EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE AMTSILATI DALAM MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADIIN DEMAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE AMTSILATI

  

DALAM MEMBACA KITAB KUNING

DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADIIN

DEMAK

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

WAHYU NAJIB FIKRI

NIM: - -

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

MOTTO

ِمْوُلُعلْا ِرِئاَس ىَلِا ِوِب ىَدَتْىِإ ِةلََلَْا ِمْلِع ىِف َرَّحَبَ ت ْنَم

  “Barang siapa yang menguasai ilmu alat (Nahwu Sharaf) maka ia akan mendapatkan petunjuk untuk mencapai ilmu-ilmu yang lain ”

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  1. Bapak Masykuri dan Ibu Tatik Muzayyanah yang senantiasa memberikan nasehat dan yang telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S 1 di

  IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Adik tersayang Iqbal Bayu Utomo yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak Bapak K.H Masykuri Sahri S.Pdi dan juga ibu nyai Hj Siti Zayyanah yang banyak memberikan limpahan do‟a dan motifasinya.

  4. Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Bapak Drs. K.H Abdul Basith M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA, K.H Zoemri RWS yang telah membimbing dan mendoakan dalam setiap langkah untuk mencari ilmu.

  5. Mas Imam Agus Arafat, Slamet Ikhwan Lukmanto, Ananta Bayu Krisnandar dan seluruh sahabatku yang selalu membersamai dalam setiap langkah.

  6. Keluarga PAI B, Keluarga PPL SMA N 1 Suruh dan Kelompok KKN posko 45 yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE AMTSILATI DALAM MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADIIN DEMAK”

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S

  1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Dra. Urifatun Anis. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

7. Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di tempat tersebut.

  8. Bapakku Masykuri dan ibu Tatik Muzayyanah keluarga tercinta, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga,

  13 September 2016 Penulis

  Wahyu Najib Fikri NIM. - -

  

ABSTRAK

Fikri, Wahyu Najib.

  2016. “Efektifitas Pembelajaran Metode Amtsilati dalam

  Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan

  Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I Kata kunci: Efektifitas, Metode Amtsilati, Membaca Kitab Kuning.

  Salah satu upaya untuk mempersiapkan para santri sebagai penerus ulama‟ adalah dengan mampu membaca Kitab Kuning. Pada dasarnya Kitab Kuning adalah kitab yang berbahasa arab tanpa syakal dan arti yang biasanya kertasnya berwarna kuning yang dipergunakan oleh pondok-pondok salaf dalam mempelajari agama yang dikaji para santri dan dipimpin langsung oleh kiyai, akan tetapi sekarang ada yang namanya Kitab Putih yang biasanya dipergunakan oleh perguruan tinggi dalam mengkaji ilmu-ilmu umum.

  Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan: 1). Bagaimana Metode-metode yang digunakan dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Demak.?

  2) Bagaimana Penerapan Metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Demak.?

3) Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan dalam menerapkan

  Metode Amtsilati dalam membaca kitab kuning Di Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Demak.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangatlah penting. Data yang yang berbentuk kata- kata diperoleh dari informan sedangkan data tambahan diperoleh dari dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada kemudian melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan data.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa:

  1. Masih menggunakan metode klasikal (salaf) yang mandiri, yaitu metode yang memang dikemas dengan tanpa menghilangkan bentuk-bentuk pembelajaran salafi, akan tetapi juga mengambil metode pembelajaran yang modern.

2. Dalam praktik membaca kitab kuning menggunakan kitab pedoman yaitu Qoidah, Shorfiyah dan Tatimmah.

  3. a) Peletakan rumus yang disusun secara sistematis b) Contoh diambil dari Quran dan Hadist c) Siswa dituntut untuk aktif, komunikatif, dan dialogis e) Penyelesaian gramatika bahasa Arab melalui penyaringan dan pentarjihan. Adapun beberapa kekurangan yang dimiliki metode Amtsilati ini, diantaranya adalah sebagai berikut: a) Santri cepat merasa bosan karena metode ini membutuhkan kesabaran, kedisiplinan pada setiap individu b) Kekurangan lainya yaitu dalam pelaksanaanya metode astsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in menggunakan Kurikulum Berbasis Kelas.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

  1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 8 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 9 F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 12 G.

  Metode Penelitian .......................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan .................................................................... 22 BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................

  23

  1. Pengertian Pembelajaran .......................................................... 23

  2. Pengertian Pondok Pesantren .................................................. 24

  3. Unsur-unsur Pondok Pesantren ............................................... 25

  4. Klasifikasi Pondok Pesantren .................................................. 27

  5. Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren .................................. 28 B. Metode Amtsilati ............................................................................ 32

  1. Pengertian Metode Amtsilati ................................................... 32

  2. Sejarah Metode Amtsilati ........................................................ 33

  3. Metode pembelajaran Amtsilati ............................................... 35 C. Kitab Kuning .................................................................................. 42

  1. Pengertian Kitab Kuning ......................................................... 42

  2. Jenis-jenis Kitab Kuning ......................................................... 43

  3. Pengajaran Kitab Kuning ......................................................... 44 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN....................................................

  46 A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin .......... 46

  1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren ........................ 46

  2. Tujuan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin .................... 48

  3. Letak Geografis ...................................................................... 48

  4. Keadaan Pengasuh .................................................................. 49

  5. Keadaan Ustadz ...................................................................... 50

  6. Keadaan Santri ....................................................................... 50 B. Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin ...... 51

  2. Implementasi Metode Amtsilati ............................................. 53

  3. Kelebihan dan kekurangan Metode Amtsilati ........................ 57

  4. Target Pembelajaran Amtsilati ................................................ 59

  5. Sistem Evaluasi ....................................................................... 60

  6. Contoh Penerapan ................................................................... 62 BAB IV ANALISIS .........................................................................................

  68 A. Metode–metode dalam Membaca Kitab Kuning .......................... 71 B. Implementasi Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning.. 75 C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Amtsilati .............................. 79 BAB V PENUTUP ...........................................................................................

  83 A. Kesimpulan.................................................................................... 83 B. Saran .............................................................................................. 84 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

  DAFTAR TABEL

  Tabel

  3.1 Sarana Prasarana Tabel

  3.2 Daftar Ustadz / Pengajar Tabel

  3.3 Daftar Santri / Siswa Tabel

  3.4 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tabel

  3.5 Program Unggulan

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi 6. Hasil Wawancara 7. Dokumentai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

  suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia dan keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Hasbulloh, 2009: 4).

  Namun berbagai kenyaatan menunjukan permasalahan dunia pendidikan di indonesia sangan komplek. Hal ini dapat dilihat dari pendidikan nasional yang mengalami penurunan, mulai dari kualitas SDM, kegagalan dalam menanamkan nilai-nilai Akhlak Mulia, mutu pendidikan yang yang jauh di bawah standar rata-rata.

  Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian (Rofiq, 2005: 1). Pesantren telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu, serta telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim. Pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa kolonialisme berlangsung, pesantren merupakan lembaga pendidikan pendidikan. Tidak sedikit pemimpin bangsa yang ikut memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini.

  Pesentren sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia telah banyak melahirkan generasi-generasi emas, Pondok Pesantren telah menorehkan tinta emas dalam peradaban sejarah bangsa Indonesia (Saleh, 1988: 81). Pesantren bukan saja lembaga tempat mencari dan menuntut ilmu tetapi juga tempat penggemblengan karakter pada diri santri, ketika lulus dari pesnteran sang santri tersebut diharapkan dapat menerapakan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan contoh dan teladan bagi masyarakat. Hal ini yang tidak terdapat dalam pendidikan umum, sekolah sekolah dan perguruan tinggi.

  Dalam hal ini bukan berarti penulis menghendaki semua metode pesantren diterapkan dalam lingkungan sekolah Implementasi pendidikan karakter yang ada dalam pesantren diberlakukan pada pondok pesntren tentu saja dengan adanya penyesuaian dengan perkembangan zaman.

  Perkembangan dan kemajuan masyarakat Islam Nusantara, tidak mungkin terpisahkan dari peranan pesantren. Pesantren dengan bermacam historisnya telah dianggap sebagai lembaga pendidikan yang mengakar kuat dari budaya asli bangsa Indonesia. Kehadiran pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, kini semakin diminati oleh banyak kalangan, termasuk masyarakat kelas menengah atas. Hal ini membuktikan lembaga ini mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan pendidikan anak-anak adalah pendidikan yang kuno, anti akan perubahan, atau hanya sebatas tempat rehabilitas anak-anak nakal.

  Oleh karenanya Pondok Pesantren dengan fungsinya harus berada di tengah-tengah kehidupan manusia dalam setiap perkembanganya diharapkan dapat memberikan dasar-dasar, wawasan dalam masalah pengetahuan baik dasar aqidah maupun dasar syar‟iyah. Dan juga sebagai lembaga yang mempunyai arti penting karena perubahan pemikiran ditingkat bawah dapat membawa perubahan mendasar dalam pembangunan. Hal ini dikarenakan tidak terlapeas dari perkembangan potensi masyarakat dan juga potensi pendidikan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan keberhasilan pesantren dalam bidang sosial, ungkapan di atas sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Ar-

  Ra‟du ayat 11 :

  

            

             

           

Artinya “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar- Ra’du)” Pesantren merupakan suatu komunitas yang terdiri dari asrama atau pondok, masjid, kiai, santri dan Kitab Kuning hidup bersama dalam satu lingkungan pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Dengan demikian lingkup pesantren merupakan suatu keluarga besar di bawah asuhan seorang kiai atau ulama yang dibantu oleh ustadz (Rofiq, 2005: 3).

  Pondok Pesantren di samping sebagai lembaga ilmu pengetahuan agama, juga merupakan lembaga perjuangan dan lembaga pelayanan masyarakat. Pada masa lalu para

  mu’alif ( pengarang kitab) pada awalnya

  juga belajar dengan gurunya di Pondok Pesantren. Tujuan utama mereka belajar adalah untuk menjadikan kader-kader ulama yang mampu menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan antara lain : (

  1) melaksanakan ibadah kepada Allah SWT ( 2) memajukan pendidikan Islam dalam arti yang seluas-luasnya (

  3) meningkatkan dakwah Islam (4) mewujudkan kesejahteraan umat Islam ( 5) membangun semangat untuk terlaksananya persatuan dalam kalangan umat Islam (

  6) melakukan kerjasama dengan organisasi lain guna memajukan Islam (Masyhud, 2003: 14).

  Salah satu upaya untuk mempersiapkan para santri sebagai penerus ulama‟ adalah dengan mampu membaca Kitab Kuning. Pada dasarnya Kitab Kuning adalah kitab yang berbahasa arab tanpa syakal dan arti yang biasanya kertasnya berwarna kuning yang dipergunakan oleh pondok- pondok salaf dalam mempelajari agama yang dikaji para santri dan Kitab Putih yang biasanya dipergunakan oleh perguruan tinggi dalam mengkaji ilmu-ilmu umum.

  Dalam pembelajaran Kitab Kuning tentunya seorang pengajar (Ustadz atau Kiyai) memegang peran penting, sebab dalam kegiatan belajar mengajar bersifat kompleks, yaitu bukan hanya menyampaikan pelajaran saja akan tetapi juga seorang guru mampu membuat peserta didik atau santri faham dalam mengkaji ilmu-ilmu yang telah diberikan oleh guru atau kiyai dan diharapkan dapat mengaplikasikayna dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak terlepas untuk mengajarkan kepada mereka dalam membaca Kitab Kuning dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah Nahwu dan Sharaf . Kendati demikian banyak sekali kendala-kendala yang muncul dalam mempelajari atau memahami Kitab

  

Kuning, bagi para santri antara lain, mereka belum memahami ilmu

Nahwu dan Sharaf yang dijadikan sebagai alat atau kunci utama untuk

  membaca Kitab Kuning. Sehingga dalam pembelajaran mereka sangat lambat, dengan demikian mereka tidak bisa memahami Kitab Kuning secara baik. Sehingga pembelajaran Kitab Kuning tidaklah maksimal.

  Dalam pembelajaran yang telah diberikan oleh Pondok Pesantren kepada santrinya, sesungguhnya Pondok Pesantren telah mempergunakan kurikulum sebagai bahan rancangan kegiatan pembelajaran, yaitu dengan sistem pengajaran tuntas dengan menggunakan kitab sebagai pegangan dan sekaligus rujukan utama Pondok Pesantren. Menilik pesantren dewasa pembelajaranya seperti kurikulum yang banyak mengikuti anjuran pemerintah. Walaupun demikian banyak pesantren yang tetap memegang teguh sistem pembelajaranya baik klasikal maupun non klasikal. Adapun Salah satu yang menjadi cirikhas pembelajaran di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in Demak adalah dengan menggunakan metode Amtsilati yang disusun oleh K.H Tufiqul Hakim salah seorang pendiri Pondok Pesantren Darul Falah Bangsri Jepara.

  Metode Amtsilati adalah suatu cara atau alat yang digunakan dalam membaca serta memahami Kitab Kuning, dimana kitab tersebut merupakan suatu kitab yang terprogram dan sistematis sekaligus menjadi terobosan baru dalam mempermudah membaca Kitab Kuning (Hakim, 2004: 4).

  Pembelajaran Amtsilati dari pondok satu ke pondok yang lain tentunya mempunyai formulasi pengajaran dengan tujuan agar para santri dapat memahami membaca Kitab Kuning dengan mudah. “Pengajaran Amtsilati diberikan dalam pembelajaran di pesantren karena memang metode tersebut adalah metode cepat dalam memahami penjelasan dan tatacara membaca Kitab Kuning yang tertulis dengan bahasa Arab yang tidak ada syakalnya”. Sehingga dengan belajar metode tersebut terutama Nahwu dan Sharaf diharapkan dapat memeberikan bekal kepada para santri untuk dapat membaca Kitab Kuning.

  Pembelajaran Amtsilati dari pondok satu ke pondok yang lain dapat memahami membaca Kitab Kuning dengan mudah. “Pengajaran Amtsilati diberikan dalam pembelajaran di pesantren karena memang metode tersebut adalah metode cepat dalam memahami penjelasan dan tatacara membaca Kitab Kuning yang tertulis dengan bahasa Arab yang tidak ada syakalnya” (Hakim, 2004: 4). Sehingga dengan belajar metode tersebut terutama Nahwu dan Sharaf dapat memberikan bekal kepada para santri untuk dapat membaca Kitab Kuning.

  ”Adapun alasan dilaksankan penelitian ini karena melihat banyaknya santri yang mondok di pesantren tersebut dan juga pesantren tersebut satu-satunya di Kabupaten Demak yang menggunakan Metode Amtsilati, dari sinilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di pesantren tersebut. Beberapa hal di atas yang kemudian melatarbelakangi penulis untuk mengkaji dan melakukan penelitian dengan judul Efektifitas Pembelajaran Metode Amtsilati Dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi‟in Demak.” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana Metode-metode yang digunakan dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Demak.?

  2. Bagaimana Implementasi Metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Demak.

  3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Demak.

C. Tujuan

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Demak.

  2. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning atau gramatikal Bahasa Arab di Pondok Pesantren Hiday atul Mubyadi‟in Demak.

  3. Untuk Mengetahui bagimana Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubyadi‟in Demak.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

  Diharapkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini, dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sumbangsih dalam memperbanyak referensi tentang Implementasi Metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning pada lembaga-lembaga yang terkait.

2. Manfaat Praktis

  Adapun kegunaan atau manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh penulis antara lain : a.

  Sebagai bahan acuan untuk memberikan rekomendasi dan menjadi pengetahuan dasar dalam membaca Kitab Kuning.

  b.

  Diharapkan dari hasil penelitian Metode Amtsilati ini dapat memperkaya dan memperbarui metode-metode yang telah ada serta sebagai tambahan wawasan dan khazanah keilmuan.

E. Penegasan Istilah

1. Implementasi

  Implementasi yaitu pemasangan, mempraktikan dan pengenaan (Sugiono, 2006 : 285). Jadi yang dimaksud oleh penulis adalah mempraktikan rumus-rumus Amtsilati yang digunakan untuk membaca Kitab Kuning.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi berati pelaksanaan atau Implementasi. Susilo ( 2007:174 ) mengatakan bahwa implementasi merupakan suatu Implementasi ide, konsep, kebijakan, inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nila dan sikap.

  Dalam penelitian iniImplementasi diartikan sebagai pelaksana atau Implementasi dari Metode Amtsilati.

2. Metode Amtsilati a.

  Metode Dalam bahasa Arab, Metode dikenal dengan istilah

  خقيرط

  yang berarti jalan atau cara (Islami, 20011: 7). Yamin menyatakan bahwa metode adalah “cara melakukan atau, menyajikan atau menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk tujuan tertentu” (2010: 157).

  b.

  Amtsilati Amtsilati adalah kata benda

  jama’, sedangkan mufradnya (tunggal) mitslun yang artinya contoh. Pada kata خلث yang artinya ما

  adalah contoh dan akhiran “ti” berasal dari kata Qiro‟ati” dan itu juga diilhami oleh buku cara membaca qur‟an “Qira’ati” dan bertemu dengan “Ya” mutakaliim wahdah. (Hakim, 2004: 4). Metode tersebut diberi nama ”Amtsilati” yang terinspirasi dari metode belajar cepat membaca Al- quran, yakni ” Qiro'ati ”. Jika dalam metode Qiro'ati orang bisa belajar membaca Al- qur‟an dengan cepat, maka dengan metode Amtsilati orang juga akan dapat membaca dan memahami kitab „gundul‟ (kitab tanpa harakat). Terbitlah nama Amtsilati yang berarti beberapa contoh dari saya yang sesuai dengan akhiran "ti" dari kata Qiro'ati.

  Amtsilati adalah sebuah kitab yang disampaikan dengan metode Amtsilati pula, yaitu metode praktis untuk mendalami Al- qur‟an dan membaca kitab kuning bagi para pemula dengan menekankan contoh dan praktik hafalan.

  3. Kitab Kuning Dalam dunia pesantren tentunya banyak terdapat kitab-kitab klasik yang biasanya dikenal dengan sebutan Kitab Kuning yang menjadi pedoman bagi santri untuk mengikuti kegiatan belajar atau pengkajian. Kitab- kitab tersebut ditulis oleh ulama‟ zaman dahulu yang berisi tentang ilmu-ilmu keIslaman seperti : Fiqih, Hadist, Tasawwuf,

  Tafsir, Akhlak dan masih banyak lagi kitab-kitab yang lainya.

  Pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab klasik terutama karangan ulama-ulama yang menganut faham syafiiyah merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan pengajaran ini adalah mencetak serta mendidik calon- calon ulama‟

  (Zamakhsyari Dhofier, 2007: 50).

  4. Pondok Pesantren Pondok berasal dari kata bahasa Arab yaitu

  ق yang berarti دنف

  hotel, tempat bermalam (Yunus, 1990: 324). Pesantren adalah lembaga tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingkaya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

  Jadi dapat ditarik kesimpulan di atas bahwa Pondok Pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan serta

F. Tinjauan Pustaka

  Setelah penulis membaca dan mengmati beberapa skripsi yang ada, penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ininamun tetap berbeda dengan penelitian yang penulis laksanakan, diantaranya adalah :

  Pertama, penelitian yang dilakukan oleh saudara Syaiful Kurob

  dengan judul penelitian “Pemebelajaran Qowa’id Dengan Menggunakan

  Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Cijantung Ciamis

  ”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui sistem pembelajaran

  Qowa’id dengan

  menggunakan metode Amtsilati di Pondok Pesantren Cijantung Ciamis, dan keefektifan pembelajaran

  Qowa’id dengan menggunakan metode Amtsilati di Pondok Pesantren Cijantung Ciamis.

  Perbedaan skripsi saudara Syaiful Kurob dengan skripsi ini adalah skripsi saudara Syaiful Kurob menjelaskan secara rinci mengenai metode Amtsilati mulai dari perencanaan sampai pada evaluasinya di Pondok Pesantren Darul Falah yaitu pondok pesantren Salafiy pusat Amtsilati di mana para santri secara husus datang untuk mempelajari kitab Amtsilati yang merupakan kitab primer yang diajarkan kepada para santri, penguasaan terhadap kitab tersebut merupakan tujuan utama dan sebagai tolak ukur agar santri dapat diwisuda dan dinyatakan lulus, sedangkan dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini mengambil lokasi di pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak yang mana Amtsilati merupakan pondok pesantren tersebut disamping materi-materi atau kitab-kitab lain. Para santri tidak secara husus datang untuk mempelajari Amtsilati tetapi juga untuk melaksanakan pendidikan formal di sekolah-sekolah sekitar pondok pesantren. Peneliti yakin proses pembelajaran Amtsilati di sini tidak sepenuhnya sama dengan di Pondok Pesantren Darul Falah meskipun Prosedurnnya tidak jauh berbeda.

  Kedua, penelitian yang dilakukan oleh saudara Aminudur Yusuf

  Putra dengan judul penelitian “Implementasi Metode Amtsilati dalam

  

Pemebentukan Karakter Islami Siswa Pondok Pesantren Darul Falah

Bangsri Jepara

  ”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui nilai- nilai yang terkandung dalam Implementasi metode Amtsilati yang lebih menitik beratkan pada budaya dan keIslaman.

  Perbedaan dengan skripsi ini adalah fokus penelitian skripsi saudara Aminudur Yusuf Putra tertuju pada pembelajaran Amtsilati mengenai Pemebentukan Karakter Islami dengan menggunakan motode Amtsilati, sedangkan pada skripsi ini fokusnya tertuju pada proses pembelajaran Amtsilati mengenai Efektifitas Pembelajaran Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak.

  Ketiga, Penelitian

  yang dilakukan oleh Enceng Fu‟ad Syukron dengan judul penelitian “ Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok

  

Pesantren Sunni Darussalam Maguoharjo Sleman Yogyakarta (Studi

Tentang Implementasi Thariqah Al-Qiraah)

  ”. penelitian tersebut proses pelaksanaanya serta problematika Implementasinya di Pondok Pesantren Sunni Darussalam Maguoharjo Sleman Yogyakarta.

  Perbedaan dengan skripsi ini adalah fokus penelitian Skripsi saudara Enceng Fu‟ad Syukron membahas tentang penerapan Thariqoh

  Al- qira‟ah dalam pembelajaran kitab kuning, sedangkan skripsi ini membahas tentang Efektifitas Pembelajaran Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning

  Dari sejumlah kajian pustaka yang dilakukan, penulis tidak menemukan kajian mengenai Efektifitas Pembelajaran Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi‟in Demak lebih menekankan hafalan dan contoh praktik. Sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dan memiliki orisinilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Penelitian dan Pendekatan

  Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Dengan melakukan penyelidikan hati-hati, sistematika dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat digunakan untuk keperluan tertentu (Nazir,

  1993: 30). Adapun data yang penulis kumpulkan dengan menggunakan data deskriptif yang berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang dibuktikan dengan keterlibatan peneliti di lapangan untuk menghayati berbagai pola pikir dan perilaku subyek penelitian. Untuk melakukan ini, peneliti menggunakan pemahaman yang tidak memihak disertai dengan upaya menyerap dan mengungkapkan perasaan, motif, dan pemikiran di balik tindakan atau aktivitas subyek penelitian.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi‟in Kec. Kebonagung Kab. Demak Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih karena tempat tersebut mengajarkan pembelajaran Kitab Kuning dengan menggunakan Metode Amtsilati sebuah metode baru dalam membaca Kitab Kuning.

  3. Waktu Penelitian Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan juni tahun

  2016

  4. Sumber dan Jenis Data Sumber data dengan tiga (

  3) P, yaitu person, paper, dan place (Arikunto,

  1998: 107) Person meliputi Santri, ustadz dan kiyai. Paper yakni dengan meneliti kitab-kitab Amtsilati yang digunakan santri dalam mengkaji Kitab Kuning. Place yaitu tempat di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi‟in Kec. Kebonagung Kab. Demak Jawa Tengah.

  Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan a.

  Data primer Menurut Sugiyono data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitia dan juga sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (

  2010: 137). Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang Implementasi Membaca Kitab Kuning Dengan Menggunakan Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in Demak.

  b.

  Data sekunder Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen- dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka dan wawancara langsung kepada santri, ustadz dan kiyai yang bersinggungan dengan

  Metode Amtsilati Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in Demak.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Responden dalam penelitian ini adalah santri, ustadz dan kiyai sementara yang menjadi fokus penelitianya yaitu pembelajaran Kitab

  Kuning yang berada di pesantren tersebut. Adapun teknik

  pengumpulan data yang digunakan adalah : a.

  Observasi Metode Observasi adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan jalan pengamatan suatu obyek dengan seluruh indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, pengecap dan peraba (Arikunto,

  1998: 146). Tehnik yang pertama digunakan sebagai alat pengumpul data yang digunakan untuk menggali dari responden penelitian.

  Aspek sosiologis maupun keagamaan dari setiap responden akan sangat diperhitungan guna memperoleh informasi yang jelas terutama yang berkaitan dengan Implementasi Membaca Kitab Kuning Dengan Menggunakan Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in Demak.

  Metode ini digunakan penulis sebagai metode utama dalam mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini (Arikunto,

  1998: 146). Jalan yang dilakukan kegiatan belajar mengajar Kitab Kuning Dengan Menggunakan Metode Amtsilati Di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi‟in Demak. Lebih fokus lagi metode yang digunakan adalah pendekatan pengamatan peserta yaitu, pendekatan yang bercirikan suatu periode interaksi sosial intensif antara peneliti dengan subyeknya, di dalam lingkungan subyek tersebut.

  b.

  Wawancara Tehnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam penelitian, karena menyangkut data maka wawancara menjadi elemen penting dalam proses penelitian (Bagong,

  2006:70). Wawancara bisa diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Namun demikian tehnik wawancara ini dalam perkembanganya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung, melainkan dapat dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain.

  Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara bertanya langsung kepada responden, untuk mendapatkan data tersebut penulis menggunakan metode wawancara mendalam kepada kyai atau pengasuh, ustadz, dan para santri, metode ini digunakan peneliti sebagai metode bantu dalam melakukan observasi (Moeloeng,

  2002: 135). Yang bertujuan untuk menggali Implementasi Membaca Kitab Kuning Dengan Menggunakan Metode Amtsilati Di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi‟in Demak.

  c.

  Kepustakaan Tehnik pengumpulan ini diperoleh melalui telaah terhadap data-data tertulis sejenis kitab-kitab nahwu dan sharaf, buku- buku, artikel, dan sumber tertulis lainya yang berkaitan dengan Implementasi Metode Amtsilati Dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren

  Hidayatul Mubtadi‟in Demak. Atau dengan menggunakan tehnik “Kepustakaan” (Hadi, 1980: 9) melalui beberapa langkah sebagai berikut : 1) Mencari buku-buku di perpustakaan yang ada hubunganya dengan pokok masalah 2) Mengkonsultasikan atau mencari penyesuaian biografi yang umum atau khusus, seperti ensiklopedia buku pegangan dan lain-lain. dan menyusun catatan kemudian

3) Membuat mengkonsultasikan dengan buku yang bersangkutan.

  d.

  Dokumentasi.

  Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menggali informasi dari media cetak, internet maupun dokumen-dokumen kepustakaan lainya yang mendukung erat dengan kaitanya menggunakan pendekatan dokumen pribadi yaitu tempat orang mengungkap dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang mereka sendiri (Furchan,

  1992: 25). Dokumen pribadi santri di atas antara lain, buku pelajaran, kitab yang digunakan sebagai bahan kajian Amtsilati, kitab-kitab pelajaran para santri, serta hasil tes evaluasi santri baik berupa lisan maupun tulisan.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

  Dari rumusan di atas dapat ditarik garis besar bahwa analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.

  Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam proses analisis data penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tahapan, yaitu :

  Mengelompokkan data yang diperoleh melalui observasi, kepustakaan, dokumentasi, wawancara mendalam, direkam setelah mendapatkan ijin dari responden untuk kemudian ditranskip dan dipetakan berdasarkan kuisioner yang sudah ada. Kemudian peneliti menyeleksi dan menafsirkan data yang telah masuk dengan tujuan agar data tersebut dapat difahami dan dimengerti isi dan maksudnya.

  Kelanjutan dari tehnik ini adalah menginterpretasikan makna-makna yang tersirat di balik penjelasan responden.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan pemahaman secara komprehensif, maka dalam penulisan ini perlu adanya sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penlitian, dan sistematika penulisan penelitian.

  Bab II menjelaskan tentang pembelajaran Kitab Kuning dengan Metode Amtsilati yang di dalamnya meliputi Pembelajaran Kitab Kuning, Metode Amtsilati dan Implementasi Pondok Pesantren. Bab III menjelaskan tentang gambaran umum Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in Demak dan Pembelajaran Kitab Kuning Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in Demak. Bab IV merupakan analisis tentang Implementasi metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak.

  Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil tentang Implementasi Metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran di Pondok Pesantren

1. Pengertian Pembelajaran

  Pembelajaran adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan individu (Roestiyah, 1999: 8). Secara umum pembelajaran diartikan sebagai proses perilaku akibat interaksi dengan lingkungan (Ali,

  2000: 14). Dengan kata lain, dengan adanya interaksi seseorang dengan lingkunganya akan tercipta suatu perubahan, pemahaman sikap dan sebagainya.

  Pembelajaran merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam atau di luar pendidikan guna mengembangkan dan membawa perubahan pada pribadi seseorang. Pembelajaran juga merupakan suatu usaha dengan sengaja yang dapat membawa perubahan sehingga memperoleh kecakapan baru (Sudarmanto, 1993: 2).

  Dari uraian di atas, bahwa pembelajaranr adalah perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman dalam dirinya untuk mengembangkan dan menumbuhkan pribadinya dalam hal kecakapan diri. Untuk mengembangkan kecakapan diri, seseorang tidak hanya dituntut untuk belajar pada pendidikan formal saja, akan tetapi mereka juga dapat belajar pada pendidikan nonformal yang salah satunya adalah pendidikan pada Pondok Pesantren. Sebagaimana

  

         