PELAKSANAAN MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP NURUL AMAL KENTENG KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

  

PELAKSANAAN MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN

DI MADRASAH TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP

NURUL AMAL KENTENG KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  \ Oleh NUR SAID

  

NIM 11110102

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

  

MOTTO

      

   

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (

  Q.S Al An‘am 162)

  (

  Al Qur‘an dan Terjemah, 1992: 216)

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini untuk:

  1. Ayahku Bapak Soleh yang selalu memberi arahan,kasih sayang, bimbingan dan motivasi.

  2. Ibuku Siti Mukaromah yang selalu sabar merawat, mendidikku, memberikan kasih sayang, motivasi dan dukungan sampai saat ini.

  3. Keluarga besarku yaitu adik-adik kandungku (Dik Fifa dan Dik Lala) yang selalu memberi dukungan moril.

  4. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yaitu Mas Alwi, Pak Shine, Bang Titih, Mbak Kiki, Mbak Bibah, Mas Fandra, Mas Pras, Mbak Ninit, Mbak Penor, Mbak Iim, Mas Senthot, Didik, Jarwati, Mas Andri, Usna, Bang Reza, Bnag Fauzi, Pak Bambang dan keluarga besar HMI Cabang Salatiga lainnya, yang selalu memberikanku semangat berjuang dan selalu menemaniku di saat sedih dan duka ketika di kampus.

  5. Teman-temanku di kampus yaitu kelas PAI C angkatan tahun 2010, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya di STAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Fatchurrahman, M.Pd. , sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Ibu Muna Erawati, M.Si., selaku pembimbing akademik

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Kepala sekolah, guru, dan siswa MTs PSA Nurul Amal yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  8. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 16 Februari 2015 Penulis Nur Said

  

ABSTRAK

Said, Nur. 2015 Pelaksanaan Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren di Madrasah

Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal Kenteng Kecamatan Bandungan

  Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015. Pembimbing Fatchurrohaman M.Pd. Kata kunci: Manajemen, Sekolah, Pesantren Satu Atap

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan manajemen sekolah berbasis pesantren di MTs Pesantren Saatu Atap Nurul Amal. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah pelaksanaan Manajemen yang ditinjau dari manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, serta manajemen tenaga kependidikan di MTs PSA Nurul Amal, (2) faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan manajemen sekolah berbasis pesantren, (3) upaya yang dilakukan dalam meningkatkan manajemen sekolah berbasis pesantren.

  Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah, Wakabid Kurikulum, Wakabid Kesiswaan, Bendahara, Wakabid Sarana dan Prasarana, serta Kepala Bidang Personalia.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa manajemen kurikulum telah dilaksanakan, realitasnya terlaksana program pembelajaran, dilakukan pengawasan, serta terlaksananya proses pembelajaran sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan kepada guru pengajar. Manajemen kesiswaan telah dilaksanakan sessuai yang direncanakan, hal ini tergambar dengan adanya program penerimaan siswa baru dan berjalannya kegiatan ekstrakurikuler. Manajemen keuangan telah dilaksanakan, dengan mengatur segala pemasukan dan pengeluaran. Manajemen personalia yang dilaksanakan termasuk kategori sudah baik. Manajemen sarana dan prasarana sudah termasuk kategori baik, karena beberapa fasilitas madrasah sudah terpenuhi.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.......................................................................... i ii HALAMAN BERLOGO ……….......................................................

  HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iv DEKLARASI...................................................................................... v MOTTO............................................................................................... vi PERSEMBAHAN.............................................................................. vii KATA PENGANTAR........................................................................ viii ABSTRAK.......................................................................................... x DAFTAR ISI...................................................................................... xi DAFTAR TABEL.............................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................

  1 B. Rumusan Masalah...........................................................

  6 C. Tujuan Penelitian............................................................

  7 D. Kegunaan Penelitian.......................................................

  8 E. Penegasan Istilah.............................................................

  9 F. Metode Penelitian...........................................................

  10 G. Sistematika Penulisan Skripsi.........................................

  17

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembaga Pendidikan Islam...........................................

  20 B. Sekolah Berbasis Pesantren...........................................

  29 C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren..........................................

  56 D. Upaya dalam Meningkatkan Manajemen seklah...........

  60 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi dan Objek Penelitian........................

  63 B. Pelaksanaan Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren...

  73 C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren di MTs PSA Nurul Amal Kenteng....

  81 D. Upaya Dalam Meningatkan elaksanaan Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren.............................................

  82 BAB IV PEMBAHASAN

  A. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal.......................................

  84 B. PelaksanaanManajemen Kesiswaan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal......................................

  87 C. Pelaksanaan Manajemen Keuangan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal.......................................

  90 D. Pelaksanaan Manajemen Sarana Prasarana Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal.....................

  91

  E. Pelaksanaan Manajemen Personalia Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal.......................................

  92 F. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal.....................................

  94 G. Upaya Dalam Meningkatkan Pelaksanaan Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal ……………………….

  95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................

  97 B. Saran-saran......................................................................

  99 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................. 102

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Prestasi Akademik dan Nonakademik ............................

  67 Tabel 3.2 Sarana Prasarana..............................................................

  68 Tabel 3.3 Mebeler............................................................................

  69 Tabel 3.4 Keadaan Barang...............................................................

  69 Tabel 3.5 Sarana Olah Raga.............................................................

  70 Tabel 3.6 Labolaturium.................................................................

  70 Tabel 3.7 Buku Perpustakaan..........................................................

  70 Tabel 3.8 Lingkungan Fisik Dan Madrasah....................................

  70 Tabel 3.9 Kualifikasi Guru.............................................................

  71 Tabel 3.10 Data Jumlah Siswa..........................................................

  71 Tabel 3.11 Struktur Organisasi Madrasah........................................

  71

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang tidak lepas dari semua individu di

  dunia ini. Dengan pendidikan maka tingkat kepandaian dan kemampuan setiap orang akan meningkat. Pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mendapatkan sorotan, baik dari pemerintah maupun pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan aspek pendidikan. Pada mulanya pertumbuhan pendidikan selalu berawal dari bentuk pembelajaran yang terselenggara di masyarakat dalam bentuk informal atau sistem pembelajaran tradisional.

  Wujud pendidikan yang ada mengikuti dalam kehidupan sehingga prosesnya bercorak simbiosis yaitu menyatu dengan hidup dan interaksi sosial.

  Kemajuan pendidikan saat ini menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Indikatornya adalah muncul sekolah-sekolah baru yang menawarkan berbagai kelebihan dalam membekali setiap peserta didik. Sekolah atau satuan pendidikan semacam itu memiliki perbedaan dalam hal metode dan media pembelajaran, serta memiliki komitmen dan kesungguhan dalam mewujudkan transformasi pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan pendidikan secara hierarki. Konsep pendidikan semacam itu, nyatanya lebih diminati dan terbukti kualitas yang dihasilkan berdasar konsep pendidikan di atas outputnya, jauh berbeda dari pendidikan konvensional yang selama ini ada. Beranjak dari fenomena di atas, maka perlu adanya evaluasi dan pembenahan secara menyeluruh terhadap satuan pendidikan yang masih memberlakukan sistem dan metode pendidikan konvensional tersebut. Jika tidak, bukan hanya satuan pendidikan tersebut yang harus siap tertinggal dan tidak ada yang meminatinya. Jauh dari itu, tujuan awal untuk menciptakan peserta didik yang berkarakter sebagaimana yang diharapkan justru tidak dapat diwujudkan.

  Fenomena pendidikan yang menampilkan wajah keberagamaan utamanya islam, kini mulai marak, berkembang dan populer di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Fenomena pendidikan itu mewujud dalam bentuk penggabungan antara pendidikan formal serta informal yang terbalut dalam satu bingkai lembaga atau satuan pendidikan. Atau boleh di katakana dengan bahasa yang lain yaitu pendidikan yang mengintegrasikan (Integrated

  

Education) antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Bentuk

  pendidikan terintegrasi itu bisa di lihat dari pendidikan pesantren atau yang populer disebut Boarding School. Pendidikan yang popular secara umum di Indonesia. Model pendidikan yang menggabungkan antara pendidikan umum dan agama, namun pada sisi luar, orang menganggap nuansa agama sangat kental.

  Era modernisasi seperti saat ini dimana proses interaksi sosial berjalan semakin meningkat cepat, tingkat mobilisasi masyarakatpun semakin tinggi.

  Maka, diharapkan pendidikan pun mampu menjawab tantangan hadirnya dunia baru yang semakin akseleratif dengan berbagai macam konsekuensi di dalamnya. Pendidikan perlu sekiranya menampilkan kesan modern dan juga kesan religious

  —islamis. Mengapa Islami, sebab karakter yang telah krisis seperti saat ini mampu dijawab oleh penanaman pendidikan agama khususnya karakter Islam. Sering dijumpai maraknya sekolah Islam terpadu baik dasar maupun menengah yang berkembang di Indonesia akhir-akhir ini, tidak lain adalah sebagai salah satu jawaban atas kegelisahan masyarakat terhadap harapan terwujudnya pendidikan yang baik. Yang pada intinya, pendidikan semacam ini mampu mengkolaborasikan antara pendidikan berlatar formal maupun informal.

  Lembaga pendidikan setidak-tidaknya mampu memberikan bekal pengetahuan dan kecakapan terhadap peserta yang dididik. Pemberian informasi serta pengetahuan itupun semata-mata tidak melulu saklek pada teks yang tertulis, namun perlu disesuaikan dengan perkembangan peradaban jaman. Dalam Suprayogo dan Tobroni dikemukakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan oleh fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu, mencari dan berpihak pada hal kebenaran. Di samping itu manusia juga memiliki sikap hanif (akal budi) yaitu keinginan yang tidak terbatas untuk menggapai yang terbaik dalam kehidupanya. Tuntunan fitrah dan hanif manusia tersebut dapat terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan yang sistematis dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi teknologi (Suprayogo dan Tobroni, 2003:3).

  Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan, dan pendidikan lainnya yang sejenis dalam bidangnya. Di Pesantren, tempat dimana para santri menetap atau bermukim. Di lingkungan Pesantren, disebut dengan istilah Pondok. Dari sinilah timbul istilah Pondok Pesantren. Ditinjau dari segi historisnya, Pondok Pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua yang ada di Indonesia. Pondok Pesantren sudah dikenal jauh sebelum Negara Indonesia merdeka, bahkan sejak islam masuk ke Indonesia terus tumbuh dan berkembang di dunia pendidikan pada umumnya. Sebagai lembaga pendidikan yang sudah lama berkembang di Indonesia, Pondok Pesantren selain telah berhasil membina dan mengembangkan kehidupan beragama di Indonesia, juga ikut berperan dalam menanamkan rasa kebangsaan ke dalam jiwa rakyat Indonesia, serta ikut berperan aktif dalam upaya mencerdaskan bangsa.

  Sesuai dengan salah satu tujuan Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan inilah suatu wujud yang ingin dicapai untuk membangun sumber daya manusia yang lebih maju dalam masa globalisasi ini.

  Berbicara mengenai SDM, sebenarnya dapat dilihat dari kedua aspek, yakni kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah SDM yang umumnya dapat dianggap kurang penting kontribusinya terhadap pembangunan masyarakat, dibandingkan aspek kualitas. Bahkan kuantitas SDM tanpa disertai kualitas yang baik, akan menjadi beban pembangunan itu sendiri. Sedangkan kualitas menyangkut mutu SDM, yang berkaitan dengan kemampuan, baik kualitas fisik maupun kualitas non-fisik (kecerdasan dan mental). Karena itu, untuk kepentingan pembangunan, maka kualitas SDM merupakan prasarat utama.

  Untuk mendapatkan kualitas serta kuantitas sumber daya manusia yang mumpuni sebagaimana yang telah tertulis di atas. Maka, sangat diperlukan adanya sistem tata kelola yang baik, manajemen yang terarah, sistematis serta produktif. Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upaya yang terbaik melalui tindakan yang telah diputuskan sebelumnya. Hal tersebut meliputi segala pengetahuan yang mana harus di laksanakan.

  Sejalan dengan itu, manajemen pengelolaan yang ada relevansinya dengan lembaga, institusi, instansi maupun satuan pendidikan perlu ditata sedemikian rupa hingga mampu menciptakan iklim yang terintegrasi satu sama lain. Manajemen yang berbasis sekolah perlu betul-betul diarahkan kepada manajemen yang efektif dan tepat sasaran guna menyasar pada pencapaian pendidikan yang transformative sesuai pada prinsip pengajaran pesantren.

  Ada suatu hal yang menarik untuk diteliti bahwa belum tentu sekolah- sekolah yang berada di bawah pemerintah atau sekolah yang berstatuskan negeri akan menjadi sekolah favorit bagi masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya. Kenyataan pada masa kini banyak sekolah swasta yang menjadi sekolah favorit yang didambakan orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Karena sekolah tersebut tidak hanya memiliki standar kompetensi yang baik tetapi juga menghasilkan lulusan peserta didik yang dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuanya ke dalam masa yang akan datang.

  Dalam proses pendidikan sekarang ini, tidak hanya diperlukan modal, teknologi, dan keahlian di bidang sosial. Selain itu perlu ditunjang pengeloaan manajemen yang mampu dilaksanakan oleh para guru.

  Dari masalah yang telah dipaparkan sebagaimana keterangan yang telah di terangkan. Untuk membuktikan konsep tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ―PELAKSANAAN MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP NURUL AMAL KENTENG KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015‘‘.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan manajemen di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang di tinjau dari: a. Manajemen Kurikulum.

  b. Manajemen kesiswaan.

  c. Manajemen Keuangan.

  d. Manajemen sarana dan prasarana.

  e. Manajemen tenaga kependidikan.

  2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat manajemen sekolah berbasis pesantren yang dihadapi Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dalam melaksanakan manajemen sekolah berbasis pesantren?

  3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas manajemen sekolah berbasis pesantren di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian merupkan pernyataan sasaran yang ingin di capai dalam penelitian. Isis dan rumusan tujauan penelitian mengacu pada rumusan masalah.

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk dapat mengetahui peaksanaan manajemen pada Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kab, Semarang, yang ditinjau darai manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana, dan manajemen personalia.

  2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang di hadapi MTs PSA Nurul Amal dalam melaksanakan manajemen pembelajaranya.

  3. Untuk dapat mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan manajemen sekolah berbasis pesantren di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

  1. Teoritis Secara teoritis penelitian yang dilakukan dapat memberikan wawasan yang luas mengenai model pendidikan saat ini serta dapat memberikan sumbangsih dalam perkembangkan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang ditekankan pada pendidikan agama Islam.

  2. Praktis

  a. Lembaga Pendidikan Umum Dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran berkenaan dengan model manajemen pendidikan pada lembagaan tertentu, sehingga dapat meningkatkan kualitasnya.

  b. Mahasiswa Agar ada peningkatan dalam pembelajaran dan diharapkan mampu menjadi guru yang dapat melaksanakan manajemen sekolah dengan baik.

  c. Guru Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang cukup mengenai pengelolaan manajemen.Sehingga dapat meningkatkan pengembangan manajemen kususnya pada bidang kurikulum dan kesiswaan pada pesantren.

  d. Lembaga Pendidikan Dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan baru dalam pendidikan agama Islam khususnya pada bidang manajemen pengeloaan sekolah yang bermutu yang diharapkan sesuai kebutuhan masyarakat umumnya.

E. Penegasan Istilah

  1. Manajemen

  Manajemen merupakan proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dngan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai ecara efektifdan efisien (Fattah, 2004:1).

  2. Sekolah Sekolah adalah organisasi kerja sebagai wadah kerja sama sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Wadah tersebut merupakanalat dan bukan tujuan. Dengan kata lain sekolah adalah salah satubentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai suatu tujuan yang di sepakati bersama.

  3.Pondok Pesantren Satu Atap Pondok Pesantren Satu Atap (PSA), yaitu pondok pesantren yang di dalamnya memiliki lembaga pendidikan formal MI dan kemudian mendapat sumbangan bantuan gedung untuk MTs dari pemerintah Australia pada tahun 2009/2010.

  Pondok peantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah pondok, berasal dari kata funduk , dari bahasa arab yang berarti rumah penginapan atau hotel. Akan tetapi didalam pesantren Indonesia , khususnya pulau jawa, lebih mirip dengan pemondokan. Sedangkan istilah pesantren secara etimologis asalnya pe-santri-an yang berarti tempat santri. Santri murid mempelajari agama dari seorang Kyai atau Syaikh di pondok pesantren. Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan penajaran serta megembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan Islam (Nasir, 2005:80-81).

F. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif.

  Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: Ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang- orang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukan setting dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan; subyek penyelidikan, baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan (Robert dan Steven, 1992:21).

  Terdapat banyak alasan yang shahih untuk melakukan penelitian kualitatif. Salah satunya adalah kemantapan peneliti menggunakan metode kualitatif yakni karena peneliti akan menggali sedikit banyak informasi terkait dengan fokus permasalahan yang sudah ditetapkan. Dan dari data yang dipeoleh peneliti akan menganalisis dan mengolahnya menjadi sebuah laporan yang terperinci dan mendalam, sehingga dapat dipahami.

  Setiap orang hendaknya mempunyai serangkaian prosedur yang telah dikembangkan dengan baik untuk menganalisis data ilmu sosial dan menyusun laporanya. Tiga prosedur penting mendapat perhatian lebih lanjut; pertama, kebenaran dengan taktik umum untuk memulai suatu laporan; kedua, mencakup persoalan apakah kasus tersebut untuk mengidentifikasi persoalan yang berurutan; ketiga, mendeskripsikan suatu prosedur tinjauan ulang guna meningkatkan validitas konstruk suatu penelitian kualitatif (Suprayogo dan Tobroni. 2003:206).

  2. Lokasi dan Subyek Penelitian

  Obyek dalam penelitian ini adalah penerapan manajemen sekolah berbasis pesantren di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Nurul Amal Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang Nurul Amal yang berada di lingkungan pesantren. MTs Pesantren Satu Atap Nurul Amal terletak di Dusun Kenteng, Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

  Dalam penelitian ini penulis melibatkan beberapa subyek penelitian untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Subyek-subyek penelitian tersebut adalah:

  a. Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan sosok paling penting dalam penelitian ini, karena kepala sekolah menjadi pimpinan teratas dalam lembaga pendidikan yang mana menjadi sumber data wawancara pertama untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan peneliti.

  b. Wakil Kepala Bagian Kurikulum Wakil Kepala sekolah sangat penting perananya. Karena wakil kepala sekolah yang menjadi sumber data untuk digali informasinya terkait dengan manajemen kurikulum yang telah dilaksanakan.

  c. Wakil Kepala Kesiswaan Wakil kepala kesiswaan merupakan peran penting dalam mengembangkan prestasi siswa di sekolah. Dalam hal ini peneliti akan menggali informasi tentang data kesiswaannya.

  d. Bendahara Sekolah.

  Bendahara sekolah sebagai seorang pengurus adsminitrasi yang mengatur tentang estimasi dana pemasukan dan pengeluaran. Dalam hal ini bendahara akan dimintai keterangan terkait dengan pengelolaan keuangan sekolah tersebut.

  e. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Bidang sarpras yang mengatur tentang semua fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran di sekolah. Peneliti akan meminta keterangan terkait dengan segala sesuatu yang dibutuhkan sarana dan prasarana.

  f. Kepala Bidang Tenaga Kependidikan Bidang personalia adalah bidang yang mengatur tentang sema tenaga pendidik dalam pembelajaran di sekolah. Pada bidang ini peneliti akan mencari informasi tentang syarat menjadi pendidik.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  a. Dokumentasi Studi dokumtasi adalah segala segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatanbaik dalam bentuk cacatan dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya (Sarosa, 2012: 61).

  Pada penelitian ini, penelititi akan menggali informasi dari dokumen yang sudah ada untuk dicari beberapa informasi mengenai data tentang dinamika organisasi keagamaan atau organisasi sekolah termasuk prestasi yang pernah di peroleh, semua itu dapat digali lewat arsip atau dokumen yang ada.

  b. Wawancara Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara menanyakan secara langsung pada sumber informasi. Dalam hal ini, sumber informasi adalah penduduk yang dapat memberikan keterangan melalui media oral. Hal ini dapat dilakukan secara langsung dalam pengertian bahwa pewawancara dan yang diwawancara bertatap muka secara langsung, namun dapat juga dilakukan secara tidak langsung melalui media telekomunikasi (Yunuus, 2010:357).

  Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara terfokus, yaitu wawancara yang mana menetapkan sediri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

  Dalam persiapan wawancara, terutama wawancara bebas dan wawancara terstruktur dibutuhkan panduan bagi peneliti. Panduan tersebut disebut Interview Protocol. Panduan wawancara memuat apa saja yang setidaknya harus digali dari partisipan dalam proses wawancara. Saat panduan telah dipersiapkan dengan baik, maka wawancarabdapat dilakukan. Berikut ini beberapa langkah cara kerja dalam melaksanakan wawancara (Sarosa, 2012: 50-51): 1) Pilih lokasi wawancara dengan gangguan semaksimal mungkin.

  Gangguan yang dimaksud dapat berupa bisingan, suhu, maupun lokasi yang tidak familiar.

  2) Peneliti kemudian memulai dengan menjelaskan maksud dan tujuan wawancara. Peneliti dapat menjelaskan garis besar penelitian.

  3) Peneliti kemudian menjelaskan mengenai kerahasiaan dan kerelaan dalam partisipasi penelitian.

  4) Peneliti selanjutnya menjelaskan format wawancara. 5) Wawancara dilaksanakan sesuai dengan beberapa hal yang ingin diketahui.

  6) Wawancara diakhiri dengan memberikan kesempatan bagi partisipan untuk menyampaikan hal-halyang kiranya dipandang penting dan relevan. 7) Selama wawancara jangan lupa mencatat atau merekam jika diijinkan.

  c. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya.

  Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Dari pemahaman atau observasi tersebut, sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk menghimpun data penelitian. Suatu kegiatan pengamatanbaru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitaian apabila memiliki langkah sebagai berikut (Bungin, 2006: 134):

  1) Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.

  2) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

  3) Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan suatu yang hanya menarik perhatian. 4) Pengamatan dapat dicek dan dikontrol.

  Dalam hal ini observasi nonpartisipan dirasa cocok untuk menggali atau mengobservasi secara langsung kegiatan yang dilakukan di obyek penelitian. Diantaranya yaitu kegiatan siswa di sekolah dan kegiatan santri di pondok pesantren tersebut.

  4. Teknik Analisis Data Dalam sebagian besar pendekatan kualitatif, analisis data tidak dilakukan satu tahap saja, setelah data terkumpul. Analisis data kualitatif merupakan proses sistematis yang berlangsung terus-menerus, bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data kualitatif berkaitan dengan: a. Pengumpulan data

  Data yang diperoleh di lapangan penelitian baik berupa catatan, rekaman, ataupu dari dokumen akan diolah menjadi catatan sebagai komentar peneliti.

  b. Reduksi data Memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan- potongan yang lebih teratur dengan mengoding menyusunnya menjadi kategori dan merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana (Daymon, 2008:369).

  c. Penyajian Data

  Miles dan Hubermen mengemukakan bahwa yang dimaksud penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adaya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

  d. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi Verifikasi merupakan penarikan kesimpulan melalui diskusi dengan teman atau analisis dari peneliti. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasasi yang utuh. Kesimpulan- kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung (Suprayogo dan Tobroni, 2003:95).

G. Sistematika Penulisan

  Pembahasan dalam skripsi ini di bagi menjadi lima bab, setiap bab terdiridari beberapa sub bab, dimana masing-masing bab berdiri sendiri namun saling berkaitan. Sebagai rincian penulis dijelaskan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan memuat: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dipaparkan tentang meliputi: teori Pesantren Satu Atap, beberapa kinerja pelaksanaan manajemen sekolah

  yang ditijau dari manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen ketenaga kependidikan atau personalia serta faktor pendukung dan penghambat sekaligus upaya yang harus dilakukan.

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum MTs. PSA Nurul Amal,

  pelaksanaan manajemen kurikulum, dan manajemen kesiswaan sekolah, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen personalia, serta faktor penghampat dan pendukungnya.

  BAB IV : PEMBAHASAN Dalam bab ini dipaparkan tentang pelaksanaan manajemen

  kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana, serta manajemen personalia, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen sekolah berbasis pesantren di MTs. PSA Nurul Amal, serta upaya dalam meningkatkan manajemen sekolah.

  BAB V : KESIMPULAN dan SARAN Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, Saran-saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia

  1. Lembaga Pendidikan di Indonesia

  a. Pengertian Pondok Pesantren Pondok berasal dari kata funduk yang berarti hotel atau asrama.

  Pondok berfungsi sebagai asrama bagian santri. Pondok merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan dengan sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid yng berkembang di kebanyakan wilayah Islam negara-negara lain (Muliawan, 2005:156- 157).

  Pesantren menurut Prof. John berasal dari bahasa Tamil, santri yang berarti guru mengaji. C.C. Berg juga berpendapat bahwa istilah santri berasal dari kata shastri (bahasa India) yang berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata

  shastra , yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama, buku-buku tentang ilmu pengetahuan (Muliawan, 2005:155).

  Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok peantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah pondok, berasal dari kata funduk, dari bahasa arab yang berarti rumah penginapan atau hotel. Akan tetapi di dalam pesantren Indonesia, khususnya pulau jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri.

  Sedangkan istilah pesantren secara etimologis asalnya pe-santri- an yang berarti tempat santri. Santri murid mempelajari agama dari seorang Kyai atau Syaikh di pondok pesantren. Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta megembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan Islam (Nasir, 2005:80-81).

  Pondok pesantren merupakan komunitas tersendiri dimana kyai, ustadz, santri dan pengurus pesantren hidup bersama dalam satu lingkungan pendidikan, berlandaskan nilai-nilai agama Islam lengkap dengan norma-norma kebiasaan tersendiri yang secara eksklusif berbeda dengan masyarakat umum yang mengitarinya. Komunitas pesantren merupakan suatu keluarga besar di bawah asuhan seorang kyai atau ulama, dibantu oleh beberapa ustad. Dengan demikian unsur-unsur pesantren adalah: (1) pelaku terdiri dari kyai, ustad, santri dan pengurus. (2) sarana perangkat keras: misalnya masjid, rumah kyai, rumah ustad, pondok, gedung sekolah, gedung-gedung lain untuk pendidikan seperti perpustakaan, aula, kantor pengurus pesantren, kantor organisasi santri, keamanan. (3) sarana perangkat lunak: kurikulum, buku-buku, dan sumber belajar lainya (Yayasan Katana Bangsa, 2005:3-4).

  b. Pesantren Satu Atap Pondok Pesantren Satu Atap (PSA), yaitu pondok pesantren yang di dalamnya memiliki lembaga pendidikan formal MI dan kemudian mendapat sumbangan bantuan gedung untuk MTs dari pemerintah Australia pada tahun 2009/2010. Bangunan tersebut cukup baik dan memenuhi standar nasional pendidikan, tinggal bagaimana mengembangkan dan memeliharanya (matnursomad.wordpress.com diakses pada 12 April 2015).

  Kepala Bidang Mapenda Kanwil Depag Jateng Drs H Khaeruddin MA menambahkan, program pengembangan MTs satu atap dengan pesantren ini dalam rangka mendorong penuntasan wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) sembilan tahun.

  Dalam tahun anggaran 2007/2008, program tersebut merealisasikan bantuan lokal pada 146 pesantren. Targetnya, program ini akan membantu 500 pesantren di seluruh Indonesia

  s pada 13 April 2013).

  Program bantuan AusAID di sektor pendidikan ini bertujuan untuk membantu Indonesia mencapai program wajib belajar 9 tahun pada 2015. Untuk itu Australia memfokuskan bantuannya pada pembangunan sekolah-sekolah lanjutan. Berdasarkan data yang ada 96% anak-anak Indonesia saat ini bersekolah di SD, namun hanya 75% saja yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan.

  Pembangunan sekolah-sekolah islam ini menurutnya penting karena sekolah islam banyak menyasar kelompok masyarakat miskin terutama anak-anak perempuan. Selain membangun sekolah-sekolah islam, program ini juga menyasar peningkatan kualitas pendidikan di sekolah islam lewat bantuan peningkatan akreditasi sekolah dan pelatihan bagi manajemen dan kepala sekolah di sekolah-sekolah

  Islam.

  Cendekiawan muslim, Jamhari Ma‘ruf, yang juga Pembantu Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan program bantuan pembangunan sekolah-sekolah Islam yang dilakukan Australia sangat bermanfaat karena menjawab 5 permasalahan mendasar yang dialami mayoritas sekolah islam di Indonesia: infrastruktur yang buruk, SDM yang lemah, manajemen sekolah yang tradisional, wawasan yang sempit dan keterbatasan

  s pada 14 April 2015).

  c. Sejarah Sejak zaman penjajahan, Pondok Pesantren dan Madrasah

  Diniyah merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Eksistensi kedua lembaga tersebut telah lama mendapat pengakuan dari masyarakat. Keduanya ikut terlibat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya dari segi moral, namun telah pula ikut serta memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Lembaga tersebut dapat berbentuk jalur pendidikan sekolah.

  Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan pendidikan lainnya. Pendidikan Islam di pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya menetap di pesantren. Tempa dimana santri menetap, di lingkungan pesantren, disebut dengan istilah Pondok. Dari sinilah timbut istilah Pondok Pesantren.

  Ditinjau dari segi hitorisnya, pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia. Pondok pesantren sudah dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan sejak Islam masuk ke Indonesia terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya.

  Menelusuri tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan agama Islam di Indonesia, termasuk awal berdirinya pondok pesantren dan madrasah diniyah tidak terlepas hubunganya dengan sejarah masuknya Islam di Indonesia. Pendidikan Islam di Indonesia bermula ketika orang-orang yang masuk Islam mengetahui lebih banyak isi ajaran agama yang baru dipeluknya, baik mengenai tata cara beribadah, membaca Al-

  Qur‘an dan pengetahuan Islam yang lebih luas.

  Sejarah pendidikan di Indonesia mencatat, bahwa pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia. Ada dua pendapat mengenai awal berdirinya pondok pesantren di Indonesia. Pendapat pertama menyebutkan bahwa pondok pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri dan pendapat kedua mengatakan bahwa sistem pendidikan model pondok pesantren adalah asli Indonesia. Dalam pendapat pertama ada dua versi, ada yang berpendapat bahwa pondok pesantren berawal sejak zaman Nabi masih hidup. Dalam awal-awal dakwahnya, Nabi melakukan dengan sembunyi-sembunyi dengan peserta sekelompok orang, dilakukan dirumah-rumah. Versi kedua menyebutkan bahwa pondok pesantren mempunyai kaitan yang erat dengan empat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini berdasarkan fakta bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat yang melaksanakan amalan-amalan zikir tertentu (Departemen Pendidikan Agma RI, 2003:7-8).

  d. Tipologi Pondok Pesantren Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berbeda dalam pengelolaan sistem pembelajaranya, selain itu juga berbeda dalam pandangan hidup tata nilai yang dijadikan landasan. Pondok pesantren masing-masing memiliki keistimewaan yang bereda-beda, meskipun demikian pondok pesantren juga memiliki persamaan. Hal ini menjadikan sebuah lembaga pondok pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang menjadi ciri khas. Dari tingkat konsistensi, secara garis besar pondok pesantren dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk yaitu:

  1) Pondok Pesantren Salafiyah Salaf artinya ―lama‖, dahulu‖, atau ―tradisional‖. Pondok pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagimana yang berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam dilakukan secara individual atau kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab klasik. Penjenjangan tidak didasarkan pada satuan waktu, tetapi berdasarkan pada tamatnya kitab yang telah dipelajari. Pada pesantren salafiyah tidak dikenal dengan yang namanya kurikulum dalam pengertian kurikulum pada lembaga pendidikan formal. Kurikulum pada pesantren salafiyah disebut

  

manhaj , yang dapat diartikan sebagai arah pembelajaran tertentu.

  Manhaj pada pondok pesantren ini tidak dalam bentuk jabaran silabus, tetapi berupa funun kitab-kitab yang akan diajarkan pada santri (Departemen Pendidikan Agama RI, 2003:31).

  Sebagaimana kurikulum, madrasah atau sekolah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren juga menggunakan metode pembelajaran yang digunakan di pondok pesantren ini. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara yang dipergunakan untuk menyampaikan ajaran sampai tujuan tercapai. Di dalam pondok pesantren salafiyah metode pembelajaran yang sering di pergunakan adalah metode sorogan. Sorogan berasal dari kata sorog (Bahasa Jawa), yang berarti menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di hadapan kyai atau pembantunya badal, (asisten kyai).