil

  Alue Peunyareng, 20 Oktober 2013 Disetujui Oleh:

  Pembimbing I Pembimbing II

  Zakia, ST, M.T Astiah Amir, ST, M.T

  Diketahui/Disahkan oleh, Dekan Fakultas Teknik Sipil Ketua Jurusan Teknik Sipil

  

IR. Rusman, AR, MSME Astiah Amir, ST, M.T

KATA PENGANTAR

  Assalamu’ alaikum Wr. Wb.

  Alhamdulillahirabbil’alamii n, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia, hidayah, dan innayah-Nya sehingga tugas akhir yang berjudul “Analisis Produktivitas Alat Berat Pekerjaan Land Clearing (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya)” dapat diselesaikan. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai jenjang S-1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar, Alue Peunyareng.

  Penyelesaian penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak IR. Rusman, AR, MSME, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil, Universitas Teuku Umar, Alue Peunyareng.

  2. Ibu Astiah Amir, ST, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Teuku Umar, Alue Peunyareng dan sekaligus selaku dosen pembimbing II.

  3. Bapak Zakia, ST, M.T, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  4. Bapak Andi Yusra, ST, selaku dosen penguji I.

  5. Ibu Meidia Refiyanni, ST, selaku dosen penguji II.

  6. Seluruh dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Teuku Umar, Alue Peunyareng dengan tulus dan ikhlas berkenan memberikan ilmunya, mendidik dan membimbing penulis selama proses belajar, di Jurusan Teknik Sipil, Universitas Teuku Umar, Alue Peunyareng.

  7. PPTK Bidang Perumahan Dinas Tata Kota dan Perumahan yang telah membantu memberikan data demi kelancaran tugas akhir.

  8. Ayah dan ibu tercinta; Ridwan, SP dan Animar atas kasih sayang, maupun spiritual.

  9. Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang seperjuangan, terima kasih atas cinta dan kasih sayang, dukungan dan semangatnya.

  10. Sahabat dan teman-teman Teknik Sipil angkatan 2007, yang telah memberikan bantuan dan motivasi.

  11. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini masih kurang dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman. Oleh karena itu penyusun mengharapkan segala kritik, saran, masukan, ataupun komentar yang membangun sehingga hasil penelitian ini menjadi lebih baik lagi. Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan informasi keilmuan maupun pengetahuan kepada penyusun dan kepada semua pihak. Semoga Allah SWT membalas segala kabaikan bagi semua pihak yang ikhlas membantu, membimbing dan mengarahkan hingga selesainya penelitian dan tugas akhir Ini dengan imbalan pahala yang setimpal, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. Wabillahittaufiq wal hidayah, Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

  Meulaboh, Oktober 2013 Penulis, Intan Wahyuni NIM: 07C10203062 ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer

  Kabupaten Nagan Raya) Oleh

  Intan Wahyuni Nim: 07C10203062

  Dosen Pembimbing:

  1. Zakia, ST, M.T

  2. Astiah Amir, ST, M.T

  ABSTRAK

  Alat berat di dalam proyek konstruksi memegang peranan sangat penting. Oleh karena itu, pemahaman akan jenis-jenis alat berat sangat diperlukan. Terutama pada tahap perencanaan, karena alat berat yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan proyek. Pelaksanaan pekerjaan land clearing pada proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh penggunaan alat berat. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan alat berat pada pekerjaan sipil dibidang land clearing. Dan mengetahui komposisi jenis alat berat yang digunakan agar seluruh alat berat dapat bekerja optimal. Selanjutnya mengetahui biaya dan waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan galian dan timbunan tanah pada kondisi optimal. Penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan teori komposisi produktivitas alat berat, penentuan jenis dan jumlah alat sesuai dengan medan, lokasi dan jenis tanah yang digali. Komposisi alat yang dipakai akan mempengaruhi waktu dan biaya yang dibutuhkan dengan tujuan mencari hubungan antara biaya dan waktu yang optimum pada pelaksanaan pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan land

  

clearing pada jam kerja normal yaitu 8 jam serta metode perhitungan yang

  dilakukan adalah dengan cara menetapkan komposisi produktivitas alat berat. Dari perhitungan produksi alat berat dengan mengambil tiga alternatif. Hasil perolehan waktu optimum yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan galian dan timbunan tanah pada proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya didapatkan pada alternatif ketiga yaitu total biaya Rp. 86.214.480 dengan jumlah alat, 2 excavator, 4 grader, dan 6 dump truck.

  Kata-kata kunci: Produktivitas alat berat, land clearing

  

DAFTAR ISI

Lembaran Judul............................................................................................

  16 4.3 Perhitungan Produksi Alat Berat......................................

  37 Lampiran...................................................................................................

  36 Daftar Pustaka...........................................................................................

  36 5.2 Saran............................................................................... .

  36 5.1 Kesimpulan.......................................................................

  31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...………………........…....

  4.9 Pembahsan Jenis, Jumlah Alat Berat, Durasi, dan Biaya Pekerjaan........................................................................

  31

  4.8 Pembahasan Volume Galian, Timbunan dan Pemindahan Tanah..............................................................................

  26

  25 4.7 Perhitungan Alternatif Alat Berat dan Biaya...................

  4.5 Total Biaya Sewa Alat Berat............................................ 25 4.6 Asumsi Jenis dan Jumlah Alat Yang Akan Digunakan...

  23

  19 4.4 Perhitungan Biaya dan Sewa Alat ...................................

  16 4.2 Volume Galian Timbunan.................................................

  i Lembar Pengesahan...................................................................................... ii Kata Pengantar............................................................................................. iii

  16 4.1 Gambaran Umum Proyek.................................................

  12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN….………………........…...

  12 3.4 Metode Pengolahan Data..................................................

  11 3.3 Pengumpulan Data............................................................

  11 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................

  11 3.1 Subyek dan Objek Penelitian............................................

  7 BAB III METODE PENELITIAN......…….………………........…..

  6 2.5 Cara Kerja Alat Berat.........................................................

  5 2.4 Manajemen Alat Berat.......................................................

  4 2.3 Sifat-sifat Tanah.................................................................

  4 2.2 Pengertian Keterlambatan Proyek......................................

  4 2.1 Tinjauan Umum..................................................................

  1 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN…….………………...........

  Abstrak......................................................................................................... v Daftar Isi............…………………………………………………….......... vi Daftar Tabel................................................................................................. vii Daftar Lampiran Gambar…..……………………………………………... viii Daftar Lampiran Tabel ……………………...………………………….. ix BAB I PENDAHULUAN.………………………………........….....

  38

  DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Volume galian dan timbunan .........................................................

  33 Tabel 4.11 Time schedule alternatif 1 ............................................................

  35 Tabel 4.17 Time schedule alternatif 3 ............................................................

  34 Tabel 4.16 Kerja alat berat alternatif 3...........................................................

  34 Tabel 4.15 Biaya dan waktu alat berat alternatif 3.........................................

  34 Tabel 4.14 Time schedule alternatif 2 ............................................................

  33 Tabel 4.13 Kerja alat berat alternatif 2...........................................................

  33 Tabel 4.12 Biaya dan waktu alat berat alternatif 2.........................................

  32 Tabel 4.10 Kerja alat berat alternatif 1...........................................................

  17 Tabel 4.2 Volume galian dan timbunan .........................................................

  25 Tabel 4.9 Biaya dan waktu alat berat alternatif 1...........................................

  19 Tabel 4.8 Total biaya sewa alat......................................................................

  18 Tabel 4.7 Volume galian dan timbunan .........................................................

  18 Tabel 4.6 Volume galian dan timbunan .........................................................

  18 Tabel 4.5 Volume galian dan timbunan .........................................................

  17 Tabel 4.4 Volume galian dan timbunan .........................................................

  17 Tabel 4.3 Volume galian dan timbunan .........................................................

  35

  DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR Lampiran A.3.1 Diagram alir penelitian ........................................................

  38 Lampiran A.3.2 Peta Nagan Raya..................................................................

  39 Lampiran A.3.3 Peta lokasi proyek................................................................

  40 Lampiran A.4.1 Potongan 1 dan Potongan 2 .................................................

  48 Lampiran A.4.3 Potongan 3 dan Potongan 4 .................................................

  49 Lampiran A.4.5 Potongan 5 dan Potongan 6 .................................................

  50 Lampiran A.4.7 Potongan 7 ...........................................................................

  51

  

DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Tabel B.2.1 Sifat-sifat Tanah .........................................................................

  52 Tabel B.2.2 Konversi Jenis Tanah .................................................................

  53 Tabel B.3.1 Efisiensi Kerja Alat Berat...........................................................

  54 Tabel B.4.1 Kumulatif Volume Galian dan Timbunan..................................

  55 Tabel B.4.2 Rekapitulasi ................................................................................

  56 Tabel B.4.3 Rencana Anggaran Biaya ...........................................................

  57 Tabel B.4.4 Daftar Upah dan Harga Bahan ...................................................

  58 Tabel B.4.5 Analisa Harga Satuan .................................................................

  59 Tabel B.4.6 Formulir Standar ........................................................................

  62 Tabel B.4.7 Time Schedule.............................................................................

  68

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Alat berat di dalam proyek konstruksi memegang peranan sangat penting.

  Oleh karena itu, pemahaman akan jenis-jenis alat berat sangat diperlukan. Terutama pada tahap perencanaan, karena alat berat yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan proyek. Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.

  Pada saat proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Penyelesaian suatu pekerjaan atau bagian pekerjaan proyek tertentu diperlukan pemilihan dan penentuan komposisi alat berat, dimana pemilihan alat - alat berat tergantung pada karakteristik masing-masing alat dan kondisi medan. Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan dengan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi, yang menyebabkan biaya akan meningkat. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar. Oleh karena itu peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci keberhasilan pengelolaan proyek yaitu agar keterlambatan proyek dapat dihindari atau dikurangi.

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pokok masalah dalam pembahasan ini adalah:

  1. Bagaimana menetapkan komposisi jenis alat berat yang akan digunakan agar produktivitas alat berat mencapai optimal?

  2. Seberapa besar pengaruh terhadap biaya dan waktu untuk pekerjaan dalam penentuan alternatif analisis penggunaan alat berat pada suatu proyek?

  1.3 Tujuan

  Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan alat berat pada pekerjaan sipil pekerjaan land

  clearing . Dengan lingkup yang akan dibahas:

  1. Mengetahui komposisi jenis alat berat yang digunakan agar seluruh alat berat dapat bekerja optimal.

  2. Mengetahui biaya dan waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan galian dan timbunan tanah pada kondisi optimal.

  1.4 Batasan Masalah

  Penyusunan tugas akhir ini akan menjadi lebih jelas dan terarah, maka dilakukan batasan dalam pembahasan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

  1. Data yang digunakan adalah data PPTK Bidang Perumahan Dinas Tata Kota dan Perumahan, sebagai studi kasus. Data yang dikumpulkan berupa gambar elevasi tanah (countur), jenis alat yang digunakan, dan jam kerja alat.

  2. Pengadaan alat berat yang digunakan adalah dengan menyewa dan milik sendiri.

  4. Jam kerja alat berat yang ditinjau adalah jam kerja normal dengan waktu 8 jam/hari.

1.5 Manfaat Penelitian

  Menambah wawasan bagi peneliti mengenai optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan alat berat pada pekerjaan land clearing, sesuai dengan tujuan dalam contoh kasus ini. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para kontraktor dalam pemilihan alat berat sesuai dengan kondisi medan. Menambah referensi bagi pengamat tentang manajemen proyek alat berat pengelolaan dan pemanfaatan yang lebih baik pada pekerjaan sipil khususnya pekerjaan land clearing, sesuai dengan tujuan dalam contoh kasus ini.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

  2.1 Tinjauan Umum

  Menurut Ir. Hendirman Sapiie, produktivitas suatu alat akan menentukan besarnya harga satuan dari suatu produk, makin tinggi produktivitasnya akan makin rendahlah harga satuannya, sehingga harus benar-benar dipikirkan suatu kondisi, dimana imbalan peralatan yang kita berikan kepada personil-personil yang menangani peralatan sebanding dengan produktivitas yang dihasilkannya. Majalah Kontraktor, Bahan, dan Alat No.9 Juli 1989 Thn Ke IX.

  Ketetapan dalam memilih alat berat yang sesuai dengan pekerjaan serta sesuai pula dengan fungsi alat tersebut akan mampu berproduksi secara optimal dan juga menghasilkan biaya produksi terendah. Faktor merek alat untuk menentukan dan peranan distributor pun sangat menunjang dalam hal ini, tetapi yang terpenting adalah bagaimana para kontraktor memilih alat berat yang tepat, ditangani oleh operator yang terampil dan perawatan yang baik, amat sangat menentukan (Dirjen Bina marga).

  2.2 Pengertian Keterlambatan Proyek

  Menurut Kusjadmikahadi. A (1990), keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu merupakan kekurangan dari tingkat produktivitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung yang dibelanjakan untuk proyek- proyek pemerintah, maupun berwujud meningkatnya investasi dan kekurangan pada proyek-proyek swasta.

2.3 Sifat-sifat Tanah

  Menurut Djoko Wilopo (1999), material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis, bentuk, kekerasan dan lain sebagainya. Oleh karena itu alat yang akan dipakai memindahkannya beraneka ragam. Yang dimaksud dengan material dalam pekerjaan pemindahan tanah (earth moving), meliputi tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak belukar dan alang-alang). Di dalam kenyataan, bisa saja tanah merupakan campuran, misalnya sebagian pasir dan sebagian sisanya lempung. Maka tanah untuk semacam ini disebut tanah lempung berpasir (sandy clay). Berdasarkan adanya perubahan tersebut pengukuran volume maupun density material dibedakan atas:

  1. Keadaan asli (bank, insitu), yaitu keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi (lalu lintas peralatan, digali, dipindahkan, diangkut atau dipindahkan).

  2. Keadaan gembur (loose), yaitu material yang telah tergali dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume, yaitu mengembang.

  Dikarenakan adanya penambahan rongga udara di antara butiran-butiran material.

  3. Keadaan padat (compact), yaitu keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami pemadatan, dimana volume akan menyusut. Perubahan volume terjadi dikarenakan adanya pengurangan rongga udara. Tanah memiliki jenis yang berbeda-beda, dan juga memiliki nilai faktor yang berbeda. Karena akan mengalami perubahan sesuai dengan kondisi yang mempengaruhi disekitarnya. Untuk mengetahui jenis tanah, % swell, dan beban faktor tanah dapat dilihat pada Lampiran B Tabel B.2.1

  Sifat-sifat tanah seperti tersebut di atas dipengaruhi oleh keadaan tanah asli tersebut, karena bila tanah dipindahkan dari tempat aslinya selalu akan terjadi perubahan isi dan kepadatannya dari keadaan yang asli. Oleh sebab itu dari beberapa jenis-jenis tanah, maka dapat dikondisikan tanah semula berupa tanah yang akan dikerjakan. Konversi jenis tanah ini dapat dilahat pada Lampiran B tabel B.2.2.

2.4 Manajemen Alat Berat

  Menurut Djoko Wilopo (1999), manajemen pemilihan dan pengendalian alat berat adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat untuk mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari, antara lain adalah:

  1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan.

  2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

  3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan.

  4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.

  5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat.

  6. Jenis Proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, dan pembukaan hutan.

  7. Lokasi Proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek

  8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.

  9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

  Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja alat berat antara lain:

  1. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu.

  2. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

  3. Dengan jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan berapa volume yang dapat diselesaikan, serta waktu yang diperlukan.

2.5 Cara Kerja Alat Berat

2.5.1 Excavator

  Menurut Azanurfauzi (2001), penggalian tanah diawali dengan excavator

  

bucket dijulurkan ke depan ketempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang

  diinginkan lalu bucket diayunkan ke bawah seperti dicangkulkan. Kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya. Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing, dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan tempat yang lain. Pada penggalian parit, letak track

  

excavator harus sedemikian rupa sehingga arahnya sejajar dengan arah

  memanjang parit, kemudian excavator berjalan mundur. Alat-alat gali sering disebut sebagai excavator, yang mempunvai bagian-bagian utama antara lain:

  1. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit),

  2. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit), dan

  Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel,

backhoe, dragline dan clamshell . Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan

  roda rantai (track/crawler) dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted). [ Umumnya excavator mempunyai tiga pasang mesin pengerak pokok yaitu : 1. Penggerak untuk mengendalikan attachment, untuk menggali, mengangkat.

  2. Penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang dipasang 3. Penggerak untuk menjalankan excavator pindah dan satu tempat ke tempat.

  Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada

  sumbu vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck mounted), pada kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan sumbu memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat berat tidak seimbang. Untuk mengurangi kemungkinan tidak seimbang maka diberikan alat yang disebut out-triggers.

  Kapasitas produksi:

  KBx 3600 xFK 3 KP = ....................................................( 2.5.1.) m / jam Ct

  Keterangan: KB = kapasitas bucket Ct = cycle time (det) FK = faktor koreksi, terdiri dari:

  • efisiensi waktu
  • efisiensi kerja
  • keterampilan oper
  • bucket faktor

  Grader

2.5.2 Menurut Iriansyah Putra (2001), mesin grader adalah suatu mesin sortir,

  juga biasanya dikenal sebagai suatu mata pisau atau suatu mesin sortir motor, adalah suatu sarana angkut rancang-bangun dengan suatu mata pisau besar yang digunakan untuk menciptakan suatu permukaan datar. Model khas mempunyai tiga poros sumbu, dengan taxi dan mesin/motor meletakkan di atas poros belakang sambil mengakhiri dari sarana (angkut) dan sepertiga poros sumbu pusat perhatian pada sarana (angkut), dengan mata pisau di tengahnya. Tujuan mesin Grader digunakan sebagai bagian dari proses akhir (menetapkan dengan tepat) "penilaian yang keras/kasar" yang dilakukan oleh sarana (angkut) yang dirancang sebagai alat lebih berat seperti traktor dan pengikis.

  Grader memiliki fungsi yaitu untuk meratakan permukaan, biasanya

grader ini digunakan pada pemerataan permukaan pada bidang jalan raya. Dan

  dibeberapa negara Eropa grader ini digunakan untuk membersihkan areal permukaan jalan yang tertutupi salju. Dalam beberapa tempat terjadi peristiwa seperti Kanada dan tempat di Amerika, mesin grader sering digunakan di dalam residential pengemasan salju.

  Kapasitas terbentang dari suatu mata pisau lebar 2.50 m panjang 7.30 m dan daya mesin dari 93- 373 kW ( 120- 500 hp). Sesuai dengan fungsinya, grader digunakan untuk meratakan permukaan, maka grader dijalankan dengan kecepatan rendah, sekitar 2800 rpm, supir grader di ruang kontrol mengontrol proses kerja grader dengan menyesuaikan kondisi lapangan. Kerja grader meratakan jalan dan bahkan grader sering maju dan mundur berulang-ulang, dengan daya yang rendah. Grader melakukan pendorongan untuk meratakan bidang dengan menggunakan pisau yang tajam dan besar.

  Pada saat grader maju maka pisau itu akan diturunkan. Dan ketika grader mundur untuk mengulang kembali pemerataan maka pisau itu terangkat begitu seterusnya. Pisau tersebut di letakan antara hidrolik yang bagian memutar dan mengangkat. Motor grader dapat dipergunakan untuk berbagai jenis pekerjaan, misalnya: untuk perawatan jalan, penggalian parit, pemotongan tanah, pemotongan tebing dan lain-lain. Maka dari itu kapasitas produksi motor grader bervariasi sesuai jenis pekerjaannya.

2.5.3 Dump truck

  Menurut Azanurfauzi (2001), dump truck adalah alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena kemampuannya, misalnya dapat bergerak cepat, kapasitas besar dan biaya operasinya relatif murah. Alasan lain penggunaan

  

dump truck sebagai alat angkut ialah karena kebutuhan dump truck mudah diatur

  dengan produksi alat-alat gali, sehingga dump truck sangat mudah dalam pengorganisasian dengan alat-alat yang lain. Hal ini sangat bermanfaat bagi penghematan biaya operasi pelaksanaan proyek. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar dump truck dapat digunakan dengan baik dan efektif adalah adanya jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras. Khusus untuk jalan angkut yang kurang baik dapat menggunakan dump truck yang disebut dengan cross country yang harga dan biaya operasinya lebih tinggi dan pada dump truck biasa.

  ability

  Beberapa hal yang membedakan macam-macam dump truck adalah:

  a. Ukuran dan bahan bakar yang digunakan,

  b. Banyaknya gigi perseneling (gear),

  c. Banyaknya roda gerak, misalnya dua, empat dan enam,

  d. Susunan roda-roda dan banyaknya sumbu (gandar),

  e. Kemampuan angkut, dalam ton atau m³,

  f. Cara membuang muatan, misalnya rear dump, side dump dan bottom Untuk pekerjaan konstruksi sipil umumnya digunakan dump truck yang dapat membuang muatan dari bak secara otomatis. Dump truck semacam ini disebut dengan dump truck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel.

  Dengan membedakan arah muatan yang ditumpahkan dump truck dibedakan dalam 3 macam yaitu:

  1. Rear dump truck yang membuang muatan ke belakang,

  2. Side dump truck yang membuang muatan ke samping,

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah-langkah dan rencana dari proses berfikir

  dan memecahkan masalah yang dimulai dari penelitian pendahuluan, penemuan masalah, pengamatan, pengumpulan data baik dari referensi tertulis maupun

  

observasi langsung di lapangan. Melakukan pengolahan dan interprestasi data

sampai penarikan kesimpulan atas permasalahan yang diteliti.

  Pada tahapan metode penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan permasalahan yang ada distudy kasus, selanjutnya dilakukan persiapan untuk mendapatkan tahapan-tahapan informasi dan melakukan study kasus dengan mengumpulkan beberapa data diantaranya data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari pengamatan, dan data sekunder terdiri dari schedule rencana dan gambar pelaksanaan. Setelah data-data terkumpul maka dilanjutkan dengan pengolahan data, setiap data yang telah dihitung kembali maka dilanjutkan dengan menganalisa study kasus yang ada. Setelah itu analisa selesai, maka dilanjutkan dengan hasil yang menggunakan beberapa alternatif. Diagram bagan alir pada study kasus ini dapat dilihat pada Lampiran A.3.1 diagram alir penelitian.

  3.1 Subyek dan Objek Penelitian

  Objek penelitian akan dilakukan pada Pekerjaan Pematangan Lahan Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya. Subjek penelitian ini adalah mengetahui komposisi jenis alat berat yang digunakan dan mengetahui waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan galian dan timbunan tanah kondisi optimal

  3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

  Lokasi penelitian yaitu pada proyek Bundaran Nol Kilometer Kecamatan bulan Oktober 2012 dengan mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian.

3.3 Pengumpulan Data

  3.3.1 Data primer

  Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung pada lokasi.Menentukan unit-unit studi, serta sifat-sifat yang akan diteliti dan hubungan yang akan dikaji dan proses yang akan menuntun penelitian.

  3.3.2 Data sekunder

  Data sekunder yang dapat mendukung penelitian yaitu: Kontrak - Rencana Anggaran Biaya -

  Drawing - Cut dan Fill -

3.4 Metode Pengolahan Data

3.4.1 Menghitung kapasitas produksi alat berat

  Kapasitas produksi alat berat pada umumnya dinyatakan dalam m³ per jam. Produksi didasarkan pada pelaksanaan volume yang dikerjakan tiap siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam.

  Q = q x N x E = q x 60/Cm x E.....................................................(3.4.1) Dimana:

  Q = Produksi per jam (m³/jam)

  N = Jumlah siklus per jam, N = 60/Cm E = Efisiensi kerja Cm = Waktu siklus dalam menit.

3.4.2 Menghitung efisiensi kerja

  Produktivitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika dibandingkan dengan kondisi ideal alat, dikarenakan hal-hal tertentu seperti

  

topografi, keahlian operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktivitas

  perjam alat yang harus diperhitungkan dalam perencanaan adalah produktivitas standart alat pada kondisi ideal dikalikan suatu faktor yang disebut efisiensi kerja. Besarnya nilai efisiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang mendekati kenyataan. Sebagai pendekatan dapat dipergunakan sesuai dengan kondisi operasi alat dan pemeliharaan mesin. Maka efisiensi kerja alat dapat dilihat pada Lampiran B Tabel B.3.1 Halaman 55.

  Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan:

  a. Faktor alat

  • untuk peralatan yang masih baru = 1,00
  • untuk peralatan yang baik (lama) = 0,90
  • untuk peralatan yang rusak ringan = 0,80

  b. Faktor operator

  • untuk operator kelas I = 1,00
  • untuk operator kelas II = 0,80
  • untuk operator kelas III = 0,70

  c. Faktor material

  • faktor kohesi = 0,75 – 1,00
  • faktor non kohesi = 0,60 – 1,00

  d. Faktor manajemen dan sifat manusia

  • sempurna = 1,00
  • sedang = 0,82
  • buruk = 0,75

  e. Faktor cuaca

  • baik = 1,00
  • sedang = 0,80

  f. Faktor kondisi lapangan

  • berat = 0,70
  • sedang = 0,80
  • ringan = 1,00

  3.4.3 Pemilihan peralatan pekerjaan tanah

  Pemilihan alternatif peralatan yang baik merupakan faktor yang sangat penting dan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya pelaksanaan suatu proyek. Karena dalam pemilihan alat yang juga akan mempengaruhi pada tahapan-tahapan pekerjaan dalam suatu kegiatan. Oleh karena itu, pemilihan peralatan juga hal yang sangat penting diperhatikan agar setiap pekerjaan dapat sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Pemilihan alat dipengaruhi oleh beberapa hal- hal berikut:

  a. Kondisi medan dan keadaan tanah

  b. Kualitas pekerjaan yang disyaratkan

  c. Volume pekerjaan

  3.4.4 Komponen biaya alat berat

  a. Biaya kepemilikan adalah biaya kepemilikan alat yang harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri.

  b. Dalam suatu proyek penggunaan alat berat selain menggunakan alat pribadi juga dengan menyewa. Sedangkan penetapan biaya menyewa telah diatur

3.4.5 Jam opersi atau waktu kerja

  a. Jam operasi normal adalah waktu kerja pada setiap hari kerja senin sampai dengan sabtu, ditetapkan selama 8 jam per hari dengan upah kerja sebesar upah kerja normal.

  b. Jam operasi lembur dihitung dari lama waktu kerja yang melebihi batas waktu kerja normal (8 jam/perhari). Waktu kerja lembur dilaksanakan diluar jam operasi normal untuk setiap hari kerja atau penambahan jumlah hari kerja per minggu (hari minggu).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pemaparan BAB IV menyajikan hasil dari pembahasan antara lain:

  1. Perhitungan volume galian dan timbunan pada proyek bundaran nol kilometer kabupaten Nagan Raya.

  2. Perhitungan produksi alat berat

  3. Perhitungan biaya dan sewa alat

  4. Perhitungan biaya alternatif pemelihan alat berat

  5. Hubungan waktu penggunaan alat dan biaya

  4.1 Hasil Pengolahan Data

  Volume pekerjaan galian timbunan tanah dihitung berdasarkan gambar

  

layout gambar potongan melintang. Dari lampiran gambar layout untuk potongan

  melintang diperoleh 8 potongan yang jarak masing-masing potongan adalah: Pot 1 s.d Pot 8 = 25 m • Maka diperoleh panjang jarak galian dan timbunan keseluruhan= 200 m.

  4.2 Potongan dan Volume Galian Timbunan

  Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 1 dapat dilihat pada Lampiran A.4.1 Halaman 48.

  Volume galian dan timbunan Untuk volume galian dan timbunan pada potongan 1 dapat dilihat pada perhitungan Tabel 4.1

Tabel 4.1 Volume galian dan timbunan

  Luas Penampang Volume No Item Pekerjaan Jarak (m)

  (m2) Pekerjaan

  1 Galian 43,8 25 1.095

  2 Timbunan 39,1 25 982,5 Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 2 dapat dilihat pada Lampiran A.4.2 Halaman 48.

  Volume galian dan timbunan Untuk volume galian dan timbunan pada potongan 2 dapat dilihat pada perhitungan Tabel 4.2

Tabel 4.2 Volume galian dan timbunan

  Luas Penampang Volume No Item Pekerjaan Jarak (m)

  (m2) Pekerjaan

  1 Galian 15,4 25 385,3

  2 Timbunan 61,8 25 1.545 Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 3 dapat dilihat pada Lampiran A.4.3 Halaman 49.

  Volume Galian dan Timbunan Untuk volume galian dan timbunan pada potongan 3 dapat dilihat pada perhitungan Tabel 4.3

Tabel 4.3 Volume galian dan timbunan

  Luas Penampang Volume No Item Pekerjaan Jarak (m)

  (m2) Pekerjaan

  1 Galian 11,3 25 282,5

  2 Timbunan 50,4 25 1.260 Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 4 dapat dilihat pada Lampiran A.4.4 Halaman 49. Volume galian dan timbunan Untuk volume galian dan timbunan pada potongan 4 dapat dilihat pada perhitungan Tabel 4.4

Tabel 4.4 Volume galian dan timbunan

  Luas Penampang Volume No Item Pekerjaan Jarak (m)

  (m2) Pekerjaan

  1 Galian 8,56 25 214

  2 Timbunan 67,08 25 1.677 Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 4 dapat dilihat pada Lampiran A.4.5 Halaman 50.

  Volume galian dan timbunan Untuk volume galian dan timbunan pada potongan 5 dapat dilihat pada perhitungan Tabel 4.5

Tabel 4.5 Volume galian dan timbunan

  Luas Penampang Volume No Item Pekerjaan Jarak (m)

  (m2) Pekerjaan

  1 Galian

  25 - -

  2 Timbunan 71,1 25 1.775 Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 6 dapat dilihat pada Lampiran A.4.6 Halaman 50.

  Volume galian dan timbunan Untuk volume galian dan timbunan pada potongan 6 dapat dilihat pada perhitungan Tabel 4.6

Tabel 4.6 Volume galian dan timbunan

  Luas Penampang Volume No Item Pekerjaan Jarak (m)

  (m2) Pekerjaan

  1 Galian 13,4 25 335

  2 Timbunan 66,0 25 1.650 Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 7 dapat dilihat pada Lampiran A.4.7 Halaman 51.

  Volume galian dan timbunan Untuk volume galian dan timbunan pada potongan 7 dapat dilihat pada perhitungan Tabel 4.7

Tabel 4.7 Volume galian dan timbunan

  No Item Pekerjaan Luas Penampang

  (m2) Jarak (m)

  Volume Pekerjaan

  1 Galian 20,5 25 512,5

  2 Timbunan 64,67 25 1.616 Hasil perhitungan volume pekerjaan galian dan timbunan tanah, kemudian dikumulatifkan dalam tabel dengan menghitung total luas penampang galian dan timbunan beserta volume galian dan timbunan. Dapat dilihat pada Lampiran B Tabel 4.1 Halaman 55.

4.3 Perhitungan Produksi Alat Berat

4.3.1 Excavator type komatsu PC 200

  Alat = Komatsu PC 200 Kapasitas bucket = 0,95 m

  

3

Efisiensi kerja (E) = 0,83

  Faktor bucket = 0,90 Waktu gali = 12 detik Waktu buang = 6 detik Waktu putar = 6 detik Waktu siklus:

  Cm = waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang = 12 + (2 x 6) + 6 = 30 detik Produksi per siklus:

  1

  q = q x K = 0,95 x 0,90

  3

  = 0,86 m

  3 Produktivitas excavator per jam (m /jam) untuk tanah ASLI

  , , Q =

  = 85,66 m³/jam

  3 Produktivitas excavator per jam (m /jam) untuk tanah lepas

  Q x 3600 x 0,83 =

  Cm 0,86 x 3600 x 0,83

  = 0,8 = 68,53 m³/jam

  30

  3 Kapasitas 2 excavator per jam (m /jam)

3 Q = 85,66 x 2 = 171,3 m /jam

4.3.2 Grader

3 Kapasitas bucket = 3 m

  Metode operasi = Muat – angkut Jarak angkut (D) = 300 m Tipe tanah = lempung berpasir Factor bucket = 0,7 Efisiensi kerja = 0,75 Kecepatan maju = 10 km/jam Produksi per siklus:

  1

  q = q x K = 3x 0,7

  3 Waktu siklus Kecepatan maju (F) = 10 x 0,8 = 8 km/jam = 133 m/menit • Waktu tetap (Z) = 0,35 menit

  • Cm = D/F x 2 + Z = 300 /133 x 2 + 0,35 = 4,861 Menit Efisiensi kerja = 0,75 Faktor konversi volume tanah:

  Tanah asli (f) = 1,00 Tanah lepas (f) = 0,8

  Produktivitas tanah asli Q = Q x 60 / Cm x E

  = 2,1 x 60 / 4,86 x 0,75 x 1 = 19,44 m³/Jam

  Produktivitas tanah lepas Q = Q x 60 / Cm x E

  = 2,1 x 60 / 4,86 x 0,75 x 0,8 = 15,55 m³/Jam

4.3.3 Dump truck

  3 Kapasitas bak dump truck = 10 m

  3 Kapasitas pemuat = 0,95 m

  Efisiensi kerja = 0,83 Jarak angkut (D) = 1000 m Kecepatan bermuatan (V ) = 10 km/jam = 167 m/menit

  1 Kecepatan kosong (V 2 ) = 20 km/jam = 333 m/menit

  Waktu buang (t

  1 ) = 0,5 menit

  Waktu tunggu dan tunda (t

  2 ) = 0,1 menit

  Waktu siklus pemuat (Cms) = 30 detik = 0,5 menit

  Jumlah siklus excavator untuk mengisi dumptruck dapat dicari dengan persamaan dibawah ini: C′

  = q

  10 =

  0,95 x 0,90 = 11,7

  Produksi per siklus

  1 C = n x q x K = 11,7 x 0,95 x 0,90

  3 = 10 m

  Waktu Siklus D D

  • Cm = n x Cms + + t1 + t2

  V1 V2 1000 1000

  • = 11,7 x 0,5 + + 0,5 + 0,1

  V1

  2 = 15,44 Menit

  Produksi per jam C x 60 x E

  = Cm 10 x 60 x 0,83

  = 15,44

  = 32,25 m³/Jam Alat yang dioptimalkan pada pekerjaan tanah adalah excavator sejumlah 4 unit sehingga jumlah dump truck disesuaikan dengan jumlah excavator.

  Produksi Jumlah = Produksi

  171,32 = = 5,3 ≈ 6

  32,25

4.4 Perhitungan Biaya dan Sewa Alat

4.4.1 Excavator type komatsu PC 200