IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSIPEDAGOGIKGURU PAI SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN SIMPANG RAYA DAN KECAMATAN BUNTA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2015/2016) - Test Repository

  

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU PAI SEKOLAH DASAR

(STUDI KASUS DI KECAMATAN SIMPANG RAYA DAN

KECAMATAN BUNTA KABUPATEN BANGGAI

  

TAHUN 2015/2016)

Oleh

  

ALI SUPANGAT

NIM : M2.14.023

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

  

ABSTRAK

  

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK

GURU PAI SEKOLAH DASAR

  (Studi Kasus di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Tahun 2015/2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana implementasi supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas PAI di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, bagaimana teknik pelaksanaannya, dan apa kendala-kendalanya.

  Jenis penelitiannya kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis . Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dideskripsikan dengan cara reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawas dalam melaksanakan tugas supervisi akademik merujuk pada tupoksi dan pemenuhan syarat formal administrasi, yaitu pengawas menyiapkan program tahunan, program semester, perangkat supervisi, melakukan pertemuan dengan guru, melakukan kunjungan kelas, mendiskusikan hasil proses pembelajaran, membuat laporan. Tekniknya: Menggunakan teknik supervisi kelompok dalam bentuk KKG, dan teknik supervisi individual dalam bentuk pembinaan individu, kunjungan kelas, dan berdiskusi.

  Peningkatan kompetensi pedagogik guru setelah disupervisi yaitu: Guru PAI mampu membuat perangkat pembelajaran; Kinerja guru PAI meningkat dalam memperbaiki dan melaksanakan proses pembelajaran; Adanya perubahan perilaku; Memahami karakter siswa. Sedangkan kendala dalam pelaksanaannya dari aspek georgrafis wilayah sangat luas sehingga pembinaan kurang efektif; kurangnya jumlah pengawas; Dari aspek guru, background pendidikannya ada yang tidak cocok, kualifikasi akademik belum semua terpenuhi, sebagian besar guru belum memahami

  IT; Dari aspek sekolah, fasilitasnya belum memadai.

  Sebagai implikasi dari penelitian ini, penting bagi pengawas untuk melaksanakan tugas supervisi secara merata. Kemudian guru PAI harus kooperatif dalam semua aktivitas supervisi akademik, guna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

  

ABSTRACT

  

IMPLEMENTATION OF THE ACADEMIC SUPERVISION AS AN

EFFORT TO INCREASE PEDAGOGICAL COMPETENCE OF

TEACHERS OF PAI PRIMARY SCHOOL

(A Case Study In The Subdistrict of Simpang Raya and Bunta

Banggai District In 2015/2016)

  

This study aims to find out about how the implementation of the academic

supervision carried out by PAI supervisors in the subdistrict of Simpang Raya and

Bunta Banggai district, how the technical implementation, and what constraints.

Types of qualitative research, with phenomenological approach. Techniques used in

the collection of data through observation, interviews and documentation. Data

analysis process is described by data reduction, exposure data, and drawing

conclusions.

  The results showed that the supervisors in carrying out the task of academic

supervision refers to the formal duties and eligibility administration, the supervisor

prepares annual program, the semester program, device supervision, meetings with

teachers, visiting classes, discuss the results of the learning process, make a report.

The technique: Using the technique of group supervision in the form of KKG, and

individual supervision techniques in the form of individual coaching, classroom

visits, and discussions.

  Increased pedagogical competence of teachers after supervised namely:

Teachers of PAI are able to make the learning device; PAI teacher performance

increase in refining and implementing the learning process; The change of behavior;

Understanding the character of the students.

  While the problems in implementation of the geographical aspects of the area

is so large that less effective coaching; insufficient numbers of supervisors; From the

aspect of teachers, academic background there is no match, the academic

qualifications have not all met, most teachers do not understand IT; From the aspect

of the school, the facility has not been adequate.

  As the implications of this research, it is important for the supervisors to

carry out supervision duties evenly. Then the teacher of PAI should cooperate in all

the activities of the academic supervision, in order to improve the quality of learning

in schools.

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Swt, berkat limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulisan Tesis ini. Shalawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw beserta keluarganya dan para sahabatnya yang telah mewariskan berbagai macam hukum sebagai pedoman umatnya.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis ini banyak terdapat bantuan moril maupu materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.

  Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga dan segenap unsur pimpinan IAIN Salatiga, yang telah mendorong dan memberikan kebijakan kepada penulis dalam berbagai hal yang berhubungan dengan studi di Pascasarjana IAIN Salatiga.

  2. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam proses administrasi sehingga proses penulisan tesis ini berjalan dengan lancar serta seluruh staf Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan arahan sejak awal proses penulisan tesis ini.

  3. Dr. Imam Sutomo, M.Ag sebagai pembimbing yang dengan ikhlas membimbing penulis dalam menyusun tesis ini sampai selesai sesuai dengan harapan.

  4. Semua Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah mendidik Penulis dengan berbagai disiplin keilmuannya, semoga amal baik mereka membawa manfaat bagi peningkatan keilmuan penulis.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

PRAKATA ............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A.

  Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7 C. Signifikansi Penelitian ................................................................ 10 D.

  Kajian Pustaka ............................................................................ 12 E. Metodologi Penelitian ................................................................. 16 F. Sistematika Penulisan ................................................................. 23

  

BAB II KERANGKA TEORI ..................................................................... 26

A. Supervisi Akademik ..................................................................... 26 1. Pengertian supervisi akademik ............................................. 26 2. Tujuan supervisi akademik ................................................... 30 3. Teknik supervisi akademik ................................................... 34 4. Pelaksanaan supervisi akademik ........................................... 41 5. Tahapan supervisi akademik .................................................. 41 B. Kompetensi Pedagogik ................................................................ 45 1. Pengertian kompetensi .......................................................... 45 2. Pengertian kompetensi pedagogik ........................................ 47 3. Aspek-aspek kompetensi pedagogik ...................................... 48 4. Standar kompetensi pedagogik guru ...................................... 50

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN ................................................... 57

A. Tinjauan Umum Tentang Pengawas PAI Kementerian Agama Kabupaten Banggai ...................................................................... 57 1. Keadaan pengawas PAI ......................................................... 57 2. Keadaan Sarana dan Prasarana Pengawas PAI .......... 60 B. Implemensasi Supervisi Akademik sebagai Upaaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI ........................... 62

  C.

  Teknik-teknik dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai ..................................................................... 63 D. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta

  Kabupaten Banggai ..................................................................... 65

  

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................ 74

A. Implemensasi Supervisi Akademik sebagai Upaaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI ................................................ 74 1. Teori supervisi dan implementasinya .................................... 74 2. Figur dan kualifikasi akademik pengawas PAI ..................... 82 3. Intensitas pelaksanaan supervisi pangawas PAI .................... 85 B. Teknik-teknik Pelaksanaan Supervisi Akademik ........................ 89 1. Teknik supervisi kelompok .................................................... 89 2. Teknik supervisi individual ................................................... 90 C. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik ......... 96 1. Jarak geografis ....................................................................... 96 2. Mismatch penempatan guru ................................................... 97 3. Kualifikasi akademik guru ..................................................... 98 4. Keterbatasan Informasi Teknologi ( IT ) ............................... 99 5. Sarana dan prasarana sekolah ................................................ 99

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 101

A. Kesimpulan .................................................................................. 101 B. Saran ........................................................................................... 103 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 108 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................ 152

  DAFTAR TABEL Tabel Halaman

  3.1 Keadaan Pengawas PAI pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banggai Tahun 2015/2016 ............................................................................... 59

  3.2 Keadaan Sarana dan Prasarana Pengawas PAI Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banggai Tahun 2015/2016 .......................... 61

  3.3 Keadaan Jumlah Sekolah Tingkat SD/TK/Paud dan Guru PAI di Kabupaten Banggai Tahun 2015/2016 ............................................................. 68

  3.4 Keadaan Jumlah Sekolah Tingkat SMP, SMA, SMK dan Guru PAI di Kabupaten Banggai Tahun 2015/2016 ........................................................ 69

  3.5 Keadaan Jumlah Sekolah dan Guru PAI Tingkat SD di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Tahun 2015/2016......................................................................................................... 71

  4.1 Pelaksanaan Supervisi terhadap Guru PAI di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Tahun 2015/2016 ......................................................... 88

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Pedoman Wawancara 2.

  Pedoman Observasi 3. Surat Izin Penelitian 4. Surat Keterangan telah Meneliti 5. Daftar Informan 6. SK Pokjawas Kabupaten Banggai 7. Sertifikat Akreditasi Sekolah Dasar 8. Program Tahunan Pengawas Satuan Pendidikan SD/MI Kab. Banggai 9. Program Semester Pengawas Pendais Kementrian Agama Kab. Banggai 10.

  Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) Kementrian Agama Kab. Banggai 11. Instrumen Supervisi Kegiatan Pembelajaran PAI 12. Instrumen Supervisi Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam 13. Foto-foto Penelitian 14. Biografi Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam

  pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Kemampuan guru dalam mengajar merupakan indikator keberhasilan proses belajar mengajar pada peserta didik.

  Agar di dalam melaksanakan tugasnya dapat berjalan secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai bekal kompetensi yang dimilikinya. Salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan di negara kita adalah disebabkan tenaga pendidik yang masih kurang berkompeten. Untuk itu, guru sebagai komponen pendidikan harus menunjukkan kualitasnya sebagai tenaga pendidik yang berkompeten.

  Fenomena yang sering terjadi, khususnya ditingkat SD tenaga pendidik belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang unggul dibidangnya, baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial maupun kompetensi profesional.

  Masalah kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu masalah yang masih sering diabaikan oleh kebayakan guru. Hal ini bisa kita lihat dari realita di lapangan pola pembelajaran sebagai seorang profesional belum nampak secara signifikan. Hal ini menurut Abd. Kadim Masaong tergambar bahwa “dari tunjangan profesi yang diberikan belum signifikan mengangkat sebagian besar kinerja guru dalam pembelajaran, sistem penilaian yang belum berorientasi pada

  1

  penilaian otentik Ini menunjukkan bahwa kompetensi guru di Indonesia masih .” rendah. Meski demikian, sebagaimana dikemukakan Samiyono bahwa

  “kinerja guru dapat ditingkatkan kuncinya terletak pada kemampuan guru, proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum dan pembinaan langsung dari

  2

  supervisor .”

  Keberhasilan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru tidak terlepas dari peran pengawas, yaitu dengan adanya pengawasan langsung dari pengawas seperti kehadiran, kedisiplinan, dedikasi kerja, membimbing, memotifasi, merupakan peran yang sangat penting bagi peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di sekolah akan terwujud sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.

  1 Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru:

Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru , Bandung: Alfabeta, Cetakan ke dua, 2013, 226.

2 Henry Ananto Samiyono, Etos Kerja Guru SMTIK

  • – PIKA Semarang dan Aspirasi Terhadap Profesional Pekerja , Artikel Penelitian FPTK.IKIP Semarang, 1998, 1.
Guru PAI sangat membutuhkan pengawas sebagai mitra kerja dalam meningkatkan kinerjanya. Pengawas sekolah merupakan pejabat fungsional yang diatur oleh Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional p endidikan, yakni “pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap

  3

  sejumlah sekolah tertentu.” Namun permasalahannya tidak jarang guru PAI yang masih kurang diperhatikan oleh pengawas agama. Pengawas agama jarang memantau kelas.

  Berbeda dengan pengawas umum yang jumlah pengawasnya relatif banyak. Pengawas PAI membina guru hanya lewat kehadiran diwaktu rapat untuk berceramah. Hal ini tidak akan banyak meningkatkan kemampuan kompetensi guru PAI. Namun hal ini tidak sepenuhnya karena kelalaian pengawas. Tetapi lebih cenderung karena kurangnya tenaga pengawas yang belum seimbang antara jumlah pengawas dengan jumlah guru yang harus dibina, sebagaimana uraian ini:

  Berdasarkan NUPTK Februari 2009 jumlah kepala sekolah 195.633 sedangkan pengawas 23.050 orang, berarti rata-rata pengawas harus membina 8 sekolah. Berkutat dengan rasio yang tidak ideal pengawas harus berhadapan dengan 4 sulitnya medan untuk menjangkau lokasi binaan.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa terdapat adanya ketidak seimbangan antara jumlah pengawas dengan jumlah sekolah yang harus dibina oleh pengawas serta lokasi sekolah binaan yang menjadi wilayah kerja pengawas 3 Pupuh Faturrohman dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran, Cet. 1, Bandung: PT. Refika Aditama, 2011, 141. 4 Pupuh Faturrohman dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan …,143.

  yang medannya jauh dan terjal juga turut menambah permasalahan yang dihadapi pengawas dan guru, sehingga menyebabkan kinerjanya menjadi kurang maksimal.

  Kondisi tersebut tidak jauh beda dengan keadaan di kabupaten Banggai di mana jumlah pengawas untuk SD hanya ada tiga pengawas yang membina 311 SD, Belum lagi ditambah dengan sekolah TK dan PAUD yang berjumlah 279 sekolah, berarti jumlahnya 590 guru. Itu artinya bila dibagi tiga pengawas, berarti satu pengawas membimbing 194 guru. Hal ini sangat tidak ideal untuk mencapai keberhasilan maksimal. Idealnya satu pengawas adalah dua puluh guru binaan.

  Dalam Peraturan Menteri Agama RI N0 2 Thn 2012 tentang pengawas Agama dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah pasal 10 ayat 3 menjelaskan bahwa pengawas PAI pada Sekolah melaksanakan tugas pengawasan terhadap paling minimal 20 guru PAI pada TK, SD, SMP, dan/atau

5 SMA. Dengan kondisi seperti ini, pengawas PAI harus mengatasi dan

  menyusun strategi yang tepat apa yang bisa disiapkan dalam melaksanakan berbagai kegiatan supervisi di sekolah.

  Selain persoalan di atas, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan bahwa masih banyak pengawas yang belum

  6 memahami secara detail tugas kegiatan supervisi yang harus dilakukannya.

  Sedangkan menurut Danim dalam Abdurahman R. Mala, mengatakan bahwa 5 Peraturan Menteri Agama RI N0 2 Thn 2012 tentang pengawas Agama dan Pengawas Pendidikan Agama Islam. 6 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2000, 2.

  “masih ada kelemahan pada berbagai hal, terutama berkaitan dengan pemilihan

  7

  strategi efektif dalam menerapkan prinsip, teknik, fungsi dan sasaran supervisi .”

  Menurut Nanag Fattah, “fakta menunjukkan bahwa kinerja guru di Indonesia

  8

  rata-rata masih rendah dan jauh ketinggalan dibandingkan negara-negara lain .”

  Guru yang profesional harus mengenal profesinya dengan cara: pertama, mempunyai persepsi yang kuat tentang tanggung jawabnya. Persepsi yang benar melahirkan niat dan motifasi yang benar. Kedua, guru harus selalu

  9

  meningkatkan kompetensi dan ketrampilan dibidangnya. Selain itu, pemerintah, pengawas dan guru juga harus sama-sama bertekad untuk melaksanakan amanah dengan sebaik-bainya. Amanah walaupun berat adalah tanggung jawab tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Al-

  Qur‟an Surat Al-Anfal (8) ayat 27 berbunyi: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu mengkhianati Allah

  dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-

  10 amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

  Pengawas merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan baik kepada diri sendiri maupun kepada pemerintah sehingga pengawas harus mampu melaksanakan apa yang sudah diamanatkan. Allah Swt memberi arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukan di 7 Abdurahman R. Mala, Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan

  

Mutu Madrasah, Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 02, Nomor 2 (Agustus 2014),

262. 8 9 Nanang Fattah, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Andika, 2000, 1.

  Kunandar, Guru Profsional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru . Jakarta: Rajawali Pers, 2009, 31. 10 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahannya “Al-Qur‟anul Karim”, Bandung: PT. Syaamil

  Cipta Media, 2005, 143. kemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al- Qur‟an Surat Al Hasyr (59) ayat:18 yang berbunyi:

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

  

  11 Lafaz … … menurut penafsiran As-Suyuti adalah

  hendaklah setiap insan (diri) senantiasa memperhatikan diri (introspeksi) terhadap apa yang dia lakukan.

12 Ayat ini menjelaskan bahwa seorang pengawas

  hendaklah introspeksi diri dalam melaksanakan tugas dan tangung jawabnya tidak hanya mencari kesalahan dan kekurangan yang ada pada guru, namun apa yang telah dilakukan untuk guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

  Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sebagai mana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang tugas dan fungsi pengawas PAI pada sekolah yaitu:

  Menyusun program pengawasan, melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru, melakukan pemantauan penerapan standar nasional, melakukan penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan, dan melakukan pelaporan tugas kepengawasan. 13

  11 Departemen Agama RI, Al-

Qur‟an dan Terjemahannya …, 43.

12 Jalaluddin Al-Mahalli & Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain, Terjemahan Bahrun Abubakar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995, 2422. 13 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahaun 2012 Pasal 4 ayat 2.

  Upaya peningkatan kualitas pendidikan saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh pemerintah. Berbagai usaha mulai dari pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana prasarana, pelatihan guru, sampai pada peningkatan kualitas kepengawasan pendidikan dengan melalui beasiswa supervisi S2. Namun nampaknya pemerintah saat ini masih belum melihat terhadap kekurangan pengawas agama diberbagai daerah khususnya di luar wilayah Jawa. Padahal sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan kompetensi guru adalah pengawas. Penting rasanya diefektifkan kegiatan supervisi akademik oleh pengawas. Pengawas merupakan orang atau instansi yang melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru. Dengan dimaksimalkan kegiatan supervisi akademik, diharapkan tenaga guru PAI dapat meningkat.

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan mengenai pembinaan guru PAI oleh pengawas kementerian agama dengan judul penelitian Implementasi Supervisi Akademik Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI Sekolah Dasar (Studi kasus di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015-2016).

B. Rumusan Masalah 1.

  Identifikasi masalah Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah, maka dapatlah diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: a.

  Pengawasan guru PAI pada Sekolah Dasar di Kecamatan Simpang Raya dan Bunta masih relatif rendah, dan belum merata dalam melakukan kegiatan supervisi akademik.

  b.

  Pengawas PAI melakukan kunjungan dalam bentuk supervisi kelompok yang dilakukan pada saat KKG dalam rangka penyusunan program dan pembuatan soal semester.

  c.

  Kompetensi pedagogik guru PAI relatif rendah. Indikator ini bisa dilihat dari kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik.

  Guru sering mengabaikan terhadap karakteristik perkembangan siswa, kurang memperhatikan tentang perbedaan kemampuan peserta didik, perencanaan pembelajaran yang belum maksimal seperti menelaah dan menjabarkan materi yang tercantum dalam kurikulum, pelaksanaan pembelajaran menggunakan satu metode saja serta bentuk evaluasi yang belum memenuhi standar.

  Untuk itu, dengan adanya permasalah tersebut penulis ingin mengetahui melalui kajian penelitian tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas Kementerian Agama dan ingin mengetahui kemampuan kompetensi pedagogik guru-guru PAI Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah.

2. Pembatasan Masalah.

  Sasaran penelitian ini adalah satu orang pengawas guru PAI yang ada di Kementerian Agama Kabupaten Banggai yang merupakan pengawas di wilayah yang diteliti, yaitu Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Sasaran selanjutnya adalah guru-guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 23 guru di wilayah tersebut. Penulis mengambil dua kecamatan ini sebagai pembatasan lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu pertimbangan pertama, ditinjau dari segi akademik, sekolah-sekolah yang ada di dua kecamatan ini umumnya sudah terakreditasi B dan hanya sebagian kecil yang terakreditasi C, dan belum ada sekolah yang memperoleh akreditasi A. Kedua karena ingin mengetahui sejauh mana pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh pengawas guru PAI di dua kecamatan ini, mengingat dua kecamatan ini merupakan kecamatan yang sangat jauh dari ibu kota kabupaten, dibanding dengan kecamatan kecamatan lain.

  

Ketiga, dari segi efisien dana dan waktu, Kecamatan Simpang Raya dan

  Kecamatan Bunta merupakan kecamatan yang terdekat jarak tempuhnya dengan peneliti. Selain itu, pelaksanaan penelitian ini di batasi hanya pada tahun

  pelajaran 2015-2016, dengan alasan karena periode ini masih sementara berjalaan. Adapun objek penelitian ini difokuskan pada Implementasi Supervisi Akademik yang dilaksanakan oleh pengawas Kementerian Agama khususnya pada peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI pada lokasi dimaksud.

3. Perumusan Masalah

  Bertolak dari latar belakang masalah, serta identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini disusun sebagai berikut: a.

  Bagaimana implementasi program supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas Kementerian Agama dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di wilayah Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Tahun 2015-2016? b. Bagaimana teknik-teknik pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas Kementerian Agama dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di wilayah Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai? c. Apa kendala-kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik di Kecamatan

  Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai? C.

   Signifikansi Penelitian 1.

  Tujuan penelitian Secara khusus penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

  a) Untuk mendeskripsikan kegiatan implementasi program supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas PAI terhadap pembinaan guru- guru PAI Sekolah Dasar sebagai upaya peningkatan aspek kompetensi pedagogik yang ada di wilayah kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai.

  b) Untuk mendeskripsikan teknik-teknik pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas PAI sebagai upaya peningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI yang ada di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai. c) Untuk mendeskripsikan kendala-kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten

  Banggai.

2. Manfaat penelitian

  Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik secara teoretis maupun praktis yaitu: a.

  Manfaat secara teoretis 1)

  Sebagai bahan analisis dan kajian tentang perlunya peningkatan supervisi akademik untuk diimplementasikan pada setiap guru sehingga mampu meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik.

  2) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang supervisi pendidikan terutama dalam peningkatan kualitas guru PAI dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

  3) Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti yang terkait dengan supervisi akademik, dan juga dapat memberi sumbangan kepada pengawas dalam meningkatan komptensi guru.

  b.

  Manfaat secara praktis Secara praktis diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut: 1)

  Bagi penulis Bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam mengkaji serta menganalisis masalah supervisi akademik. Selain itu dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut tentang peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui kegiatan implementasi supervisi akademik. 2)

  Bagi Instansi Memberikan masukan bagi pengawas dan guru PAI dalam upaya penyempurnaan dan perbaikan kinerjanya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu dapat juga dijadikan bahan perbandingan bagi pengawas PAI agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembinaan supervisi akademik. 3)

  Bagi masyarakat Penelitian produk dari supervisi akademik ini bisa dinikmati melalui peningkataan profesional guru, yang pada gilirannya berimbas kepada peningkatan prestasi peserta didik.

D. Kajian Pustaka

  Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan melihat penelitian yang relevan yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya tentang supervisi akademik, baik dalam bentuk jurnal, maupun dalam bentuk tesis. Telaah pustaka ini dilakukan untuk mempertajam penelitian ini, melihat sejauh mana masalah supervisi ini dikaji oleh penelitian sebelumnya, dibagian apa yang mereka teliti dimana letak perbedaannya dengan penelitian kita. Berikut ini adalah beberapa penelitian dalam bentuk jurnal dan tesis yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelunya:

  Penelitian pertama tentang supervisi akademik yang ditulis oleh Syukri, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: dalam melakukan penyusunan program supervisi akademik, kepala sekolah sudah melibatkan sejumlah guru dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan tehnik supervisi akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada yang bersifat kelompok dan ada yang bersifat individual. Adapun upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru yaitu melaksanakan rapat guru di sekolah, mengirimkan sejumlah guru untuk mengikuti penataran, mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan mengumpulkan seluruh instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan

  14 evaluasi akhir pembelajaran.

  Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel pengawasannya, dimana sampel penelitian supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, adapun penulis meneliti pada pengawas PAI yang dilakukan oleh kementerian Agama, sedangkan guru hanya sebagai sumber penelitian skunder. Selain itu, dalam penelitian terdahulu sampel yang diteliti menyangkut kinerja guru, sedangkan penulis menyangkut kompetensi pedagogik guru.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali Sudin, dengan menggunakan metode deskriptif, yang secara umum dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi dalam seluruh mata pelajaran belum berjalan optimal, hal ini terbukti dari persentase yang diperoleh sebesar 45,27%.

  Sedangkan pelaksanaan supervisi yang meyangkut aspek pengelolaan 14 Syukri, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman,

  “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala

Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I Uptd Dewantara Aceh Utara ”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, ISSN 2302-0156, Volume 3, No. 2, (Mei 2015). pembelajaran berada dalam kategori cukup yaitu 56,37%. kemudian pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek peningkatan kemampuan akademik guru dalam pembelajaran berada dalam kategori cukup yaitu 41%. Dan yang terakhir pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek pengembangan profesi sebagai guru mata pelajaran oleh supervisor berada dalam kategori kurang yaitu

  15

  35,97%. Perbedaan dengan penelitian ini Selain tempat dan waktu penelitian yang berbeda, juga pada sampel penelitian yaitu pada semua guru mata pelajaran. Sedangkan penulis meneliti pada pengawas dan guru PAI saja.

  Penelitian Iskandar Hasan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP sesuai standar. Semakin banyak frekuensi supervisi Akademik

  16

  semakin meningkat kompetensi guru dalam menyusun RPP. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek penelitian serta kompetensi yang diteliti yaitu hanya pada pengawas serta kompetensi yang dijadikan ukuran adalah kompetensi dalam menyusun RPP, sedangkan penulis objek penelitiannya pada pengawas dan guru PAI yang menyangkut kompetensi pedagogik.

  Sugeng Riyadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptis, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan cara menyimpulkan. Hasil dari kesimpulan penelitian ini adalah: pelaksanaan supervisi akademik Pengawas Kemenag di Kabupaten Ponorogo secara teoritis telah sesuai dengan ciri-ciri supervisi yang bersifat ilmiah sistematis, objektif 15 Ali Sudin

  , “ Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Se Kabupaten Sumedang 16, JURNAL, Pendidikan Dasar, Nomor: 9 (April 2008).

  Iskandar Hasan, ”Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam Menyusun

RPPMelalui Supervisi Akademik Di SMP Negeri Gorontalo”, Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8, Nomor 1 (Maret 2011), 20. dan menggunakan instrumen. Teknik yang dikembangkan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik dilakukan dengan berfariasi. Kendala yang dialami dalam melakukan kegiatan pelaksanaan supervisi akademik terletak pada ketersediaan tenaga pengawas. Pengawas sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan sesuai jumlaah madrasah/Guru. Upaya tindak lanjut yang dilakukan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik oleh pengawas belum

  17

  optimal dalam pemberian pembinaan kepada para guru. Perbedaan penelitian ini dengan tesis penulis terdapat pada ruang lingkup penelitiannya yaitu objek penelitian menyangkut kompetensi guru bahasa Arab sedangkan dalam penulis pada guru PAI yang terkait dengan kemampuan pedagoguknya.

  M. Asyhari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa supervisi akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara dilakukan dengan memenuhi standar prosedural dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan dengan menggunakan seperangkat instrumen yang diperlukan serta dilakukan dengan

  18

  cara-cara modern, meninggalkan cara konvensional-tradisional. Perbedaannya terletak pada sumber yang diteliti dimana penelitian ini mengfokuskan pada teknik pelaksanaan supervisi pada guru madrasah Tsanawiyah. Sedangkan penulis melakukan penelitian kepada pengawas dan pada guru PAI yang terkait dengan kompetensi pedagogik.

  17 Sugeng Riyadi, Supervisi Akademik Pengawas Kemenag dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Bahasa Arab , Tesis tidak dipuplikasikan, 2014. 18 M. Asyhari, Supervisi Akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara, Tesis tidak dipuplikasikan, 2011.

E. Metodologi Penelitian 1.

  Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan, untuk melakukan eksplorasi dalam memahami dan menjelaskan masalah-masalah yang diteliti. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis . Hal ini sejalan dengan pendapat Lexy J. Maleong yang mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan suatu penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat

  19 alami.

  ” 2. Alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

  3. Selain pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, alasan lain penulis menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena masalah yang diteliti ini bersifat alami. Sehingga penulis berkeyakinan bahwa pendekatan yang penulis gunakan dalam rangka penyusunan tesis ini sudah cocok dengan judul yang penulis maksud.

19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 4.

  4. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil objek studi pada pengawas PAI Kementerian

  Agama, dan guru-guru PAI yang ada di Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai.

  5. Sumber data Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung berkenaan dengan masalah yang diteliti dan dokumenter. Seperti dikatakan Moleong, bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama

  20

  dan data primer dalam suatu penelitian. Menurut Husein Umar “data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik individu atau perorangan, seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan

  21 oleh peneliti.

  Sedangkan menurut Burhan Bungin, “data primer adalah data

  22 yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama dilapangan.

  ” Berdasarkan kedua pendapat tersebut penulis dapat pahami bahwa data primer merupakan data utama penelitian kualitatif yang memberikan informasi bagi peneliti yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari pengawas PAI pada Sekolah Dasar, dan guru-guru Pendidikan Agama Islam, di kecamatan Simpang Raya dan kecamatan Bunta Kabupaten Banggai sebagai subyek dalam penelitian. 20 21 Lexy J. Moleong, Metodologi …, 112.

  Husein Umar, Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis, Cet. 4; Jakarta: Raja Grafindo, 2001, 42 22 Winarno Surakhmad, Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Torsito, 1978, 155.

  Sedangkan data sekunder adalah “data yang diambil secara tidak langsung atau yang terlebih dahulu dikumpulkan orang lain diluar dari penelitian

  23 sendiri.

  ” Sedangkan menurut Husien Umar data sekunder adalah “data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data

  24 primer atau pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram.

  ” Berdasarkan kedua pendapat tersebut, data sekunder sebagai data yang didapatkan dari dokumentasi yang merupakan data pendukung kelengkapan data atau informasi hasil penelitian yang berupa catatan rancangan dan hasil yang dilaksanakan oleh informan, misalnya perencaan supervisi, format penilaian supervisi dan lain sebagainya.

  6. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Pengawas Pendidikan Agama Islam yang terdiri satu orang pengawas, diambil sebagai sampel penelitian (total

  sampling ). Sedangkan penentuan sumber data untuk responden adalah guru-

  guru Pendidikan Agama Islam yang ada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Simpang Raya dan Kecamatan Bunta yang berjumlah 23 guru PAI pada sekolah dasar.

  7. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan, dalam penelitian kualitatif ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yang terdiri

  25

  atas: (1) Observasi, (2) wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. Ketiga 23 24 Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 143. 25 Nasution, Metode …, 46 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara,

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 BANGUNREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

4 35 106

PENGARUH KONSEP DIRI, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU SMP DI KECAMATAN TANJUNG RAYA MESUJI

0 11 113

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE DABIN II KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

6 57 261

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN TEBAS

0 1 12

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SEKOLAH DASAR

2 49 16

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN

1 4 14

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS DENGAN MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK DI SEKOLAH DASAR KATOLIK WAEPANA, KECAMATAN SOA, KABUPATEN NGADA TA 2018/2019

0 1 11

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 127

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI (STUDI KASUS ATAS KEPENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016) - Test Repos

0 0 197