SEPAK BOLA di indonesia (13)

1. SEPAK BOLA
SEJARAH SEPAK BOLA DUNIA
Dalam salah satu dokumen militer, sejarah permainan sepak bola dimulai sejak
tahun 206 sebelum masehi di Tiongkok. Pada masa pemerintahan dinasi Tsin dan
Han, Masyarakat Tiongkok telah memainkan bola yang disebut dengan tsu chu. Tsu
berarti menerjang bola dengan kaki dan Chu berarti bola dari kulit dan ada isinya.
Saat itu, bola yang digunakan terbuat dari kulit biunatang dengan aturan menenjang,
menggiring dan memasukan bola ke jaring yang dibentangkan diantara 2 tiang.
Permainan serupa juga dimainkan di Jepang sejak abad ke 8, masyarakat
jepang menyebutnya dengan nama Kemari. Bola yang digunakan yaitu bola yang
berasal dari kulit kijang tapi bagian tengahnya terdapat lubang dan berisis udara.
Dalam bukunya yang berjudul The World Game : A History Of Soccer,
seorang sejarahwan sepak bola bernama Bill Muray menyatakan bahwa permaiana
sepak bola telah dikenal sejak awal masehi. Saat itu masyarakat mesir kuno telah
mengenal teknik membawa dan menendang bola yang terbuat dari buntalan kain
linen.
Menurut sejarah lain, Yunani purba juga telah mengenal permainana serupa
yang disebut dengan Episcuro. Bukti tersebut tergambar pada relief-relief museum
yang melikiskan anak muda memegang bola dan memainkan dengan pahanya.
Sejarah sepak bola modern yang telah mendapat pengakuan dari berbagai
pihak menyatakan bahwa asal muasal sepak bola berasal dari Inggris. Permainan

sepak bola tersebut telah simainakan sejak pertengahan abad ke 19 di sekolahsekolah. Pada tahun 1857, kliub sepak bola pertama dunia berdiri yaitu Sheffield
Football Club.
Pada atahun 1863 terbentuk asosiasi sepak bola Inggris bernama Football
Association atau FA. Badan tersebut mengeluarakan peraturan permainan sepak bola
sehingga permainan sepak bola menjadi lebih teratur, terorganisir dan mudah
dinikmati penonton.

Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia yaitu FIFA (Fédération
Internationale de Football Association) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an dan
berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara

SEJARAH SEPAK BOLA INDONESIA
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak
Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 yang dipimpin oleh
Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami
perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sejak saat itu,
kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat
bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai
bentuk dukungan pada kebangkitan sepak bola kebangsaan, Paku Buwono X
mendirikan stadion Sriwedari.

Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola
Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi
dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum 1970-an, beberapa
pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, seperti Ramang,
Sucipto

Suntoro,

Ronny

Pattinasarani,

dan

Tan

Liong

Houw.


Dalam

perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri dengan
menyelenggarakan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua
untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga
mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur
tertentu seperti U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23.

UKURAN LAPANGAN PERMAINAN
Ukuran lapangan sepak bola internasional untuk dewasa yaitu memiliki panjang
sekitar 100-120 meter dan lebar 65-75 meter. Pada bagian tengah kedua ujung
lapangan terdapat area gawang berbentuk persegi empat dengan lebar sekitar 7.32
meter dan tinggi 2.44 meter. Pada bagian depan gawang terdapat area penalti yang
berjarak sekitar 16.5 meter dari gawang. Area tersebut adalah batas kiper boleh

menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan pelanggaran mendapatkan
hadiah tendangan penalti atau tidak.

2. BOLA VOLI
SEJARAH BOLA VOLI

Olahraga bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini
pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of
Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9
Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).
William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan
meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan
sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat

Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini
didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola
basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28
November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama
Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga
mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G.
Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan
permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan
basketball oleh James Naismith.
Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan
yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya,

permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga
permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah
bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota
YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak
seaktif permainan bola basket.
LAPANGAN BOLA VOLI

3. BULU TANGKIS
SEJARAH BULUTANGKIS
Menurut sejarahnya bulu tangkis berasal dari India yang dinamakan "Poona".
Kemudian, permainan ini dibawa ke Inggris. Pada tahun 1873 permainan ini
dimainkan di taman istana milik Duke de Beufort di Badminton Gloucenter Shire,
sehingga permainan ini disebut juga Badminton.
Induk organisasi internasional bulu tangkis adalah IBF (International
Badminton Federation). IBF didirikan pada tanggal 5 Juli 1934 oleh 9 negara anggota,
yaitu Kanada, Denmark, Inggris, Prancis, Irlandia, Belanda, New Zealand. Scotlandia,
dan Wales. Anggota IBF bertambah secara cepat dari tahun ke tahun.
IBF menyelenggarakan kejuaraan beregu putra antarnegara yang dinamakan
kejuaraan Thomas Cup pada tahun 1948-1949. Sedangkan kejuaraan beregu putri
pada tahun 1956-1957 disebut kejuaraan Uber Cup. Sejak saat itu turnamen

berkembang seperti Sudirman Cup, World Junior, dan World Grand Fix Finals.
Organisasi bulu tangkis di Indonesia yaitu membentuk PBSI (Persatuan Bulu
Tangkis Seluruh Indonesia) pada tahun 1951.

LAPANGAN BULU TANGKIS

a. Bentuk lapangan empat persegi panjang, lapangan harus bebas dari rintangan
atas lebih kurang 7,5 m
b. Ukuran lapangan untuk tunggal. Panjang : 13,40 m dan Lebar : 5,18 m
c. Ukuran lapangan untuk ganda. Panjang : 13,40 m dan Lebar : 6,10 m

4. TENIS MEJA
SEJARAH TENIS MEJA
Permainan ini mulai populer di Inggris sejak abad ke 19 dengan nama pingpong,
gossima dan whiff whoff. lalu mengganti nama menjadi table tennis atau tenis meja.
Tenis meja mulai dikenal pada tahun 1901 karena diadakannya turnamen, buku yang
menuliskan tentang tenis meja, dan kejuaraan tidak resmi tahun 1902.
Pada awal 1900-an, permainan tenis meja dilarang di negara Russia. Karena penguasa
pada zaman itu percaya bahwa memainkan tenis meja memiliki efek negatif pada
penglihatan pemain.

Pada tahun 1921, Asosiasi Tenis Meja (TTA) dibuat di Inggris, dan diikuti oleh
Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) pada tahun 1926. Kota London menjadi
tuan rumah kejuaraan dunia resmi pertama tahun 1926. Pada tahun 1933, Asosiai
Tenis Meja Amerika Serikat di bentuk.
Pada tahun 1930, Edgar Snow berkomentar di Red Star Over China bahwa pihak
komunis mempunyai "hasrat untuk tenis meja asal Inggris" yang menurutnya "ganjil".
Tahun 1950-an, raket yang menggunakan lembaran karet digabung dengan lapisan
spons mengubah permainan secara dramatis, meningkatkan kecepatan perputaran
bola. Penggunaan lem cepat dapat meningkatkan kecepatan dan perputaran lebih jauh
yang

menghasilkan

perubahan

peralatan

untuk

"menurunkan


kecepatan

permainannya". Tenis meja mulai diperkenalkan sebagai cabang Olimpiade pada
tahun 1988.

LAPANGAN TENIS MEJA

5. ATLETIK
SEJARAH ATLETIK
Yunani adalah bangsa pertama yang menyelenggarakan perlombaan olahraga
Atletik. Atletik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Athlos” artinya adalah
Lomba. Pada waktu itu cabang olahraga atletik dikenal dengan pentahlon atau panca
lomba dan decathlon atau dasa lomba.
Pada sebuah Buku Odysus karya dari Hemerun menjelaskan jika petualangan
Odysus saat berkunjung ke kepulauan di sebelah selatan Yunani disambut oleh kepala
suku dengan mengadakan upacara penyambutan. Diacara tersebut ada beberapa lomba
yang diperlombakan seperti lompat, lari, lempar cakram, gulat dan tinju. Sedangkan
pada tahun 776 SM bangsa Yunani mengadakan Olympiade. Dalam lomba tersebut
pemenang adalah yang menjadi juara Petahlon.

Olympiade yang modern dilaksanakan atas usulan dari seorang berasal dari
Perancis yang bernama Baron Peire Louherbin pada tahun 1896 di Athena, Yunani.
Dalam ajang ini cabang atletik merupakan tambang medali yang menjadi perebutan.

Organisasi Olahraga Atletik Internasional terbentuk pada 17 Juli 1912 di Stockhom,
Swedia. Pembentukan tersebut bersamaan dengan Olympiade ke-5, Organisasi
tersebut bernama “International Amateur Athletic Federation” atau dapat disingkat
dengan IAAF.
Sejarah Atletik di Indonesia mulai terbentuk pada 3 September 1950, pada tahun
tersebut Indonesia mendirikan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau biasa
disingkat dengan PASI.

6. PENCAK SILAT
SEJARAH PENCAK SILAT
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang
ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya
dari tantangan alam. Sejarah Pencak Silat | Peraturan Pencak Silat | Mereka
menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam
sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu
bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku

asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan
tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak
tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7
masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaankerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekarpendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit
yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F.
Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai
artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan
relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan
Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat
adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada
hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu
Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari

Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah
mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau
dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu
dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal
dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak.Di Thailand, pencak silat dikenal

dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari
namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga
diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau
Asia Tenggara.
Silek (silat) Minangkabau memperagakan cara melumpuhkan musuh yang
menggunakan keris.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut,
diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit
ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke
daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh
Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh
Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande,
yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara
harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar)
yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda
Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si
Pitung dari Betawi.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya
banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara.
Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau
pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku
bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara
adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek
Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat
Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu",

yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini
biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan
rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita
dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh
hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara
jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang
tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian
dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah
perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat
senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku
Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai
Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang
luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka,
serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa
Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lainlainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa
perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat
aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948,
terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi
silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan
atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI.
Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei
Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri
Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,
Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei

Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan
silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang
olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA
Games.