MOTIVASI KERJA DI PT SYNCRUM LOGISTICS Hubungan Persepsi Terhadap Kompensasi Dengan Motivasi Kerja Di PT Syncrum Logistics.

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN
MOTIVASI KERJA DI PT SYNCRUM LOGISTICS

NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh :
GUGUS ADAB
F.100 080 021

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN
MOTIVASI KERJA DI PT SYNCRUM LOGISTICS

NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1

Psikologi

Diajukan oleh:
GUGUS ADAB
F.100 080 021

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN MOTIVASI
KERJA DI PT. SYNCRUM LOGISTICS
ABSTRAKSI
Gugus Adab
Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiah Surakarta

Tolak ukur karyawan yang produktif adalah tumbuhnya motivasi kerja

yang baik dari dalam diri karyawan. Sistem kompensasi yang dibuat diharapkan
dapat dipersepsi baik oleh karyawan sehingga karyawan memiliki motivasi kerja
yang baik. PT. Syncrum Logistics sebagai tempat penelitian merupakan
perusahaan yang menuju kepada pengelolaan kerja yang terstandar. Tujuan utama
pada penelitian ini adalah mengetahui hubungan persepsi terhadap kompensasi
dengan motivasi kerja di PT Syncrum Logistics dengan hipotesis ada hubungan
positif antara persepsi terhadap kompensasi dengan motivasi kerja di PT Syncrum
Logistics.
Subjek penelitian ini adalah supir yang bekerja di PT Syncrum Logistics
sebanyak 76 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling.
Penelitian menggunakan skala persepsi terhadap kompensasi dan motivasi kerja
dan hasil penelitian di uji korelasi dengan teknik product moment.
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan adanya hubungan persepsi
terhadap kompensasi yang siginifikan dengan motivasi kerja, dengan hasil analisis
koefisien korelasi (r) sebesar 0,264 dengan signifikansi p= 0,021. Hal ini berarti
persepsi supir di perusahaan mengenai kebijakan kompensasi yang telah dibuat
dapat mempengaruhi motivasi kerja mereka. Kategorisasi supir mengenai persepsi
terhadap kompensasi tergolong sedang RE = 50,68 (77,63%) sedangkan motivasi
kerja supir tergolong tinggi RE= 33,2 (50%) dan sedang 42,11%. Persepsi
terhadap kompensasi mempengaruhi motivasi kerja sebesar 7%.

Kata kunci: Persepsi terhadap Kompensasi, Motivasi Kerja

v

motivasi kerja yang tinggi, maka laju

PENDAHULUAN
Meningkatnya pertumbuhan

roda pun akan berjalan kencang,

perindustrian hingga ranah produksi

yang akhirnya akan menghasilkan

internasional di Indonesia berarti

kinerja dan pencapaian yang baik

berbicara


mengenai

pentingnya

bagi perusahaan.

perhatian

kesejahteraan

karyawan

Kedua motivasi kerja yang

yang bekerja di suatu perusahaan.

baik juga dapat memenuhi kebutuhan

Hal ini seperti yang diungkapkan


diri karyawan. Hal ini diungkapkan

Ibrahim (2006) yaitu tata kelola

Maslow dalam Hersey, Blanchard

perusahaan atau Good Corporate

(1995) yaitu kemunculan motivasi

Goverenance

merupakan kebutuhan beraktualisasi

(GCG)

menetapkan

dalam menuju keberhasilan visi,


pada

misi, dan tujuan perusahaan perlu

seseorang

menjalin hubungan yang baik pada

profesional dalam bekerja.

karyawan.

seseorang

Fakta

Munculnya
pada


diri

motivasi

karyawan

baiknya

dapat

suatu

mengaplikasikan

kerja

masih

sehingga


menjadi

yang

rendahnya

tambah

terjadi

ialah

motivasi

kerja

diartikan

dalam perusahaan di Indonesia. Hal


perusahaan

ini dapat terungkap pada fenomena

GCG.

PNS yang absen setelah lebaran.

Motivasi kerja sendiri diartikan oleh

Seperti Kalimantan Tengah hanya

Widiyanti

(1993)

2.470 pegawai yang masuk di hari

sebagai sesuatu yang menimbulkan


pertama setelah cuti lebaran (RI/B-4,

semangat dan dorongan kerja.

2011).

dan

sistem

Anorogo

Manokwari

1.000

lebih

Esensi dari pentingnya peran


pegawai nya bolos kerja (Chia,

motivasi kerja yang pertama sebagai

2011). DKI Jakarta terdapat 565

cara

pegawainya yang tidak masuk kerja

dalam

perindustrian.

pencapaian
Seperti

tujuan
yang

paska

lebaran

(Harahap,

2011).

diungkapkan oleh Diyah Dumasari

Permasalahan

Siregar

tentu dapat mengganggu jalannya

ST,

MM

dalam

Cokroaminoto (2009) yaitu apabila

motivasi

pelayanan masyarakat.

karyawan memiliki produktivitas dan
1

kerja ini

Permasalahan motivasi kerja

dipersepsi

beragam

juga dapat terlihat pada supir di PT

karyawan.

Baik

Syncrum Logistics sebagai tempat

persepsi

penelitian. Data yang diberikan pada

mempengaruhi motivasi kerja.

13 Mei 2012 selama Februari – 13

pada

dan

karyawan

Inovasi

setiap

buruknya

tentu

dapat

kompensasi

pada

Mei yaitu terdapat 9 supir yang

supir yang telah dilakukan HRD

absen lebih dari 4 hari bahkan ada

pada

yang sampai 11 hari. Sedangkan

Logistics

yang resign mencapai 27 supir. Data

dilakukan mulai dari gaji pokok

tersebut

bahwa

sampai tunjangan. Namun masih

dianggap

adanya permasalahan- permasalahan

sebagai tujuan supir. Data lain

motivasi kerja yang dialami supir di

didapatkan permasalahan motivasi

perusahaan ini dapat menimbulkan

kerja yang lain seperti kelalaian kerja

pertanyaan, apakah ada hubungan

dan komunikasi supir antara satu

persepsi

dengan yang lainnya.

dengan

dapat

perusahaan

ini

diartikan
belum

Untuk

meningkatkan

inovasi

yang

P.T

Syncrum

sesungguhnya

terhadap
motivasi

sudah

kompensasi
kerja

di

PT

Syncrum Logistics?

motivasi kerja karyawan maka perlu
adanya

perusahaan

Penelitian

dilakukan.

mengetahui

ini

akan

hubungan

persepsi

kompensasi

dengan

Salah satunya adalah kompensasi.

terhadap

Igales dan Roussel (1999) misalnya,

motivasi kerja, termasuk tingkatan

dalam penelitiannya mengenai salah

pada

satu inovasi motivasi kerja pada

maupun mengetahui seberapa besar

perusahaan

persentase

Perancis,

masing-

masing

pengaruh

variabel

persepsi

mengungkapkan bahwa kompensasi

terhadap kompensasi mempengaruhi

dalam perusahaan misal pemberian

motivasi kerja.

gaji

yang

tambahan,

fleksibel,
dapat

keuntungan

Penelitian

meningkatkan

PT
kompensasi

bermanfaat

sebagai bahan pertimbangan HRD di

motivasi kerja.
Sistem

ini

yang

Syncrum

pembuat

diberikan kepada karyawan dapat

supir,
2

Logistics

kebijakan
maupun

sebagai

kompensasi,

dapat

sebagai

referensi pada ilmuwan psikologi

yang mengarah ke tercapainya tujuan

untuk

tertentu.

melakukan

penelitian

Beberapa

teori

motivasi

mengungkapkan

tidak

lepasnya

selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

motivasi dari esensi motif sebagai

Motivasi Kerja

motor seseorang berperilaku tertentu.

Pada

ranah

pekerjaan

Sobur

(2009)

mengungkapkan

motivasi kerja sebagai tolak ukur

motivasi

karyawan yang mendorong untuk

merupakan

melakukan

kerjanya.

keinginan, dan tenaga penggerak

Sehingga esensi dari motivasi sendiri

lainnya yang berasal dari dalam

begitu penting pada diri karyawan.

dirinya untuk melakukan sesuatu.

Istilah

Motivasinya sendiri diartikan sebagai

kewajiban

motivasi

diungkapkan

sebagai

motif

dorongan,

Winardi (2001) berasal dari bahasa

pembangkit motif.

latin yaitu movere dalam bahasa

Sedangkan

yang
hasrat,

motivasi

kerja

Inggrisnya

diartikan

to

move

didefinisikan dari Anoraga (2009)

merupakan

bergerak.

Pengertian

sebagai sesuatu yang menimbulkan

harfiah didapatkan bahwa motivasi
merupakan

sesuatu

menggerakan

seseorang

semangat atau dorongan kerja.

yang

Motivasi

untuk

bertujuan

melakukan sesuatu.

kerja

untuk

dapat
memenuhi

kebutuhan dasar karyawan. Maslow

Pentingnya motivasi dalam

dalam

Siagian

(2004)

yang

suatu pekerjaan karena motivasi

mengemukakan

sebagai dorongan internal seseorang

membutuhkan motivasi kerja sebagai

untuk

pemenuhan

menuju

melakukan
tujuan

sesuatu

yang

yang

karyawan

kebutuhan

seperti

diinginkan.

fisiologis, rasa aman, bersosial, harga

Munandar (2001) mengungkapkan

diri maupun aktualisasi diri. Hal ini

motivasi merupakan suatu proses

menunjukan

kebutuhan-

kebutuhan

yang

kebijakan harus membuat inovasi

mendorong

seseorang

untuk

peningkatan motivasi kerja supaya

melakukan

serangkaian

kegiatan

terpenuhinya kebutuhan karyawan
3

seorang

pembuat

karena

karyawan

juga

faktor yang mempengaruhi motivasi

memiliki

keinginan bermotivasi dalam prestasi

kerja

kerja

Maka

seperti

yang

diungkapkan

persepsi

persepsi

karyawan.

dapat

menjadi

variabel yang dapat mempengaruhi

McClelland (1987).
Salah

adalah

satu

motivasi

inovasi

kerja.

Persepsi

sendiri

meningkatnya motivasi kerja ialah

didefinisikan Sobur (2009) berasal

kompensasi

Spector

dari bahasa latin “perceptio” dari

pendapat

“percipere” yang berarti menerima

peningkatan

atau mengambil. Secara definisi

(2008)

sebagaimana

menyebutkan

Thorndike

bahwa

perilaku dikarenakan adanya reward

diartikan

maupun

menerima,

penguatan

penurunan

perilaku

dan

terjadi

apabila

persepsi

adalah

menyeleksi,

mengorganisasikan,

ada

proses

mengartikan,

punishment. Reward sendiri dalam

menguji, dan memberikan reaksi

dunia industri sebagai kompensasi.

kepada panca indera.

Berdasarkan teori- teori yang

Pada

prosesnya

persepsi

telah diungkapkan dapat diambil

diungkapkan Walgito (2010) mulai

kesimpulan motivasi ialah penimbul

dari masuknya stimulus oleh alat

motif

indera,

sebagai

pendorong

atau

stimulus

yang

ditangkap

penggerak dari dalam diri seseorang

panca indera diteruskan ke otak

untuk melakukan perilaku tertentu

hingga akhirnya proses masuknya ke

agar tercapainya tujuan tertentu.

otak

Esensinya hadirnya motivasi kerja

sehingga

karena karyawan ingin kebutuhan

individu

hidupnya terpenuhi seperti fisiologis,

perilakunya.

rasa aman, sosial, harga diri dan

Tentu

aktualisasi

maupun

kebutuhan

menjadikan

dilandasi

berprestasi.

individu

terjadi

persepsi

bereaksi

dan

mengubah

terjadinya
adanya

sadar

persepsi

stimulus

yang

masuk. Maka seperti fokus pada
penelitian ini menjadikan kebijakan
kompensasi

Persepsi terhadap Kompensasi
Sebagaimana yang diungkapkan

perusahaan

sebagai

stimulus yang dipersepsi karyawan.

Siagian (2004) bahwa salah satu

Kompensasi
4

sendiri

didefinisikan

yang

ia bekerja. Maka persepsi karyawan

diterima karyawan, baik berupa uang

atas kompensasi yang didapatkannya

atau bukan uang sebagai balas jasa

dapat mempengaruhi motivasi kerja

yang diberikan bagi upaya karyawan

mereka sebagaimana motivasi kerja

yang diberikannya untuk organisasi.

merupakan komponen penting dalam

Hal ini perlu diberikan karyawan

membentuk

agar tujuan organisasi maupun tujuan

menguntungkan perusahaan.

Sirait

(2006)

sebagai

hal

diri karyawan sendiri tercapai.
Maka

persepsi

kompensasi

dapat

etos

kerja

McClelland

yang

(1987)

terhadap

menyebutkan munculnya kebutuhan

disimpulkan

motivasi berprestasi dalam dunia

sebagai cara seseorang memandang

industri

dan mengartikan sesuatu melalui

pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan

panca inderanya mengenai imbalan

ini dapat diartikan bahwa munculnya

tempat

bekerja.

motivasi kerja karena kebutuhan

karyawan

berkaitan

dengan

Kompensasi

yang

ditawarkan

akan kompensasi yang ingin dicapai.

perusahaan

kepada

karyawan

Faizal dan Fauzi (2005) juga

memberikan cara pandang tertentu

menyebutkan pengaruhnya seseorang

mengenai ketertarikan mereka dalam

berpersepsi bedampak pada penilaian

memberikan

terhadap

kontribusi

di

perusahaan.

kebijakan

perusahaan.

dan

Kompensasi

aturan
sebagai

salah satu kebijakan kerja yang
Hubungan

Persepsi

langsung

terhadap

bersinggungan

dengan

kebutuhan ekonomi akan langsung

Kompensasi dengan Motivasi Kerja
Tata aturan industrial yang

dipersepsikan

karyawan.

Seorang

baik adalah terciptanya aturan yang

manajer yang mampu memberikan

dapat

seluruh

kebijakan kompensasi dengan tepat

jajaran karyawan agar tercapainya

dapat dipersepsikan positif sehingga

tujuan industrial. Setiap karyawan

muncul motivasi kerja yang baik dari

yang bekerja di suatu perusahaan

karyawan.

tentu

mensejahterakan

memiliki

harapan

akan

Diperkuat juga oleh Sobur

kesejahteraan hidupnya dari tempat

(2009) bahwa motivasi dapat muncul
5

tergantung

kebutuhan

seseorang.

METODE PENELITIAN

Semakin besar kebutuhan seseorang

Identifikasi Variabel

semakin besar pula motivasinya.
Maka,

dapat

diartikan

seseorang

bekerja

imbalan

yang

Variabel bebas pada penelitian

bahwa

karena

butuh

diberikan

dari

ini

adalah

persepsi

terhadap

dan

variabel

kompensasi

tergantungnya motivasi kerja.

perusahaan tempat ia bekerja.
Berdasarkan

teori

yang

Definisi

disebutkan dapat disimpulkan bahwa

Penelitian

persepsi

a. Persepsi

karyawan

terhadap

Operasional

terhadap

Variabel

kompensasi

kompensasi dengan motivasi kerja

berkaitan dengan cara karyawan

merupakan cara seseorang dalam

menerima,

memandang dan mengartikan sesuatu

mengartikan

mengenai

kompensasi yang diberikan dari

kompensasi

yang

dapatkannya

di

sehingga

mempengaruhi

motivasi

memandang,
stimulus

dan
berupa

perusahaan.

kerja

b. Motivasi

karyawan dalam memenuhi tugas

penimbul

kerjanya di perusahaan. Kompensasi

pendorong atau penggerak dari

merupakan

dalam

suatu

dipersepsikan

stimulus

karyawan

yang

sehingga

kerja

merupakan

motif

diri

sebagai

karyawan

untuk

melakukan tugas kerjanya agar

mereka termotivasi untuk bekerja di

tercapainya tujuan.

perusahaan.
Subjek Penelitian
Subjek

Hipotesis

penelitian

ini

adalah

Berdasarkan teori yang ada maka

karyawan yang berperan sebagai

dapat disimpulkan hipotesis pada

supir di PT Syncrum Logistics.

penelitian ini yaitu ada hubungan

Teknik sampling untuk pengambilan

positif

sampel

antara

persepsi

terhadap

kompensasi dengan motivasi kerja.

purposive

menggunakan
sampling

teknik
dengan

bercirikan Supir yang masuk kerja

6

pada tahun 2010-2011 dan supir

antara persepsi terhadap kompensasi

berusia rentang antara 21-40 tahun.

dengan motivasi kerja.

Metode dan Alat Pengumpulan

Pembahasan
Hasil analisis adanya hubungan

Data
Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan

data

ini

positif

adalah

yang

persepsi

signifikan

terhadap

antara

kompensasi

dengan metode angket menggunakan

dengan motivasi kerja menunjukan

skala likert. Terdapat 2 angket untuk

bila semakin baik persepsi supir

pengumpulan

skala

terhadap kompensasi di perusahaan

persepsi terhadap kompensasi dan

maka semakin tinggi motivasi kerja

motivasi kerja.

mereka,

data

yaitu

hal

sebaliknya

bila

pun

berlaku

semakin

buruk

persepsi terhadap kompensasi maka

Analisis Data
Penelitian

ini

ini

semakin

menggunakan

rendah

motivasi

kerja

metode analisis product moment dari

mereka. Rivai dan Mulyadi (2010)

Pearson.

berpendapat bila karyawan memiliki

Perhitungannya

menggunakan

program

persepsi yang baik pada kebijakan

komputer

SPSS yang dihitung di Olah Data

kerjanya

Fakultas

kompensasi, maka karyawan akan

Psikologi

Univeritas

termasuk

berperilaku

Muhammadiyah Surakarta.

baik

kebijakan

pada

pemberi

kebijakan. Persepsi yang diteruskan
HASIL DAN PEMBAHASAN

pada perilaku yang baik ini membuat

Uji Hipotesis

motivasi kerja meningkat.
Pada penelitian Pedalino dan

Perhitungan uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan analisis

Gamboa

korelasi

membuktikan adanya peningkatan

product

moment.

dalam

motivasi

0,264. Hal ini berarti signifikan

kompensasi

karena p ≤ 0,05 sehingga adanya

Kompensasi tersebut menggunakan

hubungan positif yang signifikan

kartu

pada

karena

(2008)

Didapatkan p = 0,021 dengan r =

7

kerja

Spector

yang

kehadiran

baiknya
diterima.

karyawan.

Setiap karyawan yang masuk kerja

diungkapkan oleh Siagian (2004)

mengambil kartu yang ada pada

bahwa selain persepsi masih banyak

salah satu meja. Setiap minggu bila

faktor yang mempengaruhi motivasi

karyawan selalu masuk kerja maka

kerja

dia memegang paling banyak lima

meliputi umur, jenis kelamin, jumlah

kartu di tangannya. Karyawan yang

tanggungan,

dan

mendapatkan kartu poker terbaik

kepribadian,

kemampuan

mendapat 20$. Alhasil penelitian ini

sistem nilai yang dianut, pemahaman

dapat

sikap bawahan, kepuasan kerja dan

menekan

tingkat

absensi

karyawan hingga 18%.

yaitu

kharakter

biografi

masa

kerja,
belajar,

kemampuan.

Selanjutnya penelitian Stajkovic

Herzberg

dalam

Hersey-

(1995)

juga

dan Luthans dalam Spector (2008)

Blancard

juga

pada

mengungkapkan bahwa tidak hanya

peningkatan performance kerja siswa

persepsi terhadap kompensasi saja

karena

kompensasi.

faktor yang berpengaruh terhadap

Penelitian itu dilakukan pada 72

motivasi kerja. Faktor lain tersebut

siswa yang dieksperimen dalam dua

terbagi menjadi 2 yaitu Hygiene

kelas.

kelas

Factors, meliputi status, hubungan

eksperimen mendapatkan hasil yang

antar manusia, supervisi, peraturan-

sama-

peraturan

memberikan

baiknya

Didapatkan

sama

positif

hasil

kedua

dari

kedua

perusahaan

dan

perlakuan kompensasi yang berbeda.

administrasi,

Keduanya mendapatkan peningkatan

pekerjaan, kondisi kerja, gaji, dan

performance kerja sebesar (17%)

kehidupan

pada kompensasi non materil dan

Factors,

(23%) pada kompensasi materil.

sendiri, achievement, kemungkinan

Sumbangan efektif (SE) yang
menghasilkan

persentasi

lain

sebesar

mempengaruhi
Faktor-

faktor

93%

pribadi.

dalam

Motivational

meliputi

pekerjaannya

untuk berkembang, tanggung jawab,

7%

kemajuan

menunjukan masih banyak faktorfaktor

jaminan

dalam

jabatan,

dan

pengakuan.

yang

Persepsi

terhadap

kompensasi

motivasi

kerja.

tergolong sedang, sedangkan walau

lain

dapat

motivasi
8

kerja

tergolong

tinggi

namun masih dominan persentase

Agar

terciptanya

tata

kelola

yang menunjukan motivasi kerja

perusahaan yang baik maka penting

yang tergolong sedang. Hal ini

untuk meningkatkan motivasi kerja

menunjukan

karyawan. Meningkatnya motivasi

perlu

adanya

peningkatan pada motivasi kerja

kerja

supir.

terdorongnya

Pentingnya

peningkatan

karyawan

membuat

karyawan

dalam

motivasi kerja dijelaskan Munandar

mencapai tujuan perusahaan yang

(2001) bahwa motivasi merupakan

diinginkan

suatu proses kebutuhan- kebutuhan

baiknya sistem kompensasi yang

yang mendorong seseorang untuk

dibuat, membuat karyawan semakin

melakukan

berpersepsi

serangkaian

kegiatan

sehingga

semakin

positif

terhadap

yang mengarah ke tercapainya tujuan

kompensasi tersebut yang berdampak

tertentu. Maka apabila tujuan kerja

pada meningkatnya motivasi kerja.

tercapai membuat perusahaan puas.
Faizal

dan

menyatakan

Fauzi

bahwa

(2005)

KESIMPULAN DAN SARAN

penghargaan

Kesimpulan

berguna untuk memberi motivasi

1. Adanya hubungan positif yang

pada karyawan supaya berpartisipasi

signifikan

antara

persepsi

dalam kegiatan pertumbuhan dan

terhadap

kompensasi

dengan

perkembangan yang dirancang untuk

motivasi kerja.

meningkatkan keseluruhan kinerja.
Sirait
bahwa

(2006)

juga

eksistensi

2. Persepsi

terhadap

menguatkan

supir

kompensasi

dikategori sedang.

rata-

kompensasi

rata

termasuk

karyawan sebagai hal yang diterima

3. Motivasi kerja supir menunjukan

pegawai, baik berupa uang atau

rata- rata pada kategori yang

bukan uang sebagai balas jasa yang

tinggi. Walaupun rerata tinggi

diberikan bagi upaya pegawai yang

namun banyak motivasi kerja

diberikannya

supir yang tergolong sedang.

untuk

organisasi.

Pegawai harus diberi imbalan agar

4. Sumbangan

tercapai tujuan organisasi dan tujuan

terhadap

mereka sendiri.

motivasi kerja didapatkan 7%
9

efektif

kompensasi

persepsi
dengan

yang berarti masih ada 93% yang

digali

selain

mempengaruhi motivasi kerja.

kompensasi
biografi

persepsi
seperti

meliputi

terhadap
kharakter

umur,

jenis

kelamin, jumlah tanggungan, dan

Saran
Bagi pimpinan HRD sebagai

masa kerja, kepribadian, kemampuan

pemberi kebijakan kompensasi agar

belajar, sistem nilai yang dianut,

hasil

pemahaman

penelitian

sebagai

bahan

sikap

bawahan,

pertimbangan untuk meningkatkan

kepuasan kerja, kemampuan, status,

inovasi kompensasi baik secara isi

hubungan antar manusia, supervisi,

dari kebijakan tersebut termasuk cara

peraturan- peraturan perusahaan dan

mengkomunikasikan

administrasi,

kehidupan

agar

achievement,

kemungkinan

untuk

semakin baik persepsi supir terhadap

berkembang,

tanggung

jawab,

kebijakan kompensasi yang telah

kemajuan dalam jabatan, pengakuan

diberikan.

dan komunikasi antara atasan dan

tersebut

kepada

Bagi
sebagai

kebijakan

karyawan

pimpinan
pengawas

operasional
dan

pribadi,

bawahan.

penyalur

informasi kepada supir, diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

supir semakin paham dan sadar

Anoraga, Panji. 2009. Psikologi
Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

bahwa dibutuhkannya motivasi kerja

Anorogo, P. Widiyanti,N. 1993.
Psikologi dalam Perusahaan.
Jakarta: Rineka Cipta

dalam diri supir agar mereka dapat
melakukan

pekerjaannya

secara

optimal
Bagi

peneliti

selanjutnya,

Chia. 2011. Hari Pertama Kerja
1000 lebih PNS Bolos. Diakses
dari
http://news.okezone.com/read/
2011/09/05/340/498697/haripertama-kerja 1-000-lebih-pnsbolos (diakses 24 April 2012)

agar

penelitian yang telah dilakukan pada
supir di PT Syncrum Logistics,
Cibitung ini sebagai dasar referensi
dalam
penelitian

melakukan
yang

lain

penelitian-

Cokroaminoto. 2007. Membangun
Kinerja
Melalui
Motivasi
Kerja Karyawan. Diakses dari
http://cokroaminoto.wordpress.

mengenai

motivasi kerja bahwa masih banyak
faktor motivasi kerja yang dapat
10

com/2007/05/23/meningkatkan
-kinerja-karyawan-1/ (diakses
13 April 2012)

Peningkatan Motif Berprestasi.
Jakarta: Intermedia
Munandar, Ashar S. 2001. Psikologi
Industri
dan
Organisasi.
Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia

Faizal, R dan Fauzi, A. 2005.
Performance
Appraisal.
Jakarta: Raja Grafindo.

RI/B-4. 2011. Ribuan PNS Bolos
Kerja di Hari Pertama.
Diakses
dari
http://www.borneonews.co.id/c
omponent/content/article/9frontpage/14053-ribuan-pnsbolos-kerja-di-haripertama.html (diakses 24 April
2012)

Harahap. 2011. Hari Pertama Usai
Lebaran 565 PNS DKI Jakarta
tak Masuk Kerja. Diakses dari
http://news.detik.com/read/201
1/09/05/113738/1715629/10/ha
ri-pertama usai-lebaran-565pns-dki-jakarta-tak-masukkerja (diakses 23 April 2012).
Hersey, P. Blanchard, K. 1995.
Manajemen
Perilaku
Organisasi: Pendayagunaan
Sumber
Daya
Manusia
(terjemahan Agus Dharma,
Ph. D).
Jakarta :
Erlangga

Rivai

dan
Mulyadi.
2010.
Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: Rajawali
Pers

Siagian, S.P. 2004.Teori Motivasi
dan Aplikasinya. Jakarta: Asdi
Mahasatya

Ibrahim, Johannes. 2006. Hukum
organisasi perusahaan –
Pola Kemitraan dan Badan
Hukum. Bandung: PT Refika
Aditama

Sirait, J.T. 2006. Memahami Aspek
Aspek Pengolahan Sumber
Daya
Manusia
dalam
Organisasi. Jakarta: Grasindo

Igales, J. dan Roussel, P. 1999. A
Study of the relationships
between
compensation
package, work motivation
and
job
satisfaction.
Perancis:
Journal
of
Organizational Behavior.

Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia
Spector P.E. 2008. Industrial and
organizational
behavior.
America

McClelland, D.C. 1987. Memacu
Masyarakat Berprestasi :
Mempercepat
Laju
Pertumbuhan Ekonomi Melalui

Winardi, J. 2001. Motivasi dan
Pemotivasian dalam Manajemen.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

11