Pengaruh Pelapisan Bahan Tambal Glass Ionomer Dengan Varnish Dan Cocoa Butter - Terhadap Daya Serap Saliva Buatan Secara In Vitro The Effect Of Glass Ionomer Filling Material Lining Using Varnish And Cocoa Butter Towards In Vitro Artifical Saliva Absorpti

PENGARUH PELAPISAN BAHAN TAMBAL GLASS IONOMER
DENGAN VARNISH DAN COCOA BUTTER
TERHADAP DAYA SERAP SALIVA BUATAN SECARA IN VITRO
THE EFFECT OF GLASS IONOMER FILLING MATERIAL LINING
USING VARNISH AND COCOA BUTTER
TOWARDS IN VITRO ARTIFICAL SALIVA ABSORPTION LEVEL
Kosterman Usri, Elin Karlina, Eriska Riyanti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Salah satu faktor pengganggu proses pengerasan glass ionomer adalah
terserapnya saliva ke dalam bahan tambal tersebut pada saat proses pengerasan masih
berlangsung. Penggunaan pelapis berupa varnish maupun cocoa butter dianggap dapat
mengatasi hal tersebut dengan cara mencegah terkontaminasinya tambalan oleh saliva.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelapisan coccoa butter atau
varnish pada bahan tambal glass ionomer dilihat dari daya serapnya terhadap saliva.
Sampel penelitian berupa tambalan pada preparat gigi asli berdiameter 3 mm dengan
ketebalan 5 mm. Jumlah keseluruhan sampel sebanyak 9 buah, dibagi menjadi dua
kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Kelompok perlakuan I terdiri dari 3
sampel berupa tambalan glass ionomer yang dilapis dengan varnish pada preparat gigi
asli. Kelompok perlakuan II terdiri dari 3 sampel berupa tambalan glass ionomer yang
dilapis dengan cocoa butter pada preparat gigi asli. Kelompok kontrol terdiri dari 3

sampel berupa tambalan glass ionomer yang tidak dilapis bahan pelapis apapun pada
preparat gigi asli. Analisis ANAVA dan Newman Keuls menunjukan bahwa daya serap
tambalan glass ionomer yang dilapis dengan varnish terhadap saliva lebih rendah
dibandingkan dengan tambalan glass ionomer yang dilapis dengan cocoa butter.
Kata Kunci : Glass Ionomer, Varnish, Cocoa Butter
ABSTRACT
One of the factors that adversely affect the hardening process of glass ionomer
is the absorption of saliva into the filling material during the hardening process. The
use of lining materials in the form of varnish or cocoa butter is considered as able to
avoid the problem by preventing the contamination of filling by saliva. The objective of
this study is to reveal the effect of cocoa butter or varnish lining towards glass ionomer
filling material in terms of its absorbability for saliva. The sample for this study consists
of fillings in natural tooth preparation with 3 mm diameter and 5 mm thickness. The
total size of sample is 9 which is then divided into two treatment groups and one control
group. The treatment group I contains 3 samples in the form of glass ionomer filling
lined by cocoa butter on natural tooth preparations. The treatment group II contains 3
samples of glass ionomer filling without any lining on the natural tooth preparations.
The ANAVA and Newman Keuls analysis shows that the absorbability of glass ionomer
filler lined with varnish for saliva is lower compared to the glass ionomer filling lined
with cocoa butter.


Key Words : Glass Ionomer, Varnish, Cocoa Butter
PENDAHULUAN
Bahan semen glass ionomer, pertama kali diperkenalkan di Inggris pada tahun
1971 oleh Wilson & Kent. Bahan tambal ini memiliki beberapa sifat yang cukup baik
diantaranya memiliki daya rekat yang baik pada gigi, warna cukup estetis, sederhana
cara pengaplikasiannya, serta mengandung fluor yang dapat menghambat laju
perjalanan karies (Van Noort,1994 ; Saleh & Khaiil., 2006). Saat ini bahan tambal glass
ionomer telah diproduksi oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara farmasi yang
produksi pertamanya diluncurkan secara simbolis oleh Menteri Kesehatan pada tanggal
29 Juli 2000 (Sutrisna, 2000).
Bahan

tambal

glass

ionomer

sangat


mudah

diaplikasikan

sehingga

direkomendasikan untuk digunakan dalam metoda ART, akan tetapi bahan tambal ini
sangat peka terhadap kontak dini dengan saliva yang terdapat pada rongga mulut. Untuk
mengatasi hal tersebut, glass ionomer harus dilindungi agar tidak berkontak dengan air
liur yaitu dengan cara memasang cotton roll, saliva suction, rubber dam atau dapat
pula digunakan teknik pelapisan bahan tambal menggunakan bahan pelapis seperti
varnish (Katsuyama, 1993) atau cocoa butter (Sutrisna, 2000).
Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja
bermaksud menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat
tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan (Saleh & Khaiil , 2006). Varnish
kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer dengan
jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat
menimbulkan iritasi terhadap pulpa (Phillips & Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig
dkk, 1996 ; Craig, 2002 ; Anusavice, 2003 ).


2

Pada umumnya, penggunaan varnish bertujuan untuk melindungi pulpa dari iritasi
kimia bahan-bahan yang berkontak dengannya ; untuk keperluan ini varnish berada
diantara dentin dan bahan restorasi (Phillips & Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig
dkk, 1996 ; Craig, 2002 ; Anusavice, 2003). Varnish tidak larut dalam cairan mulut
(Craig dkk, 1996) dan air, tahan terhadap cairan mulut serta bertahan di permukaan gigi
untuk waktu yang lama. Sifat menempelnya varnish terhadap bahan lain secara fisika
bukan kimiawi sehingga mudah terabrasi. (Ferracane, 2001). Varnish mengandung satu
atau lebih resin yaitu gum natural (seperti copal) dan resin sintetik (berupa nitrat
selulosa) atau rosin (Grossman, 1952 ; Phillips & Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ;
Craig dkk, 1996 ; Craig, 2002 ; Roberson, 2002 ; Anusavice, 2003).. Bahan-bahan
tersebut terlarut dalam larutan organic seperti kloroform, alkohol, aseton, benzene,
toluene, etil asetat, amil asetat atau ether (Craig, 2002). Varnish sebaiknya digunakan
lebih dari satu kali olesan, karena seringkali menghasilkan pinholes (porositas) pada
pengolesan pertama. Dengan pengolesan kedua dan seterusnya, porus yang terjadi dapat
terisi. (Phillips & Moore, 1994 ; Ferracane, 2001 ; Anusavice, 2002).
Cocoa butter merupakan lemak yang diekstraksi dari biji coklat. Biasa dikenal
juga dengan nama minyak theobroma. Sediaan cocoa butter berwarna agak kekuningkuningan. Pada kehidupan sehari-hari, biasa digunakan untuk keperluan dapur,

kosmetik dan kesehatan kulit terutama untuk wanita yang sedang mengandung. Akan
tetapi dapat pula digunakan untuk keperluan farmasi yaitu untuk pembuatan supositoria
dan obat per oral dalam bentuk kapsul.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah untuk menentukan salah satu bahan
yang lebih baik dalam menjaga kondisi bahan tambal dilihat dari daya serapnya

3

terhadap saliva, yaitu antara coccoa butter dengan varnish ; bila digunakan sebagai
pelapis tambalan glass ionomer.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang dilakukan secara
in vitro di Laboratorium. Sampel penelitian berupa tambalan pada preparat gigi asli
berdiameter 3 mm dengan ketebalan 5 mm. Jumlah keseluruhan sampel sebanyak 9
buah dan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan serta satu kelompok kontrol.
Distribusi kelompoknya sebagai berikut.
1. Kelompok perlakuan I terdiri dari 3 sampel berupa tambalan glass ionomer
yang dilapis dengan varnish pada preparat gigi asli.
2. Kelompok perlakuan II terdiri dari 3 sampel berupa tambalan glass ionomer

yang dilapis dengan cocoa butter pada preparat gigi asli.
3. Kelompok Kontrol terdiri dari 3 sampel berupa tambalan glass ionomer yang
tidak dilapis bahan pelapis apapun pada preparat gigi asli.
Prosedur kerja pembuatan sampel adalah sebagai berikut :
1. Preparat gigi asli sebanyak 9 buah diberi kavitas berbentuk bulat dengan
diameter 3 mm dan kedalaman 5 mm.
2. Tiga gigi pertama ditambal dengan glass ionomer dan dilapisi varnish,
kemudian ditimbang. Setelah itu direndam dalam saliva buatan selama 24 jam.
3. Tiga gigi kedua ditambal dengan glass ionomer dan dilapis cocoa butter,
kemudian ditimbang. Setelah itu direndam dalam saliva buatan selama 24 jam.
4. Tiga gigi ketiga ditambal dengan glass ionomer, kemudian ditimbang dan
direndam selama 24 jam dalam saliva buatan. Kelompok ini merupakan

4

kelompok kontrol.
5. Setelah 24 jam, seluruh preparat gigi (sampel) ditimbang kembali, dan dicatat
hasilnya. Selisih berat sebelum dan sesudah direndam dalam saliva selama 24
jam menunjukan besarnya daya serap bahan tambal glass ionomer terhadap
saliva

Prosedur pelapisan dan perendaman dalam saliva buatan dilakukan 4 menit sejak
bahan tambal diaduk, hal ini dilakukan karena Katsuyama (1993) menyatakan bahwa
sensitivitas tertinggi glass ionomer terhadap saliva berlangsung sampai menit ke-5 dari
awal pengadukan.
Kemudian hasil penelitian akan diuji dengan uji statistik Analisis Varians
(ANAVA) dengan replikasi 3 kali persel dengan taraf kekeliruan 3 %; kriteria ujinya
adalah sebagai berikut :
Ho : tidak ada pengaruh pelapisan bahan tambal glass ionomer dengan varnish dan
cocoa butter terhadap daya serap saliva
H1 : ada pengaruh pelapisan bahan tambal glass ionomer dengan varnish dan cocoa
butter terhadap daya serap saliva
Untuk mengetahui apakah perbedaan bahan pelapis menyebabkan perbedaan
bermakna dalam penyerapan saliva dilakukan uji statistik Newman Keuls, kriteria
ujinya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat perbedaan bermakna antara perlakuan I dan II
H1 : Terdapat perbedaan bermakna antara perlakuan I dan II

5

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian pada Kelompok perlakuan I tampak bahwa nilai rata-rata
kenaikan berat ketiga buah sampel pada tambalan glass ionomer yang dilapis dengan
varnish adalah 5,2 miligram. Kelompok perlakuan II yaitu tambalan glass ionomer
yang dilapis cocoa butter kenaikan beratnya rata-rata 6,4 miligram. Kelompok kontrol
yaitu tambalan glass ionomer yang tidak dilapis sama sekali menunjukan rata-rata
kenaikan berat ketiga buah sampel adalah 9,1 miligram.
Untuk lebih jelasnya, hasil keseluruhan berupa daya serap bahan tambalan glass
ionomer terhadap saliva untuk masing-masing kelompok baik perlakuan maupun
kontrol, adalah sebagai berikut :
Kelompok
Perlakuan I

Kelompok
Perlakuan II

Kelompok
Kontrol

Sampel


Berat
Awal
(mg)

Berat
Akhir
(mg)

Selisih
Berat
(mg)

Berat
Awal
(mg)

Berat
Akhir
(mg)


Selisih
Berat
(mg)

Berat
Awal
(mg)

Berat
Akhir
(mg)

Selisih
Berat
(mg)

I

2,443


2,490

4,7

3,670

3,730

6,0

2,861

2,955

9,4

II

2,242

2,299

5,7

3,161

3,226

6,5

2,876

2,968

9,2

III

2,490

2,542

5,2

3,242

3,310

6,8

2,169

2,255

8,6

Rata-Rata Selisih Berat

5,2

6,4

9,1

Perhitungan Uji Statistik ANOVA menunjukan F hitung (60) lebih besar dari
pada F tabel (5,79) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh pelapisan pada bahan
tambal glass ionomer terhadap daya serap saliva. Selisih perubahan berat antara
perlakuan I dan II adalah 1,2 sedangkan nilai RST-nya adalah 0,965 sehingga Ho
ditolak, artinya terdapat perbedaan bermakna terhadap daya serap saliva pada tambalan
glass ionomer yang dilapis varnish dibandingkan dengan yang dilapis cocoa butter.

6

Tingkat penyerapan saliva lebih besar pada tambalan glass ionomer yang dilapis dengan
cocoa butter.
Nilai rata-rata kenaikan berat sampel pada kelompok perlakuan I lebih rendah
daripada kelompok perlakuan II dan kelompok kontrol. Hal ini berarti bahwa tambalan
glass ionomer yang dilapisis varnish mempunyai daya serap terhadap saliva yang paling
rendah dibandingkan kelompok yang lain. Begitu pula dengan tambalan glass ionomer
yang dilapisi cocoa butter yang memperlihatkan nilai rata-rata kenaikan berat
sampelnya yang lebih rendah daripada kelompok kontrol , hal ini menunjukkan bahwa
tambalan glass ionomer yang dilapisi cocoa butter lebih rendah daya serapnya terhadap
saliva daripada tambalan glass ionomer yang tidak dilapisi bahan pelapis apapun.
Daya serap tambalan glass ionomer yang dilapisi varnish terhadap saliva lebih
rendah daripada yang dilapisi cocoa butter, hal ini kemungkinan disebabkan karena
penutupan permukaan tambalan oleh varnish lebih merata dibandingkan cocoa butter.
Ini berarti pula bahwa pada pelapisan menggunakan varnish, porositas yang terjadi lebih
sedikit daripada cocoa butter sehingga lebih sedikit saliva yang dapat melewati lapisan
tersebut daripada lapisan yang dibuat oleh cocoa butter. Konsistensi varnish yang tidak
terlalu kental juga kemungkinan menyebabkan pembasahan pada permukaan tambalan
glass ionomer lebih baik daripada cocoa butter, karena sediaan cocoa butter hampir
menyerupai krem. Selain itu, dengan melihat komposisinya ; maka kemungkinan besar
resin yang terlarut dalam pelarut organik yang dikandung varnish lebih baik dalam
menutup permukaan tambalan daripada lemak yang dikandung oleh cocoa butter.

PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN

7

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa daya serap terhadap saliva tambalan
Glass Ionomer yang dilapisi Varnish lebih rendah daripada tambalan Glass Ionomer
yang dilapisi Cocoa Butter, oleh karena itu disarankan untuk menggunakan Varnish
sebagai pelapis tambalan Glass Ionomer karena lebih efektif mencegah dehidrasi dan
kontaminasi saliva pada saat tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan daripada
menggunakan Cocoa Butter.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anusavice, K.J . 2003 Phillips Science of Dental Materials . 11th ed. Philadelphia :
W.B. Saunders . 459, 471 – 2
2. Craig, R.G. , et al . 2004. Dental Materials Properties and Manipulation. 6th ed. St.
Louis : Mosby Company . 212 – 4, 622 – 3
3. Craig, R.G. . 2002. Restorative Dental Materials . 10th ed. St. Louis : Mosby
Company . 152 – 3 , 205, 622 – 3
4. Ferracane, J.L. 2001 .

Materials in Dentistry, Principles & Applications .

Philadelphia : Lippincot William and Wilkins . 60 – 2
5. Grossmann , L.I. . 1952 . Dental Formula and Aids to Dental Practise . Philadelphia
: Lea & Febiger . 14 – 6
6. Katsuyama, S. et. Al. Glass Ionomer Dental Cement The Material and Their
Clinical Use. St Louis : Ishiyaku Euro America Inc. 1993.
7. Phillips, R.W. , Moore, B.K. 1994 . Elements of Dental Materials for Dental
Hygienist and Dental Assistants . USA : Saunders Company . 249
8. Roberson, T.M . 2002 . Art & Science of Operative Dentistry . 4th ed. St. Louis :
Mosby Inc. 197

8

9. Van Noort, R. 1994 . Introduction to Dental Materials .London : Mosby . 106 , 116
10. Saleh, L.A , Kaiil, M.F. The effect of different protective coatings on the surface
hardness of glass ionomer cements . The Saudi Dental Journal, 2006, dapat diakses
di www.sdsjournal.org/1994/volume6-number-1/1994-6-1-3-7-full.html. (diakses 15
November 2007)
11. Sutrisna, D. Glass Ionomer ART Sebagai Bahan Tumpatan. Makalah Seminar &
Workshop ART Terobosan Baru Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi. Bandung 23
Agustus 2000.p.1-4.
12. Cocoa butter . diakses dari www.wisegeek.com/what.is.cocoa butter. htm + co
(diakses 15 November 2007)

9