PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER : Studi Deskriptif Peserta Didik Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

No. Skripsi: 303/S/PPB/2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

(

Studi Deskriptif Peserta Didik Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015

)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh Riska Yanawati

1104944

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI

AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

Oleh Riska Yanawati

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

© Riska Yanawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis


(3)

RISKA YANAWATI 1104944

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

(Studi Deskriptif Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Dra. Aas Saomah, M.Si NIP. 19610317 198703 2 001

Pembimbing II

Eka Sakti Yudha, M.Pd NIP. 19830829 201012 1 004

Mengetahui

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd NIP. 19620623 198610 1 001


(4)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Riska Yanawati (2015). Profil Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik berdasarkan Gender tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Penelitian dilatarbelakangi oleh asumsi sebagian ahli yang menyatakan terdapat perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dipengaruhi oleh konsep diri. Tujuan penelitian adalah mengetahui signifikansi perbedaan profil konsep diri peserta didik berprestasi akademik antara pria dan wanita. Pendekatan penelitian menggunakan kuantitatif studi deskriptif. Pengambilan populasi atau sampel tertentu (purposive sampling). Sampel penelitian adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Sebagian besar peserta didik yang berprestasi akademik kelas X SMA Negeri 9 Bandung memiliki konsep diri positif artinya peserta didik yang berprestasi akademik mampu menilai diri dan menilai diri berdasarkan pendapat orang lain secara positif dalam aspek fisik, psikis, sikap, dan (2) Pada aspek fisik terjadi perbedaan yang signifikan yang menunjukkan peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik memiliki konsep diri yang lebih positif pada aspek fisik dibandingkan dengan peserta didik perempuan yang berprestasi akademik, yang artinya peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik mampu menilai secara positif kondisi fisik yang dimiliki dirinya.


(5)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Riska Yanawati (2015). Self-Concept Profile of Academically Excellent Students based on their Gender in Senior High School (SMA) (A Descriptive Study towards 10 Grade Students of 9 Senior High School Bandung, Academic Year 2014/2015)

The influence of self-concept, which is seen from the differences between male and female ability, becomes the background of this study. The objective of this study is to find out the significance difference between self -concept profile of academically excellent male and female students. This study uses quantitative descriptive study, and the population/sample was taken using purposive sampling. The samples were 10 grade students of 9 Senior High School Bandung, Academic Year 2014/2015. The research results show that: (1) Most students, who are academically excellent, have positive self

-concept, in meaning that they are able to assess their selves based on other’s opinion in

positive manner, seen from physical, psychological, attitude aspects; and (2) In physical aspect, male students who academically excellent show more positive self -concept than female students. Therefore, male students can appreciate their physical condition positively.


(6)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

UCAPAN TERIMA KASIH...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Penelitian...6

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ...6

BAB II TINJAUAN TEORI ...8

2.1 Konsep Diri ...8

2.1.1 Pengertian Konsep Diri ...8

2.1.2 Aspek-aspek Konsep Diri ...10

2.1.3 Dimensi Konsep Diri...11

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ...12

2.1.5 Jenis-jenis Konsep Diri ...14

2.1.6 Konsep Diri dan Perilaku ...18

2.2 Prestasi Akademik ...20

2.2.1 Pengertian Prestasi ...20

2.2.2 Pengertian Prestasi Akademik ...20

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ...21

2.2.4 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Prestasi Akademik Tinggi ...22

2.2.5 Konsep Diri dan Prestasi Sekolah ...22 2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri dalam Pendidikan atau Sekolah .24


(7)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3 Gender ...25

2.3.1 Konsep Gender ...25

BAB III METODE PENELITIAN ...30

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ...30

3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian ...31

3.3 Definisi Operasional Variabel ...32

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...40

3.5 Pengolahan Data...43

3.6 Pengelompokkan Skor...44

3.7 Pengujian Signifikansi...45

3.8 Prosedur Penelitian...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...46

4.1 Hasil Penelitian ...46

4.1.1 Gambaran Profil Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik Berdasarkan Gender kelas X SMA Negeri 9 Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ...46

4.1.2 Aspek Fisik...47

4.1.3 Aspek Psikis ...50

4.1.4 Aspek Sikap...53

4.1.5 Gambaran aspek yang menjadi perbedaan antara peserta didik perempuan dan laki-laki yang berprestasi akademik kelas X SMA Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2014/2015 ...55

4.2 Pembahasan...56

4.2.1 Gambaran profil konsep diri peserta didik berprestasi akademik berdasarkan gender kelas x sma negeri 9 kota bandung tahun ajaran 2014/2015...56

4.2.2 Gambaran Umum Hasil Penelitian pada Aspek Fisik ...58

4.2.3 Gambaran Umum Hasil Penelitian pada Aspek Psikis ...60


(8)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.5 Gambaran aspek yang menjadi perbedaan antara peserta didik perempuan dan laki-laki yang berprestasi akademik kelas X SMA Negeri 9 Bandung tahun

ajaran 2014/2015...62

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...67

5.1 Kesimpulan...67

5.2 Rekomendasi ...67

DAFTAR PUSTAKA ...69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik antara Laki- laki dan Perempuan...27

Tabel 3.1 Jumlah Populasi ...31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung ...34

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Konsep Diri ...41

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen ...42

Tabel 3.5 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Angket Konsep Diri ...44

Tabel 4.1 Hasil Uji Beda Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik antara Perempuan dan Laki- laki atau Berasarkan Gender ...46

Tabel 4.2 Gambaran Perbedaan Konsep Diri Peserta Didik Perempuan dan Laki-laki yang Berprestasi Akademik ...47

Tabel 4.3 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Fisik Secara Keseluruhan ...48

Tabel 4.4 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Fisik antara Laki- laki dan Perempuan ...48

Tabel 4.5 Gambaran Indikator pada Aspek Fisik ...49

Tabel 4.6 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Psikis ...50

Tabel 4.7 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Psikis antara Laki- laki dan Perempuan ...51

Tabel 4.8 Gambaran Indikator pada Aspek Psikis ...52

Tabel 4.9 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Sikap ...53

Tabel 4.10 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Sikap antara Laki- laki dan Perempuan ...53


(10)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, masa ini diakui sebagai masa yang penting dalam rentang kehidupan, suatu masa perubahan, usia bermasalah dimana individu mencari identitas dan ambang dewasa (Rejeki, 2007). Panggilan adolesensi dapat diartikan sebagai individu yang keadaannya sudah mengalami ketenangan. Pada umumnya orang tua dan pendidik cenderung menyebutkan pada remaja puber atau remaja adolesensi. Bila ditinjau dari perkembangan biologis, yang dimaksud remaja ialah mereka yang berusia 12 sampai dengan 21 tahun. Biasanya pada wanita perkembangan biologisnya lebih cepat satu tahun dibandingkan dengan perkembangan biologis seseorang pria, karena wanita lebih dahulu mengawali masa remaja yang akan berakhir pada sekitar usia 19 tahun, sedangkan pemuda baru mengakhiri masa remajanya pada usia 21 tahun.

Pada masa remaja, perkembangan fisik dan psikis yang dicapai remaja berpengaruh pada perubahan sikap dan perilakunya, pemikiran moral remaja berkembang sebagai pendirian pribadi yang tidak bergantung lagi pada pendapat atau penataan yang bersifat konversional. Remaja pada umumnya menggunakan standar kelompok atau teman sebaya mereka dalam mengenal pribadiny, teman sebaya nya tersebut bisa yang berada di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat umum. Pandangan orang lain itulah yang membentuk persepsi remaja terhadap gambaran dirinya yang kemudian mereka yakini. Hal ini sesuai dengan pernyataan mengenai konsep diri yang disebutkan oleh Yusuf dan Nurihsan (2008) bahwa konsep diri terbentuk atas persepsi, keyakinan, dan perasaan atau sikap seseorang mengenai dirinya.

Menurut Burns (1993) gambaran campuran dari pikiran orang-orang di sekitar kita yang berpendapat mengenai dirinya. Gambaran tersebut diperoleh dari informasi-informasi yang didapatkan, baik langsung maupun hasil informasi dari orang lain yang diberikan kepadanya.


(12)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan begitu, remaja atau individu sangat memperhatikan setiap ucapan teman sebaya atau lingkungan mengenai dirinya. Tidak terkecuali remaja pria ataupun wanita. Hurlock (1994) menyatakan perkembangan seksual sekunder akan membedakan pria dari wanita. Perbedaan seksual sekunder pada masing-masing jenis kelamin, akan membuat ketertarikan jenis kelamin yang lain. Apabila remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhdap penilaian diri.

Menurut Brooks (Rakhmat, 2012, hlm. 98) konsep diri merupakan pandangan dan perasaan tentang diri yang dapat bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Artinya, konsep diri meliputi yang dpikirkan oleh diri sendiri dan apa yang dirasakan oleh diri mengenai diri sendiri.

Individu dengan konsep diri yang positif memiliki kepercayaan diri, harga diri dan mampu melihat secara positif dan realitas terhadap dirinya serta kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri negatif memiliki perasaan yang rendah diri, tidak mampu menilai dirinya secara realistis. Menurut Burns (1993, hlm. 72) individu dengan konsep diri positif memiliki evaluasi diri, penghargaan diri, perasaan harga diri dan penerimaan diri yang positif. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif, memiliki perasaan rendah diri, evaluasi diri yang negatif, membenci diri, dan tidak memiliki perasaan menghargai serta menerima diri.

Menurut Helmi dan Murdoko (Vikas, 2010) menunjukkan bahwa konsep diri sangat penting bagi keberhasilan individu dalam hubungan sosialnya, hal ini berarti bahwa dengan konsep diri yang positif individu akan berperilaku positif sehingga akan mendapat umpan balik yang positif dari lingkungan. Konsep diri bisa terjadi mengingat perkembangan seksual sekunder antara pria dan wanita pun memiliki perbedaan. Apabila remaja wanita lebih cenderung memandang positif dirinya ketika orang lain memberikan perlakuan yang baik dan possitif pula, lain halnya dengan remaja pria yang cenderung acuh terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya. Begitupun dalam hal prestasi khususnya prestasi akademik.


(13)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.

Dalam hal tugas khususnya tugas akademik di sekolah, menurut Santrock (hlm. 390: 2003) ada pernyataan mengenai perbedaan dalam hal harapan untuk sukses antara pria dan wanita yang menyatakan bahwa wanita lebih berorientasi pada prestasi, sementara pria lebih pada kompetitif dan asertif. Tetapi, dalam penelitian Llyod Lueptow (Santrock, 2003: hlm.376), remaja wanita memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam orientasi berprestasi dan dalam prestasi akademik daripada remaja pria.

Namun, fakta yang terjadi dilapangan sekarang ini tidak selamanya remaja wanita yang memiliki konsep diri yang lebih positif dibandingkan remaja laki-laki dalam hal prestasi akademik. Penulis menemukan fenomena yang menarik di salah satu sekolah di kota Bandung, tepatnya di SMA Negeri 9 Kota Bandung pada peserta didik kelas X. Setelah beberapa kali melaksanakan observasi pada peserta didik kelas X di SMA Negeri 9 Kota Bandung tersebut ditemukan fenomena bahwa peserta didik pria cenderung lebih aktif dalam kegiatan belajar dikelas. Selain itu, remaja laki-laki memiliki sikap yang lebih penurut dibandingkan dengan remaja perempuan. Peserta didik perempuan cenderung


(14)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pasif dan terlihat santai bahkan terkesan kurang tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Dilihat dari hasil belajar peserta didik di semester pertama pun didapatkan hasil bahwa dominan yang berprestasi akademik merupakan peserta didik laki-laki termasuk penilaian afektifnya dibandingkan dengan peserta didik perempuan. Hal ini yang menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai konsep diri peserta didik antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam hal prestasi akademik.

1.2 Perumusan Masalah

Peserta didik kelas X termasuk kedalam masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik secara fisik maupun psikis serta perubahannya. Menurut Burns (1993, hlm. 49) konsep diri merupakan suatu gambaran campuran dari yang orang lain pikirkan, pendapat orang lain mengenai diri, dan diri yang diinginkan oleh setiap individu secara penuh.

Konsep diri sangat berperan penting dalam diri peserta didik dalam perprestasi akademik baik peserta didik perempuan maupun laki-laki. Beberapa fakta menyebutkan bahwa kegagalan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah bukan karena tingkat intelegensi yang dimiliki peserta didik rendah tetapi konsep diri yang dimiliki peserta didik serta perasaan dalam diri yang merasa tidak mampu ketika menyelesaikan tugas. Konsep diri dipengaruhi anggapan individu tersebut terhadap dirinya menurut Hurlock (1978, hlm. 253). Ketika mempertahankan prestasi akademik yang telah dimilikinya serta menyeimbangkan dirinya dengan lingkungan sekitarnya, konsep diri memegang peran penting di dalamnya dan berpengaruh. Peserta didik dengan konsep diri yang positif akan memiliki kepercayaan diri yang akan menimbulkan kemampuan diri yang dimilikinya dalam mengerjakan suatu tugas hingga tuntas. Selain itu, adanya perbedaan gender atau jenis kelamin menurut pandangan masyarakat akan jelas terlihat bahwa peserta didik perempuan akan selalu lebih pintar dan lebih baik dibandingkan dengan peserta didik laki-laki dalam berprestasi akademik.


(15)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Oakley (Fakih, 1996, hlm.71) menyebutkan bahwa gender berarti perbedaan yang bukan biologis dan kodrat Tuhan, tetapi perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial. Artinya, perbedaan perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh lingkungan sosial dalam memandang dirinya sehingga terbentuk konsep diri yang positif atau negatif. Staines (Burns, 1993, hlm. 73) menempatkan konsep diri ke dalam bidang studi mengenai sikap. Hal itu merupakan suatu sistem yang sadar dari hal-hal yang dipersepsikan, konsep-konsep dan evaluasi-evaluasi mengenai individu dalam menilai kemampuan dirinya. Respon evaluatif yang didapat individu terhadap aspek-aspek yang dipersepsikan dan dipahami mengenai dirinya. Selain itu, pemahaman mengenai gambaran yang diungkapkan oleh orang lain mengenai dirinya dan kesadaran diri terhadap evaluasi yang telah dilakukannya untuk bertingkah laku sesuai yang diinginkan individu dan seharusnya individu tersebut bertingkah laku.

Menurut Myers (2010, hlm. 228) laki-laki lebih agresif dibandingkan dengan wanita. Aktivitas utama kaum laki-laki yaitu perkelahian, perburuan, dan peperangan menurut Wood & Eagly (Myers, 2010, hlm. 228). Artinya kaum laki-laki bertingkah laku yang sifatnya keras dibandingkan perempuan.

Pendapat yang dikutip dari Rosenkrantz, Vogel, Bee, Broveerman (Sears, 1985, hlm. 196) bahwa laki-laki memiliki ciri khas lebih agresif, mandiri, tidak emosional, objektif, dominan, aktif, suka bersaing, logis, percaya diri, dan ambisius. Dibandingkan dengan perempuan yang memiliki ciri khas lemah lembut, bijaksana, cerewet, religius, peka terhadap perasaan orang lain, rapi, memperhatikan penampilan diri, mudah menangis, tergantung dan tidak menyukai kata-kata kasar. Pendapat tersebut sesuai dengan fenomena yang ditemui di kelas X SMA Negeri 9 Bandung, bahawa peserta didik yang berprestasi akademik lebih dominan dibandingkan dengan peserta didik perempuan. Dalam hal sikap, peserta didik perempuan lebih agresif dalam bertingkah laku dibandingkan laki-laki.

Selanjutnya berdasarkan fenomena dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di SMA Negeri 9 Bandung khususnya di kelas X maka secara


(16)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

operasional rumusan masalah dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Aspek apa yang menjadi perbedaan konsep diri berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tujuan secara umum penelitian adalah mengetahui profil konsep diri peserta didik berprestasi akademik berdasarkan jenis kelamin. Adapun tujuan khusus penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui signifikansi perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi

akademik antara perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui aspek yang menjadi perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling mengenai konsep diri yang dimiliki oleh peserta didik berprestasi.

2. Manfaat Praktis a. Wali Kelas

Diharapkan hasil penelitian ini dimanfaatkan oleh wali kelas untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep diri peserta didik yang berprestasi dan kurang berprestasi.


(17)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan konsep diri.

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan yang akan dilakukan ketika hasil penelitian dilaksanakan dan tersusun lima bab, yaitu bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan, bab II landasan teoritis yang berisi kajian teori sebagai kerangka berpikir dalam pembahasan, bab III metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian, yang berisi metode/pendekatan penelitian, populasi/sampel atau subjek/objek penelitian, instrumn penelitian (pengumpulan data/informasi), dan teknik analisis data. Bab IV hasil dan pembahasan penelitian yang berisi hasil-hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. Kelima yaitu bab V yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.


(18)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Subjek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian yaitu SMA Negeri 9 Bandung yang berlokasi di Jalan L.M.U Suparmin No. 1 Bandung.

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek populasi dalam penelitian yaitu peserta didik kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang memiliki rangking satu sampai sepuluh pada masing-masing kelas. Adapun alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan:

a. Peserta didik kelas X SMA berada pada masa remaja yaitu, berusia 15-17 tahun yang merupakan termasuk masa remaja tengah. Selain itu, peserta didik kelas X telah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga hasil prestasi akademik dan data-data yang diperoleh dalam penelitian akan lebih akurat.

b. Adanya kecenderungan dominasi peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik di kelas X SMA Negeri 9 Bandung.

Sampel dalam penelitian ini merupakan seluruh populasi penelitian yaitu kelas X SMA Negeri 9 Bandung dalam rentang yang memiliki rangking satu sampai sepuluh disetiap kelasnya. Kelas X SMA Negeri 9 Bandung terbagi dalam dua bidang jurusan yaitu MIA dan IIS. Kelas MIA berjumlah 6 kelas dan kelas IIS berjumlah 4 kelas, dengan rincian pada tabel 3.1:


(19)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Jumlah Populasi SMA Negeri 9 Bandung

No Kelas Populasi

1 X MIA 1 10

2 X MIA 2 10

3 X MIA 3 10

4 X MIA 4 10

5 X MIA 5 10

6 X MIA 6 10

7 X IIS 1 10

8 X IIS 2 10

9 X IIS 3 10

10 X IIS 4 10

Jumlah 100

3.2Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk melihat gambaran konsep diri peserta didik yang memiliki prestasi akademik di kelasnya berdasarkan gender. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data, menggunakan instrumen penelitian, setelah itu dianalisis menggunakan statistik dengan menggunakan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013, hlm. 8). Data hasil yang diperoleh dalam penelitian yaitu berupa angka atau skor-skor yang kemudian diproses menggunakan pengolahan statistik dan dideskripsikan untuk memperoleh gambaran konsep diri peserta didik yang memiliki prestasi akademik berdasarkan gender melalui metode deskriptif yaitu, suatu metode untuk memperoleh


(20)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran yang jelas tentang suatu permasalahan yang terjadi dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan data hasil penelitian.

3.3Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan spesifikasi mengenai cara peneliti mendefinisikan serta mengukur variabel-variabel yang akan diteliti (Creswell, 2012, hlm. 151). Definisi operasional variabel disusun untuk menghindari kesalahpahaman menafsirkan istilah dalam penelitian yang dilaksanakan.

Penyusunan definisi operasional dari setiap variabel mengacu pada teori ahli yang dianggap paling komprehensif dalam memandang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut definisi operasional variabel :

3.3.1 Konsep Diri

Penelitian mengenai konsep diri ini merujuk pada definisi konsep diri yaitu, gambaran campuran dari yang individu pikirkan mengenai dirinya dan pendapat orang lain terhadap dirinya. Dalam penelitian ini konsep diri didasarkan pada penilaian peserta didik terhadap dirinya dan penilaian peserta didik terhadap dirinya berdasarkan pandangan orang lain. Dalam hal ini dengan subjek peserta didik yaitu, kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Bandung dalam aspek berikut.

a. Konsep diri fisik, dengan indikator, yaitu penilaian diri dan penilaian orang lain terhadap kondisi fisik:

1) Penilaian diri terhadap fisik, yaitu penilaian peserta didik terhadap keadaan fisik yang dimilikinya.

2) Penilaian diri berdasarkan pendapat orang lain terhadap kondisi fisik, yaitu penilaian diri berdasarkan pendapat orang lain terhadap kondisi fisiknya yang diketahui oleh peserta didik tersebut.


(21)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Penilaian peran pria dan wanita, yaitu penilaian mengenai tanggung jawab peserta didik berdasarkan perannya sebagai pria dan wanita atau yang sesuai dengan jenis kelaminnya.

b. Konsep diri psikis, dengan indikator, yaitu karakteristik peserta didik:

1) Karakteristik khas yang dimiliki diri, yaitu karakteristik diri yang menonjol dalam diri peserta didik yang dimiliki.

2) Kemampuan diri di masa sekarang, yaitu kemampuan-kemampuan yang khas dan disadari oleh peserta didik.

3) Kemampuan diri di masa depan, yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik berdasarkan penilaian dirinya.

4) Kualitas penyesuaian hidup, yaitu mengenai kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan dirinya baik dilingkungan yang baru, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat.

3.3.2 Prestasi Akademik

Prestasi akademik di sekolah dinyatakan dengan angka dan menggunakan rapor pada semester kenaikan kelas. Prestasi akademik yang dimaksud dalam penelitian yaitu hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam periode waktu tertentu yang diraih melalui tes dan kepandaiannya yang tercantum dalam rapor dan kenaikan kelas. Peserta didik yang dimaksud, yaitu kelas XI SMA Negeri 9 Bandung

3.3.3 Gender

Gender atau jenis kelamin yang dimaksud dalam penelitian yaitu peserta didik perempuan dan laki-laki yang memiliki prestasi akademik dalam rentang rangking satu sampai dengan sepuluh di kelas XI SMA Negeri 9 Bandung. Menurut Oakley (Fakih,1999), gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial, yakni perbedaan yang bukan kodrat dan bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia melalui proses sosial dan kultural.

3.3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan yaitu mengembangkan dari intrumen penelitian Mustikawati (2013) mengenai konsep diri. Instrumen yang digunakan berupa


(22)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angket yang bertujuan mengetahui gambaran konsep diri remaja atau peserta didik. Penggunaaan angket bertujuan agar data yang diperoleh dengan mudah dan efisien. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 142) angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dengan variabel pasti yang akan diukur dan tahu yang diharapkan responden. Angket yang digunakan, yaitu angket tertutup dengan pemilihan jawaban ya atau tidak. Angket konsep diri remaja dirumuskan dari aspek konsep diri Jersild (Burns, 1993, hlm. 139) mengenai kategori skala penilaian konsep diri peserta didik. Instrumen yang digunakan bertujuan untuk mendapatkan data empirik konsep diri peserta didik SMA Negeri 9 Bandung.

Kisi-kisi instrumen dari definisi operasional variabel konsep diri yang terdiri dari tiga komponen, yaitu fisik, psikis, dan sikap. Kisi-kisi instrumen tersaji dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung

Aspek Indikator

Butir Pertanyaan

Jumlah

(+) (-)

1. Fisik 1.1 Penilaian terhadap diri

1. Saya

memiliki

bentuk tubuh yang ideal

2. Saya

memiliki wajah yang

cantik/tampan

49. Saya

memiliki mata

3. Saya

memiliki kulit yang kusam 4. Saya kurang percaya diri dengan

penampilan saya

51. Terkadang saya malas


(23)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menarik

50. Saya

memiliki gaya hidup sehat

berolahraga

1.2 Penilaian diri

berdasarkan pendapat orang lain terhadap diri

5.

Teman-teman berpendapat saya memiliki tubuh yang ideal

6. Saya minder karena badan saya gemuk

7. Teman-teman di kelas mengatakan bahwa penampilan saya tidak sesuai dengan bentuk tubuh

3

1.3 Penilaian peran pria dan wanita

8. Saya

mengerjakan tugas yang sesuai dengan jenis kelamin

9. Saya

memahami peran saya di sekolah sesuai jenis kelamin

52. Saya

populer di sekolah karena saya

10. Kadang-kadang saya mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis kelamin

11. Saya

kebingungan dengan tugas yang akan saya ambil sesuai jenis kelamin saya


(24)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cantik/tampan 53. Saya kurang di sukai teman-teman karena bersikap tidak sesuai dengan jenis kelamin 2. Psikis 2.1

Karakteristik khas yang dimiliki diri

12. Saya

memiliki

banyak teman yang membuat saya bahagia

13. Saya

memiliki selera humor yang tinggi

14. Menurut teman-teman di kelas, saya orang yang rendah hati

15. Saya

termasuk

peserta didik yang cerdas di kelas

16. Saya

merasa kurang percaya diri

17. Saya sulit berbaur ketika berada

dilingkungan baru

18. Saya suka menunda-nunda pekerjaan

19. Saya

gugup ketika guru datang menghampiri saya

8

2.2

Kemampuan

20. Saya rajin belajar di

23. Saya


(25)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri di masa sekarang

sekolah

maupun di rumah

21. Saya

mengajari teman-teman yang belum mengerti ketika berdiskusi 22. Saya teliti dalam

mengerjakan tugas yang diberikan

akan menghadapi

ulangan-ulangan di sekolah

24. Saya

mudah menyerah ketika menghadapi masalah

25. Saya

mudah terpancing amarah apabila ada teman yang mengejek kesalahan saya

6

2.3

Kemampuan diri di masa depan

26. Saya

merencanakan kegiatan yang akan saya lakukan agar hasilnya

maksimal

27. Saya

belajar

sungguh-30. Saya

menyalahkan diri sendiri ketika

mengalami kegagalan

31. Saya

merasa

pesimis dapat sukses di masa


(26)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sungguh untuk bekal di masa depan

28. Saya yakin dapat mencapai cita-cita di masa depan

29. Saya

berusaha mewujudkan cita-cita agar dapat

membanggakan orang tua

depan

32. Saya

kesulitan menentukan tujuan hidup saya untuk masa depan 49. Beberapa teman

berpendapat saya tidak akan sukses di masa depan

8

2.4 Kualitas penyesuaian hidup

33. Saya

populer

diantara teman-teman saya di sekolah

34. Teman-teman

menyukai saya karena dapat menerima kritikan orang lain

35. Menurut teman-teman di

36. Saya

gugup ketika menyampaikan pendapat di depan teman-teman

37. Beberapa teman menilai saya tidak dapat

dipercaya 38. Teman-teman

berpendapat


(27)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas, saya termasuk orang yang

menyenangkan

saya bersikap tidak ramah kepada orang lain

3. Sikap 3.1 Sikap orang lain terhadap diri

39. Teman-teman di kelas menyukai saya karena saya tidak pernah membeda-bedakan teman 40. Teman-teman di kelas berpendapat saya orang yang dapat dipercaya

41. Menurut teman-teman, saya termasuk orang yang sulit

memaafkan kesalahan orang lain 42. Menurut orang lain saya orang yang pemarah

Menurut orang lain saya orang yang pemarah

43. Saya

mudah panik apabila menghadapi masalah 5 3.2 Perasaan tentang diri

44. Saya

disukai teman-teman karena ide-ide yang

46. Saya

memiliki


(28)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saya ungkapkan 45. Saya aktif bertanya di kelas ketika belajar

rendah

47. Saya tidak konsisten dalam menentukan cita-cita

54. Saya

mudah menangis

5

Jumlah 54

3.3.5 Pengujian Alat Ukur

Pengujian alat ukur yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah disusun yaitu validitas rasional. Validitas rasional bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dari segi isi, konstruk, dan bahasa.

3.3.6 Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan kata-kata dan kalimat atau redaksi sebelum instrumen diberikan kepada responden.

3.4Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.4.1 Uji Validitas Butir Item

Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui instrumen tersebut mampu mengukur konsep diri peserta didik


(29)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Menengah Atas (SMA). Instrumen yang valid memiliki validitas tinggi dan menunjukkan kesahihan suatu instrumen yang baik. Pengujian validitas item dalam penelitian melibatkan seluruh butir item yang terdapat dalam angket yang bertujuan untuk mengetahui butir item yang digunakan merupakan bagian dari kelompok yang diukur.

Uji validitas instrumen yang dilakukan menggunakan data yang dikumpulkan secara built-in yang berarti responden untuk uji validitas merupakan sampel yang akan digunakan sebagai data yang akan di analisis. Uji validitas butir item pernyataan dilakukan menggunakan perangkat lunak microsoft excel 2007 menggunakan rumus Point Biserial Correlation α 0,1 (90%), dengan menggunakan rumus sebagian berikut:

r

pbis = Mp – Mt

p St q

(Arikunto, 2006, hlm. 213)

Keterangan:

r

pbis : Koefisien korelasi point biserial

Mp : Mean skor dari sampel yang menjawab benar pada butir item yang dicari vaiditasnya

Mt : rata-rata total skor

p : proporsi sampel yang menjawab benar

q : proporsi sampel yang menjawab salah (q = 1-p)

Untuk melihat signifikansinya digunakan uji-t dengan rumus:

T hit= r √ n – 2

√ 1 - r² Keterangan:

t : nilai t hitung

r : koefisien korelasi hasil r hitung n : jumlah responden


(30)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Distribusi (tabel t) α = 0,1 dan derajat kebebasa (dk = n – 2). Kriteria suatu

item pernyataan valid atau tidak valid yaitu berdasarkan pada norma, jika

t

hitung>

t

tabel maka item dinyatakan valid sedangkan jika

t

hitung<

t

tabel maka item

dinyatakan tidak valid. Berdasakan hasil perhitungan validitas sebelumnya didapatkan 40 item valid dan 14 item tidak valid yang artinya, untuk instrumen mengukur konsep diri hanya terdapat 40 butir item yang valid.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Konsep Diri

Signifikansi Nomor Item Jumlah

Valid 2,3,4,6,7,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,24,25,26,27, 28,31,32,34,35,36,37,38,39,40,41,

42,43,44,46,47,48,50,53,54

40

Tidak Valid 1,5,8,9,10,13,23,29,30,33,45,49,51,52 14

3.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan menggunakan perangkat lunak micrisoft excel 2007 dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 21

(K-R.21) sebagai berikut.

r

i= k s² - Ʃpq k-1 s²

Keterangan:


(31)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah k : banyak item

s : varians total dari tes

Sebagai acuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan klasifikasi sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kriteria Reliabilitas Instrumen

0,000 – 0,599 Negatif

0,600 – 1,000 Positif

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai reliabilitas instrumen 0,85 dengan tingkat kepercayaan 90%. Artinya derajat keterandalan atau tingkat korelasi instrumen sangat tinggi. Berarti instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, yaitu menggunakan angket untuk memperoleh gambaran konsep diri, dengan menggunakan angket pengumpulan data memudahkan peneliti dalam memperoleh data variabel yang diukur. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban. Responden hanya menjawab setiap pernyataan dengan cara memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data konsep diri peserta didik berprestasi akademik melalui pengelompokkan peserta didik yang memiliki prestasi akademik di kelasnya berdasarkan nilai rapor semester kedua. Selanjutnya penyebaran angket meliputi penyampaian tujuan penyebaran angket dan pengisian angket kepada responden, penyebaran angket dan menyampaikan petunjuk pengerjaan, pengumpulan angket, dan studi dokumentasi yang


(32)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap hasil gambar yang diambil ketika pelaksanaan kegiatan penelitian.

3.5Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh melalui penyebaran instrumen kepada peserta didik berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki di setiap kelas selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data. Analisis data bertujuan untuk melihat gambaran umum konsep diri dan prestasi akademik pada peserta didik kelas X SMAN 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan gambaran umum kedua variabel selanjutnya dapat dilihat perbedaan konsep diri peserta didik yang berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki.

3.5.1 Penyekoran Data Hasil Penelitian

Pengukuran item-item konsep diri diukur dengan menggunakan skala ya dan tidak. Angket yang dibuat berbentuk pernyataan yang bersifat positif dan

negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak” (Forced Choice). Jawaban

“Ya” merupakan jawaban yang sesuai dengan peserta didik sedangkan jawaban

“Tidak” yaitu jawaban pernyataan yang tidak sesuai dengan peserta didik.

Tabel 3.5

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Angket Konsep Diri

Pernyataan

Skor Alternatif Respon

YA TIDAK


(33)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negatif (-) 0 1

Pada pernyataan positif, apabila responden menjawab “Ya” maka skor

yang diberikan bernilai satu, sedangkan “Tidak” maka skor yang diberikan

bernilai nol. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden menjawab

“Ya” maka skor yang diberikan bernilai nol, apabila “Tidak” maka skor yang

diberikan bernilai satu. Kategori pemberian skor dapat dilihat seperti pada Tabel 3.5.

3.6Pengelompokkan Skor

Pengelompokkan skor bertujuan untuk mengetahui gambaran umum konsep diri yang terbagi menjadi dua yaitu, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Sedangkan pengelompokkan peserta didik berprestasi akademik sudah dikelompokkan berdasarkan nilai rapor yaitu yang memiliki rangking satu sampai dengan sepuluh di setiap kelasnya berdasarkan hasil rapor semester 2. Untuk mengetahui dua kategori dari variabel konsep diri, pengelompokkan data menggunakan proses perhitungan dengan kriteria sebagai berikut.

X ideal = Jumlah Item x Nilai Maksimal 2

Keterangan :

X ideal : Rata-rata ideal

Jumlah Item : Jumlah item keseluruhan

Nilai Maksimal : Nilai maksimal pada jawaban responden

3.7Pengujian Signifikansi

Pengujian signifikansi dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui signifikansi kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, tingkat

kesalahan yang dapat ditolerir atau tingkat signifikansi (α) ditetapka sebesar 10%

(0,1) pada dua tes ini. Artinya, jika nilai signifikansi (Sig) < α (0,1) H˳ ditolak dan H1 diterima berarti terdapat hubungan konsep diri peserta didik yang berprestasi


(34)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akademik antara perempuan dan laki-laki. Jika nilai signifikansi (Sig) > α (0,1) H˳ diterima dan H1 ditolak.

3.8Prosedur Penelitian

a) Studi Pendahuluan di SMA Negeri 9 Bandung. b) Membuat proposal dan mempresentasikannya.

c) Pengesahan proposal penelitian oleh dosen mata kuliah disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi, dan ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

d) Pembuatan surat keputusan pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.

e) Mengajukan permohonan izin penelitian dari Universitas untuk disampaikan kepada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Rektor, kemudian surat izin yang telah di sahkan disampaikan kepada kepala sekolah dan wakasek kurikulum SMA Negeri 9 Kota Bandung. f) Menentukan instrumen yang digunakan dan mengembangkan instrumen yang

sudah ada.

g) Mengumpulkan data melalui penyebaran instrumen dan penyeleksian data yang dimiliki sekolah.

h) Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket konsep diri peserta didik yang memiliki prestasi akademik antara perempuan dan laki-laki untuk melihat profil konsep diri peserta didik yang berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki.


(35)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan, dan analisis data mengenai konsep diri peserta didik berprestasi akademik dan perbedaan konsep diri antara peserta didik perempuan yang berprestasi akademik dan pserta didik laki-laki berprestasi akademik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

a) Terdapat perbedaan peserta didik kelas X SMA Negeri 9 Bandung yang berprestasi akademik Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukkan perbedaan konsep diri yang dimiliki peserta didik perempuan yang berprestasi akademik dengan peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik, yaitu peserta didik laki-laki memiliki konsep diri yang lebih positif dibandingkan dengan peserta didik perempuan yang berprestasi akademik.

b) Pada aspek fisik terjadi perbedaan yang signifikan yang menunjukkan peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik memiliki konsep diri yang lebih positif pada aspek fisik dibandingkan dengan peserta didik perempuan yang berprestasi akademik, yang artinya peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik mampu menilai secara positif kondisi fisik yang dimiliki dirinya.

5.2 Rekomendasi

5.2.1 Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik sebagai pengarahan untuk mencapai konsep diri yang lebih positif. Sehingga peserta didik sama-sama memiliki konsep diri yang positif. Guru BK merupakan bagian penting dalam pembentukan konsep diri dan prestasi akademik peserta didik.


(36)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru BK harus mampu memiliki dan mengembangkan sikap yang positif terhadap cara mengajar ataupun yang diajarkan sehingga menciptakan respon positif peserta didik. Dengan begitu, peserta didik dapat mencapai prestasi akademik dengan tetap memiliki konsep diri yang positif.

5.2.2 Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai konsep diri dan perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi akademik berdasarkan gender, peneliti dapat :

1) Melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor lain seperti pendidikan, status sosial ekonomi, dan hubungan keluarga dalam pengaruhnya terhadap konsep diri peserta didik yang berprestasi akademik.

2) Melakukan penelitian terhadap pengaruh gender atau jenis kelamin terhadap hubungannya dengan konsep diri selain berdasarkan peserta didik yang memiliki prestasi akademik saja.


(37)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aryanty, Z. (2010). Peranan Knsep Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Pada

Siswa RSBI dan Siswa Reguler. Online Journal.

http://download.portalgaruda.org/

Baron, A.R. (2000). Psikologi Sosial. Bandung. Khazanah Intelektual

Burn, R.B. (1979). The Self Concept: Theory, Development and Behaviour. Alih Bahasa: Edi. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta : Arcan

Calhoun, J.F., & Acocella, J.R. (2004). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan kemanusiaan Edisi Ketiga (Penerjemah: Satmoko). Semarang:IKIP Press.Jurnal JEN.No. 3, 19-24.

Calhoun, J. F., and Acocella, J. F. (1990). Pcychology of Adjusment and Human Relationship Third Edition. New York : McGraw Hill Publishing Company Dagun M. Save. (1992). Maskulin dan Feminin. Jakarta. Rineka Cipta

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. Rosda Karya Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung. Rosda

Effendi dan Makhfudli.(2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas. Teori Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fakih, M. (1996). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Fitth, W. H. (1971). The Self Concept Actualization. Los Angeles. California. Western, Psychologycal Service. A Division of Manson Western Corporation.

Hurlock, E. B. (1978). Alih Bahasa: Meitasari Tjandra. Perkembangan Anak Edisi Keenam. Jakarta. Erlangga

Hurlock, E. B.(2000). Devplopment Psycology : Alife Span Approach. 5th Edition.New York: Megraw –Hill Kogahuha Ltd.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Bandung. M2S

Lawrence, D. (1996) Enhancing Self-esteem in the Classroom. London: Paul Chapman

Mustikawati, R. (2013). Program Konseling Kelompok dengan Teknik Kelompok Peer Support untuk Mengembangkan Konsep Diri Remaja. Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pudjijogyanti, C. R. (1993). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta. Arcan Putu, T. Y.(2005). Hubungan Antara Kesesakan Dan Konsep Diri Dengan

Intensitas Perilaku Agresi : Studi Pada Remaja Di Pemukiman Kumuh Kelurahan Angke Jakarta Barat. Jakarta : Universitas Tarumanegara. Jurnal tidak diterbitkan.

Rahman, A. A. (2013). Psikologi Sosial Interaksi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Jakarta: Rajawali Press.


(38)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung. Rosda

Ratna A.P.(2009).Hubungan antara konsep diri dan konformitas dengan perilaku perokok pada remaja. Jurnal tidak diterbitkan.Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Rejeki, S. A. (2007). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga dengan Pemahaman Moral pada Remaja.Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Santrock. J. W. (2002). Alih Bahasa: Widyasints. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2011). Alih Bahasa: Benedictine Wodyasinta. Life Span

Development Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : Radja Grafindo Persada. Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Vikas. (2010).Konsep diri remaja putri. [Online]. Tersedia:


(1)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negatif (-) 0 1

Pada pernyataan positif, apabila responden menjawab “Ya” maka skor yang diberikan bernilai satu, sedangkan “Tidak” maka skor yang diberikan bernilai nol. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden menjawab “Ya” maka skor yang diberikan bernilai nol, apabila “Tidak” maka skor yang diberikan bernilai satu. Kategori pemberian skor dapat dilihat seperti pada Tabel 3.5.

3.6Pengelompokkan Skor

Pengelompokkan skor bertujuan untuk mengetahui gambaran umum konsep diri yang terbagi menjadi dua yaitu, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Sedangkan pengelompokkan peserta didik berprestasi akademik sudah dikelompokkan berdasarkan nilai rapor yaitu yang memiliki rangking satu sampai dengan sepuluh di setiap kelasnya berdasarkan hasil rapor semester 2. Untuk mengetahui dua kategori dari variabel konsep diri, pengelompokkan data menggunakan proses perhitungan dengan kriteria sebagai berikut.

X ideal = Jumlah Item x Nilai Maksimal 2

Keterangan :

X ideal : Rata-rata ideal

Jumlah Item : Jumlah item keseluruhan

Nilai Maksimal : Nilai maksimal pada jawaban responden 3.7Pengujian Signifikansi

Pengujian signifikansi dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui signifikansi kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir atau tingkat signifikansi (α) ditetapka sebesar 10% (0,1) pada dua tes ini. Artinya, jika nilai signifikansi (Sig) < α (0,1) H˳ ditolak dan H1 diterima berarti terdapat hubungan konsep diri peserta didik yang berprestasi


(2)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akademik antara perempuan dan laki-laki. Jika nilai signifikansi (Sig) > α (0,1) H˳ diterima dan H1 ditolak.

3.8Prosedur Penelitian

a) Studi Pendahuluan di SMA Negeri 9 Bandung. b) Membuat proposal dan mempresentasikannya.

c) Pengesahan proposal penelitian oleh dosen mata kuliah disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi, dan ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

d) Pembuatan surat keputusan pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.

e) Mengajukan permohonan izin penelitian dari Universitas untuk disampaikan kepada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Rektor, kemudian surat izin yang telah di sahkan disampaikan kepada kepala sekolah dan wakasek kurikulum SMA Negeri 9 Kota Bandung. f) Menentukan instrumen yang digunakan dan mengembangkan instrumen yang

sudah ada.

g) Mengumpulkan data melalui penyebaran instrumen dan penyeleksian data yang dimiliki sekolah.

h) Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket konsep diri peserta didik yang memiliki prestasi akademik antara perempuan dan laki-laki untuk melihat profil konsep diri peserta didik yang berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki.


(3)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan, dan analisis data mengenai konsep diri peserta didik berprestasi akademik dan perbedaan konsep diri antara peserta didik perempuan yang berprestasi akademik dan pserta didik laki-laki berprestasi akademik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

a) Terdapat perbedaan peserta didik kelas X SMA Negeri 9 Bandung yang berprestasi akademik Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukkan perbedaan konsep diri yang dimiliki peserta didik perempuan yang berprestasi akademik dengan peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik, yaitu peserta didik laki-laki memiliki konsep diri yang lebih positif dibandingkan dengan peserta didik perempuan yang berprestasi akademik.

b) Pada aspek fisik terjadi perbedaan yang signifikan yang menunjukkan peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik memiliki konsep diri yang lebih positif pada aspek fisik dibandingkan dengan peserta didik perempuan yang berprestasi akademik, yang artinya peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik mampu menilai secara positif kondisi fisik yang dimiliki dirinya.

5.2 Rekomendasi

5.2.1 Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik sebagai pengarahan untuk mencapai konsep diri yang lebih positif. Sehingga peserta didik sama-sama memiliki konsep diri yang positif. Guru BK merupakan bagian penting dalam pembentukan konsep diri dan prestasi akademik peserta didik.


(4)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru BK harus mampu memiliki dan mengembangkan sikap yang positif terhadap cara mengajar ataupun yang diajarkan sehingga menciptakan respon positif peserta didik. Dengan begitu, peserta didik dapat mencapai prestasi akademik dengan tetap memiliki konsep diri yang positif.

5.2.2 Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai konsep diri dan perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi akademik berdasarkan gender, peneliti dapat :

1) Melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor lain seperti pendidikan, status sosial ekonomi, dan hubungan keluarga dalam pengaruhnya terhadap konsep diri peserta didik yang berprestasi akademik.

2) Melakukan penelitian terhadap pengaruh gender atau jenis kelamin terhadap hubungannya dengan konsep diri selain berdasarkan peserta didik yang memiliki prestasi akademik saja.


(5)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aryanty, Z. (2010). Peranan Knsep Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Pada

Siswa RSBI dan Siswa Reguler. Online Journal. http://download.portalgaruda.org/

Baron, A.R. (2000). Psikologi Sosial. Bandung. Khazanah Intelektual

Burn, R.B. (1979). The Self Concept: Theory, Development and Behaviour. Alih Bahasa: Edi. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan

dan Perilaku. Jakarta : Arcan

Calhoun, J.F., & Acocella, J.R. (2004). Psikologi tentang Penyesuaian dan

Hubungan kemanusiaan Edisi Ketiga (Penerjemah: Satmoko).

Semarang:IKIP Press.Jurnal JEN.No. 3, 19-24.

Calhoun, J. F., and Acocella, J. F. (1990). Pcychology of Adjusment and Human

Relationship Third Edition. New York : McGraw Hill Publishing Company

Dagun M. Save. (1992). Maskulin dan Feminin. Jakarta. Rineka Cipta

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. Rosda Karya Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung. Rosda

Effendi dan Makhfudli.(2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas. Teori Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fakih, M. (1996). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Fitth, W. H. (1971). The Self Concept Actualization. Los Angeles. California.

Western, Psychologycal Service. A Division of Manson Western

Corporation.

Hurlock, E. B. (1978). Alih Bahasa: Meitasari Tjandra. Perkembangan Anak Edisi

Keenam. Jakarta. Erlangga

Hurlock, E. B.(2000). Devplopment Psycology : Alife Span Approach. 5th Edition.New York: Megraw –Hill Kogahuha Ltd.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Bandung. M2S

Lawrence, D. (1996) Enhancing Self-esteem in the Classroom. London: Paul Chapman

Mustikawati, R. (2013). Program Konseling Kelompok dengan Teknik Kelompok

Peer Support untuk Mengembangkan Konsep Diri Remaja. Skripsi Sarjana

pada PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pudjijogyanti, C. R. (1993). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta. Arcan Putu, T. Y.(2005). Hubungan Antara Kesesakan Dan Konsep Diri Dengan

Intensitas Perilaku Agresi : Studi Pada Remaja Di Pemukiman Kumuh Kelurahan Angke Jakarta Barat. Jakarta : Universitas Tarumanegara.

Jurnal tidak diterbitkan.

Rahman, A. A. (2013). Psikologi Sosial Interaksi Pengetahuan Wahyu dan


(6)

Riska Yanawati,2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung. Rosda

Ratna A.P.(2009).Hubungan antara konsep diri dan konformitas dengan perilaku

perokok pada remaja. Jurnal tidak diterbitkan.Universitas Sebelas Maret.

Surakarta

Rejeki, S. A. (2007). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dalam

Keluarga dengan Pemahaman Moral pada Remaja.Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Santrock. J. W. (2002). Alih Bahasa: Widyasints. Life-Span Development:

Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2011). Alih Bahasa: Benedictine Wodyasinta. Life Span

Development Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid 1.

Jakarta. Erlangga.

Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : Radja Grafindo Persada. Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Vikas. (2010).Konsep diri remaja putri. [Online]. Tersedia: