KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA.
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Oleh: Engkos Kosasih
1201358
PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Oleh: Engkos Kosasih
Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Pasundan Cimahi, 2004
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi
Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
© Engkos Kosasih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang – undang
(3)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing,
Dr.Budi Susetyo, M.Pd NIP. 19580907 198703 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Dr.Budi Susetyo, M.Pd NIP. 19580907 198703 1 001
(4)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TESIS INI TELAH DIUJIKAN TAHAP II PADA: Hari/Tanggal : Senin, 22 Juli 2014
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Tempat : Ruang Program Studi PPP Lantai 6, SekolahPascaSarjana UPI
Penguji Terdiri dari: Penguji 1,
Prof. Dr. Asmawi Zaenul, M.ED NIP.
Penguji 2,
Dr.Budi Susetyo, M.Pd NIP. 195809071987031001
Penguji 3,
Dr. Nahadi, M.Si, M.Pd NIP.197102041997021002
Penguji 4
Dr. Wahid Munawar, M.Pd NIP. 196305201 198901 1 001
(5)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tanggungjawab yuridis ada pada:
Engkos Kosasih NIM. 1201358
(6)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perbandingan Metoda Standar Setting Angoff dan Nedelsky Dalam Penentuan Standard Setting Kelulusan Ujian Nasional pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA
Engkos Kosasih
Penelitian dan Pengukuran Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan cut off score dari dua metoda standard setting yang berbeda, yaitu metoda Nedelsky dan Angoff yang digunakan sebagai acuan patokan bagi peserta tes untuk dinyatakan telah mencapai standar kompetensi maksimum yang diharapkan atau dinyatakan lulus.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan untuk tujuan penelitian ini adalah respon peserta tes terhadap mata pelajaran bahasa Inggris pada Ujian Nasional (UN) SMA program IPS dengan barcode soal USB-E08 tahun pelajaran 2012/2013 di Kabupaten Purwakarta. Data kuantitatif yang digunakan untuk keperluan penelitian ini diperoleh dari estimasi judgment panelis yang kemudian hasil tafsiran panelis tersebut dijadikan acuan dalam menetapkan cut off score batas kelulusan. Data hasil respon peserta tes kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk Z score untuk mendapatkan nilai baku (standardized score). Nilai baku peserta test tersebut yang kemudian dibandingkan dengan cut off score hasil tafsiran panelis untuk mengidentifikasi berapa banyak peserta tes yang dinyatakan lulus. Penetapan cut off score untuk metoda Nedelsky dilakukan dengan teknik trimmed mean, yaitu membuang skor ekstrim tertinggi dan skor terendah dan kemudian menghitung mean dari sisa skor tersebut, untuk metoda Angoff ditetapkan dengan cara menghitung mean dari jumlah skor panelis secara keseluruhan. Untuk menguji perbedaan rata-rata kedua metoda tersebut dilakukan uji statistik dengan The Wilcoxon Signed Rank. Dari hasil temuan tersebut dapat digeneralisasi secara internal bahwa metoda standard setting Angoff memberikan peluang lebih banyak terhadap jumlah proporsi kelulusan peserta tes yang mencapai standar kompetensi minimum yang dipersyaratkan.
(7)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Comparison of Angoff and Nedelsky Standard Setting Method to Determine Cut off Score of National Examination on English Subject of Senior High School Grade.
Engkos Kosasih
Educational Research and Measurement School of Post Graduate Studies
Indonesia University of Education (UPI) Bandung Abstract
The objective of the research is to determine national examination cut off score on English subject using standard setting of Angoff and Nedelsky method. This research is a quantitative descriptive. Quantitative data used for the purpose of the research taken in the form of students’ responses against the problems of English used for Senior High School national examination for social sciences program with barcode USB-E08 in Kabupaten Purwakarta academic year 2012/2013. While the quantitative data is obtained from expert judgments which are used to determine cut off score. The data of students’ response is transformed into z score to obtain cut off score, then the result in the form of standardized score is compared by both of the cut off score which have been estimated through the experts judgment process to identify how many respondents who get a minimum competency to pass either by Angoff or Nedelsky Standard setting method. To determine cut off score of Nedelsky method is done by using trimmed mean, that is by eliminating the highest dan the lowest score, average the rest to find mean. For Angoff method, cut off score is determined by computing mean of total panelists score. To compute the difference of mean of two standard setting methods is used Statistical test The Wilcoxon Signed Rank Test. It can be generalized that with Angoff standard setting method, the number of students who are defined passed or obtained the minimum competence is relatively much bigger than Nedelsky one. It could be concluded that Angoff standard setting method has probability more for the students to pass.
(8)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR HAK CIPTA... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN TELAH DIUJIKAN... iv
PERNYATAAN... v
ABSTRAK... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Identifikasi Masalah……… 7
C. Pembatasan Masalah...……… 8
D. Perumusan Masalah...………. 9
E. Tujuan Penelitian...………. 9
F. Mamfaat Penelitian………. 9
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Deskripsi Teoritis……… 11
1. Konsep Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran……… 11
1.1 Evaluasi………. 11
1.2 Penilaian..……….. 12
1.3 Pengukuran……… 13
2. Tujuan, Prinsip, dan Langkah-Langkah Penilaian……… 14
2.1 Tujuan Penilaian...……… 14
2.2 Prinsip Penilaian……… 16
2.3 Langkah-Langkah Penilaian………. 16
(9)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.1 Definisi Tes……… 19
3.2 Jenis-Jenis Tes……… 19
3.3 Tes Berdasarkan Fungsinya……… 20
3.4 Tes Berdasarkan Ranah yang Diukur………. 23
4. Persyaratan Tes yang Baik……… 26
5. Konsep Pendekatan Penilaian……… 28
5.2 Pendekatan Acuan Norma……….. 29
5.3 Pendekatan Acuan Kriteria………. 31
5.4 Penilaian Berbasis Acuan Kriteria……….. 31
B. Ujian Nasional (UN) SMA……… 32
1. Standar Umum Kompetensi……… 33
2. Standar Kompetensi Khusus……… 36
3. Indikator Pencapaian SKL………. 40
4. Item Butir Soal……… 42
5. Kriteria Kelulusan UN……… 42
C. Standar Setting……….. 43
1. Definisi Standard Setting………. 43
2. Metoda Standard Setting……….. 46
3. Prosedur Pelaksanaan Standard Setting……… 50
4. Validasi Internal……….. 52
5. Standard Setting dengan Metoda Nedelsky dan Angoff……….. 54
5.1Metoda Nedelsky……… 54
5.2 Metoda Angoff………. 60
D. Penelitian Sebelumnya yang Relevan……… 63
E. Kerangka Berpikir……….. 65
F. Pengujian Hipotesis Penelitian……… 67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda, Waktu, dan Tempat Penelitian………. 68
1. Metoda Penelitian……….. 68
2. Waktu dan Tempat Penelitian……… 68
B. Instrumen Penelitian……… 69
C. Populasi dan Sampel Penelitian………. 69
D. Variabel Penelitian……… 71
E. Definisi Operasional……….. 71
F. Alur Penelitian……… 72
G. Teknik Analisis Data………. 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 82
1. Deskripsi Data Kualitatif……… 82
(10)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1Indeks Kesukaran Soal……….. 84
2.2 Indeks Daya Beda Butir ……….. 84
2.3 Analisis Distraktor……… 85
2.4 Validasi pengukuran………. 85
2.4 Reliabilitas………. 86
2.5 Kesalahan Baku Pengukuran……….. 86
3. Analisis Kompetensi Kelulusan………. 87
4. Analisis Skor Peserta Tes……….. 88
5. Pengolahan Data Hasil Judgment Panelist………. 89
5.1 Penghitungan Hasil JudgmentMetoda Nedelsky………. 89
5.2 Penghitungan Hasil JudgmentMetoda Angoff………. 90
6. Validasi Internal……….. 90
7. Penetapan Kelulusan……… 92
8. Pengujian Persyaratan Hipotesis………. 93
8.1 Uji Normalitas……… 93
8.2 Uji Homogenitas……….. 94
8.3 Pengujian Hipotesis……….. 95
B. Pembahasan……… 97
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……… 100
B. Saran……….. 100
DAFTAR PUSTAKA……….. 102
(11)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Tabel 4.2 Kesukaran Butir Soal …..……… 106
2. Tabel 4.3 Daya Beda Butir Soal ….……… 108
3. Tabel 4.4 Keberfungsian Distraktor ….………. 110
4. Tabel 4.8 Skor Baku Peserta Tes..……….. 113
5. Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Judgment Panelis Dengan Metoda Nedelsky……….. 117
6. Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Judgment Panelist Dengan Metoda Angoff ……….. 119
(12)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SK Pembimbing Thesis
Lampiran 2 : Surat izin Observasi Penelitian Lampiran 3 : Transkrip Teks Listening
Lampiran 4 : Naskah Soal UN Bahasa Inggris SMA
Lampiran 5 : Respon Peserta Tes
Lampiran 6 : Out put Analisis Butir Soal dengan Iteman Lampiran 7 :
Lampiran 8 : Lampiran 9 : Lampiran 10:
Judgment Panelis
Hasil Pengolahan Skor Mentah Peserta Tes Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Hasil Uji Statistik The Wilcoxon Signed Ranks Test
(13)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
(14)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam praktik pendidikan, guru senantiasa dihadapkan pada keputusan-keputusan dalam memberikan label pada setiap karakteristik atribut siswa. Pemberian atribut tersebut dilakukan sebagai hasil dari pengukuran yang dilakukan dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas. Keputusan-keputusan tersebut, tidak hanya akan berdampak terhadap pengelolaan pembelajaran di kelas, tetapi juga terhadap efektifitas program-program untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui program pengayaan (enrichment), program perbaikan
(remedial teaching), kebutuhan siswa terhadap program bimbingan dan
penyuluhan, dan lebih jauhnya lagi terhadap pengambilan kebijakan di tataran tingkat sekolah.
Pengukuran terhadap berbagai karakteristik atribut siswa dilakukan melalui kegiatan penilaian kelas (class assessment). Penilaian kelas merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Penilaian kelas harus memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana program pengajaran. Hasil dari kegiatan penilaian tersebut digunakan untuk memperoleh pemahaman terhadap pelaksanaan dan umpan balik (feedback) terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Mengingat urgensi penilaian (assessment) seperti yang dijelaskan di atas, maka perencanaan dan pengadministrasian terhadap kegiatan penilaian (assesment) tersebut harus dilakukan secara cermat, tepat, dan terarah.
Hasil akhir dari penilaian adalah berupa skor. Skor inilah yang kemudian menjadi nilai atau atribut yang akan diberikan oleh guru terhadap keberhasilan belajar siswa. Terkait dengan aspek skor tersebut, dalam kurikulum tingkat satuan
(15)
2
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan (KTSP), maupun kurikulum 2013, guru telah mengenal istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Badan Standar Penilaian Nasional (BSNP) dalam panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar tersebut merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan KTSP. Dengan demikian Kurikulum KTSP yang berbasis kompetensi dan kurikulum 2013 dalam implementasinya harus menggunakan acuan kriteria dalam penilaian dan mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian kompetensi.
Penetapan KKM tidak hanya dilakukan untuk jenis-jenis tes seperti ulangan harian (formative test), ulangan semester (summative test) tetapi juga untuk tes yang berskala nasional misalnya ujian nasional (UN). Dalam UN kriteria ketuntasan minimal dijadikan sebagai standar dan acuan dalam penentuan kelulusan siswa, dimana kriteria kelulusan siswa tersebut dinyatakan dalam indikator butir-butir pencapaian pada standar kompetensi kelulusan (SKL). SKL tersebutlah yang kemudian menjadi patokan terhadap standar penguasaan atau standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta tes untuk memperoleh kriteria kelulusan.
Namun demikian, kondisi empiris yang terjadi di Indonesia menunjukan bahwa standar minimum kelulusan UN masih merupakan gabungan antara nilai UN murni dengan nilai US, dengan proporsi 60% untuk nilai UN murni dan 40% untuk nilai US. Penggabungan nilai tersebut dalam berbagai sisi masih memiliki banyak kelemahan. Kelemahan yang pertama adalah penggabungan nilai UN dan US mengandung makna bahwa semua peserta didik akan lulus. Kalau semua peserta didik akan lulus artinya pendidikan tersebut tidak bermutu. Dengan demikian penentuan standar kelulusan UN yang mendasarkan kepada nilai gabungan tersebut menjadi kontraproduktif dengan tujuan dilaksanakannya UN tersebut.
Sisi kelemahan yang kedua adalah bahwa interferensi guru/sekolah melalui nilai US tersebut adalah bahwa nilai akhir UN tidak mencerminkan tujuan
(16)
3
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyelenggaraan tes yang sebenarnya. Salah satu tujuan diadakan tes adalah untuk mendapatkan gambaran sejauh mana peserta didik telah menguasai materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Dengan makna lain adalah bahwa berapapun skor yang diperoleh oleh peserta didik akan selalu merefleksikan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Dengan memberikan nilai US yang relatif besar, walaupun tujuannya sebagai langkah antisipatif agar peserta tes mendapat peluang lulus lebih besar, dari sudut pandang teori pengukuran dan evaluasi pembelajaran tetap saja bertolak belakang dan tidak bisa dibenarkan.
Sisi kelemahan berikutnya adalah bahwa sekolah-sekolah tertentu yang berakreditasi A dan sekolah lainnya yang berakreditasi B atau C memiliki input siswa, kualitas sumber daya manusia (guru), fasilitas pendukung, dll yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut juga akan berpengaruh terhadap besarnya nilai US yang diberikan oleh sekolah/guru. Dengan demikian, penetapan kelulusan UN selayaknya tidak mengacu kepada hasil penggabungan nilai tetapi berdasarkan kepada skor minimum yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan pemikiran yang dideskripsikan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maupun kurikulum 2013, tentang penetapan KKM, peneliti telah mengenal istilah standard setting.Standard setting merupakan suatu penetapan yang telah ditafsirkan oleh panelist dalam bentuk skor minimal (cut off score) yang harus dicapai oleh peserta didik tentang aspek pengetahuan dan keterampilan yang memadai atau kompetensi minimum (minimum competency) yang harus dicapai. Kaitan antara standard setting dan UN adalah bahwa melalui standard setting akan ditetapkan skor minimum (cut off score) yang harus diperoleh peserta didik pada mata pelajaran yang dujian nasionalkan sebagai prasyarat untuk mendapatkan kelulusan. Penetapan cut off score tersebut lebih umum digunakan untuk penilaian yang menggunakan pendekatan acuan atau kriteria.
Secara garis besar, ada dua jenis pendekatan penilaian yaitu 1) pendekatan dengan menggunakan acuan norma (norm referenced), dimana dalam acuan norma interprestasi skor peserta tes dibandingkan dengan kemampuan individu yang lain dalam kelompok acuan, dan 2) acuan kriteria (criterion referenced),
(17)
4
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimana dalam acuan kriteria interprestasi skor dibandingkan dengan level kemampuan tertentu berdasarkan indikator-indikator pembelajaran.
Sebagai acuan bagi pemerintah dan sekolah/guru dalam menentukan kelulusan UN, dipandang perlu untuk menerapkan pendekatan penilaian acuan kriteria. Hal tersebut sejalan dengan prinsip penetapan KKM yang salah satunya adalah bahwa penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgment oleh pendidik yang kompeten di bidangnya dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik dalam mengampu mata pelajaran tertentu di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan.
Secara teoritis, prinsip pedoman kriteria dalam PAP sendiri telah berkembang. Beberapa referensi menyebutkan bahwa ada beberapa metoda PAP yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penetapan kelulusan suatu tes. Penetapan standar kelulusan yang selanjutnya disebut dengan standard setting terdiri atas dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah penetapan standard setting yang berbasis kepada pertanyaan atau item tes (judgment about test questions) yang mendasarkan kepada professional judgment dalam penetapan cut off score nya. Metoda yang berbasis judgment about test questions tersebut
adalah Metoda Angoff, Modified Angoff’s (Yes/No), Nedelsky, dan Ebel. Sedangkan metoda yang mendasarkan kepada peserta didik (test taker) dalam menetapkan cut off score nya adalah metoda Bookmark dan Constrasting Group.
Metoda standard setting yang berbasis kepada pertanyaan tes (judgment about test questions) terdiri atas metoda Nedelsky, Angoff, Modified Angoff, dan Ebel. Metoda Ebel memiliki dua tahapan prosedur. Pada tahap pertama, tiap-tiap panelis mengklasifikasikan pertanyaan kedalam kelompok-kelompok dan kemudian membuat judgment dalam bentuk bilangan numerik tunggal untuk masing-masing kelompok pertanyaan tersebut. Pengklasifikasian pertanyaan tes kedalam kelompok tersebut berdasarkan pada dua jenis judgment, yaitu tingkat kesulitan soal (difficulty level), dan tingkat relevansi atau kepentingannya
(18)
5
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(relevance/importance). Kemudian Ebel menganjurkan tiga tingkat kesulitan soal dengan label mudah (easy), sedang (medium), dan sukar(hard) dan empat kategori relevansi, yaitu; sangat penting (essential), penting (important), dapat diterima (acceptable), dan dipertanyakan (questionable).
Metoda Nedelsky dan Angoff sangat menarik dalam banyak konteks karena prosedur yang digunakan lebih mudah dipahami oleh panelis dan pengguna tes itu sendiri. Prosedur dalam kedua metoda tersebut mengharuskan panelis memberikan pertimbangan yang detail terhadap isi tes (test content) secara spesifik.
Peneliti telah mengkaji dan mengindentifikasi persamaan-persamaan prosedur yang dimiliki oleh kedua metoda tersebut. Namun demikian, walaupun terdapat beberapa persamaan, dalam beberapa hal kedua metoda tersebut memiliki perbedaan dalam menentukan cut off score nya. Perbedaan yang dianggap sangat penting dan mendasar tersebut yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dan membandingkan kedua metoda tersebut sebagai bahan kajian dan referensi yang bermanfaat apabila kedua metoda standard setting tersebut dijadikan kriteria dalam menentukan kelulusan peserta tes.
Metoda Nedelsky, yang diusulkan oleh Leo Nedelsky pada tahun 1954, hanya dapat digunakan untuk tes dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice), dimana tugas panelis adalah memberikan judgment terhadap tiap opsi butir soal yang salah atau yang tidak akan dijawab oleh siswa. Jumlah opsi butir soal yang dieliminasi tersebut akan menentukan proporsi peserta tes menjawab benar. Hasil akumulasi judgment terhadap keseluruhan opsi butir soal dijadikan sebagai cut off score ketuntasan/kelulusan dari peserta tes. Kalau dikaitkan dengan teori tes klasik, judgment yang dilakukan dengan metoda Nedelsky adalah judgment terhadap daya pengecoh (distractor) dan keberfungsian opsi butir soal (item test functioning). Dalam hal ini, panelis harus mampu menganalisis setiap opsi butir soal yang dianggap salah dan tidak akan dipilih oleh peserta tes.
Metoda Angoff, yang diusulkan oleh William H. Angoff pada tahun 1971, sama halnya dengan prosedur metoda Nedelsky tetapi metoda Angoff bisa diaplikasikan tidak hanya pada tes berbentuk pilihan ganda (multiple choice) tapi
(19)
6
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
juga pada bentuk tes lainnya. Dalam metoda Angoff, cut off score dihitung berdasarkan skor yang diharapkan dari tiap butir pertanyaan, tetapi tidak berdasarkan pada daya pengecoh (distractor). Panelis mempertimbangkan tiap-tiap butir pertanyaan secara keseluruhan dan membuat judgment terhadap proporsi peserta tes yang akan menjawab benar. Kalau dikaitkan dengan teori tes klasik, penentuan judgment dengan metoda Angoff lebih kepada taraf kesulitan (difficulty level) dari tiap butir soal. Semakin mudah butir soal, proporsi peserta tes menjawab benar akan semakin tinggi dan semakin sukar butir soalnya, proporsi peseta tes menjawab benar akan semakin rendah.
Penulis beranggapan bahwa kedua metoda tersebut bisa dijadikan acuan dalam penentuan kriteria kelulusan UN. Pertimbangan rasionalnya adalah bahwa jenis tes seperti UN merupakan jenis tes yang terstandardisasi dengan kualitas soal yang sangat baik. Perangkat soal dikonstruksi sedemikian rupa sehingga memenuhi kelayakan suatu tes. Namun demikian, untuk memastikan metoda mana yang paling tepat diaplikasikan dalam penetapan standard setting kelulusan, prosedur pertama yang harus ditempuh adalah melakukan perbandingan estimasi panelis terhadap perangkat tes tersebut. Hal tersebut dimaksudkan bahwa apabila dikaji dari tingkat kesulitan soal, berapa banyak probabilitas peserta tes yang diprediksi dapat lulus, dan apabila dikaji dari daya pengecoh (distractor) nya. berapa banyak probabilitas bagi peserta tes untuk dinyatakan lulus. Walaupun tingkat kesukaran soal (difficulty level) dengan proporsi 50% soal dengan kategori mudah, hal tersebut belum bisa dipastikan semua peserta tes akan mampu menjawab soal tes sebanyak 50% benar. Sebaliknya, dengan daya pengecoh (distractor) opsi pada butir soal, kemampuan peserta tes yang minimum pun belum bisa dipastikan dapat menjawab setiap butir soal dengan benar. Dengan demikian kedua metoda tersebut harus dibandingkan terlebih dahulu, sebelum sampai kepada keputusan metoda mana yang dianggap paling tepat untuk dijadikan acuan standar kelulusan dan memberikan proporsi paling banyak bagi peserta tes untuk dapat lulus.
Mempelajari dan mengkaji begitu banyak penelitian yang terkait dengan penetapan standar setting ketuntasan belajar, peneliti hanya sedikit menemukan
(20)
7
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
artikel atau jurnal penelitian yang mencoba membandingkan metoda Nedelsky dan metoda Angoff dalam penentuan standard setting. Muncul suatu gagasan mengapa harus metoda Nedelsky dan metoda Angoff yang harus dibandingkan? Berangkat dari suatu asumsi bahwa metoda nedelsky dan Angoff memiliki prosedur yang lebih mudah diaplikasikan dan lebih mudah dipahami oleh panelis dan pengguna tes, maka penulis memandang sangat perlu untuk melakukan penelitian yang mengkaji secara intensif dan komprehensif terhadap kedua metoda tersebut, dan kemudian membandingkan jumlah proporsi peluang kelulusan dari masing-masing metoda tersebut. Hasil temuan dari penelitian yang dilakukan diharapkan akan sangat bermanfaat dan berdaya guna, tidak hanya bagi pemerintah, tetapi juga bagi sekolah/guru atau praktisi kependidikan dalam menetapkan standard setting kelulusan yang tepat. Alasan rasional tersebut di atas yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan membandingkan metoda Nedelsky dan metoda Angoff dalam penentuan standard setting kelulusan UN khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris.
Memahami adanya pendekatan, prinsip, dan prosedur yang berbeda antara metoda Nedelsky dan metoda Angoff dalam menentukan standadr setting kelulusan maka peneliti mengangkat judul “Komparasi Metoda Nedelsky dan Angoff dalam Penentuan Standar Setting Kelulusan UN Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA” sebagai topik utama yang akan diteliti, dikaji, dianalisis, dan dinterprestasi secara intensif dan komprehensif. Hasil temuan-temuan dalam penelitian digunakan untuk menginterprestasi dan menggeneralisasi metoda yang mana yang lebih tepat untuk diaplikasikan.
B. Identifikasi Masalah
Perbaikan terhadap penyelenggaraan dan pelaksanaan UN harus terus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan UN tersebut. Salah satu revisi yang sangat mendasar dan harus segera diimplementasikan dalam pelaksanaan UN tersebut adalah sistem pendekatan penilaian yang digunakan dalam menetapkan cut off score kelulusan peserta tes.
(21)
8
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dari sistem penilaian tersebut adalah sebagai berikut;
1. Terkait dengan nilai minimal pada penilaian akhir untuk semua mata pelajaran, dijelaskan tentang kriteria kelulusan peserta didik untuk UN, dimana nilai akhir (NA) merupakan gabungan nilai sekolah dan UN dengan bobot 40% nilai US dan 60% dari nilai UN. Berdasarkan pengalaman guru/pendidik bahwa pemberian nilai US oleh sekolah/guru tersebut tidak mencerminkan kemampuan peserta tes yang sesungguhnya. 2. Penentuan nilai akhir kelulusan juga ditentukan melalui kebijakan
institusi/sekolah, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang masih belum mencerminkan tujuan dilaksanakannya tes. Sekolah yang berakreditasi A memiliki sumber daya (guru), input siswa, dan sarana dan prasarana yang lebih memadai dibandingkan dengan sekolah yang berakreditasi B atau C. Dengan demikian penetapan nilai akhir kelulusan masih menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
3. Penentuan nilai akhir kelulusan melalui standard setting, baik metoda yang mendasarkan kepada pertanyaan atau item tes (judgment about test questions) maupun metoda yang mendasarkan kepada peserta didik (test taker), menjadi alternatif terbaik dalam menetapkan nilai minimal kelulusan. Dengan demikian, maka pemerintah sebagai penyelenggara dan sekaligus penanggung jawab pelaksanaan UN dipandang perlu untuk
merevisi sistem penilaian yang digunakan dengan cara
mengimplementasikan metoda standard setting dalam penentuan batas minimal kelulusan.
C. Pembatasan Masalah
Sebagai kerangka acuan kajian, analisis, interprestasi, dan upaya memberikan ruang lingkup yang lebih sistematis dan terarah dalam pembahasan penelitian ini, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut, yaitu;
(22)
9
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Metoda standard setting yang secara khusus akan dibahas secara komprehensif dalam penentuan nilai akhir kelulusan adalah metoda Nedelsky dan Angoff.
2. Pembatasan pembahasan terhadap kedua metoda standard setting tersebut bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam membuat interprestasi dan generalisasi hasil dari temuan-temuan yang diperoleh.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metoda standard setting yang manakah yang memberikan peluang lebih besar bagi peserta UN untuk dinyatakan luluspada mata pelajaran bahasa Inggris SMA dengan kompetensi minimum yang dipersyaratkan?
2. Berapakah jumlah proporsi peluang kelulusan berdasarkan kedua metoda standard setting Nedelsky dan Angoff tersebut?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Untuk membandingkan hasil judgment panelis terhadap dua metoda standard setting dalam menentukan cut off score kelulusan UN mata pelajaran bahasa Inggris SMA.
2. Memperoleh gambaran tentang skor baku (standardized score) peserta tes hasil dari respon peserta tes terhadap UN bahasa Inggris SMA dengan cut off score hasil judgement panelis terhadap dua metoda standard setting, yaitu Nedelsky dan Angoff.
3. Menganalisis proporsi banyaknya peserta tes yang lulus berdasarkan masing-masing metoda standard setting tersebut, dan kemudian membuat interprestasi dan generalisasi terhadap metoda standard setting yang manakah yang memberikan peluang yang lebih besar bagi perserta tes untuk dinyatakan lulus UN pada mata pelajaran bahasa Inggris SMA.
(23)
10
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut: 1. Kegunaan Secara Teoritis
Kegunaan penelitian secara teoritis adalah bahwa hasil kajian penelitian ini akan memperkaya khasanah pengetahuan dan perkembangan ilmu pendidikan, terutama dalam pengembangan metoda pendekatan penilaian sehingga hasil temuan penelitian akan menjadi bahan rujukan dalam menentukan cut off score, baik untuk kepentingan kelulusan UN atau tes-tes lain yang terstandardisasi, maupun dalam penentuan ketuntasan belajar (mastery learning) melalui penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM). 2. Kegunaan Secara Praktis
a. Pada tataran tingkat sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pemerintah, sekolah/guru, dan praktisi kependidikan dalam hal mengaplikasikan dan mengimplementasikan metoda standar setting yang digunakan dalam penilaian (assessment), dan untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dalam penilaian hasil pembelajaran.
b. Hasil penelitian memungkinkan untuk didesiminasikan oleh guru-guru bahasa Inggris melalui kegiatan MGMP sebagai upaya untuk memberikan input yang bermamfaat dalam membuat keputusan hasil pendidikan dan memperbaiki praktik penilaian hasil pembelajaran supaya lebih efektif dan tepat sasaran.
(24)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metoda, Waktu dan Tempat Penelitian
Pada Bab III ini akan dibahas berbagai aspek yang berkaitan dengan metodologi penelitian seperti metoda penelitian, waktu dan tempat penelitian, sampel penelitian, instrument penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, alur peneitian, teknik analisis data, dan hipotesis penelitian.
1. Metoda Penelitian
Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon peserta UN bahasa Inggris SMA se-Kabupaten Purwakarta tahun pelajaran 2012/2013 dengan barcode soal USB-E08, program IPS. Selain itu, data kuantitatif penelitian juga berasal dari panelist berupa hasil judgment terhadap butir soal UN dengan menggunakan metoda standard setting dari Nedelsky dan Angoff. Hasil judgment panelist tersebut berupa cut off score yang kemudian digunakan untuk menentukan kelulusan peserta tes dalam UN bahasa Inggris.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada awal bulan Maret 2014. Data penelitian yang pertama berupa respon peserta tes berasal dari Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta. Kegiatan selanjutnya dilakukan pada minggu ke 1 bulan April 2014, yaitu pengambilan data kuantitatif melalui diskusi panel dengan guru-guru SMA yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahasa Inggris Kabupaten Purwakarta yang diselenggarakan di SMA Negeri 2 Purwakarta sebagai sekretariat kegiatan MGMP, yang kemudian beberapa guru tersebut bertindak sebagai panelis. Kegiatan diskusi panel tersebut berupa pengarahan dan petunjuk teknis pengisian lembaran judgment untuk menentukan standard setting
(25)
69
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pendekatan metoda Angoff dan Nedelsky. Untuk metoda Angoff, panelis menganalisis tingkat kesulitan (difficulty index) butir soal dan memberikan estimasi berupa proporsi persentase soal yang dijawab benar oleh peserta tes. Sedangkan untuk metoda Nedelsky, panelist menganalisis keberfungsian pengecoh (distractor) pada opsi butir soal dan untuk kemudian memberikan estimasi terhadap opsi tiap butir soal yang dieliminasi atau opsi yang memiliki probabilitas tidak akan dipilih oleh peserta tes.
Kegiatan berikutnya dilakukan antara kurun waktu bulan April sampai dengan Mei, yaitu pengolahan dan analisis data sampai kepada tahap akhir pengolahan dan analisis data, yaitu menggeneralisasi temuan-temuan dalam penelitian untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data set yaitu berupa respon peserta UN bahasa Inggris SMA tahun
pelajaran 2012/2013 Program IPS dengan barcode USB-E08 dengan jumlah butir soal sebanyak 50 butir dalam tes objektif pilihan ganda (multiple choice);
2. Format estimasi yang digunakan oleh panelist dalam menentukan cut off score kelulusan untuk kedua metoda standard setting Angoff dan Nedelsky;
3. Format rekapitulasi hasil estimasi panelist dalam menentukan cut off score untuk kedua standard setting yang digunakan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian merujuk kepada suatu kelompok sebjek yang dipilih untuk mewakili seluruh anggota kelompok. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ali (2011: 82) yang mendefinisikan populasi sebagai berikut:
„Dalam metodologi riset, kelompok besar subjek riset disebut dengan
(26)
70
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mewakili kelompok besar itu disebut dengan sampel subjek atau sampel
riset‟
Sejalan dengan pendapat Ali tersebut, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Populasi
Populasi yang digunakan sebagai sumber data penelitian adalah guru bahasa Inggris SMA yang tergabung dalam MGMP bahasa Inggris se-Kabupaten Purwakarta yang bertindak sebagai panelis.
2. Sampel
Sampel yang mewakili populasi tersebut adalah guru bahasa Inggris dengan jumlah 25 panelist.
Ada beberapa teknik penyampelan yang digunakan untuk tujuan penelitian. Ali (2011: 102) mengklasifikasikan teknik pensampelan sebagai berikut:
„Secara umum teknik penyampelan dapat dibedakan kedalam dua kategori
utama, yaitu 1) penyampelan berpeluang (probability sampling) dan 2) penyampelan tidak berpeluang (non-probability sampling). Penyampelan berpeluang dilakukan dengan teknik-teknik yang memungkinkan setiap subyek mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel. Teknik-teknik yang termasuk ke dalam kategori ini adalah 1)penyampelan random, 2) penyampelan stratifikasi, 3) penyampelan klaster, 4) penyampelan berjenjang. Adapun yang termasuk kategori penyampelan tak berpeluang adalah 1) penyampelan kuota, 2)
penyampelan purposif, dan 3) penyampelan aksidental‟
Berdasarkan pendapat Ali tersebut, teknik penyampelan yang digunakan untuk tujuan penelitian ini adalah teknik penyampelan stratifikasi. Penulis mengindentifikasi karakteristik umum populasi, kemudian mengelompokkan unit-unit populasi yang berkarakteristik sama dalam berbagai strata untuk kemudian masing-masing strata tersebut dipilih secara random. Karakteristik umum populasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru bahasa Inggris dengan kualifikasi pendidikan sarjana pendidikan bahasa Inggris;
(27)
71
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Telah memiliki sertifikasi kependidikan.
Kemudian yang menjadi responden adalah peserta UN SMA program IPS tahun ajaran 2012/2013 dengan barcode soal USB-E08 se-Kabupaten Purwakarta sebanyak 134 siswa.
D. Variabel Penelitian
Ada dua variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu cut off score dari standard
setting dengan metoda Angoff dan metoda Nedelsky. Sedangkan variabel
terikatnya adalah skor baku peserta tes UN. Menurut pendapat Ali ( 2011:71)
menjelaskan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang kemunculannya
diasumsikan menjadi sebab munculnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang kemunculannya diasumsikan sebagai akibat dari adanya variabel bebas.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Skor Baku
Susetyo (2011; 37) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan skor baku adalah sebagai berikut:
„Dari data dapat dibentuk data baru yang diperoleh dari penyimpangan
data dari rata-rata yang dinyatakan dalam satuan simpangan baku dan bilangan tersebut dinamakan dengan bilangan baku atau skor baku dan
dilambangkan dengan T‟
Pendapat lainnya tentang skor baku juga dikemukakan oleh Naga (2013;117). Dali menjelaskan bahwa, “Nilai baku adalah letak nilai (jarak) terhadap rerata yang dinyatakan dengan satuan simpangan baku yakni simpangan baku
jaraknya dari rerata”.
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa skor baku adalah skor yang ditunjukan dengan suatu skala dan menggambarkan perbandingan satu individu dengan individu lain dalam kelompok.
(28)
72
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Cut off score
Istilah cut off score (cutscore, cut off score, mastery score, passing grade, passing score, passing criterion) merupakan istilah umum yang digunakan dalam standard setting ketuntasan/kelulusan. Zieky & Perie (2005: 2) menjelaskan bahwa;
‘Cut scores are selected points on the score scale of a test. The points are
used to determine whether a particular test score is sufficient for some purpose. For example, student performance on a test may be classified into one of several categories such as basic, proficient, or advanced on the
basis of cut scores’.
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Zieky & Perie tersebut dapat disimpulkan bahwa cut off score adalah poin tertentu yang digunakan pada skala skor hasil test yang digunakan untuk menentukan tingkat penguasaan terhadap kategori yang telah ditetapkan.
Cut off score dari metoda Nedelsky diperoleh dengan cara merata-ratakan skor (trimmed mean) dari keseluruhan judgment dengan membuang skor yang ekstrim, yaitu skor yang tertinggi dan skor yang terendah sedangkan cut off score dari metoda Angoff diperoleh dengan cara merata-ratakan jumlah proporsi tiap butir soal yang dijawab betul oleh peserta tes dari keseluruhan judgment yang ditetapkan panelis.
F. Alur Penelitian
Kegiatan penelitian yang dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut ini: 1. Pengolahan data respon peserta tes UN untuk mendapatkan skor mentah
(raw score) dan untuk kemudian skor mentah tersebut ditransformasikan dengan menggunakan Z score untuk mendapatkan skor baku/skor standar. 2. Pengujian terhadap kelayakan instrumen, yaitu pengujian terhadap
validitas dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan.
3. Pengujian terhadap analisis butir soal yaitu pengujian terhadap a) tingkat kesukaran , b) daya beda, dan c) distraktor.
4. Melaksanakan diskusi panel yang diselenggarakan melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahasa Inggris. Ada 25
(29)
73
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
panelist yang memiliki persyaratan kualifikasi akademik dan persyaratan administrasi yang bersedia menjadi panelis. Kepada panelis tersebut dilakukan diskusi mengenai petunjuk pelaksanaan penentuan estimasi judgment berdasarkan kedua metoda standard setting yang diberikan. 5. Pengolahan data kuantitatif hasil judgment panelis.
6. Penentuan cut off score berdasarkan hasil judgment panelis untuk kedua metoda standard setting.
7. Menentukan kelulusan peserta UN dengan cara membandingkan skor baku yang diperoleh peserta tes dengan cut off score dari masing-masing metoda standard setting.
8. Melalukan pengujian normalitas dan homogenitas data skor panelis. 9. Melakukan pengujian lebih lanjut terhadap data skor panelis.
10.Tahap akhir dari alur penelitian ini adalah menginterprestasi dan menggeneralisasi keseluruhan hasil temuan-temuan penelitian.
Secara garis besar alur kegiatan penelitian ini digambarkan dalam bagan alur seperti di bawah ini:
Pengolahan Data Respon Peserta Tes
Pengujian Instrumen Tes
Pengolahan Data Respon Peserta Tes
(30)
74
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Bagan Alur Kegiatan Penelitian
G. Teknis Analisis Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Pengujian persyaratan kelayakan perangkat tes. Uji kelayakan yang dilakukan adalah pengujian terhadap validitas dan reliabilitas perangkat tes. Untuk pengujian validitas dilakukan terhadap validitas isi (content
Pelaksanaan Diskusi Panel
Pengolahan Data Hasil Judgment Panelis
Penetapan Cut off Score Kelulusan
Pengujian dan Analisis Data dengan Statistik
Interprestasi Generalisasi Data Hasil Penelitian
(31)
75
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validity) yaitu melalui uji kecocokan butir soal dengan indikator pada Standar Kompetensi Kelulusan (SKL).
2. Kemudian uji reliabilitas perangkat tes dengan menggunakan perhitungan reliabilitas Cronbach Alpha Penggunaan Cronbach Alpha dikarenakan skor yang akan didapat berupa skor dikotomi. Berikut persamaan yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas (Juliandi, 2014: 2)
Untuk dijadikan pegangan, para pakar terkait biasanya hanya menyarankan agar pelaku riset menghindari penggunaan instrumen yang memiliki derajat kereliabelan rendah. Secara kuantitaif, derajat kereliabelan dianggap rendah apabila indeks yang diperoleh dari hasil pengujian adalah sama dengan atau lebih dari 0.40 (r Ali (2011: 141).
3. Pengolahan data hasil respon peserta tes. Kegiatan menginput data hasil respon peserta tes dimaksudkan mengolah data tersebut untuk mendapatkan skor mentah (raw score). Data mentah tersebut kemudian diolah dengan cara mencari standar deviasinya dan ditransformasikan kedalam z score untuk mendapatkan skor baku/standar. Untuk mendapatkan skor mentah (raw score), peneliti menggunakan rumus sebagai berikut.
(32)
76
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dan kemudian untuk mendapatkan skor baku, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut;
Z = x (Susetyo, 2011: 37)
dimana:
Z = z skor, X = skor x = rata-rata, S = standar deviasi atau simpangan baku
Untuk menghindari skor yang bertanda negatif maka digunakan T skor dimana T skor menggunakan rata-rata X = 50, dan simpangan baku, S = 10, dengan rumus;
Skor baku = 50 + 10z (Susetyo, 2011: 38)
4. Melakukan analisis perangkat tes seperti uji tingkat kesukaran soal (difficulty level), daya beda (item discrimination), dan keberfungsian distractor (item functioning respon) dengan menggunakan teori tes klasik (classical test theory).
a. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal (difficulty level), peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
Pi = 0.5 (PTi + PRi), (Susetyo, 2011: 156) Dimana;
PTi =
fi = peserta yang menjawab benar
PTi = taraf kesukaran butir tes untuk kelompok tinggi ke-I
M = jumlah peserta test
PRi =
fi = peserta yang menjawab benar
(33)
77
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu M = jumlah peserta tes
Pembagian tingkat kesukaran menurut Witherington seperti yang dikutip Susetyo (2011: 154) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tingkat Kesukaran Butir Soal
Rentang Tingkat Kesukaran
0,00 ≤ P ≤ 0,24 Sukar
0,25 ≤ P ≤ 0,74 Sedang
0,75 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
b. Untuk menghitung daya beda butir soal (item discrimination) digunakan rumus;
DP = (Puspendik, 2008: 4) dimana,
DP : daya pembeda
KA : banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab benar KB : banyak siswa pada kelompok bawah yang menjawab benar N : banyaknya siswa
Pembagian daya beda menurut Ebel R. (1979: 267) seperti yang dikutip Susetyo (2011: 161) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Indeks Daya Beda
Indeks Daya Beda Keterangan
0,70 ≤ D ≤ 1,0 Butir memiliki daya beda baik sekali
0,40 ≤ D ≤ 0,69 Butir memiliki daya beda cukup baik
0,30 ≤ D ≤ 0,39 Butir memerlukan revisi sedikit atau tidak
0, 20 ≤ D ≤ 0,29 Butir memerlukan revisi atau disisihkan
(34)
78
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Untuk menghitung keberfungsian distraktor peneliti menggunakan rumus;
ρxi = X 100% (Susetyo, 2011: 170) dimana,
M = jumlah responden
ρxi = proporsi masing-masing pilihan jawaban suatu butir tes Fxi = frekwensi masing-masing pilihan jawaban suatu butir tes.
Susetyo (2011: 172) menjelaskan bahwa suatu distraktor berjalan dengan baik apabila dapat menggiring peserta tes untuk memilihnya dan sekurang-kurangnyatelah dipilih oleh peserta minimal 5% dari jumlah keseluruhan peserta tes.
5. Pengolahan data hasil judgment panelis akan berupa cut off score kelulusan. Penetapan cut off score dengan metoda Nedelsky digunakan rumus;
trimmed mean = x dimana:
x = jumlah skor N = jumlah panelist
Untuk penghitungan dengan cara trimmed mean, skor yang ekstrim yaitu skor tertinggi dan skor terendah tidak dihitung atau dieliminasi.
Sedangkan untuk cut off score metoda Angoff digunakan rumus;
dimana:
x = rata rata skor estimasi panelis N = jumlah panelist
(35)
79
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Melakukan uji validasi internal terhadap hasil judgment panelis, melalui: a. analisis konsistensi metoda dengan cara mengestimasi standar error of
judgment(SEj) dengan rumus:
SD dimana:
SD = standar deviasi n = jumlah panelis
dengan kriteria harga SEj harus sama atau lebih kecil dari pada SEM
b. Analisis terhadap konsistensi inter-judge untuk mengetahui kelayakan metoda yang digunakan. Analisis dilakukan dengan cara melihat simpangan baku cut off score dari masing-masing metoda. Kriteria pengujian terhadap konsistensi inter-judge adalah bahwa kelayakan suatu metoda dapat dilihat dari nilai simpangan bakunya. Apabila simpangan baku yang diperoleh semakin kecil maka semakin layak metoda tersebut digunakan.
c. Analisis terhadap signifikansi perbedaan cut off score antara dua metoda dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
| CX – CY |/ SEM > 2.77. dimana:
CX = cut off score dari metoda Nedelsky CY = cut off score dari metoda Angoff
7. Mentabulasikan data hasil pengolahan respon peserta tes yaitu berupa skor baku dengan cut off score dari masing-masing metoda standard setting;
8. Pengujian data analisis lebih lanjut yaitu dengan menggunakan uji statitika sebagai berikut:
a. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan formula dari statistik uji Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov).
(36)
80
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Uji statistika berikutnya adalah uji homogenitas varian (uji Levine). Untuk menguji apakah ragam populasi dari dua sampel diasumsikan homogen atau tidak maka dilakukan uji homogenitas. Untuk itu, asumsi homogenitas ragam populasi dari 2 sampel ini perlu diuji terlebih dahulu. Semua pengujian dilakukan dengan taraf kepercayaan 5% (α = 0.05)
c. Apabila diasumsikan bahwa ragam populasi dari kedua sampel adalah homogen maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian statistika dengan uji-t 2 sampel independen. Uji-t (t-test) yang digunakan adalah untuk sampel berpasangan dimana sampel berasal dari subjek yang sama.
Untuk pengujian hipotesis dengan uji-t tersebut ditetapkan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis statistik:
H0 :
HA :
Hipotesis penelitian:
H0 = Tidak ada perbedaan antara metoda Nedelsky dan
Angoff dalam penetapan jumlah proporsi kelulusan. HA = Ada perbedaan antara metoda Nedelsky dan Angoff
dalam penetapan jumlah proporsi kelulusan. Untuk pengujian perbedaan dua rata-rata populasi ( ),
masing-masing diketahui maka menggunakan rumus sebagai berikut:
z = x x
dimana :
x1 = rata-rata sampel kelompok 1 x2 = rata-rata sampel kelompok 2
(37)
81
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Pengujian
Taraf nyata atau signifikansi α, untuk pengujian dua pihak adalah:
H0 diterima jika –z ½ (1-α) < z < z 1/2 (1-α) diperoleh dari daftar
distribusi normal baku dengan peluang ½ (1 – α ), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya. (Susetyo, 2010: 203)
(38)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini akan dibahas beberapa kesimpulan dari hasil temuan-temuan yang telah dilakukan setelah proses penelitian. Hasil temuan-temuan-temuan-temuan tersebut akan digunakan untuk menggeneralisasi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya peneliti akan menyampaikan saran-saran yang mungkin akan sangat bermamfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi sekolah/guru pada khususnya terkait dengan
pengimplementasian standard setting untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya untuk penetapan KKM maupun ketuntasan belajar dan kelulusan.
1. Simpulan
Setelah melalui proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut;
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menerima H0 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara metoda
Nedelsky dan metoda Angoff dalam penentuan jumlah proporsi kelulusan peserta tes pada UN mata pelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian, kedua metoda tersebut dapat diaplikasikan secara terpisah dalam penetapan cut off score kelulusan peserta UN.
2. Saran
Sebagai upaya pengimplementasian standard setting baik untuk keperluan penetapan KKM ataupun kelulusan, peneliti memiliki saran yang mungkin sangat bermamfaat bagi pembaca umumnya dan bagi sekolah/guru/praktisi kependidikan pada khususnya. Beberapa saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut; a. Standard setting merupakan salah satu referensi yang bisa digunakan oleh
sekolah/guru/praktisi kependidikan ketika kita ingin melakukan penilaian dengan pendekataan acuan kriteria/patokan.
(39)
101
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Standard setting juga merupakan teknik pendekatan yang relatif mudah untuk diaplikasikan dalam menentukan batas KKM atau kelulusan peserta didik, selama perangkat soal yang disusun untuk keperluan test tersebut memiliki persyaratan kelayakan dalam penggunaannya. Keterlibatan panelist dalam menentukan judgment, hendaknya guru/praktisi pendidikan yang telah mengampu mata pelajaran tertentu sedikitnya lima tahun, memahami tentang konsep pengukuran dan penilaian pembelajaran secara umum.
c. Untuk mengaplikasikan standard setting dengan metoda Nedelsky dan Angoff, disarankan untuk memberi waktu yang cukup pada panelist. Menganalisis tingkat kesulitan soal dan daya pengecoh opsi butir soal memerlukan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan estimasi yang tepat.
d. Hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, dengan demikian peneliti akan mengapresiasi apabila ada pihak terkait yang juga memiliki ketertarikan untuk melakukan pada bidang yang sama.
(40)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama
Anastasi, Anne. (2006). Tes Psikologi.Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia.
Bechger, Timo, at all. (2003). The Nedelsky Model for Multiple Chioce Item. Measurement and Research Departement Report: CITO National Institute
for Educational Measurement Arnhem.
Chang, Lei. (2004). Setting Standards and Detecting Intrajudge Inconsistency Using Interdependent Evaluation of Response Alternatives. Educational and Psychological Measurement, Volume 64 No. 5, Oktober 2004, SAGE . Publication USA.
Connoley, Rob. (2004). Criterion-Referenced Assessment Educational
Developer/Lecturer Teaching & Learning, Faculty of Business & Law Deakin university.
Corder, Gregory w and Foreman, Dale I. Nonparametrik Statistics for Non-Statisticians. Wiley: A John Wiley & Sons, Inc., Publication.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.(2013). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Green, Sylvia. (2012), Criterion Referenced Assessment as A Guide to Learning The Importance of Progression and Reliability, A Paper presented at the association for the study of evaluation in education in Sothern Africa International Conference, Johannesburg, 10 July-12 July 2012.
(41)
103
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hadi, Samsul, (2012). Menentukan Batas Kelulusan (Standard Setting) dengan Metoda Angoff. Disajikan pada workshop penentuan standard setting bagi guru SMK kelompok teknologi dan rekayasa 29 Desember 2012, Yogjakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNY.
http ://www.azuarjuliandi.com
Huang, Tsai-Wei. Comparing Standard Toughness Through Weighted and Unweighted Scores by Three Standard Setting Procedures. K@ta: Journal of Technology Research pp.12-13.
Livingstone, Samuel A. (1982). Passing Scores. USA: Educational Testing Service
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Morgan, Deanna, L. (2011; 1)). Setting Cut Score on Multiple Choice Test. The College Board Accuplacer Conference, pp.
Nunally, Jum C. (1978). Psychometric Theory, Second Edition, New Delhi: Tata Mc Grawhill Publishing Company LTD.
Naga, Dali Santun, 2013, Teori Sekor Pada Pengukuran Mental, Jakarta: Nagarani Citrayasa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi
(42)
104
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lulusan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007. Jakarta: Direktorat JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2013 Tentang Kriteria kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetraan dan Ujian Nasional.
Rasyid, Harun dan Mansur. (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima.
Retnawati, Heri. (2009). Menentukan Batas Kelulusan (Standard Setting) Pada Mata Pelajaran Matematika dengan Metoda Angoff, Seminar Nasional Pembelajaran Matematika, 6 Desember 2009, Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UNY: Yogjakarta.
Sugiyono. (2001). Statitistik Non-Parametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Susetyo, Budi. (2011). Menyususn Tes Hasil Belajar, Bandung: Cakra Kompleks Bojong Malaka Indah.
(43)
105
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Supernaw, Robert B & Mehvar, Reza. Methodology for The Assessment of Competence and The Definition of Deficiences of The Students in All Levels of Curriculum, p.2.
Wahyudin, Uyu, dkk. (2006). Evaluasi pembelajaran SD, Bandung. UPI Press.
Zainul, Asmawi dan Nasution, Noehl. 1993, Penilaian Hasil Belajar, PAU-PPAI Jakarta: Universitas Terbuka.
Zieky, Michael. A Primer on Setting Cut Scores on Test of Educational Achievment, USA: ETS Journal.
(1)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini akan dibahas beberapa kesimpulan dari hasil temuan-temuan yang telah dilakukan setelah proses penelitian. Hasil temuan-temuan-temuan-temuan tersebut akan digunakan untuk menggeneralisasi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya peneliti akan menyampaikan saran-saran yang mungkin akan sangat bermamfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi sekolah/guru pada khususnya terkait dengan
pengimplementasian standard setting untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya untuk penetapan KKM maupun ketuntasan belajar dan kelulusan.
1. Simpulan
Setelah melalui proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut;
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menerima H0 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara metoda
Nedelsky dan metoda Angoff dalam penentuan jumlah proporsi kelulusan peserta tes pada UN mata pelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian, kedua metoda tersebut dapat diaplikasikan secara terpisah dalam penetapan cut off score
kelulusan peserta UN.
2. Saran
Sebagai upaya pengimplementasian standard setting baik untuk keperluan penetapan KKM ataupun kelulusan, peneliti memiliki saran yang mungkin sangat bermamfaat bagi pembaca umumnya dan bagi sekolah/guru/praktisi kependidikan pada khususnya. Beberapa saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut; a. Standard setting merupakan salah satu referensi yang bisa digunakan oleh
sekolah/guru/praktisi kependidikan ketika kita ingin melakukan penilaian dengan pendekataan acuan kriteria/patokan.
(2)
101
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Standard setting juga merupakan teknik pendekatan yang relatif mudah untuk diaplikasikan dalam menentukan batas KKM atau kelulusan peserta didik, selama perangkat soal yang disusun untuk keperluan test tersebut memiliki persyaratan kelayakan dalam penggunaannya. Keterlibatan panelist dalam
menentukan judgment, hendaknya guru/praktisi pendidikan yang telah
mengampu mata pelajaran tertentu sedikitnya lima tahun, memahami tentang konsep pengukuran dan penilaian pembelajaran secara umum.
c. Untuk mengaplikasikan standard setting dengan metoda Nedelsky dan Angoff, disarankan untuk memberi waktu yang cukup pada panelist. Menganalisis tingkat kesulitan soal dan daya pengecoh opsi butir soal memerlukan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan estimasi yang tepat.
d. Hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, dengan demikian peneliti akan mengapresiasi apabila ada pihak terkait yang juga memiliki ketertarikan untuk melakukan pada bidang yang sama.
(3)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama
Anastasi, Anne. (2006). Tes Psikologi.Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia.
Bechger, Timo, at all. (2003). The Nedelsky Model for Multiple Chioce Item. Measurement and Research Departement Report: CITO National Institute
for Educational Measurement Arnhem.
Chang, Lei. (2004). Setting Standards and Detecting Intrajudge Inconsistency Using Interdependent Evaluation of Response Alternatives. Educational and Psychological Measurement, Volume 64 No. 5, Oktober 2004, SAGE . Publication USA.
Connoley, Rob. (2004). Criterion-Referenced Assessment Educational
Developer/Lecturer Teaching & Learning, Faculty of Business & Law Deakin university.
Corder, Gregory w and Foreman, Dale I. Nonparametrik Statistics for Non-Statisticians. Wiley: A John Wiley & Sons, Inc., Publication.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.(2013). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Green, Sylvia. (2012), Criterion Referenced Assessment as A Guide to Learning The Importance of Progression and Reliability, A Paper presented at the association for the study of evaluation in education in Sothern Africa International Conference, Johannesburg, 10 July-12 July 2012.
(4)
103
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hadi, Samsul, (2012). Menentukan Batas Kelulusan (Standard Setting) dengan Metoda Angoff. Disajikan pada workshop penentuan standard setting bagi guru SMK kelompok teknologi dan rekayasa 29 Desember 2012, Yogjakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNY.
http ://www.azuarjuliandi.com
Huang, Tsai-Wei. Comparing Standard Toughness Through Weighted and
Unweighted Scores by Three Standard Setting Procedures. K@ta: Journal of Technology Research pp.12-13.
Livingstone, Samuel A. (1982). Passing Scores. USA: Educational Testing Service
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian;
Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Morgan, Deanna, L. (2011; 1)). Setting Cut Score on Multiple Choice Test. The College Board Accuplacer Conference, pp.
Nunally, Jum C. (1978). Psychometric Theory, Second Edition, New Delhi: Tata Mc Grawhill Publishing Company LTD.
Naga, Dali Santun, 2013, Teori Sekor Pada Pengukuran Mental, Jakarta: Nagarani Citrayasa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
(5)
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lulusan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007. Jakarta: Direktorat JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2013 Tentang Kriteria kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetraan dan Ujian Nasional.
Rasyid, Harun dan Mansur. (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima.
Retnawati, Heri. (2009). Menentukan Batas Kelulusan (Standard Setting) Pada Mata Pelajaran Matematika dengan Metoda Angoff, Seminar Nasional Pembelajaran Matematika, 6 Desember 2009, Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UNY: Yogjakarta.
Sugiyono. (2001). Statitistik Non-Parametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Susetyo, Budi. (2011). Menyususn Tes Hasil Belajar, Bandung: Cakra Kompleks Bojong Malaka Indah.
(6)
105
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Supernaw, Robert B & Mehvar, Reza. Methodology for The Assessment of Competence and The Definition of Deficiences of The Students in All Levels of Curriculum, p.2.
Wahyudin, Uyu, dkk. (2006). Evaluasi pembelajaran SD, Bandung. UPI Press.
Zainul, Asmawi dan Nasution, Noehl. 1993, Penilaian Hasil Belajar, PAU-PPAI Jakarta: Universitas Terbuka.
Zieky, Michael. A Primer on Setting Cut Scores on Test of Educational Achievment, USA: ETS Journal.