METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN Metode At-Takrar Untuk Meningkatkan Daya Ingat Pada Hafidz Qur'an.
METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
Iskandar
F.100 110 109
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat (S-1)
Sarjana Psikologi
Diajukan Oleh :
Iskandar
F.100 110 109
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
ABSTRAKSI
METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
Iskandar
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap dan mengetahui metode at-takrar
untuk meningkatkan daya ingat pada hafidz Qur’an. Pengambilan sample
dilakukan secara purposive sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini, dua
perempuan dan dua laki-laki dengan karakteristik: hafidz Qur’an dengan metode
menghafal at-takrar yang bertempat tinggal di Surakarta berusia 18-40 tahun.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data
menggunakan wawancara dan observasi serta dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1.Menghafal Al-Qur’an dimulai dari surat
pendek agar pengulangannya dapat dilakukan setiap hari. 2.Meminimalkan
hafalan baru dan lebih fokus terhadap pengulangan. 3.Menghafal dilakukan
perbagian (ayat perayat). 4.Pengulangan menjadikan proses menghafal lebih
cepat dan mampu bertahan lama di dalam ingatan. 5.Terungkap beberapa faktor
yang mempengarugi proses menghafal meliputi: bakat dan minat, motivasi,
managemen waktu serta lingkungan.
Kata kunci : Hafidz Qur’an, Daya ingat, Metode at-takrar
v
1
dilakukan
PENDAHULUAN
Kemampuan
memori
sangat
orang
penghafalan
belajar.
melibatkan
sesuatu
tidak
repetitif
sebuah
item.
macam
belajar
Pengulangan (rehearsal) bisa dilakukan
tanpa
ingatan
dengan cara yang terbuka, biasanya
ingatan,
seseorang
dengan
mengulang informasi yang masuk, yaitu
dibutuhkan terutama dalam kegiatan
Segala
adalah
dapat
mengenai
mengingat
pengalamannya
(Mulyani, 2015).
dengan
keras
dan
gamblang
bagi
siapapun yang memerhatikannya. Bisa
juga dilakukan dengan cara tertutup,
Memori merupakan alih bahasa
dari daya ingat. Drever dalam Walgito
yaitu
dengan
tersembunyi
diam-diam
(Sternberg,
dan
2008).
(2004) daya ingat salah satu karakter
Pengulangan informasi dalam
yang dimiliki oleh setiap makhluk
ingatan atau dapat juga disebut aktivitas
hidup, sebuah kemampuan individu
mengingat-ingat
kembali,
untuk mengolah bentuk informasi yang
fungsi
memelihara
di dapat dari panca indra, pengalaman
mempertahankan informasi di dalam
pribadi,
ingatan
maupun
tahapan
dalam
untuk
jangka
pendek
memiliki
dan
atau
untuk
melakukan kegiatan secara prosedural
memindahkan informasi dari ingatan
menjadi suatu ingatan (memori) yang
jangka pendek kedalam ingatan jangka
disimpan
panjang (Suharnan, 2005).
di
dikeluarkan
otak,
lagi
serta
apabila
dapat
informasi
Ahsin
(2005)
menyebutkan
tersebut dibutuhkan kembali.
Teknik
dalam proses menghafal Al-Qur’an,
dalam
banyak
metode menghafal harus disesuaikan
mengingat
yang
2
dengan kondisi dan situasi. Metode juga
bertujuan
bisa memberikan bantuan kepada para
mempertahankan
peserta
untuk
Pengulangan juga dianggap sebagai
mengurangi kesusahannya dalam proses
salah satu bentuk pembelajaran dengan
ataupun
sistem hafal (rotate learning). Dalam
Metode
proses
penghafal
menghafal
Al-Qur’an
Al-Qur’an
sebaliknya
(Gade,
2014).
untuk
memelihara
serta
informasi.
menghafal
Al-Qur’an
menghafal juga bisa dilakukan dengan
pengulangan dikenal dengan metode at-
cara membaca dengan keras secara
takrar.
Metode at-takrar merupakan
berulang-ulang. Setelah itu, hafalan
dilestarikan
dengan
mengulang-
proses mempraktekkan sesuatu yang
ngulangnya secara rutin kapan dan
sistematis dengan cara mengulang-
dimana saja. Metode ini dikenal dengan
ulang secara teratur untuk mencapai
nama metode at-takrar (mengulang-
hasil yang diinginkan. Tujuan dari
ngulang
penerapan metode at-takrar adalah
pelajaran
atau
hafalan)
(Syarifuddin, 2004).
Ingatan
penyimpanan
untuk memelihara hafalan Al-Qur’an
merupakan
atau
proses
pemeliharaan
informasi yang berlangsung sepanjang
waktu.
Kemampuan
dioptimalkan
ingatan
dengan
stimulasi-stimulasi
yang
dapat
melakukan
serta
memudahkan
dalam
proses
menghafal.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif,
tepat.
bertujuan
Pengulangan informasi di dalam ingatan
mencatat,
untuk
mendeskripsikan,
menganalisis
dan
3
menginterpretasikan
fenomena
yang
diteliti.
diteliti dan tidak dimaksudkan untuk
pengujian hipotesis (Azwar, 2010).
Informan dalam penelitian ini
Adapun
langkah-langkahnya
adalah hafidz Qur’an dengan metode
sebagai
menghafal at-takrar yang bertempat
membaca keseluruhan data, koding,
tinggal di Surakarta dan berusia 18-23
kategorisasi data, mendeskripsikan hasil
tahun. Penelitian ini mengambil sampel
kategori
sebanyak
penelitian.
4
orang
sebagai
subjek
penelitian, yang terdiri dari 2 laki-laki
dan
organisasi
pembahasan
data,
hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan 2 perempuan.
Metode
berikut,
Pada pembahasan ini, penulis
pengumpulan
data
akan
menyampaikan
pembahasan
at-takrar
untuk
adalah cara yang digunakan penulis
metode
untuk memperoleh data yang akan
meningkatkan daya ingat pada hafidz
diteliti, yaitu dengan menggunakan
Qur’an.
metode wawancara dan observasi.
1. Penerapan metode at-takrar untuk
Analisis data yang digunakan
meningkatkan daya ingat
didalam penelitian ini adalah analisis
Hasil
penelitian
ini
data deskriptif, yang bertujuan untuk
menyebutkan,
memberikan dan menjelaskan secara
merupakan metode menghafal yang
deskripsi mengenai subjek penelitian
paling
berdasarkan data dari variabel yang
diterapkan dalam proses menghafal.
diperoleh dari kelompok subjek yang
Berikut merupakan proses menghafal
sering
bahwa
dan
pengulangan
efektif
apabila
4
yang
Al-Qur’an
dilakukan
oleh
informan :
dihafalkan maka harus diulang-ulang
dalam tempo lebih dari satu hari.
a. Menghafal Al-Qur’an dimulai dari
e. Proses menghafal dilakukan dengan
surat-surat pendek pada Juz 30, cara
tetap memperhatikan tanda baca
ini dimaksudkan agar memudahkan
(tajwid).
tahapan dalam proses menghafal
serta
pengulangannya
dilakukan
ketika
dapat
melaksanakan
shalat.
pengulangan
informan,
akan
dengan
memudahkan
informasi masuk dan bertahan lama di
dalam ingatan. Informan melakukan
b. Hafalan baru dilakukan siang hari
dari
Menurut
fajar
hingga
proses pengulangan hafalan secara rutin
maghrib.
di setiap kegiatan sehari-hari. Dengan
Selanjutnya mengkhususkan waktu
pengulangan, informasi yang diterima
malam
dapat masuk ke dalam long term
untuk
melakukan
pengulangan, atau dapat dilakukan
memory
setiap hari setelah melakukan shalat
informasi tersebut bertahan lama di
wajib atau sunnah dengan membaca
dalam ingatan). Selanjutnya, informan
Al-Qur’an.
juga menyatakan bahwa apabila tidak
(yang
memungkinkan
c. Meminimalkan hafalan baru dan
melakukan pengulangan maka bagian
lebih fokus terhadap pengulangan.
yang ingin dihafalkan akan sulit untuk
d. Tidak diperbolehkan melewati surat
yang
belum
keseluruhan,
dihafal
setelah
secara
mampu
dihafal
dan
mudah
lupa.
Proses
pengulangan yang dilakukan informan
dalam menghafal sebagai berikut :
5
a. Menentukan batasan, bagian AlQur’an yang ingin dihafal.
Dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa faktor yang mempengaruhi
b. Menghafal perbagian (ayat perayat)
dalam proses menghafal adalah faktor
dengan cara membacanya secara
internal yang berasal dari dalam diri
berulang-ulang dengan teliti hingga
informan :
terekam dalam pikiran sedikit demi
a. Bakat
dan
minat
merupakan
sedikit, kalimat perkalimat hingga
komponen potensial untuk mencapai
utuh satu ayat. Setelah utuh satu ayat,
keberhasilan.
ulangi lagi dari awal sampai akhir
seseorang
hingga benar-benar hafal dengan
dalam menghafal Al-Qur’an akan
benar.
lebih tertarik dan lebih mudah untuk
c. Hafalan
diperdengarkan
kepada
orang lain.
Menurut
yang
informan,
memiliki
bakat
menghafal serta dengan bakat yang
dimiliki tersebut, penerapan metode
dilakukan
menghafal Al-Qur’an akan lebih
oleh informan dilakukan juga dengan
efektif. Minat adalah kecenderungan
menggunakan alat bantu rekaman. Alat
yang sangat tinggi atau keinginan
rekam
untuk
besar terhadap sesuatu. Menurut
dihafalkan
informan, memiliki minat untuk
kembali
menghafal Al-Qur’an akan secara
Pengulangan
merekam
kemudian
tersebut
hafalan
yang
berfungsi
yang
diperdengarkan
secara berulang-ulang.
sadar
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
berusaha menghafalkan Al-Qur’an
penerapan metode at-takrar
dan
bersungguh-sungguh
sebelum diperintah. Minat yang kuat
6
akan
mempercepat
keberhasilan
dalam menghafal Al-Qur’an.
internal
manusia
yang
mendorong untuk berbuat sesuatu.
Dalam
kegiatan
menghafal
proses
menghafal
Al-
para penghafal sehingga menjadi
lebih baik dan bersungguh-sungguh.
Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa informan mengalami kesulitan
Qur’an dituntut kesungguhan tanpa
dalam menghafal antara lain :
mengenal bosan dan putus asa.
a. Pembagian
Selanjutnya
faktor
akan
memberikan stimulus positif pada
b. Menurut informan, motivasi adalah
keadaan
dalam
waktu,
karena
eksternal
pengulangan membutuhkan waktu
yang terdiri dari, pembagian waktu dan
yang cukup lama, informan harus
lingkungan :
mampu membagi
a. Menurut informan, menghafal Al-
kegiatan lain seperti kuliah dan lain
waktu
dengan
Qur’an diperlukan waktu khusus,
sebagainya.
agar tidak mengganggu kegiatan lain
bertujuan
dan dapat berkonsentrasi.
semangat, motivasi dan kemauan,
b. Lingkungan
adalah
faktor
yang
mempunyai peran penting terhadap
berhasil tidaknya suatu kegiatan.
Lingkungan
yang
mendukung
meniadakan
Pembagian
untuk
waktu
memperbaharui
kejenuhan
serta
kebosanan.
b. Ditemukan beberapa ayat Al-Qur’an
yang serupa.
kegiatan menghafal Al- Qur’an serta
c. Mood (kondisi dimana informan
tersedianya sarana dan prasarana
sedang menghadapi masalah atau
yang memadai untuk membantu
malas
untuk
melakukan
7
pengulangan).
semangat
Melemahnya
terjadi
menghafal
ketika
Dari keempat informan, hanya
pertengahan, ini disebabkan karena
informan FZT yang tidak mampu
bagian yang harus dihafal masih
melafalkan hingga selesai dikarenakan
panjang atau dikarenakan informan
lupa. Informan beralasan bahwa bagian
merasa jenuh.
tersebut sudah cukup lama dihafalkan
dilakukan,
penelitian
diperoleh
di
metode pengulangan.
Juz
Dari
masuk
proses
menjalani proses menghafal dengan
yang
hasil
telah
dan
jarang
untuk
melakukan
bahwa
pengulangan. Sementara, ketiga subjek
informan mampu melewati kendala
lainnya dapat melafalkan dengan baik
tersebut. Terbukti dengan berhasilnya
sampai selesai
bagian-bagian yang ingin dihafal, dapat
KESIMPULAN
dihafalkan dengan baik sampai saat ini.
Berdasarkan
analisis
dan
Informan berusaha membagi waktu
pembahasan mengenai metode at-takrar
untuk dapat melakukan pengulangan
untuk meningkatkan daya ingat pada
diantara kegiatan lain, terus memotivasi
hafidz Qur’an, maka dapat disimpulkan
diri serta mencari lingkungan yang
sebagai berikut :
sesuai agar dapat menunjang proses
1.
menghafal.
Dapat
dengan
Metode at-takrar atau pengulangan
merupakan metode menghafal yang
disimpulkan
persiapan
yang
bahwa
dilakukan dengan cara mengulang-
matang
ulang bagian yang ingin dihafalkan.
informan siap menerima resiko untuk
Pengulangan
menjadikan
proses
8
menghafal lebih mudah dan cepat
meningkatkan kedisiplinan dalam
serta mampu bertahan lama di
management waktu.
dalam ingatan.
2.
2. Penulis dan peneliti berikutnya
Faktor yang mempengaruhi dalam
Hasil
proses menghafal terdiri dari faktor
dimanfaatkan
internal
yaitu
(tubuh),
minat,
penelitian
sebagai
dapat
tambahan
keadaan
jasmani
informasi untuk penelitian sejenis.
bakat,
kondisi
Peneliti
selanjutnya
dapat
emosi/mood dan motivasi serta
memperdalam tema penelitian yang
faktor eksternal, pembangian waktu
sama dengan kriteria informan dan
antara kegiatan menghafal dengan
metode yang berbeda.
kegiatan
lainnya,
lingkungan
3. Pesantren
atau
lembaga
hafidz
Qur’an
keluarga atau masyarakat.
Untuk selalu mempertahankan dan
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
mengoptimalkan metode at-takrar
kesimpulan, maka penulis memberikan
dalam
saran sebagai berikut :
sebagaimana
1.
ini
menghafal
yang
Al-Qur'an,
dilakukan
Informan (hafidz Qur’an)
Rasulullah dan para sahabatnya
Dengan adanya metode at-takrar,
dalam upaya menjaga hafalan Al-
diharapkan para hafidz Qur’an
Qur'an.
dapat
melaksanakan
proses
menghafal Al-Qur’an dengan baik
dan sungguh-sungguh serta lebih
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
9
Gade, F. (2014). Implementasi Metode
Takrar
Dalam
Menghafal
Pembelajaran
Al-Qur'an.
Jurnal
Ilmiah Didaktika , 413-425.
Mulyani, R. H. (2015). Komparasi
Model Pembelajaran Kooperatif.
Jurnal Pendidikan , 198.
Sternberg, R. J. (2008). Psikologi
Kognitif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif.
Surabaya: Srikandi.
Syarifuddin, A. (2004). Mendidik Anak
Membaca,
Menulis,
dan
Mencintai Al-Qur'an. Jakarta:
Gema Insani Press.
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
Iskandar
F.100 110 109
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat (S-1)
Sarjana Psikologi
Diajukan Oleh :
Iskandar
F.100 110 109
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
ABSTRAKSI
METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN
DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR’AN
Iskandar
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap dan mengetahui metode at-takrar
untuk meningkatkan daya ingat pada hafidz Qur’an. Pengambilan sample
dilakukan secara purposive sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini, dua
perempuan dan dua laki-laki dengan karakteristik: hafidz Qur’an dengan metode
menghafal at-takrar yang bertempat tinggal di Surakarta berusia 18-40 tahun.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data
menggunakan wawancara dan observasi serta dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1.Menghafal Al-Qur’an dimulai dari surat
pendek agar pengulangannya dapat dilakukan setiap hari. 2.Meminimalkan
hafalan baru dan lebih fokus terhadap pengulangan. 3.Menghafal dilakukan
perbagian (ayat perayat). 4.Pengulangan menjadikan proses menghafal lebih
cepat dan mampu bertahan lama di dalam ingatan. 5.Terungkap beberapa faktor
yang mempengarugi proses menghafal meliputi: bakat dan minat, motivasi,
managemen waktu serta lingkungan.
Kata kunci : Hafidz Qur’an, Daya ingat, Metode at-takrar
v
1
dilakukan
PENDAHULUAN
Kemampuan
memori
sangat
orang
penghafalan
belajar.
melibatkan
sesuatu
tidak
repetitif
sebuah
item.
macam
belajar
Pengulangan (rehearsal) bisa dilakukan
tanpa
ingatan
dengan cara yang terbuka, biasanya
ingatan,
seseorang
dengan
mengulang informasi yang masuk, yaitu
dibutuhkan terutama dalam kegiatan
Segala
adalah
dapat
mengenai
mengingat
pengalamannya
(Mulyani, 2015).
dengan
keras
dan
gamblang
bagi
siapapun yang memerhatikannya. Bisa
juga dilakukan dengan cara tertutup,
Memori merupakan alih bahasa
dari daya ingat. Drever dalam Walgito
yaitu
dengan
tersembunyi
diam-diam
(Sternberg,
dan
2008).
(2004) daya ingat salah satu karakter
Pengulangan informasi dalam
yang dimiliki oleh setiap makhluk
ingatan atau dapat juga disebut aktivitas
hidup, sebuah kemampuan individu
mengingat-ingat
kembali,
untuk mengolah bentuk informasi yang
fungsi
memelihara
di dapat dari panca indra, pengalaman
mempertahankan informasi di dalam
pribadi,
ingatan
maupun
tahapan
dalam
untuk
jangka
pendek
memiliki
dan
atau
untuk
melakukan kegiatan secara prosedural
memindahkan informasi dari ingatan
menjadi suatu ingatan (memori) yang
jangka pendek kedalam ingatan jangka
disimpan
panjang (Suharnan, 2005).
di
dikeluarkan
otak,
lagi
serta
apabila
dapat
informasi
Ahsin
(2005)
menyebutkan
tersebut dibutuhkan kembali.
Teknik
dalam proses menghafal Al-Qur’an,
dalam
banyak
metode menghafal harus disesuaikan
mengingat
yang
2
dengan kondisi dan situasi. Metode juga
bertujuan
bisa memberikan bantuan kepada para
mempertahankan
peserta
untuk
Pengulangan juga dianggap sebagai
mengurangi kesusahannya dalam proses
salah satu bentuk pembelajaran dengan
ataupun
sistem hafal (rotate learning). Dalam
Metode
proses
penghafal
menghafal
Al-Qur’an
Al-Qur’an
sebaliknya
(Gade,
2014).
untuk
memelihara
serta
informasi.
menghafal
Al-Qur’an
menghafal juga bisa dilakukan dengan
pengulangan dikenal dengan metode at-
cara membaca dengan keras secara
takrar.
Metode at-takrar merupakan
berulang-ulang. Setelah itu, hafalan
dilestarikan
dengan
mengulang-
proses mempraktekkan sesuatu yang
ngulangnya secara rutin kapan dan
sistematis dengan cara mengulang-
dimana saja. Metode ini dikenal dengan
ulang secara teratur untuk mencapai
nama metode at-takrar (mengulang-
hasil yang diinginkan. Tujuan dari
ngulang
penerapan metode at-takrar adalah
pelajaran
atau
hafalan)
(Syarifuddin, 2004).
Ingatan
penyimpanan
untuk memelihara hafalan Al-Qur’an
merupakan
atau
proses
pemeliharaan
informasi yang berlangsung sepanjang
waktu.
Kemampuan
dioptimalkan
ingatan
dengan
stimulasi-stimulasi
yang
dapat
melakukan
serta
memudahkan
dalam
proses
menghafal.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif,
tepat.
bertujuan
Pengulangan informasi di dalam ingatan
mencatat,
untuk
mendeskripsikan,
menganalisis
dan
3
menginterpretasikan
fenomena
yang
diteliti.
diteliti dan tidak dimaksudkan untuk
pengujian hipotesis (Azwar, 2010).
Informan dalam penelitian ini
Adapun
langkah-langkahnya
adalah hafidz Qur’an dengan metode
sebagai
menghafal at-takrar yang bertempat
membaca keseluruhan data, koding,
tinggal di Surakarta dan berusia 18-23
kategorisasi data, mendeskripsikan hasil
tahun. Penelitian ini mengambil sampel
kategori
sebanyak
penelitian.
4
orang
sebagai
subjek
penelitian, yang terdiri dari 2 laki-laki
dan
organisasi
pembahasan
data,
hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan 2 perempuan.
Metode
berikut,
Pada pembahasan ini, penulis
pengumpulan
data
akan
menyampaikan
pembahasan
at-takrar
untuk
adalah cara yang digunakan penulis
metode
untuk memperoleh data yang akan
meningkatkan daya ingat pada hafidz
diteliti, yaitu dengan menggunakan
Qur’an.
metode wawancara dan observasi.
1. Penerapan metode at-takrar untuk
Analisis data yang digunakan
meningkatkan daya ingat
didalam penelitian ini adalah analisis
Hasil
penelitian
ini
data deskriptif, yang bertujuan untuk
menyebutkan,
memberikan dan menjelaskan secara
merupakan metode menghafal yang
deskripsi mengenai subjek penelitian
paling
berdasarkan data dari variabel yang
diterapkan dalam proses menghafal.
diperoleh dari kelompok subjek yang
Berikut merupakan proses menghafal
sering
bahwa
dan
pengulangan
efektif
apabila
4
yang
Al-Qur’an
dilakukan
oleh
informan :
dihafalkan maka harus diulang-ulang
dalam tempo lebih dari satu hari.
a. Menghafal Al-Qur’an dimulai dari
e. Proses menghafal dilakukan dengan
surat-surat pendek pada Juz 30, cara
tetap memperhatikan tanda baca
ini dimaksudkan agar memudahkan
(tajwid).
tahapan dalam proses menghafal
serta
pengulangannya
dilakukan
ketika
dapat
melaksanakan
shalat.
pengulangan
informan,
akan
dengan
memudahkan
informasi masuk dan bertahan lama di
dalam ingatan. Informan melakukan
b. Hafalan baru dilakukan siang hari
dari
Menurut
fajar
hingga
proses pengulangan hafalan secara rutin
maghrib.
di setiap kegiatan sehari-hari. Dengan
Selanjutnya mengkhususkan waktu
pengulangan, informasi yang diterima
malam
dapat masuk ke dalam long term
untuk
melakukan
pengulangan, atau dapat dilakukan
memory
setiap hari setelah melakukan shalat
informasi tersebut bertahan lama di
wajib atau sunnah dengan membaca
dalam ingatan). Selanjutnya, informan
Al-Qur’an.
juga menyatakan bahwa apabila tidak
(yang
memungkinkan
c. Meminimalkan hafalan baru dan
melakukan pengulangan maka bagian
lebih fokus terhadap pengulangan.
yang ingin dihafalkan akan sulit untuk
d. Tidak diperbolehkan melewati surat
yang
belum
keseluruhan,
dihafal
setelah
secara
mampu
dihafal
dan
mudah
lupa.
Proses
pengulangan yang dilakukan informan
dalam menghafal sebagai berikut :
5
a. Menentukan batasan, bagian AlQur’an yang ingin dihafal.
Dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa faktor yang mempengaruhi
b. Menghafal perbagian (ayat perayat)
dalam proses menghafal adalah faktor
dengan cara membacanya secara
internal yang berasal dari dalam diri
berulang-ulang dengan teliti hingga
informan :
terekam dalam pikiran sedikit demi
a. Bakat
dan
minat
merupakan
sedikit, kalimat perkalimat hingga
komponen potensial untuk mencapai
utuh satu ayat. Setelah utuh satu ayat,
keberhasilan.
ulangi lagi dari awal sampai akhir
seseorang
hingga benar-benar hafal dengan
dalam menghafal Al-Qur’an akan
benar.
lebih tertarik dan lebih mudah untuk
c. Hafalan
diperdengarkan
kepada
orang lain.
Menurut
yang
informan,
memiliki
bakat
menghafal serta dengan bakat yang
dimiliki tersebut, penerapan metode
dilakukan
menghafal Al-Qur’an akan lebih
oleh informan dilakukan juga dengan
efektif. Minat adalah kecenderungan
menggunakan alat bantu rekaman. Alat
yang sangat tinggi atau keinginan
rekam
untuk
besar terhadap sesuatu. Menurut
dihafalkan
informan, memiliki minat untuk
kembali
menghafal Al-Qur’an akan secara
Pengulangan
merekam
kemudian
tersebut
hafalan
yang
berfungsi
yang
diperdengarkan
secara berulang-ulang.
sadar
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
berusaha menghafalkan Al-Qur’an
penerapan metode at-takrar
dan
bersungguh-sungguh
sebelum diperintah. Minat yang kuat
6
akan
mempercepat
keberhasilan
dalam menghafal Al-Qur’an.
internal
manusia
yang
mendorong untuk berbuat sesuatu.
Dalam
kegiatan
menghafal
proses
menghafal
Al-
para penghafal sehingga menjadi
lebih baik dan bersungguh-sungguh.
Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa informan mengalami kesulitan
Qur’an dituntut kesungguhan tanpa
dalam menghafal antara lain :
mengenal bosan dan putus asa.
a. Pembagian
Selanjutnya
faktor
akan
memberikan stimulus positif pada
b. Menurut informan, motivasi adalah
keadaan
dalam
waktu,
karena
eksternal
pengulangan membutuhkan waktu
yang terdiri dari, pembagian waktu dan
yang cukup lama, informan harus
lingkungan :
mampu membagi
a. Menurut informan, menghafal Al-
kegiatan lain seperti kuliah dan lain
waktu
dengan
Qur’an diperlukan waktu khusus,
sebagainya.
agar tidak mengganggu kegiatan lain
bertujuan
dan dapat berkonsentrasi.
semangat, motivasi dan kemauan,
b. Lingkungan
adalah
faktor
yang
mempunyai peran penting terhadap
berhasil tidaknya suatu kegiatan.
Lingkungan
yang
mendukung
meniadakan
Pembagian
untuk
waktu
memperbaharui
kejenuhan
serta
kebosanan.
b. Ditemukan beberapa ayat Al-Qur’an
yang serupa.
kegiatan menghafal Al- Qur’an serta
c. Mood (kondisi dimana informan
tersedianya sarana dan prasarana
sedang menghadapi masalah atau
yang memadai untuk membantu
malas
untuk
melakukan
7
pengulangan).
semangat
Melemahnya
terjadi
menghafal
ketika
Dari keempat informan, hanya
pertengahan, ini disebabkan karena
informan FZT yang tidak mampu
bagian yang harus dihafal masih
melafalkan hingga selesai dikarenakan
panjang atau dikarenakan informan
lupa. Informan beralasan bahwa bagian
merasa jenuh.
tersebut sudah cukup lama dihafalkan
dilakukan,
penelitian
diperoleh
di
metode pengulangan.
Juz
Dari
masuk
proses
menjalani proses menghafal dengan
yang
hasil
telah
dan
jarang
untuk
melakukan
bahwa
pengulangan. Sementara, ketiga subjek
informan mampu melewati kendala
lainnya dapat melafalkan dengan baik
tersebut. Terbukti dengan berhasilnya
sampai selesai
bagian-bagian yang ingin dihafal, dapat
KESIMPULAN
dihafalkan dengan baik sampai saat ini.
Berdasarkan
analisis
dan
Informan berusaha membagi waktu
pembahasan mengenai metode at-takrar
untuk dapat melakukan pengulangan
untuk meningkatkan daya ingat pada
diantara kegiatan lain, terus memotivasi
hafidz Qur’an, maka dapat disimpulkan
diri serta mencari lingkungan yang
sebagai berikut :
sesuai agar dapat menunjang proses
1.
menghafal.
Dapat
dengan
Metode at-takrar atau pengulangan
merupakan metode menghafal yang
disimpulkan
persiapan
yang
bahwa
dilakukan dengan cara mengulang-
matang
ulang bagian yang ingin dihafalkan.
informan siap menerima resiko untuk
Pengulangan
menjadikan
proses
8
menghafal lebih mudah dan cepat
meningkatkan kedisiplinan dalam
serta mampu bertahan lama di
management waktu.
dalam ingatan.
2.
2. Penulis dan peneliti berikutnya
Faktor yang mempengaruhi dalam
Hasil
proses menghafal terdiri dari faktor
dimanfaatkan
internal
yaitu
(tubuh),
minat,
penelitian
sebagai
dapat
tambahan
keadaan
jasmani
informasi untuk penelitian sejenis.
bakat,
kondisi
Peneliti
selanjutnya
dapat
emosi/mood dan motivasi serta
memperdalam tema penelitian yang
faktor eksternal, pembangian waktu
sama dengan kriteria informan dan
antara kegiatan menghafal dengan
metode yang berbeda.
kegiatan
lainnya,
lingkungan
3. Pesantren
atau
lembaga
hafidz
Qur’an
keluarga atau masyarakat.
Untuk selalu mempertahankan dan
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
mengoptimalkan metode at-takrar
kesimpulan, maka penulis memberikan
dalam
saran sebagai berikut :
sebagaimana
1.
ini
menghafal
yang
Al-Qur'an,
dilakukan
Informan (hafidz Qur’an)
Rasulullah dan para sahabatnya
Dengan adanya metode at-takrar,
dalam upaya menjaga hafalan Al-
diharapkan para hafidz Qur’an
Qur'an.
dapat
melaksanakan
proses
menghafal Al-Qur’an dengan baik
dan sungguh-sungguh serta lebih
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
9
Gade, F. (2014). Implementasi Metode
Takrar
Dalam
Menghafal
Pembelajaran
Al-Qur'an.
Jurnal
Ilmiah Didaktika , 413-425.
Mulyani, R. H. (2015). Komparasi
Model Pembelajaran Kooperatif.
Jurnal Pendidikan , 198.
Sternberg, R. J. (2008). Psikologi
Kognitif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif.
Surabaya: Srikandi.
Syarifuddin, A. (2004). Mendidik Anak
Membaca,
Menulis,
dan
Mencintai Al-Qur'an. Jakarta:
Gema Insani Press.