Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Alih Daya dan Penerapan Pengaturan Tenaga Kerja Alih Daya Dalam Perusahaan Farmasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Jo Se Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Syarat-Syarat P

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha TENTANG SYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN

KEPADA PERUSAHAAN LAIN Muhamad Anka Amelianda

(NPM 1187017)

ABSTRAK

Sistem Alih daya adalah penyerahan pekerjaan tertentu suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang merupakan perusahaan user yang dilakukan dengan tujuan untuk membagi resiko dan mengurangi beban perusahaan tersebut. Penyerahan pekerjaan tersebut dilakukan atas dasar perjanjian kerja sama operasional antara perusahaan pemberi kerja (principal/user) dengan perusahaan penerima pekerjaan (perusahaan alih daya). Tenaga kerja alih daya pada dasarnya merupakan milik perusahaan alih daya yang ditempatkan di user sehingga perlindungan perlu diberikan kepada tenaga kerja tersebut. Jasa alih daya di bidang cleaning service dipakai oleh perusahaan farmasi namun di dalam perusahaan farmasi jenis dan sifat pekerjaannya bukan merupakan kegiatan penunjang melainkan berhubungan langsung dengan proses produksi obat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan yuridis normatif yaitu dengan meneliti pada data sekunder bidang hukum yang ada sebagai data kepustakaan dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan kriteriterium kebenaran koheren. Metode penelitian yuridis normatif di dalam penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan pengaturan alih daya dalam perusahaan farmasi serta menganalisis dan mengkaitkannya dengan peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku pada saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa di dalam PKWT masih terdapat klausula yang kurang memberikan perlindungan hukum bagi tenaga kerja alih daya dan masih ada pada kenyataannya di lapangan terdapat perbedaan dan pelanggaran dengan peraturan-peraturan yang mengatur alih daya.


(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha NUMBER 19 OF 2012 CONCERNING THE TERMS OF SUBMISSION TO SOME

OTHER COMPANIES Muhamad Anka Amelianda

(NPM 1187017)

ABSTRACT

Outsourcing system is the handover of a company’s particular job to a third party, which

is a user company, with the intention to share the risk and reduce the company’s burden. The

handover of the work carried out on the basis of operational cooperation agreement between the employer company (principal / user) with the receiving jobs company (outsourcing company). Outsourcing labor basically belongs to the outsourcing company, and yet placed in the user company, so that the protection needs to be given to the labors. In pharmaceutical company, the job type and nature of outsourcing services in the field of cleaning service are not an auxiliary activity but are directly related to pharmacentinel medicine production process.

The method used in this research is normative juridical approach that is to examine the secondary data in the law field as data, using deductive reasoning and truth coherent criteria. Normative juridical research method in this study aims to determine the assembling of the setting of outsourcing in the pharmaceutical companies as well as to analyze and link it with rules and regulations applied at the moment.

Based on the results of this study, it is concluded that in PKWT there are clauses which provide less legal protection for labor outsourcing and there are still some cases which are different and inkonsistensi from the rules of outsourcing field.


(3)

x

Universitas Kristen Maranatha

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PERSETUJUAN REVISI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11


(4)

xi

Universitas Kristen Maranatha

G. Sistematika Penulisan ... 23

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA ALIH DAYA A. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara RI tahun 1945 ... 26

B. Pengertian Pekerjaan ... 32

C. Sejarah Alih Daya ... 33

D. Pengertian dan Tujuan Alih Daya ... 35

1. Pengertian Alih Daya... 35

2. Tujuan Alih Daya ... 35

E. Dasar Hukum Alih Daya ... 37

1. KUH Perdata... 37

2. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ... 38

3. SE Permenakertrans No.19 tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain ... 39

F. Perjanjian dalam Prespektif Hukum ... 41

1. Asas-asas penting dalam suatu perjanjian ... 41

2. Syarat sah Perjanjian ... 42

3. Kelalaian/Wanprestasi ... 43

4. Hapusnya Perjanjian ... 43


(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha

3. PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu ... 48

H. Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Alih Daya ... 50

I. Hak-Hak Tenaga Kerja ... 52

J. Asas Personalitas Dalam Perjanjian (Privity of Contract) ... 54

BAB III KONSISTENSI PENGATURAN TENAGA KERJA ALIH DAYA DALAM PERUSAHAAN FARMASI A. Industri Farmasi ... 57

1. Pengertian Industri Farmasi ... 57

2. Persyaratan Industri Farmasi ... 58

3. Izin Usaha Industri Farmasi ... 59

4. Pencabutan Izin Usaha Industri Farmasi ... 60

B. Prosedur yang dibuat pemerintah dalam proses produksi ... 61

BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan ... 75

1. Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Alih Daya Di dalam PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) ... 75


(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

dan CPOB ... 80

B. Hasil Pengumpulan Data ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

1. Bagi Pemerintah ... 92

2. Bagi Pengusaha... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(7)

xiv

Universitas Kristen Maranatha TABEL 4.1 Hasil Pengumpulan Data (Kuosioner) pada kedua perusahaan farmasi ... 86


(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1 Penelitian Perusahaan Pengguna Jasa Alih Daya Cleaning Service ... 7

Gambar 4.1 Hubungan Hukum antara Tenaga Kerja dengan Perusahaan Alih Daya dan Pengguna Tenaga Kerja ... 76


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha A. Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.1 Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan memerlukan sumber-sumber daya atau disebut juga faktor-faktor produksi meliputi sumber daya manusia/tenaga kerja, modal, sumber daya alam/fisik,

entrepreneur/wirausaha, dan sumber daya informasi.2 Hal ini berarti dalam

proses produksi dibutuhkan tenaga kerja/SDM, modal, yang kesemuanya merupakan faktor penting dalam perusahaan.

Persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan membuat perusahaan harus berkosentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan produk dan jasa yang terkait dengan kompetensi utamanya. Dengan adanya konsentrasi terhadap kompetensi utama dari perusahaan, akan dihasilkan sejumlah produk dan jasa yang memiliki kualitas dan daya saing di pasaran. Iklim persaingan usaha yang makin ketat membuat perusahaan berusaha untuk melakukan

1 Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng, Pengantar Bisnis, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, Bandung,2005. hlm. 2.

2


(10)

Universitas Kristen Maranatha

efisiensi biaya produksi (cost of production). Salah satu solusinya adalah dengan sistem alih daya, dimana dengan sistem ini perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Alih daya (outsourcing) diartikan sebagai pemindahan atau pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para pihak atau dengan kata lain alih daya merupakan proses pemindahan tanggung jawab tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain di luar perusahaan induk.3

Alih daya adalah penyerahan pekerjaan tertentu suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang merupakan perusahaan user yang dilakukan dengan tujuan untuk membagi resiko dan mengurangi beban perusahaan tersebut. Penyerahan pekerjaan tersebut dilakukan atas dasar perjanjian kerjasama operasional antara perusahaan pemberi kerja (principal/user) dengan perusahaan penerima pekerjaan (perusahaan alih daya). Dalam kaitannya dengan ini, ada tiga pihak dalam sistem alih daya yaitu, Perusahaan

3 Seperti dikutip dari penulisan tugas akhir/skripsi, Rizka Adellina,Perlindungan hukum terhadap tenagakerja satuan pengamanan (satpam) yang ditempatkan di PT.Telkom oleh PT.Shandy Putra Makmur berdasarkan sistem outsourcing dihubungkan dengan undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,Bandung : UNPAD,2009.


(11)

Universitas Kristen Maranatha principal/user (pemberi kerja), Perusahaan penyedia jasa tenaga kerja, dan Tenaga kerja.4

Sistem alih daya pada dasarnya hanya boleh diterapkan pada jenis pekerjaan tertentu saja yaitu pekerjaan yang kegiatannya merupakan kegiatan penunjang (non core business) atau kegiatannya tidak berhubungan langsung dengan proses produksi dan tidak boleh diterapkan pada pekerjaan yang kegiatannya bersifat pokok (core business) atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi seperti disebutkan dalam Pasal 66 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.5

Sistem alih daya telah membuka peluang munculnya perusahaan baru di bidang jasa alih daya, dan pada sisi lain telah memungkinkan perusahaan yang telah berdiri untuk melakukan efisiensi melalui pemanfaatan jasa perusahaan alih daya. Sistem alih daya ditujukan untuk mengatasi beberapa permasalahan perekonomian oleh karena itu, pekerjaan yang dialihdayakan bukanlah pekerjaan yang berhubungan langsung dengan inti bisnis perusahaan, melainkan pekerjaan penunjang (staff level ke bawah). Meski terkadang ada juga posisi manajerial yang di alih daya, namun tetap saja hanya untuk pekerjaan dalam waktu tertentu.

Sistem alih daya dalam praktiknya dan pengaturan penyalurannya juga diatur dalam SE Permenakertrans No.19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat

4 Ibid. 5


(12)

Universitas Kristen Maranatha

penyerahaan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, sistem alih daya hanya boleh diterapkan pada kegiatan yang sifatnya penunjang atau yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi, seperti disebutkan dalam Pasal 17 ayat 2 dan 3 SE Permenakertrans No.19 Tahun 2012 yang berbunyi :

Ayat 2: ”Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merupakan kegiatan

penunjang atau yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.” Ayat 3: “Kegiatan jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

meliputi: a.Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service); b.Usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering); c.Usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan); d.Usaha jasa penunjang di pertambangan dan

perminyakan; dan e.Usaha penyedia angkutan bagi pekerja/buruh.”

Alih daya harus dipandang secara jangka panjang, mulai dari pengembangan karir pekerja, efisiensi dalam bidang tenaga kerja, organisasi, benefit dan lain sebagainya. Perusahaan dapat fokus pada kompetensi utamanya dalam bisnis sehingga dapat berkompetensi dalam pasar, dimana hal-hal intern perusahaan yang bersifat penunjang (supporting) dialihkan kepada pihak yang lebih professional. Pada pelaksanaannya, pengalihan ini juga menimbulkan beberapa permasalahan terutama masalah ketenagakerjaan mengingat secara hukum hubungan kerja yang terjadi adalah antara pekerja dengan perusahaan penyedia tenaga kerja sedangkan pekerja dalam kesehariannya bekerja di perusahaan pemberi kerja (principal) dan harus tunduk pada peraturan perusahaan pemberi kerja walaupun antara keduanya tidak ada hubungan hukum secara langsung.


(13)

Universitas Kristen Maranatha

Namun karena perusahaan Alih daya merupakan perusahaan alih daya atau perusahaan penyedia tenaga kerja, yang artinya bertugas untuk merekrut pekerja/buruh dan langsung menyalurkannya ke perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Alih daya ini maka perusahaan Alih daya mempunyai kewajiban memberikan perlindungan hukum atau kompensasi terhadap tenaga kerjanya yang ditempatkan ke perusahaan lain. Karena tidak dapat dipungkiri dapat terjadinya sesuatu yang tidak sesuai seperti yang diharapkan dan apabila terjadi sesuatu yang dapat merugikan tenaga terjanya maka akan menjadi tanggung jawab dari Perusahaan alih daya.

Seringkali tenaga kerja alih daya tidak mendapatkan haknya secara penuh seperti yang dicantumkan didalam perjanjian kerja waktu tertentu yang sebelumnya telah disepakati. Sehingga ketika terjadi wanprestasi yang menyebabkan tenaga kerja itu mengalami kerugian karena haknya tidak sepenuhnya terpenuhi. Hal ini juga tidak dapat dipungkiri jika terjadinya kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja itu sendiri.

Seharusnya Perusahaan alih daya lebih memperhatikan tentang pemberian jaminan apabila terjadi sesuatu kepada tenaga kerjanya yang ditempatkan diperusahaaan lain, dengan memberikan bantuan ganti rugi/kompensasi apabila tenaga kerja mengalami kerugian atau tidak menerima hak dan kewajibannya sesuai dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang sebelumnya telah disepakati oleh para pihak.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

Melihat semakin banyaknya praktik alih daya yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan termasuk pula perusahaan-perusahaan milik negara di Indonesia dan mengingat jenis pekerjaan yang dapat disalurkan melalui Alih daya maka kita harus memperhatikan apakah tenaga kerja yang disalurkan kepada perusahaan principal/user yang ada diperusahaan farmasi sudah ditempatkan sesuai dengan sifat pekerjaan berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 dan SE Permenakertrans No.19 Tahun 2012 guna menciptakan konsistensi antara dua peraturan yang mengatur tentang tenaga kerja.

Perusahaan farmasi merupakan perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Mereka dapat membuat obat generik dan bermerek.6 Sudah banyak perusahaan farmasi yang menggunakan jasa praktik alih daya dalam perekrutan sebagian tenaga kerjanya terutama cleaning service, hal ini sudah dibuktikan berdasarkan penelitian dari PPM Riset Management yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti pada gambar dibawah ini :

6


(15)

Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1

Penelitian Perusahaan Pengguna Jasa Alih Daya Cleaning Service

Sumber: Divisi Riset PPM,Manajemen Agustus 2008 .

Berdasarkan gambar di atas dari hasil penelitian tersebut 80%

perusahaan farmasi menggunakan jasa alih daya tenaga kerja cleaning service, tugas cleaning service adalah memberikan pelayanan kebersihan, kerapihan dan Hygienisasi dari sebuah gedung/bangunan baik indoor ataupun outdoor

sehingga tercipta suasana yang comfortable dalam menunjang aktifitas sehari-hari sebagai tujuan jangka pendeknya, dan sebagai tujuan jangka panjangnya adalah untuk mempertahankan life of time benda yang termasuk dalam lingkup kerja cleaning service tersebut.7

Tenaga kerja alih daya sendiri harus merupakan salah satu kegiatan penunjang (non core business) atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung

7

http://terminaljasa.wordpress.com/cleaning-service-2/ September 2014

TIDAK YA 100% 100% 100% 100% 60,00% 80,00% 57,14% 100,00% 40,00% 20,00% 42,86%

Industri Makanan & Minuman Industri Pengolahan Karet & Plastik Industri Jasa Pendidikan Industri Kertas Industri Telekomunikasi & Informasi Teknologi Industri Farmasi & Kimia Dasar Industri Alat Berat, Mesin, dan Sarana Transportasi (otomotif dan suku cadang) Industri Perbankan


(16)

Universitas Kristen Maranatha

dengan proses produksi apabila perusahaan farmasi menggunakan tenaga kerja alih daya yang merupakan tenaga kerja seperti cleaning service. Cleaning service untuk sebagian perusahaan merupakan kegiatan penunjang (non core business) sehingga kegiatannya harus yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi, namun didalam perusahaan farmasi yang merupakan perusahaan pembuat obat-obatan memiliki prosedur bagi perusahaan farmasi yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai pembuatan obat yaitu CPOB (cara pembuatan obat yang baik) yang diatur didalam dan perusahaan farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan NO.43/Menkes/SK/II/1998 sehingga hal ini menjadi kewajiban dalam perusahaan farmasi dan merupakan yang syarat yang wajib dilakukan dalam proses produksi obat.

Didalam aspek dan ruang lingkup CPOB ini poin 5 menyebutkan

“sanitasi dan hygiene”. Sanitasi dan hygiene merupakan standart perusahaan farmasi dalam CPOB dan dalam pedoman CPOB 2012 mengatakan bahwa poin 5 ini berbeda dari poin 1-4 CPOB yang berhubungan langsung dengan pengerjaan pembuatan obat tetapi dalam poin 5 ini sanitasi dan hygiene masuk dalam Klasifikasi Ruang Bersih dan Sarana Udara Bersih yaitu :

Klasifikasi ruangan adalah bagian dari kualifikasi awal fasilitas dan

biasanya juga dilakukan pada saat rekualifikasi rutin; artinya baik aktivitas klasifikasi maupun status klasifikasi akhir yang harus dicapai untuk ruangan bersih dan sarana udara bersih. Aneks 1 ini berkaitan langsung dengan klasifikasi ruang bersih dan sarana udara bersih sesuai ISO 14644. Untuk

lebih besar dari 5um.”

Yang merupakan dipakai untuk proses produksi dan berdasarkan pengertian dari tugas cleaning service di atas berarti pekerjaan kebersihan


(17)

Universitas Kristen Maranatha

ruangan ini dilakukan oleh petugas kebersihan (cleaning service) dan juga berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PPM Riset Manajemen seperti yang telah disebutkan perusahaan farmasi sudah 80% menggunakan jasa cleaning service yang berasal dari alih daya sehingga pengerjaan dalam hal sanitasi dan hyigiene ini seharusnya tidak boleh dilakukan oleh pekerja alih daya, dalam hal ini menyebabkan adanya dugaan inkonsisten fakta dilapangan dengan SE PERMENAKERTRANS Nomor 19 tahun 2012 dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dalam jenis dan sifat pekerjaan alih daya yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan ini. Karena jika menyoroti dari dalam hal cleaning service apabila dalam perusahaan farmasi sudah jelas bukan sifat pekerjaan yang penunjang melainkan pekerjaan yang berhubungan dengan proses produksi/pekerjaan pokok dan hanya boleh dilakukan oleh pegawai tetap.

Permasalahan alih daya(alih daya) yang penulis ketahui sudah banyak diteliti sebelumnya diantaranya oleh Rizka Adellina, Mahasiswa Program

Hukum Universitas Padjajaran dengan judul “Perlindungan Hukum Tenaga

Kerja Satuan Pengamanan (Satpam) yang Ditempatkan di PT.Telkom oleh PT.Shandy Putra Makmur Berdasarkan Sistem Outsourcing dengan

Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan”, Kemudian oleh Keshy

Meida Kurnia Restu, Mahasiswa Program Hukum Universitas Amdalas Padang

dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Outsourcing (Alih Daya)


(18)

Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan pemaparan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai perlindungan hukum bagi tenaga kerja alih daya dan konsistensi pengaturan tenaga kerja alih daya di dalam perusahaan farmasi dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi yang berjudul:

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA ALIH DAYA DAN PENERAPAN PENGATURAN TENAGA KERJA ALIH DAYA DALAM PERUSAHAAN FARMASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN JO SE PERMENAKERTRANS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

SYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN

KEPADA PERUSAHAAN LAIN”

B.Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimanakah (perlindungan hukum) tenaga kerja alih daya didalam PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu) antara pekerja dan perusahaan penyedia jasa pekerja?

2. Bagaimana pengaturan mengenai Cleaning service bagian dari proses produksi pembuatan obat didalam perusahaan farmasi dilihat Undang-Undang No.13 tahun 2003 dihubungkan dengan SE PERMANKERTRANS No.19 tahun 2012?


(19)

Universitas Kristen Maranatha C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan mengkaji apakah perlindungan hukum bagi tenaga kerja alih daya sudah diberikan didalam perjanjian kerjanya.

2. Untuk mengetahui dan mengkaji kebenaran ketentuan Alih daya dalam perusahaan farmasi berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 dihubungkan dengan SE PERMENAKERTRANS No.19 tahun 2012.

D.Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu : 1. Kegunaan Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu hukum khususnya bidang hukum ketenagakerjaan mengenai perlindungan hukum tenaga kerja alih daya didalam perusahaan user sehingga dapat menambah pengetahuan hukum bagi mereka yang membutuhkannya dimasa ini dan dimasa yang akan datang.

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi pemerintah agar lebih mengkaji mengenai pengaturan tenaga kerja alih daya terkait dengan pelaksanaan alih daya pada suatu perusahaan.

b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi para pengusaha terkait dengan pelaksanaan alih daya dalam suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(20)

Universitas Kristen Maranatha E.Kerangka Pemikiran

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Berdasarkan declaration of human rights yang membahas mengenai isi pernyataan umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang antara lain mencantumkan, bahwa setiap orang mempunyai hak : Hidup; Kemerdekaan dan keamanan badan; Diakui kepribadiannya; Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum dalam perkara pidana; seperti diperiksa di muka umum; Dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah; Masuk dan keluar wilayah suatu Negara; Mendapatkan suaka; Mendapatkan suatu kebangsaan; Mendapatkan hak milik atas benda; Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan; Bebas memeluk agama; Mengeluarkan pendapat; Berapat dan berkumpul; Mendapat jaminan sosial; Mendapatkan pekerjaan; Berdagang; Mendapatkan pendidikan; Turut serta dalam gerakan kebudayaan; dan Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan.8

Maka setiap manusia berhak mendapatkan hak-haknya seperti yang telah diungkapkan dalam Declaration of Human rights, didalam kehidupan juga manusia berhak untuk mendapatkan pekerjaan sehingga manusia berhak untuk

8

http://id.wikipedia.org/wiki/Pernyataan_Umum_tentang_Hak-Hak_Asasi_Manusia 15 Oktober 2014


(21)

Universitas Kristen Maranatha

melakukan bisnis. Dengan adanya hak mendapatkan pekerjaan yang merupakan Hak Asasi dari setiap manusia melakukan pekerjaan berarti memiliki hubungan kerja dengan tempat ia pekerja dan harus membuat perjanjian kerja antara calon pekerja dan perusahaan.

Hak konstitusional warga Negara salah satunya hak atas kerja dan penghidupan yang layak. Hal ini dijabarkan hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2), Hak untuk bekerja dan mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28D ayat 2), dan Hak untuk tidak diperbudak (pasal 28 I ayat 1) dalam Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke-2.

Bisnis alih daya (outsourcing) berkaitan erat dengan praktik ketenagakerjaan, peraturan-peraturan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan menjadi faktor penting dalam memacu perkembangan alih daya di Indonesia. Legalisasi penggunaan jasa alih daya baru terjadi pada tahun 2003, yakni dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Dalam bidang ketenagakerjaan, alih daya diartikan sebagai pemanfaatan tenaga kerja untuk memproduksi atau melaksanakan suatu pekerjaan oleh suatu perusahaan, melalui perusahaan penyedia/pengerah tenaga kerja. Ini berarti ada perusahaan yang secara khusus melatih/mempersiapkan, menyediakan, memperkerjakan tenaga kerja untuk kepentingan perusahaan lain. Perusahaan


(22)

Universitas Kristen Maranatha

inilah yang mempunyai hubungan kerja secara langsung dengan buruh/pekerja yang dipekerjakan.9

Alih daya merupakan bisnis kemitraan dengan tujuan memperoleh keuntungan bersama, membuka peluang bagi berdirinya perusahaan-perusahaan baru di bidang jasa penyedia tenaga kerja, serta efisiensi bagi dunia usaha. Pengusaha tidak perlu disibukan dengan urusan yang tidak terlalu penting yang banyak memakan waktu dan pikiran karena hal tersebut bisa diserahkan kepada perusahaan yang khusus bergerak di bidang itu.10

Berkaitan dengan outsoucing, peraturan yang mengatur hal tersebut ada di Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 56, pasal 57, pasal 58, pasal 59, pasal 60, pasal 61, pasal 62, pasal 63, pasal 64, pasal 65, pasal 66). Sedangkan dalam praktik Alih dayanya sendiri pengaturannya menggunakan PERMEN No.19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.

Tenaga kerja alih daya sendiri harus merupakan salah satu kegiatan penunjang (non core business) atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi , karena dalam perusahaan yang bersistem alih daya perjanjian yang dipakai terhadap tenaga kerjanya sendiri yaitu perjanjian waktu tertentu atau PKWT .

Didalam perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) mengatur mengenai sifat pekerjaan yang dapat dibuat melalui PKWT seperti disebutkan didalam

9 Husni, Pengantar hukum ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2012. hlm 186.

10


(23)

Universitas Kristen Maranatha

pasal 59 ayat 1Undang-undang No.13 tahun 2003 , mengatakan bahwa PKWT dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifatnya :

a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;

c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

Salah satu bentuk pelaksanaan alih daya adalah melalui perjanjian pemborongan pekerjaan. Dalam pasal 1601 b KUHPerdata disebutkan perjanjian pemborongan pekerjaan, yakni sebagai perjanjian dengan mana pihak yang satu, si pemborong mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pekerjaan bagi pihak lain, pihak yang memborongkan dengan menerima suatu harga yang ditentukan.

Dalam pelaksanaan sistem alih daya masih memiliki kendala yaitu ketidakjelasan jenis pekerjaan yang diatur dalam Undang-undang No.13 tahun 2003 Sehingga Perusahaan berpikir bahwa semua jenis pekerjaan dapat masuk dalam sistem alih daya , namun setelah keluarnya SE Permenakertrans no 19 tahun 2012 disebutkan bahwa hanya ada 5 pekerjaan yang dapat masuk sistem alih daya ini yaitu pada pasal 17 ayat 3 SE Permenakertrans No.19 tahun 2012 :

“Kegiatan jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a.usaha pelayanan kebersihan (cleaning service),b.usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering); c.usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan); d.usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan; dan e.usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh”.

Pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan penyedia jasa pekerja, juga memperoleh hak yang sama dengan yang diperjanjikan, mengenai perlindungan


(24)

Universitas Kristen Maranatha

upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang timbul dengan pekerja lainnya di perusahaan penyedia jasa pekerja (pasal 66 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Perusahaan penyedia jasa pekerja yang memperoleh pekerjaan, dari perusahaan pemberi pekerjaan, dari perusahaan pemberi kerja, kedua belah pihak wajib membuat perjanjian tertulis yang sekurang-kurangnya memuat:

“1. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja;

2. Penegasan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan,, hubungan kerja yang terjadi adalah antara perusahaan penyedia jasa pekerja dengan pekerja yang dipekerjakan perusahaan penyedia jasa pekerja, sehingga perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja;

3. Penegasan bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja bersedia menerima pekerja dari perusahaan penyedia jasa pekerja sebelumnya untuk jenis-jenis pekerjaan yang terus-menerus ada di perusahaan pemberi kerja dalam hal terjadi penggantian perusahaan penyedia jasa pekerja.”11

Didalam Perusahaan baik perusahaan di bidang Alih daya ataupun bidang lainnya pasti ada yang namanya Perjanjian Kerja terhadap karyawan.Setiap perjanjian Kerja diatur didalam KUH Perdata didalam Buku ketiga tentang perikatan Bab VIIA tentang Perjanjian Kerja dan diatur didalam pasal 1601, 1601A, 1601B, 1601C. Perjanjian Kerja merupakan hal yang sangat penting didalam Perusahaan karena Perjanjian Kerja merupakan Kesepakatan untuk Karyawan untuk melakukan tugasnya dengan menyepakati

11


(25)

Universitas Kristen Maranatha

peraturan/ketentuan yang disyaratkan terhadap karyawan tersebut yang tercantum didalam Perjanjian Kerja itu.

Didalam perusahaan Alih daya Perjanjian kerja diatur didalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan , sistem perjanjian kerja yang Perusahaan Alih daya gunakan terhadap karyawan yang akan di salurkan/di Alih daya kan adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yaitu merupakan perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha yang dibuat untuk jenis pekerjaan tertentu yang akan diselesaikan dengan waktu tertentu. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ini diatur didalam pasal 50 sampai dengan pasal 66 Undang-undang No.13 tahun 2003.

Alih daya memang merupakan hak pengusaha, namum pelaksanaan hak itu ada persyaratan tertentu dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang belaku. Artinya dalam melakukan alih daya disamping harus memenuhi syarat materiil dan formil, secara substansial tidak boleh mengurangi hak-hak normatif pekerja/buruh.12

Selain itu penyedia jasa pekerja harus memperhatikan jaminan untuk pekerja/buruh dengan memberikan perlindungan pekerjaan, perlindungan pekerjaan dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan tuntutan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja itu. Berkaitan dengan hal tersebut, Iman Soepomo membagi

12

Abdul Khakim, Dasar-dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Bandung : Citra Aditya Bakti,2009. hlm 74,


(26)

Universitas Kristen Maranatha

perlindungan pekerja ini menjadi 3(tiga) macam yaitu : Perlindungan Ekonomis, Sosial, dan Teknis.

“1. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan

pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya

sebagaimana manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga. Perlindungan sosial disebut juga dengan kesehatan kerja.

2. Perlindungan teknis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan

usaha-usaha untuk menjaga agar pekerja/buruh terhindar dari bahaya kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Perlindungan ini lebih sering disebut sebagai keselamatan kerja.

3. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan

dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja/buruh suatu penghasilan yang cukup guna memenuhi keperluan sehari-hari baginya dan keluarganya, termasuk dalam hal pekerja/buruh tidak mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini

biasanya disebut dengan jaminan sosial.”13

Dengan memberikan perlindungan atau jaminan bagi pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja maka keadilan bagi pekerja/buruh tersebut menjadi terpenuhi sehingga baik pihak pengusaha dan tenaga kerja saling menguntungkan satu sama lain.

Melihat semakin banyaknya praktik alih daya yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan termasuk pula perusahaan-perusahaan milik Negara di Indonesia dan mengingat jenis pekerjaan yang dapat disalurkan melalui alih daya maka kita harus memperhatikan apakah tenaga kerja yang disalurkan kepada perusahaan principal/user sudah ditempatkan sesuai dengan sifat

13

Zainal Asikin,et.al, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Jakarta : Rajawali Pers,1997. hlm 76-77.


(27)

Universitas Kristen Maranatha

pekerjaan berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 dan SE Permenakertrans No.19 Tahun 2012 guna menciptakan konsistensi antara dua peraturan yang mengatur tentang tenaga kerja. Semakin banyaknya praktik alih daya semakin banyak pula perusahaan yang menggunakan jasa alih daya dalam merekrut tenaga kerja kedalam perusahaannya agar mempermudah proses perekruitan dan biaya yang murah juga. Berbagai perusahaan menggunakan jasa alih daya perusahaan farmasi pun menggunakan jasa ini contoh seperti perekrutan tenaga kebersihan (cleaning service).

Perusahaan farmasi merupakan perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, teutama dalam hal kesehatan. Mereka dapat membuat obat generik dan bermerek.14

Perusahaan farmasi yang merupakan perusahaan pembuat obat-obatan memiliki prosedur bagi perusahaan farmasi yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai pembuatan obat yaitu CPOB (cara pembuatan obat yang baik) yang diatur didalam dan perusahaan farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB

sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan

NO.43/Menkes/SK/II/1998 dan merupakan kewajiban bagi perusahaan farmasi yang menjadi syarat dalam produksi.

Aspek-aspek dan ruang lingkup dalam CPOB 2012 yaitu :

“1. Manajemen mutu

2. Personalia

3. Bangunan dan fasilitas

4. Peralatan

5. Sanitasi dan hygiene

14


(28)

Universitas Kristen Maranatha

6. Produksi

7. Pengawasan mutu

8. Inspeksi diri dan audit mutu & persetujuan pemasok

9. Penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk

10.Dokumentasi

11.Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak.

12.Kualifikasi dan validasi.” 15

Berdasarkan poin no 5 dari prosedur CPOB didalam perusahaan farmasi hal ini merupakan yang dilakukan oleh bagian kebersihan (cleaning service). Berdasarkan dari pedoman CPOB 2012 poin 5 ini ruang lingkupnya mengenai Klasifikasi Ruang Bersih dan Sarana Udara Bersih yaitu :

“Klasifikasi ruangan adalah bagian dari kualifikasi awal fasilitas dan

biasanya juga dilakukan pada saat rekualifikasi rutin; artinya baik aktivitas klasifikasi maupun status klasifikasi akhir yang harus dicapai untuk ruangan bersih dan sarana udara bersih. Aneks 1 ini berkaitan langsung dengan klasifikasi ruang bersih dan sarana udara bersih sesuai ISO 14644. Untuk lebih

besar dari 5um.”

Dan melihat dari penelitian yang dilakukan Divisi Riset PPM Manajemen yang mengatakan bahwa 80% perusahaan farmasi menggunakan tenaga kerja alih daya yaitu cleaning service dan melihat juga dari pengertian tugas dari cleaning service yang telah disebutkan sebelumnya artinya dilakukannya oleh tenaga kerja cleaning service dan merupakan tenaga kerja alih daya. Melihat dari sifat pekerjaan tenaga kerja alih daya yang kegiatannya merupakan kegiatan penunjang (non core business) atau kegiatannya tidak berhubungan langsung dengan proses produksi dan tidak boleh diterapkan pada pekerjaan yang kegiatannya bersifat pokok (core business) atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi seperti disebutkan dalam Pasal

15

http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/12/cpob-cara-pembuatan-obat-yang-baik-2012_15.html?m=1 15 Oktober 2014


(29)

Universitas Kristen Maranatha

66 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sehingga apabila didalam perusahaan farmasi CPOB merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan proses produksi jadi seharusnya ini tidak boleh dikerjakan oleh cleaning service dari alih daya karena bukan sebagai pekerjaan yang sifatnya penunjang sehingga disini terjadi adanya dugaan inkonsistensi pengaturan tenaga kerja alih daya didalam perusahaan farmasi dengan peraturan yang sudah ada yaitu Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Surat Edaran Permenakertrans Nomor 12 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis ingin mengkaji mengenai Perlindungan hukum bagi tenaga kerja alih daya dan konsistensi pengaturan tenaga kerja alih daya didalam perusahaan farmasi berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 dan SE Permenakertrans No.19 Tahun 2012.

F. Metode Penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif

yaitu dengan meneliti pada data sekunder bidang hukum yang ada sebagai data kepustakaan dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan kriteriterium kebenaran koheren.

1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan memberi gambaran dan menganalisis mengenai fakta-fakta yang ada


(30)

Universitas Kristen Maranatha

secara utuh dan menyeluruh dengan memperhatikan data-data, peraturan-peraturan yang berlaku dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas.

2. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dalam hal ini dipaparkan mengenai konsistensi pengaturan tenaga kerja alih daya dalam perusahaan famasi serta menganalisis dan mengkaitkannya dengan peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku pada saat ini.

3. Tahap Penelitian

Dalam tahap penelitian untuk skripsi ini menggunakan metode studi kepustakaan seperti:

1) Bahan-bahan hukum primer berupa perundang-undangan yaitu Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan SE PERMENAKERTRANS No.19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain.

2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan-bahan hukum primer, antara lain berasal dari jurnal-jurnal hukum dan pendapat-pendapat para ahli yang berkaitan dengan pelaksanaan alih daya.


(31)

Universitas Kristen Maranatha

3) Bahan-bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain kamus, koran, internet, dan ensiklopedia.

Penulis juga selain menggunakan metode kepustakaan juga menggunakan metode studi lapangan namun hanya untuk memperkuat data primer saja.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian yang dikumpulkan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu melalui studi dokumen.

5. Metode Analisis Data

Dianalisis dari hasil penelitian yang telah terkumpul dengan metode analisis yuridis kualitatif, data yang diperoleh kemudian disusun secara kualitatif untuk mencapai kejelasan yang dibahas tanpa menggunakan rumus dan angka.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pokok persoalan yang akan dibahas secara keseluruhan, maka dibuat suatu sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab yakni sebagai berikut:


(32)

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang, identifikasi masalah yang akan diangkat, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA ALIH DAYA

Bagian ini berisikan uraian teori, konsep, asas, norma, doktrin yang relevan mengenai masalah hukum yang diteliti baik dari buku, jurnal ilmiah, yurisprudensi, perundang-undangan, dan sumber data lainnya.

BAB III PENGATURAN TENAGA KERJA ALIH DAYA DALAM PERUSAHAAN FARMASI

Bagian ini berisikan mengenai objek penelitian, uraian ditulis dalam bentuk deskriptif.

BAB IV PEMBAHASAN

Bagian ini berisikan uraian yang memuat mengenai analisis atau pembahasan sesuai dengan identifikasi masalah.


(33)

Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN & SARAN

Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan jawaban atas identifikasi masalah, sedangkan saran merupakan usulan yang operasional, konkret, dan praktis serta merupakan kesinambungan atas identifikasi masalah.


(34)

90

Universitas Kristen Maranatha A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang dilakukan pada BAB IV, mengenai Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Alih Daya Dan Konsistensi Pengaturan Tenaga Kerja Alih Daya Dalam Perusahaan Farmasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Jo Se Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Kepada Perusahaan Lain, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Meskipun perlindungan hukum bagi tenaga kerja alih daya sudah dicantumkan dalam PKWT, tenaga kerja tersebut masih belum merasa terlindungi karena didalam PKWT antara penyedia tenaga kerja dengan tenaga kerja alih daya dalam praktik masih terdapat klausula yang kurang memberikan perlindungan hukum bagi tenaga kerja alih daya.

2. Jika menyoroti mengenai cleaning service dalam perusahaan farmasi sudah jelas bukan termasuk sifat pekerjaan penunjang sehingga seharusnya cleaning service dalam perusahaan farmasi merupakan pekerja tetap bukan tenaga kerja alih daya. Berdasarkan hasil dari studi berupa kuesioner kepada 2 (dua) perusahaan farmasi yang ada di Kota Bandung kedua farmasi tersebut membenarkan bahwa didalam perusahaan farmasi itu ada tenaga kerja alih daya yang bekerja sebagai cleaning service, Bahwa prosedur yang


(35)

Universitas Kristen Maranatha

dikeluarkan pemerintah yaitu CPOB merupakan kewajiban dari setiap perusahaan farmasi dan wajib dilakukan, dari kuesioner pada kedua perusahaan farmasi tersebut keduanya sudah menerapkan CPOB sebagai prosedur perusahaan dalam pembuatan obat. Kedua perusahaan membenarkan bahwa kebersihan ruangan dari pembuatan obat merupakan kewajiban karena dapat menghambat proses pembuatan obat, Kedua perusahaan sudah membenarkan bahwa prosedur CPOB ini apabila tidak dilakukan akan menghambat proses produksi obat/ uji kelayakan obat. Dan kedua perusahaan ini memperkerjakan tenaga kerja alih daya (cleaning service) dibagian kebersihan yang bertugas membersihkan lingkungan produksi baik ruangan produksi maupun alat-alat yang membantu proses pembuatan obat. Dengan adanya hasil dari kuesioner ini sudah jelas bahwa fakta di lapangan pengaturan Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan SE PERMENAKERTRANS No.19 Tahun 2012 yang mengatur mengenai syarat-syarat bagi perusahaan alih daya telah dilanggar dan juga sudah melanggar ketentuan yang ada di dalam PKWT karena tenaga kerja cleaning service dalam perusahaan farmasi mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan pokok/proses produksi yang seharusnya menggunakan perjanjian PKWTT.


(36)

Universitas Kristen Maranatha B. Saran

1. Bagi Pemerintah

Sebaiknya pemerintah perlu lebih memperhatikan mengenai pengawasan pelaksanaan peraturan dilapangan atau fakta yang ada karena pada faktanya peraturan yang ada yaitu Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan SE PERMENAKERTRANS No.19 tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Kepada Perusahaan Lain yang sudah diatur berbeda dengan kenyataan yang ada.

2. Bagi Pengusaha

Pengusaha sebaiknya apabila menggunakan jasa tenaga kerja alih daya disarankan agar lebih memahami aturan-aturan yang ada didalam Undang-undang yang mengatur mengenai alih daya karena pada kenyataannya tenaga kerja alih daya tersebut di pekerjakan tidak sesuai dengan syarat-syarat tenaga kerja alih daya. Dan syarat-syarat pekerjaan didalam perjanjian kerja berupa PKWT karena pekerjaanya diperusahaan tersebut melakukan kegiatan pokok dan seharusnya tidak boleh dilakukan oleh tenaga kerja alih daya melainkan dikerjakan oleh pekerja tetap. Apabila tetap ingin menggunakan tenaga kerja alih daya setidaknya tenaga kerja alih daya harus diberikan pelatihan dulu mengenai CPOB dan pemahaman mengenai peraturan-peraturan lain yang diatur dalam perusahaan farmasi.


(37)

Universitas Kristen Maranatha Data Pribadi:

Nama : Muhamad Anka Amelianda

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 17 September 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Handphone : 089675177594

E-mail : muhanka@yahoo.com

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Sudah Menikah

Agama : Islam

Riwayat Akademik:

Tahun Nama Sekolah Keterangan

2011-sekarang

Program Studi Hukum Bisnis S1, Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

Lulus Berijazah

2008-2011 SMA Negeri 13 Bandung Lulus Berijazah

2005-2008 SMP Assalam Lulus Berijazah

1999-2005 SD Negeri Taman Kopo Indah II Lulus Berijazah


(38)

93

Universitas Kristen Maranatha

Abdul Khakim, Dasar-dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Bandung: Citra Aditya Bakti,2009.

Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan,Jakarta: Sinar Grafika,2011.

Djumadi,Hukum Perburuhan : Perjanjian Kerja, Jakarta :Rajawali Pers,2004.

Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta : DJambatan,1989.

Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng, Pengantar Bisnis, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, Bandung,2005.

Jimly Asshiddiqie, Merawat dan Memenuhi Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara. Jakarta : Komnas Perempuan.2010.

Lalu Husni, Pengantar hukum ketenagakerjaan Indonesia,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012.

Subekti,Aneka Perjanjian,Alumni Bandung:Citra Aditya Bakti,1982.

Wiwoho Soedjono,2008,hukum perjanjian kerja.jakarta:Bina Aksara

Zainal Asikin,et.al, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Rajawali Pers,1997


(39)

94

Universitas Kristen Maranatha

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

SE PERMENAKERTRANS No.19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain.

LAIN-LAIN :

Declaration of Human Rights.

Elib.unikom.ac.id

Kuesioner terhadap 2 Perusahaan Farmasi di Kota Bandung.

PKWT Perusahaan Alih Daya

Penelitian PPM Riset Management.

Penulisan tugas akhir/skripsi, Rizka Adellina,Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja satuan pengamanan (satpam) yang ditempatkan di PT.Telkom oleh PT.Shandy Putra Makmur berdasarkan sistem outsourcing dihubungkan dengan undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,Bandung: UNPAD,2009.


(40)

95

Universitas Kristen Maranatha

yang-baik-2012_15.html?m=1

http://terminaljasa.wordpress.com/cleaning-service-2/ http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan.

http://manfaat-pengetahuan.blogspot.com/2013/05/pengertian-pekerjaan.html?m=1.

http://m.hukumonline.com/klinik/detail/cl33/wanprestasi-dan-penipuan.

http://504642.blogspot.com/2012/10/perjanjian-kerja-perburuhan.html

http://hukumtenagakerja.com/perjanjian-kerja-untuk-waktu-tidak-tertentu/

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131607-T%2027555-Pemberian%20jamsostek-Tinjauan%20literatur.pdf.

http://reposity.usu.ac.id/bitstream/123456789/17930/4/Chapter%2520II.pdf&ve d=0CC4QFjA

F&usg=AFQjCNHq-yjiLqdp25oFUMgf8bzGsqr0_Q&sig2=dTpTFD5-sk-sSoLIw6u6SA https:/.coretanfifi.wordpress.com/2013/03/26/industri-farmasi

http://reposity.usu.ac.id/bitstream/123456789/17930/4/Chapter%2520II.pdf&ve


(41)

96

Universitas Kristen Maranatha


(1)

92

Universitas Kristen Maranatha

B. Saran

1. Bagi Pemerintah

Sebaiknya pemerintah perlu lebih memperhatikan mengenai pengawasan pelaksanaan peraturan dilapangan atau fakta yang ada karena pada faktanya peraturan yang ada yaitu Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan SE PERMENAKERTRANS No.19 tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Kepada Perusahaan Lain yang sudah diatur berbeda dengan kenyataan yang ada.

2. Bagi Pengusaha

Pengusaha sebaiknya apabila menggunakan jasa tenaga kerja alih daya disarankan agar lebih memahami aturan-aturan yang ada didalam Undang-undang yang mengatur mengenai alih daya karena pada kenyataannya tenaga kerja alih daya tersebut di pekerjakan tidak sesuai dengan syarat-syarat tenaga kerja alih daya. Dan syarat-syarat pekerjaan didalam perjanjian kerja berupa PKWT karena pekerjaanya diperusahaan tersebut melakukan kegiatan pokok dan seharusnya tidak boleh dilakukan oleh tenaga kerja alih daya melainkan dikerjakan oleh pekerja tetap. Apabila tetap ingin menggunakan tenaga kerja alih daya setidaknya tenaga kerja alih daya harus diberikan pelatihan dulu mengenai CPOB dan pemahaman mengenai peraturan-peraturan lain yang diatur dalam perusahaan farmasi.


(2)

Data Pribadi:

Nama : Muhamad Anka Amelianda

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 17 September 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Handphone : 089675177594

E-mail : muhanka@yahoo.com

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Sudah Menikah

Agama : Islam

Riwayat Akademik:

Tahun Nama Sekolah Keterangan

2011-sekarang

Program Studi Hukum Bisnis S1, Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

Lulus Berijazah

2008-2011 SMA Negeri 13 Bandung Lulus Berijazah

2005-2008 SMP Assalam Lulus Berijazah

1999-2005 SD Negeri Taman Kopo Indah II Lulus Berijazah


(3)

93

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU :

Abdul Khakim, Dasar-dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Bandung: Citra Aditya Bakti,2009.

Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan,Jakarta: Sinar Grafika,2011.

Djumadi,Hukum Perburuhan : Perjanjian Kerja, Jakarta :Rajawali Pers,2004.

Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta : DJambatan,1989.

Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng, Pengantar Bisnis, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, Bandung,2005.

Jimly Asshiddiqie, Merawat dan Memenuhi Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara. Jakarta : Komnas Perempuan.2010.

Lalu Husni, Pengantar hukum ketenagakerjaan Indonesia,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012.

Subekti,Aneka Perjanjian,Alumni Bandung:Citra Aditya Bakti,1982.

Wiwoho Soedjono,2008,hukum perjanjian kerja.jakarta:Bina Aksara

Zainal Asikin,et.al, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Rajawali Pers,1997


(4)

Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke-2.

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

SE PERMENAKERTRANS No.19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain.

LAIN-LAIN :

Declaration of Human Rights.

Elib.unikom.ac.id

Kuesioner terhadap 2 Perusahaan Farmasi di Kota Bandung.

PKWT Perusahaan Alih Daya

Penelitian PPM Riset Management.

Penulisan tugas akhir/skripsi, Rizka Adellina,Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja satuan pengamanan (satpam) yang ditempatkan di PT.Telkom oleh PT.Shandy Putra Makmur berdasarkan sistem outsourcing dihubungkan dengan undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,Bandung: UNPAD,2009.


(5)

95

Universitas Kristen Maranatha http://id.wikipedia.org/wiki/perusahaan_farmasi

http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/12/cpob-cara-pembuatan-obat-yang-baik-2012_15.html?m=1

http://terminaljasa.wordpress.com/cleaning-service-2/ http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan.

http://manfaat-pengetahuan.blogspot.com/2013/05/pengertian-pekerjaan.html?m=1.

http://m.hukumonline.com/klinik/detail/cl33/wanprestasi-dan-penipuan.

http://504642.blogspot.com/2012/10/perjanjian-kerja-perburuhan.html

http://hukumtenagakerja.com/perjanjian-kerja-untuk-waktu-tidak-tertentu/

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131607-T%2027555-Pemberian%20jamsostek-Tinjauan%20literatur.pdf.

http://reposity.usu.ac.id/bitstream/123456789/17930/4/Chapter%2520II.pdf&ve d=0CC4QFjA

F&usg=AFQjCNHq-yjiLqdp25oFUMgf8bzGsqr0_Q&sig2=dTpTFD5-sk-sSoLIw6u6SA https:/.coretanfifi.wordpress.com/2013/03/26/industri-farmasi

http://reposity.usu.ac.id/bitstream/123456789/17930/4/Chapter%2520II.pdf&ve


(6)

pembuatan-obat-yang-baik/


Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Atas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Sepihak Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

0 6 1

Implementasi Perlindungan Tenaga Kerja Penyedia Jasa (Outsourcing) ditinjau dari Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3 16 136

Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Dalam Hal Teradi Pemutusan Hubungan Kerja Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

0 4 26

TENAGA KERJA WANITA (Studi Tentang Perlindungan Hukum Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Di PT Adetex Boyolali).

0 2 18

Perjanjian Kerja Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Menurut Hukum Islam.

0 0 15

KETENTUAN SANKSI PIDANA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 0 6

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DENGAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) TERKAIT HAL PENGALIHAN HUBUNGAN KERJA DI PERUSAHAAN ALIH DAYA BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KE.

0 0 4

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA FACTORY OUTLET DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA.

0 1 1

Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Kontrak Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Muhammad Wildan

0 0 9

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA WANITA DI KOTA MAKASSAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

0 1 75