HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

  

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISW A DI SEKOLAH

  (Studi Kasus di SDN M anggihan Kecamatan G etasan K abupaten Sem arang Tahun 2010)

  S K R

  I P S I

  D iaju k an u n tu k M em p e ro leh G elar S a rja n a P e n d id ik a n Islam

  

Oleh:

SUW ARDI

  

NIM: 11408129

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

2010

  

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jin. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga

  

Website: E-mail:administrasifajstamsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

  Skripsi Saudara Suwardi dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408129 yang berjudul Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Diiplin

  Siswa di Sekolah (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang) telah dimunaqosah dalam Sidang Panitia Jurusan

  Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  Salatiga, 18 Romadhon 1431

  28 Agustus 2010

  

Dewan Penguji

Drs. A. Bahrudin, M. Ag.

  NIP 19531223 198203 1 005

  Pembimbing

H. M. IRFAN HELMY. Lc. MA

  

KEM ENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jin. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga

  

Website:

DEKLARASI

  Bismillahirrohmanirrohim Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah iterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yng dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atu pikiran-pikiran orang lain diiur referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan siding munaqosah skripsi.

  Salatiga, 09 Agustus 2010 Peneliti

  Suwardi NIM 11408129

  AGAMA KEM ENTERIAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  # Jin. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga

Website:

  H. M. Irfan Helmy, Lc. MA DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 1 (satu) naskah Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Suwardi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Bersama ini kirimkan Skripsi mahasiswa: Nama : SUWARDI NIM : 11408129 Program Studi: Pendidikan Agama Islam Judul : Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

  Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa.

  Salatiga, 09 Agustus 2010 H.

  f, Lc. MA NIP. 19740104 2000 03 1 003 M OTTO (Dengan iCmu hidup menjadi maju, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi

  6ermahm.

  Kyai Zarkasyi

  

PERSEMBAHAN

  Untuk Orang tuaku tercinta, kakak dan adikku tersayang, para dosen-dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan teman-teman spesialku yang selalu setia “menunggu dan memotivasi aku "(arum).

  ABSTRAK Suwardi

  11408129 Hubungan Pola Pendiodikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah.

  Pola pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan jiw a anak, apabila orang tua salah mendidik maka anak pun akan mudah terbawa arus kepada hal-hal yang tidak baik, maka dengan adanya Pola masing-masing hendaknya orang tua saling melengkapi sehingga dapat membentuk keluarga yang utuh dan harmonis dan dapat menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya.

  Pendidikan agama Islam membentuk aspek jasmani dan rohani seseorang berdasarkan kepada nilai-nilai agama Islam yang terdapat dalam kitab suci Al- Qurian dan sunnah Rasululah. Kedua aspek tersebut diharapkan tumbuh seimbang, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan rohaniah dengan kebutuhan jasmaniah, dengan hidup yang seimbang inilah seseorang akan terhindar dari sikap mementingkan diri sendiri.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan pola pendidikan agama islam dalam keluarga dengan perilaku disiplin siswa di Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian ini memakai metode deskriptif analisis dan menggunakan instrumen angket dan wawancara. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah Siswa yang menjadi sampel, penulis melakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian ini.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat di selesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah saw., beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.

  Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

  Sarjana Pendidikan Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

  Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua penulis, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya telah mengantarkan penulis sehingga menjadi sarjana, semoga semua jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah swt., dan semoga Allah selalu memberikan hidayah, taufiq serta inayah-Nya kepada mereka. Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

  viii

  1. Ketua ST AIN Salatiga Sc

  2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam beserta staf-stafnya.

  3. Bapak H. M. Irfan Helmy, Lc. MA. selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih segala waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis, dalam menyusun skripsi.

  4. Bapak dan ibu dosen dan karyawan yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan dapat menjadi penerang serta petunjuk bagi penulis dalam mengarungi dunia ini.

  5. Kepala Perpustakaan Utama STAIN Salatiga beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mencari referensi.

  6. Bapak Agustinus Wardi selaku kepala Sekolah Dasar Negeri Manggihan yang telah memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis.

  7. Para Guru Sekolah Dasar Negeri Manggihan ( Pak Totok Yuni P. beserta Keluarga(Bu Nani), Pak Sriyatno, Bu Sita, Bu Tri W., Pak Rohani, Pak

  Suryono, Pak Lamo, Mas Minjyang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

  8. Kawan-kawan Program Studi Pendidikan Pendidikan Agama Islam (B.

  • Alfasanah, S. Mukhlis, Heriyanto, Agus, Saefudin, Rofiuddin, Arum Z., Farika), yang selalu menghiasi hari-hariku selama masih aktif kuliah.

  

DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

   xi

  

  

  

  

  

  

   BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB IV HASIL PENELITIAN xii

  

  

  

  

  

  

  c. Hubungan Pola Pendidikan Agama dalam Keluarga dengan

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  1 B A B I

PENDAHULUAN

A. L a ta r Belakang

  Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama.1 Keluarga dikatakan sebagai lingkungan pendidikan pertama karena setiap anak dilahirkan ditengah-tengah keluarga dan mendapat pendidikan yang pertama di dalam keluarga. Dikatakan utama karena pendidikan yang terjadi dan berlangsung dalam keluarga ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pendidikan anak selanjutnya.

  Pendidikan identitas anak menurut Islam, dimulai jauh sebelum anak itu diciptakan. Islam memberikan berbagai syarat dan ketentuan pembentukan keluarga, sebagai wadah yang akan mendidik anak sampai umur tertentu yang disebut baliqh- berakal.2

  Sejak kecil anak-anak seharusnya telah menerima pendidikan agama. Sejak anak dalam kandungan, setelah lahir hingga dewasa, masih perlu kita bimbing karena yang dominan membentuk jiw a manusia adalah lingkungan dan lingkungan pertama yang dialami oleh sang anak adalah asuhan Ibu dan Bapaknya. Disinilah pula pentingnya mengapa mendidik anak dimulai sejak dini, sesuai dengan fitrahnya.

  1 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 135

  2 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 41

  Dengan demikian maka fitrah manusia itu kita salurkan, kita bimbing dan kita juruskan kepada jalan yang seharusnya. Menurut Arifin (1994:84),“Perkembangan manusia dalam hidupnya secara mutlak ditentukan oleh potensi dasarnya”3. Dalam hal ini Muhammad Arifin memaparkan sebuah hadist

  Rosulullah SAW., yang diriwayatkan oleh Bukhari yang berbunyi: & 4 L 4 a j :

  ifSutj Aalc- JL A\ S j j j A iill } y JlS Jli ' C f i

  • -

  1 *

  1

  1

  • * u u j j

  o l j j ) <UL

  3

  4

1 A JiJj

  Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah SAW., bersabda: “Tiada seorang anak pun dilahirkan, melainkan dilahirkan dalam atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”(HR. B ukhari)4

  Dari hadist di atas tergambarkan bahwa bagaimana pentingnya pendidikan agama dalam lingkungan keluarga. Dimana dalam hal ini keluarga berperan untuk membentuk pribadi anaknya kearah yang lebih baik. Tujuan pendidikan agama dalam keluarga adalah agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, akal dan ruhani. Yang bertindak sebagai pendidik adalah rumah tangga atau keluarga adalah Ayah dan Ibu si anak.

  

3 Muhammad Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta/ Bumi Aksara, 1994), Cet.3 h

   84

  4 Ibid, h. 89

  2 Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan maka anak akan tumbuh dengan baik pula, jika tidak tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut.5

  Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua terlebih dalam pendidikan agama. Sebagaimana firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 sebagai berikut:

  

asC£ tjic sjuJ-T} LiajSj IjJ ljtiu tfjjT t%

* ' 9 X S * * S9 * * * ~ ** * X 9 * ^ P s P S

  idbl OtV^jhJ ^ O j I ^ ^ *i i i l - L i Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan(At Tahrim:6)6

  Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai budaya dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan.

  

5 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah ,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 47

6 Depag. RI. Qur’an Terjemah , (Jakarta: PT Inter Masa, 1986), h. 951

  3 Anak yang berdisiplin memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat bangsa dan negara.

  Artinya, tanggung jawab orang tua adalah mengupayakan agar anak disiplin diri untuk melaksanakan hubungan dengan Tuhan yang menciptakannya, dirinya sendiri, sesama manusia, dan lingkungan alam dan makhluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral.

  Anak adalah generasi penerus bangsa. Anak dan masa depan adalah salah satu kesatuan yang dapat diwujudkan untuk membentuk suatu generasi yang dibutuhkan oleh bangsa terutama oleh yang sedang membangun. Peningkatan keterampilan, pembinaan mental dan moral harus lebih ditingkatkan begitu juga dengan aspek-aspeknya.

  Menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan banyaknya perubahan tata nilai, maka anak harus mendapat pembinaan intensif dan terpadu. Terutama dalam keluarga sebagai pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, keluarga terutama orang tua bertanggungjawab dengan pendidikan anak-anaknya. Untuk itu, orang tua harus memperhatikan perkembangan jasmani, rohani dan akal anak-anaknya.

  Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak membawa kemudahan hidup, termasuk televisi yang sudah merambah masuk kerumah-rumah di seluruh pelosok tanah air, mulai dari kota sampai ke desa-desa, bahkan sampai desa terpencil. Maka apa saja yang ditayangkan oleh televisi yang

  4 disaksikan oleh anak-anak, temasuk anak yang masih dibawah umur lima tahun, bahkan kadang-kadang bayi ada juga yang ikut menyaksikan.

  Sungguh besar pengaruh televisi dalam pembentukan pribadi anak. Si anak akan menyerap apa yang disaksikannya lewat layar kaca yang ada di rumahnya, matanya melihat dan menangkap apa yang ditayangkan, dan telinganya mendengar dan menyerap apa yang diucapkan oleh penyiar, penyanyi, atau film yang ditayangkan. Semua itu akan terserap oleh anak dan menjadi unsur-unsur di dalam pribadinya yang sedang dalam proses pertumbuhan.

  Apabila yang ditayangkan oleh Televisi itu baik dan menunjang pembentukan pribadi dan identitas agama pada anak akan besar. Sebaliknya, jika yang ditayangkan itu tidak mendukung atau merusak nilai-nilai agama, maka anak juga akan menyerap nilai-nilai yang merusak itu, selanjutnya pribadinya akan diliputi pula oleh hal-hal yang merusak iman dan penampilan diri si anak akan jauh dari agama.

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan membahas tentang hal yang berkaitan dengan “Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak Di Sekolah”. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Dusun Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

  5

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)?

  2. Bagaimana perilaku disiplin anak disekolah (siswa SekolahDasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)?

  3. Bagaimana hubungn antara Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk Mengetahui pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)

  2. Untuk Mengetahui perilaku disiplin anak disekolah (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)

  3. Untuk Mengetahui hubungn antara Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis sementara pada penelitian ini adalah semakin baik pola pendidikan agama islam dalam keluarga, semakin baik pula perilaku disiplin anak di sekolah.

  6

  £ . Kegunaan Penelitian

  1. Memberikan kontribusi positif terhadap pola Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan perilaku disiplin anak di sekolah

  2. Memberikan saran yang positif terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam keluarga.

  3. Sebagai eksploratif terhadap pelaksanaan pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di SDN Manggihan.

  F. Defenisi O perasional Pendidikan agama islam yaitu “usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memenuhi, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam”7

  Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Pengalaman yang dibawa oleh anak-anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya, terhadap sekolah dan guru, termasuk guru agama. Zakiah Daradjat.8

  Pola diartikan sebagia bentuk/struktur yang tetap.9 Pola merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan nilai-nilai atau materi pendidikan itu sendiri sebagai salah satu komponen penting dalam proses pendidikan.

  

7 Achmadi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar: 2008), Cet. 2, h. 29

Ideologi Pendidikan Islam.

  8 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah,

  (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 56

  9 Syaiful Bahri Dj amarah, (Jakarta, Rineka Cipta, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak,

  2004), Cet. 1, h. 2

  7 Pola atau metode dituntut untuk selalu dinamis sesuai dengan dinamika dan perkembangan peradaban manusia.

  Kata disiplin dalam kamus bahasa Indonesia berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (sekolah).10 Berdisiplin bearti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif, data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka. Rancangan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, serta angket untuk memperoleh data-data tentang Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan masyarakat, khususnya di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2010.

10 W.j.s. poerwadarminta(kamus umum bahasa indonisia)cet-VII 1984 Balai Pustaka

  8

  3. PopuIasi dan Sampel

  Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.11

  Obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data atau disebut dengan populasi. Namun dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dinilai oleh populasi tersebut.12

  Dalam penelitian ini penulis nanti akan membatasi populasinya hanya pada siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

  Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 30 siswa.

  4. Metode Penggunaan Data

  Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian13. Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berupa angket, wawancara dan observasi.

  

11 Sugiyono, (Bandung: Alfabeta, 2006) Cet. 2, h. 104

Metode Penelitian Pendidikan,

  12 Ibid, h. 118

  13 Alfred, Lilik Sriyanti, Penulisan Karya Ilmiah , Stain Salaitiga, h. 45

  9

  5. Instrumen Penelitian

  Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan, penulis nanti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:

  a. Lembar observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengamati secara langsung perilaku disiplin anak di sekolah.

  b. Lembar wawancara, merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang lebih objektif. Teknik wawancara dilakukan dengan kepala sekolah untuk mengetahui data-data sekolah dan kepegawaian.

  c. Lembar angket yaitu metode yang digunakan terhadap obyek yang banyak berupa sumber daftar pertanyaan yang diambil kembali jika sudahdijawab.

  Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai Hubungan Pola Pendidikan Agama Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah.

  6. Analisis Data

  Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisisan data-data, penulis lebih banyak menganalisis. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

  10 sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretas i14 H. Sistematika Penulisan

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi lima bab dengan beberapa sub babnya, dengan keterangan singkat seperti di bawah i n i : Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan yang didalamnya terdapat identifikasi masalah dan pembatasan serta perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II kajian pustaka tentang: Pendidikan Agama Islam, pengertian, dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, pola Pendidikan Agama Islam dalam keluarga, kriteria Tata Tertib Siswa di Sekolah.

  Bab III Menjelaskan Metodologi Penelitian, meliputi: lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian/teknik penelitian dan analisis data.

  Bab IV Menyajikan hasil penelitian yang didalamnya terdapat gambaran umum mengenai: Sekolah Dasar Manggihan, Pola Pendidikan agama Dalam Keluarga, Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah, Hubungan Pola Pendidikan agama Dalam Keluarga dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

14 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 44

  11

  12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Ropert C. Lodge (1974) mengatakan bahwa pendidikan menyangkut seluruh pengalaman.1 Ada beberapa pandangan tentang pendidikan agama Islam, Pendidikan agama Islam sebagai proses belajar mengajar tentang kepercayaan dan cara hidup orang/masyarakat.2 Pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memenuhi, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.3 Dalam kurikulum pendidikan agama Islam (2002) juga dijelaskan tentang pendidikan agama Islam yaitu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.4

  Sikap keagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkahlaku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap

  1 Ahmad Tafsir, (Bamdung: Remaja Metodologi Pengajaran Agama Islam,

  Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 163

  4 Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif ('Vogyalcarta: Pustalca Pelajar, 2005),

  Cet.l, h.228

  3 Achmadi, Ideology Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet.2, h.29

  4 Majid, Dian, Pendidikan agama Islam Berbasisi Kompetensi , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 2. h. 130 agama. Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggungjawab dalam mendidik anak dalam keluarga.5

  Dari berbagai uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk menyiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. dan berakhalak mulia dalam kehidupannya.

  Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama(sesuai dengan ajarannya), akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agam a6 Dengan demikian fungsi pendidikan agama Islam adalah sebagai jalur pengintegrasian wawasan agama dengan bidang-bidang studi (pendidikan) yang lain.7

  Selain itu fungsi agama dalam kehidupan individu menurut Jalaluddin adalah sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tetentu.8 Pendidikan agama Islam memelihara anak-anak, supaya tidak menuruti nafsu yang murka dan menjaga mereka supaya jangan jatuh kelembah kehinaan dan kesesatan. Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat berperan

  5 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2 6 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (JCet.

   h. 55

  

7 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet.2, h.29 manusia (bayi) ialah kalimat tentang keesaan Allah Swt. dan kesaksian bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah Swt..

  2. Memberi Nama Yang Baik Ahmad Tafsir memberikan penjelasan pada kita bahwa “nama bersangkutan dengan harga diri”.22 Orang yang memiliki nama yang jelek dapat merasa rendah diri dalam pergaulan atau dapat dikatakan anak tersebut kurang percaya diri. Jadi orang tua hendaknya memberi nama yang baik pada anak-anaknya serta panggillah ia dengan sebutan yang baik.

  3. Mengkhitan Anak Dalam pendidikan, khitan membedakan jenis kelamin yaitu antara laki-laki dengan perempuan dan juga membedakan antara muslim dengan non muslim.

  Ahmad Tafsir menjelaskan pengaruh khitan pada pendidikan anak dapat dilihat pada pengaruh khitan, yaitu: a. Anak dilatih mengikuti ajaran nabi

  b. Khitan membedakan pemeluk Islam dengan pemeluk agama lain

  c. Khitan merupakan pengakuan penghambaan manusia terhadap Tuhan

  d. Khitan membersihkan badan, berguna bagi kesehatan serta dapat memperkuat syahwat.23

  22 Ibid

  23 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya:2001), Cet. 4, h. 171

  19 C. Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Pola diartikan sebagia bentuk/struktur yang tetap.24 Ada berbagai macam cara/metode yang dapat digunakan orang tua dalam memberikan pendidikan agama

  Islam terhadap anak-anaknya. Pola pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh pada perilaku nabi Muhammad S.A.W., dalam membina keluarga dan sahabatnya. Karena segala apa yang dilakukan nabi merupakan manifestasi dari kandungan al qur’an. Adapun dalam pelaksanaannya, nabi memberikan kesempatan pada para pengikutnya untuk mengembangkan sendiri selama orang tesebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh nabi.

  Muhammad Qutb memberikan gambaran tentang teknik dalam pola pendidikan anak yaitu “dengan melakukan pendidikan melalui keteladanan, teguran, hukumn, cerita-cerita, pembiasaan dan pendidikan melalui pengalaman-pengalaman kongrit”.25

  1. Pendidikan melalui teladan Yaitu suatu pola pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada anak, baik dalam ucapan maupun perbuatan

  24 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2

  

25 Salman Harun, (Bandung: Al M a’arif: 1993), Cet. 3, h. 324

Sistem Pendidika Islam,

  20

  2. Pendidikan melalui Teguran/nasehat Ayah dan ibu tidak pemah mencuri, atau tidak pernah berbohong apalagi bersikap kasar tetapi anak kadang-kadang bias bergerak untuk mencuri, berbohong dan bersikap kasar karena berbagai factor dalam diri anak. Oleh karena itu anak memerlukan nasehat yang halus, lembut tetapi berbekas yang bias membuat anak kembali baik dan tetap berakhlak mulia.

  3. Pendidikan melalui Teguran Apabila pola keteladanan dan nasehat dalam pendidikan anak belum berhasil, maka harus ada tindakan yang tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang benar. Hukuman disini bias berupa ancaman yang bertingkat dari ancaman yang ringan pada yang berat atau menakut-nakuti dengann adanya kehidupan yang lain yaitu pembalasan di akhirat.

  4. Teknik pendidikan dengan Cerita Cerita mempunyai daya tarik yang dapat menyentuh perasaan. Orang tua dapat mendidik anak mereka dengan bercerita tentang kisah-kisah yang ada dalam al qur’an maupun cerita tentang sejarah-sejarah Islam yang dapat mendidik anak, naik mental maupun hati. 2

  6

  26 ibid

  21 D. Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Kata disiplin dalam kamus bahasa Indonesia berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (sekolah).27

  Berdisiplin berarti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas. Menurut Marilyn E. Gootman, Ed. D., disiplin akan membentuk anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.28 Disiplin dimulai sejak anak mulai bisa merangkak atau usia balita.29

  Disiplin belajar adalah melakukan kegiatan atau aktivitas rutin seperti belajar dengan sungguh-sungguh penuh dengan ketekunan dan cara belajarnya yang baik membawa hasil yang memuaskan.

  Dari beberapa uraian di atas penulis akan menuliskan beberapa dari kriteria disiplin siswa di sekolah yang telah ditetapka oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Manggihan tertanggal 16 Agustus 2002, baik yang secara tertulis maupun tidak yang menyangkut disiplin dalam belajar dan disiplin selama di lingkungan sekolah sebagai berikut:

27 W.j.s. poerwadarminta(kamus umum bahasa indonisia)cet-VII 1984 balai pustaka

  

28 Imam Ahmad Ibnu Nizar, Membentuk dan meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini,

(Jogyakarta:Diva Press:2009), Cet. 1, h. 22

  29 Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, ^Jakarta:Gramedia Pustaka: 2003), Cet. 1, h. 48

  22

  1.Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah yang sopan dan rapi sesuai yang telah ditentukan pihak sekolah.

  2.Siswa dilarang berkuku panjang, mengecat rambut dan kuku serta dilarang bertato dan bermake up.

  3.Siswa wajib hadir di sekolah sebelum bel masuk, serta pada waktu pulang sekolah siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah kecuali yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.30

  4.Siswa wajib mengikuti pelajaran di kelas

  5.Siswa wajib melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pelajaran maupun tugas diluar jam pelajaran yang sudah menjadi kesepakatan.

  6.Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera 7. setiap siswa harus berbicara dan bertingkah laku yang sopan baik terhadap guru maupun sesama siswa.

  Berangkat dari uraian di atas, kedisiplinan tidak datang begitu saja namun diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan, sehingga perilaku disiplin itu tidak dipandang sebagai beban, namun dianggap sebagai kebutuhan.

  Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan yang paling utama harus menanamkan sikap dan perilaku disiplin pada anak sedini mungkin. Sehingga apabila anak sudah terjun di lingkungan sekolah, ia tidak merasa kesulitan untuk mematuhi segala tata tertib yang ada disekolah.

30 Tata Tertib Siswa sekolah Dasar Negeri Manggihan

  23

  24 BAB m

  HASIL PENELITIAN

  A. G am baran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

  1. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri Manggihan Sekolah Dasar Negeri Manggihan berdiri pada tahun 1962 di atas tanah seluas 436 m2 milik pemerintah dengan perbatasan desa sebagai berikut: a. Sebalah Utara : Desa Polobogo

  b. Sebalah Selatan : Desa Getasan

  c. Sebalah Timur : Desa Sumogawe

  d. Sebalah Barat : Desa Getasan dan Desa Gedong Awalnya, Sekolah Dasar Negeri Manggihan bernama Sekolah Rakyat, namun pada tahun 1984 berubah nama menjadi Sekolah Dasar N e g eri, yang terletak di dusun Manggihan Rt 01/01 desa Manggihan kecamatan Getasan kabupaten semarang. Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki siswa sebanyak 124 orang dengan jum lah guru agama sebanyak 1 orang. Sekolah ini beralamat di Dusun Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

  Subyek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan kabupaten Semarang.

  2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki tenaga kependidikan sebagai berikut1:

  Kepala sekolah : 1 orang Tenaga Guru : 9 orang Penjaga : 1 orang Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam tabel berikut: Data Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang2 Tabel 1

  DATA GURU / PENJAGA Agama Ijazah Jabatan

  No. Nama L/P

  1. Agustinus Wardi, SPd L Kristen SI 2002 KS

  2. Lestri Bowoningsih P Kristen

  SPG 1979 GK 3. Sulamo L Kristen DII2001

  GK

  4. Rokhani L Islam D I I 1999 GK

  5. Totok Yuni Prihantoro L Islam D I I 1998 GK

  6. Suryono L Islam SI 1996 GOR

  7. Sriyatno L Kristen DII 2007 GK 8..

  Tri Wahyuni, A. Ma P Katolik D I I 2008 GK

  1 Agustinus Wardi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, tgl 29 Mei 2010

  2 Ibid,

  9. Suwardi L Islam D I I 2005 Mapel 10.

  V

  18 4.

  IV

  1

  9

  9

  18 5.

  1

  7

  13

  12

  25 6.

  VI

  1

  9

  15

  11

  1

  Sita Eni Suwartiningrum

  1

  P Islam D II 2007 Mapel

  11. Ngatimin L Islam SLTA

  Penjaga Sekolah

  3. Keadaaan siswa Siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan berjumlah 124 siswa, seperti yang ada dalam tabel berikut:

  Tabel 2 No. Tingkat

  Jumlah Jenis kelamin Tingkat L P Jml 1.

  I

  14

  III

  10

  24 2.

  II

  1

  8

  7

  15 3.

  24

  4. Sarana Pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Sekolah Dasar Negeri

  Manggihan, dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 3 No.

  Nama Jumlah Keterangan 1. Ruang Kelas 6 ruang Layak pakai 2. Ruang kantor 1 ruang Layak pakai

  3. Perpustakaan 1 ruang Layak pakai

  4. UKS 1 ruang Layak pakai

  5. Tempat Olahraga 1 ruang Volly Bali & Tenis 6. kamar Mandi&WC 1 ruang Layak pakai

  7. Tempat Parkir -

  8. Lapang Upacara 1 ruang Layak pakai

  9. Aula 1 ruang Layak pakai

  5. Struktur Organisasi Sekolah Tabel 4

  28 B. Penyajian Data

  1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan.3 Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka, suatu metode penelitian yang berusaha untuk menyajikan data dan fakta-fakta yang sesungguhnya tentang Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

  Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah, dengan menyebarkan angket pada responden di tempat diadakannya penelitian.4 Dalam menyusun skripsi, penulis menggunakan metode diskriptif analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penelitian sebagai berikut:

  a. Mengumpulkan data-data dengan jalan meneliti langsung ke obyek yang bersangkutan(turun lapangan) b. Mengumpulkan data-data dan fakta-fakta dengan meneliti dari beberapa buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

  3 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 1

  4 Ibid,

   h. 44 Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pedoman yang menjadi standar dan sudah dibukukan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, .

  2010

  2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.5 Sedangkan menurut

  Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.6 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.7 8 Atau sampel adalah o sebagian atau wakil populasi yang dimiliki.

  Dalam penelitian ini untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling yaitu teknik pengambilan sampel,9 atau prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada didalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja dan bagian dari populasi tersebut disebut sampel yang dianggap dapat mewakili populasinya.10

  Dalam hal ini populasi yang penulis ambil adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan kabupaten Semarang yang berjumlah 124 siswa.

  5 Suharsimi Arikunto, (Jakarta: Rineka

  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cipta: 2002) h. 130

  6 Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta:2010), Cet. 10, h. 80

  7 Ibid

   h. 81

  8 Suharsimi Arikunto op. Cit, h. 131

  9 Ibid h. 81 Sedangkan sampel sebanyak 26,5% dari populasi, yaitu 20 siswa, dengan menggunakan random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.1

  11

  3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai macam metode dan teknik pengumpulan data yang tepat. Tujuannya agar diperoleh data yang obyektif. Adapun teknik pengumpulan data tersebut antara lain:

  a. Penelitian kepustakaan Setiap penelitian ilmiah akan banyak bersandarkan dan ketergantungan kepada kepustakaan.12

  Dan seperti yang dimaklumi bahwa hasil penelitian yang sudah ada belumlah bersifat final, artinya masih terbuka kesempatan bagi orang lain untuk mengoreksi dan bila perlu menguji kembali hasilnya agar ada kesempurnaan.13 Untuk dapat mempersoalkannya harus betul-betul mendalami mengenai tulisan- tulisan dari kepustakaan.

  Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti berbagai buku yang berhubungan dengan

10 Suharsimi Arikunto, loc. Cit 11 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 111

  1 2 k n o

  31 masalah yang akan penulis bahas. Penelitian kepustakaan yakni untuk memperoleh bahan-bahan dan konsep yang berkaitan dengan kajian teori, b. Penelitian Lapangan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 04 WIROLEGI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 11 122

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

PENDEKATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK DI DESA NGAWENSARI KECAMATAN RINGINARUM

0 1 87

HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 113

TINGKAT PEMAHAMAN ILMU AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA SLTP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

0 2 97

PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI I KALIKOTES, KECAMATAN PITURUH, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 95

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository

0 1 83

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DIDESA GEGANGAN KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG (STUDI KASUS PADA SISWA SMP DI DESA GEDANGAN TAHUN 2005/2006) - Test Repository

0 0 94

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PONPES DESA BENER KEC.TENGARAN KAB.SEMARANG TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 102