ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Kabupaten Kerinci) TESIS

  ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Kabupaten Kerinci) TESIS OLEH : RONALD VENDI 1110018312033

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL KONSENTRASI TEKNIK MANAJEMEN KONTRUKSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016

  

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

(Studi Kasus Proyek Konstruksi Kabupaten Kerinci)

2 1 2 Ronald Vendi , Alizar Hasan , Rini Mulyani

  1

2 Fakultas Teknik Universitas Andalas, Magister Teknik Sipil PPs-Universitas Bung Hatta

  

ronald_beny@yahoo.com

  Abstract Inside the execution of a construction project, planning and control is a function of the most fundamental in realizing the success of the project, resulting in the completion of the management faced in efforts to more effectively and efficiently uses of resources human, financial, information, technology, equipment, facilities and materials. The project's success can not be separated from the activity of a series of projects covering the stages of planning, implementation and monitoring so that the intended purpose can be achieved. The problem that arises when these environment projects of Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci data from the last five years 2009 to 2013 shows a decrease in the ability to achieve project performance caused by several things, among others: the extent and scope of the project is not firm, project administration is not laid out well so the impact on the timeliness of completion and implementation costs. This study aims to identify the factors causing low gains of the time and cost of construction projects in the Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci well as to determine the degree of influence or contribution generated by each of these factors to the gains of the time and cost of our future. The final results of this study concluded that the dominant factors that cause low gains of the cost and time of the completion of construction projects in the Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci include Initiation and Planning Works, Execution Control of Employment, Evaluation and Resource Management, Overall these three factors has a significant influence on the gains of cost and time, this is indicated on the R2 value obtained for each performance measure, which affects 97.2% and 98.2% performance fees affect time performance.

  Key Word : Construction, Performance

1.1 Pendahuluan diperlukan suatu metode yang tepat agar

  Suatu proyek didefinisikan sebagai suatu parameter yang di kontrol benar-benar kegiatan tidak rutin dan tidak berulang, efisien dan dapat menunjukkan dengan dikerjakan untuk suatu jangka waktu yang tepat kondisi proyek. Pengendalian pada tertentu untuk mendapatkan hasil sesuai umumnya dilakukan agar pekerjaan dapat dengan yang diinginkan secara teknis dilaksanakan dengan efisien. Suatu bentuk (Asiyanto, 2005). Kondisi suatu proyek pelaporan perkembangan proyek juga dipengaruhi banyak faktor lingkungan diperlukan agar produktivitas pekerjaan sehingga suatu proyek akan berbeda terhadap rencana jadwal dan biaya dapat dengan proyek yang lain. Pengendalian terekam secara objektif, tercatat secara dalam proyek konstruksi pada umumnya rinci dan dapat dipertanggungjawabkan menyangkut tiga aspek utama, yaitu : kepada masing-masing peserta proyek. biaya, waktu dan SDM. Umumnya pada Didalam pelaksanaan suatu proyek suatu proyek seringkali terjadi konstruksi, perencanaan dan pengendalian penyimpangan baik terhadap biaya merupakan fungsi yang paling pokok di sehingga dalam penyelesaian manajemen dihadapkan pada usaha-usaha untuk lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan kegunaan dari sumber-sumber daya manusia, dana, informasi, teknologi, peralatan, fasilitas dan material. Keberhasilan proyek tidak lepas dari serangkaian aktivitas suatu proyek yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan agar supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Persoalan yang timbul saat ini dilingkungan proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci dari data lima tahun terakhir 2009 s.d 2013 menunjukkan adanya indikasi penurunan kemampuan dalam mencapai kinerja proyek yang disebabkan karena beberapa hal antara lain: batasan dan lingkup proyek yang tidak tegas, administrasi proyek tidak ditata dengan baik sehingga menimbulkan dampak pada ketepatan waktu penyelesaian dan biaya pelaksanaan (resume hasil wawancara dengan salah seorang pejabat essolon

  III Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci). Data kinerja pelaksanaan proyek yang diselenggarakan sepanjang tahun anggaran 2009 s.d 2013 memperlihatkan hampir 38% dari rata-rata jumlah paket setiap tahun dinyatakan bekinerja tidak baik khususnya berdasarkan parameter waktu penyelesaian dan biaya pekerjaan. Beberapa dampak kerugian yang ditimbulkan dari kondisi ini adalah terjadinya penundaan pelaksanaan pekerjaan lain karena anggarannya dialokasikan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebelumnya yang dinyatakan belum selesai.

  Beberapa indikasi yang menyatakan bahwa rendahnya capaian kinerja waktu dan biaya pada proyek-proyek Dinas tahun terakhir adalah disebabkan karena belum dilaksanakannya fungsi-fungsi proyek secara efektif dan efisien. Menurut Fisk (1997) Terdapat 3 (tiga) fungsi dalam rangkaian proyek yang diduga memiliki peran sebagai penyebab terjadinya keterlambatan atauh pembengkakan biaya proyek yaitu fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan dan fungsi monitoring evaluasi. Jika dikaitkan pada fakta lapangan seperti deskripsi sebelumnya, maka dapat dipastikan bahwa rendahnya kinerja proyek selama ini disebakan karena belum optimalnya penyelenggara proyek dalam melaksanakan tiga fungsi proyek tadi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan monitoring pada setiap tahapan yang dilakukan.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya capaian kinerja waktu dan biaya proyek konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci.

  2. Mengidentifikasi besarnya pengaruh ataupun kontribusi yang ditimbulkan oleh masing-masing faktor tersebut terhadap capaian kinerja waktu dan biaya dimasa akan datang.

  1.4 Batasan Penelitian

  Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Pekerjaan yang dijadikan objek didalam mengungkapkan permasalahan adalah pekerjaan bangunan pada bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci untuk data waktu lima tahun terakhir.

1.2 Permasalahan

  2. Kinerja proyek diukur dari dua parameter yaitu waktu dan biaya.

  3. Responden yang dituju adalah perorangan yang mewakili peran sebagai owner, konsultan dan kontraktor. Jumlah responden yang dituju untuk masing-masing peran didasari dari jumlah populasi yang tersedia lokasi penelitian.

  b. Dibutuhkan sumber daya (resources) Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin, metode dan material. Perorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajer proyek.

1.5 Tinjauan Literatur

  2. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.

  customer’sneeds)

  3. Material (bahan)

  2. Machine (mesin)

  1. Man (manusia)

  Semua kriteria diatas dapat dicapai dengan baik jika lima unsur utama dalam proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik yaitu :

  stakeholder’s)

  5. Memuaskan/memenuhi kebutuhan kontraktor (satisfying the need of

  specification)

  4. Spesifikasi teknik (meeting the tcchnical

  (minimizing the project duration)

  3. Meminimalisasi waktu proyek

  2. Memuaskan/memenuhi kebutuhan konsumen (satisfying the

  3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

  project cost)

  Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan aloksi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1995). Dengan demikian kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai ciri- ciri :

  berikut :

  Bryde dan Robinson (2005) adalah sebagai

  Langkah awal yang harus dilakukan oleh manajer proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi/manajemen. Kriteria sukses proyek kontruksi menurut

  c. Organisasi Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana di dalamnya terlihat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidak pastian.

  1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja terakhir.

  Keunikan dari proyek konstruksi kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.

  mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi (Ervianto, 2005), tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut : a. Bersifat unik

  dan Paulson,1995), Proyek konstruksi

  4. Non rutin, tidak berulang-ulang, jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Proyek konstruksi merupakan proses dimana rencana, disain dan spesifikasi dikonversikan menjadi struktur dan fasilitas fisik, dimana konstruksi melibatkan organisasi dan seluruh sumber daya untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, sesuai anggaran, sesuai kualitas yang di spesifikasikan. menurut (Barie

  1. Meminimalisasi biaya proyek (minimizing

  5. Method (metode kerja) Sumber : (Soeharto,1998).

  Manajemen Proyek

  Defenisi manajemen proyek manurut (Kerzmer,1995), berdasarkan fungsi dan pendekatan sistem mengatakan bahwa manajemen proyek adalah sebuah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

  Project Management Body of Knowledge

  (PMI 2001), mengatakan manajemen proyek adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan, keterampilan, sarana dan keahlian untuk memenuhi proyek. Manajemen dapat juga dilihat sebagai kelompok yang menduduki berbagai jenjang dan jabatan kepemimpinan. Sebagai kelompok pimpinan tanggung jawab utamanya bukan lagi melaksanakan sendiri berbagai kegiatan operasional, melainkan menyelenggarakan berbagai fungsi yang memungkinkan para tenaga pelaksana melaksanakan tugas operasionalnya secara efisien, efektif, ekonomis dan produktif. Menurut Dendarlianto (2007), dalam makalahnya tentang Manajemen Proyek memaparkan bahwa ada tiga alasan perlunya menggunakan prinsip dibawah ini, antara lain :

  • Manajemen Proyek merupakan sebuah disiplin ilmu yang berhubungan dengan banyak disiplin ilmu.
  • Manajemen proyek berkonsentrasi pada ketentuan leadership, yang nantinya akan membantu seorang manajer proyek untuk beradaptasi pada lingkungan proyek.
  • Manajemen Proyek adalah aktifitas yang beroriantasi pelayanan begitu pentingnya faktor manusia didalam keberhasilan proyek, berdasarkan hal ini, maka seorang manajer proyek harus memiliki kompetensi akademis, pangalaman, maupun lingkungan.

  Penerapan manajemen untuk tiap-tiap bagian berbeda sesuai dengan orientasi dan tingkatan maka manajemen dibagi menjadi:

  1. Higher Management (manajemen tingkat tinggi) Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara luas, umum dan menyeluruh. Manajernya merupakan manajer puncak

  (top manager) yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

  2. Middle Management (manajemen menengah) Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan bagian yang merupakan tanggung jawabnya/ manajemen bagian yang mengkoordinir atau membawahi beberpa seksi/bagian.

  3. Lower Management (manajemen tingkat bawah) Manajemen disini berkaitan dengan manajemen ditingkat operasional/teknis.

  Kinerja Proyek.

  Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Carr R.I 1993). Kinerja proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana. Soeharto mengemukakan suatu contoh dimana dapat terjadi bahwa dalam laporan suatu kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi ternyata biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan pengendalian, maka dapat berakibat proyek tidak dapat diselesaiakan secara keseluruhan karena kekurangan dana. Kinerja waktu adalah membandingkan antara waktu yang telah disepakati antara owner dengan kontraktor dengan waktu aktual penyelesaian membandingkan antara biaya yang telah disepakati antara owner dengan kontraktor dengan biaya aktual proyek, bila prosentasenya makin kecil maka kinerjanya makin baik. Menurut Dipohusodo (1996), proses pengendalian kinerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi secara umum terdiri dari 3 langkah pokok, yaitu: 1.

  Menetapkan standar kinerja. Standar ini dapat berupa biaya yang dianggarkan dan jadwal.

  Pengendalian biaya disini adalah aspek biaya pelaksanaan proyek yang mengacu pada urutan kerja, sumber daya dan peralatan, sistem pengendalian biaya yang efektif dan efisien harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Obelender 1993)

  prosentasi (%) atau biaya perencanaan (RAB) dengan biaya aktual.

  g) Melakukan secara periodik, perbandingan

  Perkiraan kembali secara periodic terhadap biaya, guna penyelesaian pekerjaan.

  f)

  e) Pelaporan program pisik dan penyelesaian biaya tepat waktu.

  Disiplin dalam otorisasi penggunaan anggaran.

  d)

  c) Komunikasi yang jelas dan tegas terhadap tujuan yang ditentukan.

  b) Perkiraan yang tepat terhadap waktu dan biaya.

  Perencanaan program penyesesaian proyek harus akurat.

  a)

  Pengendalian Biaya

  2. Mengukur kinerja terhadap standar dengan

  Harison memperkirakan bahwa 80 % dari siklus proyek yang paling dominan yang menentukan keberhasilan proyek adalah pengendalian proyek. Pengendalian Biaya dan Waktu terhadap kemajuan proyek secara terintegrasi telah menjadi sistem pengendalian proyek sejak tahun 1970. Sudah merupakan suatu keharusan bagi manajemen proyek konstruksi untuk mengatakan bahwa proyek dapat dikatakan berhasil apabila sesuai dengan biaya dan waktu yang direncanakan, kualitas sesuai syarat spesifikasi dan memenuhi kepuasan pemilik. Kerena bagaimanapun juga, manajemen proyek konstruksi adalah sebuah perangkat manajemen yang lebih memfokuskan kepada proses pengendalian dari semua proses yang ada dalam manajemen.

  e. Pengendalian prosedur dan aspek legal (hukum).

  Pengendalian kinerja dan produktivitas.

  Pengendalian penggunaan jasa orang dan d.

  c) Prakiraan yang akurat d) Rencana tindakan. Sedangkan garis besar aspek dan obyek pengendalian proyek diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut: a. Pengendalian biaya.

  b) Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat.

  Kriteria penilaian kinerja proyek tersebut adalah yang akan diteliti dalam masalah kualitas pengendalian terhadap aspek biaya dan waktu. Fungsi perencanaan bermaksud untuk meletakan dasar sasaran proyek, yaitu jadwal, anggaran dan waktu. Adapun proses pengendalian terdiri dari berbagai langkah kegiatan yang dilakukan secara sistimatis dan agar suatu sistem pengendalian dapat bekerja dengan efektif diperlukan unsur-unsur sebagai berikut: (Suharto, 1995) a) Tolak ukur yang jelas.

  Pengendalian

  terjadi penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan.

  3. Melakukan tindakan koreksi apabila

  jalan membandingkan antara performansi aktual dengan standar performansi. Hasil pekerjaan dan pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya yang telah direncanakan.

b. Pengendalian jadwal waktu c.

  • Analisis regresi sederhana (simple analysis
  • Analisis regresi berganda (Multiple
    • 1)). Dengan persamaan ini diperoleh jumlah responden sebanyak 95,24 (dibulatkan menjadi 95) yang terdiri dari 10 orang untuk responden yang berasal dari Owner, 49 orang responden yang berasal dari konsultan dan 36 orang responden yang berasal dari kontraktor.

  regresi ), Analisis regresi sederhana

  Analisis Regresi Linier Sederhana

  yang berhubungan dengannya (variabel lainnya) sudah ditentukan.

  dependen ) jika nilai variabel yang lain

  regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu variabel tak bebas. Tujuan utama regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel

  analysis regresi ), Sedangkan analisis

  merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (variable independen) dan variabel tak bebas (variabel dependen ).

  • Variabel Respon disebut juga variabel

  dependen yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan variabel.

  • Variabel Prediktor disebut juga dengan

  variabel independen yaitu variabel yang bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel Untuk mempelajari hubugan-hubungan antara variabel bebas maka regresi linier terdiri dari dua bentuk, yaitu:

  Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi dikenal 2 jenis variabel yaitu:

  Regresi Linier

  2

  Penelitian ini dilakukan pada proyek bangunan gedung pada Bidang Cipta karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang dikerjakan sepanjang lima tahun terakhir tahun 2010 s.d 2014 yang sudah dilaksanakan pekerjaannya. Pengelolaan setiap proyek tersebut dilakukan oleh masing-masing pihak yang mewakili Owner, Konsultan dan Kontraktor. Penentuan jumlah sampel diawali dengan menetapkan jumlah populasi yang sesuai dengan lingkup wilayah penelitian, yaitu Owner sebanyak 10 orang, Konsultan 55 orang dan kontraktor 60 orang. Selanjutnya sampel (n) yang akan digunakan dari populasi (N) yang ada akan ditentukan dengan menggunakan persamaan Slovin dengan galat pendugaan sebesar 5% (d) yaitu (n =N/(N.d

  Analisis Statistik Teknik Sampling

  Menurut (Suharto,1997) biaya langsung proyek adalah biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya-biaya tersebut adalah biaya bahan/material, biaya pekerja/upah dan biaya peralatan.

  Regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu peubah yang dihubungkan dengan satu peubah tidak bebas. Bentuk umum dari persamaan regresi linier untuk populasi adalah : Dimana: y = Variabel takbebas x = Variabel bebas a = Parameter Intercep b = Parameter Koefisisen Regresi Variabel Bebas Menentukan koefisien persamaan a dan b dapat dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk menentukan koefisien persamaan dan dari jumlah pangkat dua (kuadrat) antara titik-titik dengan garis regresi yang dicari yang terkecil . Dengan demikian, dapat ditentukan:

  Regresi Linier Berganda

  Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor- faktor yang mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independen). Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y atas x. Secara umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah sebagai berikut:

  Koefisien Determinasi

  Koefisien determinasi dinyatakan dengan R

  2

  untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas x yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R

  2

  akan ditentukan dengan rumus: Harga yang diperoleh sesuai dengan variasi yang dijelaskan masing–masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).

  1.6 Metodologi Penentuan Jumlah Sampel Minimum

  Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 95 orang yang diperoleh berdasarkan formulasi slovin. Sementara menurut Arikunto (2006) seyogyanya jumlah sampel minimum adalah sebanyak 36 orang dengan kriteria yang ditetapkan berdasarkan karakteristik populasi, idealnya sejumlah sampel yang diambil harus mencerminkan perbedaaan karakteristik populasi penelitian.

  Metode Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan beberapa pendekatan analisis secara statistic. Penelitian dengan pendekatan ini merupakan sebuah upaya memahami fenomena yang terjadi terkait dengan indikasi capaian kinerja proyek dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci. Penelitian merupakan proses panjang dan menyeluruh dimana berawal pada minat untuk megetahui fenomena tertentu. Gagasan tersebut ditunjukan untuk lebih mengenal hubungan antara bagian-bagian utama khususnya suatu sistem, kemudian dituangkan menjadi suatu metode penelitian lengkap dengan pola analisa Observasi serta pengumpulan data yang diperlukan. Dari hasil observasi tersebut diperoleh data untuk dilakukan pengelolaan menjadi informasi untuk dianalisa dan akhirnya untuk ditarik berbagai kesimpulan yang diperlukan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat “Statistika Diskriptif”, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari hasil pendataan di lapangan atau di laboratorium (Ismiyati,2003). Maka dari setiap sampel proyek pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang dikerjakan sepanjang lima tahun terakhir tahun 2010 s.d 2014 tersebut dapat diambil data-data yang diperlukan. Dengan demikian tentang seberapa besar pengaruh pelaksanaan tahun 2010 s.d 2014. Data sekunder yang tiga fungsi mulai perencanaan, pelaksanaan diperlukan antara lain: dan monitoring evaluasi terhadap kinerja

  1. Data daftar rekanan yang melaksanakan waktu dan biaya pada proyek-proyek di pada pekerjaan. Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum

  2. Data hasil evaluasi pelaksanaan pekerjaan

  Kabupaten Kerinci yang dikerjakan sepanjang lima tahun terakhir lima tahun terakhir tahun dari 2010 s.d 2014 beserta penyebab-penyebab yang timbul untuk Teknik Pengolahan dan Analisa Data. menyelesaikan masalah yang dihadapi.

  a. Pembuatan Model Penyebab-penyebab yang ada dianalisa, Model penelitian ini dibuat berdasarkan dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya, dan informasi atau data yang didapat perihal dicoba menyusun dan mencari hal-hal yang variabel-variabel kinerja biaya proyek (y) berhubungan erat atau berkaitan antara besar yang dilaksanakan kontraktor yang kinerja biaya dengan tiga tahapan pekerjaan. dianggap mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan bentuk

  

Teknik Pengumpulan Data linier dengan parameter (x) yang

  Penelitian ini menggunakan berbagai teknik mencerminkan faktor-faktor penyebab dari pengumpulan data seperti yang kebanyakan tahap perencanaan, pelaksanaan hingga dilakukan pada penelitian relevan. Data yang monitoring dan evaluasi. akan dikumpulkan adalah dengan cara: ISU DAN LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN Merupakan Variabel yang berasal dari tahap VARIABEL BEBAS (X)

  Data Primer perencanaan hingga monitoring dan evaluasi

  Data primer adalah pengambilan data secara

  • Capaian kinerja waktu dan biaya penyelenggaraan proyek konstruksi Penyebab dari dari Fungsi Pelaksanaan Penyebab dari Fungsi Perencanaan
  • Pemahaman pihak-pihak yang terlibat

  langsung yang berhubungan dengan

  • terhadap dampak yang ditimbulkan relatif rendah
  • Penyebab dari dari Fungsi Monev

  responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa kuesioner dibuat VARIABEL TERIKAT (Y) untuk memperoleh data primer yang disusun Merupakan Variabel respon yang akan dipengaruhi oleh PREDIKTOR berdasarkan parameter-parameter analisis yang dibutuhkan dan relevan sesuai dengan Y1 (Kinerja Biaya) Y2 (Kinerja Waktu) maksud dan tujuan dari penelitian ini.

  Beberapa data yang diperlukan untuk kelompok data primer ini adalah sebagai Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat berikut: dirumuskan model penelitian seperti berikut;

  1. Data penilaian tingkat kepentingan dan pengaruh tiga faktor utama didalam Dimana : rangkaian proyek terhadap capaian kinerja y : Variabel kinerja waktu dan biaya biaya dan kinerja waktu. yang diukur dari selisih prosentase

  2. Data penilaian dampak yang ditimbulkan waktu aktual dan waktu yang oleh masing-masing faktor terhadap direncanakan dan selisih prosentase kinerja biaya dan kinerja waktu. biaya aktual dan biaya yang direncanakan.

  Data Sekunder

  x 1n : Faktor-faktor penyebab terjadinya Data sekunder ini didapat dari laporan akhir rendahnya capaian kinerja biaya proyek pada Bidang Cipta Karya Dinas b 1n : koefisien kemiringan (slope) masing- Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang masing faktor (predictor) b. Pengolahan dan Analisa Data diinginkan. Analisa validasi dilakukan Analisa data dilakukan dengan analisis dengan membandingkan antara r-hitung statistik agar hasil analisa dapat dan r-tabel, apabila r-hitung < r-tabel menyajikan suatu ukuran yang dapat maka variabel tidak valid dan harus mesifatkan populasi, ataupun menyatakan dibuang atau diperbaiki. Uji validasi dapat variasinya dan gambaran kecenderungan dilakukan dengan alat bantu SPSS dengan dari variable (Nasir, 1988). menggunakan angka r-hasil corelated

  Item-Total Correlation (Ghozali, 2006).

  

Identifikasi Variabel Penelitian Sementara untuk r-tabel yang diperoleh

  Berbagai variabel yang mempengaruhi adalah 0,2631 (taraf signifikan 5% (0,05), rendahnya capaian kinerja biaya dan waktu derajat kebebasan 93 (n-2). Selengkapnya pada proyek konstruksi mempunyai faktor- hasil uji validitas yang dilakukan disajikan faktor kegiatan yang dapat dikategorikan kedalam tabel rekapitulasi sebagai berikut: sebagai variabel bebas. Masing-masing variabel akan diukur perbedaan dampak yang Tabel 1 dihasilkannya terhadap kinerja biaya ataupun Rekapitulasi Perhitungan Item-Total waktu berdasarkan lima skala intensitas Correlation Masing-Masing Variabel sebagai berikut;

  1. Sangat Rendah, artinya dampak yang ditimbulkan oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah sangat tidak berpengaruh.

  2. Rendah, artinya dampak yang ditimbulkan oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah tidak berpengaruh.

  Dari informasi pada tabel 4.9 diatas dapat

  3. Sedang, artinya dampak yang ditimbulkan disimpulkan bahwa terdapat satu variabel oleh variabel yang dinilai terhadap capaian

  (X ) memiliki nilai r-hitung kecil dari 0.2631

  30

  kinerja biaya dan kinerja waktu adalah dan untuk tahap selanjutnya variabel ini tidak sedikit berpengaruh. lagi digunakan pada tahap analisis berikutnya.

  4. Tinggi, artinya dampak yang ditimbulkan oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah

  Pengujian Realibilitas berpengaruh.

  Sementara untuk pengujian realibilitas Sangat Tinggi, artinya dampak yang instrument yang dijelaskan oleh nilai alpha ditimbulkan oleh variabel yang dinilai cronbach’s masing-masing faktor adalah terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja sebagai berikut: waktu adalah sangat berpengaruh

  Tabel 2

1.7 Pembahasan

  Rekapitulasi Perhitungan alpha cronbach’s

  Pengujian Validitas

  Masing-Masing Faktor Sebelum data hasil kuesioner dilakukan analisa lebih lanjut, perlu dilakukan uji validasi untuk mengetahui konsistensi jawaban dalam kuesioner. Instrumen yang Faktor/Tahapan Alpha Cronbach's Jumlah Item Inisiasi 0.785 Perencanaan 0.794 Pelaksanaan 0.894 Pengawasan 0.838 Penutupan 0.765 Variabel Y 0.698

48 Nilai alpha cronbach’s untuk variabel y

  diperoleh dengan menggunakan formulasi sebagai berikut : CA = Koefisien Cronbach's Alpha K = Banyaknya pertanyaan dalam butir Sigma b kuadrat = varians butir Sigma t kuadrat = varians total Dengan memperhatikan hasil perhitungan nilai alpha cronbach’s masing-masing faktor seperti yang disajikan pada tabel 2, seluruh variabel (termasuk variabel Y=48) lebih besar daripada 60%, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel cukup reliable.

  Analisis Faktor

  Analisa faktor bertujuan untuk mendefinisikan struktur data matrik dan menganalisa struktur korelasi antar variabel dengan mendefiniskan satu set kesamaan variabel atau dimensi yang disebut faktor (Ghozali, 2006). Analisa faktor juga digunakan untuk meringkas dan menggabung variabel yang memiliki karakteristik sama menjadi satu faktor (Wahana, 2010). Metode yang digunakan Barlett’s test of sphericity, dengan melihat nilai KMO dan Barlett’s test, apabila nilai > 0,5 maka analisa faktor dapat digunakan. Variabel dari hasil analisa korelasi yang digunakan untuk analisa faktor, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Hasil KMO dan Bartlett’s Test Analisi Faktor Pertama

  Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

  Sampling Adequacy

  ) = 0,567 > 0,50 yang berarti analisa faktor dapat dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah melihat tabel anti-image

  matrix untuk melihat apakah ada variabel

  dengan nilai MSA (Measures of Sampling

  Adequacy

  ) < 0,5. Variabel dengan nilai MSA < 0,5 tidak dapat digunakan dalam analisa lanjutan, sehingga perlu dikeluarkan pada saat analisa faktor berikutnya. Pada perhitungan analisis faktor tahap pertama ini diperoleh 21 variabel yang memiliki nilai MSA < 0,5. Adapun hasil rekapitulasi perhitungan MSA untuk 49 variabel (setelah pada pengujian validitas) disajikan pada tabel dibawah ini.

  Tabel 4 Tabel Anti Image Correlation Analsisi Faktor Pertama Oleh karena masih diperoleh varibel dengan nilai MSA < 0,5, maka selanjutnya dilakukan analisis faktor tahap kedua dengan hasil sebagai berikut: Tabel 5 Hasil KMO dan Bartlett’s Test Analisi Faktor Kedua Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

  Sampling Adequacy ) = 0,702 > 0,50 yang

  berarti analisa faktor dapat dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah melihat tabel anti-image

  matrix untuk melihat apakah ada variabel

  dengan nilai MSA (Measures of Sampling

  Adequacy ) < 0,5. Hasil perhitungan faktor

  tahap kedua ini diperoleh satu variabel yaitu

  X

  20 dengan nilai MSA 0.496. Selanjutnya

  dilakukan perhitungan untuk analisis faktor tahap ketiga dengan menghilang variabel X .

20 Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut:

  Tabel 6 Pada tabel di atas diketahui bahwa variabel

  Hasil KMO dan Bartlett’s Test Analisi Faktor dikelompokkan menjadi 3 (tiga) faktor Ketiga berdasarkan nilai eigenvalue > 1, yaitu Faktor 1 = 7.990, Faktor 2 = 3.042, Faktor 3 = 1,751.

  Tabel 8 Pengelompokkan Faktor dan Variabel Baru

  Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

  Sampling Adequacy ) = 0,802 > 0,50 yang

  berarti analisa faktor dapat dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah melihat tabel anti-image

  matrix untuk melihat apakah ada variabel

  dengan nilai MSA (Measures of Sampling

  Adequacy ) < 0,5. Hasil perhitungan analisis

  faktor tahap ketiga menunjukkan bahwa variabel yang tersisa sebanyak 27 variabel setelah melalui beberapa tahap analisis layak untuk dikelompokkan karena memiliki nilai MSA > 0.5. Jumlah faktor yang terbentuk disajikan kedalam tabel 6 dibawah ini.

  Tabel 7 Penjelasan Total Varians

  Analisis Regresi

  Analisa regresi digunakan untuk mengetahui hubungan linier antara variabel terikat (y) dengan variabel bebas (x). Analisa regresi

  • Y
  • Y

  2

  (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel

  Uji asumsi klasik Multikolinieritas ini digunakan untuk mengukur tingkat asosiasi

  Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

  Y1 : Kinerja Biaya Y2 : Kinerja Waktu F1 : Inisiasi dan Perencanaan Pekerjaan F2 : Pelaksanaan Pengendalian Pekerjaan F3 : Evaluasi dan Pengelolaan Sumber Daya

  3 Dimana:

  0.671F

  2 = 0.473 + 0.504F 1 + 0.704F 2 +

  3

  0.423F

  1 = 0.349 + 0.735F 1 + 0.522F 2 +

  Tabel 11 Koefisien Regresi Untuk Kinerja Biaya Tabel 12 Koefisien Regresi Untuk Kinerja Waktu Dari tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

  pasti meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan apabila satu variabel bebas ditambahkan dalam model. Dari informasi yang disajikan pada tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing kinerja baik waktu dan biaya amat bergantung dari 3 faktor yang telah ditemukan, yaitu 97.2% Kinerja Biaya dan 98.2% Kinerja waktu dipengaruhi oleh tiga faktor penyebab.

  karena setiap penambahan satu variabel bebas, nilai R

  dan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19. Variabel yang dimasukkan dalam analisa regresi adalah variabel yang memiliki nilai loading faktor terbesar pada faktornya masing-masing dengan pertimbangan untuk menghindari terjadinya multikolineritas. Hasil analisa regresi adalah sebagai berikut: Tabel 9 Model Summary Untuk Kinerja Biaya Tabel 10 Model Summary Untuk Kinerja Waktu Koefisien determinasi (R

  2

  daripada nilai R

  2

  dipergunakan sebagai uji ketepatan fungsi (goodness of fit test), semakin besar nilainya (mendekati 1) semakin bagus untuk meramalkan. Namun untuk mengevaluasi model regresi terbaik sebaiknya menggunakan nilai adjusted R

  2

  mendekati 1 (satu) menunjukan bahwa variabel bebas memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Nilai R

  2

  kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas, sedangkan nilai R

  2

  adalah antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Nilai R

  2

  ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas, dengan nilai R

  2

  bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Multikolinieritas terjadi jika

  Dari tabel diatas terlihat besaran tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil output VIF hitung dari kedua variabel = 1,008 < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas 0,690 = 69% diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas

  besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r < 0,60). Dengan cara lain untuk menentukan multikolinieritas, yaitu dengan :

  • Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistic (a).
  • Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadarat.

  Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

  1.8 Penutup

  Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika a hitung VIF
  • Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika a hitung > a dan VIF hitung < VIF.

  Hasil Pengujian Untuk masing-masingnya disajikan sebagai berikut: Menggunakan besaran tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil output VIF hitung dari kedua variabel = 1,021 < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas 0,980 = 98% diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Untuk ukuran kinerja waktu diperoleh hasil sebagai berikut:

  1. Faktor-faktor dominan yang menyebabkan rendahnya capaian kinerja biaya dan waktu pada penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci adalah :

  • F1: Inisiasi dan Perencanaan Pekerjaan
  • F2 : Pelaksanaan Pengendalian Pekerjaan
  • F3 : Evaluasi dan

  Pengelolaan Sumber Daya

  2. Secara keseluruhan tiga faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap capaian kinerja biaya dan waktu, hal ini ditunjukkan dari nilai R

  2

  yang diperoleh untuk masing-masing ukuran kinerja, yaitu 97.2% mempengaruhi Kinerja Biaya dan 98.2% mempengaruhi Kinerja waktu.

  3. Untuk masing-masing ukuran kinerja, terlihat pengaruh yang ditimbulkan oleh tiga faktor memiliki kontribusi yang berbeda-beda, yaitu F1 memiliki pengaruh berdasarkan nilai koefiennya adalah sebesar 73,5% terhadap kinerja biaya dan 50.4% terhadap kinerja waktu, kemudian F2 memiliki pengaruh 52.2% terhadap kinerja biaya dan 70.4% terhadap kinerja waktu dan terakhir adalah F3 memiliki pengaruh sebesar 42.3% terhadap kinerja biaya dan 67.1% terhadap waktu.

  4. Pengujian Multikolinieritas yang dilakukan untuk mengukur tingkat asosiasi

  • rvianto, Wulfram.2009. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi. Yogyakarta.
  • hozali.2005.Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
  • hozali.2010.Structural Equation Modeling Mencari Hubungan Kausalitas antar Variable Pendekatan Induktif dengan Program TETRAD IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

  (keeratan) hubungan/pengaruh antar

  variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi (r) menunjukkan bahwa antara variabel bebas yang ada tidak terjadi multikolinieritas karena memberikan nilai output VIF < 10 dan semua tolerance variabel bebas diatas 10%.

  Saran

  1. Oleh karena masih terdapat penyebab dari faktor lain selain dari tiga yang ditemukan pada penelitian ini, maka sebaiknya perlu dilakukan analisis tambahan untuk mengenali kontribusi dari faktor lain sehingga kinerja waktu dan biaya dapat lebih maksimal. Sebaiknya, agar hasil penelitian ini optimal maka diperlukan suatu analisis khususnya berkenaan dengan faktor-faktor risiko sehingga kemungkinan terjadinya risiko dimasa akan datang dapat diminimalisir meskipun pada penelitian ini hanya memberikan informasi tentang pengaruh tiga buah faktor terhadap kinerja biaya dan kinerja waktu.

  • usen. 2009. Manajemen Proyek, Andi. Yogyakarta
  • Pinto (1989). Evaluation of Factors Affecting Time and Cost Performance in Hongkong Building Projects Engineering, Contruction and Architectural Manageme
  • Porteous, WA (1992). Identification, Evaluation, And Clasification of Building Failures. Victoria University of Wellington. http:\\researcharchive.vuw.ac.
  • Rayadi (2003), Construction Management And Design Of Industry Concrete And Steel Structure, CRC Press Taylor and Francis Group

1.9 Referensi

  • Ayininuola, GM & Olalusi, O.O (2004). Assessment of building failures in Nigeria: Lagos and Ibadan case study. African Journal of Science and Technology (AJST), Science and Engineering Series vol. 5, no.1, pp. 73-78.
  • Rits,G.J, Total Engineering Project Manajement,1 edition 1990.
  • Yates, JK. & Lockley, EE.(2002). Documenting and analyzing construction failures. Journal of construction engineering and management. Jvol.128

  http://www.ansti.org

  • Carper, Kenneth L. ed. 1989. Forensic Engineering. Elsevier Science Publishers. New York.
  • Eldukair, ZA & Ayyub, BM 1991). Analysis of recent US structural and constructional failures. Journal of Performance of Construction Facilities. vol 5, no.1