ANALISIS KETERBACAAN WACANA DALAM UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA TAHUN 2011.

ANALISIS KETERBACAAN WACANA DALAM UJIAN
NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA
TAHUN 2011
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ARINDA CHRISTI SIANTURI
NIM 209411002

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR

Sungguhan puji dan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkat dan

rahmatNya dalam kehidupan sehari-hari. Tiada terukur hikmah dan pembelajaran yang
diberikanNya dalam kehidupan ini. Penulis sangat yakin apa yang telah ditakdirkan
adalah hal yang terbaik dan selalu memiliki hikmah jika dipandang dari berbagai sisi
cara pandang.
Studi meraih gelar sarjana pendidikan sudah sampai pada titik akhir, namun
sangat disadari meraih ilmu pengetahuan tidak berakhir dan terus sepanjang hayat.
Proses pembelajaran dan pendidikan yang telah dilakukan selama ini bukan hanya
semata ingin meraih gelar, namun terlebih kepada peningkatan pola pikir sebagai
seorang akademisi yang memiliki pandangan visioner yang berguna bagi dunia
pendidikan. Tidak bisa diingkari, ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan dan
kebahasaan yang telah didapatkan menjadi wasiat yang harus diteruskan atau
diaplikasikan dimanapun kita berada.
Sebagai sebagian persyaratan untuk meraih gelar sarjana pendidikan, Skripsi
yang dibuat penulis berjudul “Analisis Keterbacaan Wacana dalam Ujian Nasional Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Tahun 2011.” Proses pembuatan skripsi ini cukup
memberikan pembelajaran yang sangat berarti pada penulis tentang pentingnya
kerendahan hati, kegigihan, kerja keras dan keberlanjutan dalam menggapai ilmu
pengetahuan. Penyatuan cara pandang dari berbagai segi memberikan pembelajaran
baru bahwa segala pendapat para akademisi memiliki dasar masing-masing sehingga
perlu penyatuan dan penjelasan setiap pendapat.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan,
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

ii

5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia,
6. Muhammad Surip, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia,
7. Dr. Abdurrahman A.S., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi
ini,
8. Dr. Rosmawaty, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
9. seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
10. Kepala Sekolah, Pegawai Tata Usaha, dan Guru Bahasa Indonesia kelas XII,
beserta siswa kelas XII SMA Swasta Medan Putri,
11. Ayahanda Gumortap sianturi dan Ibunda Helena Ariani Hutabarat yang telah
bersusah payah membesarkan, mengasuh, mendidik, serta memotivasi penulis
secara moril maupun materil dengan penuh kasih sayang dan mendoakan penulis
sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini,
12. Abang, kakak dan adikku terkasih Gokky Sianturi, Willy Sianturi, Ganda Sianturi,
Yessi Sianturi, Gemmy Galatia Artha Sianturi, Ganda Sanses Silaen, yang selalu
memberi doa, dukungan dan semangat,
13. teman-teman seperjuangan seangkatan 2009 dalam suka dan duka di kehidupan di
kampus terkhusus (Dhea Christien, Liya Syahfitri, Risya Harfini Lubis, Theresia
Anggreini Ginting).
Tentunya masih banyak lagi orang-orang tempat sungguhan terimaksih yang
telah berpartisipasi dalam kehisupan peneliti, namun tidak mungkin disebutkan satu
demi satu. Terimakasih atas dukungan doa dan motivasinya. Penulis tidak dapat
membalas semua jasa, bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan kepada
penulis, kiranya Tuhan membalas semuanya itu.

iii


Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaannya.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan dunia
pendidikan di Indonesia.Tuhan Yesus Memberkati.

Medan, Februari 2014
Penulis,

Arinda Christi Sianturi
NIM 209411002

iv

ABSTRAK
Arinda Christi Sianturi, NIM 209411002. Analisis Keterbacaan Wacana
dalam Ujian Nasional Mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Tahun 2011.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan wacana dalam

ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia SMA tahun 2011 berdasarkan
formula keterbacaan grafik Raygor yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor
panjang-pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kata. Pada penentuan tingkat
keterbacaan wacana berdasarkan kriteria kejelasan kalimat Rudolf Flesch yaitu
menentukan wacana yang mudah, sedang, dan sulit. Rudolf Flesch mengasumsikan
bahwa kalimat yang memiliki kata kurang dari 14 kata per kalimat merupakan
kalimat yang mudah dipahami, kalimat yang terdiri dari 15 sampai 21 kata per
kalimat termasuk dalam kalimat yang memiliki kejelasan sedang, dan kalimat yang
terdiri dari 21 kata lebih per kalimat tergolong dalam kategori kalimat yang sulit
dipahami.Masalah yang diangkat dalam penelitian ini dibatasi pada tingkat
keterbacaan yang rendah mengakibatkan siswa tidak mampu memahami soal-soal
UN SMA tahun 2011 yang diujikan sehingga siswa tidak dapat menjawab dengan
benar soal yang ada dan belum adanya penggunaan formula keterbacaan yang lebih
inovatif seperti formula keterbacaan grafik Raygor dan kriteria kejelasan kalimat
Rudolf Flesch . Populasi penelitian ini adalah seluruh soal yang berbentuk wacana
ujian nasional SMA tahun 2011 berjumlah 16 buah. Dari 16 soal tersebut
ditetapkan 8 buah soal yang berbentuk wacana dijadikan sampel penelitian dengan
menggunakan teknik acak (purposive random sampling). Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini mengambil jumlah wacana yang dijadikan sampel

sebanyak 8 buah soal wacana dan semua itu diukur berdasarkan langkah-langkah
dari keterbacaan grafik Raygor. Jadi hasil yang diperoleh dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa wacana yang dijadikan bahan penelitian ini tingkat
keterbacaannya rendah. Dengan kata lain, menurut literatur, apabila semakin tinggi
tingkat keterbacaan suatu wacana maka semakin mudah pembaca memahami
wacana tersebut, dan sebaliknya, semakin rendah keterbacaan suatu wacana maka
semakin sulit pembaca memahami wacana tersebut. Hal ini jelas terlihat dari hasil
UN 2011 Bahasa Indonesia yang rendah. Dan dapat disimpulkan bahwa tingkat
keterbacaan wacana UN 2011 tidak cocok untuk siswa kelas XII SMA, tetapi lebih
cocok untuk tingkat keterbacaan profesional berdasarkan grafik Raygor.

i

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………

i

KATA PENGANTAR .................................................................................


ii

DAFTAR ISI ................................................................................................

v

DAFTAR TABEL ............................................... ………………………..

vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..

viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….

ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................


1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..........................................................................

7

C. Pembatasan Masalah .........................................................................

7

D. Rumusan Masalah .............................................................................

8

E. Tujuan Penelitian ..............................................................................


8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................

8

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL,
DAN PERTANYAAN PENELITIAN ......................................................

10

A. Kerangka Teoretis ............................................................................

10

1. Tingkat Keterbacaan Wacana ....................................................

10


a. Hakikat Keterbacaan Wacana ........................................

10

b. Formula keterbacaan…………………………………...

13

c. Indikator Keterbacaan Wacana ......................................

15

d. Kriteria Keterbacaan Wacana ........................................

19

B. Kerangka Konseptual .......................................................................

20


C. Pertanyaan Penelitian .......................................................................

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................

22

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian...........................................................

22

1. Lokasi Penelitian ........................................................................

22

2. Waktu Penelitian ........................................................................

22

B. Sumber Data dan Subjek Penelitian ................................................

23

C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................

23

v

1. Populasi Penelitian .....................................................................

23

2. Sampel Penelitian .......................................................................

23

D. Metode Penelitian …………………………………….………….

24

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ........................................

25

F. Instrumen Penelitian.........................................................................

25

G. Teknik Analisis Data ........................................................................

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………..

30

A. Hasil Penelitian ………..…………………………………………

30

B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………..

38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………….

41

A. Simpulan………………………………………………………..

41

B. Saran……………………………………………………………

41

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

43

LAMPIRAN ................................................................................................

45

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1

Jumlah Soal SNMPTN dari Tahun 2009-2013 ……………….. 4

2.1

Kejelasan Kalimat dalam Jumlah Kata ...................................... 18

2.2

Kejelasan Kalimat ......................................................................... 19

2.3

Kriteria Tingkat Keterbacaan Teks ........................................... 20

3.1

Kriteria Kejelasan Kata ............................................................... 26

3.2

Kriteria Kejelasan Kalimat .......................................................... 27

3.3

Wacana yang Diteliti .................................................................... 29

4.1

Analisis Wacana Berdasarkan Kriteria Kejelasan Kalimat ..... 37

4.2

Kejelasan Kalimat Rudolf Flesch ............................................... 37

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Diagram tiga kompetensi terendah untuk mata pelajaran yang
diujikan dalam Ujian Nasional jurusan IPA di Kabupaten Deli Serdang
......................................................................................................... 5
Gambar 2.1 Grafik Raygor …………………………………………... 14

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 ................................................................................................ 45
Lampiran 2 ................................................................................................ 46
Lampiran 3 ................................................................................................ 47
Lampiran 4 ................................................................................................ 48
Lampiran 5 ............................................................................................... 49
Lampiran 6 ................................................................................................ 50
Lampiran 7 ................................................................................................ 51
Lampiran 8 ................................................................................................ 52
Lampiran 9 ................................................................................................ 53
Lampiran 10 .............................................................................................. 54
Lampiran 11…………………………………………………………….. 55
Lampiran 12…………………………………………………………….. 56
Lampiran 13…………………………………………………………….. 57
Lampiran 14……………………………………………………………. 58
Lampiran 15……………………………………………………………. 59

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang saat ini cukup
banyak mendapat perhatian. Hal tersebut dikarenakan masuknya bahasa Indonesia
menjadi salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional dan indikator paling jelas
dapat dilihat dari rendahnya nilai ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia.
Saat ini ujian nasional adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan atau di
jalankan oleh setiap siswa. Hal ini dianggap perlu karena ujian nasional dianggap
sebagai wadah untuk menilai seberapa jauh pencapaian kompetensi siswa dalam
pembelajaran di setiap jenjang pendidikannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran ujian nasional memang menjadi
perdebatan dan kontroversi di masyarakat. Di satu pihak ada yang setuju, karena ujian
nasional dianggap dapat meningkatkan mutu pendidikan maupun mutu siswa.
Sementara di pihak lain juga tidak sedikit yang merasa tidak setuju, karena
menganggap bahwa ujian nasional sebagai suatu hal yang menakutkan. Soal-soal
yang dikembangkan pun cenderung mengukur aspek kognitif saja.
Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan
berbahasa, yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat
keterampilan berbahasa tersebut dievaluasikan dalam pelajaran bahasa Indonesia,
tetapi yang paling mendasar dalam bahasa Indonesia adalah aspek membaca. Aspek
membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa karena melalui membaca

2

siswa memperoleh berbagai informasi yang dapat menambah wawasan pengetahuan
dan keterampilannya.
Membaca merupakan kegiatan yang memberikan banyak wawasan dan
pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan tersebut tersedia di berbagai media
informasi seperti buku, majalah, koran, internet dan sebagainya. Sebagian besar
media informasi menggunakan tulisan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
kepada pembaca. Oleh karena itu, kegiatan utama yang perlu dilakukan untuk
mendapatkan wawasan dan pengetahuan adalah dengan membaca.
Guru perlu menumbuhkan minat baca kepada siswa. Oleh karena itu, guru
harus menyajikan teks yang memenuhi kriteria keterbacaan wacana karena salah satu
faktor yang menyebabkan keengganan membaca adalah faktor keterbacaan wacana.
Seperti yang dijelaskan oleh Flora Suciadi (2000) menyatakan, “Dalam pembelajaran
membaca, guru dituntut untuk mampu memilih bacaan yang sesuai dengan tujuan dan
tingkat perkembangan siswa, kompetensi bahasa, minat dan tingkat kesadaran baca.”
Guru perlu mempertimbangkan pemilihan bahan bacaan yang sesuai dengan
kemampuan membaca siswa dan sesuai dengan peringkat kelas siswa, karena mudahsukarnya materi bacaan yang diberikan kepada siswa akan mempengaruhi minat
bacanya. Bacaan-bacaan yang sulit akan menurunkan minat baca siswa. Hal ini
sejalan dengan pendapat William (dalam Mulyati, (2011) yang menyatakan, “Materimateri bacaan yang disuguhkan dengan bahasa yang sulit menyebabkan bacaan itu
sulit dipahami dan mengakibatkan kefrustasian bagi pembacanya. Bahan bacaan
yang tidak sesuai dengan peringkat pembacanya memiliki tingkat keterbacaan yang
rendah”

3

Hardjasujana dan Mulyati (1997 : 106) menjelaskan “Keterbacaan adalah
ihwal terbaca-tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh pembacanya. Keterbacaan
ini mempersoalkan tingkat kesulitan dan kemudahan suatu bacaan berdasarkan
peringkat pembaca tertentu.
Pada umumnya, semakin panjang kalimat dan semakin panjang kata-kata,
semakin sukarlah bahan bacaan yang meliputinya. Sebaliknya, jika kalimat-kalimat
dan kata-kata sebuah wacana pendek-pendek, maka wacana itu merupakan bacaan
yang mudah. Dalam upaya pemilihan bahan bacaan, pertimbangan yang paling
penting adalah aspek keterbacaan.
Aspek keterbacaan menurut Suherli (2008: 123) adalah:
Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata,
kalimat, paragraf, dan wacana) bagi siswa sesuai jenjang pendidikannya,
yakni hal-hal yang berhubungan dengan kemudahan membaca bentuk tulisan
atau topografi, lebar spasi dan aspek-aspek grafika lainnya, kemenarikan
bahan ajar sesuai dengan minat pembaca, kepadatan gagasan dan informasi
yang ada dalam bacaan, dan keindahan gaya tulisan, serta kesesuaian dengan
tata bahasa baku. Jadi, Tingkat keterbacaan harus sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.
Mudah-sukarnya suatu bacaan atau tingkat keterbacaan teks berpengaruh
terhadap pemahaman siswa. Pemahaman siswa akan bacaan-bacaan yang sulit dan
mudah tentu berbeda hasilnya. Pemahaman siswa terhadap bacaan-bacaan yang
mudah tentu lebih tinggi daripada pemahaman siswa akan bacaan-bacaan yang sulit.
Tingkat keterbacaan wacana yang tinggi akan menghasilkan pemahaman yang
tinggi dan sebaliknya tingkat keterbacaan wacana yang rendah akan menghasilkan
pemahaman yang rendah pula. Ketika siswa berhadapan dengan bacaan-bacaan yang
memiliki keterbacaan yang rendah maka siswa akan mengalami kesulitan dalam
menemukan ide pokok paragrafnya karena pemahaman siswa akan bacaan yang

4

memiliki tingkat keterbacaan yang rendah, sedang dan tinggi tentu berbeda-berbeda
hasilnya.
Apabila ditinjau soal-soal ujian masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan
Ujian Nasional, maka soal-soal yang berhubungan dengan wacana akan menjadi tren
yang selalu keluar dalam ujian-ujian tersebut.
Adapun jumlah soal yang berhubungan dengan wacana yang diujikan dalam
ujian SNMPTN dari tahun 2009 hingga 2013 adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Jumlah Soal SNMPTN dari Tahun 2009-2013
No

Ruang

SNMPTN

SNMPTN

SNMPTN

SNMPT

SBMPTN

Lingkup

2009

2010

2011

N 2012

2013

16

18

20

15

19

16

18

20

15

19

Wacana
1

dalam soal
SNMPTN

JUMLAH
SOAL

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa soal-soal tentang wacana
selalu keluar dalam ujian-ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Oleh karena
itu, kemampuan membaca perlu dikuasai oleh siswa.
Penelitian yang dilakukan Abdurahman, dkk. (2011: 3) mengenai hasil Ujian
Nasional berdasarkan kompetensi terendah untuk mata pelajaran yang diujikan dalam
ujian nasional jurusan IPA di Kabupaten Deli Serdang, kompetensi mata pelajaran
bahasa Indonesia pada tingkat Rayon berada di bawah 30%, pada tingkat provinsi

5

berada di bawah 40% dan tingkat nasional di bawah 60%. Dapat kita lihat pada
diagram di bawah ini:
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
Rayon
40.00
Propinsi
30.00
Nasional
20.00
10.00

FIS

KIM

BIO

MAT

B IND

KOMP-3

KOMP-2

KOMP-1

KOMP-3

KOMP-2

KOMP-1

KOMP-3

KOMP-2

KOMP-1

KOMP-3

KOMP-2

KOMP-1

KOMP-3

KOMP-2

KOMP-1

KOMP-3

KOMP-2

KOMP-1

0.00

B ING

Gambar 1.1 Diagram tiga kompetensi terendah untuk mata pelajaran yang diujikan
dalam Ujian Nasional jurusan IPA di Kabupaten Deli Serdang yang
dibandingkan dengan propinsi sasaran dan nasional Tahun 2009-2010.
Hasil UN bahasa Indonesia rendah dapat diakibatkan oleh beberapa faktor,
antara lain faktor tingkat kesulitan soal seperti tingkat keterbacaan soal yang rendah,
alokasi

waktu

yang

tidak

sesuai

dengan

tingkat

kesulitan

soal,

dan

kompetensi guru. Tingkat keterbacaan yang rendah atau tingkat kesulitan soal yang
tinggi mengakibatkan siswa tidak mampu memahami soal-soal yang diujikan
sehingga siswa tidak dapat menjawab dengan benar soal yang ada. Soal-soal yang
sulit saat Ujian Nasional tersebut dibatasi juga dengan waktu yang singkat, padahal
soal-soal UN Bahasa Indonesia disajikan dalam bentuk teks-teks panjang yang
menuntut siswa untuk mampu menguasai teknik membaca cepat dan pemahaman
akan isi bacaan.

6

Soal-soal yang diujikan dalam UN Bahasa Indonesia tidak pernah terlepas
dari soal yang menuntut siswa untuk membaca wacana yang panjang. Kemampuan
siswa yang rendah dapat diakibatkan karena tingkat keterbacaan soal yang rendah,
siswa tidak mampu memahami soal-soal yang diujikan sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam menjawab butir-butir soal tersebut.
Pada penelitian ini, penulis akan menyajikan wacana-wacana yang memiliki
tingkat keterbacaan rendah, sedang dan tinggi dan kemudian menganalisis tingkat
keterbacaannya. Menentukan tinggi rendahnya tingkat keterbacaan wacana
berdasarkan formula keterbacaan grafik Raygor dan kriteria kejelasan kalimat Rudolf
Flesch.
Formula keterbacaan grafik Raygor memberikan asumsi untuk menentukan
keterbacaan wacana berdasarkan dua faktor yaitu faktor panjang-pendeknya kalimat
dan tingkat kesulitan kata. Kriteria tingkat kesulitan kata di sini didasari oleh
panjang-pendeknya kata, bukan unsur semantisnya. Kata-kata yang tergolong dalam
kategori sulit adalah kata-kata yang terdiri dari enam huruf atau lebih.
Penentuan tingkat keterbacaan wacana berdasarkan kriteria kejelasan kalimat
Rudolf Flesch adalah untuk menentukan wacana yang mudah, sedang dan sulit.
Rudolf Flesch mengasumsikan bahwa kalimat yang memiliki kata kurang dari 14 kata
per kalimat merupakan kalimat yang mudah di pahami, kalimat yang terdiri dari 15
sampai 21 kata per kalimat termasuk dalam kalimat yang memiliki kejelasan sedang,
dan kalimat yang terdiri dari 21 kata lebih per kalimat tergolong dalam kategori
kalimat yang sulit dipahami.

7

Berdasarkan penggunaan formula keterbacaan grafik Raygor dan kriteria
kejelasan kalimat Rudolf Flesch tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai tingkat keterbacaan wacana supaya guru semakin selektif dalam
memilih bahan ajar membaca yang sesuai bagi siswa dan mengetahui apakah selama
ini bahan ajar atau materi ajar yang diberikan kepada siswa sudah layak dan sesuai
atau tidak dengan kemampuan siswanya. Jadi, penelitian ini benar-benar terbatas
yaitu penulis hanya melaksanakan penelitian ini dengan menganalisis keterbacaan
wacana dalam soal UN untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan
menggunakan formula keterbacaan Grafik Raygor sesuai dengan cara yang
dikemukakan ahli-ahli di atas.
Penelitian ini penulis wujudkan dalam skripsi yang berjudul “Analisis
Keterbacaan Wacana dalam Ujian Nasional Mata pelajaran Bahasa Indonesia
SMA Tahun 2011.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka
dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.

Nilai UN Bahasa Indonesia tahun 2011 rendah.

2.

Bacaan-bacaan yang sulit menurunkan minat baca siswa.

3.

Perlunya Penggunaan formula keterbacaan untuk penentuan tingkat
keterbacaan wacana yang layak dibaca oleh siswa.

4.

Penggunaan grafik Raygor dan tabel kriteria kejelasan kalimat Rudolf
Flesch sebagai penentu tingkat keterbacaan wacana.

8

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya penelitian yang penulis laksanakan,
penulis perlu membatasi lingkup penelitian ini. Penelitian ini hanya akan menentukan
tingkat keterbacaan wacana dalam ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia
SMA tahun 2011”. Penulis tidak akan melihat hal-hal lain yang tidak terkait dengan
keterbacaan, tetapi penulis hanya akan mencoba menentukan tingkat keterbacaan
wacana dalam soal UN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengidentifikasian masalah-masalah yang terjadi saat ini, penulis
mencoba melaksanakan suatu penelitian tentang tingkat keterbacaan wacana dalam
Ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA tahun 2011”. Karena itu,
penulis merumuskan permasalahan penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah tingkat keterbacaan wacana dalam ujian nasional mata
pelajaran Bahasa Indonesia SMA tahun 2011?
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia tidak lepas dari tujuan. Demikian
pula penelitian yang penulis lakukan mempunyai tujuan yang akan dicapai. Penelitian
ini merupakan penelitian yang bertujuan:
1. Untuk mengetahui tingkat keterbacaan wacana dalam ujian nasional mata
pelajaran Bahasa Indonesia SMA tahun 2011.

9

F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu memperhatikan kemanfaatannya.
Penulis berharap penelitian ini bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.

Secara teoretis
Secara teoretis diharapkan dapat mendukung dan memgembangkan teori yang

sudah ada khususnya teori membaca dan teori keterbacaan.
2. Secara Praktis
Secara praktis diharapkan dapat memberikan gambaran tentang tentang bahan
bacaan yang sesuai dengan tingkat.

43

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Tingkat keterbacaan pada wacana UN 2011 tidak sesuai untuk tingkat kelas
SMA XII.
2. Wacana yang dianalisis dengan grafik Raygor jatuh pada wilayah pada
peringkat profesional kolom 12 ke atas.
3. Wacana yang dianalisis berdasarkan tabel kriteria kejelasan kalimat dalam
jumlah kata termasuk pada kejelasan sedang (15-21 kata per kalimat).

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
perlu diuraikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut.
1. Hendaknya

mengukur

tingkat

keterbacaan/kesulitan

teks

dengan

menggunakan formula keterbacaan sebelum memberikan bahan/materi
membaca kepada pembaca.
2. Hendaknya menyesuaikan tingkat keterbacaan suatu teks dengan peringkat
kelas.

44

3. Penulis mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan
penelitian lanjutan dengan menggunakan formula keterbacaan lainnya
sebagai penentu keterbacaan suatu teks.
4. Bagi peneliti lainnya agar bisa menjadikan hasil penelitian ini sebagai
bahan masukan dan sumber informasi sehingga hasil penelitiannya nanti
bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.
5. Bagi penulis soal ujian nasional berikutnya agar lebih memperhatikan
keterbacaan soal sesuai dengan tingkat keterbacaan siswa sebagai peserta
UN nantinya.

45

DAFTAR PUSTAKA
Adisaputera, Abdurahman, Dkk. 2011. Laporan Hasil Kegiatan Penerapan Model
Pengembangan Mutu Pendidikan Tahun Anggaran 2012, Model Peningkatan
Mutu Lulusan SMA di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Universitas
negeri Medan.
Akhaidah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah. 2012. Wacana & Pragmatik. Bandung: Refika Aditama.
E. Kosasih, 2004. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widia.
Harjasujana, Akhmad & Yetty Mulyati . 1997. Membaca 2.Universitas Terbuka.
Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Kemendiknas. 2011. Panduan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Untuk Perbaikan
Mutu Pendidikan. Jakarta: BALITBANG.
Suciadi, Flora. 2000. Pengalaman Melaksanakan Pembelajaran Membaca
Pemahaman dengan Teknik Group Cloze Siswa Kelas III SLTP Negeri
Kupang. Buletin Pelangi Pendidikan 3 (2) 32-36.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna Dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: TARSITO.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumarlam. 2003. Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efesien. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Dwiyanto, 2001. Alat Ukur Keterbacaan Teks Berbahasa Indonesia. jurnal Veridika
(22) Tahun XIII. http://staff.uny.ac.id/content/dwiyanto-djoko-pranowo-mpd
(diakses, 20 Mei 2013)

46

Sungkalang, Agustinus. 2010. Mengapa Nilai UN Bahasa Indonesia Rendah?
http://boylearn86.wordpress.com/2010/05/08/mengapa-nilai-un-bahasaindonesia-rendah/.
Kusmana, Suherli. 2008. Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Berdasarkan
Keterpahaman Bahasa Indonesia. Bahasa dan Sastra 2 (8) 122-132.
http://vol8no2oktober2008.blogspot.com/ (Diakses, 15 Juni 2013)
Mulyati, Yeti. 2003. Kecepatan Efektif Membaca: Apa, Mengapa, Dan
Bagaimana? Universitas Pendidikan Indonesia. Http://File.Upi.Edu/Direktori/F
pbs/Jur._Pend._Bhs._dan_Sastra_Indonesia/196008091986012yeti_Mulyati/Ke
cepatan_Efektif_Membaca_(MMAS_03).Pdf (diakses, 20 Juni 2013)
Novelianti, Netta. 2012. Analisis Keterbacaan Soal Ulangan Semester Mata
Pelajaraan Bahasa Indonesia SMP Negeri 14 Bandung. Ringkasan Disertasi.
Bandung:
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=12843 (diakses, Senin 12
Juni 2013)
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Ridwan, Mohammad, Samhati, Siti, & Agustina, E. S. 2012. Keterbacaan Wacana
dalam Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VIII
Karangan Wahono Terbitan CV Gita Perdana tahun 2010. Jurnal Kata
(Bahasa,
Sastra,
dan
Pembelajarannya)
I
(2)
14-27.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php.seloka/article/download/122/113.
(diakses, Jumat 11 Mei 2013)
Rosmaini. Keterbacaan Buku Teks. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMEDarticle-23339-rosmaini.pdf (diakses, Selasa 15 Juni 2013).
Soedarso. 2005. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SOAL UKK SD MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2011/ 2012 KABUPATEN SITUBONDO

0 7 16

Analisis Soal Ujian Nasional bahasa Indonesia Tingkat SMP Tahun Pelajaran 2104/2015

3 89 93

MUATAN NILAI KARAKTER DALAM SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Muatan Nilai Karakter Dalam Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia Smp Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 19

MUATAN NILAI KARAKTER DALAM SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Muatan Nilai Karakter Dalam Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia Smp Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 13

PEMETAAN SOAL UJIAN AKHIR NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Pemetaan Soal Ujian Akhir Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMP/MTs Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 11

PENDAHULUAN Pemetaan Soal Ujian Akhir Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMP/MTs Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 6

KOMPARASI TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA Komparasi Tingkat Kesulitan Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMA IPA, IPS, BAHASA, dan SMK Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 13

ANALISIS KESIAPAN UJIAN NASIONAL SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI.

0 5 36

VALIDITAS SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMP/ MTs Validitas Soal-Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk SMP/ MTs.

0 2 15

VALIDITAS SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMP/ MTs Validitas Soal-Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk SMP/ MTs.

0 2 30