Guru Besar bukanlah Sebuah Gelar.

~

o Senin

123

17

18

o Jan

19

0

Peb

0

Selasa


456
20

0

Mar

21

0

Apr

.

o Kamis

Rabu


7
22

0

8
23
Mei

9

0
10

24

25

Jumat


0

11

12

~

Sabtu

o Minggu

13
27

14
28

OJun 0 Jul . Ags 0 Sep OOkt


15
29
ONov

16
30

31

ODes

FORUM

Guru Besar bukanlah Sebuah Gelar
I

YARIEF Oebaidillah
menulis ten tang keberhasilan mantan None Jakarta Dr Sylviana Mumi menjadi "Wali Kota Pertama Bergelar
Guru Besar" pada Harian Media
Indonesia, halaman 8, Jumat, 21

Agustus 2009. Bukan hanya
penulis sekelas Oebaidillah
yang tidak mengetahui bahwa
guru besar bukanlah semacam
gelar kesarjanaan, seperti S1
(sarjana), ~2 (magister), atau
S3 (doktor). Temyata pimpinan
Lembaga Hmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) juga sibuk
membagi-bagikan 'gelar' guru
besar kepada para peneliti yang
bekerja di sana. Padahal, para
pejabat di LIPI mengetahui
bahwa di dalam dunia akademis, gelar kesarjanaan tertinggi
adalah doktor. Artinya, tidak
ada gelar kesarjanaan
lain
yang lebih tinggi dari ini. Gelar kesarjanaan melekat pada
para penyandangnya
hingga

kapan pun.

S

Di Indonesia, guru besar atau
sering dipanggil sebagai profesor adalah jabatan fungsional
tertinggi dari seorang guru atau
dos~n di perguruan tinggi yang
ditetapkan Menteri Pendidikan
Nasional. Jabatan ini pada
umumnya diberikan kepada
seseorang setelah ia melewati
jabatan-jabatan di bawahnya
seperti assistant professor (lektor), dan associateprofessor atau
professeuradjoint (lektor kepaIa).
Oalam keadaan khusus, dapat saja seseorang yang sangat
pandai atau keahliannya diperlukan dapat diusulkan untuk
diberikan jabatan Guru Besar
kepada Menteri Pendidikan
Nasional oleh pimpinan perguruan tinggi (rektor) tanpa melewati jenjang lektor maupun

lektor kepala.
Kata profesor itu sendiri
sebenarnya berasal dari bahasa
Latin (professoure),atau Prancis
(professeur), atau bahasa Spanyol (profesora), yang berarti

gur.u. Jadi, pada hakikatnya
semua guru mulai dari sekolah
dasar hingga perguruan tinggi
adalah profesor. Jika kita pergi
ke negara-negara
berbahasa
ibu Prancis atau Spanyol, semua guru di sana akan disapa
dengan l'anggilan profesor. Jabatan pr6fesor melekat sepanjang yang bersangkutan masih
menjadi seorang guru. Jika
yang bersangkutan memasuki
masa pensiun maka jabatan
tersebut berakhir dengan sendirinya. Namun, demikian untuk
memberikan penghargaan kepada pensiunan guru, biasanya
mereka akan dipanggil sebagai

profesor emeritus (pensiun).
Sebagian bangsa Indonesia
memang mata gelaran. Pada
awal menjelang kemerdekaan banyak orang berusaha
mencari gelar kebangsawanan
semacam raden (R) atau raden
mas (RM). Oengan mendapatkan gelar yang kadang-kadang
bukan haknya mereka akan

mendapatkan status sosial yang
lebih tinggi. Kemudian, ketika
gengsi gelar kebangsawanan
sudah memudar mereka beralih berusaha mendapatkan
gelar sarjana muda dan sarjana
yang hingga awal tahun 8(),an
masih relatif langka. Selanjutnya, ketika gelar sarjana muda
dan sarjana seolah-olah sudah
menjadi 'murahan' mereka berlomba mengejar gelar akademis
yang lebih tinggi, yaitu S2 dan
bahkan S3. Sebagian dari para

pejabat tinggi mulai dari menteri, direktur jenderal, direktur,
gubernur, wali kota, bupati, dan
politisi merasa belum puas dengan jabatan yang dimilikiny~.
Oalam kesibukannya yang luar
biasa mengabdi untuk rakyat
mereka ternyata masih sempat
menimba ilmu tanpa diketahui khalayak, dan tiba-tiba
diwisuda menjadi magister.
TIdak mau kalah, para mantan
pejabat tingginegeri termasuk
pensiunan
jenderal yang masih
~tOgin menjadi publicfigure kem-.
bali ke bangku kuliah. Bahkan
di beberapa tempat sebagian
pedagang kaki lima mencantumkan gelar kesarjanaan MM
(magister manajemen). Oari
kabar burung yang beredar,
I para pemburu gelar kadang
kala kuliah seminggu sekali

di ruko-ruko yang menjajakan
gelar atau kuliah di perguruan
tinggi, namun tugas-tugas kuliah dan tesis atau disertasinya
dibuatkan para pegawainya
atau mungkin saja oleh para
pembimbingnya.
Setelah gelar doktor menjadi pasaran
sebagian manusia Indonesia
semacam itu mencari gelar
lain yang dianggapnya lebih
tinggi. Mereka berpikir bahwa
profesor adalah sebuah gelar.
Diburulah 'gelar' iru.
Dr Soekmana Soma
Bogor Baru 03/19,
B090r16144
soek_soma@yahoo.com

Kliping


- --

Hum os

- -------

Unpod

2009

.