Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Underpricing is condition in which stock price at primary market was to low than secondary market. Intention of this research is to analyze the factors affecting level underpricing so the manager who will be doing a public offering can take decisions in accordance with his abilities in order to obtain optimum capital structure.

The factor were earning per share, return on asset, stock offering, underwriter reputation, and company age. The samples in this research was based on the 25 issuer who doing IPO at Indonesia Stock Exchange during 2008-2011.

In general, EPS of each company showed positive numbers. Two companies namely GOLD and BRAU have data that show significant differences from others. Average ROA has positive number, there was no significant difference in ROA data from this companies.

Analysis was done by using multiple regression and aims to find out the impact of variable earning per share, return on asset, stock offering, underwriter reputation, and company age.

Result of partial regression analysis and simultaneously have no effect to underpricing.

Keyword: Underpricing, Earning per Share, Return On Asset, Stock Offering, Underwriter Reputation, and Company age


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Underpricing adalah kondisi dimana harga saham pada waktu penawaran perdana lebih relatif lebih rendah dibandingkan harga pada pasar sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing sehingga manajer perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham perdana dapat mengambil keputusan sesuai dengan kemampuan perusahaannya agar dapat mendapatkan struktur modal yang optimum.

Faktor-faktor tersebut adalah earning per share, return on asset, stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 25 didasarkan pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.

Dua perusahaan yaitu GOLD dan BRAU memiliki data EPS yang menunjukkan perbedaan yang signifikan dari data lainnya. Secara umum EPS dari setiap perusahaan menunjukkan angka yang positif. secara rata-rata ROA memiliki angka positif, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari data ROA perusahaan-perusahaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan bertujuan mengetahui pengaruh dari variabel earning per share, return on asset, stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan terhadap tingkat underpricing.

Hasil analisis regresi secara parsial dan secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing.

Kata kunci: Underpricing, Earning per Share, Return On Asset, Stock Offering, Reputasi Underwriter, Umur Perusahaan.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN………..ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

KATA PENGANTAR……….iv

ABSTRACT...vi

ABSTRAK………..vii

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR GAMBAR………...xi

DAFTAR TABEL………..…xii

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Identifikasi Masalah………7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………....8

1.4 Kegunaan Penelitian………...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...11

2.1 Kajian Pustaka………..11

2.1.1 Pengertian Pasar Modal……….11

2.1.2 Pengertian Saham………...12

2.1.3 Pengertian Penawaran Umum Perdana………..13


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Pengertian Underpricing………16

2.1.5 Pengertian Underwriter………..18

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing……….19

2.1.6.1 Earning Per Share………...20

2.1.6.2 Return On Asset……….20

2.1.6.3 Stock Offering………21

2.1.6.4 Reputasi Underwriter……….21

2.1.6.5 Umur Perusahaan………23

2.1.7 Penelitian Terdahulu………..23

2.2 Kerangka Pemikiran………..25

2.3 Hipotesis Penelitian………..28

BAB III METODE PENELITIAN……….29

3.1 Objek Penelitian………29

3.2 Jenis Penelitian………..29

3.3 Populasi dan Sampel……….30

3.4 Teknik Pengumpulan Data………32

3.5 Definisi Operasional Variabel………...………33

3.5.1 Variabel Dependen……….…………33

3.5.2 Variabel Independen………..33

3.5.2.1 EPS……….…….33

3.5.2.2 ROA………34

3.5.2.3 Stock Offering……….34

3.5.2.4 Reputasi Underwriter……….….34


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.6 Metode Analisis Data………35

3.6.1 Uji Outliers………...…………..36

3.6.2 Uji Asumsi Klasik……….….37

3.6.2.1 Uji Multikolinearitas………...38

3.6.2.2 Uji Heteroskedastisitas………....39

3.6.2.3 Uji Autokorelasi………..39

3.7 Uji Hipotesis……….40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….44

4.1 Analisis Deskriptif Variabel………...44

4.2 Uji Outliers………....47

4.3 Uji Asumsi Klasik……….………48

4.3.1 Uji Normalitas……….………...48

4.3.2. Uji Multikolinearitas….………....49

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas………...51

4.3.4 Uji Autokorelasi……….52

4.4 Analisis Regresi Berganda………53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..60

5.1 Simpulan………...60

5.2 Saran……….61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Mengalami

Underpricing/Overpricing……….………...31

Tabel 4.1 Data Variabel Dependen dan Variabel Independen………45

Tabel 4.2 Peringkat Underwriter……….46

Tabel 4.3 Hasil Uji Data Ouliers……….……47

Tabel 4.4 Hasil Uji Data Bebas Outliers……….48

Tabel 4.5 Uji Normalitas……….49

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas………...…………50

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas………...51

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi………..52

Tabel 4.9 Uji F………54


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya, setiap perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk pembiayaan perluasan kegiatan usahanya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana yang besar tersebut, terdapat beberapa cara untuk menghimpun dana agar dapat memenuhi kebutuhan dana, diantaranya dengan cara hutang atau dengan melakukan penerbitan saham pada pasar modal.

Pasar modal berperan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan tempat investasi bagi investor. Dalam pasar modal, para investor dapat melakukan investasi dengan cara pemilikan surat berharga dari perusahaan.

Perusahaan yang menawarkan sebagian saham pada masyarakat melalui bursa efek disebut Go Public. Perusahaan yang menjual efek disebut emiten. Transaksi penjualan saham pada umum atau disebut IPO (Initial Public Offering) untuk pertama kalinya terjadi pada pasar perdana (primary market). Kemudian setelah itu, saham dapat diperjualbelikan di bursa efek yang disebut sebagai pasar sekunder (secondary market). Pasar perdana adalah keadaan dimana untuk pertama kalinya saham dijual kepada investor oleh perusahaan penerbit saham tersebut. Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara perusahaan


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha emiten dengan pihak underwriter (penjamin emisi) yang ditunjuk oleh

perusahaan emiten. Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga perdana tinggi. Sebaliknya, underwriter sebagai penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Untuk harga saham pada pasar sekunder, ditentukan oleh mekanisme pasar.

Underwriter adalah pihak yang lebih mengetahui informasi-informasi yang berhubungan dengan penentuan harga saham perdana, dibanding emiten itu sendiri. Oleh karena itu, underwriter akan memanfaatkan informasi yang dimilikinya untuk memperoleh kesepakatan optimal dengan emiten, yaitu dengan memperkecil resiko keharusan membeli saham yang tidak laku terjual dengan harga murah, sehingga emiten harus menerima harga yang murah bagi saham perdananya. Dengan demikian keadaan ini dapat dikatakan underpricing, yang berarti penentuan harga pada saham perdana lebih murah dibandingkan dengan harga pada pasar sekunder pada saham yang sama. Keadaan ini dapat menguntungkan bagi investor karena memiliki kesempatan mendapatkan kelebihan antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham perdananya. Sebaliknya, merugikan investor karena dana yang dikumpulkan akan tidak maksimal. Jika harga saham perdana lebih tinggi dibandingkan pada pasar sekunder, maka akan terjadi overpricing. Kondisi ini merugikan bagi investor karena tidak akan mendapatkan initial return.

Suad Husnan (2001) menjelaskan bahwa IPO pada perusahaan privat maupun pada perusahaan milik Negara (BUMN) biasanya mengalami underpricing.


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha Caster dan Manaster (1990) menjelaskan bahwa underpricing adalah

hasil dari ketidakpastian harga saham pada pasar sekunder. Untuk menentukan harga saham yang ideal, harus mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi underpricing.

Underpricing umumnya terjadi karena adanya asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi antara emiten, underwriter, maupun antar investor. Untuk mengurangi adanya asimetri informasi maka dilakukan penerbitan prospektus oleh perusahaan, yang berisi informasi dari perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang ada berupa informasi yang bersifat keuangan dan non keuangan. Informasi yang dimuat dalam prospektus membantu investor dalam membuat keputusan yang rasional mengenai resiko nilai saham sesungguhnya yang ditawarkan emiten. (Kim, Krinsky, dan Lee, 1995).

Penelitian tentang underpricing dan harga saham yang dihubungkan dengan informasi-informasi merupakan hal yang menarik bagi peneliti keuangan dan bertujuan untuk mengevaluasi keputusan investor dalam hal investasi di pasar modal.

Terdapat banyak rasio-rasio keuangan yang dapat mempengaruhi underpricing dan hal ini yang mendorong penelitian dilakukan. Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan variabel rasio keuangan dan non keuangan. Variabel rasio keuangan yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA), sedangkan untuk variabel rasio non keuangan terdapat stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan.


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha Rasio EPS adalah pendapatan perusahaan dari per lembar saham yang

dijual. EPS didapatkan dari pembagian antara laba setelah pajak dengan jumlah lembar saham. Dengan memperhatikan EPS maka investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di pasar modal. EPS dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tinggi maka EPS juga akan tinggi, begitu sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi harga saham, karena pergerakan harga saham awalnya adalah pendapatan perusahaan (Husnan, 2001).

Pengukuran ROA merupakan pengukuran profitabilitas. ROA merupakan suatu rasio penting yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan asset yang dimilikinya. Investor yang hendak menanamkan modalnya dapat mempergunakan rasio ini sebagai bahan pertimbangan apakah emiten dalam operasinya nanti dapat memperoleh laba. Dengan kemampuan emiten yang tinggi untuk menghasilkan laba atas asetnya maka akan terlihat bahwa resiko yang akan dihadapi investor akan kecil. Ini berarti bahwa perusahaan dapat memanfaatkan seluruh asetnya dalam memperoleh laba sehingga tingkat underpricing yang diharapkan akan rendah (Handayani, 2008).

Perusahaan dengan umur operasi yang lama kemungkinan akan menyediakan publikasi informasi perusahaan lebih luas dan lebih banyak bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru saja berdiri. Dengan demikian calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memperoleh informasi tentang perusahan yang melakukan IPO tersebut, sehingga kecenderungannya perusahaan yang telah lama berdiri mempunyai


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha tingkat underpricing yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang baru

berdiri (Handayani, 2008).

Menurut Fakhruddin (2008) dalam Wulanda (2010), pada dasarnya perusahaan dapat saja menerbitkan efeknya tanpa menggunakan jasa underwriter, namun karena prosesnya begitu rumit dan memerlukan pengetahuan yang sangat spesifik, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak mungkin memasuki pasar modal tanpa bantuan penjamin emisi. Lembaga yang berperan bagi kesuksesan IPO adalah underwriter. Kesuksesan tersebut dapat dilihat dari minat investor untuk membeli saham atau obligasi yang diterbitkan, kelancaran proses khususnya di pasar perdana hingga pencatatan dan kinerja perdagangan seperti misalnya kenaikkan harga saham serta likuiditas saham.

Beberapa penelitian terdahulu memiliki hasil yang berbeda meskipun variabel yang diteliti sama, sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel tersebut.

Penelitian How (1995) menunjukkan bahwa variabel reputasi underwriter berpengaruh secara signifikan negatif dengan underpricing. Hal ini disebabkan karena adanya beban moral dari underwriter yang bertanggung jawab menjualkan saham emiten. Dengan pendapatan tinggi, yang diperoleh dari presentase jumlah saham yang terjual, akan mendorong underwriter untuk berusaha menjual sebanyak mungkin lembar saham. Hal ini menunjukkan pula bahwa underwriter yang berkualitas akan memiliki informasi yang baik didalam penentuan harga saham perdana yang sewajarnya dan mengurangi resiko pasar, akibatnya harga saham pada


(13)

6

Universitas Kristen Maranatha penawaran umum lebih rendah sehingga berdampak pada return saham yang

diterima investor menjadi lebih tinggi. Atau dapat dikatakan reputasi underwriter yang lebih tinggi diharapkan akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi juga, hal ini merefleksikan dari biaya atas penyediaan pelayanan penjaminan emisi yang lebih baik.

Misnen Ardiansyah (2002) dalam penelitiannya memasukkan variabel keuangan dan non keuangan, dari variabel keuangan pada penelitiannya adalah profitabilitas perusahaan, financial leverage, EPS (Earning Per Share), proceed, pertumbuhan laba, current ratio, dan EPS. Diperoleh hasil bahwa hanya variabel EPS yang berpengaruh terhadap initial return saham underpriced, sedangkan variabel non keuangan terdapat variabel reputasi underwriter, reputasi auditor, kondisi perekonomian, umur perusahaan, jenis industri, dan hasilnya hanya variabel kondisi perekonomian yang memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing.

Penelitian Nurjanti dan Kustini (2007) memasukkan variabel reputasi underwriter, stock offering, stock retention, dan listing time. Variabel reputasi underwriter dan listing time terdapat pengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing, sedangkan stock offering dan stock retention tidak terdapat pengaruh terhadap tingkat underpricing.

Gerianta Wirawan (2008) dalam penelitiannya menunjukkan variabel ROA dan reputasi underwriter mempengaruhi tingkat underpricing, sedangkan variabel reputasi auditor, kepemilikan pemerintah, umur perusahaan, financial leverage, solvability ratio, jumlah kepemilikan saham tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing.


(14)

7

Universitas Kristen Maranatha Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing diatas memiliki

ketidakkonsistenan hasil penelitian. Sehingga dinilai perlu untuk dilakukan penelitian terhadap variabel-variabel tersebut.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing, para manajer perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham perdana dapat mengambil keputusan sesuai dengan kemampuan perusahaannya agar dapat mendapatkan struktur modal yang optimum. Atas dasar tersebut, penulis melakukan penelitian yang mengangkat judul

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini akan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada penawaran perdana perusahaan sektor keuangan yang go publik di BEI. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap besarnya tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering?

2. Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap besarnya tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering?


(15)

8

Universitas Kristen Maranatha 3. Apakah stock offering berpengaruh terhadap besarnya tingkat

underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering?

4. Apakah reputasi underwriter berpengaruh terhadap besarnya tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering?

5. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap besarnya tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering?

6. Apakah earning per share (EPS), return on asset (ROA), stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap besarnya tingkat underpricing?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering.

2. Menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering.


(16)

9

Universitas Kristen Maranatha 3. Menganalisis pengaruh stock offering terhadap tingkat

underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering.

4. Menganalisis pengaruh reputasi underwriter terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering.

5. Menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering.

6. Menganalisis pengaruh earning per share (EPS), return on asset (ROA), stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan secara simultan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi calon emiten

Sebagai bahan pertimbangan ketika akan melakukan penawaran perdana di BEI, agar mendapatkan hasil yang optimal.

2. Bagi investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan untuk menginvestasikan dana di pasar modal.


(17)

10

Universitas Kristen Maranatha Dapat menambah wacana dan pengetahuan untuk kelancaran kegiatan


(18)

60 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa

variabel yang mempengaruhi terjadinya underpricing saham perusahaan saat

melakukan penawaran perdana pada perusahaan yang listing di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2011 dengan sampel penelitian sebanyak 25 perusahaan dan sebanyak 3 perusahaan merupakan outlier, sehingga hanya diperoleh 22 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Terdapat 5

variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap besarnya underpricing,

yaitu earning per share (EPS), return on asset (ROA), stock offering, reputasi

underwriter, dan umur perusahaan. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap 22 perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2008-2011 diperoleh hasil bahwa:

1. Tidak terdapat pengaruh EPS terhadap underpricing. Hal ini

dibuktikan dengan sig t 0,329 lebih besar dari 0,05.

2. Tidak terdapat pengaruh ROA terhadap underpricing. Hal ini

dibuktikan dengan sig t 0,867 lebih besar dari 0,05.

3. Tidak terdapat pengaruh stock offering terhadap underpricing. Hal ini

dibuktikan dengan sig t 0,478 lebih besar dari 0,05.

4. Tidak terdapat pengaruh reputasi underwriter terhadap underpricing.


(19)

61

Universitas Kristen Maranatha

5. Tidak terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap underpricing. Hal

ini dibuktikan dengan sig t 0,863 lebih besar dari 0,05.

6. Secara bersama-sama, variabel independen yang meliputi EPS, ROA,

stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing saham karena mempunyai P-value sebesar 0,651 yang berarti lebih besar dari 0,05.

5.2. Saran

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, sehingga hasil yang diterima kurang maksimal, sehingga berikut ini dapat disimpulkan beberapa keterbatasan penelitian untuk menjadi dasar pertimbangan dan saran untuk penelitian berikutnya:

1. Underpricing saham berpengaruh terhadap emiten, underwriter, investor, maupun para pelaku pasar lainnya sehingga perusahaan dalam rencana melakukan IPO harus memperhatikan aspek-aspek yang akan mempengaruhi, baik dalam internal maupun eksternal perusahaan.

2. Masih terdapat variabel-variabel lain yang mempengaruhi terjadinya

underpricing saham seperti kondisi makro diluar perusahaan yang meliputi inflasi, kondisi pasar, dan nilai tukar rupiah dan dapat diteliti untuk penelitian selanjutnya.

3. Sampel yang digunakan hanya berjumlah 25 perusahaan, jumlah yang


(20)

62

Universitas Kristen Maranatha

4. Periode yang digunakan dalam peneletian ini dari tahun 2008-2011,

jumlah yang relatif sedikit dan dapat mempengaruhi pengukuran.

5. Perangkingan underwriter yang prestigious dan tidak prestigious

tidak dapat dilakukan secara tepat karena masih bersifat subjektif. Untuk penelitian selanjutnya perlu mencari teori atau ukuran yang lebih akurat sebagai dasar perangkingan.

6. Periode peramalan relatif pendek, data kuantitatif yang tersedia hanya

1 tahun sebelum IPO.

7. Perlu penambahan jumlah sampel yang digunakan agar hasil yang

didapat lebih maksimal dan dapat digunakan sebagai dasar analisis oleh pengguna informasi.


(21)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Carter, R dan S. Manaster, 1990, Initial Public Offering dan Underwriter Reputation,

The Journal of Finance, vol XLV, no. 4, September, pp. 1045-1067.

Daljono, 2000, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham yang Listing di BEJ Tahun 1990-1997”, Simposium Nasional Akuntansi III, IAI, September.

Febriana, Dian. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing

Saham pada Perusahaan Go Public di BEJ”, Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia, Yogyakarta.

Handayani, Sri Retno. 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing pada Penawaran Umum Perdana”, Program Studi Magister

Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayah, Raudhatul, Firdaus, Rita Rahayu dan Dian Nita. 2009. “Perbandindan Underpricing Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan di

Bursa Efek Indonesia”, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

How, J.C.Y., et. al. 1995. “Differential Information and The Underpricing of Initial Public Offerings: Australian Evidence”, Departmen of Accounting and

Finance, Mei, hal 87-105.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE.

Kim, Joeng-Bon, Itzhak Krinsky dan Jason Lee. 1993. “Motives for Going Public

and Underpricing: New Findings from Korea”, Journal of Bussines

Accounting, January. Pp. 195-211.

Kustini, Nurjanti Kustini. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Penawaran Saham Perdana (IPO) pada

Perusahaan yang Go Public di BEJ”, Fakultas Ekonomi Pembangunan

Nasional Veteran Jatim Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya. Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.


(22)

Universitas Kristen Maranatha

Misnen Ardiansyah, 2004, “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Awal dan Return

15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO Serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Awal dan Return 15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO”, Journal Riset

Akuntansi Indonesia, Vol.7, No 2, Mei.

Rock, K. 1986. “Why New Issues are Underpriced”. Journal of Financial Economics 15. Pp. 187-212.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suharyadi, Purwanto K. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta: Salemba Empat.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Widhiarso, W. 2011. Berurusan dengan Ouliers, Diskusi Metodologi Penelitian. http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id.

Wulanda, Niken. 2010. “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena

Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEI Tahun 2004-2008”,

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta. Yasa, Gerianta Wirawan. 2008. “Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham


(1)

Universitas Kristen Maranatha Dapat menambah wacana dan pengetahuan untuk kelancaran kegiatan


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel yang mempengaruhi terjadinya underpricing saham perusahaan saat melakukan penawaran perdana pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2011 dengan sampel penelitian sebanyak 25 perusahaan dan sebanyak 3 perusahaan merupakan outlier, sehingga hanya diperoleh 22 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Terdapat 5 variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap besarnya underpricing, yaitu earning per share (EPS), return on asset (ROA), stock offering, reputasi

underwriter, dan umur perusahaan. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap 22 perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2008-2011 diperoleh hasil bahwa:

1. Tidak terdapat pengaruh EPS terhadap underpricing. Hal ini dibuktikan dengan sig t 0,329 lebih besar dari 0,05.

2. Tidak terdapat pengaruh ROA terhadap underpricing. Hal ini dibuktikan dengan sig t 0,867 lebih besar dari 0,05.

3. Tidak terdapat pengaruh stock offering terhadap underpricing. Hal ini dibuktikan dengan sig t 0,478 lebih besar dari 0,05.

4. Tidak terdapat pengaruh reputasi underwriter terhadap underpricing. Hal ini dibuktikan dengan sig t 0,151 lebih besar dari 0,05.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 5. Tidak terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap underpricing. Hal

ini dibuktikan dengan sig t 0,863 lebih besar dari 0,05.

6. Secara bersama-sama, variabel independen yang meliputi EPS, ROA,

stock offering, reputasi underwriter, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing saham karena mempunyai P-value sebesar 0,651 yang berarti lebih besar dari 0,05.

5.2. Saran

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, sehingga hasil yang diterima kurang maksimal, sehingga berikut ini dapat disimpulkan beberapa keterbatasan penelitian untuk menjadi dasar pertimbangan dan saran untuk penelitian berikutnya:

1. Underpricing saham berpengaruh terhadap emiten, underwriter, investor, maupun para pelaku pasar lainnya sehingga perusahaan dalam rencana melakukan IPO harus memperhatikan aspek-aspek yang akan mempengaruhi, baik dalam internal maupun eksternal perusahaan.

2. Masih terdapat variabel-variabel lain yang mempengaruhi terjadinya

underpricing saham seperti kondisi makro diluar perusahaan yang meliputi inflasi, kondisi pasar, dan nilai tukar rupiah dan dapat diteliti untuk penelitian selanjutnya.

3. Sampel yang digunakan hanya berjumlah 25 perusahaan, jumlah yang relatif sedikit dan dapat mempengaruhi pengukuran.


(4)

62

4. Periode yang digunakan dalam peneletian ini dari tahun 2008-2011, jumlah yang relatif sedikit dan dapat mempengaruhi pengukuran. 5. Perangkingan underwriter yang prestigious dan tidak prestigious

tidak dapat dilakukan secara tepat karena masih bersifat subjektif. Untuk penelitian selanjutnya perlu mencari teori atau ukuran yang lebih akurat sebagai dasar perangkingan.

6. Periode peramalan relatif pendek, data kuantitatif yang tersedia hanya 1 tahun sebelum IPO.

7. Perlu penambahan jumlah sampel yang digunakan agar hasil yang didapat lebih maksimal dan dapat digunakan sebagai dasar analisis oleh pengguna informasi.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Carter, R dan S. Manaster, 1990, Initial Public Offering dan Underwriter Reputation,

The Journal of Finance, vol XLV, no. 4, September, pp. 1045-1067.

Daljono, 2000, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham yang Listing di BEJ Tahun 1990-1997”, Simposium Nasional Akuntansi III, IAI, September.

Febriana, Dian. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing

Saham pada Perusahaan Go Public di BEJ”, Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia, Yogyakarta.

Handayani, Sri Retno. 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing pada Penawaran Umum Perdana”, Program Studi Magister

Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayah, Raudhatul, Firdaus, Rita Rahayu dan Dian Nita. 2009. “Perbandindan Underpricing Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan di

Bursa Efek Indonesia”, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

How, J.C.Y., et. al. 1995. “Differential Information and The Underpricing of Initial Public Offerings: Australian Evidence”, Departmen of Accounting and

Finance, Mei, hal 87-105.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE.

Kim, Joeng-Bon, Itzhak Krinsky dan Jason Lee. 1993. “Motives for Going Public

and Underpricing: New Findings from Korea”, Journal of Bussines

Accounting, January. Pp. 195-211.

Kustini, Nurjanti Kustini. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Penawaran Saham Perdana (IPO) pada

Perusahaan yang Go Public di BEJ”, Fakultas Ekonomi Pembangunan

Nasional Veteran Jatim Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya. Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.


(6)

Misnen Ardiansyah, 2004, “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Awal dan Return 15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO Serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Awal dan Return 15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO”, Journal Riset

Akuntansi Indonesia, Vol.7, No 2, Mei.

Rock, K. 1986. “Why New Issues are Underpriced”. Journal of Financial Economics 15. Pp. 187-212.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suharyadi, Purwanto K. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta: Salemba Empat.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Widhiarso, W. 2011. Berurusan dengan Ouliers, Diskusi Metodologi Penelitian. http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id.

Wulanda, Niken. 2010. “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena

Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEI Tahun 2004-2008”,

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta. Yasa, Gerianta Wirawan. 2008. “Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham