PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

(1)

Nisa Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPEB: 239/UN40.7.D1/LT/2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

oleh:

Nisa Gina Hanifah 1006670

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(3)

Nisa Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung)

oleh: Nisa Gina Hanifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nisa Gina Hanifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

(5)

Nisa Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung


(6)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1. Maksud Penelitian ... 9

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 9


(7)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... 11

2.1. Kajian Pustaka ... 11

2.1.1. Pengawasan Intern Pemerintah... 11

2.1.1.1. Pengertian Pengawasan ... 11

2.1.1.2. Macam-macam Pengawasan ... 13

2.1.1.3. Pengertian Pengawasan Intern Pemerintah ... 15

2.1.1.4. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah... 16

2.1.1.5. Proses Pengawasan Intern Pemerintah ... 18

2.1.1.6. Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)... 22

2.1.2. Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 23

2.1.2.1. Pengertian Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 23

2.1.2.2. Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah ... 25

2.1.2.3. Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah... 27

2.1.2.4. Unsur Utama Pengelolaan Keuangan... 28

2.1.2.5. Tolok Ukur Pengelolaan Keuangan ... 29

2.1.2.6. Indikator Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah ... 31

2.1.3. Hubungan Pengawasan Intern Pemerintah terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah... 37

2.2. Penelitian Terdahulu... 41

2.3. Kerangka Pemikiran ... 42


(8)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 48

3.1. Obyek Penelitian ... 48

3.2. Metode Penelitian ... 49

3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 50

3.3.1. Definisi Variabel ... 50

3.3.2. Operasionalisasi Variabel... 51

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian... 53

3.4.1. Populasi Penelitian ... 53

3.4.2. Sampel Penelitian ... 54

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.6. Teknik Analisis Data ... 57

3.6.1. Jenis dan Skala Pengukuran Data ... 57

3.6.2. Uji Reliabilitas ... 59

3.6.3. Uji Validitas... 61

3.7. Teknik Pengujian Hipotesis ... 65

3.7.1. Uji Normalitas Data... 65

3.7.2. Analisis Korelasi ... 65

3.7.3. Koefisien Determinasi ... 67

3.7.4. Hipotesis Statistik... 67


(9)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.6. Penerimaan dan Penolakan Hipotesis... 68

3.7.7. Penarikan Kesimpulan ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1. Hasil Penelitian... 70

4.1.1. Tinjauan Hasil Penelitian ... 70

4.1.1.1. Sejarah Singkat Kabupaten Bandung ... 70

4.1.1.2. Kondisi Umum Kabupaten Bandung ... 74

4.1.1.3. Kedudukan Inspektorat Kabupaten Bandung... 76

4.1.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 81

4.1.2.1. Deskripsi Data Responden ... 82

4.1.2.2. Hasil Pengujian Reliabilitas dan Validitas ... 85

4.1.2.2.1. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 86

4.1.2.2.2. Hasil Pengujian Validitas ... 87

4.1.2.3. Analisis Deskriptif... 89

4.1.2.4. Deskriptif Data Variabel X ... 91

4.1.2.4.1. Analisis Deskriptif Data Variabel X Per Indikator ... 93

4.1.2.4.2. Analisis Deskriptif Data Variabel X Secara Keseluruhan 103 4.1.2.5. Deskriptif Data Variabel Y ... 104


(10)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2.5.2. Analisis Deskriptif Data Variabel Y Secara Keseluruhan 112

4.1.3. Analisis Data Variabel Penelitian... 113

4.1.3.1. Uji Normalitas ... 113

4.1.3.2. Analisis Korelasi ... 114

4.1.3.3. Koefisien Determinasi ... 115

4.1.3.4. Uji Signifikansi ... 116

4.2. Pembahasan ... 118

4.2.1. Pengawasan Intern Pemerintah... 118

4.2.2. Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 121

4.2.3. Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah... 124

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 127

5.1. Simpulan ... 127

5.2. Saran ... 128


(11)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Temuan dan TLRHP Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung ... 3

Tabel 1.2. Kelompok Temuan Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung... 4

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu... 41

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel... 51

Tabel 3.2. Daftar Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bandung... 53

Tabel 3.3. Sampel Penelitian ... 56

Tabel 3.4. Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 59

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah ... 60

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 61

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah... 63

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 64

Tabel 4.1. Biodata Responden ... 83

Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah ... 86

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 87

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah... 88

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 89

Tabel 4.6. Tabulasi Data... 90

Tabel 4.7. Tanggapan Responden Tentang Audit ... 93


(12)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.9. Tanggapan Responden Tentang Evaluasi... 97

Tabel 4.10. Tanggapan Responden Tentang Pemantauan ... 99

Tabel 4.11. Tanggapan Responden Tentang Kegiatan Pengawasan Lainnya ... 101

Tabel 4.12. Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Untuk Variabel Pengawasan Intern Pemerintah ... 103

Tabel 4.13. Tanggapan Responden Tentang Ekonomi... 106

Tabel 4.14. Tanggapan Responden Tentang Efisien ... 108

Tabel 4.15. Tanggapan Responden Tentang Efektivitas ... 110

Tabel 4.16. Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Untuk Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 112

Tabel 4.17. Hasil Uji Normalitas... 113

Tabel 4.18. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Sederhana ... 115


(13)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan Elemen Value for Money ... 24 Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah

terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 46 Gambar 2.3. Paradigma Penelitian Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah


(14)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan

Lampiran 2 Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Seminar Usulan Penelitian Lampiran 3 Tabulasi data variabel X (Pengawasan Intern Pemerintah)

Lampiran 4 Tabulasi data variabel Y (Kinerja Pengelolaan Keuangan)

Lampiran 5 Tabel Perhitungan Frekuensi Jawaban Untuk Variabel X (Pengawasan Intern Pemerintah)

Lampiran 6 Tabel Perhitungan Frekuensi Jawaban Untuk Variabel Y (Kinerja Pengelolaan Keuangan)

Lampiran 7 Uji Reliabilitas variabel X (Pengawasan Intern Pemerintah) Lampiran 8 Uji Reliabilitas variabel Y (Kinerja Pengelolaan Keuangan) Lampiran 9 Uji Validitas variabel X (Pengawasan Intern Pemerintah) Lampiran 10 Uji Validitas variabel Y (Kinerja Pengelolaan Keuangan)

Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian untuk KESBANG Kabupaten Bandung

Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Inspektorat Kabupaten Bandung

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian Dari KESBANG Kabupaten Bandung

Lampiran 14 Surat Pernyataan telah melaksanakan Penelitian dari Inspektorat Kabupaten Bandung


(15)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(16)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung)

Disusun oleh : Nisa Gina Hanifah

Pembimbing : Dr. H. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak., CA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengawasan Intern Pemerintah, Kinerja Pengelolaan Keuangan, dan Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Analisis statistiknya menggunakan analisis korelasi pearson product moment dengan uji normalitas dan t-statistik pada tingkat signifikansi 5%. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 36 personel Inspektorat yang mengawasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bandung melalui nonprobability sampling dengan teknik conveniance sampling.

Hasil dari pengujian menunjukan bahwa pengawasan intern pemerintah Kabupaten Bandung sudah dalam kategori baik dengan persentase 72,67% dari skor tertinggi. Kinerja pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Bandung juga sudah cukup baik dengan persentase 64,83% dari skor tertinggi. Adapun pengaruh positif antara Pengawasan Intern Pemerintah terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung melalui hasil korelasi 0,709 dan koefisien determinasi sebesar 50,3% yang berarti bahwa sebesar 50,3% perubahan mengenai Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung dapat dipengaruhi oleh variabel Pengawasan Intern Pemerintah sedangkan sisanya sebesar 49,7% dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci: Pengawasan Intern Pemerintah, Kinerja Pengelolaan Keuangan.


(17)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Influence of Government Internal Control toward the Financial Management Performance of Local Government

(A Case Study on Bandung Regency Administration)

Author: Nisa Gina Hanifah

Counselor: Dr. H. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak., CA

The purpose of this research is to know the Government Internal Control, Financial Management Performance, and the influence of Government Internal Control toward the Financial Management Performance of Bandung Regency Administration.

The research method that is used in this research is descriptive correlation. The statistical analysis uses correlation analysis of pearson product moment with normality test and t-statistic with the significant level by 5%. The sample used in this research is 36 people from Inspectorate who supervise the Working Units Performance of Bandung Regency using nonprobability sample with conveniance sampling.

The result of the test shows that the internal supervision of Bandung Regency Administration can be included into good category with the percentage by 72,67% from the highest score. The Financial Management Performance of Bandung Regency is also good enough with the percentage by 64,83% from the highest score. The positive influence between Government Internal Control toward Financial Management Performance of Bandung Regency Administration through the correlation result by 0,709 and determination coefficient by 50,3% which means that 50,3% of the change of Financial Management of Bandung Regency Administration can be influenced by the variable of Government Internal Control meanwhile the remaining 49,7% is influenced by another variable.

Keywords: Government Internal Control, Financial Management Performance.


(18)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Beralihnya sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah, sehingga pembangunan yang tadinya dilaksanakan secara terpusat diberikan kepada daerah untuk mengaturnya. Kebijakan pemerintah di bidang otonomi daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menata ulang hubungan antara pusat dan daerah dalam berbagai segi yang menyangkut urusan penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 bahwa: “Otonomi diberikan pada daerah secara luas untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat”.

Disisi lain masyarakat mulai mempertanyakan atas nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah. Walaupun anggaran yang dikeluarkan pemerintah meningkat dari tahun ke tahun, nampaknya masyarakat belum puas atas kinerja yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam menjalankan tugas (fungsi) otonomi daerah, pemerintah daerah otonom melaksanakan: (1) pemerintahan daerah secara efektif dan efisien, (2) pembangunan daerah yang merata ke seluruh bagian wilayah, dan (3) memberikan


(19)

2

pelayanan kepada masyarakat (publik) secara tepat, cepat, murah dan bermutu. (Rahardjo Adisasmita, 2011: 35)

Melaksanakan sistem pemerintahan yang efektif dan efisien, dimaksudkan melaksanakan kinerja secara baik dan benar sehingga terwujudnya good

governance. Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Secara teknis, kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomi, efisien, dan efektif.

Konsep ekonomi, efisien dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dimaknai secara terpisah atau sendiri-sendiri. Konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam operasionalisasi organisasi dapat diminimalkan. Konsep efisien memastikan bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Konsep efektif berarti bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dengan tepat. (Mardiasmo, 2009: 180)

Adapun kasus ketidakhematan yang terjadi di pemerintahan antara lain meliputi pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan, penetapan kualitas dan kuantitas barang/jasa yang tidak sesuai standar, dan pemborosan keuangan daerah atau kemahalan harga. Kasus ketidakefisienan yang terjadi yaitu penggunaan kuantitas input untuk satuan output lebih besar/tinggi dari yang seharusnya serta


(20)

3

kasus ketidakefektifan yaitu penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan. (www.bpk.go.id/ihps)

Dari hasil laporan BPK RI semester 1 tahun 2013, terhadap 415 LKPD Tahun 2012, BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas 113 entitas (termasuk 41 entitas dengan opini wajar tanpa pengeualian dengan paragraf penjelas (WTP-DPP)), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 267 entitas, opini Tidak Wajar (TW) atas 4 entitas dan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) atas 31 entitas. Dilihat dari hasil laporan tersebut, masih banyak pemerintah daerah yang diberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Dari hasil laporan BPK tahun 2009-2012, salah satu pemerintah daerah yang dari tahun ke tahun mendapatkan opini WDP adalah pemerintah daerah kabupaten bandung. Adapun jumlah dan nilai temuan serta Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan (TLRHP) pemerintah daerah kabupaten bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Temuan dan TLRHP Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Periode Temuan Rekomendasi

Status Pemantauan Tindak Lanjut

Rekomendasi yang telah ditidaklanjuti dengan penyetoran/ penyerahan aset ke negara/daerah atau perusahaan negara/daerah Sesuai dengan

rekomendasi

Belum sesuai dan dalam proses tindak

lanjut

Belum ditindaklanjuti

Tidak dapat ditindaklanjuti

JML NILAI JML NILAI JML NILAI JML NILAI JML NILAI JML NILAI

2009 42 5.310,54 88 944,54 77 658,48 9 85,22 2 200,84 - - 902,93

2010 44 3.629,48 92 1.850,87 47 939,72 30 734,13 15 177,02 - - 909,53

2011 16 2.415,56 34 2.157,88 25 1.517,21 9 640,66 - - - - 3.107,31

2012 51 9.455,27 131 8.328,16 46 5.157,50 78 3.170,66 7 - - - 5.201,50

2013 20 1.146.956,33 64 2.205,91 - - - - 64 2.205,91 - - 735,68

Total


(21)

4

Sumber: www.bpk.go.id/ihps

Dari daftar tabel diatas, pada tahun 2013 terdapat temuan pada pemerintah daerah Kabupaten Bandung sebanyak 173 senilai 1.167.767,18 juta rupiah dan mendapatkan rekomendasi sebanyak 409 dengan nilai 15.487,35 juta rupiah. Namun hasil dari rekomendasi yang telah ditindaklanjuti dengan penyetoran/penyerahan aset ke negara/daerah atau perusahaan negara/daerah, baru sebesar 10.856,95 juta rupiah.

Dalam melaksanakan kinerjanya, pemerintah daerah harus mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat kelompok temuan atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berdasarkan pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2.

Kelompok Temuan Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung

No Kelompok Temuan Jumlah Kasus Nilai (juta Rp) Ketidakpatuhan terhadap Ketentuan Perundang-undangan yang Mengakibatkan:

1 Kerugian Daerah 3 1.743,67

2 Potensi Kerugian Daerah - -

3 Kekurangan Penerimaan 5 342,21

Sub Total 1 8 2.085,88

4 Administrasi 6 -

5 Ketidakhematan 2 155,15

6 Ketidakefisienan - -

7 Ketidakefektifan - -

Sub Total 2 8 155,15

Total 16 2.241,03


(22)

5

Dari hasil pemeriksaan atas LKPD Kabupaten Bandung tahun 2012 mengungkapkan 16 kasus senilai 2.241,03 juta rupiah sebagai akibat adanya ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Dari total temuan pemeriksaan atas LKPD tersebut, sebanyak 8 kasus merupakan temuan yang berdampak finansial yaitu temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian daerah dan kekurangan penerimaan senilai 2.085,88 juta rupiah. Adapun sisanya merupakan temuan penyimpangan administrasi, dan ketidakhematan sebanyak 8 kasus senilai 155,15 juta rupiah.

Selain itu, adapula kasus penggelapan dana pada pemerintahan kabupaten bandung seperti kegiatan pemuktahiran data kependudukan di tingkat RT dan RW se-Kabupaten Bandung sebesar Rp 1 miliar lebih yang dilakukan oknum pegawai Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Dinsosdukcasip) Kabupaten Bandung. Lebih lanjut ditegaskan, terjadinya kasus korupsi yang dilakukan PNS itu merupakan pertanda lemahnya pengawasan yang dilakukan pimpinan internal eksekutif. (antarajawabarat.com)

Untuk mencegah temuan dan kasus atas kinerja pemerintah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, maka perlu adanya pengawasan secara internal pada entitas tersebut. Dalam Inpres Nomor 4 Tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Bandung diinstruksikan untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mengefektifkan pengawasan intern, mempercepat penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan mengintensifkan peran APIP/Inspektorat.


(23)

6

Menurut Tahria (Kepala BPKP Jawa Barat), dana yang dikelola pemerintah kabupaten Bandung cukup besar (2 Trilliunan), sehingga diperlukan pengelolaan yang lebih baik lagi agar jangan sampai terjadi anggapan bahwa sistem pengendalian intern masih lemah. Hal ini dapat dilihat juga dari Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung yang masih dalam opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) belum Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). (www.bpkp.go.id)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah perlu mengadakan suatu Pengawasan Intern atas penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengawasan intern dilakukan sebagai upaya menunjang dan memperrkuat efektivitas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Pengawasan Intern ini dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan administratif.

Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Sedangkan Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan dan pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan pembukuan (akuntansi). (Hadibroto, 1984: 03)

Guna menanggulangi kemungkinan terjadinya penyimpangan pengelolaan keuangan daerah, maka perlu adanya pengawasan untuk memperkecil timbulnya


(24)

7

penyimpangan tersebut. Pengawasan Intern berarti pendayagunaan aparatur Negara dalam memberantas adanya unsur kecurangan atau penyelewengan dengan diadakannya pengawasan intern dalam rangka mengawasi kinerja pengelolaan pemerintah daerah sehingga tercipta good governance.

Pengawasan yang dimaksud disini adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawas secara intern yang dilaksanakan terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan agar sesuai dengan rencana dan kebijakan yang berlaku. Pengawasan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk tercapainya efektifitas dan efisiensi dari kegiatan operasional, keandalan Laporan Keuangan di sektor pemerintahan, serta ketaatan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Pengawasan intern di Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Bandung yang merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati Kabupaten Bandung. Fungsi dari Inspektorat adalah melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Sebagaimana dimaksud pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 47 ayat (1) harus dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Pada pasal 48 ayat (2) aparat pengawasan intern pemerintah melakukan


(25)

8

pengawasan intern melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu dari Almanda Primadona (2013), bahwa tingkat pengawasan intern terhadap pegawai pada Pemerintah Kota Bandung sudah baik dan berpengaruh terhadap kinerja para pegawainya karena selalu dimonitor dan dikontrol oleh pimpinannya. Selain itu, Rina Tresnawati (2012) menyatakan bahwa pengendalian internal mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain objek penelitian dilakukan pada pemerintah daerah Kabupaten Bandung. Populasi penelitian tidak hanya terpaku pada Dinas, penelitian ditujukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang diawasi kinerjanya oleh inspektorat dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka perlu adanya pengawasan atas pelaksanaan kegiatan pemerintah agar dapat tercapainya pembangunan yang efektif, efisien, dan ekonomi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah Terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(26)

9

b. Bagaimana kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah?

c. Bagaimana pengaruh pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pengaruh pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat serta investor terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah serta terwujudnya good

governance.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada rumusan masalah, maka maksud dan tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengawasan intern pada pemerintah daerah. b. Untuk mengetahui kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah. c. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan intern pemerintah terhadap


(27)

10

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Ilmu Akuntansi Pemerintahan

1.4.2. Kegunaan Praktis

Bagi Pemerintah Daerah penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi supaya dapat meningkatkan keyakinan masyarakat serta investor terhadap pemerintah daerah dengan adanya pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang dilakukan guna mewujudkan good governance di Indonesia


(28)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya (Pabundu Tika, 2006: 19). Variabel bebas pada penelitian ini adalah Pengawasan Intern Pemerintah.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Pabundu Tika, 2006: 19). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Pengelolaan Keuangan.

Penelitian dilakukan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Obyek penelitiannya adalah personel Inspektorat Kabupaten Bandung yang mengawaasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan karena setiap pemerintah daerah dituntut untuk melakukan kinerjanya berdasarkan prinsip value for money yang dalam pelaksanaannya diperlukan suatu pengawasan intern dalam lingkungan pemerintah itu sendiri. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana


(29)

49

pengaruh pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan secara random atau acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun metode penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan dan permasalahan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan korelasional.

Jenis penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Sedangkan jenis penelitian korelasional menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian korelasional pada dasarnya untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih fakor lain


(30)

50

melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dan korelasional merupakan metode yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini, karena metode penelitian ini t ertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian dan dengan penelitian ini penulis dapat menuturkan, mengklasifikasikan, dan mengolah data yang terkumpul.

3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.3.1. Definisi Variabel

Definisi variabel dipergunakan untuk menghindari perbedaan penafsiran serta kekeliruan yang mungkin terjadi terhadap istilah-istilah yang dipergunakan. Dengan definisi variabel maka permasalahan yang diteliti akan terarah. Menurut Sugiyono (2012: 63) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan kerangka pemikiran maka variabel-variabel yang digunakan untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini adalah:

a. Varibel bebas (X)

Pengawasan Intern Pemerintah adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan


(31)

51

keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. (Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008)

b. Varibel terikat (Y)

Kinerja Pengelolaan Keuangan (Y) merupakan pengelolaan (optimalisasi dan/atau penyeimbangan) seluruh sumber-sumber yang mampu memberikan penerimaan, pendapatan, dan atau penghematan yang mungkin dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi, efisien dan efektif serta diarahkan untuk kesejahteraan seluruh masyarakatnya. (Abdul Halim, 2004: 68)

3.3.2. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel penelitian ini dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 3.1.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala Item

Pengawasan Intern Pemerintah (X)

(PP No 60 Tahun 2008)

Audit a. Penentuan sasaran, ruang lingkup dan

daerah/lokasi pemeriksaan

Interval 1, 2, 3 b. Penentuan susunan/komposisi tim pemeriksa Interval 4

c. Penyusunan program kerja pemeriksa Interval 5

d. Pengumpulan dan penelaahan data informasi umum

Interval 6, 7 e. Pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan

objek yang diperiksa

Interval 8 f. Pelaksanaan langkah kerja yang terssebut

dalam program kerja pemeriksaan

Interval 9 g. Penuangan hasil pelaksanaan langkah kerja

pemeriksaan


(32)

52

h. Pembicaraan temuan hasil pemeriksaan untuk memperoleh komentar/tanggapan dari obyek yang diperiksa

Interval 11

Variabel Dimensi Indikator Skala Item

Reviu a. Perencanaan reviu Interval 12

b. Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan Interval 13 c. Mereviu kualitas kertas kerja pemeriksaan Interval 14

Evaluasi a. Perencanaan tindakan evaluasi Interval 15

b. Membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan

Interval 16, 17, 18, 19 c. Membuat tindak lanjut dari hasil evaluasi Interval 20 Pemantauan a. Proses penilaian kemajuan suatu program atau

kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Interval 21

b. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut Interval 22

c. Menegaskan kembali rekomendasi dalam hal tindak lanjut yang diusulkan tidak/belum dilaksanakan

Interval 23

Kegiatan

Pengawasan Lainnya

a. Berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan,

pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan

Interval 24

b. Menilai perlu atau tidaknya dilakukan

kegiatan pengawasan lainnya

Interval 25

c. Kegiatan yang diperlukan namun belum ada

pada perencanaan sebelumnya

Interval 26 Kinerja

Pengelolaan Keuangan (Y) (Ihyaul Ulum, 2009: 27)

Ekonomi a. Memperoleh sumber daya dengan kualitas dan

kuantitas tertentu pada harga yang terendah

Interval 1, 2 b. Mempertimbangkan input yang akan

dipergunakan

Interval 3, 4, 5

Efisien a. Menggunakan sumber daya yang minimum

pada tingkat kapasitas optimal

Interval 6 b. Menggunakan sumber daya yang minimum

dalam menghasilkan barang/jasa yang dibutuhkan

Interval 7, 8

Efektivitas a. Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan

Interval 9 b. Mencapai tujuan dari program yang telah

ditetapkan


(33)

53

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 119), “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Untuk meneliti mengenai Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah, populasi yang digunakan adalah personel Inspektorat yang mengawasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Bandung. Sebagaimana fungsi dari Inspektorat adalah melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Adapun Satuan Kerja Perangkat Daerah yang diawasi oleh Inspektorat Kabupaten Bandung terdiri dari:

Tabel 3.2.

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bandung No Satuan Kerja Perangkat Daerah Jumlah

1 Sekretariat 3

2 Dinas 14

3 Badan 9

4 Kantor 2

5 Kecamatan 31

6 Kelurahan 10

7 Rumah Sakit 3

Jumlah 72


(34)

54

Kuesioner yang akan disebarkan terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu kuesioner yang pertanyaannya berkaitan dengan variabel X dan kuesioner yang pertanyaannya berkaitan dengan variabel Y. Kuesioner tersebut akan disebarkan kepada personel Inspektorat Kabupaten Bandung yang bertugas mengawasi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdiri dari Sekretariat, Dinas, Badan, Kantor, Kecamatan, Kelurahan, dan Rumah Sakit.

Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi yang besar, dalam penelitian ini tidak semua populasi diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti.

3.4.2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Pengukuran sampel merupakan langkah untuk menentukan sampel yang diambil untuk melaksanakan penelitian. Besarnya sampel dapat ditentukan secara statistik maupun melalui estimasi penelitian. Hal tersebut juga tidak lepas dari syarat bahwa sampel yang dipilih haruslah representatif dimana semua


(35)

55

karakteristik yang ada pada populasi dapat tercermin dalam sampel yang telah dipilih. Dengan berpedoman pada pendapat Surakhmad (2004) dalam Riduwan (2006: 250) yang menyatakan bahwa :

“Apabila subjeknya kurang dari 100 maka pengambilan sampel sekurang

-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 100 maka ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi.”

Dalam penelitian ini jumlah populasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bandung berjumlah 72 SKPD. Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan uraian di atas yakni 50% dari jumlah populasi sebanyak 72 adalah 36 responden. Responden dalam penelitian ini adalah personel Inspektorat Kabupaten Bandung yang mengawasi masing-masing SKPD pada tahun 2013.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik nonprobability sampling dengan jenis convenience sampling. Menurut Uma Sekaran (2012: 136), “Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Sedangkan pengertian convenience sampling menurut Uma Sekaran (2012: 136) adalah “Pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya.”

Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 36 personel Inspektorat yang mengawasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


(36)

56

Kabupaten Bandung. Sampel Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang diawasi oleh personel Inspektorat antara lain:

Tabel 3.3. Sampel Penelitian

No Satuan Kerja Perangkat Daerah Jumlah Sampel

1 Sekretariat 3 1

2 Dinas 14 13

3 Badan 9 9

4 Kantor 2 2

5 Kecamatan 31 4

6 Kelurahan 10 4

7 Rumah Sakit 3 3

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data terdapat berbagai cara atau alat yang digunakan, dan satu sama lain dapat saling melengkapi. Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang diinginkan dan untuk selanjutnya data tersebut diolah, hasilnya berguna untuk pengujian hipotesis atau pengambilan suatu keputusan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Sugiyono (2012: 137), sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono: 2012, 142). Jenis kuesioner yang akan digunakan


(37)

57

penulis adalah kuesioner tertutup, artinya pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban atau pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka karena jawaban sudah disediakan.

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Jenis dan Skala Pengukuran Data

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok variabel yaitu variabel bebas (X) yakni Pengawasan Intern Pemerintah serta variabel terikat (Y) yakni Kinerja Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah. Data dilapangan diperoleh dengan cara peneliti menyediakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam suatu penelitian, karena dengan instrumen ini peneliti dapat dengan mudah mengumpulkan data yang diperlukan guna pengujian terhadap hipotesis. Setelah instrumen penelitian dianggap akurat dan pasti maka dilakukan penentuan sampel. Langkah selanjutnya penyebaran angket kepada responden yang telah ditetapkan. Kemudian setelah data diperoleh dari lapangan, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

numerical scale (skala numerik) 5 point. Menurut Uma Sekaran (2006: 33), skala

numerikal ini mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya. Tipe data yang digunakan adalah interval. Berikut merupakan penskoran opsi jawaban yang disediakan bagi responden:


(38)

58

a. Angka 5 untuk pernyataan positif tertinggi b. Angka 4 untuk pernyataan positif tinggi c. Angka 3 untuk pernyataan positif sedang d. Angka 2 untuk pernyataan positif rendah e. Angka 1 untuk pernyataan positif terendah

Dalam penelitian ini responden diberikan kebebasan untuk memberikan penilaian atau menentukan pendapatnya yang menurutnya sesuai mengenai indikator-indikator pada kuesioner. Responden hanya tinggal melingkari satu angka dari lima nilai yang tersedia yang menurutnya paling sesuai.

Selanjutnya dalam analisis deskriptif akan disajikan jawaban dari responden untuk setiap pernyataan dalam kuesioner. Skor jawaban dari responden per item pernyataan akan dijumlahkan lalu di cari rata-rata jawaban tersebut dengan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = a

a

Setelah didapatkan rata-rata jawaban per dimensi lalu ditentukan kategori jawaban tersebut menurut kriteria pengklasifikasian. Adapun panjang kelas untuk menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel X dan Y dicari dengan rumus sebagai berikut:

Panjang Kelas = − a


(39)

59

Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 5 = (36 x 5 = 180), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 1 = (36 x 1 = 36)

Panjang Kelas = 8 − = 29

Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat dari tabel 3.4. berikut ini:

Tabel 3.4.

Kriteria Rentang Pengklasifikasian

Variabel Kategori Rentang

Pengklasifikasian Pengawasan Intern

Pemerintah (X)

Tidak Baik 36 – 65

Kurang Baik 66 – 94

Cukup Baik 95 – 122

Baik 123 – 151

Sangat Baik 152 – 180

Kinerja Pengelolaan Keuangan

(Y)

Tidak Baik 36 – 65

Kurang Baik 66 – 94

Cukup Baik 95 – 122

Baik 123 – 151

Sangat Baik 152 – 180

3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menurut Arikunto (2009: 86) adalah “suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik.” Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi alat


(40)

60

penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dengan rumusan sebagai berikut:

� = [� −� ][ −∑ �� ]

Keterangan:

α = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah instrumen pertanyaan

∑ Si2 = Jumlah varians dari setiap instrumen Sx2 = Varians dari keseluruhan instrumen

(Ghozali, 2004:42) Hasil dari perhitungan tersebut, suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Alpha yang dihasilkan memberi nilai Alpha > 0,60 (Ghozali, 2004: 42). Oleh karena itu dasar keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Jika � ,6 maka item pernyataan dianggap reliabel b. Jika � < ,6 maka item pernyataan tidak reliabel

1) Uji reliabilitas Pengawasan Intern Pemerintah

Hasil perhitungan uji reliabilitas pada variabel Pengawasan Intern Pemerintah dengan menggunakan software SPSS 20 for windows dapat dilihat pada tabel 3.5.:

Tabel 3.5.

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

,974 26 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.5., nilai � sebesar 0,974 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ke-26 pernyataan dalam kuesioner untuk variabel Pengawasan Intern Pemerintah adalah reliabel karena nilai � ,6 .


(41)

61

2) Uji reliabilitas Kinerja Pengelolaan Keuangan

Hasil perhitungan uji reliabilitas pada variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan dengan menggunakan software SPSS 20 for windows dapat dilihat pada tabel 3.6.:

Tabel 3.6.

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

,955 10 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.6., nilai � sebesar 0,955 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ke-10 pernyataan dalam kuesioner untuk variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan adalah reliabel karena nilai � ,6 .

3.6.3. Uji Validitas

Penggunaan instrumen penelitian harus diuji terlebih dahulu apakah instrumen tersebut valid atau tidak. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2012:172). Selanjutnya dalam memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi, Masrun menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.”

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisa item skor satu item dengan skor total yang dilakukan dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:


(42)

62

� = � ∑ − ∑ ∑

√{�∑ − ∑ }{�∑ − ∑ }

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = Jumlah responden

∑ XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y ∑ X = Jumlah skor X (Skor per item) ∑ Y = Jumlah skor Y (Skor total) (∑ X)2 = Kuadrat jumlah skor X (∑ Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y

(Sugiyono, 2012: 183) Menurut Sugiyono (2012: 126), bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,30 keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat, sedangkan bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Oleh karena itu, dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung 0,30 maka item kuesioner valid b. Jika r hitung < 0,30 maka item kuesioner tidak valid 1) Uji Validitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah

Pengujian validitas untuk variabel Pengawasan Intern Pemerintah diolah berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dijabarkan ke dalam 26 pernyataan dengan 36 responden di Inspektorat Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. 36 responden ini merupakan personel Inspektorat kabupaten Bandung yang mengawasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Kabupaten Bandung. Berikut di bawah ini hasil pengujian validitas instrumen kuesioner dari variabel Pengawasan Intern Pemerintah pada tabel 3.7. dengan menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows:


(43)

63

Tabel 3.7.

Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah Item

pernyataan r hitung Keterangan

1 ,597 Valid

2 ,620 Valid

3 ,566 Valid

4 ,580 Valid

5 ,720 Valid

6 ,636 Valid

7 ,820 Valid

8 ,851 Valid

9 ,904 Valid

10 ,776 Valid

11 ,841 Valid

12 ,786 Valid

13 ,812 Valid

14 ,854 Valid

15 ,859 Valid

16 ,898 Valid

17 ,847 Valid

18 ,811 Valid

19 ,892 Valid

20 ,749 Valid

21 ,904 Valid

22 ,840 Valid

23 ,786 Valid

24 ,803 Valid

25 ,807 Valid

26 ,818 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, perhitungan terlampir

Berdasarkan tabel 3.7. tentang Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah, semua pernyataan dari variabel tersebut yang berjumlah 26 pernyataan dinyatakan valid karena r hitung 0,30.


(44)

64

2) Uji Validitas Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan

Pengujian validitas untuk variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan diolah berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dijabarkan ke dalam 10 pernyataan dengan 36 responden di Inspektorat Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. 36 responden ini merupakan personel Inspektorat kabupaten Bandung yang mengawasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Kabupaten Bandung.

Berikut di bawah ini hasil pengujian validitas instrumen kuesioner dari variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan pada tabel 3.8. dengan menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows:

Tabel 3.8.

Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Intern Pemerintah Item

pernyataan

r hitung Keterangan

1 ,880 Valid

2 ,852 Valid

3 ,874 Valid

4 ,875 Valid

5 ,719 Valid

6 ,930 Valid

7 ,788 Valid

8 ,937 Valid

9 ,823 Valid

10 ,754 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, perhitungan terlampir

Berdasarkan tabel 3.8. tentang Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pengelolaan Keuangan, semua pernyataan dari variabel tersebut yang berjumlah 10 pernyataan dinyatakan valid karena r hitung 0,30.


(45)

65

3.7. Teknik Pengujian Hipotesis 3.7.1. Uji Normalitas Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik karena data yang akan diuji berbentuk interval. Oleh karena itu, maka setiap data pada variabel harus terlebih dahulu diuji normalitasnya. Bila data setiap variabel tidak normal, maka pengujian hipotesis tidak bisa menggunakan statistik parametris.

Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software SPSS 20 for

Windows. “Suatu data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp Sig (2 -tailed) hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 1/2α” (C. Trihendradi, 2009: 246)

3.7.2. Analisis Korelasi

Untuk menguji arah hubungan antara variabel x terhadap y, maka perlu dihitung koefisien korelasi antar variabel dalam sampel. Pabundu Tika (2006, 97) menyatakan bahwa Analisis Korelasi Sederhana digunakan untuk 2 variabel yang saling berhubungan dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment.

Menurut Sugiyono (2012: 213), “Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen


(46)

66

yang dihasilkan akan diolah dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut:

� = � ∑ − ∑ ∑

√{�∑ − ∑ }{�∑ − ∑ }

Keterangan:

r = Korelasi antara variabel X dan variabel Y n = Jumlah responden

∑ XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y ∑ X = Jumlah skor X (Skor per item) ∑ Y = Jumlah skor Y (Skor total) (∑ X)2 = Kuadrat jumlah skor X (∑ Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y

(Sugiyono, 2012: 183)

Nilai r berkisar dari -1 melalui 0 hingga +1 (-1 ≤ r ≥ +1) sebagai berikut: a. Bila nilai r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel

sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali

b. Bila nilai r = +1 atau mendekati 1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan positif dan sangat kuat sekali. Hubungan antara kedua variabel bersifat korelasi positif (korelasi searah), artinya kenaikan variabel X akan diikuti dengan kenaikan variabel Y atau sebaliknya.

c. Bila nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi variabel dikatakan negatif dan sangat kuat. Hubungan antara variabel bersifat korelasi negatif (korelasi tidak searah), artinya kenaikan variabel X akan diikuti dengan penurunan variabel Y atau sebaliknya.


(47)

67

Koefisien korelasi di atas digunakan apabila data berdistribusi normal, apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik. Untuk menghitung korelasi dalam penelitian ini, penulis menggunakan software

SPSS 20 for Windows untuk memudahkan pengolahan data.

3.7.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel X terhadap Y. Koefisien determinasi (Kd) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

�� = � %

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi

r = Korelasi antara variabel X dan variabel Y

(Sugiyono, 2012: 185) Koefisien korelasi yang dikuadratkan akan menjadi koefisien determinasi (Kd), yang menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel X terhadap naik/turunnya (variasi) nilai variabel Y sebesar kuadrat koefisien korelasinya.

3.7.4. Hipotesis Statistik

Penulisan hipotesis yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau tidak, dimana hipotesis nol (Ho) yaitu suatu hipotesis tentang ada tidaknya hubungan, sedangkan Ha merupakan hipotesis yang diajukan penulis. Sehingga dalam penelitian ini, hipotesis tersebut dinyatakan sebagai berikut:


(48)

68

Ho: � = , Tidak terdapat pengaruh positif antara pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah

Ha: � > , Terdapat pengaruh positif antara pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah

3.7.5. Uji Signifikansi

Untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, maka digunakan rumus uji signifikansi korelasi product moment sebagai berikut:

� = � √� − √ − �

Keterangan: t = t-statistik

r = Korelasi antara variabel X dan variabel Y n = Jumlah responden

(Sugiyono, 2012: 184)

3.7.6. Penerimaan dan penolakan hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengacu pada rumus korelasi product moment, maka dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima b. Jika t-hitung t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak


(49)

69

3.7.7. Penarikan Kesimpulan

Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan, maka ditarik kesimpulan apakah variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Hipotesis nol (Ho) atau penerimaan Hipotesis alternatif (Ha). Untuk memudahkan pengolahan data, penulis menggunakan


(50)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pada pemerintah daerah Kabupaten Bandung, maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa :

1. Pengawasan Intern pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung telah dilaksanakan dengan baik. Dimensi audit mendapat rata-rata skor tertinggi dan dimensi yang mendapatkan rata-rata skor terendah yakni dimensi kegiatan pengawasan lainnya. Dari hasil data yang diperoleh bahwa Pengawasan Intern Pemerintah termasuk pada kategori baik. Hal ini terjadi karena pemerintah daerah Kabupaten Bandung telah melakukan proses Pengawasan Intern Pemerintah sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku yaitu dengan dijadikannya PP Nomor 60 Tahun 2008 sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pengawasan intern.

2. Kinerja pengelolaan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bandung telah dilaksanakan dengan cukup baik. Dimensi ekonomi dan efisien memperoleh skor rata-rata tertinggi dan dimensi dengan skor terendah terdapat pada dimensi efektivitas. Dari hasil data


(51)

128

yang diperoleh bahwa kinerja pengelolaan keuangan termasuk pada kategori cukup baik. Hal ini terjadi karena tuntutan dari otonomi daerah yang sudah semakin mendesak pemerintah daerah dalam memperbaiki kinerja termasuk dalam pengelolaan keuangan.

3. Pengawasan intern pemerintah memiliki pengaruh dengan arah positif terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bandung. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa jika Pengawasan Intern Pemerintah semakin membaik maka akan menyebabkan semakin membaiknya juga kinerja pengelolaan keuangan, dan juga berlaku sebaliknya.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk dapat meningkatkan pengawasan intern pemerintah dan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan. Berikut ini penulis mengajukan saran, diantaranya :

1. Aparatur pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan dimensi kegiatan pengawasan lainnya sehingga menjadi lebih baik. Kegiatan pengawasan lainnya ini berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan.

2. Dalam kinerja pengelolaan keuangan, pemerintah sebaiknya dapat melaksanakan prinsip efektifitas menjadi lebih baik lagi. Hal ini dapat


(52)

129

dilakukan dengan memperhatikan pencapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan terwujud tata kepemerintahan yang baik di pemerintah daerah itu sendiri.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis, sebaiknya menambah variabel penelitian dengan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kinerja pengelolaan keuangan karena sistem akuntansi yang baik dapat harus dilaksanakan pada setiap pemerintah daerah. Serta menambah variabel penelitian dengan kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah, karena ada beberapa fungsi akuntansi pada pemerintah daerah tidak berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai.


(53)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. (2011). Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Antarajawabarat. (2011). Pemkab Bandung Diminta Tingkatkan Pengawasan

Internal. [Online]. Tersedia: http://antarajawabarat.com/. [28 Nopember

2013]

Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta : Rineka Cipta

Badan Pemeriksa Keuangan. (2012). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I

Tahun 2012. [Online]. Tersedia: http://www.bpk.go.id/. [26 Maret 2014]

Bastian, Indra. (2002). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga

Cornelius, Trihendradi. (2009). Analisis Data Statistik. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Ghozali, Imam. (2004). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hadibroto. (1984). Sistem Pengawasan Intern. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia

Halim, Abdul. (2004). Manajemen Keuangan Daerah: Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Kabupaten Bandung. (2012). Profil SKPD. [Online]. Tersedia: http://www.bandungkab.go.id/pemerintahan. [20 April 2014]

Kabupaten Bandung. (2012). Selayang Pandang. [Online]. Tersedia: http://www.bandungkab.go.id/pemerintahan/. [20 April 2014]

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Andi

Mifti, Lestariyo, dan Kowanda. (2019). Pengawasan Internal dan Kinerja

Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri. Jurnal Ekonomi Bisnis

Nomor 3 Vol 14

Morissan, M.A. (2003). Fungsi Manajemen Media Penyiaran (Pengawasan

Organisasi). [Online]. Tersedia: http://www.mercubuana.ac.id/. [20 April


(54)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Primadona, Almanda. (2013). Pengaruh Pengawasan Intern Dan Pengelolaan

Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal

Akuntansi Universitas Komputer Indonesia

Rahman, M. Arief. (2013). Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi

Pengelolaan Keuangan Daerah. Skripsi Pendidikan Akuntansi Universitas

Pendidikan Indonesia

Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia. (2001). Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia. (2004). Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Jakarta: Sekretariat Negara

Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Ruz, M. (2011). BPKP Jabar Tandatangani MoU dengan Pemerintah Kabupaten Bandung. [Online]. Tersedia: http://www.bpkp.go.id/. [28

Nopember 2013]

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business (Metodologi Penelitian

Bisnis Buku 2 Edisi 4). Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Tika, Pabundu. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Tresnawati, Rina. (2012). Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Instansi Pemerintah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.

Forum Bisnis &Keuangan I tahun 2012 halaman 139-151

Ulum, Ihyaul. (2004). Audit sektor publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:


(1)

69

3.7.7. Penarikan Kesimpulan

Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan, maka ditarik kesimpulan apakah variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Hipotesis nol (Ho) atau penerimaan Hipotesis alternatif (Ha). Untuk memudahkan pengolahan data, penulis menggunakan


(2)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pengawasan intern pemerintah terhadap kinerja pengelolaan keuangan pada pemerintah daerah Kabupaten Bandung, maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa :

1. Pengawasan Intern pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung telah dilaksanakan dengan baik. Dimensi audit mendapat rata-rata skor tertinggi dan dimensi yang mendapatkan rata-rata skor terendah yakni dimensi kegiatan pengawasan lainnya. Dari hasil data yang diperoleh bahwa Pengawasan Intern Pemerintah termasuk pada kategori baik. Hal ini terjadi karena pemerintah daerah Kabupaten Bandung telah melakukan proses Pengawasan Intern Pemerintah sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku yaitu dengan dijadikannya PP Nomor 60 Tahun 2008 sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pengawasan intern.

2. Kinerja pengelolaan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bandung telah dilaksanakan dengan cukup baik. Dimensi ekonomi dan efisien memperoleh skor rata-rata tertinggi dan dimensi dengan skor terendah terdapat pada dimensi efektivitas. Dari hasil data


(3)

128

yang diperoleh bahwa kinerja pengelolaan keuangan termasuk pada kategori cukup baik. Hal ini terjadi karena tuntutan dari otonomi daerah yang sudah semakin mendesak pemerintah daerah dalam memperbaiki kinerja termasuk dalam pengelolaan keuangan.

3. Pengawasan intern pemerintah memiliki pengaruh dengan arah positif terhadap kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bandung. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa jika Pengawasan Intern Pemerintah semakin membaik maka akan menyebabkan semakin membaiknya juga kinerja pengelolaan keuangan, dan juga berlaku sebaliknya.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk dapat meningkatkan pengawasan intern pemerintah dan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan. Berikut ini penulis mengajukan saran, diantaranya :

1. Aparatur pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan dimensi kegiatan pengawasan lainnya sehingga menjadi lebih baik. Kegiatan pengawasan lainnya ini berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan.

2. Dalam kinerja pengelolaan keuangan, pemerintah sebaiknya dapat melaksanakan prinsip efektifitas menjadi lebih baik lagi. Hal ini dapat


(4)

129

dilakukan dengan memperhatikan pencapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan terwujud tata kepemerintahan yang baik di pemerintah daerah itu sendiri.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis, sebaiknya menambah variabel penelitian dengan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kinerja pengelolaan keuangan karena sistem akuntansi yang baik dapat harus dilaksanakan pada setiap pemerintah daerah. Serta menambah variabel penelitian dengan kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah, karena ada beberapa fungsi akuntansi pada pemerintah daerah tidak berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai.


(5)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. (2011). Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Antarajawabarat. (2011). Pemkab Bandung Diminta Tingkatkan Pengawasan

Internal. [Online]. Tersedia: http://antarajawabarat.com/. [28 Nopember

2013]

Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta : Rineka Cipta

Badan Pemeriksa Keuangan. (2012). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I

Tahun 2012. [Online]. Tersedia: http://www.bpk.go.id/. [26 Maret 2014]

Bastian, Indra. (2002). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga

Cornelius, Trihendradi. (2009). Analisis Data Statistik. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Ghozali, Imam. (2004). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hadibroto. (1984). Sistem Pengawasan Intern. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia

Halim, Abdul. (2004). Manajemen Keuangan Daerah: Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Kabupaten Bandung. (2012). Profil SKPD. [Online]. Tersedia:

http://www.bandungkab.go.id/pemerintahan. [20 April 2014]

Kabupaten Bandung. (2012). Selayang Pandang. [Online]. Tersedia: http://www.bandungkab.go.id/pemerintahan/. [20 April 2014]

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Andi

Mifti, Lestariyo, dan Kowanda. (2019). Pengawasan Internal dan Kinerja

Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri. Jurnal Ekonomi Bisnis

Nomor 3 Vol 14

Morissan, M.A. (2003). Fungsi Manajemen Media Penyiaran (Pengawasan

Organisasi). [Online]. Tersedia: http://www.mercubuana.ac.id/. [20 April


(6)

Ni s a Gina Hanifah, 2014

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten BandungUnipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Primadona, Almanda. (2013). Pengaruh Pengawasan Intern Dan Pengelolaan

Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal

Akuntansi Universitas Komputer Indonesia

Rahman, M. Arief. (2013). Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi

Pengelolaan Keuangan Daerah. Skripsi Pendidikan Akuntansi Universitas

Pendidikan Indonesia

Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia. (2001). Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia. (2004). Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Jakarta: Sekretariat Negara

Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Ruz, M. (2011). BPKP Jabar Tandatangani MoU dengan Pemerintah

Kabupaten Bandung. [Online]. Tersedia: http://www.bpkp.go.id/. [28

Nopember 2013]

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business (Metodologi Penelitian

Bisnis Buku 2 Edisi 4). Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Tika, Pabundu. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Tresnawati, Rina. (2012). Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Instansi Pemerintah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.

Forum Bisnis &Keuangan I tahun 2012 halaman 139-151

Ulum, Ihyaul. (2004). Audit sektor publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:


Dokumen yang terkait

Pengaruh pengawasan intern dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah (survey pada Pemeintah Kota Bandung)

12 66 98

Pengaruh Pengawasan Intern Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei Pada Dinas-Dinas Di Kota Bandung)

0 2 8

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Bandung)

0 6 1

Pengaruh Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung)

1 23 44

Pengaruh Pengawasan Intern Dan Fungsi Pemeriksaan Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survey Pada Dinas Di Pemerintah Kota Bandung)

1 21 121

PENGARUH PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH Pengaruh Pemeriksaan Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten

6 31 20

PENGARUH PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH Pengaruh Pemeriksaan Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten

1 7 17

Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

0 2 47

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung - repository UPI S PEA 1006670 Title

0 0 5

PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH ( Penelitian Pada Pemerintah Kabupaten Jepara)

0 0 19