PENGARUH KEDISIPLINAN GURU KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS V DAN VI DI MI MLILIR KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository

  

PENGARUH KEDISIPLINAN GURU KELAS TERHADAP

PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS V DAN VI DI MI MLILIR

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

  Gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah Oleh :

  

MUSAROFAH

NIM : 114 06 209

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

2008

  S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T I G A D E P A R T E M E N A G A M A RI \

  Jl. Stadion No. 03 Telp. ( 0298) 323433 Salatiga 50721 Website : E-mail: adsministrasi @ stainsalatiga.ac.id

  

DEKLARASI

j i 1 j i 1 Att t

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi Salatiga, 4 Agustus 2008

  Penulis MUSAROFAH NIM. 114 06 209

  S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S L A T IG A D E P A R T E M E N A G A M A RI a Jl. Stadion No. 03 Telp. (0298 ) 323433 Salatiga 50721

  Website : E-mail: adsministrasi @ stainsalatiga.ac.id

  NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara Musarofah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalam ualaikum wr. wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : MUSAROFAH NIM : 114 06 209 Jurusan/Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul skripsi : PENGARUH KEDISIPLINAN GURU KELAS

  TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS

  V DAN VI DI MI MLILIR KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu 'a la i ku m wr. wb.

  Salatiga, 4 Agustus 2008 Pembimbing

  NIP. 150 321 407

  S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A D E P A R T E M E N A G A M A RI Jl. Stadion No. 03 Telp. (0298 ) 323433 Salatiga 5072/

  Website : E-mail: adsministrasi @ stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

  Skripsi Saudara : Musarofah dengan nomor induk mahasiswa : 114 Co 209 yang berjudul : “Pengaruh Kedisiplinan Guru KelasTerhadap Prestasi Belajar Anak Kelas V dan VI di MI Mlilir Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun 2008”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

  Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa, 26 Agustus 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 24 Sya’ban 1429 H dan telah diterima sebagai syarat - syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.

  Salatiga, 26 Agustus 2008

  24 Sya’ban 1429 H Panitia Ujian

  

NorwaotOrMrftum

  NIP. 150 321 407

  

MOTTO :

iCmu adaCahpenerang dan penunjuk jaCan hagi

  4 kehidupan dunia dan akhirat.

  

Tendidikan ter haik herawaC dariprihadi yang haik

  PERSEMBAHAN

  t

  Skripsi ini aku persembahkan kepada :

  o Ayah bundaku tercinta atas do’a dan kasih sayangnya kepadaku, o Suamiku tercinta o Saudara-saudaraku o Sahabatku

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kedisiplinan guru kelas, dan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar anak kelas V dan VI, serta mengetahui pengaruh antara kedisiplinan guru kelas dengan prestasi belajar anak kelas V dan VI di MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  Selanjutnya, sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 40 siswa yang diambil dari kelas V dan VI. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan cara populasi sampel.

  Hipotesis dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan guru kelas di MI Mlilir pada kategori sedang yaitu 67,5%. Sedangkan prestasi belajar anak kelas V dan VI di MI Mlilir pada kategori sedang yaitu 57,5%.

  Hal ini berarti bahwa kedisiplinan guru kelas ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak kelas V dan VI, sehingga hasil hipotesis dapat diterima atau signifikan.

KATA PENGANTAR

  Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia.

  Skripsi yang kami susun berjudul “ Pengaruh Kedisiplinan Guru Kelas terhadap Prestasi Belajar Anak Kelas V dan VI di MI Mlilir Kec. Bandungan Kab.

  Semarang Tahun 2008” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.

  Untuk selanjutnya penulis perlu ucapakan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

  1. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberi kesempatan penulis untuk menyelesaikan studi.

  2. Para dosen yang telah memberikan wawasan keilmuan yang sangat berguna bagi penulis.

  3. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi untuk kesempurnaan skripsi ini.

  4. Para karyawan dan karyawati yang memberi pelayanan kepada penulis dengan baik.

  5. Semua teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang dengan keikhlasannya pula telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  Penulis berdo’a semoga perhatian, dan bimbingan, serta bantuan kebaikan dari senua pihak merupakan amal saleh yang diterima Allah SWT.

  Demikian skripsi ini penulis susun dengan sangat sederhana, jauh dari harapan para pembaca, maka saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.

  Akhirnya , semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Dan semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan.

  Amin-aminYa Robbal Alamin.

  Salatiga, 4 Agustus 2008

  %

  Penulis

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB III DESKRIPSI UMUM SEKOLAH

  9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  

  

  

  

   V. 5

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IV ANALISIS DATA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

  

  

   Tabel 7 Tabulasi Rekap Jawaban Tentang Prestasi Belajar Anak ... 45 Tabel 10 Tabel Tentang Jawaban Item Pertanyaan Kedisiplinan

   Tabel 13 Tabel Tentang Prestasi Belajar Anak dengan Jawaban

  

  

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Dalam proses kegiatan belajar mengajar membutuhkan sebuah kedisiplinan. Disiplin dalam belajar mengajar diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah disepakati sehingga ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.

  Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik. Guru mengajar harus pandai menggunakan pendekatan tersebut karena pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan anak didik.1

  Lembaga pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen-komponen dalam lembaga pendidikan antara lain peserta didik, guru, tenaga administrasi, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, manajemen, serta dana.

  Demikian halnya dengan keberhasilan dalam mencapai tujuan suatu lembaga atau organisasi juga tidak terlepas dari peran manusia, karena manusia merupakan sumber daya yang mengelola dan mengendalikan sumber- sumber atau komponen-komponen dalam organisasi tersebut. Guru adalah subjek dalam proses belajar mengajar. Peranan profesional guru dalam

  Drs. Syaiful Bahri Jamaroh, Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineke Cipta, Jakarta, 2006, him. 53

  2

  keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal.2 Mereka juga harus memiliki motivasi dan peran aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Peran aktif guru dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan untuk mencapai tujuan'belajar yaitu menghantarkan anak didik menjadi manusia yang berkualitas.3

  Menyadari tuntutan di atas, guru sebagai salah satu komponen sekolah memilliki peranan penting dan ikut menentukan kelancaran dan keberhasilan lembaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya. Agar guru dapat menyelenggarakan dan melaksanakan tugas dengan baik, dituntut untuk memiliki kemampuan, motivasi dan etos kerja yang tinggi.4

  Guru yang mempunyai keinginan yang kuat dalam meraih sukses, tentu memiliki motivasi yang kuat dalam berusaha serta kedisiplinan yang tinggi dalam bekerja.5 Guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peran, dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting.6

  Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis dan tugas administrasi. Tugas paedagogis adalah tugas membantu membimbing dan memimpin (Moh. Rifai, 1989:135) mengatakan bahwa :

  

2 Prof. Soetjipto, Drs. Raflis Kosasi, M.Sc., Profesi Keguruan, Jakarta, 1999, him. 2

J Departemen Agama Republik Indonesia, Motivasi dan Etos Kerja, Jakarta, 2004, him. 1

  4 Ibid, him. 3

  5 Ibid, him. 5

  6 Drs. A rif Sardiman M.Sc., Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, him

  3

  3

  “Di dalam situasi pengajaran, gurulah yang bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan tidak berdiri di bawah intruksi manusia lainnya, kecuali dirinya sendiri setelah masuk dalam situasi kelas.”7

  Dengan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul “PENGARUH KEDISIPLINAN GURU KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS V DAN VI DI MI MLILIR KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008”

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah tafsir sekaligus mempertegas konsep variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan batasan istilah yang ada dalam penelitian.

  1. Kedisiplinan guru Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib). Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. 8 Jadi kedisiplinan guru menurut penulis adalah kepatuhan seorang guru terhadap peraturan (tata tertib) dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru di sekolah.

  Adapun variabel dari kedisiplinan guru adalah dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: a. Hadir tepat waktu

  7 Drs. Suryo Subroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta 1994, him. 4

  

8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, 2002, him. 268

  4

  b. Mulai pelajaran dan mengakhiri pelajaran tepat waktu

  c. Disiplin dalam mengisi administrasi kelas

  d. Disiplin terhadap peraturan sekolah

  2. Prestasi belajar anak Prestasi belajar anak adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.9

  Adapun variabel dari prestasi belajar anak dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: a. Tingkat pemahaman siswa

  b. Penguasaan terhadap materi belajar

  c. Nilai ulangan harian

  d. Nilai tes semester

  e. Nilai rapor

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan variabel di atas, maka penulis dapat merumuskan menjadi beberapa pokok masalah dalam penulisan ini, yaitu :

  1. Bagaimanakah kedisiplinan guru di MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang?

  2. Bagaimanakah prestasi belajar anak di MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang?

  5

  3. Adakah pengaruh kedisiplinan guru terhadap prestasi belajar anak di MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang?

  D. Tujuan dan Manfaat

  Dalam penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kedisiplinan guru dalam meningkatkan prestasi belajar anak di MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui prestasi belajar anak di MI Mlilir Kecamatan Bandungan.

  3. Untuk mengetahui pengaruh antara kedisiplinan guru dengan prestasi belajar anak di MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Memperoleh wawasan tentang kedisiplinan 2. Memperoleh wawasan tentang prestasi belajar anak.

  E. Kajian Pustaka

  Dengan beberapa penelitian yang sudah ada yang dijadikan dalam judul dan fokus mempunyai kesamaan atau berkaitan dengan judul penelitian tetapi mempunyai fokus dan subjek yang berbeda dengan skripsi yang lain, d i antaranya:

  1. Judul skripsi yang disusun oleh Saudari Rofi Uswatun Hasanah dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Etos Keija Guru di MTs Darul Ma’arif Pringapus Kab. Semarang Tahun 2004”.

  6

  Perbedaan dalam skripsi itu teletak pada pembahasan etos kerja guru yang dipengaruhi kedisiplinan karena adanya supervisi kepala sekolah.

  Sedangkan dalam skripsi ini peneliti membahas kedisiplinan guru karena adanya motivasi dan etos kerja guru itu sendiri dan lebih menitik beratkan pada disiplin dalam menaati tata tertib sekolah.

  2. Dari skripsi berikutnya yang disusun oleh Saudari Qomariyah yang berjudul “Hubungan Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs Miftahul Hasanah Tawanghaijo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006”.

  Skripsi Saudari Qomariyah membahas tentang kompetensi guru dan pengaruhnya terhadap prestasi siswa. Dengan kata lain bahwa yang mempengaruhi prestasi siswa itu hanya kompetensi yang dimiliki seorang guru saja. Padahal ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

  Sedangkan dalam skripsi ini peneliti membahas tentang prestasi belajar anak sangat dipengaruhi oleh kedisiplinan seorang guru. Karena guru merupakan tauladan di sekolah sehingga dari sikap guru yang disiplin, mampu membangkitkan semangat siswa untuk meraih prestasi yang tinggi.

  Jadi dengan beberapa tinjauan skripsi di atas yang dijadikan kajian pustaka bagi peneliti dapat dijadikan tolak ukur perbedaan dalam segi tujuan dan fokus. Skripsi penulis diprioritaskan pada kedisiplinan guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak. Prioritas dalam skripsi ini lebih jelas dibandingkan fokus dan tujuan dari skripsi yang dijadikan tinjauan

  7

  pustaka yang dibuat oleh Saudari Rofi Uswatun Hasanah dan Qomariyah. Skripsi mereka hanya membahas yang mempengaruhi etos keija guru adalah supervisi kepala sekolah saja sedangkan saudara Qomariyah terfokus pada kompetensi guru yang mempengaruhi prestasi belajar anak. Padahal kedisiplinan guru juga berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Inilah yang membedakan fokus dan tujuan skripsi dari peneliti dengan skripsi mereka berdua.

F. Hipotesis

  Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris.10 Adapun hipotesis yang diambil yaitu sebagai berikut: “Ada pengaruh kedisiplinan guru terhadap prestasi belajar anak atau dengan kata lain semakin baik kedisiplinan guru, maka semakin baik pula prestasi belajar anak”.

  G. Metodologi Penelitian Merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ilmiah. Metode ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Adapun metodologi yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan subjek penelitian %

  a. Populasi 10 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, him.

  31

  8

  Populasi adalah keseluruhan subiek penelitian.11 1 Adapun yang

  2 menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang kelas V dan VI. Adapun Jumlah populasinya yaitu 40 siswa.

  b. Sampel

  10 Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Adapun sampel yang peneliti ambil adalah 40 siswa MI Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  c. Teknik Sampling Maksud teknik sampling adalah cara pengambilan sampel. Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15%, atau 20 — 25% atau lebih.13 Karena jumlah populasi nya sebanyak 40 siswa, maka penulis mengambil seluruh populasi sebagai sampel. Jadi sampelnya berjumlah 40 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan populasi sampel. Peneliti mengambil sampel dari seluruh anak kelas V (lima) yang berjumlah 20 anak dan seluruh anak kelas VI (enam) yang berjumlah 20 anak. Sehingga sampel berjumlah 40 anak.

  11 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 115

  12 Ibid., him. 117

  13 Ibid., him. 120

  9

  2. Teknik Pengumpulan Data

  a. Angket Yaitu sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui.13

  b. Dokumentasi Metode dokumentasi dalam pengertiannya adalah mencari fakta mengenai suatu hal yang berupa benda-benda tertulis seperti buku- buku, majalah, dokumen, peraluran-peraluran, notulen rapat, eatatan harian dan sebagainya.14 v

  3. Analisa Data Setelah semua data terkumpul, maka penulis akan menganalisa dengan menggunakan analisa statistik dengan langkah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kategori dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus prosentase :

  P

  = “7 X 1 0 0 %

  N 1

  3

   1

  4

  13 Ibid., him. 140

  14 Ibid., him. 149

  10

  Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah subjek secara keseluruhan

  b. Untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan variabel dua atau variabel kedisiplinan guru dengan prestasi belajar anak digunakan teknik analisis {Product moment) dengan rumus sebagai berikut:

  I Keterangan: rxy = Koefisiensi korelasi £x = Variabel tentang kedisiplinan guru £y = Variabel tentang prestasi belajar anak Xxy = Jumlah hasil kali skor x dan y Xxj = Jumlah skor x yang dikuadratkan £y* = Jumlah skor y yang dikuadratkan N = Jumlah responden

  11

H. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan

  manfaat penelitian, kajian pustaka, hipotesis, metode penelitian, analisis data dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Berisi tentang hal-hal yang melengkapi teori dari skripsi ini. Bab ini menguraikan

  tentang kaitan kedisiplinan guru terhadap prestasi belajar anak. Dalam sub bab berikutnya menguraikan tentang etos kerja guru, dan hal yang berkailan dengan prestasi belajar.

  Bab III Deskripsi Umum Sekolah Yang meliputi keadaan umum sekolah, letak geografis, struktur organisasi MI Mlilir, potensi ekonomi, daftar guru dan jumlah siswa, sarana dan prasarana, pembelajaran, program kerja guru, serta data responden. Bab IV Analisis Data Yang meliputi analisis data pertama, analisis data kedua, dan analisis data ketiga. Bab V Penutup Yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

  BAB II LAND ASAN TEORI A. KEDISIPLINAN GURU

  1. Pengertian Disiplin Kata disiplin berasal dari kata latin : discipline! yang berarti

  • pendidikan kesopanan, keruhanian, dan pengembangan tabiat. Kata disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga tahun 2001 ada tiga makna : 1. Tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); 2. Ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tala tertib dsb); 3. Bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu. 1

  Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Tata tertib ini dibuat oleh manusia untuk ditaati. Jadi disiplin adalah tata tertib yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan dan sebagainya. Berdisiplin berarti menaati (mematuhi tata tertib).2

  Kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meraih kesuksesan dalam segala hal. Sikap disiplin ini dapat muncul karena dua hal yaitu karena kesadaran dan karena paksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan faktor seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal, dengan disiplinlah didapatkan keteraturan dalam segala hal, dengan disiplinlah dapat

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Disiplin PNS, 2004, him. 5 2 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, him.

  13

  menghilangkan kekecewaan orang lain, dengan disiplinlah orang lain mengaguminya. Tetapi berbeda dengan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan dengan terpaksa pula. Keterpaksaan itu karena takut akan dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran terhadap peraturan. Ada pengawasan dari petugas (pemimpin) akan timbul disiplin. Tetapi tidak ada pengawas (pemimpin) pelanggaran dilakukan. Maka disiplin yang terpaksa identik dengan ketakutan pada hukum.

  Sebagai seorang guru yang menjadi suri tauladan bagi murid- muridnya sudah sepatutnya untuk mempunyai sikap disiplin dalam berbagai hal terutama kedisiplinan di sekolah. Karena guru yang disiplin akan dinilai baik oleh murid-murid di sekolah. Dengan disiplin dapat melahirkan semangat dalam menjalankan tugas sebagai guru terutama dalam mendidik anak di sekolah. Karena guru adalah sosok panutan, figur bagi anak didik untuk diteladani. Seorang guru yang penuh semangat akan penuh energi, raut wajahnya cerah, penuh vitalitas dan cekatan, tak mengenal lelah. Karena semangat adalah kekuatan non-material, disiplin adalah kekuatan yang tidak tampak. Penyatuan keduanya melahirkan tenaga pendorong dalam perwujudan kepatuhan pada tata tertib untuk mewujudkan cita-cita yang didamba.

  14

  2. Peran Guru Guru adalah seseorang yang sangat berperan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Guru berperan sebagai pendidik. Sebagaimana teori Barat, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).3

  Di dalam Undang-undang Guru 2006, diterangkan pada pasal 1 ayat 1, yakni “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

  mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

  ... ”, dan pasal 4, “berfungsi untuk meningkatkan martabat dan

  peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional ”. 4

  Adapun fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.

  b. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasan dan berkepribadian baik.

  3 Dr. Abdul Mujib, M.Ag, Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si., Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006, him. 87

  4 Prof. Dr. H. Djohar, MS, Guru Pendidikan & Pembinaannya, Grafika Indah, Yogyakarta, 2006, him. 133

  15

  c. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.5

  Dalam tugas itu, seorang pendidik dituntut untuk mempunyai seperangkat prinsip keguruan. Prinsip keguruan itu dapat berupa : a. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memperhatikan : kesediaan, kemampuan, pertumbuhan, dan perbedaan peserta didik.

  b. Membangkitkan gairah peserta didik

  c. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik

  d. Mengatur proses belajar mengajar dengan baik

  e. Memperhatikan perubahan-perubahan atau kecenderungan yang mempengaruhi proses mengajar.

  Disamping tugas dan prinsip keguruan, guru juga mempunyai peran yang sangat besar dalam pendidikan yaitu : a. Guru sebagai pengajar

  Dalam memberikan pelayanan kepada siswa guru bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar mengajar anak melalui interaksi belajar-mengajar.

  b. Guru sebagai pembimbing Guru memberikan bimbingan terhadap anak didik untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan

5 Dr. Abdul Mujib, M.Ag, Dr. Jusuf Mudzakkir, op.cit., him. 91

  16

  penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.6

  3. Motivasi Guru Guru merupakan faktor terpenting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan karena guru merupakan pelaksana pendidikan yang langsung berhubungan dengan anak didik dalam situasi belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah melibatkan beberapa unsur yaitu guru, siswa, materi, metode, media, penilaian, dan tujuan yang hendak dicapai. Unsur-unsur di atas baru akan berfungsi apabila guru sebagai pelaksana pendidikan mampu mengelola dan memanfaatkannya. Karena betapa baik dan lengkapnya kurikulum, metode, media, sarana, dan prasarana lainnya, namun keberhasilan tujuan pendidikan tetap terletak pada guru dalam melaksanakan tugasnya.

  Guru sebagai pendidik benar-benar harus mampu berperan sebagai penggerak perubahan (agent o f change), penggerak modernisasi (agent o f

  modernization)

  dan penggerak pembangunan (agent o f development). Untuk itu, agar guru dapat menyelenggarakan tugas-tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab, diperlukan adanya guru yang memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi di dalam dirinya. Di samping itu, harus didukung oleh skill,

  knowledge dan attitude yang cukup memadai. Dilain pihak guru dituntut

  memiliki keseriusan, prakarsa, taat, jujur, dan etos kerja yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

6 DR. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1992, him.

  33

  17

  Ada empat faktor yang dapat menimbulkan motivasi keija guru yaitu :

  a. Dorongan untuk bekerja Motivasi kerja guru dalam memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan individu dan organisasi sekolah akan dipengaruhi oleh keinginannya.

  Apabila ia mempunyai keinginan yang kuat sesuai dengan kebutuhannya

  v

  ia akan berusaha melakukan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhannya secara optimal.

  b. Tanggung j awab terhadap tugas Sebagai konsekuensi atas jabatan yang diemban guru, maka seorang guru akan mempunyai sejumlah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Tugas ini berkaitan dengan kuantitas yang diberikan guru.

  Dengan demikian berat ringannya beban tugas yang ada pada guru mempengaruhi usaha-usahanya sesuai kemampuannya. Tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas di sekolah ditandai upaya tidak segera puas atas hasil yang dicapainya.

  c. Minat terhadap tugas Minat (interest) adalah dorongan untuk memilih suatu objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis. Objek minat dapat berupa benda, pekerjaan, orang, dan lain-lain. Hubungannya dangan minat guru dalam melaksanakan tugas di sekolah berarti di dalam guru terdapat perasan melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mengembangkan tugas-tugas di sekolah.

  18

  d. Penghargaan atas tugas Penghargaan atas suatu jabatan atau keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu motivator yang mendorongnya bekerja.

  Karena penghargaan, penghormatan, dan pengakuan sangat besar pengaruhnya terhadap kerja seorang guru. Ada penghargaan terhadap tugas, dapat menyebabkan munculnya rasa cinta dan bangga terhadap tugas-tugas yang diberikan. Sehingga yang bersangkutan akan melaksanakan tugasnya dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab.7

  4. Etos kerja guru

  a. Pengertian etos kerja Kata etos kerja, sering didengar di tengah-tengah masyarakat umum, khususnya pada kalangan birokrat atau suatu organisasi pemerintahan maupun swasta. Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

  b. Prinsip utama etos kerja Etos kerja sebagai sistem tata nilai yang positif sangat mendukung upaya pelaksanaan tugas. Prinsip utama dalam etos kerja bagi seorang guru setidak-tidaknya ada dua hal yaitu :

  1. Bekerja adalah ibadah Sebagai umat Islam harus meyakini bahwa bekerja itu adalah ibadah. Ibadah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, di

7 Departemen Agama Republik Indonesia, Motivasi dan Etos Kerja, 2004, him. 48

  19 samping sebagai pengabdian kepada bangsa, Negara dan agama.

  Bertolak dari keyakinan itulah bekerja keras merupakan suatu keharusan yang dilaksanakan secara ikhlas. Segala bentuk pekerjaan yang dilandasi motivasi ibadah akan memperoleh penghargaan dari seseorang, pemerintah, dan Negara serta agama.

  Hal itu merupakan perbuatan terpuji dan mendapatkan pahala kebaikan dari Allah SWT.

  2. Pangkat dan jabatan adalah amanah.8 Dengan keyakinan bahwa jabatan dan pangkat itu sebagai v amanah, maka harus diemban dan dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Sebagai amanah, maka pangkat dan jabatan itu dan segala implikasinya harus dipertanggungjawabkan kepada atasan, bangsa, Negara dan kepada Allah SWT.

  Dalam rangka prinsip utama etos kerja di atas, maka operasionalnya tercermin antara lain pada perilaku suka bekerja keras, disiplin, rajin, tekun, ulet, sabar, rapi, tepat waktu, efisien, dan mau bekerjasama.

  Setiap guru harus mampu menunjukkan etos kerja dirinya dalam bekerja. Thohir Luth, memberikan suatu contoh etos kerja berkenaan dengan suatu pekerjaan yang bersifat islami, beliau mengatakan : bahwa setiap pekerja, terutama yang beragama Islam karena pekerjaan yang ditekuninya bernilai ibadah, hasil yang

  20

  diperoleh dari pekerjaannya juga dapat digunakan untuk kepentingan ibadah.9

  5. Etos Keija Islami Untuk menumbuhkan etos kerja secara islami, dalam melaksanakan tugas

  • dan fungsi pekerjaan, seorang guru perlu menanamkan :

  a. Niat yang ikhlas karena Allah SWT Niat teramat penting dalam setiap aktivitas. Nilai pekerjaan kita bisa menjadi ibadah atau tidak sangat tergantung niat untuk apa kita melaksanakan sesuatu. Manusia akan diperhitungkan amal perbuatannya sesuai niatnya. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadisnya - , . / - . .

  /•* ' / ( , ' ° ' •* / *> ^ (

  IJ j i » i j j ) * * * j c ii U il I j l a c ( J L A (J .V I Lajl,

  “ Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. ”10

  Dari uraian di atas, pada hakekatnya sebuah etos kerja guru dapat muncul dari sebuah keikhlasan, b. Kerja keras

  Sebagai seorang guru dituntut untuk bekerja keras dalam setiap melaksanakan pekerjaannya. Maksudnya bekerja dengan sungguh-

  9

10 Syaik h Im am N a w a w i, Era Interm edia,

Ibid., him. 66 Terjemahan hadis-hadis Arba’in nawawiyah,

  2 1

  sungguh, tenaga dan pikiran dicurahkan kepada sesuatu pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya.

  c. Memiliki cita-cita tinggi Seorang guru pasti memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga akan berusaha keras untuk mencapai cita-citanya.

  d. Memiliki landasan moral dalam bekerja Landasan moral bekerja sebagai seorang guru adalah nilai-nilai agama sebagai tempat berpijak dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

  Adapun landasan moral dalam melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Merasa terpantau Merasa terpantau artinya menyadari sesungguhnya bahwa segala apa saja yang kita kerjakan tidak pernah lepas dari rekaman dan penglihatan Allah SWT. Sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam QS. Al Zalzalah : 7 - 8

  7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

  8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.11 ii D epartem en A g a m a RI,

  A l Qur’an dan Terjemahnya, T oha Putra, S em a m g , 1 9 9 0 , him .

  1087

  22

  2. Jujur Jujur adalah kesucian nurani yang memberikan jaminan kebahagiaan spiritual karena kebenaran berbuat, ketepatan bekeija, bisa dipercaya dan tidak mau berbuat dusta. Allah berfirman dalam QS. Az- Zumar: 32 - 34

  32. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?

  33. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

  34. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik.12

  3. Amanah (dapat dipercaya karena jujur) Penerima amanah sebenarnya telah memiliki landasan moral yang teramat mulia, yaitu dipercaya karena kejujurannya.

  Landasan moral ini bila disadari secara sungguh-sungguh akan membentuk perilaku jujur dalam pribadinya. Oleh karena itu Islam

12 Ibid., him. 750

  23

  melarang kita bersikap khianat dalam posisi, status, dan fungsi sebagai apapun.

  Allah berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 27 - 28 f- .< r %.

  a V J>) J i j j j i JjjJjl Y y jfi-j ^ S \yjXe.

  J L P «Uil ^ ♦ j l j ^ 4 = p l^ a l U ! j o j

  27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

  28. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.13

  4. Taqwa Taqwa yaitu melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Agama. Taqwa akan melahirkan manusia yang memiliki kepribadian terpuji diantaranya adalah :

  a. Pribadi yang taat beragama

  b. Pribadi yang gemar berbuat kebajikan c. Pribadi yang tidak mau dikotori oleh perbuatan yang tercela.

13 Ibid., him. 264

  24

B. PRESTASI BELAJAR ANAK

1. Pengertian Belajar

  Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.14 Pengertian belajar menurut James O. Whittaker, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman

  (Learning may be defined as the process by wich behavior originates or is altered through training or experience)15

  Menurut Howard L. Kingsley, belajar adalah proses dimana tingkah laku ( dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan

  ( Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training ) 16

  Menurut Chronbach di dalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa:

  “Learning is shown by a change in behavior as a result o f experience ”.

  Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.17 Menurut Gordon II. Bower & R. Ililgard (1987) di dalam buku

  “Theories o f Learning ”, Learning refers to the change in a subject 's behavior or behavior potential to a given situation brought to the change in a subject's 14D epartem en Pendidikan N a sio n a l, B a la i Pustaka, Jakarta. 2 0 0 2 , him . 17

15 D rs. W asty Soem anto, R enik a C ipta, Jakarta, 1990, him . 9 8

Kamus Besar Bahasa Indonesia, him . 99 Psikologi Pendidikan, 17 C hronbach, 1 957, p. 4 7 dari Sum adi Suryabrata, R ajaw ali, Jakarta,

  16 Ibid., 1 990, him . 2 4 7 Psikologi Pendidikan,

  25 repea ted experiences in that situation, provided that the behavior change

cannot be explained on the basis o f the subject's native tendencies,

maturation, or temporary state (such as fatique, drunkness, drives, and so on)”. Belajar adalah perubahan perilaku seseorang terhadap situasi tertentu

  yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan itu dapat dijelaskan bukan atas dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya.18

  Dari definisi-definisi di atas terdapat hal-hal pokok sebagai berikut:

  1. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam artian behavior changes, aktual, maupun potensial)

  2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru

  3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja) Sehingga penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan kualitatif individu yang dilakukan secara terus menerus melalui usaha dan latihan serta pengalaman secara sadar dan sengaja yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku. 2 0 0 4 , him . 25

18 Drs. H . A . N oerhadi D jam al, Ilmu Jiwa Pendidikan, S T A IN Salatiga Press, Salatiga,

  26

2. Prinsip umum tentang belajar

  Prinsip umum tentang belajar adalah :

  a. Belajar harus bertujuan terarah. Tujuan akan menuntun seseorang dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.

  b. Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku

  'S pelajaran.

  c. Belajar memerlukan pemahaman tentang hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

  d. Belajar memerlukan latihan dan pengulangan agar semua yang telah dipelajari dapat dikuasai.

  e. Belajar merupakan suatu proses aktif, yang mana terjadi saling mempengaruhi secara dinamis antara murid dan lingkungannya.

  f. Perbedaan individu akan berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

  g. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan kuat untuk mencapai tujuan.19

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

  Hasil belajar antara seseorang dengan orang lain cenderung berbeda, mengingat situasi dan kondisi masing-masing orang berlainan. Bahkan situasi dan kondisi yang sama sekalipun belum tentu menjamin hasilnya akan sama.

  27

  Banyak hal yang mempengaruhi diantaranya :

  a. Faktor internal ialah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi, termasuk fisik maupun mental atau psikologisnya.

  b. Faktor eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar individu, misalnya ruang belajar, alat-alat pelajaran, dan lingkungan sosial maupun alamiahnya.

  Faktor internal ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu : 1) Faktor-faktor non sosial

  Berupa faktor di luar diri manusia seperti cuaca dan sarana prasarana.

  2) Faktor-faktor sosial Maksudnya faktor manusia atau sesama manusia, baik dalam kondisi ada ataupun tidak langsung hadir.20

4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

  Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar antara lain,

  a. Motivasi siswa Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan teijadinya suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena

  28

  adanya motivasi yang mendorong seseoarang untuk melakukan perbuatan belajar.

  b. Bahan belajar Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang paling penting mendapat perhatian guru. Dengan bahan itu para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya menempuh tujuan belajar.

  c. Alat bantu belajar Alat Bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.

  d. Suasana belajar Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan banyak gangguan sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif.

  e. Kondisi subjek belajar Kondisi subyek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efektif dan efisien apabila berbadan sehat, memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar, serta memiliki minat untuk belajar.

  Siswa kondisinya kurang baik akan memepengaruhi kelancaran kegiatan dan hasil belajarnya.

  29

Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP RELIGIUSITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V DI SDN TALANGAGUNG 02 KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

0 7 22

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE DABIN I KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

3 28 277

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG

0 6 25

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 132

KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS II MAN I SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 92

PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA KELASIV, V DAN VI SDN KENTENG 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007 - Test Repository

0 0 92

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V MI SEMEN CANDIMULYO MAGELANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 97

PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB SISWA KELAS V MI MIFTAHUL ULUM DESA KARANGMOJO KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2007/2008. - Test Repository

1 2 75

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 116

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 103