MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING SISWA KELAS V SDN 101981 KECAMATANGALANG T.A 2011/2012.

(1)

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING

SISWA KELAS V SD NEGERI 101981 KECAMATAN GALANG

T.A 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar

DISUSUN OLEH:

TITIN ROSA BELLA

108313374

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

ABSTRAK

Titin Rosa Bella, 108313374. ”Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dengan menggunakan Metode Role Playing Siswa Kelas V SDN 101981 Kecamatan Galang T.A 2011/2012”. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan, 2012.

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: (1) kurangnya kosakata yang dimiliki siswa, (2) pembelajaran siswa yang monoton (kurang bervariasi),(3) Keterampilan berkomunikasi Keterampilan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia masih rendah. (4) Guru belum dapat menyajikan model pembelajaran secara aktif, kreatif dan integrative sesuai dengan kondisi anak.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia pada materi pokok memahami wacana (menjelaskan isi naskah drama) dengan menggunakan metode role playing siswa kelas V SDN 10198 Galang T.A 2011/2012.

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.Dalam penelitian ini metode role playing sebagai sasaran utama. Penggunaan metode role playing pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan penguasaan kosakata Siswa pada pokok bahasan memahami wacana (menjelaskan isi naskah drama) siswa kelas V SDN 101981 Kecamatan Galang T.A 2011/2012.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V berjumlah 45 orang dan objek formal dengan menggunakan metode role playing pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 101981 Kecamatan Galang T.A 2011/2012. Penetapan kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti dan saran dari kepala sekolah.

Hasil penelitian pada tes awal mencapai 7 orang siswa yaitu 16 % yang tuntas dalam belajar dan 38 orang siswa yaitu 84 % yang tidak tuntas dari 45 orang siswa dengan rata-rata nilai 46,44 pada post test Isiklus I mencapai 24 orang siswa yang telah tuntas dengan nilai 53,33 %, dan 21 orang yang belum tuntas dalam belajar dengan nilai 46,66 dengan rata-rata nilai kelas sebesar 66,88 dan pada post test siklus II mencapai 45 orang yang telah tuntas dengan nilai 100, dengan nilai rata-rata 91,55.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode dapat meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia pada pokok bahasan memahami wacana (menjelaskan isi naskah drama) siswa kelas V SDN 101981 Kecamatan Galang T.A 2011/2012.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi iniditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 101981 Kecamatan Galang T.A 2011/2012. Selama penulisan skripsi ini penulis mengalami berbagai kesulitan oleh karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, akan tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari Ibu Dra. Erlinda Simanungkalit, M.Pd serta berbagai pihak sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai mana mestinya.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs

Aman Simare mare, MS, selaku Pembantu dekan II, Bapak Drs Nasrun, MS, selaku pembantu Dekan III.

3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, selaku Ketua jurusan Program Studi


(4)

M.Ed, selaku Sekretaris Jurusan Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Ibu Dra. E. Simanungkalit, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu penguji: ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd selaku penyelaras I, Ibu Dra Masta Ginting, M.Pd selaku penyelaras II, serta Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku penyelaras III yang telah banyak memberikan saran dan perbaikan dalam skripsi ini .

6. Bapak/Ibu Dosen seluruhnya yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan yang

telah memberikan pendidikan dan tenaga pelayanan.

7. Bapak/Ibu Staf Administrasi Fakultas Ilmu Pendidikan maupun

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan informasi dan layanan.

8. Bapak Adianus, S.Pd selaku pelaksana Kepala sekolah SDN 101981

Kecamatan Galang yang telah memberikan izin penelitian di sekolah.

9. Kepada yang teristimewa kedua orang tuaku yang sangat saya hormati dan

sayangi, Ayahanda Roperson Ginting, dan Ibunda Saodah Siregar yang selalu memberikan doa serta motivasi.

10.Kepada Kedua saudara-saudara ku, kakak ku Rina Rosalina Ginting,

AM.Keb dan adikku Muhammad Ade Irwansyah Ginting yang saya sayangi dan kasihi, yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis.


(5)

11.Kepada Orang yang spesial in the my life Sarianto yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis.

12.Kepada teman sealmamater kelas I ext 08 seluruhnya yang saling

memberikan dorongan dalam rangka penulisan skripsi ini.

13.Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini yang

tidak apat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik isi, maupun pengetikan untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi pada masa yang akan datang semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan sumbangan bagi guru tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing.

Medan, 28 Juni 2012

Penulis

Titin RosaBella 108313374


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB. I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……… 1

1.2Identifikasi Masalah………... 5

1.3Batasan Masalah……… 5

1.4Rumusan Masalah………... 5

1.5Tujuan Penelitian………... 6

1.6 Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Penguasaan Kosakata……… 8

2.1.2 Jenis-Jenis Penguasaan Kosakata……… 11

2.1.3 Jenis-Jenis Kosakata……… 12

2.1.4 Macam- Macam Penguasaan Kosakata………... 13

2.1.5 Manfaat Penguasaan Kosakata……… 14

2.1.6 Hakikat Metode Mengajar………... 15


(7)

2.1.8 Langkah- Langkah metode Role Playing .……….. 20

2.2 KERANGKA KONSEPTUAL ……… 21

2.3 HIPOTESIS TINDAKAN………. 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……… 24

3.2 Subjek Penelitian………. 24

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 24

3.4 Operasional Variabel Penelitian ………. 25

3.5 Desain Penelitian………. 25

3.6 Prosedur Penelitian……….. 26

3.7 Teknik Pengumpulan Data ………... 31

3.8 Teknik Analisis Data………... 32

3.9 Jadwal Penelitian………... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……… 36

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian………... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 72

5.2 Saran ……….…... 73

DAFTAR PUSTAKA……… 75


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam%... 33

Tabel 3.2 Jadwal penelitian……… 35

Tabel 4.1 Perolehan nilai tes awal………...37

Tabel 4.2 Distribusi tingkat penguasaan kosakata siswa

Tes awal………...39

Tabel 4.3 Hasil observasi pemantauan untuk guru Siklus I.…………...44

Tabel 4.4 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I………...48

Tabel 4.5 Hasil pengamatan langkah-langkah

bermain peran siklus I………...48

Tabel 4.6 Penguasaan kosakata siswa siklus I………49

Tabel 4.7 Distribusi tingkat penguasaan kosakata siswa siklus II…….51

Tabel 4.8 Hasil observasi pemantauan guru siklus II………56

Tabel 4.9 Hasil observasi aktivitas siswa

pada saat PBM siklus II………59

Tabel 4.10 Hasil pengamatan langkah-langkah

bermain peran siklus II………...61

Tabel 4.11 Penguasaan kosakata siswa siklus II………..63

Tabel 4.12 Distribusi tingkat penguasaan kosakata siswa

siklus II………...65


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I……….77

Lampiran 2 Naskah drama Siklus I………...81

Lampiran 3 Tes Siklus I………...84

Lampiran 4 RPP Siklus II………...86

Lampiran 5 Naskah drama siklus II………90

Lampiran 6 Tes Siklus II………...94

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I………...96

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus II………...98

Lampiran 9 Lembar Observasi siswa Siklus I………...100

Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus II……….102

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Langkah-Langkah Bermain Peran Siklus I………...104

Lampiran 12 Lembar pengamatan Langkah-Langkah Bermain Peran Siklus II……….105

Lampiran 13 Daftar Wawancara………...106

Lampiran 14 Kisi-kisi Soal………..108

Lampiran 15 Rekapitulasi Keseluruhan Nilai Siswa………...109

Lampiran 16 Daftar Nama-nama Siswa………...110

Lampiran 17 Tabel Nama-nama Siswa………....111

Lampiran 18 Jadwal penelitian………....113

Lampiran 19 Pengusaan kosakata Siswa Siklus I………114


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar3.1 Skema PTK Model Hopkins………...25

Gambar 4.1 Lokasi penelitian……….36

Gambar 4.2 Siswa berlatih memerankan isi naskah drama

naskah drama ………..43

Gambar 4.3 Guru menjelaskan cara bermain peran

Kepada yang mendapat peran………..54

Gambar 4.4 Siswa memperhatikan penampilan

Siswa yang bermain peran………...55

Gambar 4.5 Siswa bermain peran

Tanpa membaca teks………55


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang peranan penting terutama dalam pengungkapan pikiran seseorang atau merupakan sarana untuk berfikir, menalar, menghayati, kehidupan dan alat komunikasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (1996:14) menyatakan bahwa “bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa bunyi suara atau tanda atau lambang yang dikeluarkan oleh manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada manusia lainnya”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat adalah Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat ini tidak lepas dari penguasaan kosakata, karena dengan penguasaan kosakata yang cukup akan memperlancar siswa dalam berkomunikasi dan mempermudah siswa untuk memahami bahasa yang terdapat dalam buku-buku pelajaran. Seperti diungkapkan oleh Nurgiantoro (1988:154) “untuk dapat melakukan kegiatan komunikasi dengan bahasa diperlukan penguasaan kosakata dalam jumlah yang cukup memadai”. Penguasaan kosakata yang lebih banyak memungkinkan siswa untuk menerima dan menyampaikan informasi yang lebih luas dan kompleks.


(12)

Penguasaan kosakata pada usia SD sangatlah penting dan merupakan dasar yang kuat untuk penguasaan kosakata pada usia selanjutnya. Anak pada saat itu diisi dan dibimbing dengan teratur dan sistematik dalam proses menyadari dunia dan alam sekitarnya bahkan ke luar dunia alam sekitarnya yang disebut proses belajar.

Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum Bahasa Indonesia tahun 2004 menyatakan bahwa “pengajaran Bahasa Indonesia ditujukan pada pengembangan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia meliputi keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis secara seimbang”. Tujuan tersebut di atas pada hakikatnya disesuaikan dengan kebutuhan pada saat ini. Seiring dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia maka siswa pada tingkat dasar diharapkan mampu atau dapat menguasai keempat keterampilan berbahasa secara aktif dan integrative dengan menggunakan komponen bahasa yang komunikatif dan benar, sehingga secara tidak langsung kemampuan dan penguasaan bahasa ini dapat menjawab tantangan di era globalisasi ini. Siswa dituntut mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi setaraf dengan kemampuan yang disesuaikan dengan tingkat usia dan tingkat perkembangan mental anak. Pendidikan bahasa sebagai alat komunikasi sangatlah penting dan harus dipahami oleh siswa pada umumnya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Bahasa Indonesia pada anak SD umumnya masih rendah karena pembelajaran siswa yang masih monoton, khususnya kemampuan dalam penguasaan kosakata, mempunyai sebuah permasalahan yang serius, yaitu belum terciptanya kebiasaan


(13)

berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia. Siswa pada umumnya lebih menggunakan bahasa ibu, bahasa ibu dapat didefenisikan sebagai bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakatnya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.

Melalui observasi dan wawancara dengan guru yang dilakukan pada tanggal 14 Desember 2012 di kelas V SDN 101981 Galang, saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, siswa kurang aktif dalam belajar sehingga masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah pada saat latihan menjelaskan isi naskah drama. Hampir 50% siswa kurang lancar menjelaskan isi naskah drama dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan pengejaan yang benar, 30% sedang dan 20% yang sudah lancar menjelaskan isi naskah drama .

Beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa pengantar yang termuat dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut: Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan bila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan keterampilan tertentu.

Terkait dengan peristiwa itu, beberapa faktor penyebab belum tercapainya tujuan yang diharapkan guru dengan kondisi siswa di SD yaitu: Guru belum dapat menyajikan model pembelajaran Bahasa Indonesia secara aktif, kreatif dan integrative sesuai dengan kondisi anak di lapangan. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang bervariasi, sehingga kurang termotivasi untuk menerapkan apa yang telah disampaikan. Kurangnya kosakata yang dimiliki oleh siswa yang


(14)

disebabkan oleh pembelajaran yang monoton terlihat pada saat menjelaskan isi naskah drama kurang lancar, serta buku pelajaran yang kurang proporsional artinya belum mempunyai porsi yang cukup untuk mengembangkan keterampilan salah satunya berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Berbagai faktor penyebab di atas dapat diatasi dengan menggunakan suatu metode pembelajaran baru. Pembelajaran yang dimaksud adalah dengan pelaksanaan metode role playing. Metode role playing adalah proses pertunjukan yang dimainkan sejumlah orang. Saat role playing dibuatkan pembagian peran dan deskripsi setiap peran, selebihnya para pemain melakukan improvisasi untuk mengembangkan perannya masing-masing. Selesai permainan, kemudian fasilitator mengajak peserta menarik kesimpulan dari permainan. Role playing ini berfungsi dapat menambah kosakata yang dimiliki anak lewat peran yang dimainkannya. Selain anak menyukai peran, anak berusaha menjiwai setiap perannya. Melalui peran yang dimainkannya dapat menambah perbendaharaan kosakata.

Metode role playing adalah salah satu metode pembelajaran yang menyajikan hal-hal yang konkret dan melatih anak dalam penguasaan kosakata lewat peran yang dimainkannya. Melihat kondisi di lapangan anak-anak SD masih lemah dalam berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia maka metode bermain peran ini perlu untuk diterapkan. Berdasarkan kenyataan dan permasalahan sebagaimana di atas, maka peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas yang setidaknya mampu mendapatkan formula baru dalam


(15)

mengatasi permasalahan yang selama ini dihadapi, khususnya dalam keterampilan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan peningkatan Bahasa Indonesia melalui peningkatan penguasaan kosakata yang dimiliki anak. Oleh karena itu peneliti mengajukan penelitian tindakan kelas tentang ”Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dengan menggunakan Metode Role

Playing Siswa Kelas V SDN 101981 Galang T.A 2011/2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu: 1. Kurangnya kosakata yang dimiliki siswa.

2. Pembelajaran siswa yang monoton (kurang bervariasi).

3. Keterampilan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia

masih rendah.

4. Guru belum dapat menyajikan model pembelajaran secara aktif, kreatif

dan integratif sesuai dengan kondisi anak.

1.3 Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia pada materi pokok memahami wacana (menjelaskan isi naskah drama) dengan menggunakan metode role playing siswa kelas V SDN 101981 Galang T.A 2011/2012.


(16)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia pada materi pokok memahami wacana (menjelaskan isi naskah drama) siswa kelas V SDN 101981 Galang T.A 2011/2012?”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia pada materi pokok memahami wacana (menjelaskan isi naskah drama) dengan menggunakan metode role playing siswa kelas V SDN 101981 Galang T.A 2011/2012 .

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain: 1.6.1 Bagi siswa

a. Siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia

dengan baik dan benar.

b. Perbendaharaan kata yang dimiliki siswa bertambah banyak.

c. Untuk meningkatkan kosakata Bahasa Indonesia melalui metode role

playing. 1.6.2 Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode role playing.


(17)

1.6.3 Bagi sekolah

a. Bahan masukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui

peningkatan kosakata siswa dan kinerja guru.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai umpan balik untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.

1.6.4 Bagi peneliti lain

Sebagai Bahan perbandingan bagi peneliti khususnya yang akan melanjutkan penelitian yang sejenis.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah membahas beberapa hal, baik yang berupa teori maupun yang berupa temuan hasil penelitian dari lapangan, maka dalam bagian ini peneliti untuk mengambil suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, acuan, dan kualitas pendidikan terutama pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Adapun kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri No

101981 Kecamatan Galang, tampak bahwa pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar ini perlu digunakan metode role playing untuk menerangkan materi menjelaskan isi naskah drama, dimana pemberian tes awal hasil belajar siswa rata-rata 46,44 atau ≤ 85% secara klasikal dan hal ini masih kurang maksimal atau belum berhasil bagi proses belajar peserta didik. Oleh sebab itu dilaksanakan siklus I dengan rata-rata 66,88 dan siklus II dengan rata-rata 91,55 dengan menggunakan metode role playing dalam materi menjelaskan isi naskah drama selama proses belajar mengajar ternyata hasil peserta didik cukup baik dan berhasil dengan rata-rata ketuntasan belajar ≥ 85% secara


(19)

klasikal. Hal ini membuktikan bahwasannya metode role playing secara tepat dapat meningkatkan penguasaan kosakata peserta didik semakin baik.

2. Metode role playing dapat menanamkan pengertian dan pemahaman langsung,

karena siswa diajak ikut langsung dalam pembelajaran yaitu memerankan tokoh di dalam drama.

3. Metode role playing dalam proses belajar mengajar khususnya dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia, di samping dapat meningkatan prestasi hasil belajar siswa juga dapat membuat para siswa lebih bergairah atau lebih bersemangat dalam belajar.

4. Bahwasannya yang merupakan penyebab keengganan guru menggunakan

metode role playing dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah kelas lain dapat terganggu saat proses belajar mengajar karena kondisi kelas yang aktif dan agak bersemangat sehingga membuat sedikit keributan di dalam kelas.

5.2 Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia, hendaknya di dalam setiap mempelajari menjelaskan isi naskah drama harus menggunakan metode role playing dapat memudahkan siswa memahami setiap materi tersebut tahan lama diingat dalam setiap pribadi siswa.


(20)

2. Agar para guru dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dalam menggunakan metode role playing guna meningkatkan penguasaan kosakata siswa yaitu dengan melakukan pelatihan dan pembinaan guru-guru.

3. Pola pembelajaran guru hendaknya tidak monoton dengan metode

ceramah dan pemberian tugas saja, tetapi bisa dikembangan lagi dengan menerapkan model pembelajaran PAKEM (pembelajaran Aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan menggunakan metode role playing.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Ahmadi, Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.. Aqib, Zainal. 2008. Profesional guru dalam pembelajaran. Jakarta: Insan

cendikia.

Bloom.1984. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bahasa Indonesia.

Dewi. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Siswa dengan

menggunakan Metode Role playing. Medan: Universitas Negeri Medan. Djamarah, Zain. Strategi Belajar Mengajar. 2006. Jakarta: Rineka cipta. Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran berdasarkan pendidikan. Bandung:

Citra Aditya.

Hamalik. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Karyani. 2009. Gaya Bahasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Keraf, G. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Keraf, G. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Keraf, G. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Kridalaksana. 1994. Pelangi Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Nurgiantoro. 1988. Struktur Sastra dan Aspek Unsur Instrinsik Sosial Drama. Jakarta: Gramedia.


(22)

Shinmura, Sudjianto. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Surakhmad. 1997. Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Siswa dengan menggunakan Metode Role playing. Medan: Universitas Negeri Medan. Gramedia Pustaka Umum.

Tarigan, HG. 1990. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. 1994. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. 2004. Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008. 2004. Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina.

Usman. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Siswa dengan menggunakan Metode Role playing. Medan: Universitas Negeri Medan. Watts. 1993. Teori Pengkajian Sastra. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

1.6.3 Bagi sekolah

a. Bahan masukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan kosakata siswa dan kinerja guru.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.

1.6.4 Bagi peneliti lain

Sebagai Bahan perbandingan bagi peneliti khususnya yang akan melanjutkan penelitian yang sejenis.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah membahas beberapa hal, baik yang berupa teori maupun yang berupa temuan hasil penelitian dari lapangan, maka dalam bagian ini peneliti untuk mengambil suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, acuan, dan kualitas pendidikan terutama pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Adapun kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri No 101981 Kecamatan Galang, tampak bahwa pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar ini perlu digunakan metode role playing untuk menerangkan materi menjelaskan isi naskah drama, dimana pemberian tes awal hasil belajar siswa rata-rata 46,44 atau ≤ 85% secara klasikal dan hal ini masih kurang maksimal atau belum berhasil bagi proses belajar peserta didik. Oleh sebab itu dilaksanakan siklus I dengan rata-rata 66,88 dan siklus II dengan rata-rata 91,55 dengan menggunakan metode role playing dalam materi menjelaskan isi naskah drama selama proses belajar mengajar ternyata hasil peserta didik cukup baik dan berhasil dengan rata-rata ketuntasan belajar ≥ 85% secara


(3)

klasikal. Hal ini membuktikan bahwasannya metode role playing secara tepat dapat meningkatkan penguasaan kosakata peserta didik semakin baik.

2. Metode role playing dapat menanamkan pengertian dan pemahaman langsung, karena siswa diajak ikut langsung dalam pembelajaran yaitu memerankan tokoh di dalam drama.

3. Metode role playing dalam proses belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, di samping dapat meningkatan prestasi hasil belajar siswa juga dapat membuat para siswa lebih bergairah atau lebih bersemangat dalam belajar.

4. Bahwasannya yang merupakan penyebab keengganan guru menggunakan metode role playing dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah kelas lain dapat terganggu saat proses belajar mengajar karena kondisi kelas yang aktif dan agak bersemangat sehingga membuat sedikit keributan di dalam kelas.

5.2 Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, hendaknya di dalam setiap mempelajari menjelaskan isi naskah drama harus menggunakan metode role playing dapat memudahkan siswa memahami setiap materi tersebut tahan lama diingat dalam setiap pribadi siswa.


(4)

2. Agar para guru dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dalam menggunakan metode role playing guna meningkatkan penguasaan kosakata siswa yaitu dengan melakukan pelatihan dan pembinaan guru-guru.

3. Pola pembelajaran guru hendaknya tidak monoton dengan metode ceramah dan pemberian tugas saja, tetapi bisa dikembangan lagi dengan menerapkan model pembelajaran PAKEM (pembelajaran Aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan menggunakan metode role playing.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Ahmadi, Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.. Aqib, Zainal. 2008. Profesional guru dalam pembelajaran. Jakarta: Insan

cendikia.

Bloom.1984. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bahasa Indonesia.

Dewi. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Siswa dengan

menggunakan Metode Role playing. Medan: Universitas Negeri Medan.

Djamarah, Zain. Strategi Belajar Mengajar. 2006. Jakarta: Rineka cipta. Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran berdasarkan pendidikan. Bandung:

Citra Aditya.

Hamalik. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Karyani. 2009. Gaya Bahasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Keraf, G. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Keraf, G. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Keraf, G. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Kridalaksana. 1994. Pelangi Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Nurgiantoro. 1988. Struktur Sastra dan Aspek Unsur Instrinsik Sosial Drama. Jakarta: Gramedia.


(6)

Shinmura, Sudjianto. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Surakhmad. 1997. Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Siswa dengan

menggunakan Metode Role playing. Medan: Universitas Negeri Medan.

Gramedia Pustaka Umum.

Tarigan, HG. 1990. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. 1994. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. 2004. Sistem

Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008. 2004. Sistem Pendidikan

Nasional. Surabaya: Karina.

Usman. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Siswa dengan

menggunakan Metode Role playing. Medan: Universitas Negeri Medan.

Watts. 1993. Teori Pengkajian Sastra. Jakarta: Bumi Aksara.