Efek Ekstrak Etanol Daun Kelakai (Stenochlaena palustris) terhadap Berat Badan, Panjang Badan, dan Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Janin Tikus Wistar.

(1)

iv ABSTRAK

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KELAKAI (Stenochlaena palustris) TERHADAP BERAT BADAN, PANJANG BADAN, DAN PANJANG

KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR Yosep A Tarong , 2016, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes.

Pembimbing II : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Daun Kelakai banyak dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Dayak sebagai tanaman pangan fungsional dan untuk mengobati berbagai penyakit. Dengan demikian keamanan mengonsumsi daun kelakai perlu diteliti terutama untuk ibu hamil yang dikhawatirkan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun kelakai (EEDK) terhadap pertumbuhan janin dengan parameter berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur.

Desain penelitian eksperimental laboratorium sungguhan, menggunakan hewan coba tikus jantan dan tikus betina yang dikawinkan sampai dipastikan hamil. Tikus betina dibagi menjadi 5 kelompok yang diberi perlakuan sebagai berikut : pemberian larutan CMC 1%, EEDK 0,7 mg/200 gBB, EEDK 1,4 mg/200 gBB, EEDK 2,1 mg/200 gBB, EEDK 2,8 mg/200 gBB pada usia kehamilan 11 hari. Pembedahan uterus dilakukan saat usia kehamilan 20 hari untuk mengambil sampel janin tikus.

Data yang di ukur berat badan (g), panjang badan (cm), dan panjang kalsifikasi tulang femur (mm) janin tikus. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan uji beda rata-rata LSD dengan kemaknaan α=0,05.

Hasil penelitian didapatkan peningkatan rerata berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur janin tikus kelompok EEDK D-1, D-2, D-3, dan D-4 terhadap kontrol yang sangat signifikan dengan p=0,000. Masing-masing kelompok dibandingkan dan didapatkan hasil sangat signifikan dengan uji beda rata-rata LSD sebesar p<0,01.

Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur janin tikus. Kata Kunci : Kelakai (Stenochlaena palustris), berat badan, panjang badan, kalsifikasi tulang femur, janin tikus wistar


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF ETHANOL KELAKAI LEAVES (Stenochlaena palustris) EXTRACT ON THE WEIGHT, LENGTH OF THE BODY, AND THE CALCIFICATION LENGTH OF THE FEMUR OF A WISTAR RAT FETUS Yosep A Tarong, 2016, Supervisor I : Heddy Herdiman ,dr.,M.Kes.

Supervisor II : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Kelakai leaves has been used widely by the Dayak etnic as a functional food crops and for treating various diseases. Thus the safety of consuming Kelakai leaf needs to be examined, especially for pregnant women who feared Kelakai leaf would affect fetal development. The purpose of the study is to find the effect of ethanol extract of Kalakai leaf (EEDK) on fetal gowth with weight, length of the body, and the cacification length of the femur as parameters.

With real experimental research lab design, using real animals, male and female rats are mated up until pregnant. Pregnant female rats were divided into 5 groups which were given the treatments of: CMC 1%, EEDK 0,7 mg/200 gBB, EEDK 1,4 mg/200 gBB, EEDK 2,1 mg/200 gBB, and EEDK 2,8 mg/200 gBB at 11 days of gestation and surgery is performed when the pregnancy was at 20 days to retrived the rat’s fetus sample .

Data measured were weight (g), length (cm), and calcification length of femur (mm) of fetal rat. Analysis of data using one-way ANOVA followed by LSD data test, with α = 0.05.

Results of this research founded the increase of the body weight and length as well as the increased of the calcification length of the femur of rat’s fetus EEDK D-1; D-2; D-3;and D-4 group that were highly significant compared to control group with p=0,000. Each goups are compared and the result is higly significant with the LSD test (p<0,01).

The conclusion of the research was the treatment of every dose of EEDK that is given during pregnancy increases the rat’s fetus weight and length of the body and the rat’s calcification length of the femur.

Keywords: Kelakai (Stenochlaena palustris), body weight, body length, calcification of femur bone,wistar rat fetus


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Kelakai (Stenochlaena palustris) ... 6

2.1.1 Taksonomi ... 6

2.1.2 Morfologi ... 6

2.1.3 Kandungan Daun Kelakai ... 7

2.1.4 Ekologi ... 7


(4)

ix

2.2 Anatomi Sistem Skeletal ... 8

2.2.1 Fungsi ... 8

2.2.2 Jenis-Jenis Tulang ... 9

2.2.3 Matriks Ekstraselularis ... 12

2.2.4 Struktur Tulang Panjang ... 13

2.3 Histologi Sistem Skeletal ... 14

2.3.1 Tulang Keras ... 15

2.3.2 Tulang Rawan ... 16

2.3.3 Sel Tulang ... 18

2.3.3.1 Osteoprogenitor ... 18

2.3.3.2 Osteoblas ... 19

2.3.3.3 Osteosit ... 19

2.3.3.4 Osteoklas ... 20

2.4 Osifikasi Tulang ... 20

2.4.1 Osifikasi Endokondral ... 21

2.4.2 Osifikasi Intramembranosa ... 25

2.5 Femur ... 28

2.6 Kehamilan ... 30

2.6.1 Definisi Kehamilan ... 30

2.6.2 Klasifikasi Usia Kehamilan ... 30

2.7 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ... 31

2.7.1 Pengertian BBLR ... 31

2.7.2 Klasifikasi BBLR ... 31

2.7.3 Masalah Pada BBLR ... 33

2.8 Siklus Fetomaternal ... 34

2.8.1 Sirkulasi Fetus ... 34

2.8.2 Sirkulasi Ibu ... 35

2.9 Metabolisme Ibu... 36

2.9.1 Metabolisme Air... 37

2.9.2 Metabolisme Protein ... 37

2.9.3 Metabolisme Karbohidrat... 38


(5)

x

2.9.4 Metabolisme Lemak ... 38

2.9.5 Metabolisme Zat Besi ... 39

2.9.5.1 Kebutuhan Zat Besi ... 39

2.10 Regulasi Transfer Plasenta ... 40

2.11 Nutrisi Janin ... 41

2.11.1 Glukosa dan Pertumbuhan Janin ... 41

2.11.1.1 Transport Glukosa ... 41

2.11.1.2 Glukosa, Insulin, dan Makrosomia Janin ... 42

2.11.2 Asam Lemak Bebas dan Trigliserid ... 42

2.11.3 Asam Amino ... 43

2.11.4 Kalsium ... 43

2.11.5 Vitamin ... 43

2.12 Tikus ... 44

2.13 Fisiologi Kehamilan Tikus ... 44

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 45

3.1.1 Alat ... 45

3.1.2 Bahan ... 45

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 46

3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Kelakai... 46

3.4 Hewan Coba ... 46

3.5 Penentuan Jumlah Sampel ... 47

3.6 Metode Penelitian... 47

3.6.1 Desain Penelitian ... 47

3.6.2 Definisi Konsepsional Variabel ... 47

3.6.3 Definisi Operasional Variabel ... 48

3.6.4 Variabel Penelitian ... 48

3.6.5 Prosedur Penelitian ... 49

3.6.5.1 Cara Kerja Percobaan ... 49

3.6.5.2 Pewarnaan Alizarin Red S ... 50


(6)

xi

3.6.5.3 Penilaian Hasil Percobaan ... 52

3.7 Metode Analisis ... 52

3.7.1 Hipotesis Statistik ... 52

3.7.2 Kriteria Uji ... 53

3.8 Aspek Etik Penelitian ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Berat Badan Lahir ... 56

4.1.2 Panjang Badan Lahir ... 59

4.1.3 Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Lahir ... 63

4.2 Pembahasan ... 66

4.3 Uji Hipotesis ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 71

5.1.1 Simpulan Tambahan ... 71

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74

RIWAYAT HIDUP ... 89


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Tabel Jumlah Janin dan Plasenta ... 55

4.2 Tabel Rerata Berat Badan Lahir ... 56

4.3 Tabel Hasil ANAVA Berat Badan Lahir ... 58

4.4 Tabel Hasil Uji Beda Rata-Rata Berat Badan Janin Tikus Metode LSD ... 58

4.5 Tabel Rerata Panjang Badan Lahir ... 59

4.6 Tabel Hasil Uji ANAVA Panjang Badan Lahir ... 61

4.7 Tabel Hasil Uji Beda Rata-Rata Panjang Badan Janin Tikus Metode LSD ... 62

4.8 Tabel Rerata Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Lahir... 63

4.9 Tabel Hasil Uji ANAVA Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Lahir ... 65

4.10 Tabel Hasil Uji Beda Rata-Rata Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Janin Tikus Metode LSD ... 65


(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Daun Kelakai ... 8

2.2 Tulang Panjang... 10

2.3 Tulang Pendek (Os. Triquetrum) ... 11

2.4 Tulang Pipih ... 11

2.5 Tulang Irregular (Vertebrae Lumbal)... 12

2.6 Struktur Tulang Panjang ... 13

2.7 Histologi Tulang Keras ... 15

2.8 Tulang Rawan Hialin Janin yang Sedang Tumbuh ... 17

2.9 Diagam Skematik Osifikasi Endokondral ... 22

2.10 Osifikasi Endokondral Pada Tulang Panjang ... 23

2.11 Gambaran Janin Berusia 18 Minggu Memperlihatkan Osifikasi Intramembranosa dan Endokondral ... 24

2.12 Urutan Osifikasi Endokondral Pada Fetus ... 25

2.13 Diagam Skematik Osifikasi Intramembranosa ... 27

2.14 Tulang Femur ... 29

2.15 Urutan Osifikasi Tulang Femur ... 30

2.16 Sirkulasi Plasenta ... 36

2.17 Tabel Perbandingan Masa Kehamilan Mencit, Tikus, dan Manusia ... 44

4.1 Diagam Batang Rerata Berat Badan Lahir ... 57

4.2 Diagam Batang Rerata Panjang Badan Lahir... 60

4.3 Diagam Batang Rerata Panjang Kalsifikasi Tulang Femur ... 64


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Ethical Approval ... 71

2. Perhitungan Dosis ... 72

3. Hasil Uji Statistik Berat Badan Janin Tikus ... 74

4. Hasil Uji Statistik Panjang Badan Janin Tikus ... 76

5. Hasil Uji Statistik Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Janin Tikus ... 78

6. Dokumentasi ... 80

7. Pewarnaan Alizarin Red S ... 83

8. Pengamatan Preparat Kerangka ... 84

9. Riwayat Hidup ... 86


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada saat kehamilan, terjadi peningkatnya kebutuhan janin untuk masa pertumbuhannya, sebagai respon ibu melakukan perubahan metabolisme secara jumlah maupun intensitas, namun ibu hamil seringkali mengalami kondisi gizi yang buruk dikarenakan pola makan dan jenis makanan yang kurang baik sehingga dapat menyebabkan anemia pada saat hamil. (Cunningham et al., 2010). Defisiensi zat besi dan kalsium juga sering menjadi penyebab berat badan lahir rendah (BBLR) bayi dan ukuran bayi menjadi lebih kecil. Selain konsumsi makanan-makanan sehat lainnya ada juga kebiasaan mengonsumsi tanaman herbal. Konsumsi tumbuhan kelakai di Kalimantan Tengah sering menjadi salah satu solusi dan konsumsi ibu hamil untuk mengatasi masalah tersebut. (Sutomo et

al., 2010).

Menurut Kementrian Kesehatan, penyumbang angka kejadian BBLR di Indonesia memiliki persentase yang meliputi kehamilan dini kurang dari 18 tahun (4,1%), kehamilan terlalu tua lebih dari 34 tahun (11%), paritas lebih dari 3 (9,4%) jarak persalinan yang terlalu dekat kurang dari 2 tahun (5,2%), Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm (29%) dan penyumbang terbesar angka kejadian BBLR di Indonesia ialah anemia pada ibu hamil yang berkisar 50,9% dengan penyebab terbanyak adalah anemia karena defisiensi besi. (Putri et al., 2013).

Dewasa ini tanaman herbal telah menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat Indonesia khususnya penduduk lokal Kalimantan Tengah. Pemanfaatan plasma nutfah bersamaan dengan kearifan budaya lokal menjadikan salah satu tanaman ini muncul sebagai salah satu tanaman paling berpotensi sebagai obat herbal dalam menangani berbagai macam penyakit. (Sutomo et al., 2010).

Stenochlaena palustris atau yang akrab dikenal oleh masyarakat Dayak sebagai

tumbuhan kelakai ini hidup di tanah gambut, air tawar, dan hutan belukar. Habitat tanaman daun kelakai ini memang di daerah yang basah dan tergenang. Tanaman


(11)

2

ini cukup mudah berkembang dan bila dibiarkan akan menutupi area yang cukup luas. Daun kelakai lebih banyak dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Tengah untuk tujuan konsumsi. (Sutomo et al., 2010).

Menurut Irawan et al. (2013) tanaman kelakai ini mengandung banyak zat besi, vitamin C, beta karoten, dan kalsium yang cukup tinggi (Maulidya et al., 2006). Kandung kalsium dan vitamin C ini sangat berperan dalam proses pembentukan tulang janin pada masa kehamilan. Secara turun temurun, masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan tanaman kalakai untuk tujuan merangsang produksi ASI bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Tumbuhan Kelakai juga dipercayai oleh masyarakat Dayak sebagai obat penambah darah serta obat awet muda. Menariknya, tumbuhan yang kerap dijadikan sayur itu memiliki manfaat unik yakni dapat menunda proses penuaan manusia karena mengandung banyak antioksidan. Berdasarkan studi empirik, diketahui bahwa kalakai dipergunakan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah untuk mengobati anemia, pereda demam, mengobati sakit kulit, serta sebagai obat awet muda (Sutomo et al., 2010).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh konsumsi tanaman kelakai ini terhadap janin khususnya berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur janin tikus wistar dengan cara memberikan ekstrak etanol tanaman daun kelakai pada tikus yang sedang hamil.

1.2 Identifikasi Masalah

 Apakah ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan berat badan janin tikus  Apakah ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan panjang badan janin

tikus

Apakah ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan panjang kalsifikasi tulang femur janin tikus


(12)

3 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun kelakai terhadap pertumbuhan janin tikus.

Tujuan

Mengetahui pengaruh berbagai dosis ekstrak etanol daun kelakai terhadap berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur janin tikus.

1.4 Manfaat

Akademis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam ilmu farmakologi dan embriologi mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelakai terhadap pertumbuhan janin.

Praktis

Memberikan informasi kepada dokter, praktisi medis, dan masyarakat mengenai keamanan mengonsumsi daun kelakai selama masa kehamilan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Tanaman daun kelakai memiliki kandungan Ca tertinggi pada bagian daun dibandingkan batang yaitu 182,07 mg per 100 g, demikian pula dengan Fe tertinggi 291,32 mg per 100 mg. Sedangkan untuk vitamin C tertinggi terdapat pada batang yaitu 264 mg per 10 mg (Maulidya et al., 2006). Vitamin C ini berperan sebagai zat reduktor akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga molekul Fe dapat diserap dengan mudah di usus, selain itu molekul besi non heme akan 4 kali lebih mudah diserap jika berikatan dengan vitamin C. Selain itu


(13)

4

vitamin C juga berperan dalam pembentukan kolagen yang berperan dalam pembentukan matriks selama proses perkembangan janin (Murray, 2003).

Kolagen merupakan protein terbanyak dalam tubuh manusia dan merupakan zat yang menopang tubuh secara keseluruhan. Diproduksi awalnya sebagai molekul prekursor yang lebih besar yang disebut prokolagen. Proses hidroksilasi ini dibantu oleh suatu enzim hidroksilase yang bertanggungjawab pada reaksi-reaksi penting untuk membentuk hidroksiprolin dan hidroksilisin. Enzim ini membutuhkan vitamin C dan zat besi sebagai kofaktor. Kolagen tipe I merupakan protein major yang menyusun 90-95% dari materi organik. Kolagen tipe V juga terdapat dalam jumlah kecil begitu juga protein non-kolagen lainnya yang secara realtif spesifik untuk tulang. (Wounds, 2001; Murray et al., 2003).

Proses pembentukan tulang dimulai pada awal perkembangan janin, dengan membentuk matriks yang kuat, tetapi masih lunak dan lentur yang merupakan cikal bakal tulang tubuh. Matriks yang merupakan sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yang terbuat dari kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin. Segera setelah lahir matriks mulai menjadi kuat dan mengeras melalui proses kalsifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral yang mengandung senyawa kalsium. Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau kombiasi kalsium fosfat dan kalsium hidroksida dinamakan hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH))2. Karena kalsium

merupakan mineral yang utama dalam ikatan ini, keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup di dalam cairan yang mengelilingi matriks tulang. Batang tulang yang merupakan bagian keras matriks mengandung kalsium, fosfat, magnesium, seng, natrium bikarbonat, dan fluor, selain hidroksipatit (Almatsier, 2004). Vitamin A berfungsi mengontrol diferensiasi sel dan turnover. Asam retinoat mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan. Seperti steroid dan vitamin D, asam retinoat mengikat nuclear receptors yang berikatan dengan elemen respon DNA dan mengatur transkripsi gen tertentu. (Murray et al., 2003). Sehingga berdasarkan kerangka pemikiran diatas diharapkan pemberian ekstrak etanol daun kelakai dapat meningkatkan berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur janin tikus.


(14)

5 1.6Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan berat badan lahir janin tikus. 2. Ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan panjang badan lahir janin tikus 3. Ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan panjang kalsifikasi tulang femur

janin tikus.


(15)

71

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan berat badan lahir janin tikus. 2. Ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan panjang badan lahir janin tikus. 3. Ekstrak etanol daun kelakai memperpanjang panjang kalsifikasi tulang

femur janin tikus

5.1.1 Simpulan Tambahan

Peningkatan berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur semakin tinggi seiring dengan peningkatan dosis ekstrak etanol daun kelakai.

5.2 Saran

1. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan ekstrak etanol daun kelakai dengan variasi dosis yang lain untuk mengetahui dosis minimal yang dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur janin.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan pewarnaan tulang rawan yaitu Alcian Blue untuk melihat perbandingan tulang yang terkalsifikasi dengan tulang rawan yang terbentuk.

3. Penelitian ini perlu dilanjutkan uji toksisitas dan uji klinik sebelum diimplementasikan pada manusia.


(16)

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KELAKAI

(Stenochlaena palustris) TERHADAP BERAT BADAN,

PANJANG BADAN, DAN PANJANG KALSIFIKASI

TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

YOSEP A TARONG 1310009

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(17)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat yang begitu besar kepada saya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘Efek Ekstrak Etanol Daun Kelakai (Stenochlaena palustris) Terhadap Berat Badan, Panjang Badan, dan Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Janin Tikus Wistar” dapat diselesaikan dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini banyak dijumpai kesulitan dan hambatan, tetapi dengan bantuan berbagai pihak akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Heddy Herdiman, dr., M.Kes, selaku pembimbing I atas kesediannya membimbing penulis. Atas segala perhatian, kesediaan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, solusi, kesabaran dan dukungan moral yang begitu banyak kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M.Kes., selaku pembimbing II atas segala

perhatian, kesediaan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, solusi, kesabaran dan dukungan moral dalam menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Orang tua saya yang sangat saya cintai, Kemikson Tarung dan Yussie, yang telah memberikan dukungan moril, materil, bantuan, nasihat, dan doa sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Mumuh Muhidin selaku staf Laboratorium Farmakologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang selalu membantu penulis selama penelitian berlangsung.

5. Sahabat penulis, Andy Yulianto atas segala perhatian, dukungan, dan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu kepada penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(18)

vii

6. Sahabat penulis, Hanifan Nugaha dan F.X Krisnawan Soharto yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

7. Teman penulis, Silvia Saraswati Somya yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Teman penulis yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis selama penelitian, Aristia Ayu.

9. Teman-teman bimbingan KTI yang telah memberikan dukungan selama penelitian, Ayunda Prameswari, Andy Yulianto, dan Elizabeth.

10. Keluarga Angkatan ANTIDOTE 2013 dan AMSA-MCU, terimakasih atas doa, perhatian, dukungan moral dan material selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Keluarga besar dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membaca dan bagi perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Desember 2016


(19)

72

DAFTAR PUSTAKA

Adebisi, S. (2003). Pre-Natal Effects of Ethanol and Folic Acid Supplements on The Mineralisation of Bones in Wistar Rat. Annals of African Medicine, 17-21.

Animal Care and Use Committee. (t.thn.). Dipetik 11 18, 2016, dari John Hopkins University: http://web.jhu.edu/animalcare/procedures/rat.html

Ariontang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press.

Casanova, E. A., Okoniewski, M. J., & Cinelli, P. (2012). Cross-species genome wide expression analysis during pluripotent cell determination in mouse and rat preimplantation embryos. PLoS ONE.

Cinnamon, L. V., Jennifer, L. R., & Andrew, F. R. (2016). Seeley's Essential of Anatomy and Physiology, 9th Edition. USA: Mc-Graw-Hill Education .

Daniel S. Wibowo, W. P. (2008). Anatomi Tubuh Manusia. Graha Ilmu.

Elaine N. Marieb, K. H. (2011). Pearson Anatony & Physiology fourth edition. San

Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Eroschenko, V. P. (2010). Atlas Histologi diFiore dengan korelasi fungsional (11 ed., Vol. BAB IV). Jakarta: EGC.

Gilbert, S. F. (2000). Developmental Biology (6th edition ed.). Sunderland: Sinauer

Associates.

Hall, B. K. (1996). Bones and Cartilage: Developmental and Evolutionary Skeletal Biology. New York: Mc Graw Hill inc.

Hanafiah, M. K. (2003). Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Hartono, E., Bakhriansyah, M., & Handayani, R. (2010). Efek ekstrak Stenochlaena palustris terhadap jumlah circulating endothelial cells Marmota caligata setelah didemamkan. Majalah Farmasi Indonesia, 166-170.

Hill, M. (2013, Oktober 23). Embryology Rat Timeline. Dipetik Desember 19, 2016, dari https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Rat_Timeline Horton. (1990). The biology of bone growth.

IDAI, I. D. (2004). Bayi Berat Lahir Rendah Dalam Standar Pelayanan Medis Kesehatan

Anak. Jakarta.

J. Waschke, F. (2012). Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC.


(20)

73

Kemas Ali Hanafiah, M. (2003). Rancangan Percobaab Aplikatif. Jakarta: Rajawali Pers. Kesmas. (2013, April 10). Epidemiologi BBLR. Dipetik Januari 12, 2016, dari Pengertian,

Dampak dan Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Rendah : http://www.indonesian-publichealth.com/2013/04/epidemiologi-bblr.html

Mescher, A. L. (2010). Junqueira's Basic Histology . USA: The McGraw-Hill Companies,

Inc.

Moore, K. L. (2006). Clinically Oriented Anatomy (5th ed.) . Baltimore: Lippincott

Williams & Wilkins.

Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., & Rodwel, V. W. (2003). Harper’s Illustrated

Biochemistry. Review of Physiological Chemistry. London: Lange Medical Book. Pudjiaji Antonius, H. H. (2010). Pedoman Pelayana Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Jakarta: IDAI.

Purwandari, E. S. (2013). Kelakai Sebagai Sayuran Organik Kalimantan Tengah. Buletin

Inovasi Teknologi Pertanian.

Rosso, P. (1990). Nutrition Metbolism in Pregnancy. New York: Oxford University Press. Schorge, O. J., Schaffer, J. I., Halvorson, L. M., Hoffman, B. L., Bradshaw, K. D., &

Cunningham, F. G. (2010). Williams Gynecology. The Mc-GrawHill Companies,

Inc.

Snell, R. S. (2012). Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Dialih bahasakan oleh Sugarto L. Jakarta: ECG.

Standring, S. B. (2008). Gray's Anatomy. Spain: Elsevier.

Suryani. (2002). Gizi - Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Dirjen Dikti. Depdiknas.

Tortora, G. J. (2009). Principles of Anatomy and Physiology: Maintanance and Continuity of Human Body, Volume 2 (12th ed.). Hoboken: John Wiley & Sons.

UNICEF, W. (2004). Low Birthweight: Country,regional and global estimates.


(1)

71 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan berat badan lahir janin tikus. 2. Ekstrak etanol daun kelakai meningkatkan panjang badan lahir janin tikus. 3. Ekstrak etanol daun kelakai memperpanjang panjang kalsifikasi tulang

femur janin tikus

5.1.1 Simpulan Tambahan

Peningkatan berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur semakin tinggi seiring dengan peningkatan dosis ekstrak etanol daun kelakai.

5.2 Saran

1. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan ekstrak etanol daun kelakai dengan variasi dosis yang lain untuk mengetahui dosis minimal yang dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur janin.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan pewarnaan tulang rawan yaitu Alcian Blue untuk melihat perbandingan tulang yang terkalsifikasi dengan tulang rawan yang terbentuk.

3. Penelitian ini perlu dilanjutkan uji toksisitas dan uji klinik sebelum diimplementasikan pada manusia.


(2)

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KELAKAI

(Stenochlaena palustris) TERHADAP BERAT BADAN,

PANJANG BADAN, DAN PANJANG KALSIFIKASI

TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

YOSEP A TARONG 1310009

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(3)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat yang begitu

besar kepada saya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘Efek Ekstrak

Etanol Daun Kelakai (Stenochlaena palustris) Terhadap Berat Badan, Panjang Badan, dan Panjang Kalsifikasi Tulang Femur Janin Tikus Wistar” dapat diselesaikan dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini banyak dijumpai kesulitan dan hambatan, tetapi dengan bantuan berbagai pihak akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Heddy Herdiman, dr., M.Kes, selaku pembimbing I atas kesediannya membimbing penulis. Atas segala perhatian, kesediaan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, solusi, kesabaran dan dukungan moral yang begitu banyak kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M.Kes., selaku pembimbing II atas segala

perhatian, kesediaan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, solusi, kesabaran dan dukungan moral dalam menyelesaikan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Orang tua saya yang sangat saya cintai, Kemikson Tarung dan Yussie, yang telah memberikan dukungan moril, materil, bantuan, nasihat, dan doa sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Mumuh Muhidin selaku staf Laboratorium Farmakologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang selalu membantu penulis selama penelitian berlangsung.

5. Sahabat penulis, Andy Yulianto atas segala perhatian, dukungan, dan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu kepada penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(4)

vii

6. Sahabat penulis, Hanifan Nugaha dan F.X Krisnawan Soharto yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

7. Teman penulis, Silvia Saraswati Somya yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Teman penulis yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis selama penelitian, Aristia Ayu.

9. Teman-teman bimbingan KTI yang telah memberikan dukungan selama penelitian, Ayunda Prameswari, Andy Yulianto, dan Elizabeth.

10. Keluarga Angkatan ANTIDOTE 2013 dan AMSA-MCU, terimakasih atas doa, perhatian, dukungan moral dan material selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Keluarga besar dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membaca dan bagi perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Desember 2016


(5)

72

DAFTAR PUSTAKA

Adebisi, S. (2003). Pre-Natal Effects of Ethanol and Folic Acid Supplements on The Mineralisation of Bones in Wistar Rat. Annals of African Medicine, 17-21.

Animal Care and Use Committee. (t.thn.). Dipetik 11 18, 2016, dari John Hopkins University: http://web.jhu.edu/animalcare/procedures/rat.html

Ariontang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press.

Casanova, E. A., Okoniewski, M. J., & Cinelli, P. (2012). Cross-species genome wide expression analysis during pluripotent cell determination in mouse and rat preimplantation embryos. PLoS ONE.

Cinnamon, L. V., Jennifer, L. R., & Andrew, F. R. (2016). Seeley's Essential of Anatomy and Physiology, 9th Edition. USA: Mc-Graw-Hill Education .

Daniel S. Wibowo, W. P. (2008). Anatomi Tubuh Manusia. Graha Ilmu.

Elaine N. Marieb, K. H. (2011). Pearson Anatony & Physiology fourth edition. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Eroschenko, V. P. (2010). Atlas Histologi diFiore dengan korelasi fungsional (11 ed., Vol. BAB IV). Jakarta: EGC.

Gilbert, S. F. (2000). Developmental Biology (6th edition ed.). Sunderland: Sinauer Associates.

Hall, B. K. (1996). Bones and Cartilage: Developmental and Evolutionary Skeletal Biology.

New York: Mc Graw Hill inc.

Hanafiah, M. K. (2003). Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Hartono, E., Bakhriansyah, M., & Handayani, R. (2010). Efek ekstrak Stenochlaena palustris terhadap jumlah circulating endothelial cells Marmota caligata setelah didemamkan. Majalah Farmasi Indonesia, 166-170.

Hill, M. (2013, Oktober 23). Embryology Rat Timeline. Dipetik Desember 19, 2016, dari https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Rat_Timeline Horton. (1990). The biology of bone growth.

IDAI, I. D. (2004). Bayi Berat Lahir Rendah Dalam Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta.

J. Waschke, F. (2012). Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC.


(6)

73

Kemas Ali Hanafiah, M. (2003). Rancangan Percobaab Aplikatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Kesmas. (2013, April 10). Epidemiologi BBLR. Dipetik Januari 12, 2016, dari Pengertian, Dampak dan Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Rendah : http://www.indonesian-publichealth.com/2013/04/epidemiologi-bblr.html Mescher, A. L. (2010). Junqueira's Basic Histology . USA: The McGraw-Hill Companies,

Inc.

Moore, K. L. (2006). Clinically Oriented Anatomy (5th ed.) . Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., & Rodwel, V. W. (2003). Harper’s Illustrated

Biochemistry. Review of Physiological Chemistry. London: Lange Medical Book.

Pudjiaji Antonius, H. H. (2010). Pedoman Pelayana Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Jakarta: IDAI.

Purwandari, E. S. (2013). Kelakai Sebagai Sayuran Organik Kalimantan Tengah. Buletin Inovasi Teknologi Pertanian.

Rosso, P. (1990). Nutrition Metbolism in Pregnancy. New York: Oxford University Press.

Schorge, O. J., Schaffer, J. I., Halvorson, L. M., Hoffman, B. L., Bradshaw, K. D., & Cunningham, F. G. (2010). Williams Gynecology. The Mc-GrawHill Companies, Inc.

Snell, R. S. (2012). Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Dialih bahasakan oleh Sugarto L.

Jakarta: ECG.

Standring, S. B. (2008). Gray's Anatomy. Spain: Elsevier.

Suryani. (2002). Gizi - Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Dirjen Dikti. Depdiknas.

Tortora, G. J. (2009). Principles of Anatomy and Physiology: Maintanance and Continuity of Human Body, Volume 2 (12th ed.). Hoboken: John Wiley & Sons.

UNICEF, W. (2004). Low Birthweight: Country,regional and global estimates.