PERANAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGATASI DAMPAK NEGATIF PERADABAN MODERN

  

PERANAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

MENGATASI DAMPAK NEGATIF

PERADABAN MODERN

S K R 1P S 1

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

  Dalam Ilmu Tarbiyah

  

N U R A IN I A IS A H

N IM : 111 02 036

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  D EPARTEM EN AGAMA Rl SEK O LA H TIN G G I AGAMA ISLAM N EG ERI (STA IN ) SALATIGA J l Station 03 Telp. (0298) 323706,, 323433 Salatiga 50721

  Website : Dr. M ansur Isna, M. Ag

DOSEN STAIN SALATIGA

  Lam p : 3eksem plar Hal : Naskah skripsi

  . Saudari Nur Aini Aisah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu \alaikum wr. wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi sau d ari: Nama NUR AINI AISAH NIM 111 02 036 Jurusan/Progdi Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul PERANAN PENDIDIKAN AKHLAK

  DALAM MENGATASI DAMPAK NEGATIF PERADABAN MODERN Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu ’alaikum wr. wb.

  Salatiga, 1 Februari 2007 Pembimbing,

  D E P A R TEM EN A G A M A Rl SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  J l Station 03 Telp. (0298) 323706 323433 Salatiga 50721 ,

  Website :

  P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : NUR A IN IA ISAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  

111 02 036 yang beijudul : “PERANAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

MENGATASI DAMPAK NEGATIF PERADABAN M ODERN”. Telah

  dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a ri: Sabtu, 28 FEBRUARI 2007 M yang bertepatan dengan tanggal 10 Shafar 1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  28 Februari 2007 M Salatiga, ------------------------------------------

  10 Shafar 1428 H Panitia Ujian

  

O X I O N l

  ^

  / / / / / f

  v r r jv & i'f’ cr f ? in> rf,t r 3 rr° j i c ?>fin>

  O O S S Ifl S

  U >

M « i< £ X in* ^

  q v jjK jK sv ^ v<>vd vc*v q v j n v k u q tt£ £ v m s:> £

  q v j k v j u k s h

  u

  

Al

  K) m u iS v q q iv q S w vk

  k j j v

  iS v q (

  u v j o

  >|vK uvq v i q u v q jv u iv i q i j v q ( u v S u v j v q ^> j ) uv<» q v n y ( jv u iq v a ) dvavq£u:> u4 S w v k £

  WCpWuzui

  ( i t : q v z w IV ’S'X>) «HVUV

  • i
    • + *

  • t
PERSE M BAHAN

  Skripsi kwpersewbaJikAti kep^fcA:

  

1. A lntam ater tercfnto STA1"N

  Sa1aff5&

  t>*n

  2. A v ja K b tm tf e , A bik-A bikkw

  tercint*

  

3. Scscor^ns \j^ n s setakw m cnbw kim s

  5 fc^ti member* sem ^tt ^t.

KATA PENGANTAR

  A llJ L j j J l j y * \ ^ 1 £ 'J 4 jJ ^ -Lo^-1 J i p j j $ . L J ^ <—i J i p ^ L J i j

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S I) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga.

  Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bp. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

  2. Bapak / Ibu Dosen dan segenap karyawan STAIN Salatiga yang karena beliau pula kami dapat menyelesaikan skripsi ini

  3. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materi dan doanya setiap hari sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

  4. Adik-adikku yang juga sebagai penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini

  5. Sahabat. rekan serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangat diharapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 18 Januari 2007 Penyusun

  Nur Aini Aisah

  DAFTAR ISI

  

  

  BAB IPEN DAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  B A B III R U A N G L IN G K U P P E R A D A B A N M O D E R N

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA RIW AYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. L atar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan

  beberapa kelebihan antara lain menciptakan peradaban untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi.

  Dalam perjalanan sejarah manusia telah memasuki peradaban modern yang lahir dari dunia barat. Peradaban modem identik dengan kehidupan keserbaberadaban.

  Sedang modernisasi merupakan ciri peradaban maju yang dalam sosiologi berkonotasi perubahan sosial masyarakat yang kurang maju untuk mencapai tahapan yang telah diaiami oleh masyarakat maju1.

  Modernisasi sebenamya berasal dari Barat, yaitu sejak berakhimya abad XVI. Pada zaman pertengahan ini otoritas kebenaran dipegang oleh gereja Katolik, karena paham gereja bertentangan dengan pendapat para pemikir baru. maka muncullah suatu gerakan, yang disebut gerakan Renaissance. Yaitu suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana manusia merasa dilahirkan kembali dalam peradaban, yaitu merindukan peradaban Yunani dan Romawi. Zaman kebangkitan inilah yang disebut permulaan zaman modern.

  'M. Rusli Karim, Agama, Modernisasi dan Sekulerisasi (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), him. 14.

  

1

  2

  Adapun modemisasi merupakan program menuju kemodernan, sebagai tolok ukumya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka modernisasi cenderung meninggalkan nilai-nilai lama (tradisional) dan diganti dengan nilai-nilai modem. Kemajuan teknologi telah mampu memperpendek jarak, persingkatan waktu dan memperdekat tempat, dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang teknologi transportasi, komunikasi dan informasi.

  Berbagai hambatan ilmiah dapat diatasi, begitu pula kesulitan- kesulitan dapat ditanggulangi, teknologi dapat memberikan banyak pilihan dalam memenuhi berbagai aspek kebutuhan hidup manusia. Dengan kata lain, dilihat dari aspek material merupakan prestasi yang telah dicapai oleh peradaban manusia saat ini. Kemajuan tersebut telah memungkinkan manusia menikmati suatu gaya hidup yang penuh kemilau2.

  Berbagai kemudahan yang disodorkan oleh modemisasi pada suatu sisi dan kehancuran pada sisi yang lain. Prof. Nugroho Noto Susanto yang dikutip oleh Dadang Hawari mengemukakan bahwa banyak orang terpukau oleh modemisasi, mereka menyangka bahwa dengan modemisasi itu serta merta akan membawa pada kesejahteraan. Padahal modemisasi yang serba gemerlap memukau itu ada gejala yang dinamakan the agony o f modernisation (azab sengsara karena modemisasi)3.

2 Ibid., him. 120.

  " Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, Cet. Ill, 1997), him. 2.

  3

  Gejala the agony o f modernisation ini tercermin dengan semakin meningkatnya angka-angka kriminalitas yang disertai dengan tindakan- tindakan kekerasan, perkosaan, perjudian, penyalahgunaan obat-obatan, narkotika, minuman keras, kenakalan remaja, prostitusi, bunuh diri, gangguan jiwa dan sebagainya.

  Melemahnya peran agama merupakan ciri menonjol dari peradaban modem. Hal ini disebabkan karena agama tidak memiliki kontribusi langsung bagi upaya mengejar kehidupan fisik material4. Manusia tidak lagi percaya pada Tuhan. seperti tercermin dalam sikap bermasa bodoh, ragu-ragu samapi pada anti sama sekali pada keberadaan Tuhan. Manusia modem sudah banyak yang tidak percaya lagi eksistensi dirinya, sehingga timbul penyakit-penyakit frustasi sampai pada bunuh diri. Bahkan juga timbul sikap kejam dengan melakukan kerusakan bumi dengan berbagai macam alasan, bentuknya seperti keserakahan, kebrutalan, sampai pembuatan bom-bom nuklir yang sangat mengancam kehidupan manusia dan lingkungan.

  Lebih lanjut, berkenaan dengan ilmu dan moral, Jujun S. Suriasumantri yang dikutip Rush Karim mengatakan: “Ilmu membuat orang jadi pandai, teknologi memberi kemudahan, namun semuanya tidak membawa bahagia, hanya sepi dan kengerian yang terbayang. Hal itu terjadi karena masing-masing pengetahuan terpisah satu dengan yang lain. Ilmu terpisah dari

  4M. Rusli Karim, op.cit., him. 120.

  4

  moral, moral terpisah dari seni, senipun terpisah dari ilmu pengetahuan, kita hanya memiliki sepotong-potong, tidak utuh”5.

  Adapun fenomena diri azab modemisasi yang dapat kita saksikan pada saat ini antara lain berupa kerusakan lingkungan alam, keretakan keluarga, maraknya tindak kriminal, terjadi konflik individu dan kelompok masyarakat, penyalahgunaan obat terlarang, dan kenakalan remaja. Maraknya mentalitas sebagai manifesati kerusakan moral manusia modem, juga telah mewamai azab modemisasi di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragam Islam.

  Terdapat banyak sekali faktor yang menyebabkan kemerosotan akhlak dewasa ini. Antara lain kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat, pendidikan akhlak tidak terlaksana sebagaimana mestinya baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat, kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang baik dan yang membawa kepada pembinaan akhlak dan sebagainya6.

  Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan akhlak itu sangat penting, dan betapa besar bahaya yang terjadi akibat kemerosotan akhlak. Dengan cara memperkuat penanaman akhlak dalam diri remaja dan masyarakat merupakan senjata yang paling ampuh untuk memerangi segala penyakit akhlak. Kitab suci A1 Qur'an dan Hadits-hadits Nabi memberikan

5 Syamsul Arifin, dkk, Spiritual Islam dan Peradaban Masa Depan (Yogyakarta: Sipress, Cel. I, 1996), him. 153.

  °Zakiyah Darojat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), him. 13.

  5

  petunjuk yang mendorong kita agar mengambil segala bentuk perbuatan yang baik dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang jelek (hina)7.

  B. Penegasan Istilah Sebelum melangkah lebih jauh, penulis memandang perlu untuk menguraikan dan menjelaskan kata-kata yang terkandung dalam skripsi di atas. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah:

1. Peranan

  Peranan adalah sesuatu yang terjadi atau yang memegang pimpinan yang utama (dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa)8. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti bagian dari tugas utama yang harus dilakukan9.

2. Pendidikan akhlak

  Pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan “Al-Tarbiyah”, yang dalam istilah tersebut telah tercakup segala kegiatan yang berupa menumbuhkan, mengembangkan, memperbaiki, mengurus, memimpin, mengawasi, serta menjaga anak didik10. Perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian vang utama11.

  7Fadhi Al-Djamali, Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1993), him. 62.

  8W.J.S. Poervvodarminta, KAMUS UMUM BAHASA IXDONESIA, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), him. 735.

  

9Dikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), him. 667.

l0Abu Tauhid, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta: Sekretariat Ketua Jurusan Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 1990.

11 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1991), him. 19.

  6

  Adapun akhlak berasal dari kata kholaqo ( t3 ^ ) dengan akar kata khuluqun ( t3 ^ ) yang berarti perangai, tabiat dan adat12.

  Sedangkan akhlak menurut istilah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas bumi13.

  Jadi yang dimaksud pendidikan akhlak adalah upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap serta perilaku seseorang melalui perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pikiran, sehingga terbentuk suatu sikap atau perilaku baik dan terpuji menurut akal maupun syara’.

  3. Mengatasi Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengatasi berarti menguasai

  (keadaan), menanggulangi14. Sedangkan yang dimaksud mengatasi dalam skripsi ini adalah bahwa pendidikan akhlak itu dapat menanggulangi dari dampak negatif peradaban modem.

  4. Dampak Dampak berarti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik positif maupun negatif15. Sedangkan yang dimaksud dampak dalam skripsi ini adalah pengaruh kuat dalam peradaban modem yang mendatangkan akibat negatif bagi manusia.

  

12Muslih Nurdin, dkk, Moral dan Kognisi Islam, (Bandung: CV. Alfabeta. 1993), him. 205.

  "Ibid., him. 206. l4Dikbud. op.cit., him. 55.

  15Ibid., him. 183.

  7

  5. Negatif Negatif berarti kurang baik, kurang pasti'0. Menyimpang dari ukuran umum, sedangkan yang dimaksud disini adalah pengaruh kuat dari peradaban modem yang mendatangkan akibat negatif (pengaruh yang menyimpang) bagi kehidupan manusia.

  6. Peradaban Modem Peradaban mengandung konotasi mengajar manusia hidup dalam suatu masyarakat yang beradab, berperikemanusiaan, bersusila, berdisiplin, dan sebagainya sesuai dengan derajat manusia sebagai makhluk yang mulia dan tinggi17 8 . Malik bin Nabi mendefinisikan sebuah peradaban sebagai himpunan faktor-faktor tertentu yang bersifat materi maupun non materi yang memberi kemampuan kepada suatu masyarakat tertentu untuk memberikan jaminan sosial kepada seluruh anggota masyarakat sehingga mereka bisa meningkatkan diri .

  Sedangkan modem berarti 'oatu, mutakhir, sikap dan cara berpikir serta betindak sesuai dengan tuntutan zaman19 2 . Peradaban barat modem ini lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat kekinian dan kedisinian atau keduniawian dan kurang sekali memperhatikan hal-hal yang bersifat lebih mendalam dan langgeng .

  '6Ibid., him. 611.

  ,7Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2004), him. 3. l8Malik bin Nabi, Mengembangkan Dunia Baru Islam (Terj.), (Bandung: Mizan, Cet. I, 1994), him. 173. l9Dikbud, op.cit., him. 589.

  20M. Rusli Karim, Agama: Modernisasi dan Sekulerisasi, (Jogjakarta: Tiara Wacana, 1994), him. 144.

  8 Dari uraian di atas, maka skripsi yang berjudul "PERANAN

  PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGATASI DAMPAK NEGATIF PERADABAN MODERN” adalah upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap serta perilaku seorang akibat pengaruh negatif dari peradaban modem.

  C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa saja dampak negatif peradaban modem bagi kehidupan manusia?

  2. Bagaimana peranan pendidikan akhlak dalam mengatasi dampak negatif peradaban modern?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan penelitian

  a. Untuk mengetahui dampak negatif peradaban modem bagi kehidupan manusia b. Untuk mengetahui lebih jauh peranan pendidikan akhlak dalam mengatasi dampak negatif peradaban modem.

  2. Kegunaan penelitian

  a. Dari segi teoritis, diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang mampu memperkaya wawasan pengetahuan mengenai peranan pendidikan akhlak dalam mengatasi dampak negatif peradaban modern

  9

  b. Dari segi praktek pendidikan, diharapkan dapat mengembangkan pemikiran tentang pentingnya pendidikan akhlak dalam mengatasi dampak negatif peradaban modern

  c. Dari segi kepustakaan, diharapkan dapat menjadi karya ilmiah yang dapat menambah koleksi pustaka Islam yang bermanfaat.

E. Telaah Pustaka

  Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungan dengan skripsi ini, antara lain: buku karangan Rahmad Djatmiko yang berjudul " membahas tentang kedudukan akhlak bagi manusia,

  "Sistem Etika Islam

  pengertian akhlak dan ilmu akhlak, lapangan etika, adat kebiasaan, beberapa masalah dalam etika, serta hak dan kewajiban yang meliputi hak dan kewajiban kepada diri sendiri, kepada Allah, dan kepada sesama manusia.

  Dalam bukunya yang berjudul Menuju Kesempurnaan Akhlak, Ibnu Maskawaih membahas tentang pendidikan akhlak rasional yang bisa membawa konsekuensi bagi pertumbuhan kreatifitas dan inisiatif. Imam A1 Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin jilid III, membahas tentang adab kehidupan dan akhlak kenabian, pengajaran pengadaban oleh Allah SWT, akhlak dan adab kesopanan. Dalam buku yang beijudul Sistem Etika Islam,

  Rahmad Djatmiko membahas tentang kedudukan akhlak bagi manusia, pengertian akhlak dan ilmu akhlak, lapangan etika, adat kebiasaan, beberapa masalah dalam etika serta hak dan kewajiban kepada diri sendiri, kepada Allah dan kepada sesama manusia.

  10

  Buku karya M. Rusli Karim dengan judul Agama, Modernisasi dan

  

Sekulerisasi mengungkap tentang kecenderungan manusia modem mengarah

kepada kehidupan keserbabendaan (material).

  Sedangkan agama hampir dapat dipastikan akan mengalami dampak yang cukup mengancam kelangsungan hidupnya. Sekulerisme besar-besaran menggusur ikatan yang bersifat suci dan transenden, sehingga kepercayaan kepada agama semakin luntur, bahkan kadar keagamaan dapat menghilang sama sekali dalam pergaulan sehari-hari. Manusia Indonesia saat ini sedang mengalami proses industrialisasi dan sekulerisasi yang sulit dihindari. Ini sangat bertentangan dengan jati diri kita yang bersifat sosio-religius. Penulis buku ini mengajukan beberapa solusi yang dapat digunakan agar manusia dapat menempatkan diri secara lebih arif dalam proses globalisasi, modernisasi atau industrial isasi, sehingga julukan sebagai manusia sosio-religius tetap dapat dipertahankan.

  Sementara penelitian yang akan penulis lakukan lebih memfokuskan pembahasan kepada peranan pendidikan akhlak dalam mentasi dampak- dampak negatif dari peradaban modem. Pembahasannya meliputi, dampak peradaban modem bagi manusia, pentingnya akhlak bagi kehidupan manusia dan pendidikan akhlak sebagai pengendali dari dampak negatif peradaban modern, dengan mengetengahkan peranan lembaga-lembaga pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

  11

  F. Metodologi Penelitian Dikarenakan penelitian ini beijenis penelitian perpustakaan, maka data-data yang penulis kumpulkan berupa data literer21, yaitu data yang diperoleh dari sumber tertulis, seperti buku-buku, majalah, dan lain-lain.

  1. Sumber Data

  a. Sumber primer, yaitu sumber informasi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan data atau penyimpanan data yang berupa karya Ibnu Miskawaih yang berjudul Menuju

  Kesempurnaan Akhlak, M. Rusli Karim yang berjudul Agama, Modemisasi, dan Sekulerisasi.

  b. Sumber sekunder, yaitu data tidak langsung yang diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya22. Antara lain adalah karya Imam Ghazali buku karangan Rahmad Djatmiko berjudul Sistem

  Ih ya ’ ‘Ulumuddin, Etika Islam, Malik bin Nabi beijudul Mengembangkan Dunia Barn Islam (Terj.).

  Pendekatan 2.

  Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan paedagogis-

  sosiologis kultural yaitu pendekatan yang menuntut adanya pandangan

  bahwa manusia didik adalah makhluk Tuhan yang dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial kultural sekitar sehingga tidak

  2 i M. Ali, Penelitian Kependidikan; Prosedur dan Strategi, (Bandung: PN. Angkasa, 1987), him. 42.

  

22Saifudin A.zwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. II), him. 44.

  12

  menimbulkan problem23. Metode ini digunakan untuk menganalisa pendidikan akhlak yang dapat dijadikan sebagai sarana atau alat untuk mengatasi dampak negatif peradaban modern.

  3. Metode Pembahasan Dalam pembahasan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu analisis yang berangkat dari mendeskripsikan realitas fenomena sebagaimana adanya yang terpisah dari persepsi subyektif24 2 .

  5

  4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Deskripsi data

  Yaitu menguraikan secara teratur mengenai objek masalah23. Dalam hal ini penulis melakukan pemaparan dan penjabaran terhadap fakta- fakta dari data-data yang diperoleh mengenai objek masalah.

  b. Analisis Data Seluruh data akan dianalisis secara kuantitatif. Dalam hal ini penulis mengadakan pemeriksaan secara konsepsional atas makna yang ada dalam istilah atau konsep, sehingga dapat dikemukakan tentang makna dan konsep tersebut. Teknik analisis data ini menggunakan metode berpikir: 23M.D. Arifin, Kapita Selekla Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet.

  Ill, 1993), him. 122.

  24Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Serasih. 1999). him. 90.

  25Winamo Surahmadi, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), him. 133.

  13

  1. Metode deduktif, yaitu pola pemikiran yang berangkat dari suatu peristiwa yang umum kemudian ditarik suatu generalisasi yang bersifat khusus26. Metode ini penulis gunakan untuk mengungkap pendidikan akhlak secara umum kemudian diarahkan untuk mengatasi dampak negatif peradaban modern.

  2. Metode induktif, yaitu anaiisis yang berpijak pada fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan ditemukan pemecahan yang bersifat umum27. Metode ini penulis gunakan untuk menganalisis adanya kemerosotan akhlak akibat dampak negatif peradaban modem dan kemudian dicari solusinya, yaitu dengan cara menerapkan pendidikan akhlak.

G. Sistematika Pembahasan

  Agar mudah dibaca dan dipahami maksudnya, pembahasan skripsi ini penulis susun dalam sistematika sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian, sistematika pembahasan.

  Bab II membahas tentang pendidikan akhlak, terdiri dari pengertian pendidikan akhlak, dasar dan sumber pendidikan akhlak dan tujuan pendidikan akhlak.

26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), him. 36.

  27Ibid, him. 46.

  14

  Bab III membahas tentang peradaban modern, meliputi peradaban modem, sejarah lahimya peradaban modem dan gejala peradaban modem. Bab IV berisi tentang pendidikan akhlak dalam mengatasi dampak negatif peradaban modem, meliputi dampak peradaban modem bagi kehidupan manusia, pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia dan pendidikan akhlak sebagai pengendali dari dampak negatif peradaban modem.

  Bab V berisi penutup, meliputi kesimpulan, saran dan kata penutup.

  

B A B II

PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pengertian Akhlak

  Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), kata akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jam ak dari kata khuluk. Khuluk dalam kamus A l M unjid berarti budi pekerti, tingkah laku. Jika dipandang dari sudut terminologi, ada beberapa tokoh yang memberikan definisi tentang akhlak, antara lain: a. Menurut Imam Ghozali dalam kitab Ihya ’ Ulumuddin,

  “A1 khulk ialah sifat yang tertanam di dalam jiw a yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan”28 2 9 .

  b. Ahmad Amin Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang lain, menyatakan tujuan yang harus diperbuat.

  c. Asmara A.S.

  Akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiw a dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa 28Imam A1 Ghazali, Ih y a ’ Ulumuddin, (Semarang: Asy Syifa, 1992), him. 26.

  16

  memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul tingkah laku yang baik dan terjadi menurut syariat dan akal pikiran, maka itu dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebut budi pekerti yang tersesat.j0 d. Herman H. Hornen

  H.M. Arifin mengutip pendapat Herman H. Hornen bahwa pendidikan harus dipandang sebagai proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, antar sesama manusia. dengan tabiat yang tinggi3

  31. Dari berbagai definisi di atas dapat dirumuskan bahwa akhlak menjelaskan yang baik itu adalah baik, yang buruk itu adalah buruk, sehingga manusia dapat mengisi dalam dirinya dengan sifat-sifat yang terpuji serta menjauhkan sifat-sifat yang tercela. Melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi segala larangan yang sesuai dengan norma masyarakat dan hukum Allah yang semuanya dilandasi dengan iman, Islam, ikhsan, dan taqorub kepada Allah SWT.

  Tingkah atau perilaku, perubahan watak, sikap, tabiat atau karakteristik yang muncul pada diri manusia adalah disebut dengan kesusilaan. Sedangkan kesusilaan menurut artinya adalah keseluruhan berbagai kaidah dan pengertian yang menentukan mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap durhaka dalam segolongan manusia di dalam masyarakat. Dengan kata lain kesusilaan menunjukkan makna aturan-aturan dasar hidup yang lebih baik dan mulia.

  

30Asmaran A.S, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), him .3.

  17

  Kesusilaan adalah memberikan arahan, bimbingan tentang perilaku yang baik agar manusia hidup sopan sesuai dengan norma-norma, moral atau tata susila.

  Sebagaimana telah kita ketahui agama Islam bukan semata-mata hanya membawa ajaran tentang ibadah dan aqidah saja, tetapi Islam diturunkan sebagai agama rohmatan lil ‘alam in (rahmat bagi seluruh umat).

  Ajaran-ajaran bersifat universal, lengkap, dan sempurna bukan sekedar diperuntukkan bagi satu kaum dan jam an tertentu saja, akan tetapi untuk seluruh umat manusia sepanjang sejarah.

  Islam merupakan petunjuk pada jalan yang lurus dan benar bagi umat manusia untuk menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam memberikan pelajaran-pelajaran tentang cara menjalani kehidupan dunia ini dengan baik dan benar.

  B. D asar Pendidikan A khlak Karena pendidikan akhlak adalah bagian integral pendidikan Islam, maka dasar pendidikan akhlak sama dengan dasar pendidikan Islam, yakni A1

  Qur'an dan A1 Hadits.

  1) A1 Qur'an Di sini penulis cantumkan ayat-ayat A1 Qur'an yang menerangkan tentang nilai-nilai akhlak antara lain: a. Ayat yang menerangkan tentang Nabi Muhammad adalah sebagai teladan budi pekerti yang luhur.

  18

  “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q.S A1 Qalam;4).32

  b. Ayat yang menerangkan so pan santun terhadap Allah dalam keyakinan dan beribadah.

  & \j

  i i ^ ti

  ( ^ r p k i s

  / / /

  “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar” (Q.S Lukman 13).33

  2) A1 Hadits Di sini penulis cantumkan Hadits yang menjadi dasar akhlak Islam antara lain: a. A1 Hadits yang menjelaskan tentang budi pekerti terhadap ibu dan bapak.

  ^ / A

  a j a wL*P- ^>1 ,'«-£■

  ALP N* UI

  

   ib» J i L i - i j i d i y J l } 4 ^ 2»i ^

  

   “Hadits dari Abi Abdurahman Abdilah bin M as’ud ia berkata, saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW, amal perbuatan apa yang paling disenangi oleh Allah? Rasulullah menjawab, sholat pada waktunya, (lalu) aku bertanya, kemudian apa? Rasul menjawab berbakti kepada ibu bapak”(HR. Bukhori Muslim).34

32Kelompok Gem a Insani, A l Qur'an dan Terjemah, (Jakarta: A1 Huda , 2005), him. 565.

  33Ibid., him. 413.

  19

  b. Hadits yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad S.A.W. diturunkan ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak. j p

  "Sesungguhnya N abi Muhammad sditurunkan kemuka bumi untuk menyempurnakan Akhlak " C . Tujuan Pendidikan Akhlak

  Sebagai aktifitas yang bergerak dalam proses pendidikan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan.

  Di samping harus mempunyai dasar, pendidikan Islam harus mempunyai tujuan. Tujuan adalah sarana yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.35 M aka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tingkatan-tingkatan, maka tujuanpun bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan.36 Adapun tujuan dari pendidikan akhlak adalah sebagai berikut:

  1) Untuk menjadikan manusia, orang yang berkelakuan baik terhadap Tuhan, manusia, lingkungan.37 Pendidikan diberikan kepada manusia agar menjadi orang yang menghambakan Allah. Yang dimaksud menghambakan diri pada Allah

  ' 5Depag, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi, 1982), him. 28.

  36Ibid, him. 28.

  20

  adalah beribadah pada Allah. Karena manusia adalah makhluk sosial yang mana antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Oleh sebab itu dengan pendidikan akhlak manusia akan mengerti betapa pentingnya hidup rukun damai dan aman serta betapa pentingnya menjaga kelestarian alam untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri. 2) Untuk membedakan dengan makhluk lainnya dan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna .

  M anusia adalah makhluk yang paling sempum a dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Karena manusia diberikan akal pikiran dan diberi nafsu. Manusia harus menggunakan akal pikiran untuk dapat menggali potensi alam. Ini agar bermanfaat bagi semua, dan dengan akal pula manusia dapat mencapai tujuan hidup. Serta dapat mengendalikan nafsu agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan syaitan. Karena apabila manusia tidak dapat mengendalikan nafsunya maka tidak ada bedanya dengan hewan.

  3) Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan yang buruk, agar manusia dapat memegang teguh sifat-sifat yang baik dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang jahat.3

  8 Dengan pendidikan, manusia dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk, serta manusia dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari apa yang diperbuat olehnya. M aka pendidikan ditujukan untuk membentuk orang-orang yang beramal baik, sopan dalam

  39

38 Zakiyah Darojat, op. cit, him. 57.

  21

  bicara, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempuma, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci.40 Selain tujuan yang telah dijelaskan, sesungguhnya tujuan kehidupan manusia, sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an adalah mengesakan dan menyembah Allah. Mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya dan memakmurkan alam semesta ini sesuai dengan syariat yang telah ditetapkannya41. Dalam Al Qur'an Allah berfirman: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku. (Q.S. Adz Dzariyat: 56).

D. Peranan Akhlak

  Manusia adalah makhluk bio sosial, oleh sebab itu hidupnya tak dapat terlepas dari kehidupan bersama manusia lainnya dan dengan sendirinya manusia itu memasyarakatkan dirinya menjadi satu lebur dalam kehidupan bersama. Maka apapun yang dibuatnya dapat mempengaruhi dan akan mempunyai makna bagi masyarakat pada umumnya dan sebaliknya apapun yang terjadi di masyarakat akan dapat mempengaruhi perkembangan tiap individu yang ada di dalamnya.

  Seperti diceritakan, manusia pertama yaitu Adam yang telah ditakdirkan untuk bersama dengan manusia lain yaitu istrinya yang bernama

  40Mohd. Athiyah Al Abrosyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), him. 104.

  41Kelompok Gema Insani, op.cit, him. 524.

  22 Hawa. Banyak cerita tentang manusia yang hidup sendiri. Akan tetapi

  pengaruhnya tak dapat membuat suatu penyelesaian tentang hidup seorang diri tadi. Maka muncul tokoh Freeday sebagai teman Robinson Crauss. Walaupun temannya itu seorang pria juga, perasaan tentang kehidupan bersama.

  Dalam pergaulan hidup bersama antara manusia akan terjadi interaksi sosial dan hal ini merupakan syarat utama terjadinya aktivitas- aktivitas sosial.

  Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang, perseorangan, dan antar kelompok manusia.

  Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat ini, mereka saling mengatur, saling berbicara, berjabat tangan, atau bahkan berkelahi.

  Aktivitas semacam ini merupakan bentuk-betntuk interaksi sosial.

  Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara, tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar adanya perubahan dalam perasaan yang disebabkan oleh sesuatu.42 Kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlaknya.

  Selama bangsa-bangsa itu masih memegang norma-norma, akhlak dan kesusilaan dengan teguh dan baik, maka selama ini bangsa tersebut jaya dan bahagia.

  Ketinggian budi pekerti yang terdapat pada seseorang, menjadikan orang itu dapat hidup bahagia dan sebaliknya apabila manusia buruk akhlaknya, kasar tabiatnya, buruk prasangkanya pada orang lain, maka hal itu

  42Asmara AS. M.A, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada

  23

  pertanda orang tersebut hidup resah sepanjang hidupnya, karena ketiadaan keserasian dan kehormatan dalam pergaulan sesama manusia lain.

  Pelajaran akhlak bertujuan mengetahui perbedaan bagian manusia yang baik dan buruk agar manusia dapat memegang teguh sifat-sifat yang baik dan menjauhi sifat-sifat yang jahat sehingga tercapailah tata tertib pergaulan di masyarakat, dimana tidak ada benci-membenci. Oleh karena itu, pendidikan akhlak bertujuan tidak mendudukkan manusia sebagai makhluk-makhluk lainnya. Sebagai individu manusia tidak dapat memisahkan diri dari masyarakat, dia mempunyai tugas tertentu dalam masyarakat yaitu tugas yang harus dilaksanakan untuk keselamatan dan kemaslahatan masyarakat itu.

  Jika setiap orang sadar dan mau menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing maka akan tercapailah masyarakat yang adil dan makmur yang akan membawa kebahagiaan diri dan masyarakat.

  Firman Allah dalam surat Az Zumar 18: “Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang baik-baik mereka ialah orang-orang yang dipimpin oleh Allah, dan merekalah orang- orang yang berpikir sehat. (QS. Az Zumar: 18)43.

  Adalah menjadi kewajiban setiap orang mukmin untuk menciptakan lingkungan yang baik, hal ini bermula dari diri sendiri jik a tiap pribadi mau memperlihatkan tingkah laku mulia akan terciptalah masyarakat yang aman dan bahagia. Sifat benar umpamanya, akan melahirkan kestabilan dan

  43Kelompok Gem a Insani, op.cit, him. 460. kebahagiaan dalam masyarakat, karena masing mempercayai antara yang satu dengan lainnya, sifat lx sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusi antara golongan satu dengan golongan yang lain.

  Kadang orang lain, diri sendiri hingga tidak lembah kehinaan yang sangat merugikan kepada dirinya dan orang lain. Allah SWT bersumpah dalam A1 Qur'an bahwa semua manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang bersifat dengan dasar akhlak yang luhur, yaitu:

  Orang yang beriman sebenarnya kepada Allah Orang yang melaksanakan amalan-amalan sholeh Orang yang suka menolong antara yang hak dan yang bathil - Orang yang suka menolong atau berpesan mewujudkan kesabaran pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

  Jika empat dasar akhlak yang luhur di atas telah tertanam pada setiap pribadi, hingga menjadi sifat dan tabiat dari pribadi-pribadi dalam masyarakat dan bangsa, insya Allah bangsa itu akan hidup tenang damai dan sejahtera.

BAB III RUANG LINGKUP PERADABAN MODERN A. Pengertian Peradaban Modern Sebelum mengartikan tentang peradaban modem, penulis terlebih

  dahulu akan mengidentifikasikan tentang apa yang dimaksua dengan peradaban itu sendiri, yang kadang-kadang menimbulkan kerancuan makna apabila disejajarkan dengan istilah kebudayaan. Peradaban adalah bentuk lahir dari perilaku manusia sebagai hasil dari dorongan kebudayaan yang berangkat dari akal, batin, dan telah melalui proses pendidikan44.

  Peradaban berasal dari kata ‘adab’, yang artinya kesopanan, kehormatan budi bahasa, etika45. Peradaban adalah seluruh kehidupan untuk kegunaan praktis, sebaliknya kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam hubungannya dalam masyarakat46.

  M odem berasal dari kata bahasa Inggris ‘modem’ yang artinya terbaru, mutakhir atau sikap cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jam an47. M odem adalah suatu perubahan-perubahan pemikiran, sikap, dan watak yang bersifat modem (maju)48.

  44Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2004), him. 3.

  45Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), him. 13.

  Al>/bid., him. 14.

41 Ibid., him. 234.

  48Rohadi Abdul Fatah, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),

  26

  Peradaban modern adalah perubahan dunia secara terus menerus yang harus diciptakan oleh manusia seperti halnya ia harus bernafas atau makan.

  Dengan demikian peradaban itu telah muncul sejak manusia hidup di bumi dan terus berkembang sampai sekarang yang disebut dengan peradaban modern.

  Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta ‘budaya’, bentuk jam ak dari ‘b u d d h i\ yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal49.

  Koentjaraningrat mengidentifikasikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatanan kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat30. Menurutnya kebudayaan paling tidak ada tiga wujud:

  1) Wujud Ideal Yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya.

  2) Wujud Kelakuan Yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas kelakuan berpola dari manusia dan masyarakat.

  3) Wujud Benda Yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil sejarah.

  Koentjaraningrat, Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, (Jakarta: -jram edia, 1992), him. 12. h i m . 1 1 .

  50 fbid.,

  27

  Dengan demikian modern ialah masyarakat yang di dalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang maju dan merata, serta merata dalam bentuk kelembagaannya maupun jum lah dan tingkat yang terdidik dalam pendidikan. Maju dan modern hanya akan ditempatkan dalam masyarakat yang maju serta modern pula, sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan atau tetap terbelakang, tidak saja dari segi intelektual, akan tetapi juga dari segi sosiokultural. Begitu pula jika penyelenggaraan dan sistem pendidikan di masyarakat bersifat pasif dan konserfatif, maka masyarakat yang dihasilkanpun kurang produktif dan aktif51.

  Menurut H.M. Wajiz Anwar, modem dapat dihubungkan dengan tiga pengertian atau persoalan: a. M odem berhubungan dengan periode jaman dalam sejarah dunia, yaitu jam an modem b. M odem berhubungan dengan pemikiran-pemikiran Barat yang lahir di era

  Barat bersamaan pemikiran-pemikiran baru yang lahir di Eropa Barat bersama periode sejarah yang disebut “modem” c. M odem berhubungan dengan penemuan-penemuan baru di bidang kebutuhan hidup yang membuat negara-negara atau bangsa maju.

  Dengan demikian kata m odem mempunyai tiga pengertian melalui adanya kemajuan taraf perkembangan kehidupan manusia.

  28

B. Sejarah modern

  M odem pada mulanya merupakan tradisi di Barat, kemudian diterima di umum sehingga mengglobal sedunia. Bahkan sejarah dunia terbagi menjadi tiga periode:

  1) Jaman purba, bermula dari waktu yang tidak dapat ditentukan secara pasti dan berakhir pada abad 6 SM bersamaan dengan munculnya agama Islam.

  Jaman ini didominisir oleh bangsa Mesir Kuno. Babilonia, Tiongkok Purba, kemudian Yunani dan Romawi

  2) Jaman pertengahan, bermula sejak lahirnya agam a Islam hingga berhasilnya Columbus menemukan benua Amerika dari abad VI hingga permulaan abad XVI. Jaman ini didominisir oleh sejarah Islam di Timur dan agam a Katolik di Barat. Jaman ini oleh orang Barat disebut abad kegelapan dibanding dunia Islam yang maju

  3) Jaman modem, bermula sejak lahirnya abad XV atau permulaan abad XVI hingga sekarang. Jaman ini bagi Eropa adalah abad-abad kejayaan52 5 .