PENDAHULUAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (SURVEY PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SURAKARTA).

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi komputer yang begitu pesat dan terus berlangsung telah membawa pengaruh yang luas terhadap sistem informasi akuntansi. Adanya kecenderungan komputerisasi pekerjaan akuntansi tentunya membawa pengaruh terhadap profesi akuntan, karena akuntan tidak dapat menghindarkan diri dari tugas-tugas yang berhubungan dengan komputer baik secara langsung maupun tidak langsung. Pesatnya teknologi informasi akuntansi memberikan keberhasilan aplikasi di berbagai bidang khususnya bidang akuntansi. Hal ini tergantung pada sikap dan strategi dalam menghadapi kenyataan ini. Tantangan baru ini dapat dipandang sebagai peluang ataupun ancaman bagi perkembangan profesi akuntan.

Teknologi informasi didiskripsikan sebagai kombinasi teknologi komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image, dan jaringan ataunetwork) oleh Whitten et al (1999). Perkembangan teknologi informasi dapat dilihat dengan semakin banyaknya produk-produk software, hardware, processor yang semakin canggih dan network komunikasi seperti internet yang mampu menunjang kebutuhan bisnis akan informasi. Teknologi informasi semakin berkembang dalam mempermudah pelayanan bisnis bagi user.


(2)

Penggunaan teknologi informasi di berbagai bidang menyebabkan terjadinya berbagai perubahan, seperti pencatatan kerja digantikan database, mesin ketik digantikan word processor, mesin hitung digantikan dengan program lotus atau excel dan perubahan-perubahan lainnya. Teknologi informasi juga digunakan dalam pengelolaan data yang awalnya menggunakan sistem pengolahan data manual menjadi sistem pengolahan data secara elektronik. Sistem pengolahan data secara elektronik ini biasa disebut Pengolahan Data Elektronik atau Electronic Data Procesing (EDP). Teknologi pemrosesan data tersebut kini dapat istilah baru yaitu teknologi informasi (Gultom,1993).

Menurut Sudibyo (1993), teknologi informasi itu meliputi segala cara atau alat yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, menyimpan, mengolah, mengumumkan atau menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi pemakainya. Teknologi ini dapat berupa kombinasi perangkat keras dan lunak komputer, manual atau prosedur, operator dan para manajer pemakainya sebagai suatu sistem terpadu. Informasi dapat diartikan sebagai output pengolahan data.

Sesuai dengan uraian diatas, maka teknologi informasi dapat diartikan sebagai alat atau suatu cara untuk menghasilkan informasi dengan alat elektronik. Teknologi informasi tidak hanya sekedar perangkat keras dan lunak, tetapi mencakup perpaduan antara pengetahuan, metode dan teknik dalam menggunakan informasi dalam dunia bisnis (Zaccharo,1993). Teknologi informasi ini pada dasarnya merupakan perpaduan antara komputer


(3)

dan telekomunikasi, yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), teknologi jaringan dan teknologi komunikasi lainnya.

Teknologi informasi diyakini memberikan manfaat bagi pemakai dalam hal ini perusahaan dan meluas ke segala aspek aktivitas termasuk aktivitas yang berhubungan dengan manajerial seperti proses perencanaan, pengendalian informasi dan bahkan memasukkan teknologi ke dalam isu-isu yang berhubungan dengan manajemen. Manfaat teknologi informasi ini dapat berupa manfaat kualitatif maupun manfaat kuantitatif. Manfaat kuantitatif terdiri dari pengurangan biaya operasi dan perbaikan produk dan jasa yang ditawarkan. Sedangkan manfaat kualitatif berupa: analisis data lebih cepat, penyajian laporan manajemen lebih baik, beberapa pekerjaan dapat dilakukan individu yang sama, penghematan waktu, akses data tepat waktu, data yang disajikan lebih akurat, dan perbaikan dalam pengambilan keputusan.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat berpengaruh terhadap akuntansi (Baridwan,1996), dalam penyediaan informasi akuntansi, keuangan, manajemen dan fungsi atestasi. Komputerisasi maupun investasi teknologi informasi lain yang dilakukan oleh suatu organisasi mendorong akuntan untuk menggeser perannya. Perubahan teknologi informasi perlu diperhitungkan dalam pendidikan akuntansi agar lulusan akuntansi mempunyai pengetahuan yang cukup di bidang teknologi informasi dengan memasukkan unsur teknologi informasi dalam pengajaran akuntansi (Husain, 1999).

Mulyadi (2000) berpendapat bahwa di masa depan ini, akan terjadi pergeseran peran profesi akuntan manajemen dan dengan demikian akan


(4)

terjadi pula pergeseran pengetahuan yang menjadi basis keahlian profesional akuntan manajemen. Akuntan manajemen perlu menggeser perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya. Profesi akuntan manajemen tidak lagi sebagai penyedia informasi keuangan bagi pengambil keputusan, namun mereka perlu menempatkan diri sebagai pengambil keputusan itu sendiri, dengan bergabung sebagai anggota senior dalam tim manajemen yang mengambil keputusan-keputusan strategik. Untuk itu diperlukan buku yang menyediakan materi untuk menyiapkan calon akuntan manajemen dan untuk reskilling praktisi akuntan manajemen dalam memasuki lingkungan bisnis di masa depan tersebut.

Perkembangan software audit mempengaruhi auditor dalam suatu pengauditan. Auditor perlu mengetahui perkembangan teknologi informasi agar lebih kompeten. Morgan (1993) meneliti dampak alat audit expert sistem pada kantor akuntan publik tahun 2001 dengan investigasi Delphi memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan datang. Juniarti (2001) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan software audit oleh auditor yaitu karakteristik individu organisasi, karakteristik software dengan modelTechnology Acceptance Mode (TAM)danTheory of Planned Behaviour (TPB).

Brown dan Ruff,1987 (dalam Sutyastuti,2002) berpendapat bahwa tujuan pendidikan akuntansi akan lebih bermanfaat dengan menerapkan software computer pembelajaran daripada hanya teori. Berdasarkan riset, pengintegrasian komputer dalam kurikulum dapat mempertinggi pembelajaran


(5)

akuntansi. Brown dan Ruff menyarankan penggunaan direct manipulation terhadap software pengajaran akuntansi. Brown dan Ruff juga melakukan evaluasi terhadap produk software niewviews, hasilnya tujuan pembelajaran tercapai dengan adanya pengurangan waktu pembelajaran, meningkatkan kinerja, dan menambah pengalaman dan keputusan mahasiswa.

Diterimanya suatu teknologi informasi tergantung pada teknologi itu sendiri dengan tingkat keahlian dari individu yang menggunakan teknologi. Individu yang mampu menggunakan teknologi informasi adalah orang yang menguasai teknologi tersebut. Seorang akuntan dan mahasiswa akuntansi dituntut untuk menguasai teknologi informasi agar dapat membantu akuntan dalam mempertimbangkan teknologi komputer yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan sistem.

Pengintegrasian teknologi informasi dalam kurikulum akuntansi di UA telah dilakukan sejak 1988 (Husein,1999). Hal ini dilakukan dengan memecahkan masalah pada mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi keuangan lanjutan dengan alat Bantu computer. Huein (1999) melakukan evaluasi terhadap kurikulum perguruan tinggi akuntansi berdasar SK Mendikbud No.03/3/4/1994, hasilnya kurikulum dapat menampung globalisasi dan teknologi informasi sebagai mata kuliah pilihan agar tidak merubah kurikulum secara keseluruhan. Akademisi yang bertanggung jawab atas kualitas lulusan seharusnya melihat perkembangan kebutuhan pengetahuan atau keahlian bagi anak didiknya.


(6)

Penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap penguasan teknologi informasi ini dilandasi oleh penelitian mengenai persepsi akuntan terhadap pengetahuan teknologi yang harus dikuasai oleh akuntan yang pernah dilakukan oleh Gultom (1993) dengan beberapa pengembangan. Peneliti mengembangkan kuesioner dengan menambah pengetahuan tentang jaringan dan praktik sederhana komputer. Instrumen jaringan diadopsi dari penelitian Lee at al (1994) dan praktik sederhana yang diadopsi dari penelitian Rachmadi (1996). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik khususnya pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Surakarta.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan persepsi akuntan dan mahasiswa akuntansi serta untuk mengetahui pendapat responden terhadap kecukupan cakupan muatan teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan tinggi akuntansi yang berupa jajak pendapat. Penelitian tersebut memotivasi penulis untuk melakukan penelitian terhadap akuntan pendidik dan mahasiswa jurusan akuntansi dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai teknologi informasi yang harus dikuasai dan kecukupan cakupan muatan teknologi dalam kurikulum, khususnya pada PTS di Surakarta.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “ Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Teknologi Informasi Yang Harus Dikuasai Oleh Akuntan Publik (Survey Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta) ”.


(7)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan?

2. Bagaimana persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap teknologi informasi dalam kurikulum perguruan tinggi?

C. Pembatasan Masalah

Pengetahuan teknologi yang luas menyebabkan peneliti harus membatasi penelitian tentang teknologi informasi yang berguna dalam akuntansi. Teknologi informasi yang paling dekat dan sering dipakai akuntan dalam penyediaan informasi adalahdatabasedengan menggunakan komputer. Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat lunak untuk memanipulasinya, sebagai basis data bagi pemakai dalam menyediakan informasi. Penelitian ini menekankan pada pengetahuan atau keahlian yang harus dikuasai akuntan dalam pendidikan tinggi akuntansi. Akuntan merupakan lulusan S1 jurusan akuntansi dan atau lulusan S1 yang mengambil program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).


(8)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan khususnya pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Surakarta.

2. Mengetahui persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap kecukupan cakupan muatan teknologi informasi dalam kurikulum.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi maupun bahan pertimbangan berbagai pihak antara lain :

1. Bagi mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja yang memerlukan profesi akuntan yang kompeten di bidang teknologi informasi.

2. Bagi akuntan pendidik diharapkan dapat memberikan tambahan mengenai pengetahuan di bidang teknologi informasi.

3. Bagi pembaca dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan acuan bagi penelitian selanjutnya.


(9)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendasari kegiatan penulis untuk menganalisa dan mengevaluasi masalah, meliputi pengertian persepsi, pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai akuntan, penelitian sebelumnya, pengintegrasian teknologi informasi dalam kurikulum, kerangka teoritis dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel dan alat uji, dan teknik pengujian.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menguraikan hasil pengolahan data dan analisis penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini mencakup kesimpulan dari pembahasan permasalahan, keterbatasan penelitian dan saran-saran.


(1)

terjadi pula pergeseran pengetahuan yang menjadi basis keahlian profesional akuntan manajemen. Akuntan manajemen perlu menggeser perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya. Profesi akuntan manajemen tidak lagi sebagai penyedia informasi keuangan bagi pengambil keputusan, namun mereka perlu menempatkan diri sebagai pengambil keputusan itu sendiri, dengan bergabung sebagai anggota senior dalam tim manajemen yang mengambil keputusan-keputusan strategik. Untuk itu diperlukan buku yang menyediakan materi untuk menyiapkan calon akuntan manajemen dan untuk reskilling praktisi akuntan manajemen dalam memasuki lingkungan bisnis di masa depan tersebut.

Perkembangan software audit mempengaruhi auditor dalam suatu pengauditan. Auditor perlu mengetahui perkembangan teknologi informasi agar lebih kompeten. Morgan (1993) meneliti dampak alat audit expert sistem pada kantor akuntan publik tahun 2001 dengan investigasi Delphi memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan datang. Juniarti (2001) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan software audit oleh auditor yaitu karakteristik individu organisasi, karakteristik software dengan modelTechnology Acceptance Mode (TAM)danTheory of Planned Behaviour (TPB).

Brown dan Ruff,1987 (dalam Sutyastuti,2002) berpendapat bahwa tujuan pendidikan akuntansi akan lebih bermanfaat dengan menerapkan software computer pembelajaran daripada hanya teori. Berdasarkan riset, pengintegrasian komputer dalam kurikulum dapat mempertinggi pembelajaran


(2)

akuntansi. Brown dan Ruff menyarankan penggunaan direct manipulation terhadap software pengajaran akuntansi. Brown dan Ruff juga melakukan evaluasi terhadap produk software niewviews, hasilnya tujuan pembelajaran tercapai dengan adanya pengurangan waktu pembelajaran, meningkatkan kinerja, dan menambah pengalaman dan keputusan mahasiswa.

Diterimanya suatu teknologi informasi tergantung pada teknologi itu sendiri dengan tingkat keahlian dari individu yang menggunakan teknologi. Individu yang mampu menggunakan teknologi informasi adalah orang yang menguasai teknologi tersebut. Seorang akuntan dan mahasiswa akuntansi dituntut untuk menguasai teknologi informasi agar dapat membantu akuntan dalam mempertimbangkan teknologi komputer yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan sistem.

Pengintegrasian teknologi informasi dalam kurikulum akuntansi di UA telah dilakukan sejak 1988 (Husein,1999). Hal ini dilakukan dengan memecahkan masalah pada mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi keuangan lanjutan dengan alat Bantu computer. Huein (1999) melakukan evaluasi terhadap kurikulum perguruan tinggi akuntansi berdasar SK Mendikbud No.03/3/4/1994, hasilnya kurikulum dapat menampung globalisasi dan teknologi informasi sebagai mata kuliah pilihan agar tidak merubah kurikulum secara keseluruhan. Akademisi yang bertanggung jawab atas kualitas lulusan seharusnya melihat perkembangan kebutuhan pengetahuan atau keahlian bagi anak didiknya.


(3)

Penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap penguasan teknologi informasi ini dilandasi oleh penelitian mengenai persepsi akuntan terhadap pengetahuan teknologi yang harus dikuasai oleh akuntan yang pernah dilakukan oleh Gultom (1993) dengan beberapa pengembangan. Peneliti mengembangkan kuesioner dengan menambah pengetahuan tentang jaringan dan praktik sederhana komputer. Instrumen jaringan diadopsi dari penelitian Lee at al (1994) dan praktik sederhana yang diadopsi dari penelitian Rachmadi (1996). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik khususnya pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Surakarta.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan persepsi akuntan dan mahasiswa akuntansi serta untuk mengetahui pendapat responden terhadap kecukupan cakupan muatan teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan tinggi akuntansi yang berupa jajak pendapat. Penelitian tersebut memotivasi penulis untuk melakukan penelitian terhadap akuntan pendidik dan mahasiswa jurusan akuntansi dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai teknologi informasi yang harus dikuasai dan kecukupan cakupan muatan teknologi dalam kurikulum, khususnya pada PTS di Surakarta.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “ Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Teknologi Informasi Yang Harus Dikuasai Oleh Akuntan Publik (Survey Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta) ”.


(4)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan?

2. Bagaimana persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap teknologi informasi dalam kurikulum perguruan tinggi?

C. Pembatasan Masalah

Pengetahuan teknologi yang luas menyebabkan peneliti harus membatasi penelitian tentang teknologi informasi yang berguna dalam akuntansi. Teknologi informasi yang paling dekat dan sering dipakai akuntan dalam penyediaan informasi adalahdatabasedengan menggunakan komputer. Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat lunak untuk memanipulasinya, sebagai basis data bagi pemakai dalam menyediakan informasi. Penelitian ini menekankan pada pengetahuan atau keahlian yang harus dikuasai akuntan dalam pendidikan tinggi akuntansi. Akuntan merupakan lulusan S1 jurusan akuntansi dan atau lulusan S1 yang mengambil program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).


(5)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan khususnya pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Surakarta.

2. Mengetahui persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap kecukupan cakupan muatan teknologi informasi dalam kurikulum.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi maupun bahan pertimbangan berbagai pihak antara lain :

1. Bagi mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja yang memerlukan profesi akuntan yang kompeten di bidang teknologi informasi.

2. Bagi akuntan pendidik diharapkan dapat memberikan tambahan mengenai pengetahuan di bidang teknologi informasi.

3. Bagi pembaca dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan acuan bagi penelitian selanjutnya.


(6)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendasari kegiatan penulis untuk menganalisa dan mengevaluasi masalah, meliputi pengertian persepsi, pengetahuan teknologi informasi yang harus dikuasai akuntan, penelitian sebelumnya, pengintegrasian teknologi informasi dalam kurikulum, kerangka teoritis dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel dan alat uji, dan teknik pengujian.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menguraikan hasil pengolahan data dan analisis penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini mencakup kesimpulan dari pembahasan permasalahan, keterbatasan penelitian dan saran-saran.


Dokumen yang terkait

KEBUTUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN (STUDI PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DI KOTA MEDAN).

0 0 52

PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta).

3 16 9

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta).

0 3 9

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI BERDASARKAN GENDER TENTANG TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN (Studi Survei Pada Perguruan Tinggi di Surakarta).

0 1 5

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (SURVEI DI SURAKARTA).

0 1 13

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSITERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (SURVEY PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SURAKAR

0 1 12

PENDAHULUAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI AKUNTAN DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESA (SURVEY PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN PERGURUAN TINGGI DI WILAYAH SEMARANG).

0 0 7

PERBEDAAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK PERBEDAAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (Survey Pada Perguruan Tinggi di Wilayah Surakarta).

0 0 9

PENDAHULUAN PERBEDAAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (Survey Pada Perguruan Tinggi di Wilayah Surakarta).

0 0 6

DAFTAR PUSTAKA PERBEDAAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (Survey Pada Perguruan Tinggi di Wilayah Surakarta).

0 1 4