METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN Metode At-Takrar Untuk Meningkatkan Daya Ingat Pada Hafidz Qur'an.

METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh :
Iskandar
F.100 110 109

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat (S-1)
Sarjana Psikologi

Diajukan Oleh :
Iskandar
F.100 110 109

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

ABSTRAKSI
METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
Iskandar
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap dan mengetahui metode at-takrar
untuk meningkatkan daya ingat pada hafidz Qur’an. Pengambilan sample

dilakukan secara purposive sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini, dua
perempuan dan dua laki-laki dengan karakteristik: hafidz Qur’an dengan metode
menghafal at-takrar yang bertempat tinggal di Surakarta berusia 18-40 tahun.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data
menggunakan wawancara dan observasi serta dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1.Menghafal Al-Qur’an dimulai dari surat
pendek agar pengulangannya dapat dilakukan setiap hari. 2.Meminimalkan
hafalan baru dan lebih fokus terhadap pengulangan. 3.Menghafal dilakukan
perbagian (ayat perayat). 4.Pengulangan menjadikan proses menghafal lebih
cepat dan mampu bertahan lama di dalam ingatan. 5.Terungkap beberapa faktor
yang mempengarugi proses menghafal meliputi: bakat dan minat, motivasi,
managemen waktu serta lingkungan.
Kata kunci : Hafidz Qur’an, Daya ingat, Metode at-takrar

v

1

dilakukan


PENDAHULUAN
Kemampuan

memori

sangat

orang

penghafalan

belajar.
melibatkan

sesuatu

tidak

repetitif


sebuah

item.

macam

belajar

Pengulangan (rehearsal) bisa dilakukan

tanpa

ingatan

dengan cara yang terbuka, biasanya

ingatan,

seseorang


dengan

mengulang informasi yang masuk, yaitu

dibutuhkan terutama dalam kegiatan
Segala

adalah

dapat

mengenai

mengingat

pengalamannya

(Mulyani, 2015).

dengan


keras

dan

gamblang

bagi

siapapun yang memerhatikannya. Bisa
juga dilakukan dengan cara tertutup,

Memori merupakan alih bahasa
dari daya ingat. Drever dalam Walgito

yaitu

dengan

tersembunyi


diam-diam
(Sternberg,

dan
2008).

(2004) daya ingat salah satu karakter

Pengulangan informasi dalam

yang dimiliki oleh setiap makhluk

ingatan atau dapat juga disebut aktivitas

hidup, sebuah kemampuan individu

mengingat-ingat

kembali,


untuk mengolah bentuk informasi yang

fungsi

memelihara

di dapat dari panca indra, pengalaman

mempertahankan informasi di dalam

pribadi,

ingatan

maupun

tahapan

dalam


untuk

jangka

pendek

memiliki

dan

atau

untuk

melakukan kegiatan secara prosedural

memindahkan informasi dari ingatan

menjadi suatu ingatan (memori) yang


jangka pendek kedalam ingatan jangka

disimpan

panjang (Suharnan, 2005).

di

dikeluarkan

otak,

lagi

serta

apabila

dapat


informasi

Ahsin

(2005)

menyebutkan

tersebut dibutuhkan kembali.

Teknik

dalam proses menghafal Al-Qur’an,

dalam

banyak

metode menghafal harus disesuaikan

mengingat

yang

2

dengan kondisi dan situasi. Metode juga

bertujuan

bisa memberikan bantuan kepada para

mempertahankan

peserta

untuk

Pengulangan juga dianggap sebagai

mengurangi kesusahannya dalam proses

salah satu bentuk pembelajaran dengan

ataupun

sistem hafal (rotate learning). Dalam

Metode

proses

penghafal

menghafal

Al-Qur’an

Al-Qur’an

sebaliknya

(Gade,

2014).

untuk

memelihara

serta

informasi.

menghafal

Al-Qur’an

menghafal juga bisa dilakukan dengan

pengulangan dikenal dengan metode at-

cara membaca dengan keras secara

takrar.
Metode at-takrar merupakan

berulang-ulang. Setelah itu, hafalan
dilestarikan

dengan

mengulang-

proses mempraktekkan sesuatu yang

ngulangnya secara rutin kapan dan

sistematis dengan cara mengulang-

dimana saja. Metode ini dikenal dengan

ulang secara teratur untuk mencapai

nama metode at-takrar (mengulang-

hasil yang diinginkan. Tujuan dari

ngulang

penerapan metode at-takrar adalah

pelajaran

atau

hafalan)

(Syarifuddin, 2004).
Ingatan
penyimpanan

untuk memelihara hafalan Al-Qur’an

merupakan
atau

proses

pemeliharaan

informasi yang berlangsung sepanjang
waktu.

Kemampuan

dioptimalkan

ingatan

dengan

stimulasi-stimulasi

yang

dapat

melakukan

serta

memudahkan

dalam

proses

menghafal.
METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif,

tepat.

bertujuan

Pengulangan informasi di dalam ingatan

mencatat,

untuk

mendeskripsikan,

menganalisis

dan

3

menginterpretasikan

fenomena

yang

diteliti.

diteliti dan tidak dimaksudkan untuk
pengujian hipotesis (Azwar, 2010).

Informan dalam penelitian ini

Adapun

langkah-langkahnya

adalah hafidz Qur’an dengan metode

sebagai

menghafal at-takrar yang bertempat

membaca keseluruhan data, koding,

tinggal di Surakarta dan berusia 18-23

kategorisasi data, mendeskripsikan hasil

tahun. Penelitian ini mengambil sampel

kategori

sebanyak

penelitian.

4

orang

sebagai

subjek

penelitian, yang terdiri dari 2 laki-laki

dan

organisasi

pembahasan

data,

hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

dan 2 perempuan.
Metode

berikut,

Pada pembahasan ini, penulis
pengumpulan

data

akan

menyampaikan

pembahasan

at-takrar

untuk

adalah cara yang digunakan penulis

metode

untuk memperoleh data yang akan

meningkatkan daya ingat pada hafidz

diteliti, yaitu dengan menggunakan

Qur’an.

metode wawancara dan observasi.

1. Penerapan metode at-takrar untuk

Analisis data yang digunakan

meningkatkan daya ingat

didalam penelitian ini adalah analisis

Hasil

penelitian

ini

data deskriptif, yang bertujuan untuk

menyebutkan,

memberikan dan menjelaskan secara

merupakan metode menghafal yang

deskripsi mengenai subjek penelitian

paling

berdasarkan data dari variabel yang

diterapkan dalam proses menghafal.

diperoleh dari kelompok subjek yang

Berikut merupakan proses menghafal

sering

bahwa

dan

pengulangan

efektif

apabila

4

yang

Al-Qur’an

dilakukan

oleh

informan :

dihafalkan maka harus diulang-ulang
dalam tempo lebih dari satu hari.

a. Menghafal Al-Qur’an dimulai dari

e. Proses menghafal dilakukan dengan

surat-surat pendek pada Juz 30, cara

tetap memperhatikan tanda baca

ini dimaksudkan agar memudahkan

(tajwid).

tahapan dalam proses menghafal
serta

pengulangannya

dilakukan

ketika

dapat

melaksanakan

shalat.

pengulangan

informan,
akan

dengan

memudahkan

informasi masuk dan bertahan lama di
dalam ingatan. Informan melakukan

b. Hafalan baru dilakukan siang hari
dari

Menurut

fajar

hingga

proses pengulangan hafalan secara rutin

maghrib.

di setiap kegiatan sehari-hari. Dengan

Selanjutnya mengkhususkan waktu

pengulangan, informasi yang diterima

malam

dapat masuk ke dalam long term

untuk

melakukan

pengulangan, atau dapat dilakukan

memory

setiap hari setelah melakukan shalat

informasi tersebut bertahan lama di

wajib atau sunnah dengan membaca

dalam ingatan). Selanjutnya, informan

Al-Qur’an.

juga menyatakan bahwa apabila tidak

(yang

memungkinkan

c. Meminimalkan hafalan baru dan

melakukan pengulangan maka bagian

lebih fokus terhadap pengulangan.

yang ingin dihafalkan akan sulit untuk

d. Tidak diperbolehkan melewati surat
yang

belum

keseluruhan,

dihafal
setelah

secara
mampu

dihafal

dan

mudah

lupa.

Proses

pengulangan yang dilakukan informan
dalam menghafal sebagai berikut :

5

a. Menentukan batasan, bagian AlQur’an yang ingin dihafal.

Dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa faktor yang mempengaruhi

b. Menghafal perbagian (ayat perayat)

dalam proses menghafal adalah faktor

dengan cara membacanya secara

internal yang berasal dari dalam diri

berulang-ulang dengan teliti hingga

informan :

terekam dalam pikiran sedikit demi

a. Bakat

dan

minat

merupakan

sedikit, kalimat perkalimat hingga

komponen potensial untuk mencapai

utuh satu ayat. Setelah utuh satu ayat,

keberhasilan.

ulangi lagi dari awal sampai akhir

seseorang

hingga benar-benar hafal dengan

dalam menghafal Al-Qur’an akan

benar.

lebih tertarik dan lebih mudah untuk

c. Hafalan

diperdengarkan

kepada

orang lain.

Menurut

yang

informan,

memiliki

bakat

menghafal serta dengan bakat yang
dimiliki tersebut, penerapan metode

dilakukan

menghafal Al-Qur’an akan lebih

oleh informan dilakukan juga dengan

efektif. Minat adalah kecenderungan

menggunakan alat bantu rekaman. Alat

yang sangat tinggi atau keinginan

rekam

untuk

besar terhadap sesuatu. Menurut

dihafalkan

informan, memiliki minat untuk

kembali

menghafal Al-Qur’an akan secara

Pengulangan

merekam
kemudian

tersebut
hafalan

yang

berfungsi
yang

diperdengarkan

secara berulang-ulang.

sadar

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

berusaha menghafalkan Al-Qur’an

penerapan metode at-takrar

dan

bersungguh-sungguh

sebelum diperintah. Minat yang kuat

6

akan

mempercepat

keberhasilan

dalam menghafal Al-Qur’an.

internal

manusia

yang

mendorong untuk berbuat sesuatu.
Dalam

kegiatan

menghafal

proses

menghafal

Al-

para penghafal sehingga menjadi
lebih baik dan bersungguh-sungguh.
Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa informan mengalami kesulitan

Qur’an dituntut kesungguhan tanpa

dalam menghafal antara lain :

mengenal bosan dan putus asa.

a. Pembagian

Selanjutnya

faktor

akan

memberikan stimulus positif pada

b. Menurut informan, motivasi adalah
keadaan

dalam

waktu,

karena

eksternal

pengulangan membutuhkan waktu

yang terdiri dari, pembagian waktu dan

yang cukup lama, informan harus

lingkungan :

mampu membagi

a. Menurut informan, menghafal Al-

kegiatan lain seperti kuliah dan lain

waktu

dengan

Qur’an diperlukan waktu khusus,

sebagainya.

agar tidak mengganggu kegiatan lain

bertujuan

dan dapat berkonsentrasi.

semangat, motivasi dan kemauan,

b. Lingkungan

adalah

faktor

yang

mempunyai peran penting terhadap
berhasil tidaknya suatu kegiatan.
Lingkungan

yang

mendukung

meniadakan

Pembagian
untuk

waktu

memperbaharui

kejenuhan

serta

kebosanan.
b. Ditemukan beberapa ayat Al-Qur’an
yang serupa.

kegiatan menghafal Al- Qur’an serta

c. Mood (kondisi dimana informan

tersedianya sarana dan prasarana

sedang menghadapi masalah atau

yang memadai untuk membantu

malas

untuk

melakukan

7

pengulangan).
semangat

Melemahnya

terjadi

menghafal

ketika

Dari keempat informan, hanya

pertengahan, ini disebabkan karena

informan FZT yang tidak mampu

bagian yang harus dihafal masih

melafalkan hingga selesai dikarenakan

panjang atau dikarenakan informan

lupa. Informan beralasan bahwa bagian

merasa jenuh.

tersebut sudah cukup lama dihafalkan

dilakukan,

penelitian
diperoleh

di

metode pengulangan.

Juz

Dari

masuk

proses

menjalani proses menghafal dengan

yang
hasil

telah

dan

jarang

untuk

melakukan

bahwa

pengulangan. Sementara, ketiga subjek

informan mampu melewati kendala

lainnya dapat melafalkan dengan baik

tersebut. Terbukti dengan berhasilnya

sampai selesai

bagian-bagian yang ingin dihafal, dapat

KESIMPULAN

dihafalkan dengan baik sampai saat ini.

Berdasarkan

analisis

dan

Informan berusaha membagi waktu

pembahasan mengenai metode at-takrar

untuk dapat melakukan pengulangan

untuk meningkatkan daya ingat pada

diantara kegiatan lain, terus memotivasi

hafidz Qur’an, maka dapat disimpulkan

diri serta mencari lingkungan yang

sebagai berikut :

sesuai agar dapat menunjang proses

1.

menghafal.
Dapat
dengan

Metode at-takrar atau pengulangan
merupakan metode menghafal yang

disimpulkan

persiapan

yang

bahwa

dilakukan dengan cara mengulang-

matang

ulang bagian yang ingin dihafalkan.

informan siap menerima resiko untuk

Pengulangan

menjadikan

proses

8

menghafal lebih mudah dan cepat

meningkatkan kedisiplinan dalam

serta mampu bertahan lama di

management waktu.

dalam ingatan.
2.

2. Penulis dan peneliti berikutnya

Faktor yang mempengaruhi dalam

Hasil

proses menghafal terdiri dari faktor

dimanfaatkan

internal

yaitu

(tubuh),

minat,

penelitian
sebagai

dapat
tambahan

keadaan

jasmani

informasi untuk penelitian sejenis.

bakat,

kondisi

Peneliti

selanjutnya

dapat

emosi/mood dan motivasi serta

memperdalam tema penelitian yang

faktor eksternal, pembangian waktu

sama dengan kriteria informan dan

antara kegiatan menghafal dengan

metode yang berbeda.

kegiatan

lainnya,

lingkungan

3. Pesantren

atau

lembaga

hafidz

Qur’an

keluarga atau masyarakat.

Untuk selalu mempertahankan dan

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan

mengoptimalkan metode at-takrar

kesimpulan, maka penulis memberikan

dalam

saran sebagai berikut :

sebagaimana

1.

ini

menghafal
yang

Al-Qur'an,
dilakukan

Informan (hafidz Qur’an)

Rasulullah dan para sahabatnya

Dengan adanya metode at-takrar,

dalam upaya menjaga hafalan Al-

diharapkan para hafidz Qur’an

Qur'an.

dapat

melaksanakan

proses

menghafal Al-Qur’an dengan baik
dan sungguh-sungguh serta lebih

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

9

Gade, F. (2014). Implementasi Metode
Takrar

Dalam

Menghafal

Pembelajaran

Al-Qur'an.

Jurnal

Ilmiah Didaktika , 413-425.
Mulyani, R. H. (2015). Komparasi
Model Pembelajaran Kooperatif.
Jurnal Pendidikan , 198.
Sternberg, R. J. (2008). Psikologi
Kognitif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif.
Surabaya: Srikandi.
Syarifuddin, A. (2004). Mendidik Anak
Membaca,

Menulis,

dan

Mencintai Al-Qur'an. Jakarta:
Gema Insani Press.