PENGARUH KEBERADAAN MODA TRAVEL TERHADAP PROBABILITAS MODA BUS RUTE MEULABOH - MEDAN
PENGARUH KEBERADAAN MODA TRAVEL
TERHADAP PROBABILITAS MODA BUS
RUTE MEULABOH - MEDAN
Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Yang Diperlukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)
Disusun Oleh :
Usman Fauzi
NIM : 08C10203027 BIDANG : Transportasi JURUSAN : Teknik Sipil
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara geografis, kabupaten Aceh Barat berada pada 04 06’ – 04 47’
2 Lintang Utara dan 95 52 – 96 30’ Bujur Timur dengan luas daerah 2.927,95 km ).
(www.acehprov.go.id/23Kab_kota/geografis/acehbarat/2010 Wilayah studi penelitian ini berada di terminal Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Untuk itu perlu diketahui karekteristik dari wilayah tersebut selain untuk memahami karekteristik perjalanan yang terjadi juga untuk mendapatkan informasi tambahan karekteristik pengguna (pelaku perjalanan).
Angkutan sebagai bagian dari sistem transportasi adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat, dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat pada umumnya. Keberadaan angkutan sangat dibutuhkan tetapi apabila tidak ditangani secara baik dan benar merupakan masalah bagi kehidupan. Manusia sangat membutuhkan suatu prasarana dalam melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya yang sering disebut moda atau jenis angkutan.
Bagi penduduk kota yang memiliki aktivitas yang padat dan memiliki mobilitas yang tinggi, maka transportasi yang cepat, aman dan nyaman adalah salah satu solusi yang terbaik, misalnya saja dalam satu keluarga terdiri dari beberapa orang anggota keluarga, maka masing-masing orang memiliki kegiatan atau aktivitas masing-masing dan membutuhkan angkutan umum alternatif yang dapat digunakan untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuan.
Pergerakan (mobilitas) antar kota sangat membutuhkan sarana transportasi dalam memenuhi kebutuhan. Demikian yang terjadi pada masyarakat di kota
2 meningkat yang diikuti dengan masalah seperti kemacetan lalu lintas, kecelakaan dan lain sebagainya.
Untuk itu penulis ingin melakukan penelitian bagaimana pemilihan masyarakat terhadap moda angkutan penumpang antara jenis moda bus dan moda travel dengan trayek Meulaboh - Medan. Kedua jenis moda ini dipilih karena menunjukkan perbedaan yang secara signifikan seperti halnya dalam atribut serta menunjukkan persaingan yang kompetitif dalam hal pelayanan jasa angkutan.
Untuk mendapatkan kondisi bagaimana pemilihan moda dari setiap pengguna jasa angkutan ini maka diperlukan sampel dengan melakukan penelitian yaitu berupa survei pendekatan terhadap perilaku individu atau masyarakat yang pernah menggunakan kedua moda tersebut. Dari kuisioner yang dibagikan akan diperoleh tingkat preferensi dan sensitivitas dari pengguna jasa dan kemudian hasilnya akan diolah dengan menggunakan metode Stated Preference. Dengan hasil itu, penulis akan menganalisa mengapa si A lebih memilih moda bus angkutan yang ke-1 dibandingkan angkutan yang ke-2. Dari hasil analisa ini juga akan diperoleh variabel-variabel yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan kedua jasa angkutan umum dan merumuskannya ke dalam model matematis yaitu model logit binominal .
1.2 Rumusan Masalah
1. Rute yang ditinjau adalah Meulaboh-Medan dengan jarak 580 Km, dengan waktu tempuh 18 jam menggunakan moda bus dan 12 jam menggunakan moda travel.
2. Terdapat perbedaan tarif angkutan antara moda bus dan moda travel. Untuk moda bus Rp 140.000 dan moda travel Rp 180.000.
3. Kenapa banyak penumpang lebih memilih moda travel, sedangkan biaya perjalanan lebih mahal dan tidak memiliki izin trayek yang legal.
3
1.3 Batasan Penelitian
Agar penulisan ini sesuai dengan judul maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Moda yang digunakan dalam penulisan ini adalah moda bus yang berkapasitas 35 penumpang dan moda travel yang berkapasitas 7 penumpang.
2. Model yang diterapkan adalah model logit binomial selisih.
3. Tinjauan model didasarkan pada asumsi bahwa pembuat keputusan dalam memilih moda adalah pelaku perjalanan yang menggunakan moda bus.
4. Analisa dilakukan dengan menggunakan teknik Stated Preference.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik responden.
2. Untuk mendapatkan model pemilihan moda angkutan umum.
3. Memberikan rekomendasi tentang keberlangsungan kedua moda transportasi yang akan diteliti.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai pertimbangan yang menjadi bahan masukan bagi perusahaan penyedia jasa angkutan penumpang sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan angkutan penumpang pada masa yang akan datang.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pemilihan Moda Trasportasi
Pemilihan moda transportasi merupakan model terpenting dalam perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan karena peran kunci dari angkutan umum dalam berbagai kebijakan transportasi. Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda. Bruton (1985), mendefinisikan pemilihan moda sebagai pembagian secara proporsional dari semua orang yang melakukan perjalanan terhadap sarana transportasi yang ada, yang dapat dinyatakan dalam bentuk fraksi, rasio atau persentasi terhadap jumlah total perjalanan. Pada analisa pemilihan moda, diestimasi jumlah orang yang menggunakan masing-masing sarana transportasi, seperti kendaraan pribadi, bus, kereta api dan angkutan umum lainnya. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui peubah (atribut) yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut. Setelah dilakukan proses kalibrasi, model dapat digunakan untuk meramalkan pemilihan moda dengan menggunakan nilai peubah bebas (atribut) untuk masa mendatang.
Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut dilakukan. Dalam kebanyakan, pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon (atau pos) karena hal ini akan menghindarkan terjadinya perjalanan, akan tetapi biasanya interaksi tersebut mengharuskan terjadinya perjalanan, dalam hal ini keputusan harus ditentukan dalam hal pemilihan moda yang mana. Beberapa prosedur pemilihan moda memodelkan pergerakan dengan hanya dua buah moda transportasi, yaitu angkutan pribadi. (Tamin, 2000). angkutan umum dan
1. Ciri pengguna jalan. Beberapa faktor berikut ini diyakini akan sangat mempengaruhi pemilihan moda:
- Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi, semakin tinggi pemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan pada angkutan umum;
- Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);
- Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiun, bujangan, dan lain-lain);
- Pendapatan, semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang menggunakan mobil pribadi;
- Faktor lain, misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat bekerja dan keperluan mengantar anak sekolah.
2. Ciri pergerakan pemilihan moda juga akan sangat dipengaruhi oleh:
- Tujuan pergerakan, Contohnya, pergerakan ke tempat kerja di negara maju biasanya lebih mudah dengan memakai angkutan umum, karena ketepatan waktu dan tingkat pelayanannya sangat baik dan ongkosnya relatif lebih murah dibandingkan dengan angkutan pribadi (mobil). Namun sebaliknya di negara sedang berkembang, orang masih tetap menggunakan mobil pribadi ke tempat kerja, meskipun lebih mahal, karena ketepatan waktu, kenyamanan, dan lain-lainnya tidak dapat dipenuhi oleh angkutan umum.
- Waktu terjadinya pergerakan. Kalau kita ingin bergerak pada tengah malam, kita pasti membutuhkan kendaraan pribadi, karena pada saat itu angkutan umum tidak atau jarang beroperasi.
- Jarak perjalanan Semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung memilih angkutan
3. Ciri fasilitas moda transportasi Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori : Pertama, faktor kuantitatif seperti:
- Waktu perjalanan, waktu menunggu di tempat pemberhentian bus, waktu berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus, waktu selama bergerak, dan lain-lain.
- Biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain).
- Ketersediaan ruang dan tarif parkir.
Faktor kedua bersifat kualitatif yang cukup sukar menghitungnya, meliputi kenyamanan dan keamanan, keandalan dan keteraturan, dan lain-lain.
4. Ciri kota atau zona Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak dari pusat kota dan kepadatan penduduk. Kelompok ini terdiri dari variabel yang mulai jarang digunakan. Pada studi-studi terdahulu, terlihat bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi dengan pemilihan moda, tetapi sering merupakan variabel-variabel yang tidak sesuai karena tidak menerangkan bagaimana suatu moda tertentu dipilih.
2.2 Konsep Pemodelan Transportasi
Menurut Tamin, 2000 ada beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang hingga saat ini dan yang paling popular adalah, Model perencanaan transportasi Empat tahap. Keempat model tersebut antara lain:
1. Model bangkitan pergerakan, yaitu pemodelan transportasi yang berfungsi untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal (meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/ petak lahan dan jumlah (banyaknya) perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah (banyaknya) perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
3. Model Pemilihan Moda Transportasi, yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.
4. Model Pilihan Rute, yaitu pemodelan yang memperlihatkan dan memprediksi pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas yang menghubungkan jaringan transportasi tersebut.
2.3 Pendekatan Model Pemilihan Moda
Dalam model pemilihan moda ini ada beberapa hipotesis yang diajukan yaitu bahwa pelaku perjalanan selalu memilih moda yang salah satu atau kombinasi dari beberapa atribut berikut yaitu: tercepat, termurah, dan ternyaman. Oleh karena itu, untuk memodelkan pemilihan moda tersebut (Tamin, 2000) merekomendasikan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Pelaku perjalanan yang waras (rasional) selalu memaksimumkan kepuasan yang diperolehnya.
2. Dalam pemanfaatan sumber kepuasan tersebut, pelaku perjalanan mempunyai batasan-batasan seperti pendataan dan sebagainya.
3. Pelaku perjalanan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang karakteristik masing-masing alternatif moda yang akan dipilihnya.
4. Jatuhnya pilihan pada salah satu moda menunjukkan bahwa dia mempertimbangkan karakteristik moda tersebut sesuai dengan karakteristik
Model pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap pemilihan moda adalah model pemilihan diskret.
2.4 Analisa Regresi Linier
Metode regresi secara luas digunakan dalam pemodelan transportasi. Dalam penggunaan analisa stated preference, teknik regresi digunakan pada pilihan rating. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara sekumpulan atribut dan responden. Menurut Tamin, 2000 hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan linier sebagai berikut :
y = a + b1x1 + b2x2 +………+ bnxn…………………………………………. (2.0)
dimana :
y = respon individu x1,x2,…,xn
= atribut pelayanan
a = konstanta regresi b1,b2,…,bn
= parameter model Residual untuk setiap kejadian dirumuskan sebagai berikut :
δ = y – (a + b1x1 + b2x2…….+ bnxn)……………………………….. (2.1)
dan jumlah kuadran terkecil residual untuk sejumlah n observasi adalah :
2
∑δ
= ∑ [y – (a + b1x1+b2x2+…..+ bnxn)]……………………………......(2.2)
2 Dengan menggunakan prinsip kuadran terkecil, dengan meminimalkan nilai ∑δ ,
2
diperoleh jika turunan parsial ∑δ berturut-turut terhadap a, b1, b2,…, bn adalah sama dengan nol. Dengan langkah ini, maka diperoleh k+1 persamaan dengan sejumlah k+1 koefisien regresi sehingga masing-masing koefisien dapat ditentukan.
2.5 Model Logit Binomial
sering digunakan, yaitu model binomial logit selisih yang dapat diselesaikan dengan mengunakan penaksiran regresi linear. Parameter kuantitatif yang sering digunakan adalah biaya perjalanan dan waktu perjalanan. Model binomial logit selisih sangat ditentukan oleh persepsi seseorang dalam membandingkan biaya perjalanan dan waktu perjalanan ketika memilih suatu moda.
Menurut Tamin, 2000 untuk model ini diasumsikan bahwa U
1 dan U
2
merupakan Utilitas pemilihan moda Bus (BS) dan moda Travel (TV) Jika proporsi pemilihan moda diketahui maka kita dapat menghitung nilai a dan b dengan mengunakan analisis regresi linear sesuai dengan persamaan berikut.
P …………………………………………………..(2.3)
1 = ( )
Dengan mengasumsikan ∆U= U
2 -U 1 dan melakukan beberapa
penyerdehanaan maka persamaan (2.3) dapat ditulis kembali menjadi persamaan berikut :
( )
P
1 [1+ ] = 1……..................................................................................(2.4)
( )P
1 +P 1 = 1……...................................................................................(2.5) ( )
P
1 = 1 – P 1 ……................................................................................(2.6) ( ) = ………...…….......................................................................(2.7)
Persamaan (2.3) dapat ditulis kembali dalam bentuk logaritma seperti terlihat pada Persamaan (2.4) berikut : Log e = (U
2 -U 1 ) ................................ ………..................................(2.8)
Dengan diketahuinya P
1 ,U
1 dan U
2 sehingga parameter yang tidakdiketahui adalah nilai a dan b. Nilai ini dapat dikalibrasi dengan analisis regresi linear dengan sisi kiri berperan sebagai variabel tidak bebas (Y) dan (X) = ∆U =U
2 -U 1 sebagai variabel bebas, sehingga β adalah kemiringan garis regresi dan a adalah intersepnya.
2.6 Teknik Stated Preference
Teknik stated preference menawarkan sebuah teknik untuk menyediakan informasi tentang permintaan dan perilaku perjalanan dengan baik untuk suatu pengeluaran tertentu dengan alasan tertentu. Teknik stated preference mengacu pada suatu pendekatan yang menggunakan pertanyaan mengenai bagaimana responden memberikan respon terhadap situasi yang berbeda dan berubah.
Metode ini telah secara luas dipergunakan dalam bidang transportasi karena metode ini dapat mengukur/memperkirakan bagaimana masyarakat memilih moda perjalanan yang belum ada atau melihat bagaimana reaksi mereka bereaksi terhadap suatu peraturan baru. Menurut defenisinya Stated Preference berarti pernyataan preferensi tentang suatu alternatif dibanding alternatif-alternatif yang lain. Teknik ini menggunakan pernyataan preferensi dari para responden untuk menentukan alternatif rancangan yang terbaik dari beberapa macam pilihan rancangan. Teknik stated preference mendasarkan estimasi permintaan pada sebuah analisis respon terhadap pilihan yang sifatnya hipotetikal misalnya sarana yang masih dalam perencanaan. Hal ini tentu saja dapat mencakup atribut-atribut dan kondisi-kondisi dalam lingkup yang lebih luas daripada sistem yang sifatnya nyata, (Andri, 2007). Sifat utama dari stated preference survey adalah sebagai berikut :
1. Stated preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa.
2. Setiap pilihan di representasikan sebagai ‘paket’ dari atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway, reability dan lain-lain.
3. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh individu pada setiap atribut dapat di estimasi, ini diperoleh dengan teknik desain eksperimen (experimental design).
4. Alat interview (quistionare) harus memberikan alternatif hipotesa yang
5. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan melakukan ranking, rating dan choise pendapat terbaiknya dari sepasang atau kelompok pernyataan.
6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relative) pada setiap atribut.
2.7 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. Sedangkan sampel merupakan unsur-unsur yang diambil dari populasi. Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau di analisis.
Menurut Nazir (2003), untuk menentukan jumah sampel dapat menggunakan rumus sebagai berikut : n =
( ) ( ) ( )
………………………………………………(2.10) D = ……………………………………………………………….(2.11)
Dimana : n = jumlah sampel yang dicari N = jumlah populasi p = proporsi populasi B = Bound of error dalam pengambilan sampel
Tiap hasil observasi yang memiliki sifat yang diinginkan diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Jika ditarik sebuah sampel yang besarnya n, maka proporsi sampel adalah ratio dari unsur dalam sampel yang mempunyai sifat yang diinginkan. Dengan kata lain p adalah rata-rata dari harga 0 dan 1 dari nilai observasi sampel. Menurut Isgianto (2009), proporsi populasi (p) biasanya diketahui dari hasil survei sebelumnya, namun jika nilai p sama sekali tidak diketahui, maka yang mungkin dilakukan adalah mencari sampel sebanyak mungkin. Dari rumus ini nilai sampel yang paling besar bisa diperoleh dari nilai terbesar p(1-p) yaitu pada saat p = 0,5. Nilai derajat ketepatan sebesar 90% atau Bound of error (B) ditetapkan = 0,1.
2.8 Probabilitas Pemilihan Moda
Untuk mengetahui probabilitas terpilihnya moda Bus dan moda Travel dianalisis dari model binomial logit. Probabilitas bahwa individu memilih Bus dan Travel adalah fungsi perbedaan utilitas antar kedua moda. Dengan menganggap bahwa kedua fungsi utilitas linier antara kedua moda, maka perbedaan utilitas diekspresikan dalam bentuk perbedaan dengan sejumlah atribut yang relevan diantara kedua moda.
Probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda Bus ( P ) dan moda
Bus
Travel (TR) dari model binomial logit terhadap atribut biaya (cost), waktu tunggu
(waiting time) dan waktu tempuh (travel time) dapat diselesaikan dengan
persamaan : (U
2 – U 1 ) = a + b.x …………………………………………………(2.12)
P MB = ……………..………………………..……(2.13)
( ) Respon dari responden terhadap preferensinya kemoda transportasi moda Bus dan moda Travel dinyatakan dalam skala ranking 1 sampai 5, dimana 1 menyatakan preferensi ¨pasti pilih moda Bus ( P )¨ (dengan skala probabilitas P
Bus
= 0.9), 2 = ¨mungkin moda Bus ( P Bus )¨ dengan P = 0.7), 3 = ¨netral¨ (dengan P = 0.5), 4 = ¨mungkin pilih moda Travel¨ dengan P = 0.3), dan 5 = ¨pasti pilih moda Travel¨ dengan P = 0.1).
2.9 Uji Sensitivitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami perubahan nilai dari probabilitas pemilihan moda Bus seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya. Untuk menggambarkan sensitivitas ini dapat dilakukan beberapa perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yakni:
1. Biaya perjalanan dikurangi atau ditambah
2. Waktu tunggu perjalanan diperlambat atau dipercepat
3. Waktu tempuh diperlambat atau dipercepat Dari uji sensitivitas juga akan diperlihatkan bagaimana nilai probabilitas dari setiap perubahan atribut dengan model logit.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Kajian Pustaka
Pengumpulan bahan dan studi
literatur
Pengumpulan Data Data primer dan sekunder
Pengolahan Data Pengolahan data dari hasil survey di lapangan dengan menggunakan metode stated preference
Analisis Data Regresi Linier Logit Binomial
Kesimpulan dan saran Selesai
Uji Sensitivitas
3.1 Bagan Alir Tahapan Kegiatan Penelitian
Dalam rangka mencapai tujuan dalam penelitian sangatlah diperlukan terlebih dahulu metodologi penelitian dengan membuat diagram alir (flow chart).
3.2 Studi Pendahuluan dan Kajian Pustaka
Sebelum mulai melakukan suatu kegiatan diperlukan suatu penelitian berupa studi pendahuluan untuk mendapatkan data yang ada pada saat ini Kemudian dicari maksud dari penelitian serta tujuan akhir yang akan dicapai dari penelitian ini. Setelah itu dilakukan studi pustaka untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan literatur berupa landasan teori, metode-metode yang akan digunakan dalam pengolahan data maupun dalam melakukan analisis, serta hasil-hasil penelitian yang akan dilakukan sebelumnya dimana memiliki kaitan dan mendukung penelitian itu sendiri.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistemik dan harus memperhatikan garis yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari data yang tidak terpakai karena informasi yang diperoleh tidak relevan dengan keperluannya. Seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder.
3.3.1 Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pada penelitian ini data primer bersumber dari keterangan masyarakat, pengemudi, pemilik kendaraan umum dan pengguna jasa angkutan umum di kota Meulaboh. Jenis data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data estimasi jumlah penumpang per hari rute Meulaboh-Medan.
2. Data preferensi moda angkutan umum antara Bus dan Travel oleh masyarakat.
3.3.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya, data ini berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari berbagai publikasi instansi pemerintah di wilayah kota Meulaboh. Parameter data sekunder yang dibutuhkan meliputi data karakteristik daerah dan karakteristik pelayanan angkutan umum, yaitu terdiri dari:
1. Karakteristik trayek (panjang lintasan),
2. Karakteristik armada angkutan umum moda bus dan moda travel,
3. Kebijakan armada (ketentuan pemerintah), misalnya struktur dan besaran tarif,
4. Data jumlah armada yang beroperasi per hari rute Meulaboh-Medan,
3.4 Teknik Survei
Survei pada penelitian ini dilakukan sebelum responden melakukan perjalanannya, yaitu dengan membagikan kuisioner kepada responden yang akan berangkat. Contoh form kuisioner bisa dilihat pada lampiran B.3.17 halaman 57 sampai dengan halaman 58.
Dalam perancangan survei ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup:
1. Penentuan metode survei untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam penelitian, data primer diperoleh dari cara sampling yaitu dengan wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh responden.
2. Perancangan desain kuisioner dengan melakukan analisa teknik stated
preference . Perancangan kuisioner ini dilakukan berdasarkan kondisi
eksisting dari moda yang sudah ada untuk kemudian pada proses selanjutnya dilakukan perubahan (baik peningkatan, pengurangan ataupun tidak ada perubahan) pada tiap atribut yang ada. Adapun atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tarif Perjalanan (Cost) Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran ongkos transportasi dalam satuan rupiah per orangnya, yang merupakan biaya dari stasiun bus hingga ke tempat tujuan.
2. Waktu Tempuh Perjalanan (Travel Time) Waktu tempuh kendaraan dalam satuan jam, yang merupakan waktu tempuh dari stasiun bus hingga ke tempat tujuan.
3. Waktu tunggu (waiting Time) Waktu lamanya menunggu pelaku perjalanan dari waktu yang ditentukan hingga waktu berangkat kendaraan.
3.4.1 Lokasi survei
Karena tujuan survei adalah menganalisa preferensi pengguna kedua moda angkutan penumpang yaitu dari Meulaboh ke Medan, maka survei ini dilakukan pada dua tempat yang melayani pergerakan penumpang dari Meulaboh ke Medan yakni loket keberangkatan pada kedua perusahaan angkutan penumpang yang ada di terminal Meulaboh dan juga dengan datang langsung ke alamat responden yang akan melakukan perjalanan.
3.4.2 Waktu survei
Waktu survei pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Mei 2013 sampai dengan 07 Mei 2013 untuk survei pendahuluan dan tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan tanggal 22 juni 2013 untuk survei penelitian. Survei pendahuluan yaitu untuk mendapatkan jumlah sampel. Setelah jumlah sampel didapat, maka tahap selanjutnya melakukan survei penelitian dengan jumlah sampel yang telah ditentukan pada survei pendahuluan.
3.4.3 Jumlah sampel
Jumlah sampel diperoleh dari populasi jumlah rata - rata penumpang angkutan moda Bus dan moda Travel yang dilakukan selama 1 (satu) minggu pada survei pendahuluan. Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel 10 orang untuk moda Bus dan 35 orang untuk moda Travel.
Tabel 3.1 perhitungan jumlah sampel moda BusJumlah Jumlah ( )
Nama Jumlah penumpang penumpang n = ( ) ( )
Perusahaan Armada dalam 1 rata-rata minggu per hari CV. Kurnia
2 56 11,2
10 Jumlah Sampel
10 Tabel 3.2 perhitungan jumlah sampel moda Travel Jumlah Jumlah ( ) Jumlah penumpang penumpang
Nama Perusahaan n = ( ) ( ) Armada dalam 1 rata-rata per minggu hari
CV. Rahmat Fadila
11 99 14,1
12 CV. Gibsy Travel
5 50 7,1
7 CV. Dedek Lestari
9 49 7,0
7 CV. Taman Sari Travel
6 30 4,3
4 CV. Rosidah Jaya
5 27 3,9
4 CV. Cahaya Aksa
6 11 1,6
1 Mentari Jumlah Sampel
35
3.5 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dan analisis binomial logit.
3.5.1 Regresi linier
Analisis regresi linier adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antar sifat permasalahan yang sedang diselidiki. Model analisis regresi linier dapat memodelkan hubungan antara dua peubah atau lebih. Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (y) yang mempunyai hubungan fungsional dengan satu atau lebih peubah bebas (xi).
3.5.2 Analisis model binomial logit
Pada penelitian ini untuk mendapatkan model pemilihan moda digunakan metode binomial logit yang dapat diselesaikan dengan menggunakan penaksiran regresi linier. Parameter kuantitatif yang digunakan adalah biaya perjalanan, waktu tunggu perjalanan dan waktu tempuh perjalanan.
Model binomial logit ini sangat ditentukan oleh persepsi seseorang dalam membandingkan biaya perjalanan, waktu tunggu perjalanan dan waktu tempuh perjalanan ketika memilih suatu moda.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dalam penelitian ini akan diuraikan hasil yang didapat dari survei responden dengan menggunakan teknik stated preference yang diuraikan dalam bentuk tabel dan grafik.
4.1.1 Data angkutan umum
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Aceh Barat, angkutan umum moda Bus yang melayani rute Meulaboh – Medan berjumlah satu operator. Sedangkan data untuk moda travel berjumlah enam operator.
Tabel 4.1 data jumlah moda Bus dan moda TravelJumlah
No Nama Perusahaan Jenis Moda Kendaraan yang
Beroperasi1 CV. Kurnia Bus
2
2 CV. Rahmat Fadila Travel
11
3 CV. Gibsy Travel Travel
5
4 CV. Dedek Lestari Travel
9
5 CV. Taman Sari Travel Travel
6
6 CV. Rosidah Jaya Travel
5
7 CV. Cahaya Aksa Mentari Travel
6
4.1.2 Data jumlah penumpang
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama satu minggu diperoleh data jumlah penumpang yang menggunakan kedua jenis moda tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 data jumlah penumpang moda Bus dan moda Travel selama satu minggu
No Nama Perusahaan Jenis Moda Jumlah Penumpang
1 CV. Kurnia Bus
56 Orang
2 CV. Rahmat Fadila Travel
99 Orang
3 CV. Gibsy Travel Travel
50 Orang
4 CV. Dedek Lestari Travel
49 Orang
5 CV. Taman Sari Travel Travel
30 Orang
6 CV. Rosidah Jaya Travel
27 Orang
7 CV. Cahaya Aksa Mentari Travel
11 Orang
4.1.3 Frekuensi dan jadwal keberangkatan
Jadwal keberangkatan angkutan umum moda Bus untuk setiap harinya yaitu jam 15.00 wib dan tiba di lokasi tujuan jam 09.00 wib, sedangkan moda Travel berangkat jam 20.00 wib untuk semua operator/perusahaan dan tiba di lokasi tujuan jam 08.00 wib. Selisih waktu perjalanan antara Bus dan Travel yaitu 6 jam.
Tabel 4.3 Waktu keberangkatan dan waktu tiba angkutan Bus dan Travel
No Nama Perusahaan Jenis Moda Jam Berangkat Jam Tiba
1 CV. Kurnia Bus 15.00 wib 09.00 wib
2 CV. Rahmat Fadila Travel 20.00 wib 08.00 wib
3 CV. Gibsy Travel Travel 20.00 wib 08.00 wib
4 CV. Dedek Lestari Travel 20.00 wib 08.00 wib
5 CV. Taman Sari Travel Travel 20.00 wib 08.00 wib
6 CV. Rosidah Jaya Travel 20.00 wib 08.00 wib
7 CV. Cahaya Aksa Mentari Travel 20.00 wib 08.00 wib
4.1.4 Jarak dan waktu tempuh
580 Km (sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Barat). Angkutan umum moda Bus menempuh waktu perjalanan dari Meulaboh ke Medan yaitu 18 jam, sedangkan untuk moda Travel menempuh waktu 12 jam.
4.2 Pembahasan
Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian selanjutnya akan diuraikan serta dianalisa dengan menggunakan persamaan regresi linier dan model logit binomial.
4.2.1 Hasil survei karakteristik responden
Responden dalam survei ini merupakan masyarakat pengguna moda Bus dan moda Travel dalam melakukan perjalanan dari Meulaboh ke Medan. Adapun hasil distribusi pengguna kedua moda tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
1. Berdasarkan umur responden Berdasarkan umur responden, untuk moda Bus dan moda Travel didominasi oleh responden dengan rentan usia 20 sampai dengan 40 tahun, yaitu sebesar 60% untuk moda Bus dan 66% untuk moda Travel.
Tabel 4.4 distribusi umur respondenModa BUS Moda Travel Umur Responden
Jumlah Persentase Jumlah Persentase < 20 th
3
30
8
23 20 s/d 40 th
6
60
23
66 > 40 th
1
10
4
11
Moda BUS Moda BUS
80
66
60 Moda Travel Moda Travel
60
30
40
23
23
11
10
20 < 20 th 20 s/d 40 th > 40 th
Gambar 4.1 distribusi busi umur responden2. Berdasarkan je n jenis kelamin responden Berdasarkan j n jenis kelamin, responden yang mengguna unakan moda Bus berimbang yaitu 50 50% pria dan 50% wanita. Sedangkan r responden yang menggunakan moda T oda Travel didominasi oleh wanita sebesar 57%. .
Tabel 4.5 distribusi je jenis kelamin respondenModa BUS Mod oda Travel Jenis Kelamin in
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Pria
5
50
15
15
43 Wanita
5
50
20
20
57
57 Moda BUS Moda BUS
50
50
60
43 Moda Travel Moda Travel
40
20 Pria Pria Wanita
3. Berdasarkan pe Berdasarkan pe moda Bus dan moda moda Bus dan 74% unt
lah Persentase
80
10
9
74
17 Moda BUS Moda Travel
kteristik pengguna sebesar 80% untuk n moda Travel
oda Travel
3
Pegawai Negri Pegawai Swasta Mahasiswa
9
26
74
6
17 us dan moda Travel an moda Bus dan pai dengan 2 juta
oda Travel
ah Persentase
Mahasiswa
10
Jumlah Persentase Jumlah
Tabel 4.6 distribusi pen pekerjaan n pekerjaan responden terlihat bahwa karakte oda Travel didominasi oleh pegawai swasta sebe untuk moda Travel. pekerjaan responden pengguna moda Bus dan
Pekerjaan Respond
Pegawai Negri Pegawai Swasta Mahasiswa
Gambar 4.3 distribusi4. Berdasarkan pe Berdasarakan moda Travel didomina yaitu 60% untuk moda
Tabel 4.7 distribusi pePenghasilan
50 100 Pegawai Negri
10
onden Moda BUS Mod
Moda BUS Mod
Jumlah Persentase Jumlah
1
10
8
80
26
1
10 busi pekerjaan responden pengguna moda Bus da n penghasilan kan penghasilan, responden yang menggunakan inasi oleh yang berpenghasilan 1 juta sampa oda Bus dan 63% untuk moda Travel. penghasilan responden
17 Moda BUS Moda Travel
Gambar 4.4 distribusioda Travel
20
20
63
17 Moda BUS Moda Travel 100
9
86 Moda BUS Moda Travel
enggunakan moda liki mobil pribadi, vel.
ah Persentase
< Rp. 1 Jt Rp. 1 jt s/d Rp 2 jt Rp. 2 jt s/d Rp 5 jt > Rp 5 jt
3
9
30
86
2
6
> Rp 5 jt Moda BUS Moda Travel
60
2
5. Berdasarkan ke Berdasarkan ke
80 < Rp. 1 Jt
Bus dan moda Trave yaitu sebesar 100% unt
Tabel 4.8 distribusi keKepemilikan kend
Tidak memiliki kende Sepeda Motor Mobil Sepeda Motor dan Mobi
20
40
60
20
30 n Mobil
20
20
40
60
80 100
busi penghasilan responden n kepemilikan kendaraan n kepemilikan kendaraan, responden yang men vel didominasi oleh responden yang memiliki untuk moda Bus dan 86% untuk moda Travel. kepemilikan kendaraaan responden
nderaan Moda BUS Mod
Jumlah Persentase Jumlah nderaan 3 10 100
6 Moda BUS Moda Travel
6. Berdasarkan tuj n tujuan perjalanan Berdasarkan tuj n tujuan perjalanan yang dilakukan terlihat bahw bahwa karakteristik pengguna moda Bus us maupun moda Travel lebih banyak melakuk akukan perjalanan dengan tujuan rekreasi easi yaitu sebesar 70% untuk moda Bus dan 66% n 66% untuk moda Travel.
Tabel 4.9 distribusi tuj tujuan perjalanan responden Moda Bus dan mod moda TravelModa BUS Mod oda Travel Tujuan Perjalan alanan
Jumlah Persentase Jumlah ah Persentase Bisnis
3
30
6
17 Rekreasi
7
70
23
23
66 Berbelanja
3
9 Belajar
3
9
70
66 Moda BUS Moda BUS
70 Moda Travel Moda Travel
60
50
40
30
30
17
17
20
9
9
10 Bisnis Bisnis Rekreasi Berbelanja Belajar Belajar
Gambar 4.6 distribusi busi tujuan perjalanan responden Moda Bus dan m n moda Travel7. Berdasarkan pe n pengalaman menggunakan angkutan umum Berdasarkan pe n pengalaman responden dalam menggunakan a n angkutan umum didominasi oleh pengg pengguna moda yang pernah menggunakan kedu kedua jenis moda, yaitu 70% untuk moda oda Bus dan 74% untuk moda Travel.
Tabel 4.10 distribusi pe70
7
9
30 el
3
Jumlah Persentase Jumlah
Yang Pernah akan Moda BUS M
busi pengalaman responden dalam penggunaan moda
Angkutan Umum Y di Gunak
74
26 busi pengalaman responden dalam penggunaan m n jenis angkutan umum yang sering digunakan n jenis angkutan umum yang sering digunak sedangakan moda Travel 86%. si jenis angkutan yang sering digunakan
n moda
Moda Travel
lah Persentase
26
26
74 n moda n unakan untuk moda
74 Moda BUS Moda… Moda BUS
Hanya Moda Bus Hanya Moda Travel Pernah Keduanya
70
80 Hanya Moda Bus
gkutan Umum g di Gunakan Moda BUS M
86
Gambar 4.7 distribusi86 Pernah Keduanya
30
14
lah Persentase
Moda Travel
8. Berdasarkan je Berdasarkan j
Bus mencapai 70% se
Tabel 4.11 distribusi jJenis Moda Angku yang Sering di G
Moda Bus Moda Travel
20
14
Jumlah Persentase Jumlah
30
70
40
26
60
30
Travel
Pernah Keduanya30 Hanya Moda Bus Hanya Moda
30
3
30 50 100
70
7
5
9. Berdasarkan pe n pertimbangan utama memilih angkutan umum um Berdasarkan pe n pertimbangan utama memilih angkutan umum umum untuk moda angkutan umum Bus Bus dipengaruhi oleh pertimbangan biaya ya sebesar 50%, sedangkan untuk moda moda Travel didominasi oleh pertimbangan ngan waktu tempuh sebesar 63%.
Tabel 4.12 distribusi a busi alasan pemilihan modaModa BUS Mod oda Travel Pertimbangan Uta tama Memilih Moda oda
Jumlah Persentase Jumlah ah Persentase Biaya
5
50 Waktu Tunggu
2
20
6
17 Waktu Tempuh
22
22
63 Kenyamanan
3
30
7
20 Moda BUS
63
70 Moda Travel
60
50
50
40
30
30
30
20
20
17
20
10 Biaya Biaya Waktu Tunggu Waktu Tempuh Kenyamanan Kenyamanan
Gambar 4.9 distribusi busi alasan pemilihan moda10. Berdasarkan pe n pertimbangan utama tidak memilih angkutan um n umum Berdasarkan pe n pertimbangan utama tidak memilih angkuta kutan umum untuk moda Bus dipengaruhi garuhi oleh pertimbangan biaya sebesar 50%, se , sedangkan untuk moda Travel didomina inasi oleh pertimbangan waktu tempuh sebesar sar 69%.
Tabel 4.13 distribusi pe busi pertimbangan tidak memilih modaModa BUS Moda T oda Travel Pertimbangan Tid idak Memilih Moda a
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Biaya
5
50
1
1
3 Waktu Tunggu
3
30
7
7
20 Waktu Tempuh
24
24
69 Kenyamanan
2
20
3
3
9
69 Moda BUS
70
50
60 Moda Travel
50
30
40
20
20
20
30
20
9
3
3
10 Biaya Biaya Waktu Tunggu Waktu Kenyamanan Kenyamanan Tempuh
Gambar 4.10 distribusi busi pertimbangan tidak memilih moda4.2.2 Kompilasi dat data stated preference