PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA KELASIV, V DAN VI SDN KENTENG 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007 - Test Repository

  Perpustakaan STAIN

  Salatiga I l l l l D A l i n i l H I I i l l

  08TD1011745.0.1

PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS )

TERHADAP INTENSITAS BELAJAR

  

SISWA KELASIV, V DAN VI SDN KENTENG 01

KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2007

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

  

O leh:

Muhamad Nur Sodiq

Nim : 11405028

  

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH T1NGGIAGAMA ISLAMNEGERI

STAIN SALATIGA

TAHUN 2008

  Drs. H. A. Mahzumi, M. Ag

  Dosen STAIN Salatiga

  Jl. Stadion no.03 Salatiga (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712

NOTA PEMBIMBING

  lamp : 3 eksemplar hal : Naskah Skripsi Sdr. M. Nur Sodiq

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga d i - Tempat Assalam u’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara :

  Muhamad Nur Sodiq

  Nama

  114 05 028

  NIM Jurusan/Program Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BO S)

  Terhadap Intensitas Belajar Siswa Kelas IV, V Dan VI SD Negeri Kenteng 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2007.

  Sudah dapat diujikan dalam sidang munaqosyah. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 1 Maret 2008 Pembimbing

  Drs. H. A. Mahzumi, M. Ag NIP. 152 203 325 Departemen Agama RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Tentara No. 02 Salatiga 50721 Telp. ( 0298 ) 323706

  

PENGESAHAN

  Skripsi saudara : MUHAMAD NUR SODIQ dengan Nomor induk Ma'.iasiswa 11405028 yang berjudul : “ PENGARUH BANTU AN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) TERHADAP

  INTENSITAS BELAJAR SISWA KELAS IV, V DAN VI SDN KENTENG 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007” telah dimunaqasyahkan dalarr. Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada haii : Rabu Tanggal : 19 Maret 2008 yang bertepatan dengan tanggal : 11 Maulud 1429 dan telah diterima sebagai syarat - syarat memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 19 Maret 2008

  11 Maulud 1429

  Sekretaris c Dr. Muh ?

  NIP. 150 247 104

  

Pembimbing

  Drs. H. A. Mahzumi, M.Ag NIP. 152 203 325 iii

  m t r t f t r .........

dan berbicaralah kepada m ereka dengan pembicaraan

. yang berbekas pada jiw a m ereka ( Alquran 4 : 6 3 )

"Barangsiapa ya n g tidak m engasihi tid a k akan dikasihi."

( HR. Bukhari dan M uslim ) H as// te rtin g g i d a ri s u a tu p en d id ika n ada/ah sika p to /era n . ( H ellen K e lle r1 8 8 0 1 9 6 8 p en d id ik, p e n u lis

  • - A S )

  Non SchoLae Sed Vitae Discimus;

“Kita beLajar buhan demi sekoLah tetapi

demi hidupJJ iv

  PERSEMBAHAN

  1. Bapak dan ibuku tersayang serta seluruh keluarga di rumah, yang telah membiayai seluruh kebutuhan hidup, yang selalu mendukung, mendorong untuk menggapai cita - cita dan yang tidak pemah bosan untuk selalu mendo’akanku.

  2. Mbakyu Shobiroh, mbakyu Faizah, mas Giyarto, mas Tamam, Mas Tomik sekeluarga, Mahmudi, Tika, Zaky, Salma, Nida, Zoom, Rini, Yudi, dan adik - adik tercinta lainnya.

  3. Sahabat - sahabatku terkasih, Ansori, Anif & Anis (Temanggung), Hany {siSett/U /itf), Deni, Fatma, Adjie, Ifah, Toriq, Jasmin, Mb. Amien, Mb. Ine (Bu cilik), Pak Warta serta teman - teman PAI ‘05.

  4. Buat Bapak Djiminto dan Keluarga Besar SDN Kenteng 01 yang selalu memberikan semangat serta nasehatnya.

  5. Buat mbak Is, yang telah membantu, dan memberikan motivasi serta dukungan moral dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Riga - 19 (Pandi Cs), IPNU - IPPNU PAC Susukan (Alim Cs) bersama kalian aku banyak belajar dan mendapatkan pelajaran.

  v

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrakhim.

  Syukur Alhamdulillah, atas nikmat dan hidayah dari Allah berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

  Meskipun sudah berusaha secara maksimal dengan hasil yang sederhana, masih banyak kekurangan dan kelemahan.

  Kebijakan pemerintah untuk mengratiskan pendidikan dasar sebagai indikasi keinginan dalam mencerdaskan bangsa dari kemisikinan intelektual.

  Walaupun idealnya anggaran APBN untuk pendidikan adalah 20% belum terpenuhi, namun dengan langkah tersebut dapat dijadikan terapi atas tuntutan yang berupa perbaikan di bidang pendidikan.

  Otonomi pendidikan pun berupa pengelolaan dana dana pendidikan merupakan langkah maju karena memberikan kewenangan pada institusi pendidikan masing - masing untuk berkompetensi meningkatkan kualitas peserta didiknya berdasarkan pada prinsip keadilan, efesiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

  Dengan dikuncurkannya dana BOS pemerintah bertujuan membebaskan pendidikan dalam rangka penuntasan Program Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun, dengan adanya dana BOS ini pemerintah memberikan kesempatan seluas - luasnya pada warga Indonesia yang kurang mampu untuk dapat mengakses pendidikan dasar mulai SD/MI sampai SMP/MTs.

  vi Meskipun barn berjalan dua tahunan manfaat dana BOS banyak dirasakan, sekolah leluasa menggunakan dana tersebut demi kemajuan siswa dan sekolah.

  Aturan penggunaan sangat fleksibel sehingga sekolah bersama komite seolah dapat mengatur penggunaan dana tersebut guna meningkat mutu serta kualitas pendidikan bagi siswanya.

  Dengan demikian dana BOS selain berguna bagi kelangsungan pendidikan bagi siswa kurang mampu, juga sebagai wahana sekolah untuk meningkatkan pelayanan pendidikan. Maka terciptalah pendidikan yang bermutu sehingga menglahirkan kader - kader bangsa yang tangguh, tanggap terhadap perkembangan zaman dengan tetap menjunjung tinggi nilai - nilai luhur ketimurannya.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihakyang telah membantu dengan segala motivasinya. Seluruh keluarga yang tak pemah lelah mendoakanku untuk kebaikan dan keberhasilan hidup-ku di dunia dan akhirat, baik Abahku dan Ibuku Tercinta, Kakak - kakakku serta yang lainnya.

  Ucapan manis buat adik - adikku, yang kuharapkan cita dan pengabdiannya, dengan segala perhatian yang menyenangkannya sehingga mempercepat tulisan ini.

  vii Terima kasih kami juga haturkan kepada Bapak Drs. H. A. Mahzumi, M.Ag selaku Pembimbing yang selalu mempompa semangat, memberikan pengarahan dan bimbingannya serta yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Serta semua dosen dan civitas akademika STAIN Salatiga.

  Juga buat mbak Is, yang telah membantu, dan memberikan motivasi serta dukungan moral dalam penyelesaian skripsi ini.

  Hanya kepada Allah, kami memohon agar jasa dan bantuan yang telah diberikan, sebagai amal kebaikan dan diterima di sisi Allah SWT. Dan dengan skripsi ini, penulis berdo’a, semoga dapat merefleksikan arti hidup dan kehidupan yang lebih islami. Dan juga dapat menjadikan tambahan pengetahuan, untuk itu saran dan kritik dari sidang pembaca yang budiman sangat penulis harapkan.

  Salatiga, 19 Maret 2008 Penulis

  viii

  

D A F T A R IS I

HALAMAN JUDUL ® .i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ® .ii HALAMAN PENGESAHAN ® .iii HALAMAN MOTTO ® . iv HALAMAN PERSEMBAHAN ® .v HALAMAN KATA PENGANTAR ® . vi HALAMAN DAFTAR ISI ® .ix

BAB I : PENDAHULUAN ® 1 A. Latar Belakang ® 1 B. Rumusan Masalah ® 4 C. Tujuan Penelitian ® 5 D. Manfaat Penelitian ® 5 E. Landasan Teoritik ® 6 F. Hipotesis®8 G. Metodologi Penelitian ® 8 H. Sistematika Penulisan ® 11 BAB H : LANDASAN TEORI ® 13 A. Bantuan Operasional Sekolah ® 13 B. Masalah Intesintas Belajar ® 25 C. Hubungan Bantuan Operasional Sekolah Dengan Intensitas Belajar ® 42 IX

   45 ®

  A. Gambaran Umum SDN Kenteng 01 <S> 45

  B. Keadaan Umum SDN Kenteng 01 ® 48

  C. Data Penelitian ® 50

   60 A. Analisa Pertama ®

   61 B. Analisa Lanjut ® 69

   78 ®

  A. Kesimpulan ® 78

  B. Saran ®

79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia telah berupaya membebaskan rakyatnya untuk

  semua lapisan agar dapat belajar di sekolah formal. Pemerintah memberikan bantuan operasional sekolah (BOS). Bantuan ini sangat membantu, terutama rakyat miskin untuk mengenyam pendidikan. Bantuan Operasional Sekolah adalah bantuan yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya pendaftaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bah an dan biaya praktik. Pendidikan bertujuan agar manusia memiliki kualifikasi yang selalu relevan dengan kebutuhan jaman dan realitas sosial yang mengitarinya. Lebih dari itu, pendidikan juga diharapkan dapat menjadikan manusia yang dewasa dalam menghadapi berbagai persoalan yang semakin kompleks dengan mengedepankan intuisi serta sikap tidak membabi buta. Melalui pendidikan pula manusia dibebaskan dari keterbelakangan, ketertindasan, sikap fanatik, sikap otoriter serta sikap-sikap lain yang kontra produktif dengan nilai-nilai kemanusiaan.1 Realitas kesejarahan kita menunjukkan adanya keinginan yang begitu menguat dari para founding father kita bahwa di samping memajukan kesejahteraan umum, mereka juga memimpikan bahwa kelak harus tercipta generasi muda yang cerdas, berperikemanusiaan, berkeadilan dan peduli dengan nasib bangsa ini ke depan.

1 William Chang, Reformasi Pendidikan di Indonesia, Kompas, 2000

  1 Masalah belajar dalam lingkup pendidikan senantiasa mendapat perhatian yang serius daripada para ahli didik, dan selalu aktual untuk dibicarakan ini terbukti setiap pembicaraan tentang literatur yang ada selalu membicarakan tentang masalah belajar.

  Belajar tidak hanya dibahas dari sudut konsep dan efisiensinya, tetapi telah meluas pada pengembangan-pengembangan yang lebih komplek misalnya mengenai teori belajar, bentuk-bentuk belajar, dan berbagai cabangnya masing-masing.

  Secara sepintas dapat kita peroleh keragaman definisi yang diberikan oleh para ahli sesuai dengan sudut pandang dan pendekatan yang dipakai. namun keragaman itu bermuara pada satu titik pokok permasalahan yang intinya adalah kegiatan belajar yakni usaha apa yang harus dilakukan anak didik dalam mempelajari bahan pelajaran agar anak didik menguasai tujuan intruksional.

  Dari sisi aktifitas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh anak didik adalah bentuk konkrit dari belajar itu sendiri. Aktifitas yang dimaksud bukan sekedar aktifitas fisik saja, akan tetapi sekaligus aktifitas rohani yang keduanya tidak bisa dipisahkan salah satunya. Aktifitas rohani perlu didukung dengan berbagai komponen misalnya ketenangan jiwa, motivasi yang tinggi dan kemauan yang besar. Sedang aktifitas dalam belajar perlu didukung fasilitas yang memadai, saran yang cukup dan kebutuhan yang memadai. 2

  2 Nana Sudjana, dkk, Cara Belajar Siswa Aktif, Dalam Proses BelajarMengajar, Bandung, Sinar Baru, 1990, him. 47

  2 Fasilitas belajar yang sudah memadai, dengan adanya BOS sedapat mungkin menunjang efektifitas belajar siswa. Dari uraian diatas terlihat jelas peranan dalam keterangan kebutuhan belajar yang jelas baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi hasil dari hasil belajar itu sendiri, sebab belajar itu sendiri, sebab belajar harus mencapai tujuan yang dicapai setelah proses belajar mengajar selesai.

  Kegiatan belajar sebagai proses yang beraktifitas dalam rangka usaha, sadar tujuan, tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. dengan kata lain belajar selalu bertujuan dan betapa penting arti tujuan belajar, karena tujuan merupakan faktor penting dalam aktifitas belajar. Sebagaimana dijelaskan dalam A1 Qur’an An-Nur ayat 35 yang berbunyi:

  • **• A:

  1 va 1 4^ ^

  11 C L S Leals'

  3 J 3 ^ ^ 4 L4 4 3 5 -4 ^ 3 ^ ^ y < £ £ y -l. ^ 4->_j ^ 3 3 ,j3-> S 3—5

  1 < 0 1 ' j J L i l ) l 3 ^.LUJ <JJI

  Artinya;

  

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah,

adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita besar.

Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)

seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu)

pohon Zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah

barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak

disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada

  3

  jahava-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan- perumpamaan bagi manusia, dan Allah M aha M engetahui segala sesuatu.3

  Ketergantungan dan keterikatan dalam belajar penulis sadari subtansinya sehingga penulis berasumsi bahwa peserta didik sebagai pemeran aktif dalam belajar, hams mendapatkan hak untuk fasilitas belajar di sekolah. Fasilitas ini dapat berkaitan langsung maupun tidak lansung dengan belajar peserta didik atau tidak berkaitan. Sehingga akhimya tugas sebagai siswa dapat dilaksanakan dengan baik.

  Dari dasar pemikiran tentang keterkaitan BOS dan intensitas belajar pada siswa kelas 4, 5 dan 6 dengan dampak adanya BOS dan intensitas belajar yang dapat dirasakan secara langsung oleh siswa. Dalam penulisan skripsi ini menggunakan sampel kelas 4, 5 dan 6 dimana kemampuan motorik, afektif dan kognitifnya sudah mulai seimbang sehingga anak bisa diajak berkomunikasi secara wajar, bertukar pikiran dan mengeluarkan pendapatnya sesuai dengan apa yang dilihat, dirasa dan didengar maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : nPENGARUH BANTU AN

  OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA KELAS IV, V D AN V ISD NEGERIKENTENG 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATENSEMARANG TAHUN2007.”

B. Rumusan Masalah

  Mengacu pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok- pokok masalah penelitian berikut:

  5 Departemen Agama Rl, A lqur’an dan Terjemahnya, Asy-Syifa, Semarang , 1992, him. 1079

  4

  1. Bagaimana manfaat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap Siswa SDN Kenteng 01 Susukan, Semarang ?

  2. Bagaimana intensitas belajar siswa SDN Kenteng 01 Susukan, Semarang ?

  3. Adakah pengaruh antara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan intensitas belajar anak didik pada Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Susukan, Semarang ?

  C. Tujuan Penelitian

  Segala sesuatu yang dilakukan secara sadar pasti mempunyai tujuan tertentu. adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui bagaimana Bantuan Operasional Sekolah dapat membantu keberhasilan belajar di Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Susukan, Semarang.

  2. Untuk mengetahui bagaimana variasi intensitas balajar pada siswa Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Susukan, Semarang.

  3. Untuk mengetahui pengaruh bantuan operasional sekolah terhadap intensitas belajar pada Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Susukan, Semarang.

  D. Manfaat Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya pengaruh Bantuan Operasional Sekolah dengan intensitas belajar. Dari informasi tersebut memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis yaitu :

  5

  1. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  2. Secara praktis, apabila ada hubungan, hal ini berarti bagi guru, dan orang tua khususnya dapat meningkatkan intensitas belajar anak dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah.

  E. Landasan Teoritik Berikut ini penulis menegaskan judul yang diajukan yang meliputi dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebasnya adalah pengaruh bantuan operasional sekolah anak didik dan variabel terikatnya adalah disiplin belajar.

  Yang penulis maksud dengan Bantuan Operasional Sekolah adalah bantuan yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya pendaftaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bulan dan biaya praktik.

  Melihat tujuan adanya Bantuan Operasional Sekolah untuk membebaskan iuran siswa, maka variabel ini penulis membatasi dengan beberapa indikator sebagai berikut:

  1. Kecukupan alat belajar

  2. Kecukupan buku wajib dan buku penunjang

  3. Kecukupan iuran kelas

  4. Kecukupan pambayaran spp

  5. Kecukupan dana untuk kegiatan sekolah

  6. Kecukupan motivasi dari keluarga

  6 Sedang yang dimaksud intensitas belajar adalah sebagai berikut : intensitas berasal dari kata ’’intens” yang berarti kuat atau hebat4. Sedang yang dimaksud belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.5

  Belajar dapat didefinisikan sebagai berikut beberapa modifikasi pada tingkah laku seseorang sebagai akibat dari pengalamannya yang bertahan dalam waktu tertentu pada yang bersangkutan.6

  Oleh karena itu yang penulis maksud dengan intensitas belajar adalah kesanggupan dan kesungguhan belajar baik sekolah maupun dirumah.

  Adapun untuk mengukur intensitas belajar siswa melalui indikator sebagai berikut:

  1. Frekuensi mengikuti pelajaran

  2. Mencatat hal yang penting ketika pelajaran

  3. Memperhatikan bila sedang mengikuti pelajaran

  4. Menanyakan hal-hal yang perlu mengenai pelajaran

  5. Pempelajari kembali pelajaran yang telah diterima

  6. Menyelesaikan tugas yang diberikan

  7. Menertibkan catatan

  8. Membuat jadwal waktu belajar

  4 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1996. him. 383

  5 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan belajar, Bandung, Tarsito, 1990, him. 21

6 Dakir, Dasar-Dasar Psikologi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1993, hlm.125-126

  7

  9. Menambah bahan pelajaran dengan bahan dari sumber lain

  10. Ketertiban dalam kelompok belajar Demikian landasan teoritik yang penulis paparkan sekaligus sebagai pembatasan masalah.

  F. Hipotesis

  Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah.7 Dalam penelitian ini akan penulis kemukakan hipotesis sebagai berikut

  ”Ada Pengaruh P ositif Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Terhadap Intensitas Belajar Siswa Kelas IV, V dan VI SDN Kenteng 01

G. Metodologi Penelitian

  1. Menentukan obyek penelitian Populasi dan Sampel Pengambilan obyek dalam penyusunan yang akan digunakan adalah populasi dan sampel. yang dimaksud dengan populasi adalah ” sejumlah penduduk atau sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama”.8 Sedangkan dengan sample adalah ” sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi”.9

  Penulis mengambil sampel kelas 4, 5 dan 6 dengan alasan bahwa secara psikologis anak usia 9 - 1 3 sudah mampu untuk berpikir secara nalar baik terhadap sesuatu yang konkrit dan abstrak oleh karenanya anak sudah mampu belajar berpendapat secara logis. Sedangkan anak usia

  7 Sutrisno Hadi, M etodologi ReseackYogynkarta, bpf. Psikologi UGM, 1982, hlm.63

  8 Ib id , him. 120 9 Ib id M m .

  221

  8 dibawah itu daya nalar masih kurang sehingga anak cenderung lebih bisa diajak berpikir yang bersifat konkret sedangkan yang bersifat konkret masih dalam taraf pembelajaran.

  Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Kecamatan Susukan, Kabupaten semarang yang beijumlah lima puluh (50) siswa pada bulan Juli tahun 2007 dengan perincian sebagai berikut:

  No Kelas Jumlah 1.

  IV

  21 2.

  V

  15 3.

  VI

  14 Jumlah

  50 Dengan jumlah tersebut yang menjadi sampel dalam penelitian adalah siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi sampel.10

  Jumlah sampel tersebut berpijak pada pendapat Suharsini Arikunto, ”Bila penelitian subjek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi selanjutnya bila subjek besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.1

  11 Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka penulis menggunakan total

  10 Suharsimi Arikunto fro se d u r Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 1992, h lm .lll

  9 sampel (populasi sampel) yaitu semua siswa kelas 4, 5 dan 6 yang berjumlah 50 siswa.

  2. Teknik pengumpulan data Daiam pengumpulan data penulis memakai teknik atau metode sebagai berikut: a. Metode Observasi

  Sebagai metode ilmiah observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.11 Didalam penelitian ini menggunakan metode observasi langsung terhadadp keadaan lokasi Sekolah DasarNegeri Kenteng 01 Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang

  b. Metode Dokumentasi

  c. Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah data verbal yang berupa tulisan, monumen, foto, tape, dan sebagainya.12 Metode ini penulis pakai untuk mendapatkan data tentang keadaan sekolah dan keadaan siswa.

  d. Metode Angket Angket adalah suatu dafiar yang berisi pertanyaan yang dikerjakan oleh responden.13 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data

  11 IbidM m A O l ,2 Koencoroningrat Me lode-Metode Penelitian Masyarakat, Yogyakarta, UGM, 1990, hlm.6 13 BimoWaligito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta, UGM, 1990, him.

  60

  10 tentang veriabel yang menjadi subjek penelitian yakni keterpenuhan kebutuhan dan integrasi belajar anak e. Metode Wawancara

  Menurut Sutrisno Hadi, interview atau wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.1'*

  Dalam hal ini yang penulis interview atau wawancara dengan Ketua Yayasan, Komite Sekolah, Dewan Guru dan karyawan sekolah untuk mendapatkan data tentang keadaan umum sekolah.

  3. Analisis Data pengujian hipotesis yang telah penulis ajukan secara empirik untuk membuktikan kebenerannya, setelah mendaptakan data, maka penulis mengolahnya dengan menggunakan:

  1. Analisa per item dan prosentase nilai kuantitatif

  2. Analisis kuantitatif dari masing-masing responden, kedua analisa ini digunakan bagi pencarian jawaban dua variabel mengenai variasi intensitas keterpenuhan kebutuhan dan variasi intensitas belajar.

  3. Analisa korelasi menggunakan rumus ’’Korelasi Product Moment” sebagai berikut:

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi akan diuraikan sebagai berikut: 1

  4

14 Sutrisno Hadi, Qp.07.,him. 193

  11 BAB I Yang merupakan halaman pendahuluan, disini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, menfaat penelitian, landasan teoritik, hipotesis metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II Merupakan bab landasan teori yang berisikan tentang pengertian, tujuan, ssaran penggunaan alokasi dana BOS dan pengertian, tujuan, faktor, prinsip-prinsip belajar, pengertian interaksi edukatif beserta faktor pendukung dan penghambatnya serta hubungan keterpenuhan kebutuhan dengan intensitas belajar.

  BAB III Tentang laporan hasil penelitian, dalam hal ini hasil penelitian selama teijun di lapangan berupa data keadaan sekolah, guru dan siswa serta data penelitian.

  BAB IV Tentang data analisa data yaitu menganalisa data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui analisa satu, analisa dua, dan analaisa tiga.

  BAB V sebagaimana dengan penulisan, penulisan ilmiah lainnya skripsi ini akan diakhiri dengan memunculkan kesimpulan-kesimpulan terhadap apa yang telah diteliti dan dibahas dengan suatu harapan merupakan solusi dari permasalahan-permasalahan yang muncul

  12

BAB II LANDASAN TEORI A. Bantuan Operasional Sekolah Kenaikan harga BBM mulai tanggal 1 maret 2005 dikhawatirkan

  akan menurunkan kemampuan daya beli penduduk miskin. Hal tersebut lebih lanjut dapat menghambat upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun karena penduduk miskin akan semakin sulit memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Oleh sebab itu program PKPS- BBM bidang pendidikan perlu dilanjutkan.

  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Konsekuensi dari amanat Undang-

  Undang tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan yang sederajat).

  Pelaksanaan program PKPS-BBM ini sangat bermanfaat untuk kepentingan umum untuk mencegah krisis ekonomi bagi masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. Karena selama ini Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun kurang dapat menjangkau layanan pendidikan terutama rakyat miskin, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik, ataupun masyarakat penyandang cacat. Sehingga kesenjangan yang ada antara partisipasi

  13 Denaidikan antara penduduk kaya dan penduduk miskin bisa diminimalisir atau bahkan bisa dihapuskan. Hal ini sebagaimana anjuran agama dalam Alqur’an surat Al-Hasyr ayat 9:13

  f Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang

dipelihara dari keki/ciran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.

  Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok mikin adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi antara lain iuran sekolah, buku, seragam, dan alat tulis. Sementara biaya tidak langsung meliputi antara lain biaya transportasi, kursus, uang saku dan yang lainnya. Sehingga asas manfaat yang diterapkan dalam PKPS-BBM untuk pendidikan perlu didukung. Hal ini sebagaimana perintah Allah dalam surat Saba’ ayat 39 yang berbunyi: 1

  5 15 Departemen Agama RI, A lqur’an dan Terjemahnya, Asy-Syifa, Semarang, 1992, him.

  1079

  14

  • taj} . 1*2 a » ) (jpr?^J ^jj lJ"^ **

  J i p - J ^ L T ^ ^ ) 4^*1 j ' j j I 3* jJ * l>5

  Artinya:

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang

dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa

yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa sajayang kamu najkahkan, maka Allah

akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya. 16

  Dikaitkan dengan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, maka peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari beban biaya operasional sekolah. Biaya operasional sekolah yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya untuk pendafiaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bahan dan biaya praktek. Biaya tersebut di atas tidak termasuk untuk biaya investasi seperti penyediaan sarana dan prasarana sekolah, gaji guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta biaya untuk peningkatan mutu guru.

  Berkaitan dengan pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak, pada tahun 2005 Pemerintah Indonesia memprogramkan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi sekolah SD/Ml/SDLB/SMP/MTs/SMPLB baik sekolah negeri maupun swasta serta Salafiyah maupun sekolah non- islam setara SD dan SMP ( selanjutnya akan disingkat dengan sekolah / Madrasah / Salafiyah).

16 Ibid, him 876

  15 Berkaitan dengan pengurangan subsidi bahan bakar minyak, mulai Bulan Juli 2005, Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) meliputi tiga jenis kegiatan, yaitu :

  a. Bantuan Operasional Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah / Sekoalh Dasar Luar Biasa / Salafiyah atau sekolah non Islam setara SD negeri dan swasta.

  b. Bantuan Operasional Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah / Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa / Salafiyah atau sekolah non Islam setara SMP negeri dan swasta.

  c. Bantuan Khusus Murid (BKM) untuk siswa Skolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Luar Biasa negeri dan swasta.17

  1. Maksud dan Tujuan Program pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimaksudkan sebagai bantuan kepada sekolah/madrasah/salafiyah dalam rangka membebaskan iuran siswa namun sekolah tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan kepada masyarakat.

  Pemberian program BKM dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat keluarga kurang/tidak mampu akan layanan pendidikan jenjang Sekolah Lanjutan Atas dan yang sederajat (SLA dan sederajat).18

  17 Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional^w/et/n Pelangi Pendidikan, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, 2005,him. 8

  16

  2. Landasan Hukum Landasan hukum dalam pelaksanaan BKM didasarkan pada peratuan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut: a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

  c. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

  d. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

  e. Peratuan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidian Menengah

  f. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah g. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah 19

  3. Program Biaya Operasional Sekolah (Bos)

  a. Sasaran Program dan Besar Bantuan Sasaran program BOS adalah semua SD / MI / SDLB / SMP /

  MTs / SMPLB dan Salafiyah setara SD dan SMP (termasuk sekolah keagamaan non Islam), baik negeri maupun swasta di seluruh kabupaten/kota dan propinsi di Indonesia. Program Keija Paket A, Paket

  B, dan SMP Terbuka tidak termasuk sasaran dari PKPS-BBM, karena

  ,8Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama, Bantuan Operasional Sekolah, Semarang, Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama, 2006. hlm.5

19 Ibid., hlm.6

  17 ketiga program tersebut telah dibiayai secara penuh oleh Pemerintah. Besar biaya bantuan operasional yang diterima oleh sekolah penerima

  BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan : SD/MI/SDLB/Salafiyah : Rp. 117.500,-/siswa dan untuk periode • Juli-Desember 2005 atau Rp. 235.000,- /siswa/tahun.

  SMP/MTs/SMPLB/Salafiyah : Rp. 162.250,-/siswa dan untuk • periode Juli-Desember 2005 atau Rp. 324.500,-/siswa/tahun.20 b. Sekolah Penerima BOS 1) Semua Sekolah/Madrasah Salafiyah berhak memperolah BOS.

  Khusus sekolah swasta harus memiliki ijin operasional (piagam penyelenggaraan pendidikan). Sekolah/Madrasah/Salafiyah yang bersedia menerima BOS harus menandatangani Surat Peijanjian Pemberian Bantuan serta bersedia mengikuti ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk pelaksanaan Program BOS. 2) Sekolah kaya/mapan/yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki pendapatan yang lebih besar dari dana BOS.

  Memiliki hak untuk menolak BOS tersebut, sehingga tidak memiliki kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang tertuang dalam Juklak Program BOS.

  c. Ketentuan yang harus diikuti oleh Sekolah / Madrasah / Salafiyah penerima BOS Bilamana Sekolah/Madrasah/Salafiyah telah

20 Ibid., hlm.6

  18 menyatakan menerima BOS, maka ada dua kemungkinan keadaan sekolah dikaitkan antara besar BOS yang diterima dan besar pendapatan sekolah yang diterima dari orang tua siswa.

  1. Sekolah/Madrasah/Salafiyah dengan penerimaan lebih kecil dari BOS

  a. Bagi sekolah/Madrasah/Salafiyah yang selama ini mem ungut iuran dari orang tua siswa lebih kecil dari BOS, maka sekolah hams membebaskan iuran-iuran sekolah yang akan digunakan untuk membiayai beberapa komponen pembiayaan pendidikan sebagai berikut:

  • Uang formulir pendaftaran
    • Buku pel ajar an pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan
    • Biaya pemeliharaan
    • Ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umum harian
    • Honor gum dan tenaga kependidikan honorer

  Kegiatan kesiswaan

  b. Sekolah/Madrasah/Salafiyah penerima BOS juga diwajibkan untuk membantu siswa kurang mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan ke sekolah.

  c. Sekolah/Madrasah/Salafiyah dilarang untuk memanipulasi data dengan maksud agar tetap dapat memungut iuran

  19 siswa, meskipun telah menerima dana BOS atau untuk memperolah BOS lebih besar.

  2. Sekolah/Madrasah/Salafiyah dengan penerimaan lebih besar dari BOS Dalam kasus Sekolah/Madrasah/Salafiyah yang memiliki pendapatan lebih besar dari BOS, maka terdapat dua altematif mekanisme pemungutan biaya sekolah:

  a. Bagi sekolah yang terdapat siswa miskin. Sekolah diwajibkan membebaskan iuran seluruh siswa miskin yang ada di sekolah tersebut. Sisa dana BOS (bila masih ada) digunakan untuk mensubsidi siswa lain sehingga uiran bulanan siswa lebih kecil atau sama dengan sebelum sekolah menerima dana BOS.

  b. Bagi sekolah yang tidak ada siswa miskin. Bila sekolah dengan tipe ini bersedia menerima dana BOS, maka dana digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa, sehingga dapat mengurangi iuran yang dibebankan kepada orang tua siswa minimum senilai dana BOS yang diterima sekolah.21

  4. Alokasi Penerima BOS Pengalokasian jumlah sekolah penerima BOS dilaksanakan melalui tahapan:

  1. Tim PKPS-BBM Pusat mengumpulkan data jumlah siswa per sekolah melalui tim PKPS-BBM Propinsi dan Kabupaten/Kota.

  21 Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.Op.Ctf., hlm.9

  2. Atas dasar data jumlah siswa per sekolah, tim Pusat membuat draft alokasi dana BOS per kabupaten/kota dan mengirimkan kepada tim PKPS-Propinsi Dan Tim Kabupaten/Kota untuk diverifikasi, dengan melampirkan data jumlah siswa per sekolah di kabupaten/kota tersebut sebagai bahan acuan kabupaten/kota dalam menetapkan alokasi di tiap sekolah.

  3. Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota menetapkan sekolah penerima BOS melalui Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Kandepag Kab/Kota

  4. Tim PKPS-BBM Kab/Kotra mengirimkan SK tersebut ke Tim Propinsi tembusan Tim Pusat.

  5. Penggunaan BOS BOS harus menjadi salah satu sumber penerimaan dalam RAPBS disamping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain.

  Penggunaan BOS harus berdasarkan kesepatakan dengan Komite Sekolah/Madrasah. Khusus untuk Salafiyah penggunaan dana BOS, berdasarkan kesepakatan antara Penanggung jawab Program dengan Pengasuh Pondok Pesantren, disetujui oleh Kasi PEKAPONTREN (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) Kabupaten/Kota. Bagi sekolah keagamaan non Islam, penggunaan dana BOS Berdasarkan kesepakatan antar Kepala Sekoah/Penanggung jawab Program disetujui oleh PEMBINAS (Pembimbingan Masyarakat).

  BOS boleh digunakan untuk :

  21 a. uang formulir pendaftaran

  b. buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan

  c. ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umum harian

  d. membeli bahan-bahan habis pakai, misalnya : buku tulis , kapur tulis, pensil, bahan praktikum e. membayar biaya perawatan ringan

  f. membayar daya dan jasa

  g. membayar honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer

  h. membiayai kegiatan kesiswaan i. memberi bantuan siswa miskin untuk biaya transportasi j. khusus untuk Salafiyah dan sekolah keagamaan non Islam, dana

  BOS juga diperkenankan untuk biaya asrama/pondokan dan peralatan ibadah.

  BOS sangat penting untuk peningkatan mutu pendidikan. Harus ada media pembelajaran untuk menunjangnya. Media merupakan salah satu sarana untuk menningkatkan keggiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunvai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.z2 Ketersediaan alat-alat pendidikan amat besar pengaruhnya dalam pembuatan lesson plan. Ketersediaan alat itu akan berpengaruh terhadap 2

  2

  22 \nsaw ir dan Basvirudin Usman M edia Pembelaiaran Jakarta.C iputat Press, Jakarta,

  • 002, P.15

  22 kualitas dan kvuantitasnva. Pengaruhnya di dalam pembuatan lesson plan, sejalan dengan besamya pengaruhnya di dalam proses kegiatan belaj ar-mengaj ar.23

  BOS tidak boleh digunakan untuk : a disimpan dalam jangka waktu amal dengan maksud dibungakan b. dipinjamkan kepada pihak lain

  c. membayar bonus, transportasi, pakaian atau makanan yang tidak berkaitan dengan kepentingan murid d. membangun gedung/ruangan barn

  e. membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran f. menanamkan saham Pembatalan BOS

  Dalam hal sekolah penerima BOS mengalami perubahan sehingga tidak lagi memenuhi persvaratan sebagai penerima BOS atau tutup/bubar maka bantuan dibatalkan dan dana BOS harus disetorkan kembali ke kas negara. Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota bertanggungjawab dan berkewenangan untuk membatalkan BOS.24

  23 A hmad Tafsir. Metodolovi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosdakarva, Bandung,2000, him. 28 2" Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional,Op. C it, him. iu

  23

  6. Penvaluran dan Pengambilan Dana Dana BOS harus diterima secara utuh, tidak diperkenankan melakukan pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun.

  1. Penvaluran Dana

  a. Bagi Sekolah/Madarasah/Salafiyah yang belum memiliki rekening rutin sekolah, harus membuka nomor rekening atas nama lembaga (tidak boleh atas nama pribadi)

  b. Dana BOS disalurkan sekaligus dalam satu tahap untuk periode Juli-Desember 2005.

  c. Penyaluran dan a dilaksanakan oleh Tim PKPS-BBM Tingkat Propinsi melalui PT. Pos/Bank Pemerintah.

  Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota dan Tim PKPS-BBM Sekolah harus mengecek kesesuaian dana yang disalurkan oleh Kantor Pos/Bank dengan alokasi BOS yang ditetapkan oleh masing-masing Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota. Jika terdapat perbedaan dalam jumlah dana yang diterima, harus segera dilaporkan kepada Kantor Pos/Bank dan Tim PKPS-BBM Propinsi diselesaikan lebih lanjut.

  2. Pengambilan Dana

  a. Tim PKPS-BBM Sekolah mengambil dana BOS sekaligus dari Kantor Pos/Bank. sesuai dengan jumlah dana yang disalurkan.

  b. Dana BOS harus diambil di Kantor Pos/Bank yang ditunjuk dengan menandatangani kuitansi sebagai bukti penerimaan.

  24 c. Dana BOS hams disimpan dalam rekening sekolah dan masuk dalam pos penerimaan di dalam RAPBS.

  d. Pengambilan BOS dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan diketahui oleh Ketua Komite Sekolah.

  e. Penarikan tabungan BOS dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dengan menyisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku. Saldo minimum ini bukan termasuk pemotongan.

  f. Apabila dana BOS belum diambil oleh sekolah sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, maka Kantor Pos/Bank akan mengembalikannya ke Kas Negara.25

B. Masalah Intensitas Belajar

  1. Masalah belajar

a. Pengertian

  Mengambil satu definisi tentang pengertian belajar belumlah representatif, karena pendapat para ahli sangat dipengaruhi oleh latar belakang dan pendekatan yang dipakai, dengan demikian suatu definisi mempunyai titik-titik tertentu sesuai dengan subyektifitasnya.

  Masalah belajar merupakan suatu yang sangat komplek sehingga sulit dikatakan secara pasti, belajar mempakan usaha seseorang untuk menguasai ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya dan mewujudkan suatu perubahan sikap, kepribadian seseorang.

  Perintah untuk belajar ini dalam Islam juga sangat dianjurkan, sebagaimana perintah Allah dalam Alqur’an surat Al- Alaq ayat 1 yang berbunyi:

   1

  2SIbid,him.\

  < ii4 j l Artinya:

  26 Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Untuk lebih terperincinya, penulis perlu mengemukakan beberapa definisi tentang belajar berikut:

  1. Dr. Nana Sudjana dkk Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses, belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan kemampuannya serta perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada individu belajar.27

  2. Dr. Oemar Hamalik Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku yang barn akibat pengalaman dan latihan.28

  3. Prof.Dr.S. Nasution, MA Belajar adalah penambahan pengetahuan.29

Dokumen yang terkait

DAMPAK PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN JEMBER

1 9 17

DAMPAK PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN JEMBER (Studi Kasus di Sekolah Dasar se–Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember)

0 4 17

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( STUDI KASUS PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SDN MANGLI I BONDOWOSO)

1 4 16

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( STUDI KASUS PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SDN MANGLI I BONDOWOSO)

10 248 16

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

0 25 257

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN DABIN I KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALAN

2 35 271

PENGARUH INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI SD GUGUS TERAMPIL KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG

6 40 164

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG

0 6 25

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 132