Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Banyupoh - Kecamatan Gerogak - Kabupaten Banyupoh.
LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD PERIODE TAHUN 2016
DESA/KELURAHAN : BANYUPOH
KECAMATAN : GEROKGAK
KABUPATEN/KOTA : BULELENG
ERNITA CAROLINA SITUMORANG 1312025009
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA 2016
(2)
(3)
Daftar Isi
LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD ... i
PERIODE TAHUN 2016 ... i
ERNITA CAROLINA SITUMORANG... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR... iv BAB I ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Profil Keluarga Dampingan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 1 profil keluarga dampingan ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... Error! Bookmark not defined.
BAB II ... Error! Bookmark not defined.
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH .. Error! Bookmark not defined.
2.1 Permasalahan Keluarga ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Masalah Prioritas ... Error! Bookmark not defined.
BAB III ... Error! Bookmark not defined.
USULAN DAN SOLUSI MASALAH ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Program ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Jadwal Kegiatan ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV ... Error! Bookmark not defined.
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGAError! Bookmark not defined.
4.1 Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga ... Error! Bookmark not defined.
BAB V ... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP... Error! Bookmark not defined.
5.1 Simpulan... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Esa kerena berkat anugerah serta rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendamping dengan baik dan tepat pada waktunya serta tidak lupa kerja keras dari penulis untuk menyelesaikan Laporan Pendampingan Keluarga dengan baik dan tepat pada waktunya serta tidak lupa kerja keras dari penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi persyaratan laporan KKN-PPM Periode XIII tahun 2016. Program Pendampingan Keluarga (PKK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Universitas Udayana serta PKK termasuk dalam program pokok non tema yang wajin dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifata inividu.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimah kasih kepada berbagai pihak mulai dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Kepala Desa, dan Wayan Sudarna sebagai Kepala Keluarga dampingan yang telah meluangkan waktunya dan bersedia memberikan informasi serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih pada teman-teman atas kerjsamanya selama KKN berlangsung. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari yang namanya sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangungn dari semua pihak guna menyempurnakan isi laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Banyupoh, Agustus 2016
(5)
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembeljaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi ( Buku Pedoman KKN-PPM UNUD,2015:5)
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) adalah suatu kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemeberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. KKN juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi dilkasanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja dan persyaratan tertentu. Oleh karena itu, KKN-PPM diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia akademik-teoritik dan dunia empirik-praktis. Dengan demikian akan terjadi interaksi sinergis, saling menerima dan mmberi serta saling asah, asih, dan asuh antara mahasiswa dengan masyarakat (Buku Pedoman KKN-PPM UNUD, 2016:6).
Ada beberapa macam program KKN-PPM, diantaranya program pokok, program pokok tambahan dan program bantu. Program pokok adalah program yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa KKN-PPM. Mahasiswa yang bersangkutan bertangungjawab penuh atas program tersebut, baik secara ilmiah maupun operasional. Program pokok terdiri dari dua jenis program, yaitu program pokok tema dan non tema (program pendampingan keluarga) (Buku Pedoman KKN-PPMUNUD, 2016:23)
Program pokok non tema, yakni Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Universitas Udayana. Program Pendampingan Keluarga termasuk program yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu (Buku Pedoman KKN-PPM UNUD, 2016:62)
(6)
Maksud PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari serta mengawasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya (Buku Pedoman KKN-PPM UNUD, 2016:62).
Sasaran PPK adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertingalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Dalam program ini setiap mahasiswa wajib mendampingi satu keluarga yang tergolong rumah tangga miskin atau keluarga pra-sejahtera (Buku Pedoman KKN-PPM UNUD, 2016:62)
Secara administratif, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng memiliki 5 dusun, yaitu Dusun Kerta Kawat, Dusun Geria, Dusun Banyupoh, Dusun Melanting, Dusun Karang Sari,.Pelaksanaan Program Keluarga Dampigan dilaksanakan di 5 dusun.Tercatat di Banyupoh sendiri terdapat 227KK (Kepala Kelurga) yang dikategorikan miskin/kurang mampu/pra-sejahtera. Salah satu KK kurang mampu/Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Dusun Melanting adalah Wayan Suardana
Wayan Suardana adalah seorang laki-laki yang lahir di Banyupoh pada 31 Desember 1981.
Wayan Suardana menikah dengan seorang perempuan yang bernama Ketut Darmingningsih dan sudah memiliki dua orang anak yang bernama I Luh Sukeni dan Ketut Bimantara. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1. 1 profil keluarga dampingan
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 Wayan
Suardana
Kepala
Keluarga, 35 Tahun Tamat SD
Buruh tani
(7)
2
Ketut Darmingni
ngsih
Ibu Rumah
Tangga 35 Tahun Tamat SD
Buruh tani
anggur Sudah Kawin
3 Luh
Sukeni Anak 15 Tahun
Menempuh pendidikan di
SMK
Tidak
Bekerja Belum Kawin
4 Ketut
Bimantara Anak 7 Tahun SD
Tidak
Bekerja Sudah Kawin
Bapak Wayan tinggal bersama keluarganya kecilnya. Bapak Wayan memiliki 3 bangunan rumah, dua diantaranya merupakan kamar tidur dan sebuah bangunan lainnya merupakan dapur. Jumlah kamar tidur dari ketiga bangunan tersebut adalah 3 kamar tidur. Luas masing-masing bangunan adalah 3.5 x 4 meter, 3x6 meter, dan 2x4 meter. Bapak sika memilki kamar mandi dan WC.
Bapak Wayan sudah menggunakan kompor gas untuk memasak. Bapak Wayan menggunakan penerangan listrik dengan sebesar 450 volt tanpa rekening listrik dengan pengeluaran sebulan Rp 50000/bulan. Untuk kebutuhan air, keluarga bapak Wayan menggunakan air mentah yang dimasak terlebih dahulu, sedangkan untuk keperluan air minum keluarga bapak Sika menggunakan air gunung dimana airnya ditampung dari gunung menggunakan pompa yang telah dialirin letakknya letaknya jauh dari dari rumah Pak Wayan. Untuk masalah administrasi, keluarga Bapak Wayan Suardana dan Ibu Ketut Darminingsih sudah memiliki KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk).
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Wayan Suardana termasuk keluarga dengan ekonomi rendah.Wayan Suardana bekerja sebagai buruh tani anggur di Desa Banyupoh..Penghasilan yang didapat dari buruh tani anggur tidak menentu per bulannya. Pekerjaan sebagai petani anggur tentunya tidak mencukupi tapi harus tetap disesuaikan. Selain itu, Bapak Wayan Suardana bekerja tidak sendirian untuk
(8)
memenuhi kebutuhan sehari – hari,tetapi dibantu oleh istri yang juga bekerja sebagai buruh tani anggur.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
a. Kebutuhan Sehari-hari
Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga Wayan Suardana menghabiskan uang sebesar ± Rp 50.000 per hari yang digunakan untuk membeli makan keluarga dan keperluan sekolah anak. Ditambah lagi untuk keperluan membayar listrik yang bapak Sika, bapak Wayan harus mengeluarkan uang sebesar ±Rp 52.000,00 tiap bulannya sumber air yang digunakan tidak berbayar dikarenakan mengambil air dari sumbernya langsung yaitu gunung.
b. Pendidikan
Keluarga Wayan Suardana memiliki pengeluaran biaya pendidikan dan uang bensin yang cukup besar sekitar Rp 25.000 untuk dua orang anaknya bersekolah di SMK Gerokgak dikarenakan jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh dan SDN 2 Banyupoh.
c. Kesehatan
Keadaan lingkungan rumah Bapak Wayan Suardana cukup bersih karena Ibu Ketut Darmaningsing memiliki waktu cukup banyak di rumah dengan alasan pekerjaan yang tidak menetap. Tetapi untuk kesehatan pribadi sendiri dari Bapak Wayan Suardana beberapa bulan yang lalu mengalami kecelakaan yang membuat kaki bapaknya patah sehingga harus menggunakan alat bantu tongkat untuk berjalan.
(9)
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, maka dilakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan keluarga Bapak Wayan mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, masalah pendidikan, serta mengamati suasana tempat tinggal Bapak Wayan Suardana
2.1 Permasalahan Keluarga
Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 20 kali pertemuan dengan Bapak Wayan. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasikan beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Wayan Suardana. Beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut.
2.1.1 Masalah Ekonomi
Perekonomian keluarga Bapak Wayan Suardana saat ini masih rendah. Keluarga ini terdiri dari 4 orang yakni Bapak Wayan Suardana, istrinya yaitu Ketut Darminingsih, anaknya I Luh Sukeni, dan Ketut Bimantara Saat ini yang bekerja Bapak Wayan Suardana dan Ibu Ketut Darminingsih sebagai buruh tani anggur dan biaya pendidikan ditangguh oleh Bapak Wayan dan Ibu Ketut Darminingsih Suardana dan istrinya dari hasil Buruh tani anggur dan pekerjaan tambahan lainnya.
Saat ini perekonomian Bapak Wayan masih kurang, ini terbukti dari penghasilan total perbulan dalam keluarga tersebut tidak menentu. Penghasilan tersebut didapat penghasilan perhari diantaranya penghasilan buruh tani anggur Rp. ± 50.000,00 per hari.
Pengeluaran perbulan pada keluarga ini mencakup kebutuhan sehari-hari yang perbulannya tidak menentu dengan pemasukan tambahan dari pekerjaan merawat sapi milik orang lain. Dengan rinciaan biaya listrik sebesar Rp. 52.000,00/bulan dan untuk kebutuhan sehari-hari sebesar ±50.000 termasuk untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
(10)
2.1.2 Masalah Keterbatasan Modal yang Dimiliki
Bapak Wayan Suardana memiliki ketrampilan selain buruh tani anggur dikarenakan Bapak Wayan Suardana sebelumnya pernah mengalami kecelakaan dan masih harus dirawat dan berjalan dengan menggunakan tongkat tetapi ,masih mampu bekerja sebagai buruh tani anggur dengan tidak bekerja yang berat.
Adapun ketrampilan yang dimiliki oleh Ibu ketut adalah mampu membuat banten dengan baik dan berbagai macam kreasi untuk keperluan banten dan juga dapat membuat jajanan bali tetapi modal yang dimiliki oleh Ibu ketut tidak cukup dikarenakan sulitnya mencari pinjaman dan masih kurangnya waktu untuk itu.
2.1.2 Masalah Kesehatan
Kesehatan di lingkungan rumah Bapak Wayan sendiri cukup bersih dikarenakan setiap hari terutama pagi dan sore dibersihkan dan hampir setiap hari juga mereka melakukan aktivitas diluar rumah sehingga keadaan rumah cukup bersih.
Namun salah satu anggota keluarga dari mereka yaitu Bapak Wayan Suardana sendiri beberapa bulan yang lalu mengalami kecelakaan patah kaki yang saat itu terjatuh dari motor sehingga harus menggunakan alat bantu tongkat untuk berjalanan dan bekerja sebagai buruh tani anggur.
2.2 Masalah Prioritas
Berdasarkan pendampingan keluarga yang telah dijalankan, masalah prioritas keluarga Wayan Suardana adalah masalah ekonomi. Ini terjadi akibat penghasilan dari bekerja sebagai buruh tani anggur tidak menentu sedangkan kebutuhan untuk sehari-hari tidak tercukupi. Dan juga masalah kondisi kesehatan dari Bapak Wayan sendiri, sehingga pengahasilan yang di dapat tidak menentu dan untuk melakukan pekerjaaan tambahan sangat sulit,dan keterbatasan modal untuk melakukan usaha untuk menambah penghasilan.
(11)
BAB III
USULAN DAN SOLUSI MASALAH
3.1 Program
Adapun kegiatan yang dilakukan selama kegiatan pendampingan keluarga adalah:
3.1.1 Peningkatan Perekonomian Keluarga
Memberikan saran dan solusi mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan perekonomian keluarganya dengan melakukan usaha-usaha yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya. Salah satu contohnya adalah dengan cara memelihara bebek atau hewan ternak babi melihat lahan yang tersedia dipekarangan Bapak Wayan cukup untuk dibuatkan kandang. Lahan bisnis yang dimaksud adalah dengan menjual telur bebek dan atau menjual bebeknya dan hewan ternaknya saat ada upacara keagamaan di Pura. Selain ternak hewan, istri Bapak Wayan dapat mengasah kemampuan mejejaitan untuk menjual canang dan sebagainya sebagai usaha tambahan. Selain itu, mahasiswa juga berusaha memberi solusi berupa pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari agar tidak lebih besar pengeluaran daripada pendapatan, sehingga Ibu Ketut bisa menabung untuk kebutuhan lainnya yang tidak terduga pada nantinya
3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah ibu Ganung sebanyak 22 kali dalam sebulan pelaksanaan KKN-PPM.Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.
No Tanggal Waktu Durasi
(Jam)
Kegiatan
1 23 Juli 2016
17.00-21.00 4
Diskusi dengan kepala dusun mengenai RTM yang akan dijadikan
(12)
2 24 Juli 2016
17.30-18.30 2
Survei alamat keluarga KK dampinganWayan Suardana.
3 25 Juli 2016
16.00-19.00 5
Mengunjungi KK dampingan utnuk mencari data profil keluarga
4 26 Juli 2016
16.00-19.00 3
Membantu pekerjaan dapur Ibu Ketut
5 27 Juli 2016
16.00-20.00 4
Membantu pekerjaan Ibu Ketut membuat lontal untuk sembahyang
6 28 Juli 2016 16.30-
20.00- 3.5
Membantu kegiatan sehari-hari keluarga Ibu Ketut di kebun anggur
7 29 Juli 2016
15.00-21.00 6
Menemani kegiatan sehari-hari keluarga Ibu Ketut dan juga menggali informasi mengenai
keluarga tersebut.
8 30 Juli 2016
17.00-20.00 3
Mengidentifikasi masalah – masalah secara umum yang dihadapi Ibu
Ketut
9 2 Agustus 2016
15.00-17.00 2
Berbincang – bincang Ibu Ketut dan juga menggali masalah mengenai
lingkungan tempat tinggal.
10 05 Agustus 2016
16.00-18.30 2.5
Berbincang-bincang mengenai pekerjaan dan penghasilan yang
diperoleh
11 06 Agustus 19.00- 2
Berbincang – bincang dengan keluarga ibu Ketut mengenai
(13)
kesehatan yang sering dihadapi di keluarga tersebut.
12 07 Agustus 2016
15.00-20.00 5
Menggali berbagai potensi yang ada pada keluarga tersebut, baik itu
potensi untuk permasalahan ekonomi, kesehatan, dan
lingkungan.
13 08 Agustus
2016 16.00.00 5
Membantu pekerjaan Ibu Ketut memetik anggur di kebun
14 10 Agustus 2016
17.00-21.00 5
Menggali hobi atau keahlian lain yang dimiliki keluarga Wayan
Suardana
15 11 Agustus 2016
15.30-18.00 2.5
Melihat Keadaan Ibu Ketut
16 12 Agustus 2016
15.30-20.00 5.5
Mengikuti kegiatan sehari-hari keluarga Ibu Ketut. Memberikan informasi mengenai potensi ekonomi
yang dapat dilakukan oleh keluarga Ibu Ketut
17 15 Agustus 2016
14.00-20.00 6
Berbincang-bincang dengan ibu Ketut mengenai keahlian yang
dimiliki lagi.
18 18 Agustus 2016
15.00-20.00 5
Membantu anak dari Ibu Ketut belajar dan mebantu Ibu Ketut
(14)
19 19 Agustsu 2016
14.00-19.00 5
Mengikuti kegiatan sehari-hari Ibu Ketut dan membantu anak dari Ibu
Ketut belajar
20 20 Agustus 2016
15.00-21.00 6
Mengikuti kegiatan Ibu Ketut Sehari-hari dan membantu belajar
anak Ibu Ketut
21 22 Agustus 2016
15.00-20.00 5
Mengikuti dan membantu kegiatan Ibu Ketut sehari-hari
22 23 Agustus 2016
16.00-21.00 4
Berbincang-bincang mengenai solusi di bidang kesehatan
(15)
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan 4.1.1 Waktu
Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 22 kali dengan total waktu kunjungan selama 91 jam.
4.1.2 Lokasi
Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah Wayan Suardana di Dusun Melanting, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
4.1.3 Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN-PPM XI Universitas Udayana di Desa Banyupoh. Kegiatan yang dilakukan berupa kunjungan ke rumah keluarga Wayan Suardana. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan-obrolan santai bersama anggota keluarga untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 22 kali selama sebulan, dimana kunjungan rata-rata 3-6 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 91 jam.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
Hasil dari pendampingan keluarga Wayan Suardana yaitu :
(16)
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang signifikan atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan penulis, karena dalam mengatasi permasalahan ekonomi diperlukan waktu dalam mengatasi permasalahan tersebut. Tetapi mahasiswa telah berusaha memberi solusi berupa pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari agar tidak lebih besar pengeluaran daripada pendapatan, sehingga bapak Sika bisa menabung untuk kebutuhan lainnya seperti sekolah Luh Sukeni dan Ketut Bimantara dan biaya yang tidak terduga pada nantinya. Selain itu mahasiswa juga berusaha untuk memberikan solusi berupa penyuluhan mengenai cara beternak hewan seperti babi, bebek, atau ayam yang nantinya dapat digunakan sebagai peluang usaha atau membantu dalam mengurangi pengeluaran saat ada upacara agama,. Menurut penuturan istri Wayan Suardana beliau akan berusaha bekerja, untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarganya
4.2.2 Pendampingan Keluarga Bidang Kesehatan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan dalam bidang kesehatan menunjukkan hasil yang cukup. Keluarga Wayan Suardana mengetahui bagaimana mengonsumsi makanan yang sehat untuk sakit yang sedang dialami oleh suami dari Ibu Ketut serta pola makan yang sehat agar Bapak Wayan cepat berjalan tanpa menggunakan tongkat. Dan agar tidak sering minum tuak untuk mempercepat kesembuhan Bapak Wayan
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak Wayan adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal karena keterbatasan dana dan waktu yang dimiliki. Dimana pendanaan mahasiswa masih bergantung dari orang tua sehingga mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk bertukar pikiran serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.
(17)
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari berbagai hal yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga Bapak Wayan Suardana dan Ibu Ketut Darminngsih sebagai keluarga dampingan memiliki masalah dari segi ekonomi. Solusi yang dapat dilakukan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan solusi dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut. Selain memberikan solusi masalah dan motivasi, sumbangan berapa sembako seperti kebutuhan dapur dan alat mandi juga diberikan untuk meringankan sedikit serta beberapa edukasi demam berdarah, untuk membantu Bapak Wayan Suardana dalam bidang kesehatan untuk menghindari makanan yang dilarang saat penyembuhan kaki.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut kepada keluarga dampingan diantaranya tetap bersemangat dan selalu bersyukur untuk menjalani kehidupan dan dalam mencari nafkah untuk hidup walapun beban hidup ditanggung oleh diri sendiri harus tetap sabar karena perjalanan hidup masih sangat panjang. Serta memberikan sedikit gambaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga keluarga Bapak Wayan Suardana selalu terjaga kesehatannya. Peran aktif dari keluarga sendiri untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat juga sangat berperan penting untuk membantu kendala dalam bidang kesehatan dan lingkungan. Dan juga orang tua harus berperan aktif dalam pendidikan anak baik di rumah maupun diluar rumah agar disiplin dan kemandiriannya dapat terjaga untuk masa depan yang akan dicapai.
(18)
LAMPIRAN
Gambar 1. 2 Tampak rumah dari depan Gambar 1. 1 Halaman rumah
(19)
Gambar 1.7 Dapur Gambar 1.8 Dapur
Gambar 1.8 Foto bersama keluarga Bapak Wayan Suardana
Gambar 1.9 Penyerahan sembako dan keprluan alat tulis untuk keluarga Bapak Wayan Suardana
(1)
19 19 Agustsu 2016
14.00-19.00 5
Ketut dan membantu anak dari Ibu Ketut belajar
20 20 Agustus 2016
15.00-21.00 6
Mengikuti kegiatan Ibu Ketut Sehari-hari dan membantu belajar
anak Ibu Ketut
21 22 Agustus 2016
15.00-20.00 5
Mengikuti dan membantu kegiatan Ibu Ketut sehari-hari
22 23 Agustus 2016
16.00-21.00 4
Berbincang-bincang mengenai solusi di bidang kesehatan
(2)
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan 4.1.1 Waktu
Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 22 kali dengan total waktu kunjungan selama 91 jam.
4.1.2 Lokasi
Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah Wayan Suardana di Dusun Melanting, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
4.1.3 Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN-PPM XI Universitas Udayana di Desa Banyupoh. Kegiatan yang dilakukan berupa kunjungan ke rumah keluarga Wayan Suardana. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan-obrolan santai bersama anggota keluarga untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 22 kali selama sebulan, dimana kunjungan rata-rata 3-6 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 91 jam.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
Hasil dari pendampingan keluarga Wayan Suardana yaitu :
(3)
yang signifikan atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan penulis, karena dalam mengatasi permasalahan ekonomi diperlukan waktu dalam mengatasi permasalahan tersebut. Tetapi mahasiswa telah berusaha memberi solusi berupa pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari agar tidak lebih besar pengeluaran daripada pendapatan, sehingga bapak Sika bisa menabung untuk kebutuhan lainnya seperti sekolah Luh Sukeni dan Ketut Bimantara dan biaya yang tidak terduga pada nantinya. Selain itu mahasiswa juga berusaha untuk memberikan solusi berupa penyuluhan mengenai cara beternak hewan seperti babi, bebek, atau ayam yang nantinya dapat digunakan sebagai peluang usaha atau membantu dalam mengurangi pengeluaran saat ada upacara agama,. Menurut penuturan istri Wayan Suardana beliau akan berusaha bekerja, untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarganya
4.2.2 Pendampingan Keluarga Bidang Kesehatan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan dalam bidang kesehatan menunjukkan hasil yang cukup. Keluarga Wayan Suardana mengetahui bagaimana mengonsumsi makanan yang sehat untuk sakit yang sedang dialami oleh suami dari Ibu Ketut serta pola makan yang sehat agar Bapak Wayan cepat berjalan tanpa menggunakan tongkat. Dan agar tidak sering minum tuak untuk mempercepat kesembuhan Bapak Wayan
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak Wayan adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal karena keterbatasan dana dan waktu yang dimiliki. Dimana pendanaan mahasiswa masih bergantung dari orang tua sehingga mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk bertukar pikiran serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.
(4)
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari berbagai hal yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga Bapak Wayan Suardana dan Ibu Ketut Darminngsih sebagai keluarga dampingan memiliki masalah dari segi ekonomi. Solusi yang dapat dilakukan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan solusi dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut. Selain memberikan solusi masalah dan motivasi, sumbangan berapa sembako seperti kebutuhan dapur dan alat mandi juga diberikan untuk meringankan sedikit serta beberapa edukasi demam berdarah, untuk membantu Bapak Wayan Suardana dalam bidang kesehatan untuk menghindari makanan yang dilarang saat penyembuhan kaki.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut kepada keluarga dampingan diantaranya tetap bersemangat dan selalu bersyukur untuk menjalani kehidupan dan dalam mencari nafkah untuk hidup walapun beban hidup ditanggung oleh diri sendiri harus tetap sabar karena perjalanan hidup masih sangat panjang. Serta memberikan sedikit gambaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga keluarga Bapak Wayan Suardana selalu terjaga kesehatannya. Peran aktif dari keluarga sendiri untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat juga sangat berperan penting untuk membantu kendala dalam bidang kesehatan dan lingkungan. Dan juga orang tua harus berperan aktif dalam pendidikan anak baik di rumah maupun diluar rumah agar disiplin dan kemandiriannya dapat terjaga untuk masa depan yang akan dicapai.
(5)
Gambar 1. 2 Tampak rumah dari depan Gambar 1. 1 Halaman rumah
Gambar 1. 3 Kamar tidur Gambar 1. 4 Kamar tidur anak
(6)
Gambar 1.7 Dapur Gambar 1.8 Dapur
Gambar 1.8 Foto bersama keluarga Bapak Wayan Suardana
Gambar 1.9 Penyerahan sembako dan keprluan alat tulis untuk keluarga Bapak Wayan Suardana