cerita tentang sebuah mimpi besar I
Menginginkan itu…
Langkah kakiku terhenti tatkala mataku menatap seorang pemuda yang telah lama aku kenal. ia
berdiam diri didepan sebuah mushola, ia terlihat sedang galau (kata para remaja sekarang).
aku berusaha mendekatinya, mengajaknya untuk berbicara mengapa ia gundah gulana berpangku
tangan seorang diri dan hanya ditemani oleh sebatang rokok yang terus ia hisap sampai hampir
habis.
"hey, kawan...! lagi kenapa nie ?" tanyaku padanya
"hmmm, biasa..!" dengan nada rendah ia menjawab.
"kenapa sih ?, crita donk !!!, mungkin aku bisa bantu, barangkali he :)"
ia terdiam seakan sulit akan mengawali darimana ia hrus bercrita kan keadaannya sekarang.
"huh, gini kwan....!, sya gi butuh seseorang nie", ia akhirnya memulai pembicaraannya
"lah, butuh seseorang tuk apa nie ?, seorang cwe tah ? sinie saya bantu cariin.., masa' gara-gara
nga da cwe aj galau!!!" ku tanggapi keluhannya dg tertawa kcil
"bukan masalah cwe kwan,.. tp btuh seseorang tuk bsa minjemin sya uang" ia mulai mninggikan
nada suaranya
"oh, bilang donk dari awal.., sbner'y saya bisa bantu tp.....!"
"tapi knapa kwan ?" ia pnasaran
"tapi, sekarang ayo kita nongkrong ke Perpustakafe punyaku..!" ku ajak ia untuk bersantai dulu
di tmpat tongkrongan punyaku
"dimna tuh kwan, kya'y asyik wat bersantai dari bnyaknya pikirann ini.., ayo" ia trlihat agak
senang aku ajak tuk nongkrong
"di skitar Buki (Bunderan Kijang), ayo aj "
setelah sampai di Perpustakafe milik kerjasama aku dan kedua tmanku yang tergabung dalam AII
COLLECTION (nama dari 3 orang pmilik perpustakafe), kami membuat minuman sendiri
terlebih dahulu, karena terlihat ramainya perpustakafe jadi aku hrus melayani sendiri.
"hey, gmna tadi tentang pinjamannya?" ia mengingatkanku tentang pinjaman yg tadi aku
sanggupi.
"oh, iya.. hampir lupa... berapa btihnya? " sambil langkahkan kaki ke bagian kasir untuk
mengambil uang.
"seratus limapuluh aj" ia agak sdikit malu meminjam sdikit.
stetelah mengambil dari kasir
"ini, uangnya..hanya bisa seratus kawan, soalnya blum ada pmasukan agy.. maklum lah usaha
masih kcil-kcilann.. "
sambil tersenyyum.
"nga apa2 kok, itu sudah lebioh dari cukup tuk bayar hutang"
"oh, tuk byar utang nie" tanggapku..
"iy, ya udah makasih ya kawan, ini minumannya gmna?" ia mgalihkan prhatian
"dihabiskan aj, gampang gratizz kok.."
"makasih banyak kawan," ia mnghabiskan minumannya n sambil mnjabat tanganku, ia pergi
melangkahkan kaki keluar perpustakafe dengan raut muka penuh senyum tak seperti pertama ia
masuk ke perpustakafe yang memakai muka agak mengkerut seakan belum disetrika.......
bersambung 1!11111111!9(999999((
Langkah kakiku terhenti tatkala mataku menatap seorang pemuda yang telah lama aku kenal. ia
berdiam diri didepan sebuah mushola, ia terlihat sedang galau (kata para remaja sekarang).
aku berusaha mendekatinya, mengajaknya untuk berbicara mengapa ia gundah gulana berpangku
tangan seorang diri dan hanya ditemani oleh sebatang rokok yang terus ia hisap sampai hampir
habis.
"hey, kawan...! lagi kenapa nie ?" tanyaku padanya
"hmmm, biasa..!" dengan nada rendah ia menjawab.
"kenapa sih ?, crita donk !!!, mungkin aku bisa bantu, barangkali he :)"
ia terdiam seakan sulit akan mengawali darimana ia hrus bercrita kan keadaannya sekarang.
"huh, gini kwan....!, sya gi butuh seseorang nie", ia akhirnya memulai pembicaraannya
"lah, butuh seseorang tuk apa nie ?, seorang cwe tah ? sinie saya bantu cariin.., masa' gara-gara
nga da cwe aj galau!!!" ku tanggapi keluhannya dg tertawa kcil
"bukan masalah cwe kwan,.. tp btuh seseorang tuk bsa minjemin sya uang" ia mulai mninggikan
nada suaranya
"oh, bilang donk dari awal.., sbner'y saya bisa bantu tp.....!"
"tapi knapa kwan ?" ia pnasaran
"tapi, sekarang ayo kita nongkrong ke Perpustakafe punyaku..!" ku ajak ia untuk bersantai dulu
di tmpat tongkrongan punyaku
"dimna tuh kwan, kya'y asyik wat bersantai dari bnyaknya pikirann ini.., ayo" ia trlihat agak
senang aku ajak tuk nongkrong
"di skitar Buki (Bunderan Kijang), ayo aj "
setelah sampai di Perpustakafe milik kerjasama aku dan kedua tmanku yang tergabung dalam AII
COLLECTION (nama dari 3 orang pmilik perpustakafe), kami membuat minuman sendiri
terlebih dahulu, karena terlihat ramainya perpustakafe jadi aku hrus melayani sendiri.
"hey, gmna tadi tentang pinjamannya?" ia mengingatkanku tentang pinjaman yg tadi aku
sanggupi.
"oh, iya.. hampir lupa... berapa btihnya? " sambil langkahkan kaki ke bagian kasir untuk
mengambil uang.
"seratus limapuluh aj" ia agak sdikit malu meminjam sdikit.
stetelah mengambil dari kasir
"ini, uangnya..hanya bisa seratus kawan, soalnya blum ada pmasukan agy.. maklum lah usaha
masih kcil-kcilann.. "
sambil tersenyyum.
"nga apa2 kok, itu sudah lebioh dari cukup tuk bayar hutang"
"oh, tuk byar utang nie" tanggapku..
"iy, ya udah makasih ya kawan, ini minumannya gmna?" ia mgalihkan prhatian
"dihabiskan aj, gampang gratizz kok.."
"makasih banyak kawan," ia mnghabiskan minumannya n sambil mnjabat tanganku, ia pergi
melangkahkan kaki keluar perpustakafe dengan raut muka penuh senyum tak seperti pertama ia
masuk ke perpustakafe yang memakai muka agak mengkerut seakan belum disetrika.......
bersambung 1!11111111!9(999999((