cerita tentang sebuah mimpi besar II
Menginginkan itu jilid II
“Saatnya bersantai ria di Perpustakafe milikku”, dalam hati kuberbisik pada diri sendiri
Badan ini terasa lelah setelah mondar mandir melayani para tamu yang singgah di Perpustakafe
ku, mereka dari berbagai profesi dan usia, ada yang berbaju rapih lengkap dengan dasinya
seperti para pengusaha muda atau memang Mahasiswa sehabis pulang PPL….. (Praktek
Pengalaman Lapangan). Ada juga anak SMA dengan bergerombolan seperti Gengster atau Geng
Nero, sepertinya mereka dari SMK PGRI atau SMK 1 IM atau SMA 2 IM, ah..masih skitar BUKI,
pokoknya pake baju SMA putih abu-abu, Ntah dari mana…
“Daripada mikirin darimana para tamu yang tadi singgah disini, mending ngelamun dulu ah”,
aku memulai lamunanku dengan membaca basmalah (kaya blajar aj)… ngelamun dimulai :D
Teringat satu peristiwa yang tak akan pernah ku lupakan sewaktu menempuh jenjang Strata 1 di
Universitas Wiralodra Indramayu atau yang disingkat dengan UNWIR, waktu itu skripsi telah
slesai ku buat dan siding pun telah ku lalui, pastinya wisudapun telah terlaksana soal’y sekarang
saya kan sudah dapat gelar S.Pd.I atau Sarjana Pendidikan Islam, awas bukan Sarjana Paduan
bawe Islam… salah kaprah itu.. trus satu kegiatan agy yang belum pernah dilakukan di Fakultas
ku yaitu MaPer (Malam Perpisahan), memang kaya anak SMa tapi waktu itu sangat
mengesankan sekali… banyak pertunjukan yang ditampilkan oleh anak semester bawah atau
Junior2 ku dulu, mungkin mereka sudah wisuda jga sekarang…. Dari semester ku juga ada
diantaranya film documenter semasa bersama diputar ulang dengan kemasan yang kreatif,
dimulainya film Dokumenter “mengukir sejarah dengan senyum dan tawa”. Film ini dikemas
dengan dibagi ke dalam 3 katagori, ada masa-masa tersenyum n tertawa yang sempat
didokumenterkan dalam video n foto, masa-masa romantis yang terekam dan masa-masa
kegalauan yang sempat tersimpan……
MaPer sebenarnya inisiatif semester ku yang sangat kompak, kita nga ingin setelah selesai
kuliah, bubar jalan seakan tak pernah bersapa senyum n berkenalan sbelumnya… kita inginkan
sesuatu yang bias dikenang, masa ketika masuk kuliah ada MaKrab ( Malam Keakraban) tapi
ketika keluar kuliah tak ada apa2, justru itu yang melatar belakangi ide ini….
Kreasi-kreasi yang ditampilkan sungguh kreatif n dinamis, panggung didepan Fakultas n
penonton lesehan dibuka dengan penampilan La Tahzan (grup Rebana di FAI yang tampil tuk
trakhir kali), diteruskan dengan Grup Band Filosophia (yang terpaksa manggung agy) dan Grup
BoyBand Dengal Dengul (karya sekarepe Dwek), setelah itu ada hiburan dari anak teater 28
(poenya masa depan) yang dideklarasikan n ku pimpin ini menampilkan teater realis dengan
judul “Tak Ada Kata Akhir” ( sutradaranya diriku sendiri) dengan mendapatkan sambutan yang
meriah dari para penonton, setelah itu barulah acara yang ditunggu-tunggu oleh semuanya
yaitu…..?
“hey…..,” suara tman mnyapa dengan keras n membangunkanku
“ah.., iya da pa ? kamu mengganggu aja, g tahu tah orang gi ngelamun”, aku terkagetkan n
membrhentikan lamunanku..
“he he, salah kamu sendiri masa ngelamun nga kasihthu dulu, saya mau ngelamun gitu, spya
saya thu..ha ha ha”. Sambil ketawa kya orang stress
“iyah, kmu nya juga masa ngelamun hsrus kasihthu… dulu !” tak tanggap dengan spontan
“iy dah, sana da tamu yang mau ktmu kamu.., ayank-moe” sambil menunjuk ke arak depan
“mana..!” aku langsung tersadarkan n menhampiri seseorang ddepan perpustakafe.
Bersambung klau ada tali untyk menyambungnya.. he
“Saatnya bersantai ria di Perpustakafe milikku”, dalam hati kuberbisik pada diri sendiri
Badan ini terasa lelah setelah mondar mandir melayani para tamu yang singgah di Perpustakafe
ku, mereka dari berbagai profesi dan usia, ada yang berbaju rapih lengkap dengan dasinya
seperti para pengusaha muda atau memang Mahasiswa sehabis pulang PPL….. (Praktek
Pengalaman Lapangan). Ada juga anak SMA dengan bergerombolan seperti Gengster atau Geng
Nero, sepertinya mereka dari SMK PGRI atau SMK 1 IM atau SMA 2 IM, ah..masih skitar BUKI,
pokoknya pake baju SMA putih abu-abu, Ntah dari mana…
“Daripada mikirin darimana para tamu yang tadi singgah disini, mending ngelamun dulu ah”,
aku memulai lamunanku dengan membaca basmalah (kaya blajar aj)… ngelamun dimulai :D
Teringat satu peristiwa yang tak akan pernah ku lupakan sewaktu menempuh jenjang Strata 1 di
Universitas Wiralodra Indramayu atau yang disingkat dengan UNWIR, waktu itu skripsi telah
slesai ku buat dan siding pun telah ku lalui, pastinya wisudapun telah terlaksana soal’y sekarang
saya kan sudah dapat gelar S.Pd.I atau Sarjana Pendidikan Islam, awas bukan Sarjana Paduan
bawe Islam… salah kaprah itu.. trus satu kegiatan agy yang belum pernah dilakukan di Fakultas
ku yaitu MaPer (Malam Perpisahan), memang kaya anak SMa tapi waktu itu sangat
mengesankan sekali… banyak pertunjukan yang ditampilkan oleh anak semester bawah atau
Junior2 ku dulu, mungkin mereka sudah wisuda jga sekarang…. Dari semester ku juga ada
diantaranya film documenter semasa bersama diputar ulang dengan kemasan yang kreatif,
dimulainya film Dokumenter “mengukir sejarah dengan senyum dan tawa”. Film ini dikemas
dengan dibagi ke dalam 3 katagori, ada masa-masa tersenyum n tertawa yang sempat
didokumenterkan dalam video n foto, masa-masa romantis yang terekam dan masa-masa
kegalauan yang sempat tersimpan……
MaPer sebenarnya inisiatif semester ku yang sangat kompak, kita nga ingin setelah selesai
kuliah, bubar jalan seakan tak pernah bersapa senyum n berkenalan sbelumnya… kita inginkan
sesuatu yang bias dikenang, masa ketika masuk kuliah ada MaKrab ( Malam Keakraban) tapi
ketika keluar kuliah tak ada apa2, justru itu yang melatar belakangi ide ini….
Kreasi-kreasi yang ditampilkan sungguh kreatif n dinamis, panggung didepan Fakultas n
penonton lesehan dibuka dengan penampilan La Tahzan (grup Rebana di FAI yang tampil tuk
trakhir kali), diteruskan dengan Grup Band Filosophia (yang terpaksa manggung agy) dan Grup
BoyBand Dengal Dengul (karya sekarepe Dwek), setelah itu ada hiburan dari anak teater 28
(poenya masa depan) yang dideklarasikan n ku pimpin ini menampilkan teater realis dengan
judul “Tak Ada Kata Akhir” ( sutradaranya diriku sendiri) dengan mendapatkan sambutan yang
meriah dari para penonton, setelah itu barulah acara yang ditunggu-tunggu oleh semuanya
yaitu…..?
“hey…..,” suara tman mnyapa dengan keras n membangunkanku
“ah.., iya da pa ? kamu mengganggu aja, g tahu tah orang gi ngelamun”, aku terkagetkan n
membrhentikan lamunanku..
“he he, salah kamu sendiri masa ngelamun nga kasihthu dulu, saya mau ngelamun gitu, spya
saya thu..ha ha ha”. Sambil ketawa kya orang stress
“iyah, kmu nya juga masa ngelamun hsrus kasihthu… dulu !” tak tanggap dengan spontan
“iy dah, sana da tamu yang mau ktmu kamu.., ayank-moe” sambil menunjuk ke arak depan
“mana..!” aku langsung tersadarkan n menhampiri seseorang ddepan perpustakafe.
Bersambung klau ada tali untyk menyambungnya.. he