PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DAN HARAPAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN(LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG.

(1)

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DAN HARAPAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA

TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Alwin Muhammad Reza 1006315

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

(LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Oleh

Alwin Muhammad Reza

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

© Alwin Muhammad Reza 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Alwin Muhammad Reza (1006315). Pengaruh Tipe Kepribadian dan Harapan terhadap Penyesuaian Diri Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang. Skripsi Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji peran harapan dalam memediasi pengaruh tipe kepribadian the big five terhadap penyesuaian diri. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe kepribadian the big five dan harapan terhadap penyesuaian diri Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Sampel dalam penelitian ini adalah 85 orang Andikpas di Lapas Anak Kelas IIA Tangeran. Data diperoleh melalui instrumen Big Five Inventory (BFI) yang mengukur tipe kepribadian, Adult’s

Dispositional Hope Scale (ADHS) yang mengukur tingkat harapan, dan instrumen

penyesuaian diri. Pendekatan yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah pendekatan kuantitatif melalui metode korelasional dengan teknik analisis pearson-product

moment yang berfungsi untuk mengetahui korelasi antar variabel, serta analisis regresi untuk

menguji peran variabel mediator. Hasil dari penelitian ini menunjukan 1) harapan tidak memediasi pengaruh tipe kepribadian terhadap penyesuaian diri Andikpas 2) mayoritas tipe kepribadian yang dimiliki Andikpas adalah aggreableness, 3) tingkat harapan dan kemampuan penyesuaian diri yang dimiliki Andikpas tergolong rendah, 4) tipe kepribadian yang memiliki kontribusi terbesar bagi penyesuaian diri adalah aggreableness 5) tipe kepribadian yang paling berpengaruh bagi harapan adalah openness 6) terdapat hubungan yang signifikan anatara harapan dan penyesuaian diri, Temuan ini memberikan rekomendasi bagi pihak Lapas untuk memberikan orientasi lingkungan dan konseling karir bagi Andikpas, dan bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menguji harapan sebagai variabel moderator. Kata kunci: tipe kepribadian the big five, penyesuaian diri, harapan, Andikpas, Lapas


(6)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR FIGUR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Penyesuaian Diri ... 11

1. Definisi Penyesuaian Diri ... 11

2. Well Adjusted dan Maladjusted... 13

3. Karakteristik Penyesuaian Diri yang Baik (Well Adjusted) ... 15

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri... 18

B. Kepribadian The Big Five... 20

1. Definisi Kepribadian ... 20

2. Dimensi Kepribadian The Big Five ... 21


(7)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a) Komponen Inti Kepribadian ... 24

b) Komponen Sekunder Kepribadian... 25

C. Harapan ... 26

1. Definisi Harapan... 26

2. Perkembangan Harapan ... 31

3. Karakteristik Individu dengan Harapan Tinggi dan Harapan Rendah ... 33

4. Hubungan antara Harapan dan Aspek Motivasional Lain...…..36

D. Kerangka Pemikiran ... 40

E. Asumsi dan Hipotesis Penelitian... 44

1. Asumsi... 44

2. Hipotesis... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50

B. Metode dan Desain Penelitian ... 51

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 53

1. Variabel Penelitian ... 53

2. Definisi Operasional... 53

D. Instrumen Penelitian... 55

1. Instrumen Tipe Kepribadian The Big Five (BFI) ... 55

2. Instrumen Penyesuaian Diri ... 56

3. Instrumen Harapan (ADHS) ... 57

4. Pengembangan Instrumen ... 58

a) Uji Validitas ... 58

b) Uji Reliabilitas ... 59

c) Kategorisasi Skala ... 61

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 62

G. Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66


(8)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

B. Hasil dan Pembahasan Variabel Penyesuaian Diri ... 70

C. Hasil dan Pembahasan Variabel Harapan... 74

D. Hasil dan Pembahasan Uji Hipotesis ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA... 99

LAMPIRAN


(9)

1

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hal yang melatarbelakangi penelitian, rumusan masalah yang diajukan, tujuan dan manfaat penelitian, serta struktur organisasi penelitian.

A. Latar Belakang Penelitian

Remaja merupakan suatu periode transisi perkembangan antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang meliputi perubahan-perubahan biologis, kognisi, dan sosio-emosional. Tugas utama dari periode ini adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa (Santrock, 2007). Stereotip populer yang muncul pada periode ini adalah bahwa remaja merupakan fase perkembangan yang sarat dengan masalah. Hal ini didasari asumsi bahwa pada masa remaja, seorang individu mulai melakukan pencarian identitas diri. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Erikson (dalam Feist, 2010) bahwa remaja merupakan tahap individu melakukan pencarian identitas diri. Remaja cenderung mencoba banyak hal untuk menemukan mengenai siapa dirinya. Maka dari itu Hall (dalam Santrock, 2007) menganggap bahwa wajar pada masa ini terjadi storm and stress, yaitu kondisi dimana remaja adalah masa yang penuh dengan masalah.

Wolfe, Jaffe & Crooks (2006) berargumen bahwa masa remaja menjadi salah satu tahap perkembangan yang paling krusial dan harus dijaga agar tidak memunculkan perilaku-perilaku negatif. Hal ini dikarenakan pada akhir dari periode ini individu harus sudah mencapai kualitas ego yang adekuat (Erikson, dalam Hall & Lindzey, 1985). Erikson (dalam Feist, 2010) menjelaskan lebih lanjut, ketika remaja sudah menemukan identitas ego maka ia akan memiliki standar internal dalam berperilaku, sehingga percaya diri dan mampu dalam mengambil keputusan ideologi, agama, politik dan sosial. Sebaliknya, jika remaja gagal membangun identitas ego, maka akan muncul perasaan kurang percaya diri dan penyangkalan peran. Hal ini mengakibatkan remaja kurang yakin dan malu mengekspresikan dirinya, bahkan dapat menyebabkan tindakan pemberontakan.


(10)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kegagalan seorang remaja dalam menemukan identitas diri dan membangun ego yang adekuat dapat mengakibatkan munculnya prasangka ataupun kenakalan remaja (juvenile delinquency) yang dapat menyebabkan tindak kriminal (Hall & Lindzey, 1985). Weiner (dalam Sarwono, 2010) menjelaskan bahwa kenakalan remaja (juvenile delinquency) merupakan perilaku menyimpang dan melanggar aturan hukum yang dilakukan oleh remaja secara sengaja walaupun dirinya sudah mengetahui konsekuensi dan hukuman yang akan didapatkan ketika ia melakukan hal tersebut. Sementara itu Santrock (2007) menyatakan bahwa kenakalan remaja mengacu pada perilaku yang tidak dapat diterima sosial, status pelanggaran, bahkan dapat menyebabkan tindak kriminal yang berujung pada konflik hukum.

Berdasarkan berita yang dilansir dari harian online beritasatu.com (2012) menunjukan bahwa prevalensi kenakalan remaja yang berkonflik dengan hukum pada tahun 2012 meningkat sebesar 36,33 persen dibandingkan pada tahun 2011. Angka kenakalan remaja pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun 2012. Sebagaimana dikutip dari harian online okezone.com (2013), bahwa jumlah tawuran remaja pada tahun 2013 mencuat menjadi 255 kasus dibandingkan tahun sebelumnya yang berkisar 247 kasus. Jumlah tersebut diprediksi akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukan bahwa tindak perilaku kriminal yang dilakukan oleh remaja di Indonesia kian meningkat.

UU No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak menegaskan bahwa remaja yang melakukan tindak kriminal harus dibina di Lembaga Pemasyarakatan yang terpisah dari orang dewasa. Institusi pembinaan ini disebut sebagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak. Asas yang diusung dalam proses pembinaan ini diantaranya adalah menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Artinya, proses pembinaan yang dilakukan harus sesuai dengan karakteristik anak. Dalam pasal 1 UU No. 11 tahun 2012 dijelaskan bahwa yang dimaksud anak adalah individu yang berusia 12 sampai 18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Adapun secara psikologis, usia yang dimaksud dalam UU tersebut termasuk kedalam periode remaja.


(11)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Ketika seorang individu berhadapan dengan hukum dan harus dibina dilembaga pemasyarakatan, maka hal tersebut dapat menjadi konflik yang menyebabkan gangguan psikologis seperti stres, cemas ataupun frustrasi (Cooke, Baldwin & Howison, 1990:60). Kondisi demikian memberikan tuntuan bagi seorang individu untuk melakukan penyesuaian diri dan mencari cara untuk menyelesaikan konflik intrapersonalnya (Schneiders, 1964). Crighton & Towl (2008) menjelaskan bahwa masuk penjara dapat menjadi kejadian traumatis yang berakibat pada munculnya Post Traumatic Syndrome Disorder (PTSD), sehingga diperlukan kapasitas untuk menyesuaikan diri. Maka dari itu, penyesuian diri perlu dilakukan agar seorang individu mampu membangun kemampuan sosial dan meningkatkan well being, bahkan ketika berada di Lapas sekalipun (Tongeren & Klebe, 2010).

Wawancara yang dilakukan peneliti pada 11 September 2014 kepada beberapa narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas III Bandung memberikan data bahwa menurut para narapidana hidup di penjara membuat mereka merasa tidak bebas. Pada akhirnya mereka hanya bisa menerima dengan pasrah tanpa tahu harus melakukan apa. Mereka menyatakan bahwa hidup di penjara berarti kehilangan kontak personal dengan keluarga dan teman, serta kehilangan kebebasan untuk melakukan pekerjaan yang diinginkan. Bagi mereka, ini menjadi beban tersendiri. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sykes (1958 dalam Khiat, 2010) bahwa penjara merupakan tempat yang banyak memberi tekanan dan menghilangkan hak serta kebebasan narapidana didalamnya. Secara terpaksa narapidana harus mengikuti berbagai aturan dan regulasi yang ada karena jika tidak maka akan diberi hukuman. Hal tersebut menunjukan bahwa perilaku-perilaku yang ditampilkan oleh narapidana merupakan mekanisme yang sudah ditentukan oleh aturan. Oleh karenanya, dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri untuk dapat hidup dalam lingkungan penjara dan menjalin hubungan yang baik.

Elhawy & Itzhaky (2008) mengemukakan bahwa kemampuan penyesuaian diri seorang individu dibangun oleh sumber eksternal dan internal. Sumber eskternal yang dimaksud yaitu berupa dukungan sosial yang diberikan keluarga.


(12)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sementara itu, Kagnici (2012) mengemukakan bahwa kepribadian menjadi salah satu faktor internal yang secara signifikan memengaruhi penyesuian diri seorang individu. Artinya, dalam konteks Lapas kemampuan seorang narapidana dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan penjara tergantung pada bagaiamana kepribadiannya dikonstruk. Schneiders (1964) mengemukakan bahwa kepribadian yang cenderung neurotis membuat seorang individu sulit melakukan penyesuaian diri. Sebaliknya, kepribadian yang sehat dapat membantu seorang individu dalam menyesuaikan diri.

Studi dari Huang, Chi & Lawer (2005) menjelaskan bahwa kepribadian

big five memiliki korelasi yang signifikan dengan penyesuian diri, dimana tipe

kepribadian extraversion dan agreeableness paling berkontribusi terhadap keberhasilan penyesuaian diri yang sifatnya interaksi. Sedangkan tipe openness paling memengaruhi terhadap keberhasilan penyesuaian diri dalam konteks pekerjaan. Hal senada dikemukakan oleh Caligiuri (2000) bahwa kepribadian big

five berpengaruh terhadap penyesuaian diri.

Kepribadian maupun penyesuaian diri pada remaja yang mendekap di Lapas tidak terlepas hubungannya dengan character strength. Penelitian dari Park, Peterson & Seligman (2004) terhadap lebih dari 5.000 responden menghasilkan suatu kesimpulan bahwa tipe kepribadian the big five memiliki korelasi positif dengan kepuasan hidup dan character strength, khususnya yang termasuk kedalam Values in Action (VIA). Character strength yang termasuk kedalam klasifikasi VIA ini diantaranya adalah harapan, cinta, keberanian, rasa syukur dan keingintahuan (Compton, 2005). Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa harapan merupakan aspek yang tidak muncul pada individu dengan tipe kepribadian neuroticsm sehingga memiliki korelasi yang negatif dengan kepuasan hidup. Sementara itu pada dimensi agreeabelness dan extraversion ditemukan karakter cinta, keberanian, rasa syukur dan keingintahuan yang meningkatkan kepuasan hidup.

Dari berbagai character strength, diketahui bahwa harapan merupakan variabel yang berkaitan langsung dengan kemampuan penyesuaian diri (Lewis & Kliewer, 1996). Hal ini mengindikasikan bahwa seorang individu dengan tingkat


(13)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

harapan tinggi maka akan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang lebih baik. Sebaliknya, tingkat harapan yang rendah akan berimbas pada kesulitan dalam menyesuaikan diri. Artinya, dalam konteks Lapas, bagi narapidana remaja yang memiliki harapan tinggi cenderung lebih mudah dalam menyesuaikan diri dibandingkan narapidana remaja yang memiliki harapan rendah. Namun faktanya di lapangan, harapan yang dimiliki oleh narapidana remaja di Lapas terindikasi rendah. Hal ini didukung oleh pandangan dari Walker, dkk. (2011) yang menjelaskan bahwa harapan merupakan salah satu faktor yang dapat mereduksi perilaku negatif remaja. Hal ini menunjukan bahwa individu yang melakukan tindak kenakalan remaja maka memiliki tingkat harapan yang rendah.

Data diatas diperkuat oleh studi dari Martin & Stremac (2010) yang menunjukan bahwa individu dengan tingkat harapan rendah cenderung memiliki resiko yang lebih tinggi dalam melakukan tindakan kriminal dibandingkan individu yang memiliki tingkat harapan tinggi. Bahkan, harapan menjadi salah satu variabel penting yang dapat meresolusi suatu konflik (Chen dkk, 2013). Studi tersebut mengindikasikan bahwa remaja yang terlibat kasus hukum dan mendekap di Lapas berarti memiliki harapan yang rendah.

Terkait kemungkinan rendahnya harapan pada narapidana remaja di Lapas, maka hal tersebut akan berimplikasi pada kemampuannya dalam menyesuaikan diri yang rendah pula. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2013) memberikan data bahwa 54,16% narapidana remaja di Lapas memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik dan 45,84% memiliki kemampuan penyesuaian diri yang buruk.

Kondisi diatas cukup kontradiktif dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 17 Februari sampai 9 April 2014 terhadap 25 Anak Didik Pemasyrakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas III Bandung. Studi tersebut memberikan data bahwa 96% dari narapidana mengalami stres dan perasaan menyesal setelah melakukan tindak pidana. Para narapidana tersebut mengaku bahwa awalnya hidup di penjara bukanlah hal yang mudah. Banyak kebiasaan-kebiasaaan yang tidak dapat lagi dilakukan dan membuat mereka mengalami konflik intrapersonal. Sebagai contoh, perilaku yang


(14)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

biasa mereka lakukan adalah merokok, minum-minuman keras ataupun mengkonsumsi narkoba. Namun, ketika masuk penjara mereka tidak dapat melakukan hal tersebut, sehingga untuk menanggulangi keinginannya beberapa dari mereka sering melamun dan berimajinasi melakukan hal itu. Selain itu, studi tersebut memberi data bahwa hampir seluruh narapidana yang terlibat konflik hukum cenderung sulit untuk membiasakan diri pada saat pertama kali masuk penjara. Hal ini menjadi salah satu penyebab eksternal sulitnya seorang narapidana dalam melakukan penyesuaian diri sehingga mengalami kondisi stres selama masa-masa awal hidup di penjara dan mengindikasikan adanya permasalahan terhadap harapan yang dimilikinya.

Data-data diatas memberikan suatu penjelasan bahwa tipe kepribadian dan penyesuian diri (Kagnici, 2012), harapan dan penyesuaian diri (Lewis & Kliewer, 1996), serta kepribadian dan harapan (Halama, 2010) memiliki suatu hubungan yang positif. Namun seperti apa pengaruhnya pada narapidana remaja di Lapas masih perlu dikaji secara lebih khusus. Oleh karena itu, dalam konteks lapas kemungkinan pengaruh tipe kepribadian terhadap penyesuaian diri narapidana remaja tidak akan terlepas dari harapan sebagai mediatornya. Atas dasar

tersebutlah peneliti tertarik untuk melakukan suatu studi mengenai “Pengaruh Tipe Kepribadian dan Harapan terhadap Penyesuaian Diri Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang”.

B. Rumusan Masalah

Remaja yang masuk kedalam Lapas memiliki tuntutan untuk mampu melakukan penyesuaian diri. Hal ini dilakukan untuk mencapai kondisi mental yang sehat dan well being. Penyesuaian diri narapidana remaja tidak terlepas dari pengaruh tipe kepribadian yang dimilikinya. Artinya, pada narapidana dengan tipe-tipe kepribadaian tertentu memiliki kapasitas penyesuaian diri yang lebih baik daripada narapidana dengan tipe kepribadian yang lain. Namun, hubungan antara tipe kepribadian ini pun tidak terlepas dari pengaruh harapan. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(15)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Apakah terdapat pengaruh tipe kepribadian dan harapan terhadap penyesuaian diri pada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang?

2. Apakah harapan berfungsi sebagai mediator bagi pengaruh tipe kepribadian terhadap penyesuaian diri pada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh data empiris mengenai tipe kepribadian the big five, harapan dan penyesuian diri pada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang.

2. Memperoleh data empiris mengenai pengaruh tipe kepribadian the big

five terhadap penyesuaian diri pada Anak Didik Pemasyarakatan

(Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang.

3. Memperoleh data empiris mengenai pengaruh harapan terhadap penyesuaian diri pada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang.

4. Memperoleh data empiris mengenai hubungan antara tipe kepribadian

the big five dan harapan pada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas)

di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang. 5. Memperoleh data empiris mengenai pengaruh tipe kepribadian the big

five dan harapan terhadap penyesuaian diri pada Anak Didik

Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang.


(16)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini akan memperkaya khazanah keilmuan psikologi forensik dan teori kepribadian, khususnya yang berkaitan dengan kehidupan narapidana remaja di Lapas. Dengan berkembangnya literatur psikologi mengenai kepribadian dan psikologi forensik maka diharapkan akan berdampak bagi penerapanya dalam penelitian ataupun pengembangan teori selanjutnya. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membangun referensi ilmiah keilmuan psikologi untuk membina para remaja pelaku tindak kriminal dalam hal pengembangan diri dan penyesuaian diri.

2. Manfaat Praktis

Adapun secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses terapi, pengembangan diri, pelatihan, manajemen organisasi ataupun akademis. Dalam ranah forensik di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan panduan dalam mengembangkan pola pembinaan bagi remaja yang terjerat kasus hukum. Dengan diketahuinya pola hubungan antara dimensi kepribadian big five, harapan dan penyesuaian diri pada narapidana remaja, maka hal tersebut dapat menjadi suatu prediksi bagi pengembangan treatment yang tepat dan efektif guna mencapai kondisi

well being dan sehat mental bagi remaja yang mendekap di penjara.

Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kemungkinan residivis (kemungkinan Andikpas masuk Lapas untuk kedua kalinya) serta simptom gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, PTSD dan potensi disorder lainnya.


(17)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah

C.Tujuan Penelitian D.Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi Bab II Kajian Pustaka

A.Kajian Pustaka 1. Penyesuaian Diri

2. Tipe Kepribadian The Big Five 3. Harapan

B. Kerangka Berpikir C.Asumsi

D.Hipotesis Bab III Metode Penelitian

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

2. Subjek Penelitian 3. Populasi dan Sampel B. Metode dan Desain Penelitian C. Definisi Operasional

1. Definisi Operasional Tipe Kepribadian The Big Five 2. Definisi Operasional Penyesuaian Diri

3. Definisi Operasional Harapan D. Instrumen Penelitian


(18)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Instrumen Tipe Kepribadian The Big Five (BFI) 2. Instrumen Penyesuaian Diri

3. Instrumen Harapan (ADHS) 4. Pengembangan Instrumen E. Prosedur Pengambilan Dara F. Teknik Analisis Data

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil dan Pembahasan Variabel Independen B. Hasil dan Pembahasan Variabel Dependen C. Hasil dan Pembahasan Variabel Mediator D. Hasil dan Pembahasan Uji Hipotesis Bab V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan B. Saran


(19)

50

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metodologi penelitian yang terdiri atas lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain yang digunakan dalam penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut. Selain itu akan dijelaskan pula mengenai isntrumen yang digunakan untuk memperoleh data, prosedur pengambilan data, serta teknik analisis data yang berguna untuk menjawab hipotesis penelitian.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Pria Kelas IIA Tangerang yang bertempat di Jalan Daan Mogot No. 29C Tangerang. Institusi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena Lapas Anak Pria Kelas IIA Tangerang merupakan lembaga pemasyarakatan milik pemerintah yang telah dibangun sejak tahun 1925. Dengan usia Lapas yang relatif sudah sangat lama, maka sistem yang ada pada Lapas ini akan cenderung lebih mapan. Hal ini akan berimplikasi pada kondisi Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) itu sendiri. Selain itu, kapasitas yang dimiliki oleh Lapas Anak Pria Kelas IIA Tangerang ini mencapai 220 narapidana. Artinya semakin banyak kapastitas yang dimiliki oleh Lapas, maka kemungkinan jumlah populasi pun akan lebih banyak.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penyesuaian diri, kepribadian dan harapan dari narapidana remaja yang ada di lembaga pemasyarakatan. Oleh karena itu yang menjadi subjek penelitian adalah narapidana yang mendekap di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang. Adapun secara usia, dalam pasal 1 UU No. 11 tahun 2012 mengenai sistem peradilan anak dijelaskan bahwa yang dimaksud anak adalah individu yang berusia 12 sampai 18 tahun. Maka dari itu, secara psikologis narapidana anak yang


(20)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dimaksud dalam UU tersebut termasuk kedalam periode remaja (Santrock, 2007).

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Andikpas di Lapas Anak Kelas IIA Tangerang. Berdasarkan data terakhir tertanggal 4 Desember 2014 yang didapat dari pegawai Lapas tersebut, jumlah Andikpas sebanyak 161 orang. Fraenkel, Wallen & Hyun (2012) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi merupakan kelompok subjek dalam lingkungan tertentu yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian tersebut dapat digeneralisasi pada kelompok subjek tersebut.

Dari 161 Andikpas, peneliti diberikan izin untuk melakukan penelitian terhadap 85 orang. Maka dari itu, ke-85 Andikpas tersebut dianggap sebagai sampel yang representatif bagi populasi Andikpas di Lapas Anak Kelas IIA Tangerang. Cozby & Bates (2011) mengemukakan bahwa yang dimaksud sampel adalah subjek penelitian sebagi bagian dari populasi yang akan diteliti dan didapatkan berdasarkan teknik sampling tertentu. Untuk mendapatkan sampel yang representatif dan sesuai, maka jenis pengambilan sampel yang dipilih pada penelitian ini adalah convenience sampling. Convenience

sampling dilakukan ketika sampel yang dipilih adalah sampel yang ditemui

oleh peneliti secara aksidental disuatu tempat populasi berada (Cozby & Bates, 2011).

Conveience sampling dipilih sebagai teknik sampling dalam penelitian ini

karena keterbatasan peneliti dalam mengakses Lapas. Maka dari itupeneliti memilih Andikpas yang secara aksidental ditemui ketika berada di Lapas untuk menjadi sampel penelitian.

B. Metode dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan non eksperimen. Pendekatan ini mengukur tipe kepribadian the big

five sebagai variabel independen (X), penyesuaian diri sebagai variabel


(21)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

instrumen. Skor masing-masing variabel akan dikorelasikan untuk diketahui nilai dari hubungan kausalitasnya. Cozby & Bates (2011) mengemukakan bahwa desain penelitian kuantitatif non eksperimen merupakan pendekatan yang paling tepat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel tanpa adanya

treatment tertentu.

Model penelitian yang akan dilakukan, selain akan menguji efek kausalitas dari variabel independen (X) terhadap (Y), akan pula menguji apakah terdapat peranan variabel mediator (Z) dalam memperantai pemgatuh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji mediasi ini dilakukan atas dasar asumsi dari Baron & Kenny (1986) yang menjelaskan bahwa dalam penelitian mengenai hubungan, dimungkinkan terdapat suatu faktor eskternal dalam penelitian yang akan memengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen. Maka dari itu, uji mediasi kali ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi antara tipe kepribadian dan penyesuaian diri bersifat utuh, atau bersifat parsial karena adanya perantara dari harapan. Model hubungan antar variabel dalam penelitian ini digambarkan pada figur 3.1.


(22)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

r

r

r

Figur 3.1. Model hubungan variabel independen, dependen dan mediator

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terdiri dari tipe kepribadian the big five sebagai variabel independen (X), penyesuaian diri sebagai variabel dependen (Y), dan harapan sebagai variabel mediator (Z).

Variabel independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang akan mempengaruhi variabel dependen. Sementara itu, variabel dependen merupakan variabel terikat yang statusnya dipengaruhi. Adapun variabel mediator adalah variabel yang menjadi perantara bagi pengaruh variabel independen terhadap dependen.

2. Definisi Operasional

Variabel independen, variabel dependen maupun variabel mediator dalam penelitian ini akan dioperasionalisasikan sebagai berikut:

Tipe Kepribadian (X) - Ekstraversion - Aggreableness - Conscientiousness - Neuroticsm - Openness

Penyesuaian Diri (Y)

Harapan (Z)


(23)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a) Definisi Operasional Tipe Kepribadian The Big Five

Tipe kepribadian The Big Five dalam penelitian ini adalah taksonomi kepribadian yang miliki oleh Andikpas di Lapas, terdiri dari lima dimensi kepribadian yaitu exstraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism dan open-mindedness. Lima dimensi tersebut didapatkan

berdasarkan hasil skor nominal dari instrumen Big Five Personality (BFI) yang dikembangkan oleh Oliver P. John (2007) dari Barkeley Personality Lab, Barkeley University of California. Melalui BFI akan diketahui tipe kepribadian yang dimiliki oleh Andikpas di Lapas. Semakin tinggi skor Andikpas pada suatu dimensi, maka menunjukan bahwa ia termasuk kedalam tipe kepribadian tersebut.

b) Definisi Operasional Penyesuaian Diri

Secara operasional dalam konteksi ini penyesuaian diri didefinisikan sebagai kemampuan Andikpas dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi ketegangan, frustrasi, serta konflik yang dihadapinya di Lapas. Skor yang tinggi pada alat ukur ini menunjukan bahwa Andikpas tersebut memiliki kapasitas penyesuaian diri yang tinggi sehingga mampu menyesuaikan diri (welladjusted) dengan kehidupan di Lapas, sementara skor rendah menunjukan bahwa kapasitas Andikpas dalam menyesuaiakan diri tergolong rendah sehingga berimplikasi pada kurang mampunya Andikpas dalam melakukan penyesuaian diri (maladjusted). Adapun skor penyesuaian diri dari subjek didapat berdasarkan hasil perhitungan instrumen penyesuaian diri anak didik pemasyarakatan yang dikembangkan oleh Maslihah pada tahun 2014. Alat ukur ini dibangun berdasarkan aspek-aspek yang diturunkan dari lima karakteristik penyesuaian diri yang baik dari Haber & Runyon (1984), sebagai berikut: a) Persepsi terhadap kenyataan,

Pemahaman Andikpas terhadap realita yang ada bahwa ia harus mendekap di Lapas. Selain itu, dimensi ini berbicara mengenai kemampuan Andikpas dalam memahami berbagai konsekuensi yang


(24)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mungkin terjadi dari setiap perilaku yang ditampilkannya selama di Lapas.

b) Kemampuan untuk mengatasi stres dan kecemasan,

Menunjukan kapasitas Andikpas dalam menangani stres dan kecemasan yang dialaminya selama berada di Lapas

c) Citra diri (self-image),

Menggambarkan konsep diri Andikpas mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Hal ini berdampak pada keyakinan yang dimiliki oleh Andikpas terhadap dirinya, terutama ketika dihadapkan pada suatu permasalahan atau kondisi yang sulit dan penuh tuntutan. d) Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan,

Andikpas mampu mengeskperesikan perasaan-perasaannya secara terkendali saat menghadapi permasalahan di Lapas

e) Hubungan interpersonal.

Menunjukan kemampuan Andikpas dalam membina hubungan yang positif baik dengan sesama Andikpas, maupun dengan staf di Lapas.

c) Definisi Operasional Harapan

Secara operasional, harapan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu set kognitif dan motivasional yang didasarkan pada hubungan resiprokal antara agency dan pathways yang dimiliki oleh Andikpas di Lapas. Skor

agency dan pathways sebagai dimensi utama harapan didapat dari

perhitungan instrumen Adult Dispositional Hope Scale (ADHS) yang dikembangkan oleh Snyder (2000). Semakin tinggi skor ADHS maka menunjukan bahwa narapidana remaja di Lapas memiliki harapan yang tinggi. Sebaliknya, skor rendah menunjukan bahwa narapidana tersebut memiliki harapan yang rendah pula. Instrumen ADHS dibangun berdasarkan dua komponen utama harapan, yaitu:


(25)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini menunjukan kemampuan Andikpas dalam melihat suatu permasalahan dari berbagai persepktif, sehingga Andikpas mampu untuk mencari berbagai alternatif solusi dari masalah yang dialaminya. Bahkan ketika Andikpas dihadapkan pada suatu kesulitsn, Andikpas mampu menangani kesulitan tersebut.

b) Agency

Pada konteks ini menunjukan keinginan kuat dan kegigihan Andikpas dalam mencapai suatu tujuan. Artinya, Andikpas cenderung memiliki motivasi yang kuat untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan segera memulai serta berani mengambil langkah awal untuk semakin mendekatkan diri pada tujuannya.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tipe Kepribadian The Big Five (Big Five Inventory)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tipe kepribadian the big five adalah Big Five Inventory (BFI) yang dikembangakan oleh John, Naumann & Soto (2008) yang telah diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Instrumen ini terdiri dari 44 item pernyataan dengan menggunakan skala likert yang memiliki interval sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) . Sangat tidak setuju (STS) menunjukan bahwa item tersebut tidak sesuai dengan keadaan diri, sementara semakin kearah sangat setuju (SS), maka item tersebut semakin menunjukan kesesuaian dengan keadaan diri. Hasil dari instrumen ini akan menunjukan tipe kepribadian yang dimiliki oleh individu. Adapun tipe kepribadian yang akan diukur dalam instrument ini adalah ekstraversion, aggrebleness,

aconscientiousness, neuroticsm dan openness.

Uji reliabilitas yang diujikan pada BFI menunjukan nilai yang reliabel karena memiliiki koefisen reliabilitas 0.659 untuk ekstraversion, 0.691 untuk

aggreableness, 0.772 untuk conscientiousness, 0.812 untuk neuroticsm dan


(26)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

berdasarkan prinsip favourable dan unfavourable yang dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Penyekoran Item Big Five Inventory (BFI)

Kategorisasi skala pada instrument BFI dilakukan dengan cara membagi skor tipe kepribadian yang diperoleh responden dengan skor maksimal dari tipe kepribadian tersebut. Dengan begitu maka akan diketahui tipe kepribadian apa yang dimiliki oleh responden.

2. Instrumen Penyesuaian Diri

Instrumen yang digunakan untuk mengukur penyesuaian diri pada peneltian ini adalah instrumen penyesuaian diri yang dibuat oleh Septiani (2013) dan dikembangkan oleh Maslihah pada tahun 2014. Instrumen ini dibuat khusus untuk mengukur penyesuaian diri Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lapas Anak. Terdiri atas 27 item yang mewakili lima karakteristik penyesuaian diri yang baik dari Haber & Runyon (1984) yaitu, persepsi terhadap kenyataan, kemampuan mengatasi stress dan kecemasan, citra diri, kemampuan mengekspresikan perasaan dan hubungan interpersonal.

Skala yang digunakan dalam instrumen ini adalah likert dengan empat pilihan jawaban tersedia yaitu selalu (SL), sering (SR), jarang (JR) dan tidak pernah (TP). Andikpas akan memilih satu diantara empat pilihan jawaban, lalu pilihan itu akan diberi skor sesuai dengan jenis item (favorable atau

unfavorable). Penyekoran instrument penyesuaian diri dapat dilihat pada

tabel 3.2.

Tabel 3.2. Penyekoran Instrumen Penyesuaian Diri

Item Skor Pernyataan

SS S N TS STS

Favorable 5 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4 5


(27)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Uji reliabilitas pada instrument penyesuaian diri memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.635 yang menunjukan bahwa instrument ini reliabel untuk digunakan pada Andikpas. Adapun kategorisasi skala yang dilakukan pada instrument penyesuaian diri didasarkan pada nilai persentil 25, persentil 50 dan persentil 75 sehingga akan menghasilkan empat kategori kelompok yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah.

3. Instrumen Harapan (Adult’s Dispositional Hope Scale)

Variabel harapan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan

Adult’s Dispositional Hope (ADHS) yang dikembangkan oleh Snyder (2000) dan telah peneliti adaptasi kedalam Bahasa Indonesia. ADHS merupakan instrument dengan item sebanyak 12 butir yang terdiri dari tiga dimensi yaitu

agency, pathways dan distractor. Skala yang digunakan dalam instrument ini

adalah likert scale yang terdiri atas empat pilihan jawaban berupa sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Semua item pada ADHS bersifat favorable dan memiliki penyekoran tersendiri. Dari tiga dimensi ADHS, yang dilakukan pembobotan skor hanya dimensi agency dan pathways. Hal ini dikarenakan dua dimensi tersebut merupakan komponen utama yang akan mengukur tingkat harapan seorang indvidu. Sementara dimensi distractor digunakan sebagai item yang akan memanipulasi dengan tujuan menghindari adanya pengisian yang asal dan menebak.

Reliabilitas ADHS yang diujikan menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.681 yang berarti instrument ini reliabel untuk digunakan. Sementara itu, penyekoran ADHS dilakukan dengan cara memberikan skor

favourable 1-4 pada yang dapat dilihat pada tabel 3.3. Adapun kategorisasi

skala dilakukan dengan menggunakan nilai persentil 25, persentil 50 dan

SL SR JR TP

Favorable 4 3 2 1


(28)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

persentil 75 sehingga akan menghasilkan empat kelompok kategori yang terdiri dari sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah.

Tabel 3.3. Penyekoran ADHS

4. Pengembangan Instrumen

Instrumen digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui apakah isntrumen yang digunakan dapat mengukur variabel yang akan diteliti maka dilakukan pengembangan instrumen yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah Big Five Inventory (BFI) untuk mengukur tipe kepribadian, Adult’s Dispositional Scale (ADHS) untuk mengukur harapan, dan alat ukur penyesuaian diri. Ketiga instrumen tersebut merupakan istrumen hasil adaptasi, artinya peneliti menggunakan instrumen yang sudah ada dan sering digunakan dalam berbagai penelitian, serta teruji secara metodologis.

a) Uji Validitas

Ui validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen dalam mengukur variabel yang akan diteliti. Azwar (2014) menjelaskan bahwa validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran serta dikonsepkan sebagai sejauhmana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. Salah satu jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan uji validitas untuk mengetahui sejauhmana elemen-elemen dalam suatu instrumen relevan dan merupakan representasi dari konsep variabel yang akan diukur (Haynes, Richard & Kubany dalam Azwar, 2014). Untuk menguji validitas ini digunakan expert judgment, yaitu penilaian instrumen dari ahli.

Item Skor Pernyataan

SS S TS STS


(29)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, instrumen BFI dan ADHS merupakan alat ukur yang sudah teruji secara metodologis. Namun karena bahasa yang digunakan adalah Bahasa Inggris, maka item-item pada kedua instrumen tersebut diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Agar validitas isi dari intrumen terjaga, maka penerjemah instrumen harus merupakan seorang yang memiliki ekpertisi dibidang bahasa dan psikologi.

Untuk expert judgment dari segi bahasa di lakukan oleh Dr. Doddy Rusmono, MLIS. Instrumen BFI dan ADHS diterjemahkan ke Bahasa Indonesia lalu diterjemahkan lagi ke Bahasa Inggris untuk dilihat ketepatan alih bahasanya. Setelah menejemahkan BFI dan ADHS kedalam bahasa Indonesia, maka secara konstrak dan konsep psikologi dikaji ulang oleh bantuan M. Ariez Musthofa, M.Si. (dosen psikologi sosial) dan Sri Maslihah, M.Psi., Psikolog (psikolog dan dosen psiokologi klinis).

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari suatu alat ukur (Azwar, 2013). Hal ini bermakna bahwa alat ukur yang reliabel ketika diujikan kembali pada subjek yang sama akan menghasilkan suatu data yang cenderung sama. Secara setatistik, suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang baik adalah ketika skor tampak pada suatu subjek memiliki korelasi yang tinggi pada dua tes yang paralel (Azwar, 2014).

Pada penelitian ini, reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan

alpha cronbach melalui bantuan software SPSS 18 for windows. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi internal dari instrument ukur. Menurut Sugiyono (2012), koefisien reliabilitas berkisar dari 0 sampai dengan 1 dimana semakin mendekati satu maka instrumen tersebut semakin reliabel. Tabel 3.4. menggambarkan kriteria reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach dari Guilford (Sugiyono, 2012).


(30)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4.

Kriteria Koefisien Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrument yang pertama di uji adalah BFI. BFI pernah diuji oleh berbagai ahli psikometri ataupun psikologi dan menghasilkan nilai reliabilitas yang tinggi. Salah satunya adalah penelitian Rammstedt & John (2007) yang menjelaskan bahwa rata-rata hasil reliabilitas setiap tipe kepribadian berada pada koefisien diatas 0.75. Menurut Guilford (dalam Sugiyono, 2012) koefisien tersebut tergolong pada kriteria reliabel. Pada penelitian ini pun BFI kembali diuji cobakan dan menghasilkan nailai reliabilitas untuk tipe kepribadian ekstraversion sebesar 0.659, aggreableness sebesar 0.691, conscientiousness sebesar 0.772, neuroticsm sebesar 0.812, dan openness sebesar 0.709. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa istrumen kepribadian BFI memiliki reliabilitas yang baik.

Selain BFI, instumen yang diuji cobakan adalah ADHS. ADHS sudah sering dianalisis dan diujicobakan oleh berbagai penelitian. Shorey dkk. (2007) memberikan suatu kesimpulan bahwa ADHS merupakan alat ukur yang memiliki niali reliabilitas tinggi di atas 0.77. Uji coba yang dilakukan oleh Lopes, dkk. (dalam Snyder, 2000) menunjukan nilai serupa. Relaibilitas dari ADHS memiliki tendensi yang tinggi, yaitu antara 0.74 s.d. 0.84, bahkan setelah dilakukan beberapa kali uji coba nilai reliabitasnya selalu diatas 0.80. Adapun pada penelitian ini hasil uji coba instrument ADHS menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0.681 yang berarti cukup reliabel.

<0,200 Tidak Reliabel 0,200 – 0,400 Kurang Reliabel 0,400 – 0,700 Cukup Reliabel

0,700 – 0,900 Reliabel


(31)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Instrumen ketiga dalam penelitian ini yang diujicobakan adalah alat ukur penyesuaian diri yang dibuat oleh Septiani (2013) dan dikembangkan oleh Sri Maslihah, M.Psi. pada tahun 2014, khusus untuk mengukur penyesuaian diri Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lapas. Adapun hasil uji coba instrumen penyesuaian diri menghasilkan nilai koefisien 0.635 yang berarti berada pada kategori cukup reliabel.

Tabel 3.5 menujukan koefisien reliabilitas dari instrument BFI, harapan dan penyesuaian diri.

Tabel 3.5.Koefisien Reliabilitas Instrumen BFI, ADHS dan Penyesuaian Diri

Instrumen Koefisien Reliabilitas

Ekstraversion (BFI) 0.659

Aggreableness (BFI) 0.691

Conscientiousness (BFI) 0.772

Neuroticsm (BFI) 0.812

Openness (BFI) 0.709

Harapan (ADHS) 0.681

Penyesuaian Diri 0.635

c) Kategorisasi Skala

Azwar (2010) menjelaskan bahwa kategorisasi skala berfungsi sebagai suatu cara untuk menempatkan subjek pada kelompol-kelmpok tertentu sesuai dengan atribut penelitian. Pengkategorisasian tersebut dilakukan berdasarkan skor yang diperoleh subjek pada instrumen penelitian. Pada penelitian ini, kategoriasi skala yang digunakan didasarkan pada persentil. Persentil yang akan digunakan adalah persentil 25 (P25), persentil 50 (P50) dan persentil 75 (P75) sehingga akan menghasilkan empat kategorisasi kelompok.

Untuk subjek yang memiliki skor dibawah P25 maka termasuk kedalam kategori sangat rendah, sementara subjek yang memiliki skor antara P25 dan P50 termasuk kategori rendah. Adapun subjek yang memiliki skor antara P50 dan P75 masuk kedalam kategori tinggi, dan subjek dengan skor diatas P75 masuk kedalam kategori sangat tinggi.


(32)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pada instrumen kepribadian, kategorisasi skala yang digunakan berfungsi untuk mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki oleh setiap subjek. Tipe kepribadian yang dimiliki subjek diketahui berdasarkan perbandingan skor setiap tipe kepribadian subjek dengan skor maksimal pada dimensi tipe kepribadian tersebut. Setelah diketahui masing-masing proporsi nilai pada masing-masing tipe, maka akan dilakukan perbandingan antar semua tipe. Nilai terbesar yang dimiliki oleh subjek diantara lima tipe menunjukan bahwa subjek masuk kedalam tipe tersebut. Rumus perhitungan untuk kategorsasi skala kepribadian ini dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Proporsi Skala Tipe Kepribadian The Big Five

Proporsi skor ek straversion =

Proporsi skor aggreableness =

Proporsi skor conscientiousness =

Proporsi skor neuroticsm =

Proporsi skor openness =

E. Prosedur Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner yang diberikan terdiri atas tiga instrumen yang akan mengukur variabel tipe kepribadian, penyesuaian diri dan harapan. Bentuk kuisioner yang diberikan adalah pernyataan tertutup. Artinya, subjek diberikan beberapa pernyataan dan diharuskan memilih satu diantara berbagai alternatif pilihan. Kuisioner dalam penelitian ini diberikan secara langsung pada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lapas Anak Kelas IIA Tangerang sebagai subjek penelitian. Sebelum subjek mengisi kuisioner yang diberikan, peneliti terlebih dahulu memberikan instruksi. Ketika proses pengisian berlangsung, peneliti memberikan penjelasan pada setiap item dan mengarahkan Andikpas mengenai cara menjawabnya.


(33)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Analisis Data

Untuk menentukan teknik analisis yang digunakan dalam menjawab hipotesis penelitian, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji normalitas data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data bersifat normal atau tidak. Hal ini akan berimplikasi pada teknik analisis data yang digunakan. Teknik analisis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi sehingga mensyaratkan jenis data yang berdistribusi normal (Field, 2009).

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari BFI, ADHS dan alat ukur penyesuaian diri dilakukan uji normalitas dan menghasilkan data yang berdisribusi normal karena memiliki nilai signifikansi diatas 0.05. Adapun jenis data yang diperoleh dari ketiga alat ukur ini berjenis interval. Maka dari itu, jenis data interval yang berdistribusi normal menujukan bahwa data dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan teknik analisis dengan jenis parametrik.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab hipotesis utama mengenai fungsi harapan sebagai mediator antara tipe kepribadian dan penyesuaian diri. Baron & Kenny (1986) menjelaskan bahwa uji mediator dapat dilakukan ketika variabel idenpeden (X) memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel dependen (Y) dan mediator (Z), serta variabel mediator (Z) memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel dependen (Y). Oleh karena itu, untuk mengetahui nilai korelasi antar variabel dilakukan uji korelasi dengan teknik person-product moment karena basis data bersifat interval.

Setelah uji korelasi pearson-product moment, untuk menguji peran mediasi maka dapat dilakukan analisis regresi (Baron & Kenny, 1986). Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan melihat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen. Proses selanjutnya adalah dengan menguji signifikansi variabel independen terhadap variabel mediator. Setelah itu menguji signifikansi variabel mediator terhadap variabel dependen setelah mengontrol variabel independen. Proses akhir dari uji mediasi ini adalah dengan melihat nilai signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen setelah dikontrol oleh variabel mediator.


(34)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c

non-sig

b

sig

a

sig

Secara umum uji mediasi dalam suatu penelitian ini bisa digambarkan sebagai berikut:

1) Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (c). 2) Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel mediator (a) 3) Variabel mediator memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen setelah mengendalikan variabel independen (b)

4) Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen menjadi berkurang dan tidak signifikan, bahkan nol, setelah dikendalikan oleh

variabel mediator (c’)

Figur 3.1 berikut menggambarkan hubungan kausalitas yang terjadi ketika suatu variabel mediator (Z) berhasil memediasi pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Model 1

Model 2

Figur 3.2. Model Hubungan Kausalitas Antar Variabel dalam Uji Mediasi (Baron & Kenny, 1986)

Adapun uji mediasi dengan analisis regeresi ini dilakukan ketika koefisien regresi memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05 (p<0.05). Sementara itu, untuk

Variabel Independen (X)

Variabel Dependen (Y)

Variabel Independen (X)

Variabel Dependen (Y)

Variabel Mediator (Z)


(35)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mengetahui nilai kontribusi variabel maka digunakan koefisien determinasi dengan rumus:

KD = R2 x 100% Keterangan :

KD = Koefisien determinasi


(36)

96

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini memberikan suatu data baru mengenai tipe kepribadian the big

five, harapan dan penyesuaian diri pada Andikpas yang disimpulkan sebagai

berikut:

1. Andikpas di Lapas Anak Kelas IIA Tangerang mayoritas memiliki tipe kepribadian aggreableness dengan tingkat penyesuaian diri dan harapan yang cenderung rendah.

2. Tipe kepribadian yang memiliki kontribusi terbesar dalam mempengaruhi penyesuaian diri adalah aggreableness dengan nilai kontribusi sebesar 28.7%. Sementara tipe kepribadian yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap penyesuaian diri adalah neuroticsm dengan nilai kontribusi sebesar 7.4%.

3. Tipe kepribadian ekstraversion, aggreableness, conscientiousness dan

openness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harapan. Adapun

nilai kontribusi terbesar terhadap harapan adalah tipe kepribadian

openness sebesar 47.4%.

4. Tipe kepribadian neuroticism tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harapan.

5. Harapan memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri yang relatif kecil namun signifikan dengan taraf kontribusi sebesar 9.06%.

6. Harapan tidak dapat memediasi pengaruh tipe kepriabadian the big five (ekstraversion, aggreableness, conscientiousness, neurotcism, dan

openness) terhadap penyesuaian diri pada Andikpas di Lapas Anak Kelas

IIA Tangerang.


(37)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka terdapat saran bagi beberapa pihak terkait kondisi Andikpas di Lapas Anak Kelas IIA Tangerang, sebagai berikut:

1. Bagi peneliti berikutnya, dalam proses pengambilan data di Lapas disarankan dilakukan dengan cara individual ditambah proses wawancara dan observasi untuk menghindari adanya social desireability. Selain itu dalam proses penggunaan alat ukur diharapkan menggunakan item yang tidak terlalu banyak agar Andikpas tidak merasa bosan.

2. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk mengkaji berbagai faktor lain sebagai variabel intervening antara tipe kepribadian dan penyesuaian diri. Hal ini dikarenakan banyak faktor eksternal yang turut mempengaruhi tipe kepribadian dan penyesuaian diri yang belum dikaji dalam penelitian ini. Selain itu, untuk dapat menggali lebih dalam mengenai tipe kepribadian, harapan ataupun penyesuaian diri Andikpas, dapat dilakukan dengan pendekatan lain seperti pendekatan kualitatif.

3. Bagi peneliti yang tertarik meneliti variabel tipe kepribadian, penyesuaian diri ataupun harapan, hendaknya mencoba mengkaji variabel harapan sebagai variabel moderator bagi tipe kepribadian dan penyesuaian diri. Hal ini didasarkan pada bukti bahwa dalam penelitian ini harapan tidak berfungsi sebagai variabel mediator. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa harapan dapat berperan sebagai moderator karena terdapat data-data bahwa harapan dapat berperan sebagai variabel moderator, seperti penelitian Oktan (2012) yang menjelaskan harapan sebagai moderator bagi resiliensi. Maka dari itu, harapan disarankan untuk coba dikaji sebagai variabel moderator pada Andikpas di Lapas.

4. Institusi Lapas hendaknya memberikan orientasi mengenai kehidupan di Lapas bagi Andikpas yang baru masuk, dan memberikan orientasi mengenai kehidupan dimasyarakat bagi Andikpas yang akan keluar. Hal ini dilakukan untuk membuat Andikpas siap dalam menghadapi lingkungannya yang baru sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.


(38)

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5. Pihak Lapas disarankan untuk memberikan konseling untuk meningkatkan penyesuaian diri bagi Andikpas yang baru saja masuk Lapas serta konseling karir bagi Andikpas yang akan keluar untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan sosial yang nanti akan dihadapinya. Selain itu konseling karir akan membantu Andikpas untuk menentutkan tujuan hidup berikutnya dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mendapatkan karir yan diinginkan. Hal ini dapat meningkatkan harapan Andikpas khususnya yang sifatnya situasional pada bidang pendidikan ataupun pekerjaan.

6. Pihak Lapas hendaknya memberikan konseling yang dapat meningkatkan motivasi Andikpas dalam menjalani kehidupan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini akan berfungsi untuk meningkatkan level agency yang dimiliki oleh Andikpas. Selain itu, pihak Lapas disarankan untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan Andikpas dalam mengatasi kecemasan dan menyelesaikan suatu permasalahan secara efektif. Hal tersebut akan berfungsi untuk meningkatkan pathways yang dimiliki oleh Andikpas. Kemampuan agecy dan pathways yang baik akan berdampak pada meningkatnya harapan yang dimiliki oleh Andikpas.


(39)

99

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2013). Dasar-dasar Psikometri.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2014). Reliabilitas dan Validitas edisi 4. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Bandura, Albert. (1997). Self Efficacy: The Exercise of Control. UK: Worth Publishers.

Barberand, James G. & Paul Delfabbro. (2000). Predictors of Adolescent Adjustment: Parent-Peer Relationships and Parent-Child Conflict. Child and

Adolscent Social Work Journal, Vol. 17, 275-288.

Baron, Reuben M & Kenny, David A. (1986). The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Startegic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 51 No.6, 1173-1182.

Baumann, Steven L. (2004). Similiraties and Differences in Experiences of Hope.

Nursing Science Quarterly, Vol. 17 No. 4, 339-344.

Berg, Carla J., Snyder, C.R., & Hamilton Nancy. (2008). The Effectiveness of a Hope Intervention in Coping with Cold Pressor Pain. Journal of Health

Psychology, Vol. 13(6), 804-809.

Caligiuri, Paula M. (2000). Selecting Expatriates For Personality Management International Characteristics: A Moderating Effect Of Personalityonthe Relationship Between Host National Contact And Cross-Cultural Adjustment. Management International Review, Vol. 40, 61-80.

Chen, Smadar Cohen, Et Al. (2013). Hipe In The Middle East: Malleability Beliefs, Hope And The Willingness To Compromise For Peace. Social


(40)

100

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Compton, William C. (2005). Introduction To Positive Psychology. USA: Thomson.

Cooke, David J., Pamela J. Baldwin, Jacqueline Howison. (1990). Psychology in

Prisons. London: Routledge.

Costa, Paul T., & Thomas A. Widiger. (2002). Personality Disorder And The Five

Factor Model Of Personality. American Psychologucal Association:

Wahington Dc.

Cozby, Paul C., & Scott C. Bates. (2012) Methods in Behavioral Research. New York: McGraw-Hill.

Crighton, David A. & Graham J. Towl. (2008). Psychology in Prisons Second

Edition. USA: Blackwell Publishing.

Davis, Bonnie. (2005). Mediator Of The Relationship Between Hope And Well Being In Older Adults. Clinical Nursing Research, Vol, 14 No.3, 253-272. Demaray, Michelle Kilpatrick. (2005). The Relationship Between Social Support

And Student Adjustment: Alongitudinal Analysis. Psychology in the School, Vol. 42(7).

Edmonds, Grant W. et.al. (2008). Is Character Fate, or is There Hope to Change My Personality Yet?. Social and Personality Psychology Compass, 2/1, 399-413.

Elhawi, Racheli Lipschitz & Haya Itzhaky. (2008). The Contribution Of Internal And External Resources To Emotional Adjustment: A Comparison Of At Risk And Normative Adolescents. Child Adolescent Social Work Journal, 25, 385-396.

Feist, Jess, & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Feist, Jess, & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.


(41)

101

Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Feldmen, Robert S. (1989). Adjustment: Applying Pychology in a Complex World. New York: McGraw-Hill.

Ferguson, Verna Hendricks. (2006). Relationship of Age and Gender to Hope and Spiritual Well Being Among Adolscents With Cancer. Journal of Pediatric

Oncology Nursing, Vol 23 No. 4, 189-199.

Field, Andy. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage Publications Ltd.

Fitzgerald, Monica M. (2008). Child Sexual Abuse, Early Family Risk, and Childhood Parentification: Pathways to Current Psychosocial Adjustment.

Journal of Family Psychology, Vol. 22, 320-324.

Forehand, Rex, Lisa Armistead & Corinne David. (1997). Is Adolscents Adjustment Following Parental Divorce a Function of Predivorce Adjustment?. Journal of Abnormal Child Psychology, Vol. 25 No. 22, 157-164.

Fraenkel, Jack R., Wallen, Norman E., & Hyun, Helen H. (2012). How to Design

and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.

Haber, Audrey & Runyon, Richard P. (1984). Psychology of Adjustment. USA: Dorsey Press.

Halama, Peter. (2010). Hope as a Mediator Between Personality Traits and Life Satisfaction. Studia Psychologica, 52, 309-314.

Hall, Calvin S., & Gardner Lindzey. (1985). Introduction To Theories Of

Personality. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Higgins, Daryl J. & Marita P. McCabe. (2003). Maltreatment and Family Dysfunction in Childhood and the Subsequent Adjustment of Children and Adults. Journal of Family Violence, Vol. 18 No. 2, 107-120.

Hirsch, Jameson K & Sirois Fuschia M. (2014). Hope and Fatigue in Cronic Illness: The Role og Perceived Stress . Journal of Health Psychology, 1-6.


(1)

100 Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Compton, William C. (2005). Introduction To Positive Psychology. USA: Thomson.

Cooke, David J., Pamela J. Baldwin, Jacqueline Howison. (1990). Psychology in

Prisons. London: Routledge.

Costa, Paul T., & Thomas A. Widiger. (2002). Personality Disorder And The Five

Factor Model Of Personality. American Psychologucal Association:

Wahington Dc.

Cozby, Paul C., & Scott C. Bates. (2012) Methods in Behavioral Research. New York: McGraw-Hill.

Crighton, David A. & Graham J. Towl. (2008). Psychology in Prisons Second

Edition. USA: Blackwell Publishing.

Davis, Bonnie. (2005). Mediator Of The Relationship Between Hope And Well Being In Older Adults. Clinical Nursing Research, Vol, 14 No.3, 253-272. Demaray, Michelle Kilpatrick. (2005). The Relationship Between Social Support

And Student Adjustment: Alongitudinal Analysis. Psychology in the School, Vol. 42(7).

Edmonds, Grant W. et.al. (2008). Is Character Fate, or is There Hope to Change My Personality Yet?. Social and Personality Psychology Compass, 2/1, 399-413.

Elhawi, Racheli Lipschitz & Haya Itzhaky. (2008). The Contribution Of Internal And External Resources To Emotional Adjustment: A Comparison Of At Risk And Normative Adolescents. Child Adolescent Social Work Journal, 25, 385-396.

Feist, Jess, & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Feist, Jess, & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.


(2)

101 Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Feldmen, Robert S. (1989). Adjustment: Applying Pychology in a Complex World. New York: McGraw-Hill.

Ferguson, Verna Hendricks. (2006). Relationship of Age and Gender to Hope and Spiritual Well Being Among Adolscents With Cancer. Journal of Pediatric

Oncology Nursing, Vol 23 No. 4, 189-199.

Field, Andy. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage Publications Ltd.

Fitzgerald, Monica M. (2008). Child Sexual Abuse, Early Family Risk, and Childhood Parentification: Pathways to Current Psychosocial Adjustment.

Journal of Family Psychology, Vol. 22, 320-324.

Forehand, Rex, Lisa Armistead & Corinne David. (1997). Is Adolscents Adjustment Following Parental Divorce a Function of Predivorce Adjustment?. Journal of Abnormal Child Psychology, Vol. 25 No. 22, 157-164.

Fraenkel, Jack R., Wallen, Norman E., & Hyun, Helen H. (2012). How to Design

and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.

Haber, Audrey & Runyon, Richard P. (1984). Psychology of Adjustment. USA: Dorsey Press.

Halama, Peter. (2010). Hope as a Mediator Between Personality Traits and Life Satisfaction. Studia Psychologica, 52, 309-314.

Hall, Calvin S., & Gardner Lindzey. (1985). Introduction To Theories Of

Personality. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Higgins, Daryl J. & Marita P. McCabe. (2003). Maltreatment and Family Dysfunction in Childhood and the Subsequent Adjustment of Children and Adults. Journal of Family Violence, Vol. 18 No. 2, 107-120.

Hirsch, Jameson K & Sirois Fuschia M. (2014). Hope and Fatigue in Cronic Illness: The Role og Perceived Stress . Journal of Health Psychology, 1-6.


(3)

102 Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Ho, Samuel M & Lo Rosalie. (2012). Dispositional Hope as a Protective Factor Among Medical Emergency Professionals: A Preliminary Investigation.

Traumatology, 17 (4), 309.

Huang, Tsai-Jung, Shu-Cheng Chi & John J. Lawler. (2005). The Relationship

Between Expatriates’ Personality Traits And Their Adjustment To

International Assignments. International Journal Of Human Resources

Management, 16:9, 1656-1670.

Isnaini. (20 Desember 2013). Sepanjang Tahun 2013, 20 Pelajar Tewas Akibat Tawuran. Okezone. Diterima dari http:// jakarta.okezone.com/

read/2013/12/20/500/915133/sepanjang-tahun-2013-20-pelajar-tewas-akibat-tawuran.

Jiang, Shanhe & Ohio L. Thomas Winfree Jr. (2006). Social Support, Gender, and Inmate Adjustment to Prison Life. The Prison Journal, Vol 8 No.1, 32-55. John, O. P., & Srivastava, S. (1999). The Big-Five trait taxonomy: History,

measurement, and theoretical perspectives . In L. A. Pervin & O. P. John (Eds.), Handbook of personality: Theory and research (Vol. 2, pp. 102–

138). New York: Guilford Press.

Kağnıcı , Dilek Yelda. (2012). The Role Of Multicultural Personality In

Predicting University Adjustment Of International Students In Turkey.

International Journal Adv. Counselling, 34, 174-184.

Khiat, Henry. (2010). Secondary Adjustment in Prison: Prisoner’s Strategies of

Influence. Qualitative Sociology Review, Vol. VI Iss. 2, 146-159.

Lewis, Hellen A. & Wendy Kliewer . (1996). Hope, Coping, And Adjustment Among Children With Sickle Cell Disease: Tests Of Mediator And Moderator Models. Journal Of Pediatric Psychology, Vol. 21 No. 1, 25-41. Liu, Liu & Wing Hong Chui. (2014). Social Support and Chinese Female


(4)

103 Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Luthans Fred & Jensen Susan, M. (2002). Hope: A New Positive Strength for Human Resource Development. Human Resource Development Review, Vol.1 No. 3, 304-322.

Ma, Joyce L.C. (1998). Effect of Percived Social Support on Adjustment of Patients Suffering from Nasopharyngeal Carcinoma. Health and Social

Work, 23(3), 167.

Mackay Christina & Kenneth I. Pakenham. (2012). A Stress and Coping Model of Adjustment to Caring foran Adult with Mental Illness. Community Mental

Helath Journal, 48, 450-462.

Martin, Krystle & Lana Stermac. (2010). Measuring Hope: Is Hope Related To Crriminal Behaviour In Offenders?. Intertaional Journal Of Offender

Therapy And Comparative Criminology, Vol. 54 No. 5, 693-705.

McCrae, Robert R. & Costa, Paul T. (2006). Personality In Adulthood. New York: The Guilford Press.

Miceli, Maria & Castelfranchi, Cristiano. (2010). Hope: The Power of Wish and Possibility. Theory Psychology, Vol. 20 No. 2, 251-276.

Miller, Geoffrey. (2012). Hope is a Virtue. Journal of Child Neurology, 27(12), 1616-1617.

Nuraeni, Rini. (2014). Pengaruh Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua dan

Regulasi Diri terhadap Hubungan Interpersonal pada Anak Didik Pemasyarakatan (ANDIKPAS) di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS)

Anak Kelas III Bandung. (Skripsi). Departemen Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Oktan, Vesile. (2012). Hope an Moderator in the Development of Psychological Resilience. International Journal of Human Science, Vol 9(2), 1691-1701. Park, Nansook, Christopher Peterson, & Martin E. Seligman. (2004). Strenght Of

Character And Well Being. Journal Of Social And Clinical Psychology, Vol. 23 No. 5, 603-619.


(5)

104 Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pickersgill, Martyn. (2013). How Personality Become Treatable: The Mutual Constitution of Clinical Knowledge and Mentah Health Law. Social Studies

of Science, 43(1), 30-53.

Rammstedt, Beatrice & John, Oliver P. (2007). Measuring Personality in One Minute or Less: A 10-item Short Version of the Big Five Inventory in English and German. Journal of Research in Personality, 41, 203-212. Reza, Alwin Muhammad. (2014). Laporan Pelatihan Akademik. Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Roccas, Sonia, Sagiv Lilach, Schwartz, Shalom H., & Knafo Ariel. (2002). The Big Five Personality Factors and Personal Values. Personality and Social

Psychology Bulletin, Vol. 28 No.6, 789.801.

Santrock, John W. (2007). Remaja Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Sarlito. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Seligman, Martin P. & Christoper Peterson. (2004). Character Strength and

Virtues. Washington DC: Oxford University Press.

Septiani, Novi. (2013). Hubungan Antara Problem Solving Appraisal dengan

Penyesuaian Diri Napi Anak. (Skripsi). Departemen Psikologi, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Shelby, Rebecca. (2008). Optimism, social support, and adjustment in African American women with breast cancer. Journal Behavior Medicine, 31, 433-444.

Shorey, et.al.(2003). The Role of Hope as Mediator in Recollected Parenting, Adult Attachment, and Mental Health. Journal of Social and Clinical

Psychology, Vol 22 No. 6, 685-715.


(6)

105 Alwin Muhammad Reza, 2015

PENGARUH TIPE KEPRIBAD IAN D AN HARAPAN TERHAD AP PENYESUAIAN D IRI ANAK D IDIK PEMASYARAKATAN D I LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) ANAK KELAS IIA TANGERANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Snyder, C.R. (2000). Handbook Of Hope: Theory, Measures, And Applicatons. California: Academic Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tongeren, Daryl R. Van & Kelli J. Klebe. (2010). Reconceptualizing Prison

Adjustment: A Multidimensional Approach Exploring Female Offenders’

Adjustment To Prison Life. The Prison Journal, 90(1), 48-68.

Turner, Cynthia M. & Paula M. Barrett. (1998). Adolscent Adjustment to Perceived Martial Conflict. Journal of Child and Family Studies, Vol. 7 No. 4, 499-513.

Walker, Laura M. Padilla, Et Al. (2011). Adolescent Hope As A Mediator Between Parent-Child Connectedness And Adolescent Outcomes. The

Journal Of Early Adolescent, 31(6), 853-879.

WBP. (28 Desember 2012). Polda Metro: Kenakalan Remaja Meningkat Pesat, Perkosaan Menurun. Berita Satu. Diterima dari

http://www.beritasatu.com/peristiwa-megapolitan/89874-polda-metro-kenakalan-remaja- meningkat-pesat-perkosaan- menurun.html,

Wolfe, David. A, Peter G. Jaffe & Claire V. Crooks. (2006). Adolescent Risk

Behaviors: Why Teens Experiment and Strategies to Keep Them Safe. USA:

Yale University Press.

Youssef, Carolyn M & Luthans, Fred. (2007). Positive Organizational Behavior in the Workplace: The Impact of Hope, Optimism, and Resilience. Journal of