PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011).

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia dilahirkan dalam keadaan membawa fitrah. Fitrah adalah agama yang lurus, maksudnya potensi untuk mengenal dan mentauhidkan Allah, cenderung kepada kebenaran, dan tidak mengalami penyimpangan. Dalam Shahih Bukhari Juz 7 Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

ناسجمي أ نارص ي أ ناد ي ا بأف ،ةرطفلا ىلع دل ي َّإ د ل م نم ام

Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi (Lidwa Pustaka, HR. Bukhari No. 3177).

Fitrah tersebut perlu dipupuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengajaran. Terkadang anak kecil yang tumbuh berkembang ke jenjang remaja dihadapkan pada beberapa pengaruh lingkungan yang negatif dan menyebabkannya menyimpang dari fitrahnya (Najati, 2008: 296).

Masa adolesen adalah masa remaja dalam usia 13-21 tahun yang merupakan masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Pada masa ini, remaja juga mengalami permasalahan-permasalahan yang khas, seperti dorongan seksual, pekerjaan, hubungan dengan orang tua, pergaulan sosial, interaksi kebudayaan, emosi, pertumbuhan pribadi dan sosial, problem sosial, penggunaan waktu luang, keuangan, kesehatan serta agama (Sururin, 2004: 65).


(2)

Mengenai problem terakhir, yakni agama, pada dasarnya remaja telah membawa potensi beragama sejak dilahirkan, dan itu merupakan fitrahnya. Ide-ide, dasar-dasar dan pokok-pokok dari agama pada umumnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya. Apa yang diterima anak sejak kecil, akan berkembang dan tumbuh subur, apabila anak (remaja) dalam menganut kepercayaan tersebut tanpa ada kritikan dari dirinya sendiri. Dan apa yang tumbuh dari masa kecil itulah menjadi keyakinan yang dipegangnya melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya (Daradjat, dalam Sururin, 2004: 65-66).

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan salah satu bentuk amal usaha persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pengajaran dan pendidikan. Sebelum menjadi UMS, secara kelembagaan UMS berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta Cabang Surakarta yang didirikan pada tahun 1957. Pada tahun 1965 FKIP Muhammadiyah Cabang Surakarta mendapatkan ijin untuk berdiri sendiri dan menjadi dua lembaga Pendidikan Tinggi, yaitu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Surakarta, di bawah koordinasi Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan dan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) di bawah koordinasi Departemen Agama.

Selanjutnya, pada tahun 1979, Drs. H. Mohamad Djazman, Rektor IKIP Muhammadiyah Surakarta saat itu, memprakarsai berdirinya Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menggabungkan IKIP Muhammadiyah


(3)

Surakarta dan IAIM Surakarta. Prakarsa tersebut kemudian terwujud berdasarkan turunnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0330/O/1981 tanggal 24 Oktober 1981 tentang berubahnya status IKIP Muhammadiyah Surakarta menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sejalan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat, UMS membuka beberapa fakultas di samping membuka beberapa jurusan baru, salah satunya adalah Fakultas Farmasi. Fakultas Farmasi ini didirikan pada tanggal 15 Maret 1999 berdasarkan SK No. 54/DIKTI/Kep/1999. Pendirian fakultas ini dilandasi oleh adanya tuntutan pelayanan pengobatan yang berkualitas, dengan harapan akan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, baik secara formal maupun non formal di masa mendatang.

Sebagai Perguruan Tinggi Muhamadiyah yang bertekad menjadikan “Wacana Keilmuan dan KeIslaman” sebagai filosofi penyelenggaraan dan pengembangan institusi Pendidikan Tinggi, UMS tentu harus memberi sentuhan pada sisi keagamaan. Sebagaimana visi UMS yaitu menjadi kiblat pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sain (IPTEKS) yang Islami dan memberi arah perubahan. Namun demikian, tampak tidak mudah mengimplementasikan wacana ke-Islaman dalam keseharian mahasiswa sehingga menjadi suatu landasan tata nilai dalam kehidupan di kampus maupun di luar kampus.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat implementasi nilai ke-Islaman dalam keseharian mahasiswa. Di antara faktor tersebut adalah


(4)

tingkat pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai Islam, latar belakang keluarga mahasiswa, lingkungan tempat tinggal atau bergaul mahasiswa, dan sebagainya.

Upaya-upaya tersebut harus diwujudkan dalam rangka menghantarkan para mahasiswa untuk menjadi sarjana-sarjana muslim yang sarat dengan nilai-nilai ke-Islaman dalam setiap gerak, sikap dan tutur kata sehingga akan terlahir generasi pemimpin bangsa baru yang memiliki sifat-sifat mulia yang berdasar pada nilai-nilai Islam (http://lpid.ums.ac.id/?page_id=309/19:35/3-1-2012). Salah satu upaya yang dilakukan UMS agar tidak sekedar menjadi wacana, tetapi benar-benar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu melalui lembaga intern yang berada di bawah naungannya dan bertindak langsung sebagai penanggung jawab untuk menginternalisasi nilai-nilai ke-Islaman pada mahasiswa dalam kaitannya dengan aspek kehidupan budaya politik, ekonomi, pendidikan, aktualisasi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), penghayatan keagamaan di kalangan civitas akademika UMS, ialah Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (LPID) (UMS, 2011/2012: 13).

Di bawah lembaga tersebut, mahasiswa baru mendapatkan materi AIK dengan program pendidikan yang disebut Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Mentoring AIK dilakukan dengan metode ḫalaqah- ḫalaqah (kelompok-kelompok) yang berlangsung selama satu tahun dan wajib bagi Mahasiswa UMS untuk mengikutinya setiap hari sabtu pukul 06.30-09.00 WIB (Shobahiya dan Afianto, 2008: 3). Mentoring AIK pada


(5)

awalnya merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan tingkat kualitas ibadah mahdah mahasiswa UMS melalui Departemen Pembinaan dan Pengembangan AIK (DP2AK). Kemudian dilanjutkan oleh Lembaga Studi Islam (LSI) sejak tahun 1984/1985 dengan mengadakan program asistensi Al-Islam. Namun demikian, program tersebut dianggap belum efektif, maka mulai tahun akademik 2001/2002, program asistensi tersebut diganti dengan Program Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (PM_AIK) yang dikembangkan oleh Kepala Seksi (KASI) PM_AIK di bawah tanggungjawab LPID (Shobahiya dan Afianto, 2008: iii).

Mentoring AIK tersebut diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru UMS di seluruh fakultas. Namun pada penelitian ini, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian di Fakultas Farmasi saja. Hal ini disebabkan input mahasiswa baru yang studi di Fakultas Farmasi berlatar belakang dari lulusan sekolah-sekolah umum, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta (Sekolah Menengah Umum ). Selain itu, ditinjau dari segi akademik, untuk mata kuliah yang berbasis agama Islam dan Kemuhammadiyahan dinilai minim. Ini terbukti dari kurikulum yang ada di Fakultas Farmasi tersebut. Di samping itu, sebagaimana diketahui bahwa dalam bidang farmasi pada umumnya sering ditemukan atau diungkap tentang pembuatan obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan yang tidak halal. Oleh karena itu, keberadaan mentoring AIK dalam rangka memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai keIslam dan Kemuhammadiyahan dengan prinsip-prinsip Al-Qur’an dan sunnah sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Fakultas Farmasi.


(6)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011).

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dalam memahami penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun akademik 2010/2011)”, maka penulis perlu memberikan penegasan terhadap istilah yang digunakan dalam judul tersebut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah “daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membantu watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang” (Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 846). Pengaruh yang dimaksud di sini adalah pengaruh pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011.

2. Pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Pendidikan adalah “bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama” (Marimba,


(7)

dalam Tafsir, 2008: 24). Sedangkan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) ini merupakan salah satu strategi pembinaan ke-Islaman bagi mahasiswa yang dilakukan melalui ḫalaqah-ḫalaqah (kelompok-kelompok) secara terencana, terarah, dan bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi dan fitrah keagamaan Mahasiswa UMS, sebagai tanggung jawab moral dan komitmen untuk mewujudkan kampus yang berwacana ke-Ilmuan dan ke-Islaman (Shobahiya dan Afianto, 2008: 3).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan adalah bimbingan atau pembinaan ke-Islaman yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan potensi dan fitrah keagamaan bagi mahasiswa UMS. 3. Tingkat Keberagamaan

Tingkat keberagamaan merupakan pengukuran terhadap tinggi rendahnya intensitas keimanan dan keagamaan seseorang yang diukur dengan menggunakan konsep lima dimensi keberagamaan, yaitu sejauh mana penerimaan terhadap dogma ajaran agamanya (dimensi idiologis), pelaksanaan ritual (dimensi ritualistik), perasaan keberagamaan (dimensi eksperensial), dimensi intelektual dan dimensi konsekuensial dapat luruh di dalam pribadi seseorang itu, sehingga dari konsep tersebut dapat diketahui bagaimana tingkat keberagamaan seseorang (Glock dan Stark dalam Rakhmat, 2003: 43).


(8)

Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan di atas, maka yang dimaksud dengan Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa adalah mengukur tinggi rendahnya intensitas keimanan dan keagamaan mahasiswa Farmasi serta ada atau tidak adanya pengaruh pendidikan Mentoring AIK yang diterapkan terhadap tingkat keberagamaan bagi mahasiswa Fakultas Farmasi UMS.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan penegasan istilah di atas, maka rumusan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengungkap ada atau tidak adanya pengaruh pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011”.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis, antara lain sebagai berikut:


(9)

a. Secara teoritis:

Dapat menambah hasanah keilmuan, khususnya tentang pendidikan dan psikologi agama.

b. Secara praktis:

Dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang berperan (Fakultas Farmasi dan LPID) dalam rangka peningkatkan kualitas pelaksanaan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan agar ke depannya mendapat hasil yang lebih optimal.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah kajian hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan. Fungsi kajian pustaka adalah mengemukakan secara sistematis hasil penelitian yang diperoleh terdahulu dan hubungannya dengan penelitian yang akan atau sedang dilakukan.

Berdasarkan judul penelitian di atas, maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan, di antaranya dilakukan oleh peneliti berikut:

1. A’an Andriyany (2004), dengan judul Dampak Penayangan Program Misteri di Televisi Terhadap P erilaku Beragama Masyarakat Muslim (Studi Kasus di Kampung Garung, Anyer, Serang, Banten), menyimpulkan bahwa ada dampak dari penayangan program misteri di televisi terhadap perilaku beragama masyarakat Kampung Garung yang bersifat negatif. Dapat dikatakan bahwa semakin rutin masyarakat


(10)

menyaksikan penayangan program misteri di televisi, maka perilaku beragama masyarakat kampung Gurung pun semakin buruk.

2. Agung Nugroho (2005), dengan judul Sikap Siswa terhadap Pendidikan Agama Islam dan Korelasinya dengan Pengamalan Beragama pada Siswa Kelas 2 SLTP Muhammadiyah II Nogosari, Boyolali, menyimpulkan bahwa semakin positif sikap siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, maka semakin bagus pula pengamalan beragama siswa, begitu juga sebaliknya.

3. Triyono (2004), dengan judul Tingkat Keberagamaan Karyawan Rumah Sakit Kustati Surakarta, menyimpulan bahwa karyawan Rumah Sakit Islam Kustati Surakarta memiliki tingkat keberagamaan yang tergolong tinggi dilihat dari 5 (lima) keterlibatan yakni: idiologi, ritual, intelektual, konsekuensi dan pengamalan beribadah.

4. Luthfi Fuadi (2007), dengan judul Pengaruh Pendidikan Baitul Arqam Terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2006, menyimpulkan bahwa pengaruh pendidikan Baitul Arqam terhadap tingkat keberagamaan antara lain didukung dengan model pembelajaran yang variatif oleh fasilitator yang memadai, sehingga mahasiswa dapat menerima materi yang diajarkan. Hubungan emosi yang cukup baik antara pembimbing (fasilitator, co-imam) dengan mahasiswa peserta dapat terjalin.


(11)

5. Ismail Syakban (2012), dengan judul Hubungan Pendidikan Baitul Arqam dengan Perilaku Berpakaian Islam bagi Mahasiswa Fakultas Farmasi Uniersitas Muhammadiyah tahun 2011/2012. Menyimpulkan bahwa ada pengaruh pada level signifikansi 5%.

Berdasarkan beberapa kajian pustaka yang telah ada, penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan Mentoring AIK terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa ini, secara subtansi memang terdapat kemiripan pada penelitian nomor 2 dan 4 serta terdapat kemiripan lokasi pada penelitian nomor 5, akan tetapi penelitian ini memiliki perberbeda pada proses pendidikan dan pendidiknya. Perbedaan itu dijelaskan sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam, proses pendidikannya tak terbatas, pendidiknya bisa siapa saja. Baitul Arqam, proses pendidikannya dilakukan selama 4 hari, pendidiknya adalah fasilitator. Sementara mentoring AIK, proses pendidikanya selama 1 tahun dan dilakukan sekali dalam satu minggu, pendidiknya adalah mahasiswa (Pementor).

Dengan demikian, penelitian ini memiliki perbedaaan dengan penelitian terdahulu dan memenuhi unsur kebaruan, sehingga penelitian inipun bisa dipertanggungjawabkan.

F. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.


(12)

Ha : Ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termaksuk penelitian lapangan (Field Research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono, 2010: 147).

2. Pendekatan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci dari penelitian ini, maka digunakan pendekatan psikologi agama, yaitu pendekatan yang dipakai untuk mengungkap aspek atau kondisi psikologis keberagamaan seseorang, baik sebagai individu, maupun secara kelompok. 3. Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011 yang mengikuti pendidikan Mentoring AIK. Dengan demikian, tempat penelitiannya adalah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berlokasi di Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan Surakarta, 57102.


(13)

4. Populasi dan Sampel a. Populasi penelitian

Populasi adalah “keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian” (Riduwan, 2010: 54). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011 yang mengikuti pendidikan Mentoring dengan jumlah 170 orang.

b. Sampel penelitian

Sampel adalah “bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti” (Riduwan, 2010: 56). Untuk pengambilan sampel, sebagai pedoman adalah apabila subjek yang diteliti lebih dari 100 maka diambil dari semua di antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134). Karena jumlah populasi lebih dari 100, maka peneliti akan menggunakan sampel, sampel yang diambil adalah 15%. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang diteliti yaitu 15% X 170 = 26 mahasiswa.

c. Teknik sampling

Sampling adalah “cara yang digunakan untuk mengambil sampel” (Jogiyanto, 2008: 74). Pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan incidental sampling (teknik pengumpulan data secara insidental) dengan asumsi bahwa populasi relatif bersifat homogen.


(14)

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Metode angket (kuesioner)

Metode angket adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2010: 142). Adapun skala yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2010: 84). Dalam penelitian ini digunakan empat skala: 4, 3, 2, 1. Metode ini dijadikan sebagai metode inti yang digunakan untuk mencari dan menyaring data yang bersumber dari responden tentang pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa.

b. Metode wawancara

Metode wawancara (interview), yaitu “percakapan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviwer) yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong, 2005: 186). Data atau informasi ini berbentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.


(15)

Metode ini digunakan sebagai penyempurna data yang diperoleh dari metode inti (metode angket) tentang pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “metode yang digunakan untuk memberi data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, notulen, dan sebagainya” (Arikunto, 2006: 231). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi ini digunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh data tentang Mentoring AIK, struktur organisasi, nama-nama mahasiswa, kurikulum dan jadwal aktivitas mentoring AIK.

6. Metode Analisis Data

Dalam analisis data ini, dengan karakteristik data yang ordinal, penulis mengunakan model analisis kuantitatif, yaitu teknik statistik nonparametris Chi Kuadrat (x2) dengan merubah karakteristik data dari ordinal ke nominal. Analisis ini merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis perbedaaan.

Rumus dasar Chi Kuadrat (x2) menurut Sugiyono (2005:104) adalah:

�2 = �� − �ℎ 2

�ℎ �

�=1

Keterangan:

x2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi


(16)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Hipotesis, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II Landasan Teori, tentang Pendidikan Agama Islam, Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Perkembangan Keberagamaan Remaja, Tingkat Keberagamaan dalam Islam serta Hubungan antara Pendidikan Agama Islam dan Tingkat Keberagamanaan remaja.

Bab III Deskripsi Data Pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada Mahasiswa Fakultas Farmasi UMS Tahun Akademik 2010/2011. Bab ini akan membahas tentang gambaran umum Fakultas Farmasi yang meliputi sejarah berdiri, letak georafis, visi dan misi, dosen dan karyawan serta jumlah mahasiswanya. Kedua, memaparkan data mengenai pendidikan Mentoring AIK yang meliputi kurikulum dan sistem evaluasi. Ketiga, memaparkan tentang deskripsi data tingkat keberagamaan sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan Mentoring AIK yang meliputi tingkat keberagamaan mahasiswa sebelum mengikuti pendidikan Mentoring AIK dan tingkat keberagamaan mahasiswa sesudah mengikuti pendidikan Mentoring AIK.


(17)

Bab IV Analisis Data, Bab ini berisi analisis data penelitian yang meliputi analisis statistik dan analisis non statistik. Penulis mencoba menganalisis pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011 dengan menggunakan analisis kuantitatif.

Bab V Penutup, bab ini berisi tentang: kesimpulan, saran dan kata penutup.


(1)

Ha : Ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termaksuk penelitian lapangan (Field Research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono, 2010: 147).

2. Pendekatan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci dari penelitian ini, maka digunakan pendekatan psikologi agama, yaitu pendekatan yang dipakai untuk mengungkap aspek atau kondisi psikologis keberagamaan seseorang, baik sebagai individu, maupun secara kelompok. 3. Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011 yang mengikuti pendidikan Mentoring AIK. Dengan demikian, tempat penelitiannya adalah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berlokasi di Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan Surakarta, 57102.


(2)

4. Populasi dan Sampel a. Populasi penelitian

Populasi adalah “keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian” (Riduwan, 2010: 54). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011 yang mengikuti pendidikan Mentoring dengan jumlah 170 orang.

b. Sampel penelitian

Sampel adalah “bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti” (Riduwan, 2010: 56). Untuk pengambilan sampel, sebagai pedoman adalah apabila subjek yang diteliti lebih dari 100 maka diambil dari semua di antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134). Karena jumlah populasi lebih dari 100, maka peneliti akan menggunakan sampel, sampel yang diambil adalah 15%. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang diteliti yaitu 15% X 170 = 26 mahasiswa.

c. Teknik sampling

Sampling adalah “cara yang digunakan untuk mengambil sampel” (Jogiyanto, 2008: 74). Pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan incidental sampling (teknik pengumpulan data secara insidental) dengan asumsi bahwa populasi relatif bersifat homogen.


(3)

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Metode angket (kuesioner)

Metode angket adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2010: 142). Adapun skala yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2010: 84). Dalam penelitian ini digunakan empat skala: 4, 3, 2, 1. Metode ini dijadikan sebagai metode inti yang digunakan untuk mencari dan menyaring data yang bersumber dari responden tentang pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa.

b. Metode wawancara

Metode wawancara (interview), yaitu “percakapan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviwer) yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong, 2005: 186). Data atau informasi ini berbentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.


(4)

Metode ini digunakan sebagai penyempurna data yang diperoleh dari metode inti (metode angket) tentang pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “metode yang digunakan untuk memberi data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, notulen, dan sebagainya” (Arikunto, 2006: 231). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi ini digunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh data tentang Mentoring AIK, struktur organisasi, nama-nama mahasiswa, kurikulum dan jadwal aktivitas mentoring AIK.

6. Metode Analisis Data

Dalam analisis data ini, dengan karakteristik data yang ordinal, penulis mengunakan model analisis kuantitatif, yaitu teknik statistik nonparametris Chi Kuadrat (x2) dengan merubah karakteristik data dari ordinal ke nominal. Analisis ini merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis perbedaaan.

Rumus dasar Chi Kuadrat (x2) menurut Sugiyono (2005:104) adalah:

�2 = �� − �ℎ 2 �ℎ �

�=1

Keterangan:

x2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi


(5)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Hipotesis, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II Landasan Teori, tentang Pendidikan Agama Islam, Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Perkembangan Keberagamaan Remaja, Tingkat Keberagamaan dalam Islam serta Hubungan antara Pendidikan Agama Islam dan Tingkat Keberagamanaan remaja.

Bab III Deskripsi Data Pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada Mahasiswa Fakultas Farmasi UMS Tahun Akademik 2010/2011. Bab ini akan membahas tentang gambaran umum Fakultas Farmasi yang meliputi sejarah berdiri, letak georafis, visi dan misi, dosen dan karyawan serta jumlah mahasiswanya. Kedua, memaparkan data mengenai pendidikan Mentoring AIK yang meliputi kurikulum dan sistem evaluasi. Ketiga, memaparkan tentang deskripsi data tingkat keberagamaan sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan Mentoring AIK yang meliputi tingkat keberagamaan mahasiswa sebelum mengikuti pendidikan Mentoring AIK dan tingkat keberagamaan mahasiswa sesudah mengikuti pendidikan Mentoring AIK.


(6)

Bab IV Analisis Data, Bab ini berisi analisis data penelitian yang meliputi analisis statistik dan analisis non statistik. Penulis mencoba menganalisis pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011 dengan menggunakan analisis kuantitatif.

Bab V Penutup, bab ini berisi tentang: kesimpulan, saran dan kata penutup.