Jalur Khusus Mahasisawa Seleksi yang Mengada-ada.

Pikiran Rakyat
o Selasa
4

5

6

20
.Mar "

21
--

OApr
,

'

...


o Rabu o Kam;s
7
22

OMe;

8
23

9

OJun

10
24

.
25

Jumat


o Sabtu o M;nggu
12

11
26

14
27

0 Jul 0 Ags OSep

15
29

28
OOkt

ONov


30

16.
31

ODes

'

f

Jalur Khusus Mahasiswa,
Seleli.si yang Mengada-ada
Adang, ."Kapan Kita M~maksa yang Kaya untuk Membayar"
BANDUNG, (PR).Jalur khusus merupakan seleksi penerimaan mahasiswa
baru yang mengada-ada tanpa
jelas landasannya. Perguruan
tinggi (PT) sebaiknya mengakui
bahwa jalur tersebut merupakan sistem PT untuk mencari
uang dengan mengeksplorasi

mahasiswa mereka.
Demikian diungkapkan Ketua Lembaga Advokasi Pendidikan Dan Santriana kepada
"PR" di Bandung, Kamis
(12/3).
"Acuan membuatjalur khusus itu tidakjelas. Jalur itu bukan untuk mengoreksijalur sebelumnya, yaitu SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan PMDK
(Penelusuran Minat dan Kemainpuan). Sampai saat ini saya belum pemah mend engar
evaluasi kedua jalur itu," kata
Dan.
Kalau untuk menjaring mahasiswa yang kredibel, menurut Dan, per guru an tinggi bisa
mengandalkan keduajalur tersebut berdasarkan koreksi-ko-

Secara umum, menurut
Dan, paradigma.yang melekat
di benak pemerintah baik pusat
maupun daerah yaitu alokasi
anggaran masih dinilai sebagai
beban, bukan investasi. Sebagai
contoh fakta di lapangan beasiswa dari Dikti Depdiknas justrulebih keeil dari pada World
Bank. "Itu pun kalau tidak kurang ya telat. Jadi masih memberi ruang ,bagi PT membuka
jalur untuk menambah keuangannya," katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor
Senior Bidang Akademik Institut Teknologi Bandung (ITB)
Adang Surahman menuturkan,
ITB tidak mungkinmenghilangkan syarat finansial bagi
SNMPTN,"tutur dia.
.
mahasiswa yang menempuh
Dan pun menuturkan, ke- jalur khusus (di ITB bemama
cenderungan PT menempuh
ujian saringan masuk/USM).
jalur khusus tidak terlepas dari
"Kapan kita memaksa yang
alokasi anggaran dan kebijakan kaya untuk membayar. Menupemerintah yang setengah-serut pengalaman ITB, itu masih
tengah. "Dukungan pemerintah
menjadi cara terbaik agar mauntuk PT juga tidak maksimal
hasiswa yang kaya tidak turut
sehingga memberi ruang PT men;.kmati subsidi dari pemememberlakukan jalur khusus,"
rintah seperti yang miskin,"
kata Dan.
ujar Adang. Yang terpenting,

-;...;.
reksi sesuai dengan yang diinginkan. "Selama ini kan melalui kedua jalur tersebut mahasiswa yang teIjaringjuga diranking berdasarkan prestasi.
Kalau memang masaIahnya di
passing grade, kenapa tidak dikoreksi saja," ujamya.
Pasalnya, menurut Dan, PT
mempunyai otonomi untuk
menyeleksi mahasiswa baru
tanpa terikat peraturan pemerintah. "Ujian mas~ PT mela,lui SNMPTN adalah kesepakatan antaruniversitas. PT bisa
mengevaluasinya sehingga hasil melalui kedua jalur itu sesuai dengan yang diinginkan.
Tanpa embel-embel uang, apa
salahnya dengan PMDK dan

K lip i n 9 Hum QsUn
----

p Qd 2 0 0 9---

lanjut dia, jalur USM tidak
mengubah porsi mahasiswa
kaya, menengah, dan miskin

yang berkuliah di ITB. "Porsinya adalah 25:35:40 dan tidak
akan berubah meski ada USM,"
katanya.
Menurut dia, USM memberlakukan kriteria lebih ketat
agar lulusannya lebih baik dari
SNMPTN terutama karena ada
syarat finansial tersebut. "Jangan sampai yang lulusan
USM kualitasnya lebih rendah
daripada SNMPTN, kami bisa
disalahkan," ujamya.
Jalur USM, kata dia, mengutamakan kemampuan nalar
50%, kognitif 30%, dan kematangan psikologis 20%. Sementara itu, untuk SNMPTN kogni-'
tif 60%, nalar 40%, tanpa syarat psikologis. Mengenai kriteria yang berbeda ini, Adang
pun menyatakan tidak sepenuhnya setuju bahwa USM
menghasilkan mahasiswa yang
lebih kredibel daripada SNMPTN. "Kalau dari sisi psikologisnya memang USM lebih baik," tutur Adang. (A-t67)***

- ~-