Minimalist from Sahara.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

“Minimalist from Sahara” merupakan judul koleksi yang terinspirasi dari nama tempat Gurun Sahara yang merupakan gurun terluas di dunia. Hamparan pasir yang tertiup angin dan membentuk sebuah gelombang teratur di Gurun Sahara dituangkan pada detail koleksi berjenis busana ready to wear deluxe yang ditujukan bagi para wanita modern yang tinggal di perkotaan.

Mengacu pada segementasi target market maka siluet yang digunakan adalah siluet sederhana seperti sackdress yang dapat dipakai dengan nyaman pada berbagai acara. Koleksi menggunakan jenis material ekslusif berupa kain siffon sutra dan taffeta. Kain siffon kemudian diolah dengan teknik reka bahan pleats dengan warna yang bergradasi agar tampak dinamis dan tidak monoton. Tema warna disesuaikan dengan konsep nuansa warna pasir yakni warna kecoklatan. Nuansa warna coklat selain merujuk pada warna bumi juga dikategorikan sebagai warna netral yang memberi kesan nyaman, sehingga mendukung busana ini untuk tampil menjadi busana yang elegan namun tetap terkesan simple.

Proses pengerjaan koleksi “Minimalist from Sahara” terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama merupakan tahap pembentukan konsep yang meliputi pemilihan desain dan alternatif perancangan siluet. Tahap kedua yaitu tahap pengerjaan pola dasar yang dilanjutkan dengan pecah pola dan pemotongan material, lalu disatukan dengan proses menjahit. Tahap ketiga adalah tahap finalisasi yaitu pemasangan payet yang mengikuti karakter visual hamparan pasir di Gurun Sahara. Keseluruhan tahap tersebut kemudian menghasilkan koleksi ready to wear deluxe yang terwujud dalam 4 busana. Koleksi ini diharapkan dapat memberikan alternatif bagi busana pesta siap pakai yang sederhana dan elegan serta dapat diterima di pasaran.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

“Minimalist from Sahara” is a title of a collection inspired by the largest desert in the world, Sahara Desert. The plain of sand blown by the wind and forming a neat wave in Sahara Desert is expressed on a collection detail of ready to wear deluxe fashion addressed for modern women who live in the city.

Referring to the segmentation of the market target, a simple silhouette, such as sack-dress that can be used comfortably on various occasions, was used. Exclusive materials such as silk chiffon and taffeta were used in this collection. Chiffon was treated by applying pleats fabric reengineering technique using gradating colors to manifest dynamic and non

monotonous impression. The theme’s colors were adjusted with sand colored nuance

concept, i.e. brownish shades. Aside from referring earth color, brown colored nuance is also categorized as neutral color that carries out cozy sensation, so that this collection will promote an elegant, yet simple appearance on clothing.

The production process of “Minimalist from Sahara” collection consisted of several steps. The first step was concept formation which involved design selection and designing silhouette alternatives. The second step was basic pattern construction, followed by pattern splitting, materials cutting, and the sewing process. The third step was finalization by putting on the sequins shaping the visual character of sand plain in Sahara Desert. The overall steps brought out ready to wear deluxe collection presented on 4 pieces of clothing. This collection is expected to enrich the alternatives for simple and elegant ready to wear party dress that is acceptable in the market.


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Batasan Masalah... 2

1.4 Tujuan Perancangan ... 2

1.5 Metode Perancangan ... 2

1.6 Sistematika Penulisan... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Definisi Fashion ... 5

2.2 Busana ... 6

2.2.1 Busana ready to wear ... 6

2.2.2 Siluet ... 6

2.2.3 Bustier ... 7

2.2.4 Pola ... 7

2.3 Karakter Gurun Sahara ... 8

2.3.1 Definisi Gurun Sahara ... 8

2.4 Material ... 10

2.4.1 DeskripsiTaffeta dan Siffon ... 10

2.4.2 Payet atau Mute ... 11

2.5 Reka Bahan Tekstil ... 13

2.5.1 Teori Reka Bahan Tekstil ... 13

2.5.2 Pleats ... 14

2.6 Teori Warna ... 16

2.6.1 Kelompok Warna ... 17

2.6.2 Sifat Warna ... 19

2.6.3 Kombinasi Warna ... 20


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha

3.1 Deskripsi Objek Studi ... 23

3.1.1 Gurun Sahara ... 23

3.1.2 Bentuk Busana ready to wear deluxe ... 25

3.2 Identifikasi Objek Perancangan ... 26

3.3 Deskripsi dan Survei Fungsi ... 26

Bab IV : KONSEP PERANCANGAN ... 27

4.1 Aplikasi Konsep dan Tema pada Perancangan ... 27

4.1.1 Perancangan Umum ... 27

4.1.2 Teknis Perancangan ... 29

4.2 Perancangan Khusus ... 32

BAB V : PENUTUP... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

DATA PENULIS ... 40


(5)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan metode perancangan secara umum ... 3

Gambar 2.1 Panorama Gurun Sahara ... 8

Gambar 2.2 Contoh payet pasir ... 11

Gambar 2.3 Contoh payet piring ... 12

Gambar 2.4 Contoh payet jepang ... 12

Gambar 2.5 Contoh payet taiwan ... 13

Gambar 2.6 Contoh kain pleats ... 14

Gambar 2.7 Lingkaran warna ... 17

Gambar 2.8 Warna primer... 18

Gambar 2.9 Warna sekunder ... 18

Gambar 2.10 Warna intermediet ... 19

Gambar 2.11 Kombinasi analog ... 21

Gambar 2.12 Kombinasi monokromatis ... 21

Gambar 2.13 Kombinasi warna komplementer ... 22

Gambar 3.1 Panorama pasir Gurun Sahara ... 23

Gambar 3.2 Contoh busana ready to wear deluxe ... 25

Gambar 4.1 Gambar image board ... 27

Gambar 4.2 Gambar Keseluruhan koleksi busana 1 dan 2 ... 28

Gambar 4.3 Gambar Keseluruhan koleksi busana 3 dan 4 ... 29

Gambar 4.4 Gambar mind map ... 30

Gambar 4.5 Gambar sketsa busana 1 ... 33

Gambar 4.6 Gambar sketsa busana 2 ... 34

Gambar 4.7 Gambar sketsa busana 3 ... 35


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Pola Kecil & Ukuran Model………42

LAMPIRAN B : Material………51

LAMPIRAN C : Dokumentasi Foto Busana………...………54

LAMPIRAN D : Gambar Teknik………63

LAMPIRAN E : Ilustrasi Fashion………...………67

LAMPIRAN F : Reka Bahan………...………...………71

LAMPIRAN G : Proses Pembuatan………79

LAMPIRAN H : Rincian Harga Material………82


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada jaman yang semakin berkembang ini, sebagian dari wanita karir Indonesia memerlukan hal-hal yang praktis dan simple. Busana yang mereka cari biasanya busana yang bisa dipakai untuk ke berbagai acara semi formal ataupun ke acara formal.

Konsep busana dengan siluet minimalist tersebut kemudian dipadukan dengan konsep visual yang berasal dari Gurun Sahara, Sahara diangkat sebagai tema utama karena Gurun Sahara merupakan gurun terluas di dunia. Dan diwujudkan dalam sebuah detail yang di pleats pada masing-masing busana. Inspirasi tersebut diwujudkan melalui perpaduan siluet sackdress yang terkesan simple dan detail pemilihan material berupa taffeta eksklusif yang dipadukan dengan siffon pleats. Warna coklat dikategorikan warna netral yang memberi kesan nyaman, juga memberikan aksen anggun, hangat, dan elegan.

Detail perancangan berupa pleats dipilih karena sesuai dengan karakter visual hamparan di Gurun Sahara . Komposisi siluet dan detail perancangan tersebut hadir dalam koleksi yang berjudul “Minimalist from Sahara” dan diharapkan dapat dikenakan oleh para wanita karir saat ini untuk menghadiri baik acara formal maupun acara semi formal.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan konsep perancangan maka identifikasi masalah yang muncul adalah : 1. Menerapkan inspirasi Gurun Sahara ke dalam koleksi.

2. Pemilihan unsur perancangan berupa siluet, warna, termasuk material dan reka bahan.


(8)

2 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang muncul dibatasi pada bagian dari Gurun Sahara yang diambil menjadi inspirasi dalam koleksi perancangan “Minimalist from Sahara”. Karakter visual berupa hamparan pasir yang tertiup angin dan membentuk gelombang yang teratur. Inspirasi tersebut dituangkan dalam koleksi busana bagi wanita karir khususnya yang tinggal di kota besar. Bagian dari Gurun Sahara yang diambil adalah hamparan pasir yang berada di Gurun Sahara yang menjadi inspirasi perancang untuk membuat sebuah detail di busana yang dirancang.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan busana yaitu :

1. Untuk menghadiri acara formal ataupun semi formal.

2. Pemakian busana bertemakan Gurun Sahara di harapkan dapat memberikan kesan simple, feminin, dan juga mewah bagi pemakainya.

1.5 Metode Perancangan

Metode perancangan terdiri dari tiga tahapan besar, yang pertama tahapan pembentukan konsep, yang kedua tahapan pengerjaan dan yang terakhir berupa finalisasi produk.


(9)

3 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1 Bagan metode perancangan secara umum ( Senjaya,2013)

Penentuan Tema dan Konsep

Membuat Mind Map

Penyusunan Image Board

Membuat Ilustrasi Fashion

Pemilihan Bahan dan Material

Percobaan Membuat Reka Bahan

Membuat Pola Dasar

Menjahit Busana Pemotongan Kain


(10)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab, dimana pada bab satu lebih pada pendahuluan yakni berisikan tentang penjelasan latar belakang masalah, tujuan perancangan, dan metode perancangan, serta sistematika penulisan.

Bab dua berisikan keseluruhan teori yang mendukung perancangan ini mulai dari teori tentang definisi fahion, definisi busana, siluet, pola, material, reka bahan dan juga teori warna dan semua teori yang mendukung perancangan busana ready to wear deluxe ini.

Bab tiga berisi deskripsi objek studi yang menguraikan tentang identifikasi objek perancangan, definisi masing-masing objek dan unsur perancangan, target market serta penjelasan mengenai survei fungsi.

Bab empat, menguraikan konsep yang diangkat, yakni perancangan umum, koleksi busana secara khusus, teknis perancangan, dan perancangan detail fashion seperti aksesoris dan sepatu.


(11)

37 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Koleksi busana pada perancangan kali ini bertemakan Gurun Sahara, yang menggambil konsep khususnya dari tekstur hamparan pasir di Gurun Sahara yang terbentuk karena tiupan angin sehingga menghasilkan gelombang yang teratur. Pada rancangan kali ini perancang menghasilkan detail yang terinspirasi dari gelombang pasir yang berada di Gurun Sahara tersebut. Koleksi ini ditujukan kepada para wanita muda yang umumnya pada strata karir yang sedang menanjak, sehingga para wanita direntang usia tersebut cenderung sibuk.

Busana ini dibuat untuk memberikan kemudahan kepada para wanita yang bekerja dan sering datang ke berbagai acara penting baik sifatnya formal dan semi formal. Tidak tertutup kemungkinan dikenakan oleh mahasiswi ke berbagai seperti acara undangan, pertemuan keluarga, hang-out, dan ke berbagai acara lainnya. Busana ini dibuat untuk wanita yang suka berpenamipilan feminin, elegan, dan juga simple. Maka dari itu siluet yang dibuat tidak seperti siluet pada busana Gurun Sahara yang besar, dan menutupi seluruh bagian tubuhnya. Busanapun disesuaikan dengan kebutuhan target market perkotaan, maka dibuatlah sackdress atau siluet yang membentuk tubuh.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain taffeta dan juga siffon dengan teknik reka bahan pleats. Taffeta digunakan karena memberi kesan elegan dan disatukan dengan siffon pleats agar terlihat lebih mewah di tambah lagi dengan bentuk siluet yang menampilkan lekukan tubuh seorang wanita. Keanggunan dan kemewahan akan lebih terlihat lagi dengan digunakannya payet yang di aplikasikan secara bergelombang sehingga memberi aksen seperti pasir. Paduan antara taffeta, siffon dan juga payet akan terlihat anggun mewah namun tetap simple.


(12)

38 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Setelah melaksanakan seluruh tahap perancangan hingga menghasilkan suatu koleksi, terdapat beberapa saran agar dapat menghasilkan koleksi yang lebih baik di kemudian hari. Saran yang ditemukan pada saat proses perancngan lebih terkait pada teknis pengerjaan. Pertama-tama dalam mendesain busana, sebaiknya perancang dapat membuat busana tampak lebih ramping bagi pemakainya, sehingga penempatan reka bahan seperti payet dan pleats tidak dapat ditaruh disembarangan tempat. Perancang harus memperhatikan potongan dari dress yang dibuat. Potongan dress yang tidak tepat akan membuat orang yang memakainya terlihat besar atau terlihat tidak elegan.


(13)

39 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR BUKU PUSTAKA

Poespo, Goet 2009, A to Z istilah FASHION, Jakarta Pusat, PT. Gramedia Pustaka Utama

Kurnia, Novi 2013, Mendesain Baju Sendiri Dari Pola Hingga Jadi, Jakarta Timur, Dian Rakyat

Lommelaars, H.C.A 1968, Pengantar Ilmu Warna, Yogyakarta

Darmaprawira W.A, S 2002, Warna Teori dan Kreativitas Penggunannya, Bandung Calsibetta, Carlotte Mankey and Tortora 2003, Philips; Dictionary of Fashion, U.S.A Fairchild Publication, Inc.

DAFTAR SITUS PUSTAKA

http://m.fimela.com/read/2011/09/13/penting-aneka-istilah-fashion-artinya diakses 8 Maret 2013

http://beforehangout.com/index.php?option=com_content&view=article&id=160&catid =60 diakses 16 Maret 2013

http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/EKSPLORASI%20TEKNIK%20CELUP%20RINTANG%20DAN%20 PLEATS%20UNTUK%20PRODUK%20TEKSTIL.pdf diakses 7 April 2013

http://www.digilib.stisitelkom.ac.id/Data-TA-STISI-Telkom/2010/KTM/Parasamya- Putri-Andiany-0809032/Pemanfaatan-Limbah-Spandex-untuk-Produk-Fashion/ta-stisi-telkom-0809032-III.pdf diakses 8 Juli 2013


(1)

2 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang muncul dibatasi pada bagian dari Gurun Sahara yang diambil

menjadi inspirasi dalam koleksi perancangan “Minimalist from Sahara”. Karakter visual berupa hamparan pasir yang tertiup angin dan membentuk gelombang yang teratur. Inspirasi tersebut dituangkan dalam koleksi busana bagi wanita karir khususnya yang tinggal di kota besar. Bagian dari Gurun Sahara yang diambil adalah hamparan pasir yang berada di Gurun Sahara yang menjadi inspirasi perancang untuk membuat sebuah detail di busana yang dirancang.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan busana yaitu :

1. Untuk menghadiri acara formal ataupun semi formal.

2. Pemakian busana bertemakan Gurun Sahara di harapkan dapat memberikan kesan simple, feminin, dan juga mewah bagi pemakainya.

1.5 Metode Perancangan

Metode perancangan terdiri dari tiga tahapan besar, yang pertama tahapan pembentukan konsep, yang kedua tahapan pengerjaan dan yang terakhir berupa finalisasi produk.


(2)

3 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1 Bagan metode perancangan secara umum ( Senjaya,2013) Penentuan Tema dan Konsep

Membuat Mind Map

Penyusunan Image Board

Membuat Ilustrasi Fashion

Pemilihan Bahan dan Material

Percobaan Membuat Reka Bahan

Membuat Pola Dasar

Menjahit Busana Pemotongan Kain


(3)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab, dimana pada bab satu lebih pada pendahuluan yakni berisikan tentang penjelasan latar belakang masalah, tujuan perancangan, dan metode perancangan, serta sistematika penulisan.

Bab dua berisikan keseluruhan teori yang mendukung perancangan ini mulai dari teori tentang definisi fahion, definisi busana, siluet, pola, material, reka bahan dan juga teori warna dan semua teori yang mendukung perancangan busana ready to wear deluxe ini.

Bab tiga berisi deskripsi objek studi yang menguraikan tentang identifikasi objek perancangan, definisi masing-masing objek dan unsur perancangan, target market serta penjelasan mengenai survei fungsi.

Bab empat, menguraikan konsep yang diangkat, yakni perancangan umum, koleksi busana secara khusus, teknis perancangan, dan perancangan detail fashion seperti aksesoris dan sepatu.


(4)

37 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Koleksi busana pada perancangan kali ini bertemakan Gurun Sahara, yang menggambil konsep khususnya dari tekstur hamparan pasir di Gurun Sahara yang terbentuk karena tiupan angin sehingga menghasilkan gelombang yang teratur. Pada rancangan kali ini perancang menghasilkan detail yang terinspirasi dari gelombang pasir yang berada di Gurun Sahara tersebut. Koleksi ini ditujukan kepada para wanita muda yang umumnya pada strata karir yang sedang menanjak, sehingga para wanita direntang usia tersebut cenderung sibuk.

Busana ini dibuat untuk memberikan kemudahan kepada para wanita yang bekerja dan sering datang ke berbagai acara penting baik sifatnya formal dan semi formal. Tidak tertutup kemungkinan dikenakan oleh mahasiswi ke berbagai seperti acara undangan, pertemuan keluarga, hang-out, dan ke berbagai acara lainnya. Busana ini dibuat untuk wanita yang suka berpenamipilan feminin, elegan, dan juga simple. Maka dari itu siluet yang dibuat tidak seperti siluet pada busana Gurun Sahara yang besar, dan menutupi seluruh bagian tubuhnya. Busanapun disesuaikan dengan kebutuhan target market perkotaan, maka dibuatlah sackdress atau siluet yang membentuk tubuh.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain taffeta dan juga siffon dengan teknik reka bahan pleats. Taffeta digunakan karena memberi kesan elegan dan disatukan dengan siffon pleats agar terlihat lebih mewah di tambah lagi dengan bentuk siluet yang menampilkan lekukan tubuh seorang wanita. Keanggunan dan kemewahan akan lebih terlihat lagi dengan digunakannya payet yang di aplikasikan secara bergelombang sehingga memberi aksen seperti pasir. Paduan antara taffeta, siffon dan juga payet akan terlihat anggun mewah namun tetap simple.


(5)

38 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Setelah melaksanakan seluruh tahap perancangan hingga menghasilkan suatu koleksi, terdapat beberapa saran agar dapat menghasilkan koleksi yang lebih baik di kemudian hari. Saran yang ditemukan pada saat proses perancngan lebih terkait pada teknis pengerjaan. Pertama-tama dalam mendesain busana, sebaiknya perancang dapat membuat busana tampak lebih ramping bagi pemakainya, sehingga penempatan reka bahan seperti payet dan pleats tidak dapat ditaruh disembarangan tempat. Perancang harus memperhatikan potongan dari dress yang dibuat. Potongan dress yang tidak tepat akan membuat orang yang memakainya terlihat besar atau terlihat tidak elegan.


(6)

39 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR BUKU PUSTAKA

Poespo, Goet 2009, A to Z istilah FASHION, Jakarta Pusat, PT. Gramedia Pustaka Utama

Kurnia, Novi 2013, Mendesain Baju Sendiri Dari Pola Hingga Jadi, Jakarta Timur, Dian Rakyat

Lommelaars, H.C.A 1968, Pengantar Ilmu Warna, Yogyakarta

Darmaprawira W.A, S 2002, Warna Teori dan Kreativitas Penggunannya, Bandung Calsibetta, Carlotte Mankey and Tortora 2003, Philips; Dictionary of Fashion, U.S.A Fairchild Publication, Inc.

DAFTAR SITUS PUSTAKA

http://m.fimela.com/read/2011/09/13/penting-aneka-istilah-fashion-artinya diakses 8 Maret 2013

http://beforehangout.com/index.php?option=com_content&view=article&id=160&catid =60 diakses 16 Maret 2013

http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/EKSPLORASI%20TEKNIK%20CELUP%20RINTANG%20DAN%20 PLEATS%20UNTUK%20PRODUK%20TEKSTIL.pdf diakses 7 April 2013

http://www.digilib.stisitelkom.ac.id/Data-TA-STISI-Telkom/2010/KTM/Parasamya- Putri-Andiany-0809032/Pemanfaatan-Limbah-Spandex-untuk-Produk-Fashion/ta-stisi-telkom-0809032-III.pdf diakses 8 Juli 2013