PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN (Telaah Surat Al-Hujuraat Ayat 9, 10,11 dan 12)

  Perpustakaan STAIN Salatiga

  08TD1011760.01

  

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN

(Telaah Surat Al-Hujuraat Ayat 9, 10,11 dan 12)

SKRIPSI

  • WM> SAUK*»*

  Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syara Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  • Syarat Guna Memperoleh 3ada Jurusan Tarbiyah S »

  Program Studi Pendidikan Agama Islam

  • *

    Oleh:

  HAMZAH 11404012

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

2 0 0 8

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  SALATIG,

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323 433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website :E-mail : fit im i n istrasi(2)stai nsalati ua.ac. i d

  Dra. Djamiatul lslamiyah. M. Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara HAMZAH Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi s audara; Nama : Hamzah NIM : 11404012 Jurusan/Progdi : Tarbiyah / PAI Judul

  (Telaah Surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12) Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

  S ilatiga, 19 M aret 2008 Pem bim bing iatul Lslamiyah. M. Ag

  Dra. Di

  %

  IP. l/0 2 3 4 0 7 0 D E PA R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : HAMZAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 04 012 yang berjudul : “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat

  

Al-Hujuraat ayat 9-12)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian

  Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari :

  

Rabu, 2 April 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 26 Rabiul Awal 1429 H

  dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  2 April 2008 M Salatiga,

  26 Rabiul Awal 1429 H Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang

  Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd Fatcbttrrohman, M.Pd

  NIP. 150 284 602

  1 NTP. 150 303 024 Pembimbing

  

Dra. Diamiatul Islamivah, M.Ag

  NIP. 150 234 070 DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

DEKLARASI

  jJl (jA*jil 4J)I fVMU Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawag, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 19 Maret 2008 Peneliti

  Hamzah 11404012

  

MOTTO

j

  ^ o*^ c A 5 -^' 4jjl J_ ^* j (j 0 ^ - til

   y g ' M y y 3

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

  

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

  (QS. Al Ahzab)

  j

  • ' -

  />. ; . /£, j j j u a j

  C L

  I

  

“Sesungguhnya aku di utus tidak lain hanya untuk me. nyempurnakan akhlak yang

baik”.

  (HR. Bukhari, Hakim, Baihaqi dari sahabat Abu Hurairah)

  <

  

VEtRSEMBJMyw

Skripsi inipenutis persem6akkgn kepada:

1. I6u dan 6apak^ tercinta yang tekak mekmpakkgn kasik sayangnya serta doanya.

  

2. didik, ku tercinta yang tekak memSerikgn dorongannya serta

do 'anya.

3. Orang-orang yang tekak mem6erikgn 6antuan kepada penukis.

  j j

KATA PENGANTAR

M a ! S L ' j-j C J ij , i b V! 5 > ^ j

  J > Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhaanahu W ata’ala yang telah memberikan berbagai nikmat-Nya, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang selalu beijalan di atas sunnahnya hingga akhir kelak. Tidak ada kemampuan dan kekuatan yang dimiliki penulis kecuali itu semua datang dari Allah,

  Subhaanahu W ata’ala

  dengan kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik, mudah-mudahan skripsi ini bisa bermanfaat untuk penulis sendiri dan bagi yang lainnya.

  Skripsi ini beijudul Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an (Telaah Surat Al- Hujuraat Ayat 9, 10, 11 dan 12), membahas tentang konsep pendidikan akhlak dalam Al- Q ur’an lebih khususnya membahas nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al-Hujuraat ayat 9 ,1 0 ,1 1 dan 12.

  Berbagai pihak telah memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Allah Subhaanahu W ata’ala yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  2. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian ini.

  3. Ketua Progdi Ekstensi Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah memberikan kemudahan pada penulis untuk menyelesaikan semua mata kuliah.

  4. Ibu Djamiatul Islamiyah, selaku pembimbing skripsi, dengan kesabarannya telah membimbing penulis dan meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Ibu dan Bapak dosen, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.

  6. Segenap karyawan perpustakaan STAIN Salatiga, karyawan perpustakaan Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan kemudahan dalam peminjaman buku.

  7. Ibu dan Bapak yang telah memberikan do’anya untuk penulis sehingga penulisan skripsi ini beijalan dengan lancar.

  8. Pimpinan Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan tempat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

  9. Teman-teman di Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang secara langsung atau tidak langsung ikut membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  Akhirnya dengan memohon kepada Allah Subhaanahu Wata 'ala, agar membalas amal mereka yang tiada tara, dengan pahala yang sebesar-besarnya, dengan demikian semoga Allah Subhaanahu Wata 'ala melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan mudah-mudahan skripsi yang telah penulis tulis bias menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan dan perbaikan akhlak umat Islam sekarang ini.

  Penulis Hamzah

  DAFTAR

  HALAMAN JUDUL i

  NOTA DINAS PEMBIMBING ii

  PENGESAHAN iii

  DEKLARASI iv

  MOTTO v

  PERSEMBAHAN vi

  KATA PENGANTAR vii

  DAFTAR ISI x

  BAB I PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang Masalah.

  1 B. Penegasan Istilah

  7

  9 C. Rumusan Masalah

  9 D. Tujuan Penelitian

  9 E. Manfaat Penelitian

  10 F. Metode Penelitian

  13 G. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB II PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN

  14

  14 A. Pengertian Pendidikan Akhlak............ .......

  17 B. Faktor Penting Dalam Pendidikan Akhlak.

  C. Tujuan Pendidikan Akhlak

  20

  D. Materi Pendidikan Akhlak.................... ....................................... 21

  1. Akhlak manusia kepada A lla h ........ ...................................... 21

  2. Akhlak manusia kepada Rasulullah £ i .................................... 22

  3. Akhlak manusia kepada diri sendin.. ...................................... 25

  4. Akhlak manusia kepada sesama man usia................................. 28

  5. Akhlak manusia kepada alam sekitar ...................................... 30

  E. Metode Pendidikan Akhlak Dalam A1-Q ur’an.............................. 32

  F. Macam-macam Akhlak Dalam Al-Qur’a n .................................... 33

  h )

  1. Akhlak yang Baik (Akhlak Mahmudc .................................. 34

  m a h )

  2. Akhlak yang Tercela (Akhlak Madm ............................. 36

  BAB III TAFSIR SURAT AL-HUJURAAT AYAT 9, 10,11 DAN 12........ 38 A. Surat Al-Hujuraat................................... ...................................... 38

  1. Tafsir Surat Al-Hujuraat secara umuin .................................... 38

  2. Persesuaian antara surat Al-Hujuraat dengan surat sebelumnya (surat Al-Fath)................................. ..................................... 39

  3. Hubungan surat Al-Hujuraat dengan surat Qaaf..................... 40

  B. Pandangan Mufassir Tentang Surat Al-f lujuraat Ayat 9,10,11 dan 12.................................................... ...................................... 40

  1. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9, 10,11 dan 12 menurut Ibnu Katsir...................................... ...................................... 41

  2. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9, 10 11 dan 12 menurut Al-Maraghi

  52

  BAB IV NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-HUJURAAT AYAT 9, 10, 11 DAN 12

  65 A. Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an

  65 B. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Yang Terdapat Dalam Surat Al- Hujuraat Ayat 9,10, 11 dan 12..................................................

  67 C. Strategi Implementasi Pendidikan A khlak.................................

  72 1. Keluarga..................................................................................

  72 2. Sekolah....................................................................................

  73 3. Masyarakat..............................................................................

  73 BAB V PENUTUP.........................................................................................

  74 A. Kesimpulan..................................................................................

  74 B. Saran-saran...................................................................................

  75 C. Penutup.........................................................................................

  76 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

  77 LAMPIRAN

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Al-Qur’an merupakan mu’jizat Allah kepada Nabi Muhammad untuk membawa manusia ke jalan yang lurus. Al-Qur’an juga berfungsi sebagai pedoman bagi manusia dalam segala aspek kehidupan, baik dari aspek rohani, jasmani, akal, sosial kemasyarakatan (Muamalah), politik, dan akhlak.1 2

  Jika dirumuskan secara singkat, maka keseluruhan isi Al-Qur’an itu terdiri dari tiga kerangka besar, yaitu:

  Pertama, masalah Akidah (tauhid/ keimanan kepada Allah). Kedua,

  masalah Syariah. Ini terbagi kepada dua pokok, yaitu: 1. Ibadah, hubungan manusia dengan Allah.

  2. Muamalah, hubungan manusia dengan sesama manusia.

  Ketiga,

  masalah Akhlak, yaitu etika, budi pekerti yang baik, yang mensucikan jiwa manusia, yang menciptakan hubungan baik antara pribadi dan 2 masyarakat serta segala sesuatu yang termasuk di Prof. Muhammad Abdul Azhim Zarqani, maha guru tentang ilmu-ilmu Al-

  Qur’an dan Hadist pada fakultas Ushuluddin di Mesir, telah menyimpulkan perubahan, pengaruh, dan pembaharuan yang diciptakan oleh ajaran-ajaran Al- Qur’an dalam masyarakat dan kehidupan manusia. Diantara pembaharuan dan perubahan yang beliau sebutkan adalah: “Bahwa Al-Qur’an telah membawa

  \ Manna’ Al-Qattan : “Ulumul Qur'an”\913, him : 19

2. Karisma: Qur'an Pedoman Hidup, Bandung, 1983, him 21

  pembaharuan dalam bidang akhlak, yaitu: mananamkan akhlak atau budi pekerti yang terpuji, dan menghapus akhlak yang merusak dan tercela”.

  Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam sebagai i pembawa misi (risalah) Islam telah dikaruniai oleh Allah akhlak yang mulia,

  Akhlak yang menjadikan

  tun

  beliau pantas untuk dijadikan seorang figure (Uswa Hasanah) dalam akhlak dan budi pekertinya. Rasulullah bahkan menegskan bah wa diantara tujuan utama diutusnya beliau kepada umat manusia selain untuk mentauhidkan Allah adalah memperbaiki akhlak, beliau bersabda: m

  

“Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanya untuk menyempurnakan akhlak yang

baik?'.

  (HR. Bukhari, Hakim, Baihaqi)3 Rasulullah adalah orang yang lemah lembut, murah hati dan dermawan,

  Beliau adalah orang yang paling jujur perkataannya, paling lembut tabiatnya, dan paling mulia pergaulannya. Siapa yang melihat beli liau pasti akan hormat, dan siapa yang bergaul dengan beliau pasti akan jatuh cin ita kepada akhlak dan budi pekertinya.4

  Allah telah memuji keagungan akhlak beliau dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam surat Al-Qalam: 4:

  f f / y/ y < &>!)

  “ Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” Abdurrahman As Sa’di berkomentar saat menafsirkan ayat di atas yakni:

  ‘Mulia dan terhormat dengan akhlak yang Allah berikan kepadanya”. Maka

  3. Nashiruddin AlBani: Shahih al-Jami’ no: 2349, 1988, hal: 464

  4 Fariq bin Qasim; Bengkel Akhlak, Darul Falah, Jakarta, 2003: 106 dan 111 tatkala Ummul Mukminin Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah $g dia menjawab: “Akhlak Dia adalah Al-Qur’an” Mencermati pentingnya akhlak sebagaimana yang telah disebutkan, maka sangat penting penanaman akhlak dari orang tua kepada anak-anaknya, sehingga akhlak tersebut mendarah daging pada diri anak- anaknya, sampai-sampai Nabi

  Salallahu Alaihi Wasalam

  menjadikan penanaman akhlak dari orang tua kepada anak-anaknya lebih utama dari sedekah {infak).

  Dan selanjutnya Rasulullah M menjelaskan kepada orang tua bahwa keberadaan mereka disisi anak-anak mereka adalah hadiah terbesar bagi sang anak. Dan warisan yang paling berguna dan berharga yang mereka wariskan keapada anak-anak mereka adalah budi pekerti (akhlak) yang baik.

  Abdullah bin Umar lebih tegas menekankan pen itingnya pendidikan akhlak (adab/budi pekerti) dari orang tua kepada anaknya, beliau berkata: “Didiklah

  

anakmu dengan akhlak yang mulia, karena kam u akan mempertanggung

jawabkan akhlak yang telah kamu ajarkan kepada me reka"5

  Orang tua merupakan cermin atau kiblat bagi anak-anaknya, apabila akhlak orang tua baik, maka anaknya juga akan baik, Tetapi sebaliknya, jika orang tua memiliki akhlak yang jelek, maka anak-anaknya akan berlaku lebih dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Oleh karena itu orang tua merupakan tolak ukur dari akhlak mereka pada masa mendatang.

  Pembinaan akhlak yang sesuai dengan Al -Qur r’an dan menurut syariat Islam adalah pembinaan pada diri sendiri, kemudian dilanjutkan pembinaan

5. Muhammad Noor Suwaied: Manhaj Tarbiyyah Nabawiyah Lil Atjhal, 1990, him. 160

  akhlak di lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan bagian dari komponen masyarakat. Oleh karena itu, semua anggota keluarga menjadi bagian yang harus diperhatikan pembinaan akhlaknya dalam bentuk hak serta tanggung jawab masing-masing.

  Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik dalam individu, maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera dan rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir-batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk, maka rusaklah lahir ataupun batinnya.6

  Akhlak Islam merupakan masalah penting yang tidak bisa diabaikan dan diremehkan manusia, untuk mengetahui kebenaran hal itu, kita bisa bandingkan kondisi sekarang ini dengan kondisi generasi umat terbaik, generasi pertama yang telah ridha dan menerima manhaj Nabinya serta konsisten dalam melaksanakan akhlak mulia tersebut. Tentu kita akan dapatkan perbedaan yang menyolok antara kondisi kita dengan kondisi mereka. Orangpun yakin bahwa kondisi kita dan mereka sangatlah jauh berbada. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Mulia.

  Kembali penulis tegaskan, bahwa sebab utama yang membawa kemerosotan dan kemunduran umat Islam adalah hi angnya akhlaqul karimah dalam diri mereka dan sikap meniru pola hidup barat dengan berbagai bentuk keburukannya. Kita hidup dalam kondisi krisis akhlak dengan pengertian yang

  s. H. Djatnika Rahmad: Sistem Etika Islam (AkhlakMulia), Pustaka Panji, Jakarta, 1996, him. 11 luas, baik krisis akhlak secara individu maupun kolektif. Secara kolektif kita bisa lihat adanya pertumpahan darah antar sesama kolompok umat Islam sendiri karena merasa unggul dari yang lain. Sedangkan krisis akhlak secara individu seperti: pemimpin yang angkuh dan sombong terhadap bawahan, berlaku sewenang-wenang dengan posisi jabatannya terhadap siapa yang melawan atau memusuhinya.

  Guru mengeluhkan atas kondisi lingkungan dan sikap orang-orang yang ada disekelilingnya. Ada temannya yang baik, ada yang bermuka dua, ada yang menggunjing serta ada pula yang mengumbar s fat jahatnya. Kaum pelajar, mereka mengeluhkan prilaku gurunya yang suka menghina, memukul, berbuat dholim, angkuh dan menyepelekan amanah dan yang lain sebagainya. Bukankah gambaran di atas merupakan krisis akhlak?! Bahkan merupakan musibah yang menimpa umat Islam yang dapat membawa ke dalam medan peperangan.

  Solusi dari fenomena yang menyedihkan ini dapat diakumulasikan dalam satu kalimat, yaitu kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan penuh kejujuran dan keikhlasan. Di dalam kedua sumber hukum ini terdapat obat mujarab dan ampuh yang mampu mengatasi krisis akhlak yang menimpa seluruh negara-negara Islam.

  Surat Al-Hujuraat merupakan salah satu dari 114 surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Surat ini merupakan petunjuk Allah untuk umat manusia, yang ada di dalamnya banyak mengandung pendidikan akhlak, antara lain: akhlak seorang mukmin kepada Allah, Orang tua, sikap mereka terhadap saudara-saudara mereka seagama, rendah hati dan tidak sombong dalam pergaulan. Oleh sebab itu, mengingat pentingnya pendidikan akhlak dalam hidup bermasyarakat, maka penulis bermaksud mengadakan pengkajian terhadap pendidikan akhlak sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Al Hujuraat. Dan karena luasnya pembahasan tersebut, maka penulis membatasi tela ah surat Al-Hujuraat beberapa ayat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ayat 9, 10, 11 dan 12. Berangkat dari uraian di atas, maka judul penelitian untuk skripsi ini ialah “PENDIDIKAN

  AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Tela’ah Surat Al-Hujuraat ayat 9, 10, 11 dan 12)”.

  Alasan yang mendorong penulis, untuk memilih judul tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Akhlak merupakan pilar utama (setelah Aqidah) dalam membangun sebuah tatanan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan bisa selamat, sebuah masyarakat tidak akan bisa tegak dan kokoh, d a n : suatu Negara tidak akan jaya tanpa ditopang oleh nilai-nilai akhlak yang mulia

  2. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diyakini kebenarannya sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kedudukannya sebagai kitab suci yang terakhir dan sumber agama yang telah dinyatakan sempurna, mengandung pengertian bahwa ia mampu memberikan jawaban terhadap berbagai persoalan hidup di sepanjang masa.

  3. Berbagai upaya yang dilakukan orang dalam berinteraksi atau bermu’amalah dengan masyarakat. Maka hal ini membutuhkan suatu metode atau cara-cara yang bisa menjaga serta mempererat hubungan antara sesama yang lainnya. Metode atau cara tersebut kita istilahkan dengan pendidikan akhlak.

  4. Salah satu dari 114 surat yang ada di dalam Al-Qur'an ialah surat Al-Hujuraat, surat ini merupakan petunjuk dari Allah untuk umat manusia, yang di dalamnya banyak mengandung pendidikan akhlak, antara lain: akhlak orang mukmin kepada Allah, Rasulullah M , saudara-saudara mereka, sopan santun dalam pergaulan dan sikap mereka dalam menerima berita dari orang-orang fasik. Peneliti akan mengkaji lebih dalam tentang surat Al-Hujuraat ayat 9,10,

  11 dan 12, karena ayat-ayat tersebut mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi manusia erat kaitannya dengan mu'amalah antar sesama mereka, sehingga manusia bisa mengambil pelajaran darinya dan mempraktekannya dalam hidup sehari-hari.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini, antara lain:

  1. Pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.7

  Dalam “Ensiklopedi Pendidikan” disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak untuk mencapai kedewasaan yang dapat diartikan mampu memikul tanggung

7 Ibid him. 204

  jawab atas segala perbuatan secara moril8. Dan yang dimaksud dengan “Pendidikan” dalam penelitian ini adalah aspek ajaran akhlak dalam al-Qur’an khususnya pada surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12.

  2. Akhlak Akhlak adalah ungkapan tentang kondisi jiwa, yang begitu mudah bisa menghasilkan perbuatan, tanpa membutuhkan pertimbangan dan pemikiran.9 Dan dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” disebutkan bahwa akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan.10

  Pendidikan akhlak yang ^penulis piaksudkan di sini adalah proses mengarahkan seseorang tentang ajaran baik dan buruk guna tercapainya tujuan yang dicita - citakan, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

  3. Al-Qur’an Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

  & dengan perantara Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.11

  4. Surat Al-Hujuraat.

  Surat Al-Hujuraat terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Fath. Dinamai “Al-Hujuraat” (kamar- kamar), diambil dari perkataan “Al-Hujuraat” yang terdapat pada ayat 4 surat ini.

  Ayat tersebut mencela para sahabat yang memanggil Nabi Muhammad & yang sedang berada di dalam kamar rumahnya bersama istrinya. Memanggil Nabi

  8. SoegardaPorbakawatja, H.A.H. Harahap. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, him: 257

9 Fariq bin Qasim Anuz, Bengkel Akhlak. Darul Falah, Jakarta, cet. Ke-2 Pebruari 2003, him. 16

  10. Dapdikbud, op cit him. 15 u . Ibid him. 24 Muhammad M dengan cara dan dalam keadaan demik an menunjuk an sifat kurang hormat kepadanya dan menggangu ketenteramannya.12 Penulis membatasi tela’ah surat Al-Hujuraat beberapa ayat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ayat 9,10,11 dan 12, karena ay at tersebut adalah kaitannya dengan pendidikan akhlak.

  C. Rumusan Masalah Mengacu dari uraian di atas, maka selanjutnya penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut antara lain:

  1. Bagaimanakah konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an?

  2. Nilai-nilai pendidikan akhlak apa saja yang terkandung dalam surat Al- Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12?

  D. Tujuan Penelitian

  Berangkat dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an.

  2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al- Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12

  E. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

  1. Manfaat Teoritis

12 Kerajaan Saudi Arabia: Al-Qur 'an dan Terjemahannya, 1990, him. 844

  Memberikan sumbangan pemikiran bagi i ilmu pendidikan Islam pada umumnya dan pendidikan akhlak pada kh ususnya terutama mengenai konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12.

  2. Manfaat Praktis Dapat bermanfaat bagi para pendidik, pemikir di masa mendatang atau manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan pendidikan akhlak di masyarakat sesuai dengan aturan ajaran Islam.

F. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian pustaka {library research) karena semua yang digali adalah sumber dari pustaka.13 Dalam hal ini adalah Al-Qur’an dan buku lainnya.

  2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Sumber data primer

  Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan obyek riset.14 Dalam hal ini sumber primernya adalah A -Q ur’an karim

  (surat Al- Hujuraat) dan teijemahannya.

  b. Sumber data sekunder

  . Sutrisno Hadi: Metodologi Penelitian I. Yogyakarta: Gajah Mada 1983, him. 3

  14. Talizidulum Dharaha: Research teory, Metodologi Administrasi Bina Aksara Jakarta, 1985, him. 60

  Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah buku-buku atau karya ilmiah la n yang isinya dapat melengkapi data penelitian yang penulis teliti, terutama buku-buku yang berhubungan dengan akhlak. Dan tafsir Al-Qur'anul ‘Azhim, Taf s r Al-Maraghi dan buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.

  Penulis menjadikan tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Maraghi sebagai sumber data primer karena hendak membandingkan antara tafsir abad pertengahan (Ibnu Katsir yang terkenal dengan ahli atsar dan kisah) dengan tafsir abad kontemporer atau modem (Al-Maraghi, yang banyak mengambil tafsir dengan rasio atau tafsir bir ra ’yi), dan tidak sedikit dikalangan orang Indonesia yang mengenal dua tokoh tersebut, khususnya kaum terpelajar.

  1. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.15 Karena obyek dalam penelitian adalah ayat-ayat suci Al-Qur’ an, maka penulis menela’ah dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai >ahan penelitian. Disamping itu juga, penulis memilih sumber-sumber yang lain yang dianggap representatife terhadap penelitian ini.

  

15. Suharsimi Arikunto: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta, Jakarta,

1998, him. 236

  2. Analisis Data Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka berpikir pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, kemudian diusahakan pula dengan analisa dan interpretasi

  16

  atau penafsiran terhadap data-data tersebut.1 Dalam menganalisis data yang telah digunakan beberapa metode, antara lain: a. Metode Deduktif

  Digunakan untuk menganalisis pada bab ke dua tentang landasan teori, yaitu analisis suatu permasalahan yang berasal dari generalisasi yang bersifat umum kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang

  17

  kongkrit terjadi.1

  b. Metode Induktif Digunakan untuk menganalisis pada bab ke tiga tentang permasalahan yang akan diteliti, yaitu analisis masalah yang bersifat khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang umum.1

  6

  1

  7

  18

  c. Metode Komparatif Yaitu metode yang digunakan untuk memban beberapa pendapat para ahli, mengulas, menguraikan kemudian kesimpulan. Dalam hal ini adalah pendapat Ibnu Katsir dan Al-

  16. Winamo Surakhmad: Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik, Bandung: Tarsito 1985, him. 139

  17. Anton Bakker: Metode-metode Filsafat, Ghalia Indonesia Jakarta, 1984, him. 56

  18 M. Arifm: Ilmu Perbandingan Pndidikan, Golden Terayon Press, Jakarta, 1986, him. 41

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: Dalam bab I, dibahas tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Dalam bab II, akan dipaparkan tentang Pendk

  Akhlak Dalam Al-Qur’an, yang meliputi: pengertian penc akhlak, faktor penting dalam pendidikan akhlak, tujuan pendk akhlak, materi dan metode pendidikan akhlak, dan macam-r akhlak dalam Al-Qur’an. Dalam bab III, dibahas tentang Tafsir Surat Al-Huji yang mencangkup: surat

  Al-Hujuraat secara umum, tafsir ayat 9, 10, 11, dan 12 surat Al- Hujuraat dan penafsirannya menurut beberapa mufassirin.

  Dalam bab IV, menyajikan kupasan analisis tentang Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an tela’ah surat Al-Hujuraat ayat 9, 10, 11, dan 12, yang mencangkup: pendidikan akhlak dala Al-Qur’an dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dala surat Al-Hujuraat ayat 9, 10,11, dan 12.

  Dalam bab V Penutup. Pada bab ini akan diuraikan engenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran dan

  14

BAB II PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN A. Pengertian Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak terbentuk atas dua kata yaitu kata “pendidikan” dan

  “akhlak”, sehingga untuk memudahkan dalam memahami pengertian pendidikan akhlak harus dipahami terlebih dahulu kedua kata tersebut. Pendidikan akhlak itu tidak mudah untuk dicapai oleh seseorang, dalam arti yang secara fisik (batiniah) tetapi pendidikan akhlak secara teori itu sangat mudah dengan ceramah, diskusi maupun belajar buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.

  Menurut Soegarda Poerbakawatja bahwa “pendidikan” adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak untuk mencapai kedewasaan yang dapat diartikan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatan secara moril. Jadi pendidikan itu penting bagi si anak yang mana sangat berpengaruh pada sikap dan tanggung jawab seperti layaknya orang dewasa. Pendidikan juga merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam pembentukan manusia menjadi insan yang sempurna19.

  Menurut pandangan Islam bahwa "pendidikan" adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah secara potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya

  (insan kamil).20 19 Soergado Poerbakawatja H. A.H Harahap : Ensiklopedi pendidikan, Gunung Agung, Jakarta.

  1982, him. 257 20. Ahmadi: Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him.

  16

  Dalam bahasa Arab "pendidikan" itu sama dengan At-Tarbiyyah, sedangkan menurut Abdurrahman An-Nahlawi21 bahw; a kata At-Tarbiyyah berasal dari tiga bentuk. Pertama kata "robaa-yarbuu" ( y ° ji ~ t j ) yang berarti

  J ,j )

  bertambah tumbuh. Kata kedua "robiya-yarba" ( J,°ji yang berarti

  'j / / / y , ~

  menjadi besar dan yang ketiga adalah kata "robba-yarubbu" ( yang berarti menuntun, menjaga dan memelihara.

  Dikaitkan dengan pendidikan dari kata bahasa Arab, bahwa pendidikan kepada anak itu mulai dari tumbuh, artinya mulai dari sejak ada di dalam kandungan ibu hingga menjadi besar, lahir ke dunia dan berkembang sehingga mencapai dewasa bisa menjaga diri dan bertanggung jawab.

  Pendidikan bukanlah sekedar mengasuh, memelihara atau mendidik anak didik, namun pendidikan merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan maupun kepandaian yang melalui adanya pengajaran, latihan-latihan atau pengalaman-pengalaman. Lebih lanjut anak didik yang dididik secara bertahap dengan memperhatikan usia maupun kemampuan anak, sebagaimana pendapat syaikh Mustafa Al-Gholayani22

21. Abdurrahman An-Nahlawi: Prinsip-prinsip dan Metode Pendid kan Islam, Terj. Hery Noer

  Ali. CV Diponegoro, Bandung, 1992, him. 31

  22. Syaikh Mustafa Al-Gholayani: Idhatun Nasyi'in, Raja Murah, Pekalongan, 1989, him. 189 i a ( j^ j^ g-Lc^ l^ L j jjfjjLilJl (J < L£I JI < 3 - ) j > j a l j

  

Jji-lj slr./gtfll \J>\'j£ *^r o l£ U S^U /^>- 2^«_L^ J!

"Pendidikan adalah penanaman akhlak yang mulia kedalam jiw a anak-anak yang

sedang tumbuh dan menyiraminya dengan siraman petunjuk dan nasehat

sehingga menjadi watak yang melekat ke dalam jiw a sehingga hasilnya berupa

kesamaan dan kebaikan, suka beramal demi kemanfaatan bangsa"

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang disengaja, memberikan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa penanaman akhlak yang mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan perubahan yang dimanifestasikan dalam kenyataan hidup meliputi kebiasaan, tingkah laku, berfikir, dan bersikap menuju terbentuknya kepribadian utama.

  Selanjutnya kata "akhlak" berasal dari bahasa Arab, jama’ dari kata (3 ^ ) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.23 Sebagaimana firman Allah ^ :

  OiJjVT jl> - o j

  "(agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu ".

  (QS. Asy-Syu'araa': 137) Menurut Ahmad Amin sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah

  Ya'qub24bahwa pengertian akhlak adalah sebagai berikut

  

Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan

apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lai innya, menyatakan tujuan

yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mere , ka dan menunjukkan jalan 23 untuk melaksanakan apa yang harus diperbuat.

  . Hamzah Ya'qub : Etika Islam, CV Diponegoro, Bandung: 1991:

24 Ibid hai : 12

  j m J J Selanjutnya imam Al-Ghozali menyatakan25:

  • + / «»> j - W 3 j L g JP ^ * u l J ^ 4JLA O jL*P

  ( j f i

  0.1 i * <>„

  

"Khuluk (akhlak) adalah hasrat atau sifat yang terutama dalam jiw a yang dari

padanya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah dan gampang tanpa memerlukan

pertimbangan dan pemikiran".

  Meskipun terdapat perbedaan dalam mendefinisikan akhlak, namun dapatlah dipahami bahwa akhlak adalah merupakan kehendak yang lahir dari jiwa seseorang yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Dari kedua pengertian di atas yaitu pendidikan dan akhlak maka dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan penanaman akhlak yang mulia, moral yang baik, tabiat maupun perangai yang baik harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan akhlak sejak ia masih kecil hingga dewasa.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kehendak seseorang untuk mencapai tingkah laku yang mulia dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

B. Faktor Penting Dalam Pendidikan Akhlak

  Hamzah Ya'qub26 mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak atau moral yaitu faktor intern dan faktor ektem.

  1. Faktor intern.

  . Imam Al-Ghozali : Ihya LTlumuddin Juz III, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Bairut, 1994, him 58 . Hamzah Ya'qub : Etika Islam. CV Diponegoro, Bandung, 1991, Mm. 57

  Yang dimaksud dengan faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh- pengaruh luar sebagaimana firman Allah & :

  . l'1 / 5 f «tf

  < ^ v

  • H U ’i -3)1

  

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)

fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada

peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan

manusia tidak mengetahui."

  (QS. Ar-Ruum: 30) Denga demikian setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki naluri keagamaan. Yang nantinya akan mempengaruhi dirinya. Unsur-unsur yang ada dalam dirinya turut membentuk akhlak atau moral, antara lain :

  a. Instink dan akal

  b. Kepercayaan

  c. Keinginan-keinginan

  d. Hawa nafsu

  e. Hati nurani 2. Faktor ekstern.

  Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia yang meliputi: a. Pengaruh keluarga.

  Setelah manusia lahir, maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga dalam pendidikan, yaitu memberikan pengalaman kepada anak, baik melalui pemeliharaan, pembinaan dan pengarahan yang menuju pada terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua.

  Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi anak yang pertama, baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara berfikir itu akan kelihatan.

  Keluarga pun sebagai pelaksana pendidikan Islam yang akan mempengaruhi dalam pembentukan akhlak yang mulia.

  b. Pengaruh sekolah Sekolah adalah merupakan lingkungan pendidikan yang kedua setelah pendidikan keluarga, dimana dapat mempengaruhi akhlak anak.

  Mahmud Yunus27 mengatakan bahwa : "Di dalam sekolah berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pandidika pada umumnya, yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan- kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensi-potensi anak, perkembangan dari kecakapan pada umumnya belajar keijasama dengan kawan sekelompok, melaksakan tuntunan dan contoh-contoh yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain".

  c. Pengaruh masyarakat Masyarakat dalam pengertian yang sederhana adalah kumpulan individu dalam kelompok yang diikat dalam ketentuan negara, kebudayaan dan agama.

  Dengan demikian pembentukan akhlak mulia membutuhkan pendidikan, baik dari keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat dengan diterapkannya kebiasaan-kebiasaan, latihan-latihan serta contoh-contoh yang baik sehingga anak dapat memahami dan mengetahui berbagai corak kegiatan tingkah laku lebih-lebih dalam pembentukan akhlak mulia.

27. Mahmud Yunus : Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Hidakarya, Jakarta, 1978, him. 31

  C . Tujuan Pendidikan Akhlak

  Nabi Muhammad M diutus dengan membawa risalah ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Ajaran-ajaran yang dibawa itu bertujuan untuk menyempurnakan akhlak umatnya. Dengan akhlak yang agung dan mulia, Rasulullah dijadikan suri tauladan dan contoh bagi umatnya. Hal ini telah Allah tegaskan dalam firman-Nya:

  » , ,

  ✓ £

  5 Lu

  

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu ”

  (QS. Al-Ahzaab: 21) Sesuatu yang akan dicapai dalam pendidikan akhlak tidak berbeda dengan pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, untuk mencapai kesempurnaan jiwa bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan dan ketangguhan bagi masyarakat.28

  Tujuan dari pendidikan dalam agama Is adalah untuk mewujudkan orang-orang yang baik akhlaknya, keras kemauannya, sopan santun dalam berbicara dan perbuatan, bersifat bijaksana dan semp uma, sopan dalam beradab, ikhlas dan suci. Sebagaimana Allah & berfirman :

  • * . t ■ ?-» a f %•£■ •" ’ , ’v , /

  a j

  I J JI

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.

  Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ” (QS. Ali 'Imran : 134)

  28 . Omar Muhammad Al-Taumy: Falsafah Pendidikan Islam, diteq. Hasan Langgeng. Jakarta, Bulan Bintang, 1979, him. 346

  Allah & berfirman:

  3 'f ' ' r,

  adalah untuk terbinanya akhlak terpuji dan mulia sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah % dan karenanya dapat tercapai keselamatan dunia dan akhirat.

  Rahmat Taufik Hidayat29mengatakan bahwa dalam garis besarnya, akhlak dibagi menjadi dua bagian; akhlak terhadap Kholiq (Yang Menciptakan) dan makhluk (yang diciptakan). Adapun uraian lebih jelasnya, sebagai berikut: 1. Akhlak manusia kepada Allah & .

  2. Akhlak manusia kepada Rasulullah &.

  3. Akhlak manusia kepada diri sendiri.

  4. Akhlak manusia kepada sesama manusia.

  5. Akhlak manusia kepada alam sekitarnya.

  1. Akhlak manusia kepada Allah M Alam ini mempunyai pencipta dan pemelihara yang diyakini ada-Nya, yakni Allah 3k. Dialah yang menurunkan rahmat dan hidayah di dunia dan Dialah yang mengatur segala isi yang ada di alam ini. Kepada-Nya manusia berhutang budi besar, karena berkat rahmat dan rahim-Nya Ia telah menganugerahkan nikmat yang diberikan pada manusia dengan tak terhitung nilainya, sehingga manusia harus mengucapkan rasa syukur terhadap-Nya.