HUBUNGANWARMING UP TERHADAP RISIKO CIDERA ANKLE KLUB BOLA BASKET Hubungan warming Up Terhadap Risiko Cidera Ankle Klub Bola Basket.

HUBUNGANWARMING UP TERHADAP RISIKO CIDERA ANKLE
KLUB BOLA BASKET

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM
MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI

DisusunOleh:
Dila Rosa Rosiani
J 121 120 033

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

HUBUNGAN WARMING UP TERHADAP RISIKO CIDERA ANKLE
KLUB BOLA BASKET
DILA ROSA ROSIANI
Program Studi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta
Email : d.dila54@yahoo.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Negara Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang,
sehingga Indonesia secara terus menerus melaksanakan pembangunan disegala
bidang termasuk olahraga termasuk bola basket. Namun dewasa ini dapat
ditemukan kemunduran dari atlet bola basket akibat cidera. Menurut Hillier
(2004) populasi cidera pada atlet bola basket yang sering terjadi adalah cidera
pada ankle, yang melibatkan ligamentum, tenton, dan otot. Keadaan cidera dapat
dihindari dengan melakukan warming up sebelum latihan inti, agar jaringan
memiliki kesiapan untuk melakukan aktivitas yang lebih berat serta meningkatkan
metabolism jaringan sehingga dapat menghindari dari cidera.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan pemberian warming up sebelum
melakukan latihan terhadap risiko cidera ankle klub bola basket.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode survei/observasi dengan
pendekatan cross sectional yaitu dimana data yang menyangkut variabel bebas
dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
rancangan pre test dan post test with control group design. Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tallar tilt test dan anterior drawer test.
Hasil Penelitian: Penelitian ini menggunakan uji statistic parametric yaitu dengan
chi square dengan dicari oods ratio. Berdasarkan pengukuran tallar tilt test uji chi
square didapatkan hasil p value 5.900 dimana tingkat signifikasi data penelitian
0.015 dan didapatkan nilai odds ratio 6.250. sedangkan berdasarkan anterior
drawer test p value 11.688 dengan signifikasi 0.001 dan nilai odds ratio 16.000.
Kesimpulan: Dapat diambil kesimpulan bahwa adanya hubungan warming up
sebelum melakukan latihan inti terhadap penurunan risiko cidera ankle klub bola
basket.
Kata Kunci: Warming up, cidera ankle, bola basket

PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara

yang sedang berkembang, sehingga

indonesia secara terus menerus melaksanakan pembangunan disegala bidang,
termasuk dalam bidang seni dan olahraga. Kejayaan Indonesia juga dapat dilihat
dari prestasi para atlet dari masing-masing cabang olahraga termasuk cabang bola
basket dan banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi para atlet juga

bermacam-macam, salah satunya adalah kekuatan fisik atlet yang baik sehingga
dapat menciptakan prestasi lebih baik pula.
Banyak sekali cabang olahraga di Indonesia, cabang bola basket adalah
salah satu yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia terutama pada usia
remaja. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kompetisi bola basket yang digelar
antar sekolah atau perguruan tinggi.
Ankle dan tungkai bawah merupakan daerah umum cedera pada populasi
atletik cedera ankle, terutama pada stabilisasi ligamentum, sering terjadi sering
terjadi pada cedera olahraga (Baxter, 1995). Menurut Hillier (2004) Populasi
secara umum kebanyakan sprain ankle pada atlet melibatkan cedera pada
ligamentum lateral secara kompleks, sedangkan cedera ligamentum medial jarang
terjadi.
Pada dasarnya ada dua tipe cedera yang biasa terjadi di dunia olahraga,
yaitu tipe cedera akut dan tipe cedera kronis. Tipe cedera akut terjadi seperti
sprain ankle, fraktur atau patah tulang, serta dislokasi. Tipe cedera ini
membutuhkan perawatan lebih serius dan waktu yang cepat. Sedangkan tipe
cedera kronis adalah cedera yang tidak diketahui asal mulanya, berlangsung
sangat lama dan gejalanya tidak terasa. Cedera tipe ini dapat terjadi karena
benturan kecil, kurangnya fleksbilitas seorang pemain, latihan yang berlebihan,
medan permainan, atau bahkan kekuatan-kekuatan dari lingkungan luar (Taylor,

1997).
Salah satu tujuan dilakukan warming up

adalah untuk mendapatkan

kelenturan, yaitu kemampuan untuk menggerakkan otot beserta persendiaan pada
seluruh daerah pergerakan. Meskipun demikian peregangan yang dilakukan
seorang atlet bermanfaat jika peregangan dilakukan dengan benar. Salah satu

alasan seorang atlet melakukan warming up sebelum memulai latihannya adalah
untuk mengurangi resiko cedera ankle yang secara tidak langsung dapat
menurunkan prestasinya.

TUJUAN
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui
hubungan pemberian warming up sebelum melakukan latihan terhadap penurunan
risiko cedera ankle pada atlet bola basket.

METODE
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 selama 7 hari dan

tempat pelaksanaan penelitian adalah SMP N 1 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu observasi analitik dengan post
test with control group design. Dalam penelitian ini peneliti mengukur risiko
cidera ankle dengan test spesifik pada ligament yaitu tallar tilt test dan anterior
drawer test pada semua responden yang sebelumnya telah dibagi menjadi dua
kelompok. Pertama pada kelompok control yaitu kelompok yang tidak melakukan
warming up, dan kelompok perlakuan yaitu kelompok yang melakukan warming
up sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari warming up menurut Ronald (2009), adalah untuk
mempersiapkan tubuh lebih giat latihan, memudahkan transisi dari istirahat ke
latihan ( mempersiapkan tubuh untuk latihan lebih berat, memfasilitasi transisi
dari istirahat untuk latihan, meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan tingkat
metabolis, meningkatkan suhu tubuh, memisahkan lebih banyak oksigen, stretch
otot postural, mengurangi risiko cidera muskulo-skeletal), mengembangkan
kebugaran sistem cardiorespira tory, memperbaiki kesehatan jantung dan
mengontrol berat badan, memelihara dan memperbaiki tonus otot, kekuatan dan
massa otot, memperbaiki elastisitas otot dan metabolism sendi, mencegah
terjadinya gangguan musculoskeletal seperti nyeri otot dan sendi.


Berat badan yang berlebih telah dianggap sebagai salah satu faktor resiko
cidera karena dapat meningkatkan suatu penekanan pada struktur tulang, otot, dan
ligament (Ronald, 2009). Dan dalam penelitian ini diketahui responden memiliki
berat badan paling besar 47% berkisar antara 46-48kg.
Kecenderungan terbesar reponden yang mengalami risiko cidera ankle
pada kelompok yang tidak melakukan warming up dengan tallar tilt test adalah
sebanyak 15 orang (83%). Sedangkan pada kelompok yang melakukan warming
up dengan tallar tilt test adalah 8 orang (44%). Jika dilihat dari anterior drawer
test, kecenderungan responden mengalami risiko cidera ankle pada kelompok
yang tidak melakukan warming up adalah sebanyak 16 orang (89%), sedangkan
pada kelompok yang melakukan warming up risiko cidera adalah sebanyak 6
orang (33%).
Ada beberapa hal yang menyebabkan cidera akibat aktivitas olahraga yang
salah. Menurut Sujijandoko (2000), aktivitas yang salah ini karena pemanasan
yang tidak memenuhi syarat. Kelelahan yang berlebihan pada otot, dan salah
dalam melakukan gerakan olahraga termasuk faktor pendukung terjadinya cidera
dalam olahraga. kasus cidera yang banyak terjadi biasanya dialami oleh para
pemula yang biasanya berambisi untuk menyelesaikan target latihan atau
meningkatkan target latihan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam
rentan waktu 4 minggu. Dan penelitian ini adalah penelitian yang berskala kecil
yang mengambil rentan waktu 7 hari. Dimana sebelumnya telah dilakukan
penelitian awal.

KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa data terkait dengan penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa adanya hubungan warming up terhadap risiko cidera ankle klub bola
basket.
Diharapkan pada peneliti selanjutnya menambahkan variabel luar yang
tidak ada dalam penelitian ini dan menggunakan waktu yang lebih lama sehingga
dapat menghasilkan data yang lebih maksimal.
Kepada subyek penelitian diharapkan melakukan warming up sebelum
melakukan intiolahraga dengan waktu yang ideal dan warming up yang optimal,
sehingga memperkecil risiko untuk cidera.

DAFTAR PUSTAKA
Andun, Sujijandoko. (2000). Perawatan dan Pencegahan Cedera. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Anonim. Ergonomic Risk Factor . 2010. Diakses: 10 Maret

http://soedrajat:wordpress.com/2010/02/13/ergonomic-risk-factor/

2014

Alter, Michael J. 2003. 300 Teknik Peregangan Olahraga. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Bompa (2000). Total Training For Young Champions. York Univerasity. Canada
Congeni,
J.
A.
(2004).
“Dealing
With
Sport
Injuries.”
http:/kidsshealth.org/team/food_fitness/sport/sport_injuries.html.
Hillier, F. dan Lieberman, G. 2004, Pengantantar Riset Operasi, Jakarta: Erlangga,
Jilid 1 Edisi Kelima.
Hoffman, Jay. (2006). Norms for Fitness, Performance and Health. United State
of

America: Human Kinetics
Kapanji, FA, 1987; the Physioterapi of the joint, solut vol two lower limp fifth
edition church livingtone, endingburg London.
Moran, A. P. (2004). Sport and Exercise psychology: A critical introduction. East
Sussex: Routledge.
Nurhasan & Cholil, D. Hasanudin. (2007). Modul Tes dan Pengukuran
Keolahragaan. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ronald. P. Feiffer. (2009). Sport First Aid (Pertolongan Pertama Pada Pencegahan
Cidera Olahraga. Jakarta: Erlangga
Taylor, D. K. (2002). Mencegah dan Mengatasi Cidera Olahraga. (Jamal Khalib,
terjemahan). Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Smith, K., Reynolds, N., Downie, S. 1998. Effects of flooding amino acids on
incorporation of labeled amino acids into human muscle protein. Am J
Physiol. P ;275:E73-E78.
Snell R. S, 1998, Anatomi Klinik. Ed 3, Jakarta: EGC, hal 478-480.
Wissel. 2000. Bola Basket. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.