PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN SELF EFFICACY SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BINJAI KABUPATEN LANGKAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI GEOMETRI BERBANTUAN WINGEOM.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN SELF EFFICACY SISWA
KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BINJAI KABUPATEN LANGKAT
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA
MATERI GEOMETRI BERBANTUAN WINGEOM

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :
LILIS SAPUTRI
NIM. 8126171018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK

LILIS SAPUTRI. Peningkatan Kemampuan Spasial dan Self Efficacy Siswa
Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Geometri Berbantuan Wingeom. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan spasial dan
self efficacy siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Binjai Kabupaten Langkat, sedangkan sampelnya terdiri dari 39 siswa pada kelas
VIII-a dan 39 siswa pada kelas VIII-b. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah tes kemampuan awal matematika, pretes dan postes kemampuan spasial,
serta angket self efficacy. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat
validitas isi dengan reliabilitas
untuk kemampuan awal matematika, dan
untuk tes kemampuan spasial, serta
untuk self efficacy. Data dalam
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis inferensial data dilakukan
dengan ANAVA Dua Jalur dan deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan proses
jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan spasial. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : (1) peningkatan kemampuan spasial siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan wingeom lebih tinggi

daripada yang diajarkan dengan pembelajaran biasa, (2) peningkatan self efficacy
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
wingeom lebih baik daripada yang diajarkan dengan pembelajaran biasa, (3) tidak
terdapat interaksi antara kemampuan awal matematika siswa dan model
pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan spasial siswa, (4) tidak terdapat
interaksi antara kemampuan awal matematika siswa dan model pembelajaran
terhadap peningkatan self efficacy siswa, (5) Proses jawaban yang dibuat siswa
dalam menyelesaikan soal-soal kemampuan spasial yang diajarkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan wingeom lebih baik daripada
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa. Berdasarkan hasil penelitian
disarankan agar pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan wingeom
dijadikan alternatif bagi guru untuk meningkatkan kemampuan spasial dan self
efficacy siswa.
Kata kunci : kemampuan spasial, self efficacy, serta proses jawaban siswa

i

ABSTRACT
LILIS SAPUTRI. Improving Spatial Ability and Self Efficacy Students in the
VIII Class At SMP Negeri 1 Binjai, Kabupaten Langkat Used Cooperation

Leraning Type STAD At Geometry Auxiliary of Wingeom. Postgraduate School
of The State University of Medan, 2014.
Aim of the research are going to know improving spatial ability and self efficacy
students. Type of the research used quasi experimental. Population of the research
consisted to all students of class VIII SMP Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat,
and then for sampel consisted of 39 students in class VIII-a and 39 students in
class VIII-b. Instruments of research used to test of mathematical initial ability,
pretest and posttest of spatial ability, and questionnaires of self efficacy. The
instrument had been claimed validation content with reliability is
for
mathematical intial ability, and
for spatial ability, and
for self
efficacy. Data of the research analyzed belongs to inferenstial data used ANOVA
two ways and descriptive analysis aim for describing solution of answering
process students for finished the test of spatial ability. The result showed that (1)
improving spatial ability student which taught by cooperative learning type STAD
auxiliary wingeom higher than which are taught by ordinary learning, (2)
improving the self efficacy student which taught by cooperative learning type
STAD auxiliary wingeom better than which taught by ordinary learning, (3)

there’s not interaction between mathematical initial ability and learning models
about improving spatial ability students, (4) there’s not interaction between
mathematical initial ability and learning models about improving self efficacy
students, (5) answering process that made by students for answering the question
about spatial ability students which taught by cooperative learning type STAD
auxiliary wingeom better than which taught by ordinary learning. Based on the
research suggested to cooperative learning STAD type by wingeom used as be
alternative for teacher to improve spatial ability dan self efficacy students
Key : spatial ability, self efficacy, and answering process students

ii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Alhamdulillahi robbil’alamiin, washsholaatu wassalaam’alaarosuulillahi.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat segala
rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang Peningkatan
Kemampuan Spasial dan Self Efficacy Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1
Binjai Kabupaten Langkat Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pada Materi Geometri Berbantuan Wingeom.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan segala
ketulusannya baik langsung maupun tidak langsung sampai selesainya tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan tersebut dengan kebaikan yang
lebih banyak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unversitas Negeri Medan,
2.
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
3.
Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direkur I Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
4.
Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd selaku Asisten Direkur II Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
5.
Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan
Matematika Program Pascasarjana Unversitas Negeri Medan,
6.
Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Prof.

Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dalam bimbingan dan mengarahkan kepada penulis selama
penyusunan tesis ini,
7.
Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku narasumber I, Bapak Dr. Edi
Surya, M.Si selaku narasumber II, dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd
selaku narasumber III yang telah memberikan masukan kepada penulis
dalam penyempurnaan tesis ini,
8.
Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unversitas Negeri Medan yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis,
9.
Bapak Dapot Manullang, S.E, M,Si selaku Staf Prodi Pendidikan
Matematika yang telah membantu administrasi penulis selama menjalani
pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
Unversitas Negeri Medan,
10. Ibu Pinta, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Binjai
Kabupaten Langkat, Bapak Muhammad Ridwan, S.Si selaku PKS I SMP
Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat, Ahmad, S.Pd selaku Kepala Lab.
Komputer SMP Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat, Ibu Dra. Istian selaku


iii

11.

12.

13.

14.

guru matematika SMP Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat, dan seluruh
guru serta staf pegawai SMP Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat yang telah
membantu penulis selama pelaksanaan penelitian. Siswa/siswi SMP Negeri
1 Binjai Kabupaten Langkat,
Ayahanda H. Samto, S.Sos, M.M, dan Ibunda Hj. Emiwati, S.Pd, serta adikadik saya Adinda Bayu Kukuh Dwi Putra, S.Pd dan Adinda Tri Suci Indah
Sari, beserta seluruh keluarga besar saya yang senantiasa memberikan doa
dan dukungan kepada penulis dalam menjalani pendidikan di Program Studi
Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
Untuk terkasih dan tersayang Djaka Setya Syaputra, S.Pd yang senantiasiasa

memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam menjalani pendidikan
dan membantu menyelesaikan pendidikan di Program Studi Matematika
Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
Sahabat dan teman-teman A-1 Stambuk 2012 khususnya Dira Puspita Sari,
Elviarni, Juliana Siburian, Merryanti Agustinawati, Nishbah Fadhelina,
Regina Sabariah Sinaga Yuli Fitriani Sinaga dan seluruh pihak yang telah
membantu penulis selama menjalani pendidikan di Program Studi
Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
Serta seluruh bapak/ibu/saudara/saudari yang terlibat yang tidak mampu
disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT senantiasan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapka kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.
Medan,
Penulis

Lilis Saputri

NIM. 8126171018

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2
Identifikasi Masalah ................................................................. 18
1.3
Batasan Masalah ....................................................................... 20
1.4
Rumusan Masalah .................................................................... 21

1.5
Tujuan Penelitian ...................................................................... 21
1.6
Manfaat Penelitian .................................................................... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kemampuan Spasial ................................................................. 23
2.1.1 Pengertian Kemampuan Spasial ............................................... 23
2.1.2 Keterkaitan Antara Kemampuan Spasial dengan Matematika . 29
2.1.3 Aspek-aspek Kemampuan Spasial ........................................... 30
2.2
Self Efficacy .............................................................................. 37
2.2.1 Pengertian Self Efficacy ............................................................ 37
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy ..................... 40
2.2.3 Pengukuran Self Efficacy .......................................................... 43
2.2.4 Fungsi Self Efficacy .................................................................. 45
2.2.5 Karakteristik Self Efficacy ........................................................ 47
2.3
Model Pembelajaran Kooperatif............................................... 48
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................ 48

2.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ........................... 52
2.3.3 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................... 55
2.3.4 Penerapan Pembelajaran STAD ............................................... 56
2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran STAD ..................... 57
2.4
Pembelajaran Biasa .................................................................. 58
2.4.1 Ciri-ciri Pembelajaran Biasa..................................................... 60
2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Biasa ....................... 61
2.5
Pembelajaran Geometri ............................................................ 63
2.6
Komputer Sebagai Media Pembelajaran .................................. 64
2.7
Program Wingeom .................................................................... 67
2.7.1 Penerapan Aplikasi Wingeom dalam Pembelajaran Geometri . 68
2.8
Kemampuan Awal Matematika ................................................ 70
v

2.9
2.10
2.9.1
2.9.2
2.9.3
2.9.4
2.9.5
2.11
2.12
2.13

Proses Penyelesaian Jawaban Siswa ........................................ 72
Teori Belajar Yang Mendukung ............................................... 73
Teori Belajar untuk Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...... 74
Teori Belajar Untuk Geometri .................................................. 75
Teori Belajar Untuk Kemampuan Spasial ................................ 76
Teori Psikologi Tingkah Laku untuk Self Efficacy................... 78
Philosopi Pendidikan Matematika dalam Penggunaan
Software Wingeom .................................................................... 79
Kerangka Konseptual ............................................................... 80
Penelitian Yang Relevan .......................................................... 86
Hipotesis Penelitian .................................................................. 90

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 92
3.2
Populasi dan Sampel................................................................. 92
3.3
Variabel Penelitian ................................................................... 93
3.4
Jenis Penelitian ......................................................................... 93
3.5
Desain Penelitian ...................................................................... 94
3.6
Definisi Operasional ................................................................. 96
3.7
Instrumen Penelitian ................................................................. 97
3.8
Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 98
3.8.1 Tes Kemampuan Awal Siswa ................................................... 98
3.8.2 Tes Kemampuan Spasial .......................................................... 101
3.8.3 Skala Self Efficacy .................................................................... 102
3.9
Bahan Ajar ................................................................................ 103
3.10 Uji Coba Instrumen .................................................................. 104
3.10.1 Kemampuan Awal Matematika ................................................ 104
3.10.2 Kemampuan Spasial ................................................................. 109
3.10.3 Self Efficacy .............................................................................. 113
3.11 Analisis Data ............................................................................ 115
3.12 Prosedur Penelitian ................................................................... 122
3.13 Jadwal Kegiatan........................................................................ 126
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ......................................................................... 127
4.1.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen............ 127
4.1.2 Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran dan Instrumen .......... 130
4.1.3 Analisis Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika.................. 134
4.1.4 Analisis Hasil Tes Kemampuan Spasial ................................... 138
4.1.5 Analisis Hasil Angket Self Efficacy .......................................... 145
4.1.6 Pengujian Hipotesis Stastistik .................................................. 151
4.2
Pembahasan .............................................................................. 169

vi

4.2.1 Kemampuan Spasial ................................................................. 169
4.2.2 Self Efficacy Siswa ................................................................... 172
4.2.3 Interaksi Antara Kemampuan Awal Matematika dan Model
Pembelajaran terhadap Peningkatan Kemampuan Spasial ....... 174
4.2.4 Interaksi Antara Kemampuan Awal Matematika dan Model
Pembelajaran terhadap Peningkatan Self Efficacy Siswa ......... 176
4.2.5 Proses Penyelesaian Jawaban Siswa Pada Tes Kemampuan
Spasial....................................................................................... 178
4.2.6 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 179
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1
Simpulan ................................................................................... 183
5.2
Implikasi ................................................................................... 184
5.3
Saran ......................................................................................... 185
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 187
LAMPIRAN .................................................................................................... 196

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 3.1

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 3.15
Tabel 3.16
Tabel 3.17
Tabel 3.18
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4

Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8

Konversi Skor Perkembangan Poin Kemajuan ...................... 55
Tingkat Penghargaan Kelompok ............................................ 55
Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................... 55
Tabel Weiner Tentang Keterkaitan Antara Model
Pembelajaran, Kemampuan Spasial, Self Efficacy, dan
Kemampuan Awal Matematika.............................................. 95
Kisi-Kisi Kemampuan Awal Matematika .............................. 99
Kriteria Pengelompokan Kemampuan Siswa Berdasarkan
KAM ...................................................................................... 100
Kisi-Kisi Kemampuan Spasial ............................................... 101
Kisi-Kisi Instrumen Self Efficacy ........................................... 102
Skor Alternatif Jawaban Skala Self efficacy........................... 103
Interpretasi Tingkat Reliabilitas KAM................................... 106
Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas KAM ..................... 107
Interpretasi Daya Pembeda KAM .......................................... 108
Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal KAM............................ 108
Interpretasi Tingkat Reliabilitas Kemampuan Spasial ........... 109
Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Kemampuan
Spasial .................................................................................... 111
Interpretasi Daya Pembeda Kemampuan Spasial .................. 112
Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Spasial .... 113
Interpretasi Tingkat Reliabilitas Self Efficacy ........................ 113
Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Self Efficacy .......... 115
Tabel Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis
Statistik, Data, Alat Uji dan Uji Statistik .............................. 121
Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................... 126
Rata-rata dan Kategori Hasil Validasi Perangkat
Pembelajaran .......................................................................... 128
Hasil Validasi Tes Kemampuan Spasial ................................ 128
Hasil Validasi Self Efficacy .................................................... 128
Reliabilitas, Validasi Butir Soal, Daya Pembeda Butir Soal,
dan Tingkat Kesukaran Butir Soal Kemampuan Awal
Matematika ............................................................................. 131
Reliabilitas, Validasi Butir Soal, Daya Pembeda Butir Soal,
dan Tingkat Kesukaran Butir Soal Kemampuan Spasial ....... 132
Reliabilitas, Validasi Butir Soal, Angket Self Efficacy Siswa 132
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Kemampuan Awal
Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 134
Pengujian Normalitas Hasil Tes Kemampuan Awal
Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 135

ix

Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14

Tabel 4.15

Tabel 4.16
Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21

Tabel 4.22
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28

Pengujian Homogenitas Hasil Tes Kemampuan Awal
Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 136
Pengujian Perbedaan Rata-rata Hasil Tes Kemampuan Awal
Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 137
Pengelompokkan Siswa Hasil Tes Kemampuan Awal
Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 138
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemampuan Spasial pada Kelas Eksperimen ........................ 139
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemampuan Spasial pada Kelas Kontrol ............................... 140
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes
Kemampuan Spasial pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................... 141
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes
Kemampuan Spasial pada Siswa Berkemampuan Tinggi,
Sedang, dan Rendah pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................... 142
Pengujian Normalitas Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan
Spasial pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 144
Pengujian Homogenitas Hasil Tes Kemampuan Awal
Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 145
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes Self
Efficacy pada Kelas Eksperimen ............................................ 146
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes Self
Efficacy pada Kelas Kontrol................................................... 147
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Self
Efficacy pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............. 148
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes Self
Efficacy pada Siswa Berkemampuan Tinggi, Sedang, dan
Rendah pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............. 149
Pengujian Normalitas Indeks Gain Hasil Self Efficacy pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................... 150
Pengujian Homogenitas Hasil Self Efficacy pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................. 151
Pengujian Hipotesis Statistik Pertama ................................... 152
Pengujian Hipotesis Statistik Kedua ...................................... 153
Pengujian Hipotesis Statistik Ketiga ...................................... 154
Pengujian Hipotesis Statistik Kempat .................................... 156
Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis .................................. 168

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10

Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14

Soal PISA Tahun 2000 ........................................................... 5
Kubus ..................................................................................... 6
Jawaban Siswa ....................................................................... 6
Jaring-jaring Kubus ................................................................ 31
Kubus ..................................................................................... 34
Model Melatih Unsur Mental Rotation .................................. 36
Pembentukan Self Efficacy ..................................................... 39
Tahapan Alur Kerja Penelitian ............................................... 125
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Kemampuan Awal
Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 135
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemampuan Spasial pada Kelas Eksperimen ........................ 140
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemampuan Spasial pada Kelas Kontrol ............................... 141
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes
Kemampuan Spasial pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................... 142
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes
Kemampuan Spasial pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................... 143
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes Self
Efficacy pada Kelas Eksperimen ............................................ 146
Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes Self
Efficacy pada Kelas Kontrol................................................... 147
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Self
Efficacy pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............. 148
Rata-rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Self
Efficacy pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............. 149
Interaksi antara Kemampuan Awal Matematika Siswa dan
Model Pembelajaran terhadap Peningkatan Kemampuan
Spasial .................................................................................... 155
Interaksi antara Kemampuan Awal Matematika Siswa dan
Model Pembelajaran terhadap Peningkatan Self Efficacy ...... 157
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 1 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Orientasi Kelas Eksperimen ........................... 158
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 1 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Orientasi Kelas Kontrol ................................. 159
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 2 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Mental Rotation Kelas Eksperimen................ 160

xi

Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Gambar 4.23

Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 2 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Mental Rotation Kelas Kontrol ...................... 160
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 3 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Visualization Kelas Eksperimen ..................... 161
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 3 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Visualization Kelas Kontrol ........................... 162
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 4 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Perception Kelas Eksperimen ........................ 163
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 4 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Perception Kelas Kontrol ............................... 163
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 5 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Relation Kelas Eksperimen ............................ 164
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 5 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Relation Kelas Kontrol ................................... 165
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 6 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Disembedding Kelas Eksperimen ................... 166
Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 6 Kemampuan Spasial
dengan Aspek Disembedding Kelas Kontrol ......................... 167

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1-1
Lampiran 1-2
Lampiran 1-3
Lampiran 1-4
Lampiran 2-1
Lampiran 2-2
Lampiran 2-3
Lampiran 2-4
Lampiran 2-5
Lampiran 2-6
Lampiran 2-7
Lampiran 2-8
Lampiran 2-9
Lampiran 2-10
Lampiran 2-11
Lampiran 3-1
Lampiran 3-2
Lampiran 3-3
Lampiran 4-1
Lampiran 4-2
Lampiran 4-3
Lampiran 4-4
Lampiran 5-1
Lampiran 5-2
Lampiran 5-3
Lampiran 5-4
Lampiran 5-5
Lampiran 5-6
Lampiran 5-7
Lampiran 5-8

Silabus Pembelajaran ........................................................ 196
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 198
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .......... 229
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ......................................... 237
Kisi-Kisi Kemampuan Awal Matematika ......................... 248
Tes Kemampuan Awal Matematika .................................. 249
Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal Matematika ... 252
Kisi-Kisi Tes Kemampuan Spasial.................................... 253
Pretes Kemampuan Spasial ............................................... 255
Postes Kemampuan Spasial ............................................... 258
Pedoman Penskoran Jawaban Tes Kemampuan Spasial ... 261
Alternatif Jawaban Pretes dan Postes Untuk Tes
Kemampuan Spasial .......................................................... 264
Kisi-Kisi Angket Self Efficacy .......................................... 266
Angket Self Efficacy .......................................................... 267
Pedoman Penskoran Skala Angket Self Efficacy ............... 270
Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian .......................................................... 272
Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) .................................. 273
Validasi/Penilaian Ahli Terhadap Instrumen .................... 276
Hasil Uji Coba Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) .................................. 278
Perhitungan Tes Kemampuan Awal Matematika .............. 279
Perhitungan Pretes dan Postes Kemampuan Spasial ......... 314
Perhitungan Self Efficacy................................................... 325
Kode Siswa Kemampuan Awal Matematika Kelas
Eksperimen ........................................................................ 328
Data Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas
Eksperimen ........................................................................ 329
Uji Normalitas Kemampuan Awal Matematika Kelas
Eksperimen ........................................................................ 331
Kode Siswa Kemampuan Awal Matematika Kelas
Kontrol............................................................................... 333
Data Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas Kontrol ... 334
Uji Normalitas Kemampuan Awal Matematika Kelas
Kontrol ............................................................................... 336
Uji Homogenitas Kemampuan Awal Matematika Kelas
Kontrol .................................................................................. 338
Uji Perbedaan Rata-Rata .................................................... 339

xiii

Lampiran 5-9
Lampiran 6-1
Lampiran 6-2
Lampiran 6-3

Lampiran 6-4
Lampiran 6-5
Lampiran 6-6
Lampiran 6-7
Lampiran 6-8
Lampiran 6-9
Lampiran 7-1
Lampiran 7-2
Lampiran 7-3

Lampiran 7-4
Lampiran 7-5
Lampiran 7-6
Lampiran 7-7
Lampiran 7-8
Lampiran 7-9
Lampiran 8-1
Lampiran 8-2

Pengelompokkan Kemampuan Awal Matematika pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................. 340
Data Pretes dan Postes Kemampuan Spasial Kelas
Eksperimen ........................................................................ 345
Hasil Perhitungan Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan
Spasial pada Kelas Eksperimen .......................................... 350
Pengelompokkan Indeks Gain Hasil Kemampuan Spasial
Masing-Masing Kelompok Siswa pada Kelas
Eksperimen ........................................................................ 352
Uji Normalitas Indeks Gain Kemampuan Spasial Kelas
Eksperimen ........................................................................ 354
Data Pretes dan Postes Kemampuan Spasial Kelas
Kontrol ............................................................................... 356
Hasil Perhitungan Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan
Spasial pada Kelas Kontrol ................................................ 361
Pengelompokkan Indeks Gain Hasil Kemampuan Spasial
Masing-Masing Kelompok Siswa Kelas Kontrol ............... 363
Uji Normalitas Indeks Gain Kemampuan Spasial Kelas
Kontrol............................................................................... 365
Uji Homogenitas Indeks Gain Tes Kemampuan Spasial
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................. 368
Data Pretes dan Postes Angket Self Efficacy Kelas
Eksperimen ........................................................................ 369
Hasil Perhitungan Indeks Gain Hasil Angket Self Efficacy
pada Kelas Eksperimen ...................................................... 375
Pengelompokkan Indeks Gain Hasil Angket Self Efficacy
Masing-Masing Kelompok Siswa pada Kelas
Eksperimen ........................................................................ 377
Uji Normalitas Indeks Gain Angket Self Efficacy Kelas
Eksperimen ........................................................................ 379
Data Pretes dan Postes Angket Self Efficacy Kelas
Kontrol ............................................................................... 382
Hasil Perhitungan Indeks Gain Hasil Angket Self Efficacy
pada Kelas Kontrol ............................................................ 388
Pengelompokkan Indeks Gain Hasil Angket Self Efficacy
Masing-Masing Kelompok Siswa Kelas Kontrol ............... 390
Uji Normalitas Indeks Gain Angket Self Efficacy Kelas
Kontrol............................................................................... 392
Uji Homogenitas Indeks Gain Angket Self Efficacy
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................. 395
Pengujian Hipotesis Statistik Pertama ................................ 396
Pengujian Hipotesis Statistik Kedua................................... 398

xiv

Lampiran 8-3
Lampiran 8-4
Lampiran 9
Lampiran 10

Pengujian Hipotesis Statistik Ketiga .................................. 400
Pengujian Hipotesis Statistik Keempat............................... 402
Dokumentasi Penelitian ..................................................... 404
Surat-Surat ......................................................................... 410

xv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Siswa mempunyai kesulitan dalam pembelajaran matematika karena

matematika adalah pelajaran tentang hal-hal abstrak sehingga sulit untuk dipahami
dan membosankan, serta matematika hanya belajar mengenai angka-angka saja.
Selain itu kurangnya peranan siswa dalam pembelajaran menyebabkan siswa tidak
berminat mengikuti pelajaran matematika, dikarenakan siswa hanya menerima
ilmu yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa tidak mampu menerapkan teori di
sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebaran standar kompetensi (dalam Fitriana, 2011 : 321) untuk satuan
pendidikan SMP, yang mendapatkan porsi paling besar adalah geometri
dibandingkan dengan materi lain seperti aljabar
statistika dan peluang

, bilangan

, serta

. Berdasarkan data di atas geometri mempunyai kajian

lebih besar untuk siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain.
Geometri merupakan salah satu materi pelajaran yang sulit dan
membosankan bagi siswa. Karena siswa harus membayangkan bentuk-bentuk
yang abstrak. Menurut Abdussakir (2010 : 2) menyatakan “dari sudut pandang
psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan
spasial, sedangkan dari sudut pandang matematika geometri menyediakan
pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah”.
National Council of Teacher of Mathematics atau NCTM (2000 : 232)
menjabarkan empat kemampuan geometri yang harus dimiliki siswa dalam

1

2

mempelajari geometri, yaitu : 1) mampu menganalisis karakter dan sifat dari
bentuk geometri baik dua dimensi maupun tiga dimensi, dan mampu membangun
argumen-argumen matematika mengenai hubungan geometri dengan yang
lainnya, 2) mampu menentukan kedudukan suatu titik dengan lebih spesifik dan
gambaran hubungan spasial dengan menggunakan koordinat geometri serta
menghubungkannya dengan sistem yang lain, 3) aplikasi transformasi dan
menggunakan secara simetris untuk menganalisis situasi matematika, 4)
menggunakan visualisasi, penalaran spasial, dan model geometri untuk
memecahkan masalah. Untuk itu NCTM mengajurkan agar dalam pembelajaran
geometri siswa dapat memvisualisasikan, menggambarkan, serta membandingkan
bangun-bangun geometri dalam berbagai posisi, sehingga siswa dapat
memahaminya.
Tujuan pembelajaran geometri seperti yang dilaporkan dalam Thomas (2001
: 7) dalam buku The Royal Society adalah (a) untuk mengembangkan kesadaran
spasial, intuisi geometri dan kemampuan untuk memvisualisasikan, (b) untuk
memberikan keluasan dalam pengalaman geometri baik itu dalam ruang 2 dimensi
maupun 3 dimensi, (c) untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman dan
kemampuan untuk menggunakan sifat dan teorema geometri, (d) untuk
mendorong pengembangan dan penggunaan dugaan, penalaran deduktif dan bukti,
(e) untuk mengembangkan keterampilan penerapan geometri melalui pemodelan
dan pemecahan masalah dalam dunia nyata, (f) untuk mengembangkan
keterampilan penggunaan TIK dalam konteks geometri, (g) untuk menimbulkan
sikap positif terhadap matematika, (h) untuk mengembangkan kesadaran tentang

3

warisan sejarah dan budaya dari geometri dalam masyarakat dan aplikasi
kontemporer dari geometri.
Bobango (dalam Abdussakir, 2010 : 2) mengungkapkan bahwa, “tujuan
pembelajaran geometri di sekolah adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri
mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecahan masalah yang baik,
berkomunikasi secara matematik, dan bernalar secara matematik”. Sedangkan
menurut Budiarto (dalam Abdussakir, 2010 : 2) menyatakan bahwa “tujuan
pembelajaran geometri adalah mengembangkan kemampuan berpikir logis,
mengembangkan intuisi keruangan (spatial), menanamkan pengetahuan untuk
menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterprestasikan
argumen-argumen matematik”. Suparyan (2007 : 21) pada intinya bahwa “di
banyak negara pengembangan kemampuan spasial merupakan tujuan utama untuk
pembelajaran geometri”.
Hwang, dkk (2009 : 229) mengungkapkan bahwa “geometri merupakan
salah satu metode dasar yang digunakan siswa untuk memahami dan menjelaskan
lingkungan fisik dengan mengukur panjang, luas permukaan dan volume”. Pada
kenyataannya siswa tidak dapat mempelajari geometri, dikarenakan siswa masih
sukar dalam mengenal dan memahami bangun-bangun geometri. Beberapa bukti
yang ditunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah adalah di Amerika
Serikat, hanya sebagian siswa yang mengambil pelajaran geometri formal
(Bobango dalam Abdussakir, 2010 : 2), kemudian siswa-siswa di Amerika dan
Unisoviet sama-sama mengalami kesulitan dalam belajar geometri (Kho dalam
Abdussakir, 2010 : 2). Rendahnya prestasi geometri siswa juga terjadi di
Indonesia. Bukti-bukti empiris di lapangan menunjukkan masih banyak siswa

4

yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri, mulai dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi (Abdussakir, 2010 : 1). Akibatnya, penguasaan siswa dalam
memahami konsep geometri masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan
(Abdussakir dalam Putra, 2011 : 3). Menurut Kerans (dalam Fitriana, 2011 : 321)
rendahnya penguasaan konsep geometri disebabkan oleh, (1) kelemahan guru
dalam memahami konsep, (2) model yang digunakan kurang melibatkan aktivitas
siswa, (3) kekeliruan dalam buku penunjang.
Untuk memahami konsep geometri diperlukan kemampuan untuk
memvisualisasikan gambar baik pada ruang dua dimensi maupun tiga dimensi.
Hannafin (dalam Kumastuti, dkk, 2013 : 147) menjelaskan bahwa “kemampuan
spasial merupakan salah satu kemampuan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari”. Sherman (dalam Hegarty dan Kozheznikov, 1999 : 684)
menyatakan bahwa “kemampuan spasial adalah salah satu faktor utama untuk
mempengaruhi kemampuan matematis”. Sejalan dengan itu Clements dan Battista
(dalam Panaoura, dkk, 2009 : 1) mengemukakan “kemampuan spasial menjadi
komponen tunggal yang memiliki hubungan kuat dengan prestasi dalam
matematika”. Bishop (dalam Pittalis, dkk, 2007 : 1072) menunjukkan
“perkembangan dari kemampuan spasial adalah faktor penting yang berkaitan
dengan pemahaman geometri”. Ini berarti penggunaan dan penalaran kemampuan
spasial pada geometri sangat dituntut dalam pembelajaran di kelas dan kehidupan
sehari-hari.
McGee (dalam Nemeth, 2007 : 123) bahwa “kemampuan spasial adalah
kemampuan

untuk

memanipulasi,

merotasi,

sentuhan

atau

rangsangan

membalikkan gambaran yang disajikan”. Dan menurut Kumastuti, dkk (2013 :

5

147),

“kemampuan

spasial

adalah

kemampuan

untuk

menganalisis,

memvisualisasikan, memahami dan mengekspresikan tanda-tanda imajinatif dan
bentuk”. Kemampuan seperti ini siswa mampu menerjemahkan bentuk gambaran
ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi dalam pikirannya. Untuk melihat
kemampuan spasial siswa SMP di Indonesia, dapat dilihat dari ilustrasi PISA

Gambar 1.1. Soal PISA Tahun 2000
(Sumber, Wardhani dan Rumiati, 2011 : 54)
Wardhani dan Rumiati (2011 : 54) mengungkapkan bahwa “analisis hasil
studi PISA, ternyata masih banyak siswa Indonesia yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal, hanya

siswa peserta Indonesia yang mampu

menjawab benar dan sisanya menjawab salah”. Hal ini menggambarkan bahwa
tingkat kemampuan spasial siswa Indonesia masih tergolong rendah khususnya
anak usia 15 tahun. Sejalan dengan penelitian Faradhila, dkk (2013 : 69)
menemukan “pada ulangan harian siswa SMP kelas VIII materi geometri ruang
menunjukkan masih sangat kurang memuaskan dan jauh dari kriteria ketuntasan
minimum”. Hal ini disebabkan kurangnya siswa dalam menginterprestasikan
gambar-gambar dalam bentuk visual sehingga menyebabkan rendahnya prestasi
belajar matematika siswa.
Hasil studi pendahuluan Peneliti pada siswa di SMP Negeri 1 Binjai
Kabupaten Langkat dimana siswa diminta untuk menyelesaikan soal berikut :

7

Hal ini tidak dapat diabaikan oleh guru. Sejalan dengan penelitian Ryu, dkk (2007
: 143) menemukan “2 dari 7 siswa yang berprestasi tidak mempunyai kesulitan
pada mata pelajaran yang mempunyai karakteristik kemampuan visualisasi
spasial, dan ada 5 siswa memiliki beberapa kesulitan dalam memanipulasi obyek
2 dimensi dan 3 dimensi”. Artinya, siswa merasa kesulitan dalam mengkonstruksi
bangun ruang siswa merasa kesulitan dalam mengkonstruksi bangun ruang
(Kariadinata, 2010 : 11) dan kemampuan spasial siswa masih lemah. Sesuai
dengan Kumastuti, dkk (2013 : 147) menyatakan “kemampuan spasial siswa
masih perlu ditingkatkan”.
Nemeth (2007 : 123) mengungkapkan “kemampuan spasial juga penting
dalam studi rekayasa, kemampuan spasial tidak didapatkan secara genetik
melainkan melalui proses penunjang”. Sebagai contoh siswa dengan kemampuan
spasial dapat membayangkan, membentuk gambar dari objek-objek padat, dengan
hanya melihat rencana di atas kertas yang rata, serta bagaimana sebaiknya
seseorang dapat berpikir dalam tiga dimensi. Faradhila, dkk (2013 : 70)
mengungkapkan, “kemampuan spasial yang baik akan menjadikan siswa mampu
mendeteksi hubungan dan perubahan bentuk bangun dalam geometri”. Penelitian
Panaoura, dkk (2009 : 1) menjelaskan “konsep kemampuan spasial adalah untuk
mengukur kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan ruang”. Dengan
demikian kemampuan spasial sangat diperlukan untuk mempelajari geometri.
Hal ini menegaskan betapa pentingnya kemampuan spasial bagi siswa serta
menjadi sebuah tantangan bagi guru untuk merencanakan suatu pembelajaran
yang kreatif, efektif, dan efisien sehingga materi geometri yang mulanya dianggap
sulit oleh siswa dapat dengan mudah dipahami dan tentu saja melalui proses

8

pembelajaran yang menyenangkan tetapi tetap bermakna. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Kumastuti, dkk (2013 : 147), “kemampuan spasial diperoleh
melalui kegiatan belajar yang aktif dan efektif”.
Menurut Guay dan McDaniel, serta Bishop (dalam Tambunan, 2006 : 28)
menemukan bahwa “kemampuan spasial mempunyai hubungan positif dengan
matematika pada anak usia sekolah”. Studi Shermann (dalam Tambunan, 2006 :
28) juga menemukan bahwa “matematika dan kemampuan spasial mempunyai
korelasi yang positif pada anak usia sekolah, baik pada kemampuan spasial taraf
rendah maupun taraf tinggi”. Jika rasa percaya diri siswa mampu menguasai
kemampuan spasial dalam geometri, maka ini akan menumbuhkan sikap yang
positif. Sikap positif dapat terlihat dari kesungguhan mengikuti pelajaran,
menyelesaikan tugas dengan baik, berpartisipasi aktif selama pembelajaran,
menyelesaikan tugas-tugas dengan tuntas dan tepat waktu, serta merespon baik
tantangan yang diberikan guru. Sebaliknya, sikap negatif terhadap pembelajaran
akan menyulitkan siswa menerima pelajaran. Guru harus dapat meningkatkan
sikap positif siswa salah satunya sikap self efficacy siswa dengan cara yang kreatif
dan tidak mengancam siswa dengan kalimat-kalimat serta tindakan yang membuat
siswa terpuruk dalam ketakutan.
Bandura (dalam Muhid, 2011 : 3) menjelaskan bahwa “dalam kehidupan
sehari-hari orang harus membuat keputusan untuk mencoba berbagai tindakan
dan seberapa lama menghadapi kesulitan-kesulitan”. Dalam teori belajar sosial
(social learning theory) menyatakan bahwa permulaan dan pengaturan transaksi
dengan lingkungan, sebagian ditentukan oleh penilaian self efficacy.

9

Dalam Kamus Bahasa Inggris efficacy adalah rasa sanggup atau dalam diri
seseorang mampu melakukan sesuatu. Dewanto (2008 : 124) mendefinisikan “self
efficacy adalah perilaku afektif perasaan, kepercayaan, dan keyakinan seseorang
terhadap kemampuan dirinya”. Sedangkan Kreitner dan Kinichi (dalam Rini, 2013
: 32) menyatakan bahwa, “self efficacy adalah keyakinan terhadap kemampuan
dirinya untuk menjalankan tugas”. Hariyanto, dkk (2011 : 215) “self efficacy
adalah persepsi atau keyakinan tentang kemampuan diri sendiri”. Dengan kata lain
self efficacy adalah penilaian individu tentang kesanggupan dan kemampunannya
untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Beberapa psikolog menyarankan bahwa setiap sekolah harus mengajarkan
dan menciptakan self efficacy yang menjamin pada prestasi akademik siswa.
Ferridiyanto (2012 : 4) menyatakan bahwa, “self efficacy mempunyai peran
penting pada pengaturan motivasi seseorang”. Sejalan dengan Cervone dan Peake
(dalam Arsanti, 2009 : 98) menyatakan bahwa, “self efficacy akan berpengaruh
terhadap motivasi berprestasi”. Dengan demikian, seseorang yang percaya akan
kemampuannya memiliki motivasi yang tinggi dan berusaha untuk sukses. Ini
diperkuat dengan Hamidah (2010) yang mengungkapkan, “individu yang
mempunyai self efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha,
sedangkan individu yang memiliki self efficacy rendah menganggap kegagalan
berasal dari kurangnya kemampuan”.
The SEA’s Program (dalam Hamidah, 2010) menyatakan bahwa “gejala
siswa yang memiliki self efficacy rendah adalah tampak kurang percaya diri,
meragukan kemampuan akademisnya, tidak berusaha mencapai nilai tinggi di
bidang akademik“. Perasaan negatif tentang self efficacy dapat menyebabkan

10

siswa menghindari tantangan, melakukan sesuatu dengan lemah, fokus pada
hambatan, dan mempersiapkan diri untuk outcomes yang kurang baik. Mukhid
(2009 : 109) menyatakan “self efficacy juga mempengaruhi stress dan pengalaman
kecemasan individu”.
Siswa cenderung menghindari situasi-situasi yang diyakini melampaui
keyakinan kemampuannya, tetapi dengan penuh keyakinan mengambil dan
melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasi. Self efficacy menyebabkan
keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong perkembangan
kompetensi.

Sebaliknya,

self

efficacy

yang

mengarahkan

siswa

untuk

menghindari lingkungan dan kegiatan akan memperlambat perkembangan potensi.
self efficacy mempengaruhi siswa dalam memilih kegiatannya. Siswa dengan self
efficacy yang rendah mungkin menghindari pelajaran yang banyak tugasnya,
khususnya untuk tugas-tugas yang menantang, sedangan siswa dengan self
efficacy yang tinggi berkeinginan yang besar untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Seseorang yang memiliki self efficacy yang tinggi akan selalu mencoba
melakukan berbagai tindakan dan siap menghadapi kesulitan-kesulitan. Sejalan
dengan Rachmawati (2012 : 8) mengungkapkan bahwa “individu dengan self
efficacy tinggi ketika menghadapi situasi lingkungan yang tidak responsif, ia akan
mengintensifkan usaha mereka untuk merubah lingkungan, sebaliknya individu
dengan self efficacy yang rendah menghadapi situasi lingkungan yang tidak
responsif, individu tersebut cenderung merasa apatis, pasrah, dan tidak berdaya”.
Sejalan dengan Bounchard (dalam Arsanti, 2009 : 100) menemukan bahwa
“murid-murid dengan tingkat self efficacy tinggi dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan lebih baik bila dibandingkan dengan murid-murid yang mempunyai self

11

efficacy yang rendah”. Pembelajaran dengan self efficacy tinggi memiliki kualitas
strategi belajar yang lebih baik (Kurt dan Borkowski dalam Mukhid, 2009 : 111)
dan memiliki monitoring diri yang lebih terhadap hasil belajar (Pearl dalam
Mukhid, 2009 : 111) daripada pembelajaran yang memiliki self efficacy rendah.
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan spasial dan self efficacy antara
lain adalah pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang digunakan
belum memberikan peluang untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Hudoyo
(1998 : 4) menyatakan ”proses pembelajaran matematika di Indonesia masih
secara biasa seperti ceramah dan drill”. Artinya pembelajaran yang sering
digunakan adalah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).
Peran guru pada pembelajaran biasa guru masih mendominasi, akibatnya siswa
tidak berkembang, siswa hanya akan belajar jika ada perintah oleh guru,
menyelesaikan soal-soal jika ditunjuk guru.
Untuk mengubah paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered) menuju pembelajaran yang lebih bermakna yaitu pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered). Menurut Adrianus, dkk (2013) bahwa
”pembelajaran yang berpusat pada siswa memberikan peluang pada siswa untuk
menumbuhkembangkan motivasi, kreativitas, kemampuan spasial dan melatih
kemampuan berpikir kritis, siswa dilatih memecahkan permasalahan dalam realita
kehidupan”. Oleh karena itu perlu dirancang suatu pembelajaran geometri yang
dapat mengembangkan kemampuan spasial dan self efficacy siswa, yaitu suatu
pembelajaran yang memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami
permasalahan geometri, sehingga siswa dapat menyelesaikan jawabannya secara
tulisan maupun visual. Untuk meningkatkan kemampuan spasial dan self efficacy

12

siswa dengan mempertimbangkan keadaan siswa yang heter

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN PADA MATERI GEOMETRI KELAS VIII

0 37 229

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF EFFICACY SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN GEOGEBRA DI SD NEGERI 064036 MEDAN.

0 2 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP NEGERI KOTA BINJAI.

4 19 39

PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN SELF EFFICACY SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D DI KELAS X SMA YPK MEDAN.

3 18 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF-EFFICACY MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI BERBANTUAN WINGEOM.

2 7 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN.

0 1 47

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD BERBANTUAN WINGEOM.

2 12 44

PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN WINGEOM MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

6 21 54

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI GEOMETRI BERBANTUAN PROGRAM WinGeom DAN BERBANTUAN MEDIA BANGUN RUANG DI SMA NEGERI 1 JERUKLEGI

0 0 16