FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA.

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING
SAHAM PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA (IPO)
DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Sonya Immanuela Hutabarat
NIM. 709520022

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuahn Yang Maha

Esa, yang senantiasa menyertai dan melimpahkan kasih karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Penawaran Saham
Perdana (IPO) Di bursa Efek Indonesia”.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menempuh ujian akhir
pendidikan tingkat Sarjana Ekonomi (S-1), Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya memaksimalkan penyusunan skripsi ini, namun
penulis menyadari bahwa begitu banyak keterbatasan yang membuat skripsi ini
belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sebagai bahan referensi penyusunan karya ilmiah yang
lebih sempurna pada hari-hari yang akan datang.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
selalu membimbing dan mendukung penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.


3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si., selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. La Ane, M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dan selaku Dosen Penguji I
yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan
bimbingan dan waktunya.
7. Bapak Azizul Kholis, SE, M.Si., Ak., selaku Dosen Penguji II dan Bapak
OK Sofyan Hidayat, SE, M.Si., Ak., sekalu Dosen Penguji III yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama dalam perkuliahan.
9. Bang Ricky Adrian yang telah banyak membantu dalam pengurusan
administrasi.
10. Terkhusus untuk kedua orang tua saya, Ayahanda M. Hutabarat, SH dan
Ibunda J.D. Panggabean, yang senantiasa membimbing, membina,
memberi semangat, dan mencukupi kebutuhan secara moral dan material.

11. Kakak saya Hanna D.M. Hutabarat, S.Si., abang saya Febro Landoasi
Hutabarat, SE, abang saya Joseph Adiguna Hutabarat, MSES, serta

saudara ipar saya Benny D. Limbong, S.Si., dan Christin Naome Sari
Simanjuntak, SE, yang selalu memberi motivasi kepada penulis.
12. Teman-teman saya yang saya kasihi Kristina Widyanti, Putri Mariana, dan
Evi Safrina.
13. Teman-teman seperjuangan Inca, Satri, Ihda, Triani, Ribka, Dessy, Melisa
dan seluruh rekan-rekan Jurusan Akuntansi ’09 lainnya yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu.
Akhir kata teriring harapan dan doa semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca sekalian.

Medan,
Penulis

Maret 2013

Sonya Immanuela H.
NIM. 709520022


ABSTRAK

Sonya Immanuela Hutabarat, NIM. 709520022, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Penawaran Saham
Perdana (IPO) Di bursa Efek Indonesia. Skripsi, Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2013.
Permasalahan dalam peneltian ini adalah apakah reputasi auditor, reputasi
underwriter, ROA, EPS, persentase saham yang ditawarkan, kondisi pasar,
financial leverage, jenis industri, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
tingkat underpricing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reputasi
auditor, reputasi underwriter, ROA, EPS, persentase saham yang ditawarkan,
kondisi pasar, financial leverage, jenis industri, dan ukuran perusahaan terhadap
tingkat underpricing saham pada saat Initial Public Offering (IPO).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan
IPO pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling dan menghasilkan 44 perusahaan sebagai sampel penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com. Teknik analisa data yang digunakan

adalah analisis regresi berganda dengan uji F pada taraf signifikansi 0,05.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara simultan
variabel reputasi auditor, reputasi underwriter, ROA, EPS, persentase saham yang
ditawarkan, kondisi pasar, financial leverage, jenis industri, dan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap tingkat underpricing.
Kesimpulan penelitian ini adalah reputasi auditor, reputasi underwriter,
ROA, EPS, persentase saham yang ditawarkan, kondisi pasar, financial leverage,
jenis industri, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap
tingkat underpricing.

Kata Kunci : Underpricing, Initial Public Offering, Reputasi Auditor,
Reputasi Underwriter, ROA, EPS, Persentase Saham yang
Ditawarkan, Kondisi Pasar, Financial Leverage,
Jenis
Industri, Ukuran Perusahaan.

ABSTRACT

Sonya Immanuela Hutabarat, NIM. 709520022, Factors Affecting
Underpricing of Initial Public Offering (IPO) on the Indonesia Stock

Exchange. Thesis, Accounting Program, Faculty of Economics, State
University of Medan, 2013.
The problem in this research is whether auditor reputation, underwriter
reputation, ROA, EPS, percentage of shares offered, market condition, financial
leverage, industry type and firm size affect the level of underpricing. This study
aimed to determine the affect of auditor reputation, underwriter reputation, ROA,
EPS, percentage of shares offered, market condition, financial leverage, industry
type and firm size on the level of underpricing of Initial Public Offering (IPO).
The population in this research is all companies that listed and conducted
an IPO in 2007 to 2011 in the Indonesia Stock Exchange (IDX). There are 44
companies that selected as sample, collected by using purposive sampling method.
Data source of this research is secondary data obtained from www.idx.co.id and
www.finance.yahoo.com. Multiple regression analysis used as data analysis
technique with F test at 0.05 as significance level.
The result of multiple regression analysis shows that auditor reputation,
underwriter reputation, ROA, EPS, the percentage of shares offered, market
condition, financial leverage, industry type and firm size affect the level of
underpricing simultaneously.
The conclusion of this research is auditor reputation, underwriter
reputation, ROA, EPS, the percentage of shares offered, market condition,

financial leverage, industry type and firm size affect the level of underpricing
simultaneously.

Keywords :

Underpricing, Initial Public Offering, Auditor Reputation,
Underwriter Reputation, ROA, EPS, Percentage of Shares
Offered, Market Conditions, Financial Leverage, Industry
Type, Firm Size.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu…………………………………… 25
Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Penelitian…………………………………… 41
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ………………………………………………… 41
Tabel 4.3 Uji Normalitas …………………………………………………... 44
Tabel 4.4 Pengujian Multikolinearitas ……………………………………... 45
Tabel 4.5 Pengujian Heterokedastisitas ……………………………………. 46
Tabel 4.6 Pengujian Autokorelasi ………………………………………….. 47
Tabel 4.7 Regresi Berganda …………………………………………………. 48

Tabel 4.8 Hasil Uji F ……………………………………………………….. 51
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ………………………… 52

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

: Tabulasi Data

LAMPIRAN B

: Hasil Output SPSS

LAMPIRAN C

: Berkas Administrasi

i

DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis …………………………….……. 29
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot …………………………………………….. 46

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Perusahaan sebagai suatu entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai
perusahaan dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka perusahaan membutuhkan alternatif pembiayaan yang
bertujuan untuk mendapatkan tambahan dana guna mendukung kegiatan
operasionalnya.

Berbagai alternatif pendanaan dapat

dilakukan oleh


perusahaan, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan dari luar perusahaan yang dapat
dilakukan adalah dengan menjual saham atau kepemilikannya kepada publik
di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan
memutuskan untuk go public antara lain adalah untuk melakukan perluasan
usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha, memperbaiki struktur keuangan dan
pengalihan kepemilikan (divestasi).
Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar
sekunder (bursa efek), terlebih dahulu saham perusahaan yang akan go public
dilemparkan ke pasar perdana (Trisnaningsih, 2005). Kegiatan yang dilakukan
dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana (Primary Market)
disebut IPO (Initial Public Offering), selanjutnya saham akan diperjualbelikan
di Bursa Efek, yang disebut juga dengan pasar sekunder (Secondary Market).

i

Salah satu masalah utama yang akan muncul dalam IPO adalah berapa harga
yang paling tepat untuk selembar saham yang akan ditawarkan.
Harga saham yang ditawarkan di pasar perdana merupakan
kesepakatan antara emiten dan underwriter (penjamin emisi efek), sedangkan

harga saham di pasar sekunder ditentukan melalui mekanisme pasar yaitu
penawaran dan permintaan. Dalam dua mekanisme penentuan harga tersebut
sering terjadi perbedaan harga terhadap saham yang sama antara di pasar
perdana dan di pasar sekunder. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya
underpricing atau overpricing. Underpricing terjadi apabila penentuan harga
saham saat IPO lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar
sekunder pada hari pertama. Sebaliknya, bila harga saham saat IPO lebih
tinggi dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder pada hari
pertama maka hal ini disebut overpricing (Yasa, 2008).
Harga saham yang ditawarkan pada saat melakukan IPO merupakan
faktor yang penting dalam menentukan berapa besar jumlah dana yang
diperoleh perusahaan (emiten). Jika harga tinggi, maka jumlah dana yang
diterima juga besar. Demikian juga sebaliknya. Hal ini mengakibatkan emiten
menginginkan harga yang lebih tinggi lagi agar dapat memperoleh dana yang
lebih besar lagi. Tetapi dilihat dari sisi investor, investor menginginkan harga
perdana yang rendah agar dapat memperoleh return pada pasar sekunder
berupa capital gain. Dengan adanya perbedaan kepentingan tersebut dimana
emiten ingin memperoleh dana lebih besar sedangkan investor menginginkan
return, maka mengakibatkan terjadinya underpricing. Fenomena underpricing

ii

menjadi hal yang menarik untuk diteliti dikarenakan lebih banyaknya
perusahaan yang mengalami kondisi underpriced daripada overpriced pada
saat melakukan penawaran umum pada pasar perdana.
Salah satu penjelasan mengenai fenomena underpricing adalah adanya
asimetri informasi antara pelaku IPO, yaitu emiten, underwriter, dan investor.
Apabila tidak terjadi asimetri informasi antara ketiga pelaku IPO tersebut,
maka harga penawaran saham akan sama dengan harga pasar sehingga tidak
terjadi underpricing.
Dari sisi emiten kondisi underpriced yang tinggi adalah merugikan.
Underpriced terjadi karena perusahaan dinilai lebih rendah dari kondisi yang
sesungguhnya oleh underwriter dalam rangka untuk mengurangi tingkat
resiko yang harus ia hadapi karena fungsi penjaminannya. Emiten di lain
pihak tidak mengetahui keadaan pasar modal yang sesungguhnya dalam hal
ini underwriter sebagai pihak yang lebih sering berhubungan dengan pasar
modal mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai pasar modal bila
dibandingkan dengan calon emiten. Adanya asimetri informasi inilah
maka harga saham pada penawaran perdana lebih rendah daripada harga
saham dipasar sekunder. Jadi, underwriter menggunakan ketidaktahuan
emiten mengenai pasar modal untuk mengurangi

resiko

yang

harus

ditanggungnya apabila saham yang dia jamin dipasar perdana tidak laku
maka underwriter harus membeli sisa saham tersebut sebesar harga
penawaran dikalikan dengan sisa saham yang tidak laku terjual (Indriantoro,
1998:21).

iii

Asimetri informasi juga terjadi pada kelompok informed investor dan
kelompok uninformed investor. Informed investor yang memiliki informasi
lebih banyak mengenai perusahaan emiten akan membeli saham pada saat IPO
jika harga pasar dinilai akan melebihi harga perdana. Sementara uninformed
investor yang kurang memiliki informasi mengenai emiten cenderung
melakukan penawaran secara sembarangan pada saham-saham IPO.
Informasi mengenai perusahaan yang melakukan IPO sangat penting
dimiliki oleh para pihak yang akan menentukan harga saham pada saat IPO,
yaitu pihak emiten dan pihak underwriter. Ketidaksamaan informasi yang
dimiliki oleh para pihak inilah yang dapat mengakibatkan perbedaan harga
sehingga memungkinkan terjadinya underpricing. Baik pada pasar perdana
maupun pasar sekunder, asimetri informasi ini selalu terjadi (Beatty, 1989).
Perusahaan emiten yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO)
harus membuat prospektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh
BAPEPAM. Menururt UU No. 8 tahun 1995, prospektus adalah setiap
informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar
pihak lain membeli efek. Informasi yang diungkapkan dalam prospektus akan
membantu investor untuk membuat kepututsan yang rasional mengenai risiko
dan nilai saham yang sesungguhnya yang ditawarkan oleh emiten (Kim et al.
(dalam Handayani, 2008)). Informasi prospektus dapat dibagi menjadi dua,
yaitu informasi akuntansi dan non akuntansi. Informasi akuntansi adalah
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laproan rugi/ laba, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan. Informasi non akuntansi adalah informasi

iv

selain laporan keuangan seperti underwriter (penjamin emisi), auditor
independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang
ditawarkan, umur perusahaan, dan informasi lainnya.
Riset-riset sebelumnya mengenai pengaruh informasi akuntansi dan
informasi non akuntansi terhadap initial return atau underpricing telah banyak
dilakukan di bursa saham luar negeri maupun Indonesia. Penelitian tentang
tingkat underpricing dan harga saham dihubungkan dengan informasi pada
prospektus

merupakan

hal

menarik

bagi

peneliti

keuangan

untuk

mengevaluasi secara empiris perilaku investor dalam pembuatan keputusan
investasi di pasar modal. Hasil temuan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi underpricing tidak selalu konsisten, hal inilah yang
mendorong penelitian dilakukan di bidang ini.
Dalam penelitian Diananingsih (2003), variabel reputasi penjamin
emisi yang diproksikan dengan frekuensi underwriter memberikan jasa
penjaminan emisi pada sampel yang ada, berpengaruh signifikan negatif
terhadap underpricing. Hal ini berarti semakin tinggi reputasi underwriter,
maka semakin kecil tingkat underpricing nya. Hal ini disebabkan karena
semakin banyaknya perusahaan go public memakai jasa penjaminan emisi
dari suatu perusahaan underwriter menunjukkan bahwa mereka puas akan jasa
yang diberikan. Hal ini dikarenakan underwriter hanya mampu memprediksi
harga saham di masa yang akan datang dengan baik sehingga dapat
memperkecil initial return atau underpricing.

v

Yolana dan Maritani (2005) meneliti pengaruh variabel reputasi
penjamin emisi, rata-rata kurs, skala perusahaan, profitabilitas (ROE) dan
jenis industri terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa rata-rata kurs, skala perusahaan, ROE dan jenis undustri berpengaruh
terhadap underpricing. Sedangkan reputasi penjamin emisi ternyata tidak
terbukti mempengaruhi underpricing.
Handono (2010) berdasarkan data perusahaan yang IPO di BEI tahun
2006-2009, meneliti pengaruh reputasi underwriter, persentase saham yang
ditawarkan, ukuran perusahaan, umur perusahaan, financial leverage, dan
ROA. Penelitiannya membuktian bahwa persentase saham yang ditawarkan,
ukuran perusahaan, financial leverage, dan ROA berpengaruh terhadap
underpricing, sedangkan reputasi underwriter, dan umur perusahaan tidak
terbukti memiliki pengaruh terhadap underpricing.
Penelitian yang dilakukan Kristiantari (2012) berdasarkan data
perusahaan yang IPO di BEI, mencoba menguji pengaruh reputasi
underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, ukuran perusahaan, tujuan
penggunaan dana untuk investasi, profitabilitas perusahaan (ROA), financial
leverage, dan jenis industri terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa variabel reputasi underwriter, ukuran perusahaan dan
tujuan penggunaan dana untuk investasi secara signifikan berpengaruh pada
underpricing dengan arah koefisien negatif. Sedangkan variabel reputasi
auditor, umur perusahaan, profitabilitas perusahaan (ROA), financial leverage

vi

dan jenis industri terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan pada terjadinya
underpricing.
Bertolak dari hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi underpricing masih menghasilkan temuan yang berbeda-beda
dan ketidakkonsistenan hasil penelitian, maka peneliti termotivasi untuk
meneliti kembali dan memperoleh bukti empiris yang dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Variabel-variabel yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah reputasi auditor, reputasi underwriter, return
on assets (ROA), persentase saham yang ditawarkan, financial leverage, dan
ukuran perusahaan. Variabel-variabel tersebut dipilih untuk diteliti kembali
karena masih terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian. Variabel earnings
per share (EPS), kondisi pasar, dan jenis industri juga merupakan variabel
independen yang akan ditambahkan dalam penelitian ini.
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apa yang menjadi tujuan perusahaan sehingga memutuskan untuk
go public ?
2. Bagaimana mekanisme pembentukan harga saham pada saat go
public ?
3. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi underpricing saham
pada saat initial public offering ?

vii

4. Informasi apa saja yang dapat digunakan investor untuk membuat
keputusan investasi ?
1.3

Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada identifikasi pengaruh variabel independen,
yaitu reputasi auditor, reputasi underwriter, ROA, EPS, persentase saham
yang ditawarkan, kondisi pasar, financial leverage, jenis industri, dan ukuran
perusahaan terhadap underpricing saham pada saat Initial Public Offering
(IPO).

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah variabel reputasi auditor, reputasi underwriter,
ROA, EPS, persentase saham yang ditawarkan, kondisi pasar, financial
leverage, jenis industri, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan
terhadap underpricing pada saat Initial Public Offering (IPO) ?

1.5

Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
reputasi auditor, reputasi underwriter, ROA, EPS, persentase saham yang
ditawarkan, kondisi pasar, financial leverage,

jenis industri, dan ukuran

perusahaan terhadap underpricing saham pada saat Initial Public Offering
(IPO) di BEI.

viii

1.6

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi emiten atau calon emiten, dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan harga yang tepat dalam penawaran saham
perdana, sehingga perusahaan akan memperoleh sejumlah modal
dengan biaya yang relatif murah.
2. Bagi penjamin emisi, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
membantu

perusahaan

untuk

menyusun

prospektus

dan

memberikan penilaian yang sesuai untuk penetapan harga saham di
pasar perdana dan memberikan pelayanan yang lebihh baik kepada
investor.
3. Bagi

investor,

sebagai

informasi

mengenai

hal-hal

yang

berpengaruh signifikan terhadap initial return yang diterima saat
IPO, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi di saham perdana.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan bagi peneliti agar
dapat

dijadikan sebagai

selanjutnya.

ix

bahan referensi

untuk

penelitian

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan
bahwa reputasi auditor, reputasi underwriter, ROA, EPS, persentase saham
yang ditawarkan, kondisi pasar, financial leverage, jenis industri, dan ukuran
perusahaan berpengaruh seecara simultan terhadap underpricing pada
perusahaan yang melakukan Initial Public Offering di BEI. Pada penelitian ini
besarnya kontribusi variabel independen yang dapat menjelaskan underpricing
adalah sebesar 20,3%.

5.2

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan, maka implikasi
penelitian bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan adalah sebagai
berikut :
1. Bagi emiten atau calon emiten
Emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana sebaiknya berusaha
memperoleh haraga perdana yang tinggi, karena apabila terjadi
underpricing maka perusahaan tidak dapat memperoleh dana yang
maksimum dari pelaksanaan IPO. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing. Oleh
karena itu emiten dapat mempertimbangkan hal ini untuk menggunakan
auditor yang berkualiltas untuk memeriksa laporan keuangan. Selain itu,

emiten juga perlu memperhatikan reputasi underwriter dan ukuran
perusahaan untuk memperkecil tingkat underpricing.
2. Bagi penjamin emisi
Penjamin emisi (underwriter) sebagai salah satu pihak yang berperan
dalam penentuan harga saham pada saat IPO diharapkan dapat
memberikan harga yang sesuai pada pasar perdana.
3. Bagi investor
Bagi investor yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang
melakukan IPO sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor yang telah
terbukti mempengaruhi tingkat underpricing agar dapat mengoptimalkan
return yang diperoleh dan meminimalkan resiko investasi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabelvariabel lain yang diduga memilki hubungan yang signifikan dengan
underpricing seperti umur perusahaan, tujuan pernggunaan dana, jangka
waku listing, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. PT Rineka Cipta.
Jakarta
Ardiansyah, Misnen. 2004. Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal
dan Return 15 Hari setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan
terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Return Awal
dan Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol.7 No.2, 125-153.
Ariawati, Siti. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Penawaran Saham Perdana (IPO). Semarang.
Beatty. 1989. Auditor Reputation and The Underpricing of Initial Public Offering.
The Accounting Review , Vol. LXIV, No. 4 (Oktober).
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPPE.
Carter, R. dan S. Manaster. 1990. Initial Public Offerings and Underwriter
Reputation. The Journal of Finance Vol. XLV No. 4.
Darmadji, T dan Fakhruddin M.H. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Diananingsih, Harum Indinah. 2003. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Underpricing pada Penawaran Saham Perdana (IPO). Semarang.
De Lorenzo, Massimo and Stefano Fabrizio. 2001. Asymmetric Information and
The Role of Underwiriter, The Prospectus and The Analyst in Underpricing
of IPO. The Italian Case.
Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta : Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengann Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE.

i

Handayani, Sri Retno. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing pada Penawaran Umum Perdana. Semarang
Handono, Dora Bunga. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia. Bandung.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke 3. BPFE
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Kim, Keneth. A. and Hyun Shan Shin. 2001. The Underpricing of Seasoned
Equity Offerings : 1983-1998.
Kiymaz, Halil. 2000. The Initial and Aftermarket Performance of IPOs in an
Emerging Market : Evidence From Instanbul Stock Exchange. Journal of
Multinational Financial Management, Vol. 10, p.213-227
Kristiantari, I Dewa A. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek
Indonesia. Semarang.
Nurhidayati, Indriantoro. 1998. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Underpriced pada Penawaran Perdana di BEJ. Journal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia, Vol. XIII, p.21-30.
Reese, J., William A. 1998. IPO. Underpricing, Trading Volume and Investor
Interest.
Sulistio, Helen. 2005. Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi
Terhadap Initial Return: Studi pada Perusahaan yang melakukan Initial
Public Offering di BEJ. SNA VIII. Solo.
Triani, Apriliani & Nikmah. 2006. Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor,
Persentase Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan dan Fenomena
Underpricing : studi empiris pada Bursa Efek Jakarta, Simposium
Nasional Akuntansi 9 Padang, K-AKPM 23.
Trisnaningsih, Sri. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 2, p.195-210.

ii

Wijaya, Tony. 2012. Cepat Menguasai SPSS 20 Untuk Olah dan Interpretasi
Data. Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka.
Wirjolukito, Aruna. 2006. Fenomena Pemilihan Auditor pada Proses Penawaran
Umum Perdana dengan Faktor Fundamental Sebagai Elemen Pengendali.
Jurnal Ekonomi & Bisnis Vol. 6 No. 1. Jakarta.
Yasa, Gerianta Wirawan. 2008. Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham
Perdana di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.3 No.2.
Yolana, Chastina dan Martani, Dwi. 2005. Variabel yang Mempengaruhi
Fenomena Underpriding pada Penawaran Saham Perdana di BEJ. SNA
VIII, September 2005, 15-16.

iii