PENERAPAN METODE AN-NAHDLIYAH DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA ALQUR’AN DI TPQ MIFTAHUNNAJAH JOSARI JETIS PONOROGO

  

PENERAPAN METODE AN-NAHDLIYAH

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA ALQUR’AN

DI TPQ MIFTAHUNNAJAH JOSARI JETIS PONOROGO

SKRIPSI

  Oleh:

NURVINA LUTFIANI

  NIM. 210614110

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

  

ABSTRAK

Lutfiani, Nurvina. 2018. Penerapan Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran

Membaca Alqur’an di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo. Skripsi.

  Jurusan Pendidikan Guru MI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag.

  Kata Kunci: Metode, An- Nahdliyah, Alqur’an.

  Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena di Lembaga TPQ Miftahunnajah dalam proses kegiatan pembelajaran membaca Alqur’an menggunakan metode An-Nahdliyah, karena Metode An-Nahdliyah ini banyak memiliki keunggulan. Akan tetapi dalam pembelajarannya masih ada beberapa santri yang mengalami kesulitan pada saat membaca Alqur’an misalnya dalam menyesuaikan ketukan dengan huruf- huruf yang ada di Alqur’an. Selain itu juga kesulitan dalam membaca huruf hijaiyah sesuai dengan panjang pendek serta kesesuaian makhrojnya. Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka penelitian ini difokuskan pada problematika penerapan metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alqur’an.

  Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan langkah-langkah penyampaian metode An- Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alqur’an di

  TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo, Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran memebaca Alqur’an melalui metode An-Nahdliyah di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo.

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis penelitian studi kasus. Teknik analisis data mengikuti konsep Miles dan Hubberman yang terdiri dari: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penerapan metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alq ur’an di TPQ Miftahunnajah sudah berjalan cukup baik. Akan tetapi masih ada beberapa faktor yang dapat menghambat proses pembelajaran sehingga peserta didik kurang tanggap dalam pembelajaran membaca Alqur’an.

  1) Langkah penyampaian metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran membaca

  Alqur’an di TPQ Miftahunnajah pada umumnya kegiatan klasikal terlebih dahulu dan setelah itu privat maju satu persatu membaca Alq ur’an pada guru pembimbingnya masing-masing. Akan tetapi dalam mengajar guru fokus pada teori, sehingga kurang sesuai dengan buku pedoman An-Nahdliyah yang lebih fokus pada contoh dari pada teori.

  2) Untuk faktor pendukung pembelajaran membaca Alqur’an di TPQ

  Miftahunnajah adalah minat peseta didik, motivasi dan perhatian pengajar, dukungan belajar dari lingkungan, dan lengkapnya media sarana prasarana belajar. Sedangkan faktor penghambat pembelajaran membaca Alqur’an di TPQ Miftahunnajah yang mencangkup: kurangnya minat peserta didik, kurangnya motivasi perhatian serta kemampuan pengajar, rendahnya dukungan atau perhatian orang tua dalam mendidik anak belajar dirumah, dan kurang lengkapnya media sarana prasarana yang digunakan pada pembelajaran membaca Alqu r’an.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alq

  ur’an adalah suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Alqur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia

  1 itu.

  Alq ur’an adalah firman Allah Swt yang bersifat atau berfungsi sebagai Mu’jizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Nabi Muhammad Saw) yang diturunkan kepada Nabi yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang dinukilkan atau diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan dipandang beribadah

  2 membacanya.

  Dalam Alq ur’an Allah Swt mengajarkan tauhid, menyapa akal dan perasaan manusia, menyucikan manusia dengan berbagai ibadah, menunjukkan manusia pada hal-hal yang membawa kebaikan dan kemaslahatan dalam kehidupan individual dan sosial manusia, membimbing manusia pada agama yang luhur, mengembangkan kepribadian manusia ke

  3

  taraf kesempurnaan insani. Selain itu Islam juga mengatakan, bahwa

  1 Quraish Shihab, 2 Wawasan Alqur’an (Bandung: Mizan, 1996), 3.

  Masjfuk Zuhdi, 3 Pengantar Ulumul Qur’an (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993), 2.

  Aminah Nina, Pendidikan Kesehatan dalam Alqur’an (Bandung: PT Remaja Posdakarya, Alqur ’an berisi segala hal yang mengenai petunjuk yang membawa hidup

  4 manusia bahagia di dunia dan akhirat.

  Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa membaca Alq ur’an bagi umat muslim merupakan suatu hal ibadah kepada Allah Swt. Untuk itu seorang anak haruslah diberi pemahaman serta dibiasakan untuk membaca Alq ur’an sejak dini. Menanggapi hal tersebut maka peran keluarga sangatlah penting dalam mendukung pendidikan anak terkait proses belajar membaca Alqur’an. Namun, di era yang modern ini sudah banyak keluarga yang mengalami pergeseran dalam hal mendidik anak. Sehingga ada beberapa orang tua yang mengajarkan Alq ur’an pada anaknya dengan kemampuan yang dimilikinya. Maka dari itu bagi orang tua yang kurang bisa meluangkan waktunya untuk mengajarkan Alq ur’an biasanya akan lebih mempercayai lembaga-lembaga pendidikan. Salah satu alternatifnya ialah dengan mengirimkan anak-anaknya di TPQ (Taman Pendidikan Alq ur’an). Lembaga

  5

  ini telah dipercayai untuk mendidik anak-anak dalam hal baca tulis Alq ur’an.

  Di TPQ seorang guru juga mengajarkan cara membaca Alq ur’an yang baik dan benar. Jadi selain dukungan dari keluarga, di TPQ anak juga mendapatkan bimbingan belajar membaca Alq ur’an dari guru. Dalam mengajarkan Alq ur’an guru perlu tahu tingkat perkembangan peserta didiknya, karena terdapat beberapa faktor-faktor yang mungkin dapat menghambat kemampuan peserta didik dalam belajar membaca Alq 4 ur’an.

  Abdullah Abdurrohman Saleh, Teori- teori Pendidikan Berdasarkan Alqur’an (Jakarta: PT Asdi Mahastya, 2007), 17. 5 Muhammad Syaifullah

  ,”Penerapan Metode An-Nahdliyah dan Metode Iqro’ dalam Untuk itu seorang guru harus meningkatkan kualitas kinerjanya dalam mengajar. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

  6

  menilai hasil belajar. Jika dalam proses kegiatan pembelajaran guru menemukan permasalahan yang dapat menghambat proses kegiatan pembelajaran membaca Alq ur’an, guru harus dapat memecahkan masalah untuk mengarahkan peserta didiknya supaya dapat melanjutkan proses kegiatan pembelajaran membaca Alq ur’an dengan efektif dan efisien. Untuk mendukung pembelajaran membaca Alq ur’an diperlukan sebuah model atau metode pembelajaran yang dapat mempermudah peserta didik dalam belajar membaca Alqur’an. Metode yang digunakan dalam lembaga TPQ salah satunya ialah metode An-Nahdliyah. Karena metode tersebut dianggap praktis dan ringan untuk pembelajaran pemula. Selain itu dengan metode An-Nahdliyah ini guru terbantu dengan petunjuk-petunjuk mengenai cara membaca, hukum-hukum tajwid serta petunjuk penggunaan ketukan pada jilid An-Nahdliyah dan ada pula buku pedoman khusus pembelajaran membaca Alqur’an menggunakan metode An-Nahdliyah tersebut. Metode ini lebih menekankan pada kesesuaian dan keteraturan dengan ketukan. Ketukan disini merupakan jarak pelafalan satu huruf dengan huruf lainnya, sehingga dengan ketukan bacaan santri akan sesuai baik panjang dan pendeknya dari

6 Rusman, Model-model Pembelajaran Meningkatkan Profesionalisme Guru (Depok: PT

  7

  sebuah bacaan Alq Namun semua metode itu pasti memiliki kelebihan ur’an. dan kekurangannya dalam proses pembelajaran membaca Alq ur’an. Maka dari itu seorang guru harus mepunyai solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang dapat menghambat peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran membaca Alq ur’an.

  Terkait dengan data awal yang ada TPQ Miftahunnajah merupakan taman pendidikan Alqur’an yang berada di desa Josari kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo, TPQ Miftahunnajah ini bertempat di samping Masjid Al-Barokah dan suatu lembaga pendidikan non formal yang berdiri di bawah naungan Lembaga NU (Nahdlotul ‘Ulama). Dalam proses pembelajaran membaca Alq ur’an di TPQ Miftahunnajah, guru menggunakan metode An- Nahdliyah. Metode An-Nahdliyah merupakan metode yang menggunakan buku paket dan ketukan yang berirama. Sehingga metode ini unik dan memiliki kekhasan tersendiri dengan adanya ketukan yang berirama dan buku paket sebagai rujukan dalam belajar membaca Alq ur’an. Metode

  8 An-Nahdliyah juga praktis dan ringan untuk pembelajaran pemula.

  Dari hasil pengamatan (observasi) peneliti ingin meneliti tentang bagaimana penerapan metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alqur’an di TPQ Miftahunnajah dengan baik dan benar. Dengan demikian apabila seorang guru sudah menguasai kondisi peserta didik serta menguasai metode pengajaran dalam pembelajaran membaca Alqur’an maka hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran Alqur’an di TPQ 7 Ida Vera Shophya dan Saiful Mujab,

  Metode Baca Alqur’an, Elementary, 2 (Juli- Desember, 2014), 339. 8 Miftahunnajah. Namun ketika peneliti sedang mengamati proses belajar mengajar Alqur’an, peneliti menemukan beberapa santri yang mengalami kesulitan pada saat membaca Alqur’an dalam menyesuaikan ketukan dengan huruf- huruf yang ada di Alqur’an. Selain itu peneliti juga menemukan beberapa santri mengalami kesulitan dalam membaca

  Alqur’an sesuai dengan

  9

  panjang pendek serta kesesuaian makhrojnya. Terkait dengan permasalahan tersebut, metode An-Nahdliyah ini dapat membantu guru untuk meningkatkan kemampu an santri dalam membaca Alqur’an. Selain itu metode tersebut juga dianggap praktis dan ringan untuk pembelajaran membaca Alqur’an. Akan tetapi masih ada beberapa santri di TPQ Miftahunnajah yang kurang tanggap dalam penerapan metode ini.

  Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan problematika penerapan metode An-

  Nahdliyah. Sehingga penelitian ini berjudul “Penerapan Metode An-

  Nahdliyah dalam Pembelajaran Membaca Alq ur’an di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka penelitian ini difokuskan pada problematika penerapan metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alq ur’an.

  9

  C. Rumusan Masalah

  Dari permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

  1. Bagaimana langkah penyampaian metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alqur’an di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis

  Ponorogo? 2. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran membaca Alqur’an melalui metode An-Nahdliyah di TPQ Miftahunnajah

  Josari Jetis Ponorogo? D.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti ini adalah: 1.

  Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penyampaian metode An- Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alq ur’an di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran memebaca Alqur’an melalui metode An-Nahdliyah di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo.

  E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1.

  Secara Teoritis

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan metode An-Nahdliyah.

2. Secara Praktis a.

  Bagi Lembaga/ Sekolah yang Bersangkutan Hasil penelitian ini, diharapkan sebagai masukan atau pertimbangan dalam rangka meningkatkan pembelajaran membaca

  Alq ur’an di TPQ Miftahunnajah dengan menggunakan metode An- Nahdliyah.

  b.

  Bagi Ustadz/ Ustadzah Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam mendidik santri bagi guru-guru TPQ

  Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo dalam meningkatkan kualitas pengajaran belajar membaca Alq ur’an dengan menggunakan metode An-Nahdliyah.

  c.

  Bagi Peneliti Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman praktis dibidang peneliti. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional.

F. Sistematika Pembahasan

  Sebagai laporan penelitian, skripsi ini akan disusun dengan tata urutan yang telah ditentukan dalam buku pedoman penulisan skripsi yang telah ditertibkan oleh Tim Penyusun yang di terbitkan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo Tahun 2017. Diantaranya tersusun atas bab dan beberapa sub-bab. Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab, yaitu:

  

BAB I : Membahas pendahuluan yang meliputi beberapa sub-bab

  diantaranya latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

  

BAB II : Membahas tentang telaah hasil penelitian terdahulu dan kajian

  teori yang membahas tentang metode An-Nahdliyah, langkah- langkah penyampaian metode An-Nahdliyah dan faktor-faktor yang dapat mendukung serta faktor penghambat pembelajaran membaca Alqur’an.

  

BAB III : Membahas tentang metode penelitian yang meliputi beberapa

  sub-bab diantaranya pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, tahap-tahapan penelitian.

  

BAB IV : Membahas tentang deskripsi data yang meliputi deskripsi data

umum dan deskripsi data khusus.

  

BAB V : Membahas tentang analisis data. Dalam bab ini mencoba

  menganalisis seluruh data yang telah peneliti peroleh dari lokasi penelitian. Baik data secara umum maupun khusus.

  BAB VI : Berisi penutup yang diantaranya meliputi simpulan dan saran.

BAB II TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan pengetahuan penulis memang sudah ada kajian yang

  membahas tentang metode ataupun pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas membaca Alq ur’an namun belum banyak karya tulis yang telah dibuat. Dengan demikian penulis beranggapan bahwa penelitian ini layak untuk dilakukan.

  Diantara karya tulis yang dapat penulis temukan adalah: 1. Karya tulis oleh Imroatul Munawaroh (2017) judul “Penerapan Metode

  Tilawati dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Alq ur’an di TPQ Al- Amin Setren Bendo Magetan”. Hasil penelitian beliau dapat disimpulkan bahwa (1) Perencanaan yang dilakukan bagi para ustadz/ ustadzah adalah peraga, sandaran peraga, alat penunjuk untuk peraga, meja belajar, materi penunjang, buku panduan kurikulum, bolpoint dan spidol. Sedangkan untuk para santri yang mereka persiapkan adalah buku Tilawati, buku prestasi, kitab, dan pensil. (2) Pembelajaran dilaksanakan 5 hari selama seminggu, yaitu Senin sampai Jum’at yang dimulai dari pukul 15:00 WIB sampai dengan pukul 16:30 WIB. Pembelajaran membaca Alq ur’an di TPQ Al-Amin menggunakan metode Tilawati karena metode ini memiliki keunggulan dengan lagu Rast yang membuat santri lebih senang dan semangat sehingga mempercepat anak untuk paham dan lebih baik kualitas membaca Alq ur’annya. (3) Evaluasi pembelajaran Alqur’an metode Tilawati di TPQ Al-Amin ada tiga bentuk yaitu: pre test, test harian dan tes kenaikan jilid. Dalam kenaikan jilid santri dibebani minimal 10 halaman untuk dibaca dan ketentuan halaman diserahkan penuh kepada penguji masing-masing peserta didik. Kenaikan halaman langsung dilaksanakan ketika saat proses belajar mengajar berlangsung, yaitu seorang pendidik langsung mengamati kemampuan santri dari segi bacaan dan penerapan lagu Rast yang bisa langsung dinilai oleh ustaz/

  10 ustzah.

  Dari karya tulis Imroatul Munawaroh yang berjudul “Penerapan Metode Tilawati dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Alq ur’an di TPQ Al-

  Amin Sentren Bendo Magetan”, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan karya tulis penelitian di TPQ Miftahunnajah yang be rjudul “Penerapan Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran Membaca Alq ur’an di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo”. Adapun persamaan tersebut diantaranya: a.

  Pembelajarannya menggunakan metode yang dapat untuk meningkatkan kualitas membaca Alqur’an di TPQ.

  b.

  Menggunakan metode yang memiliki keunggulan tersendiri dalam meningkatkan kualitas membaca Alqur’an.

  Selain persamaan adapun beberapa perbedaan diantaranya sebagai 10 berikut:

  Imroatul Munawaroh, “Penerapan Metode Tilawati dalam Meningkatkan Kualitas

Membaca Alqur’an di TPQ Al-Amin Setren Bendo Magetan,” (Skripsi, IAIN, Ponorogo, 2017), a.

  Perencanaan yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah mempersiapkan meja belajar, ketukan, buku panduan, materi penunjang dan papan tulis. Sedangkan santri mempersiapkan buku paket An-Nahdliyah, buku prestasi, buku tulis dan pensil.

  b.

  Pembelajaran di TPQ Miftahunnajah dilaksanakan 6 hari, yaitu hari Selasa sampai hari Sabtu dan untuk liburnya hari Minggu.

  Pembelajarannya dimulai pada pukul 14:30-16:30 WIB.

  c.

  TPQ Miftahunnajah menggunakan metode An-Nahdliyah karena metode ini memiliki keunggulan tersendiri, dalam metode ini lebih menekankan pada kesesuaian dan keteraturan dengan ketukan. Ketukan disini merupakan jarak pelafalan satu huruf dengan huruf lainnya, sehingga dengan ketukan bacaan santri akan sesuai baik panjang dan pendeknya dari sebuah bacaan Alqur’an. Sehingga santri dapat memahami bacaan panjang dan pendeknya suatu huruf serta lebih baik dalam meningkatkan kualitas membaca Alqur’an di TPQ Miftahunnajah.

  d.

  Evaluasi pembelajaran di TPQ Miftahunnajah menggunakan evaluasi harian dan evaluasi akhir jilid. Untuk evaluasi harian dilaksanakan oleh guru penguji masing-masing santri. Dan bidang penilaiannya meliputi: Fakta Huruf (FH), Makharijul Huruf (MH), Titian Murottal (TM), dan Ahkamul Huruf (AH). Fungsi dievaluasi harian ini untuk melihat kemampuan santri dalam membaca Alqur’an. pada setiap halam jilid yang diajarkan. Untuk evaluasi akhir jilid dilaksanakan untuk menentukan lulus atau tidaknya santri. Pada setiap satu jilid untuk naik ke jilid berikutnya. Evaluasi akhir jilid ini dilaksanakan oleh guru penguji masing-masing santri. Materi evaluasi (soal) sebanyak 20 item soal, sebagaimana standart soal yang dibuat oleh TIM Cabang Tulungagung di Buku Panduan.

  Bidang penilaian evaluasi akhir jilid meliputi: Fakta Huruf (FH), Makharijul Huruf (MH), Titian Murottal (TM), dan Ahkamul Huruf (AH).

2. Karya tulis oleh Fitri Ana Aqrimah (2014) judul “Pembelajaran Baca

  Tulis Alq ur’an di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Athfal Pulosari Jambon Pono rogo Tahun Ajaran 2014”. Hasil penelitian beliau dapat disimpulkan bahwa (a) Metode pembelajaran baca-tulis Alq ur’an di MI Tarbiyatul Athfal masih menggunakan metode Baghdadiyah. Adapun langkah-langkah metode Baghdadiyah, yaitu menghafalkan 29 huruf hijaiyah dan empat markah fathah, kasroh, dhummah, dan tanwin serta membacanya dieja. (b) Media pembelajaran baca-tulis Alq ur’an di MI

  Tarbiyatul Athfal adalah papan tulis, sedangkan media beserta sumber belajarnya berupa buku panduan metode Baghdadiyah. Adapun cara menggunakannya dengan membaca buku Baghdadiyah dan mencontoh tulisan dibuku panduan metode Baghdadiyah. (c) Penilaian pembelajaran baca-tulis Alq ur’an di MI Tarbiyatul Athfal masih menggunakan

  11 penilaian jenis tes lisan dan tes tulis.

  Dari karya tulis Fitri Ana Aqrimah yang berjud ul “Pembelajaran Baca Tulis Alq ur’an di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Athfal Pulosari Jambon Ponorogo Tahun Ajaran 2014”, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan karya tulis penelitian di TPQ Miftahunnajah yang berju dul “Penerapan Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran Membaca Alq ur’an di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo”. Adapun persamaan tersebut diantaranya: a.

  Sumber belajarnya berupa buku panduan.

  b.

  Salah satu media pembelajarannya menggunakan papan tulis. Selain persamaan adapula beberapa perbedaan diantaranya sebagai berikut: a.

  Di TPQ Miftahunnajah dalam penyampaian materi guru menggunakan beberapa metode diantaranya metode demonstrasi, metode tanya jawab dan metode ceramah. Yang dimana dari masing- masing metode tersebut guru menyampaikan teori sesuai dengan bab halaman yang akan dibaca masing-masing peserta didik.

  b.

  Dalam penilaian atau evaluasi pembelajaran membaca Alqur’an di TPQ Miftahunnajah menggunakan jenis tes lisan yaitu dengan evaluasi EBTA.

11 Fitri Ana Aqrimah, “Pembelajaran Baca-Tulis Alqur’an di Madrasah Ibtidaiyah

  

Tarbiyatul Athfal Pulosari Jambon Ponorogo Tahun Ajaran 2014,” (Skripsi, IAIN, Ponorogo,

3. Karya tulis oleh Rachmat Priyanto (2017) judul “Pelaksanaan Metode

  An-Nahdliyah dalam Pembelajaran Membaca Alqur’an di Taman

  Pendidikan Alqur’an Al-Mubarokah, Bendogarap Klirong Kebumen Tahun 2017”. Hasil penelitian beliau dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran membaca Alqur’an di Taman Pendidikan Alqur’an Al-Mubarokah dilaksanakan

  • – pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, Minggu, pada jam 15.30

  17.30. Pembelajaran menggunakan buku An-Nahdliyah dan buku prestasi siswa. Dalam pembelajaran menggunkan metode An-Nahdliyah melalui tiga tahap yaitu pembukaan, pembelajaran inti, didalam pembelajaran ini yang menjadi ciri khas metode ini yaitu menggunakan ketukan setik, yang mana setiap jilid ketukan setik mempunyai makna yang berbeda- beda. Dengan menggunakan ketukan setik yang berirama inilah yang menjadikan pembelajaran lebih menarik sehingga disukai santri dan kegiatan terakhir penutup. Evalusi yang dilaksanakan yaitu evalusi harian dan evaluasi akhir jilid, evalusi harian dilaksanakan setiap selesai menyampaikan materi, sedangkan evalusi akhir jilid dilaksanakan setelah pembelajaran jilid selesai. Dengan menggunakan metode An-Nahdliyah

  12 santri lebih cepat dalam belajar membaca Alqur’an.

  Dari karya tulis Rachmat Priyanto yang berjudul “Pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran Membaca

  Alqur’an di Taman 12 Pendidikan Alqur’an Al-Mubarokah, Bendogarap Klirong Kebumen

  Rachmat Priyanto, Pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dalam Pembelajaran Membaca Alqur’an di Taman Pendidikan Alqur’an Al-Barokah Bendogarap Klirong Kebumen Tahun

  Tahun 2017 ”, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan karya tulis penelitian di TPQ Miftahunnajah yang berjudul “Penerapan Metode

  An-Nahdliyah dalam Pembelajaran Membaca Alqur’an di TPQ Miftahunnajah Josari Jetis Ponorogo”. Adapun persamaan tersebut diantaranya: a.

  Dalam pembelajaran membaca Alqur’an menggunakan buku paket jilid An-Nahdliyah dan buku prestasi siswa.

  b.

  Dalam pembelajaran menggunkan metode An-Nahdliyah melalui 3 tahap yaitu pembukaan, pembelajaran inti, dan kegiatan terakhir penutup.

  c.

  Evalusi harian dilaksanakan setiap selesai menyampaikan materi, sedangkan evalusi akhir jilid dilaksanakan setelah pembelajaran jilid selesai. Selain persamaan adapula beberapa perbedaan diantaranya sebagai berikut: a.

  Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada hari Senin – Minggu (kecuali Jum’at libur), pada jam 15.30 - 17.30, sedangkan di TPQ Miftahunnajah dilaksanakan pada hari Senin - Sabtu b. Dengan menggunakan ketukan yang berirama dalam membaca

  Alqur’an, dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik sehingga disukai santri. Sedangkan di TPQ Miftahunnajah dengan belajar membaca Alqur’an menggunakan ketukan masih ada beberapa santri yang mengalami kesulitan.

B. Kajian Teori 1. Metode An-Nahdliyah a.

  Pengertian Metode An-Nahdliyah Menurut Abdul Majid, metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

  13

  optimal. Akan tetapi keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

  Selain itu menurut Slameto dalam buku Hamdani, metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam

  14

  mengajar. Pada intinya metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.

  Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

  13 14 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 193.

  Kedudukan metode dalam belajar mengajar adalah sebagai

  15

  berikut: 1)

  Alat motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik menurut Sudirman. A.M. dalam buku

  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsangan dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

  2) Srategi pengajaran

  Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam- macam, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat.

  Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

  Menurut Roestiyah dalam buku Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan 15 yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu

  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.

  3) Alat untuk mencapai tujuan Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan.

  Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Karena metode merupakan alat pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar- mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.

  Metode belajar Alq ur’an salah satu yang biasa digunakan oleh guru Taman Pendidikan Alqur’an (TPQ) adalah metode An- Nahdliyah yang disusun oleh Tim Badan Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Alq ur’an (BP3Q) An-Nahdliyah pada tahun 1991. Metode tersebut layak untuk digunakan dalam

  16

  pembelajaran Alq ur’an khususnya pada tingkat pemula.

  Istilah An-Nahdliyah diambil dari sebuah organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu “Nahdlatul ‘Ulama” artinya “Kebangkitan ‘Ulama”. Dari kata “Nahdlatul ‘Ulama” inilah kemudian dikembangkan menjadi metode pembelajaran Al-

  Qur’an, yang diberi nama “Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An- Na 16 hdliyah” yang dilakukan pada akhir tahun 1990. Metode An-

  L.P. Ma’arif NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an (Tulungagung: L.P. Ma’arif NU,

  Nahdliyah adalah pengembangan dari metode Baghdadiyyah yang disusun oleh sebuah lembaga pendidikan di Tulungagung, Jawa

  17 Timur. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan:

  1) Pertama, kebutuhan terhadap metode yang cepat dan dapat diserap oleh anak dalam belajar membaca Alq ur’an sangat dibutuhkan karena padatnya acara yang dimiliki oleh hampir setiap anak sekolah.

  2) Kedua, kebutuhan pola pembelajaran yang berciri khas nahdliyin dengan menggabungkan nilai salaf dan metode pembelajaran modern juga menjadi kebutuhan yang sangat mendasar.

  3) Ketiga, pembelajaran di TPQ akan terkait dengan pembelajaran pasca TPQ (Madrasah Diniyah), sehingga keberhasilan di TPQ akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan di Madrasah Diniyah.

  Dapat disimpulkan bahwa Metode An-Nahdliyah merupakan pengembangan dari metode Baghdadi, yang dimana materi pembelajaran Alq ur’annya tidak jauh berbeda dengan metode Qiro’ati dan Iqro’. Akan tetapi dalam metode ini lebih ditekankan kesesuaian bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Alq ur’an pada metode ini lebih menekankan pada 17 kode ketukan.

  Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al- Qur’an, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al- Qur’an Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah b.

  Ketentuan Umum Metode An-Nahdliyah Dalam metode An-Nahdliyah pengelolaan pengajaran santri dapat dikatakan tamat belajar apabila telah menyelesaikan dua program yang telah ditentukan, diantaranya yaitu:

  18

  1) Program Buku Paket (PBP), program awal yang dipandu dengan buku paket Cepat Tanggap Belajar Alq ur’an An-Nahdliyah sebanyak enam jilid yang dapat ditempuh kurang lebih enam bulan.

  2) Program Sorogan Alqur’an (PSQ), yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk menghantar santri mampu membaca Alq ur’an sampai khatam 30 juz. Pada program ini santr i dibekali dengan sistem bacaan gharaibul Qur’an dan lainnya. Untuk menyelesaikan program ini diperlukan waktu kurang lebih 24 bulan.

  c.

  Ciri Khusus Metode An- Nahdliyah Pembelajaran menggunakan metode An-Nahdliyah ini juga mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan metode lainnya.

  Adapun ciri khusus metode metode An-Nahdliyah tersebut diantaranya sebagai berikut:

  19

  1) Materi pembelajaran disusun secara berjenjang dalam buku paket 6 jilid.

18 Ibid, 19.

  19

  2) Pengenalan huruf sekaligus diawali dengan latihan dan pemantapan makharijul huruf dan sifatul huruf.

  3) Penerapan qaidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan dipandu dengan titian murottal (ketukan).

  4) Santri lebih dituntut memiliki pengertian yang dipandu dengan asas CBSA melalui pendekatan ketrampilan proses.

  5) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara klasikal untuk tutorial dengan materi yang sama agar terjadi proses mushafahah.

  6) Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan. 7) Metode ini merupakan perkembangan dari Qaidah Baghdadiyah.

  d.

  Tenaga Edukatif dan Peserta Didik Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode An-

  Nahdliyah tenaga edukatif berperan sangat penting dalam keberhasilan peserta didik terhadap pembelajaran membaca

20 Alq ur’an.

  1) Tenaga Edukatif Tenaga edukatif sering disebut dengan istilah guru.

  Menurut tugasnya dibagi menjadi 2, yaitu:

  a) Guru Tutor, bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada santri serta menterjemahkan bahasa ilmiah kedalam

  20 bahasa peraga yang sederhana yang sekiranya mampu dicerna oleh santri umur 5 tahun.

  b) Guru Privat, betugas membimbing dan mengevaluasi santri, kemudian menentukan tingkat prestasi santri.

  Untuk pengelolaan Program Buku Paket, seorang ustaz harus mengikuti bidang tatar sebagai berikut: a)

  : 120 Strategi pendirian dan pengembangan TPQ

  b) : 120

  Pedoman praktis pengelolaan TPQ

  c) : 120

  Makharijul huruf dan sifatul huruf

  d) : 720

  Metode pengajaran buku paket 6 jilid x 120

  e) : 120

  Pendalaman Jumlah keseluruhnya : 1200 menit (24 jam efektif).

  2) Peserta Didik

  Peserta didik pada TPQ An-Nahdliyah disebut dengan istilah santri. Ditinjau dari usia santri dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu:

  a) : Umur 5-13 tahun Kategori usia anak-anak

  b) : Umur 13-21 tahun Kategori usia remaja c) : Umur 21 tahun keatas.

  Kategori usia dewasa Perbedaan kategori santri ini tidak mempengaruhi metode pengajaran yang dilakukan. Namun demikian ada muatan materi sesuai dengan tingkat kecerdasan peserta didik. Dengan alokasi waktu dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Adapun dalam kegiatan belajar mengajar, santri dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya.

  e.

  b) Jilid Dua

  (2) Memperkenalkan cara membaca sukun (Huruf mati)

  (1) Ta’ Marbuthah

  c) Jilid Tiga

  (4) Do’a keluar rumah dan Do’a pembuka hati

  (3) Kelengkapan Syakal

  (2) Bacaan Panjang/ Mad Thabi’i

  (1) Merangkai Huruf

  (5) Do’a Iftitah dan Do’a Al-Qur’an

  Konsep Pembelajaran Metode An- Nahdliyah 1)

  (4) Pengenalan angka Arab dengan simulasi halaman

  (3) Titian Murottal

  (2) Makharijul Huruf

  (1) Pengenalan Huruf

  a) Jilid Satu

  21

  Materi dari setiap buku paketnya yaitu :

  Materi Metode An-Nahdliyah terdiri dari 6 jilid yang setiap jilidnya terdapat materi yang berbeda secara berjenjang.

  (3) Alif Fariqah 21

  (4) Ikhfa’

  (3) Bacaan Ghunnah

  (5) Tanda-tanda Waqaf

  (4) Mad Arid dan Mad Iwad

  (3) Mad lazim kilmi dan harfi

  (2) Huruf qalqalah

  (1) Idghom syamsiyyah

  f) Jilid Enam

  (5) Bacaan ikhfa safawi.

  (4) Cara membaca Lafadz jalalah

  (2) Tanda Tasydid

  (5) Hamzah Washal

  (1) Bacaan Layn

  e) Jilid Lima

  (5) Lafadz wudhu dan lafadzh niat shalat. (6) Do’a Ijabah dan Do’a Mohon ampunan.

  (4) Bacaan Mad Wajib Muttasil

  (3) Bacaan Idzhar Halqi

  (2) Bacaah Idzhar Safawi

  (1) Bacaan Idzhar Qomariyah

  d) Jilid Empat

  (6) Do’a akan tidur dan Do’a akan makan

  (6) Surat-surat Pendek.

  2) Pengembangan Penilaian TPQ Metode An-Nahdliyah

  Pengembangan sistem penilaian di TPQ metode An- Nahdliyah meliputi:

  a) Standar Kompetensi Kelulusan, yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh santri lulusan TPQ An-Nahdliyah baik jilid 6 maupun khatam Alqur’an.

  b) Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan minimal dalam tiap- tiap jilid maupun pada Program Sorogan Alqur’an.

  c) Materi Pokok, yaitu materi Program Buku Paket (jilid) dan Program Sorogan Alqur’an.

  d) Indikator Pencapaian, yaitu kemampuan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.

  e) Rencana Penilaian, yaitu jadwal kegiatan penilaian khatam jilid maup un munaqasah khatam Alqur’an.

  f) Tehnik Penilaian, yaitu tehnik penilaian harian jilid, EBTA jilid, harian sorogan, dan munaqasah khatam Alqur’an.

  Adapun tehnik evaluasi pada program jilid diantanya adalah sebagai berikut:

  

22

  a) Evaluasi Harian

  (1) Evaluasi dilaksanakan oleh guru Privat.

22 Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Alqur’an, Pedoman Pengelolaan

  (2) Bidang penilaian meliputi: Faktor Huruf (FH),

  Makharijul Huruf (MH), Titian Murattal (TM) dan Ahkamul Huruf (AH).

  (3) Fungsinya untuk melihat kemajuan santri pada setiap halaman jilid yang diajarkan.

  (4) Penilaian dengan standar prestasi A, B, C sebagaimana tercantum dalam blangko prestasi.

  Prestasi A : Untuk betul semua. Prestasi B : Untuk yang terdapat kesalahan salah satu dari FH, MH, TM, atau AH.

  Prestasi C : Untuk santri yang lebih dari dua kesalahan

  b) Evaluasi Akhir Jilid

  (1) Evaluasi dilaksanakan untuk menentukan lulus atau tidaknya santri pada setiap satu jilid untuk naik ke jilid berikutnya.

  (2) Pelaksanaan evaluasi adalah ustaz/ ustazah pada TPQ setempat.

  (3) Materi evaluasi (soal) sebanyak 20 item soal, sebagaimana standar soal yang dibuat oleh Tim Cabang

  Tulungagung di Buku Panduan dan atau ustaz/ ustazah menyusun soal sendiri yang setara dengan soal tersebut.

  (4) Bidang penelitian meliputu: FH, MH, TM, dan AH.

  (5) Penilaian dengan standar prestasi A, B, C sebagaimana tercantum dalam blangko prestasi.

  (1) Salam

  Tutorial 2 selama 30 menit meliputi : (1)

  (6) Ustaz membimbing kepada santri yang kurang tepat dalam membaca c)

  (5) Ustaz menilai dengan kartu prestasi

  (4) Ustaz menyuruh membaca satu-persatu

  (3) Santri membaca bersama

  (2) Absensi Santri

  b) Individual selama 60 menit meliputi :

  Prestasi A : Untuk betul semua. Prestasi B : Untuk yang terdapat kesalahan salah satu dari FH, MH, TM, atau AH.

  Bacaan Do’a sehari-hari dan Surah-surah pendek

  Do’a (3)

  Salam (2)

  Tutorial 1 selama 30 menit meliputi : (1)

  Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar Adapun kegiatan belajar mengajar dan pembagian alokasi waktu dapat di uraikan sebagai berikut : a)

  Prestasi C : Untuk santri yang lebih dari dua kesalahan 3)

  Tutor membacakan materi baru

  (2) Belajar materi tambahan

  (3) Do’a Penutup

  (4) Salam 2.

   Penyampaian Metode An-Nahdliyah

  Metode penyampaian yang dipakai dalam proses belajar mengajar di TPQ An-Nahdliyah adalah metode demonstrasi, metode drill, metode tanya jawab dan metode ceramah. Berikut penjelasan langkah-langkah pembelajaran metode tersebut dalam membaca Alq ur’an adalah sebagai

  23

  berikut: a.

  Metode Demonstrasi Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau

  24 benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

  Selain itu metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada

  25 anak didik.

  23 Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al- Qur’an, Pedoman Pengelolaan

  Taman Pendidikan Al- 24 Qur’an, 20-21. 25 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, 197.

  Jadi, pada dapat disimpulkan metode demonstrasi itu sebagai metode penyajian yang tidak terlepas dari penjelasan guru secara lisan. Meskipun peran siswa hanya sekedar memperhatikan akan tetapi dalam metode demostrasi ini dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Metode demonstrasi dapat dilaksanakan

  26

  dalam situasi berikut: guru bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, guru menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan atau praktik yang dilaksanakan, beberapa permasalahan yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti saat proses demonstrasi atau eksperimen.

  Penerapan metode demonstrasi dalam An-Nahdliyah yaitu tutor memberikan contoh secara praktis dalam melafalkan huruf dan cara membaca hukum bacaan. Jadi langkah-langkah pembelajaran dalam metode demonstrasi ini sebelum memulai membaca Alq ur’an seorang guru memberikan contoh dahulu kepada santrinya dengan melafalkan huruf serta menjelaskan cara membaca huruf tersebut sesuai dengan hukum bacaan. Kemudian latihan menirukan lafal yang diucapkan guru. Lalu guru menyuruh santri membaca baris selanjutnya pada halaman buku paket An-Nahdliyah tersebut.

  Namun semua metode itu pasti ada kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Kelebihan menggunakan metode 26 demonstrasi dalam pembelajaran dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian, siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Selain kelebihan adapun kelemahan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran, salah satunya metode demonstrasi itu memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu, demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses

  27 pembelajaran siswa.

  b.

  Metode Drill Metode drill biasa disebut dengan istilah “latihan”. Latihan dalam metode drill ini dimaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik. Selain latihan, metode drill juga sering disamakan dengan istilah “ulangan”. Ulangan dalam metode drill ini dimaksud hanya sekedar mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap

  28 pembelajaran guru.

  Pada umumnya metode drill ini adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan ketrampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Adapun beberapa prinsip dan

  29

  petunjuk pembelajaran menggunakan metode drill, sebagai berikut:

  27 28 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, 199-200. 29 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam, 21-22.

  1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.

  2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI METODE UTSMANI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI TPQ AL-BASYIR DI DESA KARANGSUKO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG

1 17 23

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA Al-QURAN DENGAN METODE QIROATI DI TPQ BAITURROHMAH KOTA BATU

1 53 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SANTRI TPQ AL-MUSTARSYIDIN WADUNG KABUPATEN MALANG

2 28 25

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA ALQUR’AN TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MEDAN

0 0 5

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DENGAN METODE AN-NAHDLIYAH TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs AS-SYAFI’IYAH POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - PENGARUH PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DENGAN METODE AN-NAHDLIYAH TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs AS-SYAFI’IYAH POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 26

BAB V PEMBAHASAN - PENGARUH PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DENGAN METODE AN-NAHDLIYAH TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs AS-SYAFI’IYAH POGALAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

0 1 16

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE AMTSILATI DALAM MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADIIN DEMAK

0 4 118

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JENANG DI DESA JOSARI KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO Yang diajukan dan disusun oleh : Rizki Triyana Y H0812160 Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

0 1 12