PENGARUH STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) TERHADAP SIKAP DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

(1)

ABSTRAK

Ambar Setia Ningrum. NIM. 1100060. Pengaruh Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) terhadap Sikap dan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan komunikasi matematis siswa dan fakta rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa serta sikap negatif siswa terhadap matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT dan membandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional serta mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di kota Bandung, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari populasi tersebut yang memiliki kemampuan relatif sama. Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan komunikasi matematis siswa, angket dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran konvensional serta sikap positif siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT.


(2)

ABSTRACT

Ambar Setia Ningrum. NIM. 1100060. Pengaruh Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) terhadap Sikap dan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

This research is caused by the importance of students’ mathematical communication skills and a fact of the low students' mathematical communication skills and negative response from students in mathematics. The purpose of this reseach is to know the improvement in students’ mathematical communication skills that study by REACT strategy and compare with the improvement students’mathematical communication skills that learn by conventional learning, also know the response of student in learning mathematics by REACT strategy. The method used in this research is quasi-experimental design with nonequivalent control group. The population are all students of class VII in one of the Junior High School in the Bandung city, while samples in this research were two classes of the population that had relatively equal ability. The research data obtained by a test of mathematical communication, questionnaire and observation sheet. The results showed that the improvement of mathematical communication by REACT strategy is better than the improvement of mathematical communication by conventional learning also the positive response from students in learning mathematics by REACT starategy.


(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN MATERI A. Pembelajaran dengan Strategi REACT... 9

B. Kemampuan Komunikasi Matematis... 12

C. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika ... 14

D. Kajian Penelitian yang Relevan... 16

E. Kerangka Berpikir Penelitian ... 17

F. Hipotesis... ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 20

C. Instrumen Penelitian ... 21

D. Prosedur Penelitian ... 28


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 61

B. Rekomendasi ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65


(5)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Instrumen ... 21

Tabel 3.2 Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis ... 22

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 23

Tabel 3.4 Kategori Validitas Hasil Uji Instrumen ... 24

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Nilai �11... 25

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Daya Pembeda ... 26

Tabel 3.7 Kategori Daya Pembeda Hasil Uji Instrumen ... 26

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 27

Tabel 3.9 Kategori Indeks Kesukaran Hasil Uji Instrumen ... 27

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ... 27

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Gain ... 35

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Pretes ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 39

Tabel 4.3 Hasi Uji Homogenitas Pretes ... 40

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 41

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Data Postes... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Postes ... 42

Tabel 4.7 Hasi Uji Homogenitas Postes... 43

Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Postes ... 44

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Data Indeks Gain ... 45

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain ... 45

Tabel 4.11 Hasi Uji Homogenitas Indeks Gain ... 46

Tabel 4.12 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain... 47

Tabel 4.13 Komposisi Interpretasi Indeks Gain ... 47

Tabel 4.14 Sikap Siswa Terhadap Matematika ... 49

Tabel 4.15 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Strategi REACT .... 50

Tabel 4.16 Soal-soal Kemampuan Komunikasi ... 50

Tabel 4.17 Kegiatan Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 57


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Analisis Data ... 36 Gambar 4.1 Kegiatan Siswa pada Tahap Relating ... 53 Gambar4.2 Kegiatan Siswa pada Pengerjaan LKK pada Tahap

Experiencing, Applying, Cooperating Transfering ... 54 Gambar 4.3.KegiatanSiswa pada saatPresentasi di Depan Kelas ... 55


(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 66

A.1 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan ke-1 ... 67

A.2 LKK Kelas Eksperimen Pertemuan ke-1 ... 72

A.3 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-1 ... 78

A.4 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan ke-2 ... 82

A.5 LKK Kelas Eksperimen Pertemuan ke-2 ... 87

A.6 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-2 ... 92

A.7 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan ke-3 ... 97

A.8 LKK Kelas Eksperimen Pertemuan ke-3 ... 102

A.9 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-3 ... 109

LAMPIRAN B... 113

B.1 Kisi-kis Soal Pretes dan Postes ... 114

B.2 Soal Pretes dan Postes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 116 B.3 Alternatif Jawaban Soal Pretes dan Postes ... 118

B.4 Kisi-kisi Angket Sikap Siswa ... 123

B.5 Angket Sikap Siswa ... 124

B.6 Lembar Observasi Guru ... 125

B.7 Lembar Observasi Siswa... 127

LAMPIRAN C ... 129

C.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda ... 130

C.2 Dasa Hasil Deskripsi, Uji Normalitas dan Uji-t Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 137

C.3 Dasa Hasil Deskripsi, Uji Normalitas dan Uji-t Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 146


(8)

C.4 Dasa Hasil Deskripsi, Uji Normalitas dan Uji-t Indeks Gain Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 155

C.5 Data Hasil Pengolahan Angket ... 164

LAMPIRAN D ... 166

D.1 Contoh Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 167

D.2 Contoh Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 168

D.3 Contoh Hasil Postes Kelas Eksperimen... 169

D.4 Contoh Hasil Postes Kelas Kontrol ... 171

D.5 Contoh Hasil LKK Kelas Eksperimen ... 173

D.6 Contoh Hasil Angket Sikap Siswa ... 191

D.7 Hasil Lembar Observasi Guru dan Siswa ... 192

LAMPIRAN E... 204

E.1 Surat Ijin Penelitian ... 205

E.2 Surat Keterangan Penelitian ... 206

E.3 Kartu Bimbingan ... 207


(9)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol non-ekivalen (nonequivalent control group design). Menurut Sugiyono (dalam Aisyah, 2013) desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control grup design, perbedaannya yaitu kelas eksperimen maupun kontrol dengan desain non-ekivalen tidak dipilih secara random. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi REACT dan kelas kontrol adalah kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pengambilan kelas dilakukan tidak secara acak dari banyak kelas VII yang ada pada salah satu SMP Negeri di Bandung, kemampuan kelas-kelas tersebut relatif sama.

Dalam penelitian ini kedua kelas akan mendapatkan dua kali tes yaitu Pretes dan Postes. Dimana pretes dilakukan sebelum adanya perlakuan atau pembelajaran kemudian setelah itu dilakukan postes untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang dilakukan di kedua kelas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

O X O O O Keterangan:

O : Pretes dan postes yaitu tes kemampuan komunikasi matematis.

X : Pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT (kelas eksperimen) (Ruseffendi, 2005, hlm. 53)

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di kota Bandung sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari populasi tersebut yang memiliki kemampuan relatif sama. Peneliti tidak dapat membuat kelas baru, maka peneliti menggunakan kelas yang sudah terbentuk yang ada di sekolah tersebut. Setelah berdiskusi dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII terpilih dua kelas sebagai sampel, salah satu kelas


(10)

21

dari sampel yang diambil tersebut akan dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas yang satu lagi akan dijadikan sebagai kelas kontrol.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes kemampuan komunikasi matematis siswa (pretes dan postes) dan instrumen non tes (angket dan lembar observasi).

Tabel 3.1 Rancangan Instrumen

No Target Sumber

Data

Teknik/ Cara

Instrumen yang digunakan 1. Kemampuan komunikasi matematis Siswa Tertulis Tes

2. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematis

Siswa Tertulis Angket, lembar observasi

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk uraian yang terdiri dari pretes dan postes. Pretes dan postes ini dilakukan untuk mengamati perbedaan hasil belajar yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran diberikan pada kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan strategi REACT dan kelas kontron yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pretes diberikan sebelum pemberian materi untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan, sedangkan postes diberikan setelah pembelajaran selesai yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan perlakuan.

Hasil tes kemampuan komunikasi diberi skor sesuai kriteria penskoran. Pedoman pemberian skor yang digunakan pada penelitian ini menggunakan penskoran holistic scoring rubrics dari Cai, Lane dan Jakabsin (Agisti, 2010, hlm 40) yaitu:


(11)

22

Tabel 3.2

Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Menulis Menggambar Ekspresi Matematis

0 Jawaban yang diberikan menunjukkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa. Jawaban yang diberikan menunjukkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa.

Jawaban yang diberikan menunjukkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa.

1

Menunjukan pemahaman yang terbatas mengenai isi tulisan, diagram, gambar atau tabel maupun model matematika dan perhitungan Menunjukan pemahaman yang terbatas mengenai isi tulisan, diagram, gambar atau tabel maupun model matematika dan perhitungan

Menunjukan pemahaman yang terbatas mengenai isi tulisan, diagram, gambar atau tabel maupun model matematika dan perhitungan 2 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian lengkap dan benar.

Membuat gambar, diagram atau tabel namun kurang lengkap dan benar.

Menggunakan

persamaan aljabar atau model matematika dan melakukan perhitungan, namun hanya sebagian benar dan lengkap.

3

Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, namun terdapat sedikit kesalahan.

Membuat gambar, diagram atau tabel dengan lengkap dan benar, namun sedikit kesalahan.

Menggunakan

persamaan aljabar atau model matematika dan melakukan perhitungan, namun terdapat sedikit kesalahan.

4

Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar.

Membuat gambar, diagram atau tabel dengan lengkap dan benar.

Menggunakan

persamaan aljabar atau model matematika dan melakukan perhitungan

Instrumen yang akan digunakan tersebut terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa-siswa yang telah mempelajari materi tersebut, hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda,


(12)

23

dan indeks kesukaran instrumen tersebut. untuk mengetahui hasil ujicobanya, maka dilakukan:

a. Validitas Instrumen

Suatu alat evaluasi dikatakan valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh sebab itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya (Suherman, 2003, hlm. 102) Untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan rumus korelasi produk moment angka kasar (raw score) (Suherman, 2003, hal. 119) yaitu:

� = � −

� 2 − 2 � 2− 2

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. X = skor siswa pada tiap butir soal.

Y = skor total tiap siswa.

N = banyak siswa .(Suherman, 2003, hlm. 120)

Nilai � dalam hal ini merupakan koefisien validitas, dengan menggunakan kriteria menurut J. P Guilford (Suherman, 2003).

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Korelasi

Nilai Keterangan

0,80 <� ≤1,00 Validitas sangat tinggi (Sangat baik) 0,60 <� ≤0,80 Validitas tinggi (baik)

0,40 <� ≤0,60 Validitas sedang (cukup) 0,20 <� ≤0,40 Validitas rendah (kurang) 0,00 <� ≤0,20 Validitas sangat rendah

� ≤0,00 Tidak valid

Data hasil uji coba diolah dengan menggunakan software Anates. Berdasarkan analisis hasil uji coba, dengan mengacu pada klasifikasi di atas diperoleh validitas butir soal sebagai berikut:


(13)

24

Tabel 3.4

Kategori Validitas Hasil Uji Instrumen No Butir

Soal Korelasi Kategori Signifikansi

1 0,662 Baik Signifikan

2 0,733 Sangat Baik Sangat Signifikan 3 0,825 Sangat Baik Sangat Signifikan 4 0,811 Sangat Baik Sangat Signifikan 5 0,779 Sangat Baik Sangat Signifikan 6 0,813 Sangat Baik Sangat Signifikan

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten atau ajeg) (Suherman, 2003, hlm. 131). Hasil pengukuran itu harus tetap sama jika pengukurannya diberikan kepada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula.

Koefisien reliabilitas bentuk uraian dapat diketahui dengan menggunakan rumus Alpha (Suherman, 2003, hlm. 153) yaitu:

2 i 11 2 t s n r 1

n 1 s

         

Keterangan:

�11 : koefisien reliabilitas

n : banyak butir soal

2 i

s

: jumlah varians skor setiap butir soal 2

t

s : varians skor total (Suherman, 2003, hlm. 154).

Tolak ukur untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang diungkapkan Guilford (Suherman, 2003, hlm. 139) adalah sebagai berikut:


(14)

25

Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas Nilai �11

Koefisien reliabilitas

��� Keterangan

�11 ≤0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 <�11 ≤0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 <�11 ≤0,60 Derajat reliabilitas sedang 0,60 <�11 ≤0,80 Derajat reliabilitas tinggi

0,80 <�11 ≤1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi Dengan menggunakan software Anates diperoleh koefisien reliabilitas soal hasil uji instrumen adalah 0,91. Menurut interpretasi pada tabel 3.5, koefisien reliabilitas soal termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut (Suherman, 2003, hlm. 159).

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut (Suherman, 2003, hlm. 160).

DP = JBA−JBB JSA Keterangan:

DP = daya pembeda.

JBA = Jumlah skor kelompok atas

JBB = Jumlah skor kelompok bawah.

JSA = Jumlah skor ideal kelompok atas. (Suherman, 2003, hlm. 160)

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut (Suherman, 2003, hlm. 161).


(15)

26

Tabel 3.6

Interpretasi Indeks Daya Pembeda

Nilai Keterangan

0,70 <�� ≤1,00 Sangat baik 0,40 <�� ≤0,70 Baik

0,20 <�� ≤0,40 Cukup 0,00 <�� ≤0,20 Jelek

�� ≤0,00 Sangat jelek

Dengan menggunakan software Anates bentuk uraian diperoleh klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kategori Daya Pembeda Hasil Uji Instrumen

No Soal Daya Pembeda Kategori

1 0,35 Cukup

2 0,27 Cukup

3 0,32 Cukup

4 0,35 Cukup

5 0,55 Baik

6 0,55 Baik

Artinya, soal nomor 1 hingga 4 cukup bisa membedakan antara siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar dan soal nomor 5 dan 6 bisa membedakan siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar.

d. Indeks Kesukaran

Untuk mendapatkan indeks kesukaran soal tipe uraian, maka digunakan rumus untuk sebagai berikut:

=� + �

+ (Suherman, 2003, hlm. 170)

Keterangan:

IK = Indeks Kesukaran.

� = jumlah skor kelompok atas. � = jumlah skor kelompok bawah.


(16)

27

= jumlah skor ideal kelompok atas. = jumlah skor ideal kelompok bawah.

Adapun klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan (Suherman, 2003, hlm. 170) adalah:

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran

IK Keterangan

IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK  0,30 Soal sukar

0,30 < IK  0,70 Soal sedang 0,70 < IK < 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Hasil pengolahan indeks kesukaran menggunakan software Anates adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kategori Indeks Kesukaran Hasil Uji Instrumen

No Soal Indeks Kesukaran Kategori

1 0,7500 Mudah

2 0,7875 Mudah

3 0,5375 Sedang

4 0,5250 Sedang

5 0,4250 Sedang

6 0,3000 Sukar

Adapun rekapitulasi hasil uji instrumen disajikan secara lengkap dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Nomor

Soal

Kategori Validitas Butir Soal

Daya Pembeda

Indeks

Kesukaran Reliabilitas

1 Signifikan Cukup Mudah

Sangat Tinggi 2 Sangat Signifikan Cukup Mudah

3 Sangat Signifikan Cukup Sedang 4 Sangat Signifikan Cukup Sedang 5 Sangat Signifikan Baik Sedang 6 Sangat Signifikan Baik Sukar


(17)

28

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Angket

Angket merupakan sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematis. Angket ini diberikan kepada siswa yang berada di kelas eksperimen saja yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT dan diisi setelah melakukan postes. Skala likert merupakan sekala yang digunakan dalam angket tersebut, skala tersebut terdiri dari empat pilihan yaitu tidak setuju, sangat tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. b. Lembar Observasi

Secara umum definisi observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap kejadian-kejadian yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Sudjiono, 1996). Dalam penelitian ini yang akan diamati yaitu aktivitas guru dan siswa yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan strategi REACT.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap persiapan

a. Menentukan masalah.

b. Membuat proposal penelitian.

c. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

d. Mengurus perijinan penelitian dengan pihak sekolah. e. Menetapkan materi yang akan digunakan untuk penelitian.

f. Menyusun dan mengkonsultasikan instrumen dan bahan ajar penelitian kepada dosen pembimbing.


(18)

29

h. Memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai sempel penelitian.

2. Tahap pengambilan data

a. Melakukan pretes terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen. b. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi REACT terhadap kelas

eksperimen dan pembelajaran konvensional terhadap kelas kontrol. c. Melaksanakan observasi terhadap kelas eksperimen.

d. Memberikan angket kepada kelas eksperimen untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.

e. Melaksanakan postes terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen. 3. Tahap Refleksi dan Evaluasi

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Membuat penafsiran dan kesimpulan terhadap hasil penelitian. 4. Tahap Penyusunan Laporan

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari tes (pretes dan postes) berupa soal uraian, dan soal non tes (angket siswa dan lembar observasi). Data-data yang diperoleh dari tes diolah sebagai berikut:

1. Analisis Data Tes

Data yang berasal dari pretes dan postes berasal dari tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Semua analisis datanya menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for windows. Untuk menganalisis data apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa antara pembelajaran dengan strategi REACT atau pembelajaran konvensional dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Data Pretes

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes yang diperoleh dari kelas yang menggunakan pembelajaran


(19)

30

dengan strategi REACT (kelas eksperimen) dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan untuk mengolah data pretes merupakan uji Shapirow-Wilk dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Data pretes berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 : Data pretes berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis pada pembelajaran dengan strategi REACT dan pembelajaran konvensional berasal dari populasi berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan dengan pengujian homogenitas varians. Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis pada pembelajaran dengan strategi REACT atau pembelajatan dengan konvensional atau kedua pembelajaran tersebut berasal dari populasi tidak berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan pengujian kesamaan dua rata-rata secara nonparametrik dengan uji Mann-Whitney. 2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05). Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : data pretes memiliki varians yang sama. H1 : data pretes memiliki varians yang berbeda. Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.


(20)

31

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji statistika nonparametrik dengan uji Mann-Whitney dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematis antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa antara kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

b. Data Postes

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data postes yang diperoleh dari kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas eksperimen) dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan untuk mengolah data postes merupakan uji Shapirow-Wilk dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Data postes berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 : Data postes berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.


(21)

32

Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT dan pembelajaran konvensional berasal dari populasi berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan dengan pengujian homogenitas varians. Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT atau pembelajatan konvensional atau kedua pembelajaran tersebut berasal dari populasi tidak berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan pengujian kesamaan dua rata-rata secara nonparametrik dengan uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05). Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : data postes memiliki varians yang sama. H1 : data postes memiliki varians yang berbeda. Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji statistika nonparametrik dengan uji Mann-Whitney dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).


(22)

33

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT tidak lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. H1 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran menggunakan strategi REACT lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

c. Analisis Data Indeks Gain

Analisis data indeks gain ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi siswa, baik kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas eksperimen) maupun kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Rumus indeks gain menurut Hake (Aisyah, 2013, hlm. 39) sebagai berikut:

Indeks gain = skor postes −skor pretes

skor maksimal −skor pretes

Setelah diperoleh data indeks gain kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan beberapa pengujian yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah indeks gain dari kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas eksperimen) dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) berasal dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan untuk mengolah


(23)

34

data pretes merupakan uji Shapirow-Wilk dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal.

Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT dan pembelajaran konvensional berasal dari populasi berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan dengan pengujian homogenitas varians. Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT atau pembelajatan konvensional atau kedua pembelajaran tersebut berasal dari populasi tidak berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan pengujian kesamaan dua rata-rata secara nonparametrik dengan uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05). Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : data indeks gain memiliki varians yang sama. H1 : data indeks gain memiliki varians yang berbeda. Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.


(24)

35

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji statistika nonparametrik dengan uji Mann-Whitney dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT tidak lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. H1 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Indeks gain menurut Hake (Aisyah, 2013, hlm. 39) terinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabet 3.11 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang


(25)

36

Adapun alur analisis data, selebihnya dapat dilihat pada gambar berikut.

2. Analisis Data Non Tes

a. Analisis Data Angket Siswa

Analisis data non tes berupa angket yang hanya diberikan kepada kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas eksperimen), angket ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa.

Angket akan dianalisis dengan skala likert. Skala likert merupakan sekala yang digunakan dalam angket tersebut, skala tersebut terdiri dari empat pilihan yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Pembobotan yang digunakan untuk pernyataan yang bersifat positif adalah:

- STS diberi skor 1 - TS diberi skor 2 - S diberi skor 4 - SS diberi skor 5

Sedangkan untuk pernyataan yang bernilai negatif, pembobotannya adalah: - SS diberi skor 1 - S diberi skor 2

- TS diberi skor 4 - STS diberi skor 5 Gambar 3.1 Alur Analisis Data


(26)

37

Untuk melihat sikap siswa yang diukur dalam angket, frekuensi jawaban tiap siswa diberi skor yang sesuai dengan penskoran, kemudian dicari skor total dan skor rata-ratanya. Skor rata-rata tiap siswa tersebut digunakan untuk menentukan kategori siswa terhadap angket. Jika skor total lebih dari tiga, maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah posistif, sedangkan jika skor total kurang dari tiga maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah negatif dan jika skor total siswa adalah tiga maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah netral.

b. Analisis Data Observasi

Data observasi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan pembelajaran dengan strategi REACT di dalam kelas. Data observasi ini disajikan dalam bentuk tabel, kemudian data hasil observasi ini dianalisis dengan menghitung presentase tiap kategori terhadap setiap tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa.


(27)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran dengan strategi REACT terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa di salah satu SMP Negeri di kota Bandung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematis adalah positif.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang ingin disampaikan.

1. Pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan strategi REACT ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan.

2. Untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan pembelajaran dengan strategi REACT dapat diterapkan pada materi, indikator dan aspek kemampuan lainnya.


(1)

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT tidak lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. H1 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

eksperimen yang memperoleh pembelajaran menggunakan strategi REACT lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0

diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0

ditolak.

c. Analisis Data Indeks Gain

Analisis data indeks gain ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi siswa, baik kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas eksperimen) maupun kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Rumus indeks gain menurut Hake (Aisyah, 2013, hlm. 39) sebagai berikut:

Indeks gain = skor postes −skor pretes skor maksimal −skor pretes

Setelah diperoleh data indeks gain kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan beberapa pengujian yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah indeks gain dari kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas eksperimen) dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) berasal dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan untuk mengolah


(2)

data pretes merupakan uji Shapirow-Wilk dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal.

Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0

diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0

ditolak.

Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT dan pembelajaran konvensional berasal dari populasi berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan dengan pengujian homogenitas varians. Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT atau pembelajatan konvensional atau kedua pembelajaran tersebut berasal dari populasi tidak berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan pengujian kesamaan dua rata-rata secara nonparametrik dengan uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05). Perumusan hipotesisnya adalah:


(3)

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji statistika nonparametrik dengan uji Mann-Whitney dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT tidak lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. H1 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0

diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0

ditolak.

Indeks gain menurut Hake (Aisyah, 2013, hlm. 39) terinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabet 3.11 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang


(4)

Adapun alur analisis data, selebihnya dapat dilihat pada gambar berikut.

2. Analisis Data Non Tes

a. Analisis Data Angket Siswa

Analisis data non tes berupa angket yang hanya diberikan kepada kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas eksperimen), angket ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa.

Angket akan dianalisis dengan skala likert. Skala likert merupakan sekala yang digunakan dalam angket tersebut, skala tersebut terdiri dari empat pilihan yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju

Gambar 3.1 Alur Analisis Data


(5)

Untuk melihat sikap siswa yang diukur dalam angket, frekuensi jawaban tiap siswa diberi skor yang sesuai dengan penskoran, kemudian dicari skor total dan skor rata-ratanya. Skor rata-rata tiap siswa tersebut digunakan untuk menentukan kategori siswa terhadap angket. Jika skor total lebih dari tiga, maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah posistif, sedangkan jika skor total kurang dari tiga maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah negatif dan jika skor total siswa adalah tiga maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah netral.

b. Analisis Data Observasi

Data observasi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan pembelajaran dengan strategi REACT di dalam kelas. Data observasi ini disajikan dalam bentuk tabel, kemudian data hasil observasi ini dianalisis dengan menghitung presentase tiap kategori terhadap setiap tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa.


(6)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran dengan strategi REACT terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa di salah satu SMP Negeri di kota Bandung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematis adalah positif.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang ingin disampaikan.

1. Pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan strategi REACT ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan.

2. Untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan pembelajaran dengan strategi REACT dapat diterapkan pada materi, indikator dan aspek kemampuan lainnya.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING

0 3 22

PENGARUH STRATEGI REACT DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating And Transferring (REACT) Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Minat Bel

0 9 18

PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA.

0 0 10

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN RELATING-EXPERIENCING-APPLYING-COOPERATING-TRANSFERRING (REACT) MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA.

2 2 46

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA MELALUI PEMBELAJARAN JURNALIS CILIK DENGAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING) PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

2 15 68

EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM MATA PELAJARAN TIK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 6 50

PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI BANGUN RUANG.

1 3 38

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring).

0 0 47

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kontekstual REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring)

0 0 14

PENERAPAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING DAN TRANFERING (REACT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA - repo unpas

0 0 135