Penataan Kembali Morfologi Bahasa Indonesia Dengan Perspektif Baru (Derivasional Dan Infleksional) Proses Afiksasi.

Penataan Kembali Morfologi Bahasa Indonesia Dengan Perspektif Baru (Derivasional Dan
Infleksional) Proses Afiksasi
Wakit Abdullah, D. Edi Subroto, Mulyanto
Penelitian difokuskan pada morfologi derivasional dan infleksional proses afiksasi. Data
penelitian ini berupa kalimat-kalimat bahasa Indonesia baku yang mengandung bentuk-bentuk
berafiks. Data dapat diperoleh pada media massa (cetak dan elektronik), pemakaian bahasa
lisan sehari-hari oleh masyarakat penutur bahasa Indonesia, serta data yang dibangkitkan oleh
peneliti sebagai penutur bahasa Indonesia dengan validasi tertentu yang berlaku bagi penelitian
bahasa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara simak dan catat, serta wawancara mendalam.
Simak dan catat dilakukan terhadap sumber data tertulis dan lisan, sedangkan wawancara
mendalam dilakukan untuk menguji kembali kebenaran/kesahihan data yang diperoleh
terutama terhadap data yang dibangkitkan. Wawancara mendalam juga disertai penyimakan
dan pencatatan. Pembentukan yang menghasilkan jenis kata baru yang berbeda dari dasarnya
atau pembentukan yang menghasilkan identitas leksikal berbeda. Pembentukan tersebut berarti
pula menghasilkan arti leksikal yang berbeda dari dasarnya dengan referen (yang diacu) juga
berbeda. Di samping itu terdapat pula pembentukan yang menghasilkan jenis kata yang sama
dengan dasarnya (misalnya: lurah vs kelurahan). Dalam hal ini juga termasuk pembentukan
derivasional karena arti leksikalnya berbeda dan yang diacu juga berbeda. Kata “lurah” mengacu
ke orang, sedangkan “kelurahan” mengacu pada sistem/tidak mengacu pada orang".
Pembentukan yang terakhir tersebut (lurah vs kelurahan) tidak mengubah jenis kata, namun
mengubah identitas leksikal. Melalui ciri-ciri tersebut di atas, afiksasi dalam bahasa Indonesia

dikenal adanya pembentukan menjadi Nom dan pembentukan menjadi V, sedangkan
pembentukan menjadi kelas kata selain Nom dan V tidak ditemukan.
Pembentukan derivasional menjadi Nom berasal dari beberapa kategori D, yakni dari V (V I dan
V II), dari Nom-lain, dari Adj, dari Num, dan dari Adv. Pembentukan V I menjadi Nom terdapat
dalam berbagai kategori Nom, yakni kategori peng-D, kategori peng-D-an, kategori D-an,
kategori pe-D, kategori ke-D-an, dan kategori per-D-an. Pembentukan V II menjadi Nom terdapat
dalam berbagai kategori Nom, yakni kategori peng-D, kategori peng-D-an, kategori D-an,
kategori pe-/per-D, kategori pe-/per-D-an, dan kategori ke-D-an. Pembentukan Nom dari Nomlain terdapat dalam berbagai kategori Nom, yakni kategori ke-D-an, kategori per-/pe-D-an,
kategori D-wan/-wati, kategori D-isme, kategori D-isasi, dan kategori D-an.
Pembentukan Adj menjadi Nom terdapat dalam berbagai kategori Nom, yakni kategori ke-D-an,
kategori D-an, kategori peng-D, kategori D-isasi, kategori D-isme, kategori ke-D, dan kategori peD. Pembentukan dari Num menjadi Nom terdapat dalam berbagai kategori Nom, yakni kategori
D-an, kategori ke-D-an, dan kategori per-D-an. Pembentukan Adverbia menjadi Nomina
terdapat dalam berbagai kategori Nom, yakni kategori ke-D-an, kategori ke-D. Pembentukan
menjadi Nom juga dapat melibatkan sufiks {-nya} dari berbagai kategori D V, Adj, Num, dan Adv.
Pembentukan derivasional menjadi V juga berasal dari beberapa kategori D, yakni dari V-lain (V I
dan V II), dari Nom, dari Adj, dari Num, dan dari Adv. Pembentukan menjadi V dari V-lain

kategori D V I terdapat dalam berbagai kategori V, yakni kategori D–i, kategori D–kan, kategori
ke-D-an, dan kategori ber-D. Pembentukan menjadi V yang dari V-lain kategori D V II terdapat
dalam berbagai kategori V, yakni kategori D–i, kategori D–kan, dan kategori ke-D-an.

Pembentukan menjadi V dari D Nom terdapat dalam berbagai kategori V, yakni kategori zero-D,
kategori D-kan, kategori D-i, kategori ber-D, kategori meng-D, kategori per-D, kategori per-D-kan,
dan kategori ber-D-kan. Pembentukan menjadi V dari D Adj terdapat dalam berbagai kategori V,
yakni kategori D-i, kategori D-kan, kategori per-D, kategori per-D-kan, kategori per-D-i, kategori
meng-D, kategori ber-D, kategori ber-D-an, dan kategori ke-D-an. Pembentukan menjadi V dari D
Num terdapat dalam berbagai kategori V, yakni kategori D-kan, kategori per-D-kan, kategori perD, kategori meng-D, dan kategori ber-D. Pembentukan menjadi V dari D Adv/atributif terdapat
dalam berbagai kategori V, yakni kategori D-i dan kategori D-kan.
Pembentukan infleksional adalah pembentukan yang tidak menghasilkan leksem baru atau
pembentukan yang menghasilkan bentuk-bentuk kata yang berbeda dari leksem yang sama.
Pembentukan semacam itu mempunyai sifat dapat diramalkan berdasarkan kondisi-kondisi
tertentu. Melalui afiksasi, pembentukan infleksional dalam bahasa Indonesia hanya terjadi
dalam lingkup V, yakni V I dan V II. Pembentukan infleksional dengan dasar V I terdapat pada V
kategori TEMBAK, V kategori TEMBAKI, V kategori TEMBAKKAN, dan V kategori AMBILKAN.
Pembentukan Infleksional dengan Dasar V II terdapat dalam kategori ber-D, kategori D-i,
kategori D-kan „lokatif‟, dan kategori D-kan „kausatif‟. Afiks-afiks infleksi yang kemunculannya
dapat diramalkan melekat dalam kategori V tersebut adalah afiks {meng-, di-, ku-, kau-, dia-}.