Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh:
Muhammad Arief Rakhman 0607929
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
(2)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Oleh : Muhammad Arief Rakhman Pembimbing I : Drs. Karli Soedijatno, M.Si, Ak Pembimbing II : R.Nelly Nur Apandi, SE, M.Si
Dalam rangka menjalankan otonomi daerah, pemerintah daerah harus mampu menciptakan sistem manajemen yang mampu mendukung operasionalisasi pembangunan daerah. Salah satu aspek dari Pemerintahan Daerah yang harus diatur secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah. Untuk menunjang agar pengelolaan keuangan daerah dilakukan sesuai dengan prinsip dimana dalam hal ini adalah transparansi, maka Pemerintah Daerah harus menyusun sebuah sistem pengendalian intern. Hal ini ditujukan agar pemerintah daerah dapat memenuhi prinsip pengelolaan keuangan daerah yaitu transparansi. Hal ini berdasarkan banyaknya fenomena tidak transparannya Pemerintah Daerah di berbagai daerah di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh pengendalian intern terhadap transparansi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verikatif. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 30 Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui teknik cluster sampling. Analisis Statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan uji t- statistik dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil dari pengujian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pengendalian intern terhadap transparansi pengelolaan keuangan daerah melalui persamaan regresi Y=14.192+ 0.672 dengan koefisien determinasi sebesar 39,1% yang berarti bahwa sebesar 46,2% transparansi pengelolaan keuangan daerah dipengaruhi oleh pengendalian intern sedangkan sisanya sebesar 53,8% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata Kunci: pengendalian intern, transparansi, pengelolaan keuangan daerah.
(3)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The Effect of Internal Control to The Transparency of Regional Financial Management of West Bandung Regency Government
By : Muhammad Arief Rakhman
First Advisors: Drs. Karli Soedijatno, M.Si., Ak Second Advisors: R.Nelly Nur Apandi, SE, M.Si
In order to exercise autonomy, local governments should be able to create a management system that is able to support the operation of regional development. One aspect of local government must be carefully regulated is a matter of local financial management. To support financial management to be done in accordance with the principle which in this case is transparency, the government should establish a system of internal control. It is intended that local governments can meet the financial management principles of transparency. It is based on the phenomenon of lack of transparency in many local governments in various regions in Indonesia.
The purpose of this research is to determine how much the influence of internal control to the transparency of regional financial management in West Bandung Regency Government. The method of this research use descriptive and verification method. Sample in this research is 30 regional government of West Bandung Regency Government with cluster sampling technique. The statistical analysis used in this research is simple linier regression with t-test statistics with significance levels 5%.
The result of this research indicate that there is a positive influence between internal control and the transparency of regional financial management through the regression equation Y= 14.192 + 0.672X with coefficient of determination 46,2% it means that the transparency of regional financial management influence by internal control by 46,2% and 53,8% influence by other variables.
(4)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN HIPOTESIS ... 11
2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Konsep Pengendalian Intern ... 11
(5)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.1.2 Fungsi dan Tujuan Pengendalian Intern ... 12
2.1.1.3 Perbedaan Pengawasan Intern dengan Pengendalian Intern ... 14
2.1.1.4 Proses Pengendalian Intern ... 15
2.1.1.5 Pengendalian Intern dan Good Governance ... 19
2.1.2 Konsep Transparansi Pengelolaan Keungan Daerah ... 23
2.1.2.1 Definisi Transparansi ... 23
2.1.2.2 Konsep Transpasransi ... 24
2.1.2.3 Ciri-Ciri Transparansi Yang Efektif Serta Langkah-Langkah Untuk Mengimplementasikannya ... 27
2.1.2.4 Konsep Pengelolaan Keuangan Daerah ... 29
2.1.3 Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah ... 33
2.2 Kerangka Pemikiran ... 35
2.3 Hipotesis ... 41
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Obyek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 42
3.2.1 Desain Penelitian ... 42
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 43
3.2.2.1 Definisi Variabel ... 43
(6)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.2.5 Teknik Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
4.1 Hasil Penelitian ... 63
4.1.1 Tinjauan Umum Kabupaten Bandung Barat ... 63
4.1.1.1 Selayang Pandang ... 63
4.1.1.2 Sejarah ... 64
4.1.1.3 Visi & Misi Kabupaten Bandung Barat ... 67
4.1.1.4 Lambang dan Arti ... 69
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 71
4.1.2.1 Deskripsi Variabel Pengendalian Intern ... 75
4.1.2.2 Deskripsi Variabel Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah ... 82
4.1.2.3 Analisis Statistik ... 89
4.2 Pembahasan ... 96
4.2.1 Pengendalian Intern di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat ... 96
4.2.2 Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat ... 98
4.2.3 Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat ... 100
(7)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 103
5.1 Simpulan ... 103
5.2 Saran ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 105
(8)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pengawasan Intern dan Pengendalian Intern ... 15
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 34
Tabel 3.1 Operasional Variabel... 46
Tabel 3.2 Daftar Dinas, Badan, dan Kantor pada Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat ... 49
Tabel 3.3 Daftar Kecamatan pada Pemerintahan Kab. Bandung Barat ... 49
Tabel 4.1 Pengujian Validitas Variabel X... 74
Tabel 4.2 Pengujian Validitas Variabel Y... 74
Tabel 4.3 Perhitungan Frekuensi Jawaban Untuk Variabel X ... 76
Tabel 4.4 Interpretasi Skor ... 78
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Lingkungan Pengendalian ... 78
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Penaksiran Risiko ... 80
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Informasi dan Komunikasi ... 80
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Aktivitas Pengendalian ... 81
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Pemantauan ... 82
(9)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 Interpretasi Skor ... 85
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Transparansi Proses ... 85
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Transparansi Kejujuran dan Transparansi Hukum ... 87
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Transparansi Program . 88 Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Transparansi Kebijakan ... 89
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Data ... 90
Tabel 4.17 Hasil Uji Linieralitas ... 91
Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 93
Tabel 4.19 Hasil Uji t ... 94
(10)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah ... ...41 Gambar 4.1 Lambang Kabupaten Bandung Barat ... ...70 Gambar 4.2 Grafik Heteroskedastisitas Data ... ...92
(11)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan
Lampiran 2 Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Seminar Usulan Penelitian Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari KESBANGPOLLINMAS Kabupaten Bandung Barat
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup
(12)
1 Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
UU No. 25 Tahun 1999 yang kemudian diperbaharui dengan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai pengaturan hubungan pusat dan daerah. Khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah.
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 huruf (h) UU NOMOR 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah). Dari undang-undang otonomi daerah tersebut tidak diragukan lagi bahwa pelaksanaan otonomi daerah memiliki dasar hukum yang kuat. Tinggal permasalahannya adalah bagaimana dengan dasar hukum yang kuat tersebut pelaksanaan otonomi daerah bisa dijalankan secara optimal.
Dari aspek pelaksanaan, Pemerintah Daerah dituntut mampu menciptakan sistem manajemen yang mampu mendukung operasionalisasi pembangunan daerah. Salah satu aspek dari pemerintahan daerah yang harus diatur secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah.
(13)
2
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anggaran Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi Pemerintah Daerah.
Sebagai instrumen kebijakan, APBD menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. APBD digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Dalam kaitannya dengan pengelolaan keuangan daerah, proses penyusunan dan pelaksanaan APBD hendaknya difokuskan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan program dan aktivitas yang menjadi preferensi daerah yang bersangkutan.
Pengelolaan keuangan adalah proses pengurusan, penyelenggaraan, penyediaan dan penggunaan uang dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk tercapainya suatu tujuan. Proses ini tersusun dari pelaksanaan fungsi-fungsi penganggaran pembukuan dan pemeriksaan atau secara operasional apabila dirangkaikan dengan daerah maka pengelolaan keuangan daerah adalah yang pelaksanaannya meliputi penyusunan, penetapan, pelaksanaan pengawasan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah (Tjahjanulin Domai, 2002). Sejalan dengan pengertian tersebut di atas Abdul Halim (2001) mengatakan, membicarakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah, oleh karena itu anggaran pendapatan dan
(14)
3
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belanja daerah adalah merupakan program kerja suatu daerah dalam bentuk angka-angka selama satu tahun anggaran.
Menurut Dedy dan Dadang (2001) ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. Sedangkan Abdul Halim (2001) mengungkapkan bahwa prinsip dalam pengelolaan keuangan daerah adalah Akuntabilitas, Value for money, Kejujuran dalam pengelolaan keuangan daerah, Transparansi, Pengendalian, Disipilin Anggaran, Efisien dan efektivitas anggaran, dan Format Anggaran.
Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas Tjahjanulin Domai (2002) mengatakan ada beberapa prinsip dalam mengelola keuangan daerah yaitu Akuntabilitas adalah kewajiban bagi pengelola keuangan daerah untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan kebijaksanaan yang diterapkannya. Selain itu, prinsip pengelolaan keuangan daerah lainnya yaitu Transparansi. Transparansi adalah dapat diketahuinya oleh banyak pihak mengenai pengelolaan keuangan daerah dengan kata lain segala tindakan dan kebijakan harus selalu dilaksanakan secara terbuka dan diketahui oleh umum. Kemudian ada juga keterbukaan informasi secara terbuka baik terhadap saran maupun kritik dari masyarakat. Serta aturan hukum pengelolaan keuangan daerah harus berdasarkan Undang-Undang, Peraturan pemerintah, dan peraturan daerah yang telah ditetapkan.
(15)
4
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini penulis lebih menitikberatkan pada pembahasan salah satu prinsip keuangan daerah, yaitu transparansi. Hal ini berdasarkan terdapatnya fenomena tidak transparannya Pemerintah Daerah di beberapa daerah di Indonesia1. Dari fenomena berikut dapat diambil kesimpulan bahwa transparansi yang buruk bisa menyebabkan terjadinya sebuah polemik berkepanjangan, dimana terdapatnya catatan merah dari BPK atas laporan keuangan daerah yang bersangkutan, bahkan diindikasikannya menuju arah kasus korupsi.
Agar terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang baik, dalam hal ini pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah agar berjalan sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah, maka perlu adanya fungsi pengendalian karena pengendalian itu sendiri adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut
Pengendalian pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengendalian diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengendalian tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengendalian juga dapat mendeteksi
1Fenomena yang terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dimana Badan Anggaran DPRD
Kabupaten Pacitan yang menilai pemerintah tidak transparan dalam melaporkan penggunaan APBD setempat tahun 2009, Badan Pemeriksa Keuangan pun sudah memberi “rapor merah” terhadap laporan keuangan dalam APBD Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tahun 2009.
(16)
5
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Hasil pengendalian ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengendalian merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengendalian menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan transparansi publik, pengendalian merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengendalian yang efektif. Sebab, untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas publik diperlukan internal control dan external control yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam hal ini yang paling berpengaruh untuk menjaga pengendalian tetap efektif dan efisien adalah pengendalian intern tentunya. Dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah Daerah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif.
Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan
(17)
6
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
negara secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem ini dikenal sebagai Sistem Pengendalian Intern yang dalam penerapannya harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah Daerah tersebut.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di Instansi Pemerintah Daerah tersebut dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan, lingkup tugas, kompetensi sumber daya manusia, kode etik, standar audit, pelaporan, dan telaahan sejawat. Sedangkan pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, dan pembimbingan dan konsultansi SPIP, serta peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.
Mengacu pada fenomena yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB), dimana Pemerintah Kabupaten Bandung Barat ditekankan untuk melaksanakan transparansi dan keterbukaan informasi publik, khususnya mengenai penggunaan APBD. Hal itu terkait belum adanya penyelesaian kasus pengelolaan keuangan dengan opini disclaimer yang terjadi setiap tahun di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
(18)
7
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Pengelolaan keuangan terus kacau, sementara pengawasan dari inspektorat dan DPRD tidak memberikan solusi, bahkan terkesan acuh. Satu-satunya jalan, penggunaan anggaran harus terbuka agar publik bisa mengawasi,” ungkap pengamat dari Pusat Kajian Politik Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung Barat Holid Nurjamil, Selasa 25 Oktober 2011. Holid menambahkan, transparansi penggunaan anggaran mutlak harus dilakukan. Publik sudah tidak dapat bergantung lagi pada peran DPRD untuk mengawasi pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Hasil rekomendasi DPRD dalam menanggapi opini disclaimer seakan tidak menekan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk menyikapi secara serius.
Berdasarkan fenomena tersebut, mengindikasikan bahwa kurangnya transparansi di Kabupaten Bandung Barat telah membuat pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Bandung Barat bertahun-tahun mendapatkan opini disclaimer. Oleh karena itu, penulis menjadi tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang transparansi di Kabupaten Bandung Barat.
Penelitian ini merujuk kepada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmad Fuadi (2009) dengan judul “Pengaruh Efektifitas Pengendalian Internal Terhadap Perwujudan Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung”. Penelitian tersebut mengatakan terdapat pengaruh positif antara Efektifitas Pengendalian Intern terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah sebesar 59,4%. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang disebutkan di atas berbeda pada objek yang akan diteliti, penelitian sebelumnya memilih Kota Bandung sebagai objek sementara penelitian ini memilih Kabupaten
(19)
8
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung Barat sebagai objek yang akan diteliti. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas penulis akan melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh
Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat )”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengendalian Intern pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
2. Bagaimana Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
3. Seberapa besar pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka maksud dan tujuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang Pengendalian Intern dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
(20)
9
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk :
1. Mengetahui Pengendalian Intern pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
2. Mengetahui Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
1.2 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna secara praktis dan akademis.
1.2.1 Kegunaan Praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menghimpun informasi sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat untuk dijadikan referensi serta masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat guna meningkatkan kinerja terutama dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
(21)
10
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2.2 Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumbangan data empirik dalam ilmu akuntansi sektor publik terutama dalam bahasan tentang Pengendalian Intern dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
(22)
42
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Pada penulisan skripsi ini yang menjadi obyek penelitian adalah Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (X) adalah Pengendalian Intern yang mempengaruhi Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai variable dependen (Y).
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat. Setiap pemerintah daerah harus melakukan pengelolaan keuangan daerahnya secara transparan yang tentu saja pelaksanaannya memerlukan pangendalian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilimiah. Dengan begitu, proses penelitian harus mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dasar cara berpikir ilimiah, yaitu rasional, empiris, dan sistematis (Idrus:2009).
(23)
43
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verikatif. Dengan uji hipotesis menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t- statistik dengan tingkat signifikansi 5%.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2009:21) mendefinisikan bahwa “metode deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengtahuinilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih, tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
dengan variabel lain”. Suharmini Arikunto (2006:8) menyatakan bahwa
“penelitian yang bertujuan untuk mengecek hasil penelitian lain inilah yang diberi nama penelitian verifikatif”. Jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu
hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Menurut jenis data, penelitian ini menggunakan analisis data primer yang berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden.
3.2.2 Definisi Variabel dan Operasional Variabel
3.2.2.1 Definisi Variabel
Suryabrata (1995) mendefinisikan variabel sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian dan sering pula variabel penelitian itu dinyatakan sebagai gejala yang akan diteliti. Variabel dapat juga diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai.
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:
(24)
44
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengendalian Intern pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel independen (variabel X). Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah, instansi/dinas, dan segenap personel) yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri atas keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta efektifitas dan efisiensi operasi. (Indra Bastian 2006:7)
2. Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel dependen (variabel Y). Transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat (Mardiasmo:2004:30).
3.2.2.2 Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel atau disebut pengoperasian konsep oleh
Jogiyanto (2007 : 62) adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek (properti) ke dalam elemen-elemen (elements) yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset”.
Operasionalisasi variabel ini dibutuhkan untuk menjabarkan variabel-variabel penelitian ke dalam indikator tertentu untuk memudahkan pengukurannya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pengumpulan data untuk menjawab masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
(25)
45
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua variabel, agar variabel-variabel penelitian dapat dioperasikan, maka perlu operasional variabel yang akan penulis paparkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala Poin
Variabel X (Pengendalian Intern) Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah, instansi/dinas, dan segenap personel) yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri atas keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta efektifitas dan efisiensi operasi. (Indra Bastian 2006:7) 1.Lingkungan Pengendalian
Penegakan Integritas dan Etika Ordinal 1 Kepemimpinan yang kondusif Ordinal 2 Pembentukan struktur
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
Ordinal 3
Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
Ordinal 4 Perwujudan peran aparat
pengawasan intern yang baik
Ordinal 5 2. Penaksiran
risiko
Melakukan identifikasi risiko
Ordinal 6 Melakukan analisis risiko Ordinal 7 3. Informasi dan
komunikasi
Mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat
Ordinal 8
4. Aktivitas Pengendalian
Pembinaan sumber daya manusia
Ordinal 9 Pengendalian fisik atas
kekayaan pemda dan catatan
Ordinal 10 Pencatatan yang akurat dan
tepat waktu atas transaksi dan kejadian
Ordinal 11
5. Pemantauan Pemantauan dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu
Ordinal 12
Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain
(26)
46
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala Poin
Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektifitas SPI
Ordinal 14
Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya segera diselesaikan dam dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian
Ordinal 15
Variabel Y (Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah) Keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. (Mardiasmo:20 04:30).
1. Transparansi Proses
Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur, biaya-biaya dan tanggung jawab
Ordinal 1
Kemudahan akses informasi Ordinal 2 Prosedur yang digunakan
sudah cukup baik dalam kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi
Ordinal 3
Komunikasi publik oleh pemerintah
Ordinal 4
Meningkatkan arus
informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga non pemerintahan
Ordinal 5
2. Transparansi Kejujuran dan Transparansi Hukum
Kesesuaian jabatan dengan wewenang yang digunakan
Ordinal 6 Jaminan akan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Ordinal 7
3. Transparansi Program
Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada
peraturan yang dilanggar atau permintaan untuk membayar uang suap
Ordinal 8
Hasil dari program yang dijalankan
(27)
47
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala Poin
Adanya kesesuaian antara target dan pencapaian program
Ordinal 10
Adanya pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan sasaran dari program
Ordinal 11
4. Transparansi Kebijakan
Penetapan proses kebijakan Ordinal 12 Pelaksana suatu kebijakan Ordinal 13 Pertanggungjawaban dan
keterbukaan atas kebijakan-kebijakan yang dibuat
Ordinal 14
Adanya pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan sasaran dari kebijakan yang dibuat
Ordinal 15
3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam melakukan penelitian akan selalu berhadapan dengan obyek
penelitian, baik itu manusia, benda maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi. Obyek penelitian ini merupakan kenyataan-kenyataan dimana suatu masalah timbul, sehingga merupakan suatu sumber utama mendapatkan data. Menurut Fraenkel dan Wallen (1990 : 68) populasi mempunyai arti sebagai berikut:
“Populasi adalah kelompok yang menarik peneliti, dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah unit organisasi pengawasan intern
yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat yaitu Inspektorat Kabupaten Bandung Barat sebagai pengawas intern berbagai Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat yang berbentuk dinas, badan, kantor, dan kecamatan yang berjumlah 37 OPD. Berikut adalah
(28)
48
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daftar OPD yang berbentuk dinas, badan, dan kantor pada Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat.
Tabel 3.2
Daftar Dinas, Badan, dan Kantor pada Pemerintahan Kab. Bandung Barat
No. Nama Dinas
1 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2 Dinas Perhubungan
3 Dinas Kesehatan
4 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 5 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 6 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 7 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan 8 Dinas Peternakan dan Perikanan
9 Dinas Bina Marga dan Pengairan
10 Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan KUMKM 11 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
12 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah 13 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu 14 Badan Penanggulangan Bencana Alam
15 Badan Perencanaan Daerah
16 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 17 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 18 Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
19 Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 20 Kantor Ketahanan Pangan
21 Kantor Lingkungan Hidup
22 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Sedangkan daftar OPD di Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat yang berbentuk kecamatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Daftar Kecamatan pada Pemerintahan Kab. Bandung Barat
No. Nama Kecamatan 1 Batujajar
2 Cihampelas 3 Cikalong Wetan 4 Cililin
5 Cipatat 6 Cipendeuy
(29)
49
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Nama Kecamatan
7 Cipongkor 8 Cisarua 9 Gununghalu 10 Lembang 11 Ngamprah 12 Padalarang 13 Parongpong 14 Rongga 15 Sindangkerta
Menurut Sugiyono (2008 : 116) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil harus mewakili karakteristik populasi (representatif ).
Menurut Jogiyanto (2007 : 74) ada dua kriteria sampel yang baik yaitu : 1. Akurat
Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias. 2. Presisi
Sampel yang mempunyai presisi (precision) yang tinggi adalah yang mempunyai kesalahan pengambilan sampel (sampling error) yang rendah. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error) adalah seberapa jauh sampel berbeda dari yang dijelaskan oleh populasinya.
Peneliti menggunakan teknik probability sampling yaitu Cluster Sampling, dimana menurut Sugiyono (2008: 119) “Teknik Cluster Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas”. Populasi yang akan diambil adalah Inspektorat Kabupaten Bandung Barat yang bertugas mengawasi berbagai OPD di Kabupaten Bandung Barat. Kemudian Pengambilan sampelnya dengan cara membagi OPD di Kabupaten Bandung Barat yang diawasi oleh Inspektorat Kabupaten Bandung Barat ke dalam 4 bentuk OPD,
(30)
50
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu dinas, badan, kantor dan kecamatan. Kemudian dari ke-empat bentuk OPD tersebut akan diambil perwakilannya. Maka OPD yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Perhubungan
4. Dinas Bina Marga dan Pengairan 5. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
6. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 7. Dinas Peternakan dan Perikanan
8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan KUMKM 9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
10.Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah 11.Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 12.Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
13.Badan Penanggulangan Bencana Alam 14.Badan Perencanaan Daerah
15.Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 16.Badan Penanaman Modal dan Perizinan Pelayanan Terpadu 17.Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
18.Kantor Lingkungan Hidup 19.Kantor Ketahanan Pangan
20.Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 21.Kantor Kecamatan Lembang
22.Kantor Kecamatan Ngamprah 23.Kantor Kecamatan Parongpong 24.Kantor Kecamatan Cisarua 25.Kantor Kecamatan Batujajar 26.Kantor Kecamatan Padalarang 27.Kantor Kecamatan Rongga 28.Kantor Kecamatan Sindangkerta 29.Kantor Kecamatan Cipongkor 30.Kantor Kecamatan Cipatat
Sedangkan kuesioner sendiri terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu kuesioner yang pertanyaannya berkaitan dengan variabel x dan kuesioner yang pertanyaannya berkaitan dengan variabel y. Kuesioner tersebut akan disebarkan kepada personel Inspektorat Daerah yang bertugas mengawasi masing-masing
(31)
51
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinas, sehingga yang menjadi responden pada penelitian ini adalah Inspektorat Daerah dari 30 OPD yang menjadi sampel.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti yaitu:
1. Kuesioner
Menurut S Nasution (2000: 128) kuesioner adalah daftar pernyataan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti.
Metode pengumpulan data primer ini dengan menggunakan instrument kuesioner dengan cara memberikan pertanyaan tertulis kepada responden. Operasional penyebaran kuesioner ini dilakukan dengan cara mendatangi dan membagi kuesioner secara langsung ke Inspektorat Kabupaten Bandung Barat. Setiap paket kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan data demografi responden yang meliputi jabatan dan latar belakang pendidikan. Bagian kedua adalah pertanyaan yang berhubungan dengan pengendalian intern dan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
2. Telaah Dokumen
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dokumen-dokumen perusahaan yang sesuai dengan objek yang sedang diteliti misalnya saja dengan menelaah struktur organisasi yang berlaku serta job description dari masing-masing bagian atau karyawan.
(32)
52
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dilakukan kepada manajer perusahaan, untuk melihat hingga sejauh mana aktivitas perusahaan dijalankan berkaitan dengan pengendalian intern pembelian persediaan
4. Telaah Kepustakaan
Yaitu teknik mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas untuk mendapatkan landasan teori antara lain membaca buku-buku referensi, buku-buku dokumen dan artikel-artikel lainnya
3.2.4 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Setelah data yang diperlukan diperoleh, kemudian dilakukan pengklasifikasian dan pengolahan data dengan menyusun data yang didapat dari hasil kuesioner ditambah dengan data yang didapat dari teknik pengumpulan data yang lainnya.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif, untuk membahas data primer. Dalam hal ini dilakukan pembahasan mengenai bagaimana pengendalian intern dan transparansi pengelolaan keuangan daerah
. Data di lapangan diperoleh dengan cara peneliti menyediakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam suatu
(33)
53
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian, karena dengan instrumen ini peneliti dapat dengan mudah mengumpulkan data yang diperlukan guna pengujian terhadap hipotesis.
Setelah instrumen penelitian dianggap akurat dan pasti maka dilakukan penentuan sampel. Langkah selanjutnya penyebaran angket kepada responden yang telah ditetapkan. Kemudian setelah data diperoleh dari lapangan, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data.
Skala pengukuran yang diterapkan untuk kedua variabel penelitian ini adalah Skala Likert. Sugiyono (2005:26) menyatakan bahwa skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert ini, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen kuesioner.
Semua instrumen penelitian ini menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu : Tidak Pernah dengan nilai 1, Jarang dengan nilai 2, Kadang-kadang dengan nilai 3, Sering dengan nilai 4, serta Selalu dengan nilai 5.
Sedangkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung kepada objek penelitian dengan mekanisme kuisioner model tertutup yang memuat daftar pertanyaan yang terkelompok menurut dimensi-dimensi pengukuran variabel.
Setelah data diperoleh dengan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan, selanjutnya dilakukan proses analisis data dan analisis data sebagai berikut :
(34)
54
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.1Uji Validitas
Validitas Menurut Ghiselli (Dalam Jogiyanto H.M 2007: 120)
“Menunjukan seberapa jauh suatu tes atau satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Untuk menguji validitas tersebut maka dapat digunakan nilai koefisien korelasi melalui perhitungan product moment dengan rumus sebagai berikut :
r = n∑xy - ∑x∑y
√{(n∑x² - (∑x)²)(n∑y² - (∑y)²)} (Sugiyono, 2008:248)
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara X dan Y x = jumlah skor untuk indikator X y = jumlah skor untuk indikator Y
n = banyaknya responden atau sampel dari variabel X, Y dari hasil kuisioner Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari atau sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik dan kuat. (Sugiyono, 2008 : 178)
(35)
55
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.2 Uji Reliabilitas
“Suatu Pengukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebaikan”
dari suatu pengukur (Sekaran, 2003:203). Sedangkan menurut Nazir (2004:161)
“Reliabilitas mencakup tiga aspek penting, yaitu : alat ukur yang digunakan harus
stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictibility) sehingga dengan alat ukur tersebut reliabilitas menjadi tinggi dan dapat
dipercaya”.
Uji reliabilitas dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi lebih dari sekali. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konsisten atau tidak. Konsep reliabilitas ini erat kaitannya dengan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau tidak.
Didalam penelitian ini, untuk uji reliabilitas penulis menggunakan rumus koefisien alpha dari Cronbach. Koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item-item, baik untuk format benar atau salah atau bukan, seperti format pada skala Likert sehingga koefisien ini merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi internal consistency.
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas penulis menggunakan rumus koefisien alpha dari Cronbach dengan rumusan sebagai berikut :
(36)
56
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
α =
[
k][
1 - ∑ Si²]
k – 1 Sx² (Jogiyanto, 2007:136) Keterangan :
α : koefisien reliabilitas alpha k : jumlah instrument pertanyaan
∑ Si² : jumlah varians dari setiap instrumen Sx² : varians dari keseluruhan instrumen
Hasil dari perhitungan tersebut, suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Alpha yang dihasilkan member nilai Alpha > 0,60 (Ghozali, 2004:42).
3.2.5.3Uji Normalitas Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik karena data yang akan diuji berbentuk interval. Karena akan menggunakan statistik parametrik, maka setiap data pada setiap variabel harus terlebih dulu diuji normalitasnya. Bila data setiap variabel tidak normal, maka pengujian hipotesis tidak bisa menggunakan statistik parametris.
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Langkah-langkah melakukan penghitungan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :
1. Masukkan data skor Pengendalian Intern dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Data View program SPSS.
2. Ubah keterangan pada Variabel View sesuai dengan jenis data yang digunakan.
(37)
57
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Klik menu Analyze pada Data View, kemudian Nonparametric Tests, lalu pilih jenis tes 1-Sample K-S.
4. Masukkan variabel-variabel yang akan diuji pada kolom Test Variable List.
5. Beri tanda check list pada jenis Test Distribution Normal. 6. Klik OK.
3.2.5.4 Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk menguji linier atau tidak liniernya suatu data yang dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, uji linieritasnya dilakukan dengan uji F. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Adapun langkah-langkah melakukan penghitungan uji linieritas adalah sebagai berikut :
1. Masukkan Pengendalian Intern dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Data View program SPSS.
2. Ubah keterangan pada Variabel View sesuai dengan jenis data yang digunakan.
3. Klik menu Graphs pada Data View, kemudian Legacy Dialog, lalu pilih Scatter/Dot.
(38)
58
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.5 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Di dalam heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak random (acak) tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satuan atau lebih variabel bebas (Iqbal Hasan, 281:2008). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dilakukan dengan cara melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID.
Untuk memudahkan dalam melakukan pengujian, maka semua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Adapun langkah-langkah melakukan penghitungan uji heterokedastisitas adalah sebagai berikut :
1. Masukkan Pengendalian Intern dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Data View program SPSS.
2. Ubah keterangan pada Variabel View sesuai dengan jenis data yang digunakan.
3. Klik menu Analyze pada Data View, kemudian Regression, lalu pilih jenis tes Linier.
(39)
59
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Setelah itu pilih kotak dialog plots, dan masukkan *SRESID ke Y dan *ZPRED ke X.
6. Selanjutnya pilih continue, lalu OK. Dasar analisis:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik - titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.2.5.6 Menentukan Persamaan Regresi Linier Sederhana
Persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan peramalan nilai suatu variabel dependen (variabel Y) yang dalam hal ini adalah transparansi pengelolaan keuangan daerah dari nilai variabel independen (variabel X) yang dalam hal ini adalah pengendalian intern. Adapun bentuk persamaan regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y = a + b X
Keterangan :
Y = Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah a = Konstanta
b = Koefisien Regresi X = Pengendalian Intern
(40)
60
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut sugiyono (2008:245) harga a dan b dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3.2.5.7Melakukan Pengujian Hipotesis (Uji t)
Untuk menguji hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut:
Keterangan:
b : Koefisien Regresi
sb : Standart Error Dari Variabel Independen
Dalam pengujian hipotesis melalui uji t ini, tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%. Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji signifikansi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Pengujian t-statistik ini merupakan uji signifikansi dua arah.
Hipotesis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : β = 0, pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap Transparansi
(41)
61
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 : β ≠ 0, pengendalian intern berpengaruh terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan t-hitung yang didapat dari hasil regresi dengan t-tabel yang merupakan nilai kritis, dengan syarat-syarat: a. Jika nilai t-hitung lebih besar atau sama dengan nilai t-tabel, maka hipotesis
nol ditolak, artinya bahwa pengendalian intern berpengaruh positif terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
b. Sebaliknya jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel, maka hipotesis nol diterima, artinya bahwa pengendalian intern tidak berpengaruh positif Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
Ketentuan:
│t hitung│< t α/2 (H0 diterima, H1 ditolak)
│t hitung│> t α/2 (H0 ditolak, H1 diterima)
3.2.5.8Menghitung Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Suharyadi dan Purwanto dalam bukunya Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern (2004 : 514), menyatakan bahwa:
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel X yang merupakan variabel bebas menerangkan atau menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel tidak bebas.
(42)
62
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menghitung koefisien determinasi (R2) digunakan rumus :
(Suharyadi dan Purwanto, 2004:515)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
b. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(43)
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka pada bagian akhir ini penulis dapat membuat beberapa simpulan mengenai Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, yaitu :
1. Pengendalian Intern di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sudah termasuk dalam kategori sangat memadai pada pelaksanaannya. Lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah berjalan dengan sangat baik, hal tersebut mengindikasikan bahwa dimensi transparansi pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari transparansi proses, transparansi kejujuran dan transparansi hukum, transparansi program serta transparasi kebijakan telah dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 3. Pengendalian Intern memiliki pengaruh yang positif terhadap Transparansi
Pengelolaan Keuangan Daerah, hal tersebut dapat diartikan bahwa jika pelaksanaan Pengendalian Intern semakin baik maka akan menciptakan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah yang lebih baik juga.
(44)
104
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan perolehan data-data serta memberikan simpulan ataupun hasilnya, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat lebih meningkatkan usaha dalam pengendalian intern agar dapat menciptakan transparansi pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik lagi. Saran tersebut diantaranya :
1. Berdasarkan simpulan diatas, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat harus lebih meningkatkan proses penaksiran risiko karena berdasarkan penelitian ini proses tersebut mendapat skor paling rendah dibandingkan tahapan proses pengendalian intern yang lainnya. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat harus lebih memperhatikan keadaan yang dapat menimbulkan risiko, seperti perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, aktivitas baru, dan standar akuntansi baru.
2. Sedangkan untuk peneliti yang berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan memperluas subjek penelitian, merubah atau menambah variabel, misalnya penambahan variabel lain seperti akuntabilitas, value for money ataupun kualitas laporan keuangan, agar dapat diperoleh mengenai hal-hal baru yang dapat dapat berguna bagi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
(45)
105
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Theresia. (2007). “Pengelolaan Keuangan
Daerah”.Yogyakarta: STIM YPKN.
Abdul Hafidz (2008). “Akuntansi Pemerintahan Daerah”. Bandung : Alfabeta.
Ahmad Fuadi. (2009). “Pengaruh Efektifitas Pengendalian Internal Terhadap Perwujudan Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung”. Skripsi. Bandung : Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Bagita Widiyanto. (2010). ”Pengaruh Pengawasan Intern Terhadap Akuntabliltas
Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Bandung”. Skripsi.
Bandung : Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Halimi Firdausi. (2009). “Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Studi Kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah”. Skripsi. Bandung : Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran
Hamid Abidin (2009). “Akuntabilitas dan Transparansi Yayasan”. Tersedia :www.yahoo.com.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (Revisi 2009)
Indra Bastian. (2008). “Audit Sektor Publik”. Jakarta : Salemba Empat.
Mardiasmo. (2004). “Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah”. Yogyakarta : Andi.
(46)
106
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedarmayanti. (2003). “Good governance Dalam Rangka Otonomi Daerah”.
Bandung : VV. Mandar Maju.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis.bandung: Alfabeta Jakarta : Sinar Grafika.
Tim Dosen Prodi Akuntansi UPI. (2009). “Pedoman Penulisan Skripsi”. Bandung: Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Pedoman Penulisan Skripsi (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Wibowo (2010). Pengawasan Intern Atas Akuntabilitas Keuangan Negara: Sebuah Tinjauan Teoritis. Tersedia :
http://wibowofamily1967.blogspot.com/2010/01/pengawasan-intern-atas-akuntabilitas.html
http://www.spip-penanaman-modal.blogspot.com/)
http://www.scribd.com/doc/48847498/Pengaruh-Efektivitas-Sistem-Pengendalian-Intern-Terhadap-Keberhasilan-Usaha-KPRI-di-Kota-Semarang
(47)
107
Muhammad Arief Rakhman, 2013
Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
(1)
62
Untuk menghitung koefisien determinasi (R2) digunakan rumus :
(Suharyadi dan Purwanto, 2004:515)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
b. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka pada bagian akhir ini penulis dapat membuat beberapa simpulan mengenai Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, yaitu :
1. Pengendalian Intern di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sudah termasuk dalam kategori sangat memadai pada pelaksanaannya. Lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah berjalan dengan sangat baik, hal tersebut mengindikasikan bahwa dimensi transparansi pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari transparansi proses, transparansi kejujuran dan transparansi hukum, transparansi program serta transparasi kebijakan telah dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 3. Pengendalian Intern memiliki pengaruh yang positif terhadap Transparansi
Pengelolaan Keuangan Daerah, hal tersebut dapat diartikan bahwa jika pelaksanaan Pengendalian Intern semakin baik maka akan menciptakan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah yang lebih baik juga.
(3)
104
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan perolehan data-data serta memberikan simpulan ataupun hasilnya, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat lebih meningkatkan usaha dalam pengendalian intern agar dapat menciptakan transparansi pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik lagi. Saran tersebut diantaranya :
1. Berdasarkan simpulan diatas, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat harus lebih meningkatkan proses penaksiran risiko karena berdasarkan penelitian ini proses tersebut mendapat skor paling rendah dibandingkan tahapan proses pengendalian intern yang lainnya. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat harus lebih memperhatikan keadaan yang dapat menimbulkan risiko, seperti perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, aktivitas baru, dan standar akuntansi baru.
2. Sedangkan untuk peneliti yang berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan memperluas subjek penelitian, merubah atau menambah variabel, misalnya penambahan variabel lain seperti akuntabilitas, value for money ataupun kualitas laporan keuangan, agar dapat diperoleh mengenai hal-hal baru yang dapat dapat berguna bagi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Theresia. (2007). “Pengelolaan Keuangan
Daerah”.Yogyakarta: STIM YPKN.
Abdul Hafidz (2008). “Akuntansi Pemerintahan Daerah”. Bandung : Alfabeta.
Ahmad Fuadi. (2009). “Pengaruh Efektifitas Pengendalian Internal Terhadap Perwujudan Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung”. Skripsi. Bandung : Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Bagita Widiyanto. (2010). ”Pengaruh Pengawasan Intern Terhadap Akuntabliltas
Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Bandung”. Skripsi.
Bandung : Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Halimi Firdausi. (2009). “Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Studi Kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah”. Skripsi. Bandung : Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran
Hamid Abidin (2009). “Akuntabilitas dan Transparansi Yayasan”. Tersedia :www.yahoo.com.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (Revisi 2009)
Indra Bastian. (2008). “Audit Sektor Publik”. Jakarta : Salemba Empat.
Mardiasmo. (2004). “Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah”. Yogyakarta : Andi.
(5)
106
Sedarmayanti. (2003). “Good governance Dalam Rangka Otonomi Daerah”. Bandung : VV. Mandar Maju.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis.bandung: Alfabeta Jakarta : Sinar Grafika.
Tim Dosen Prodi Akuntansi UPI. (2009). “Pedoman Penulisan Skripsi”.
Bandung: Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Pedoman Penulisan Skripsi (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
Wibowo (2010). Pengawasan Intern Atas Akuntabilitas Keuangan Negara: Sebuah Tinjauan Teoritis. Tersedia :
http://wibowofamily1967.blogspot.com/2010/01/pengawasan-intern-atas-akuntabilitas.html
http://www.spip-penanaman-modal.blogspot.com/)
http://www.scribd.com/doc/48847498/Pengaruh-Efektivitas-Sistem-Pengendalian-Intern-Terhadap-Keberhasilan-Usaha-KPRI-di-Kota-Semarang
(6)