Perancangan Bandung Design center Dengan Tema "Siklus Hidup Organik".

ABSTRAK

Desain center dahulunya merupakan tempat promosi benda-benda desain yang ditawarkan
oleh produsen-produsen terhadap para konsumen. Namun seiring dengan kemajuan jaman, desain
center ini mempunyai fungsi sebagai tempat bertemunya para desainer-desainer dengan para
produsen dan konsumennya. Disamping itu desain center ini juga menjadi wadah bagi para
mahasiswa desain maupun masyarakat awam untuk mengenal desain lebih dekat.
Desain center ini pun merupakan suatu cara bagi suatu Negara yang ingin memajukan
desain di Negara tersebut. Sebagai contohnya adalah Negara Singapura, Negara ini merupakan
nergara transit yang kebudayaannya semakin lama semakin pudar karena pesatnya kemajuan
teknologi di Negara tersebut. Negara ini menyadari bahwa desain merupakan tombak bisnis dan
perekonomian mereka di masa yang akan dating, maka melalui perdana mentri mereka pada
merubah haluan menjadi Negara yang mengutamakan desain. Sebagai salah satu langkahnya
pada tahun 1990 mereka membangun sebuah pusat desain yaitu, desain center. Selain itu pula
mereka mengadakan berbagai seminar-seminar desain internasional, konfrensi desain internasioal
dan barbagai macam kompetisi-kompetisi desain yang bertaraf internasional.
Indonesia merupakan Negara yang berpotensi besar dalam memajukan desain,
dikarenakan sumber daya manusianya yang kreatif. Banyak sekali desainer-desainer dan calomcalon desainer yang mempunyai desain yang hebat dan tidak kalah oleh desainer-desainer luar
negeri. Bahkan diantaranya banyak yang sudah dikenal di luar sana. Maka diharapkan pemerintah
Indonesia dapat lebih memperhatikan desain yang berkembang di Negara ini, dan salah satu
langkahnya adalah dengan membangun sebuah desain center yang mempunyai fasilitas-fasilitas

yang dpat mendukung kemajuan desain di Negara Indonesia ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR GAMBAR

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1


1.2 Identifikasi Masalah

4

1.3 Tujuan perancangan

5

1.4 Sistematika Penulisan

5

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Design Center

7

2.1.1 Pengertian Desain


8

2.1.2 Pengertian Center

14

2.2 Commercial Design

14

2.2.1 Retail Design

14

2.2.2 Retail Furniture

15

2.2.2. Exhibition dan Gallery


18

2.3 Organik

19

2.4 Virtual Office

19

2.5 Kerajinan Tangan

20

2.6 Studi Banding

21

ii


BAB III DESKRIPSI OBYEK STUDI
3.1 Deskripsi Obyek Studi

24

3.2 Analisis Fisik

25

3.3 Programing

32

3.3.1 Struktur Organisasi

32

3.3.2 Job desk

33


3.3.2 User Activity

35

3.3.3 Program Fasilitas

36

3.3.4 Kebutuhan Ruang

39

3.3.5 Besaran Ruang

40

3.3.6 Bubble Diagram

42


3.3.7 Hubungan Kedekatan Ruang

44

3.3.8 Zoning

45

3.3.9 Blocking

45

BAB IV VISUALISASI KARYA DESAIN INTERIOR
4.1 Usulan Konsep

45

4.1.1 Konsep Umum


45

4.1.2 Siklus Hidup

46

4.1.3 Konsep Bentuk

47

4.1.4 Konsep Warna

48

4.1.5 Konsep Cahaya dan Sirkulasi

48

4.1.6 Konsep Material


49

4.2 Ide Implementasi Konsep Pada Obyek Studi
4.2.1 Penerapan Konsep Siklus Hidup

ii

49
49

4.2.2 Penerapan Konsep Pada Ruangan
4.3 Visualisasi Desain Interior

51
54

4.3.1 Layout Denah General dan Sirkulasi User

54


4.3.2 Penerapan Konsep Siklus Hidup Organik

58

4.3.3 Denah Khusus

61

4.3.4 Detail Interior

70

4.3.5 Detail Furniture

72

4.3.6 Material

73


BAB IV SIMPULAN

74

LAMPIRAN

ii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Sistine chapel, karya Michaelangelo

10

Gambar 2.2 Pieta, karya Michaelangelo

10

Gambar 2.3 The last Supper, karya Leonardo DaVinci

10

Gambar 2.4 Booster layout

11

Gambar 2.5 Airplane

11

Gambar 2.6 Apple-iphone

11

Gambar 2.7 Apple-imac

11

Gambar 2.8 Store sketch

17

Gambar 2.9 Shoes store

17

Gambar 2.10 Furniture Store

17

Gambar 2.11 Furniture Store

17

Gambar 2.12 Exhibition

18

Gambar 2.13 Gallery

18

Gambar 2.14 Furniture Exhibition

19

Gambar 2.15 Electronic Exhibition

19

Gambar 2.16 Go Organic

20

Gambar 2.17 Shapes Organic

20

Gambar 2.18 Virtual Office

20

Gambar 2.19 Kerajinan Tangan

21

Gambar 2.20 Batik Indonesia

21

Gambar 2.21 Tampak Depan Jakarta Desain Center

22

iii

Gambar 2.22 Enterance Jakarta Desain Center

22

Gambar 2.23 Eskalator Jakarta Desain center

23

Gambar 2.24 Resepsionis Bisnis Center

23

Gambar 3.1 Foto Tampak Depan Gedung Sultan Plasa

27

Gambar 3.2 Peta Daerah Cihampelas Bandung

27

Gambar 3.3 Zooning Lantai Dasar, Lantai 1, Lantai 2, dan Lantai 3

42

Gambar 3.4 Zooning Lantai 4

42

Gambar 3.5 Zooming Lantai 5

43

Gambar 3.6 Blocking Lantai Dasar

43

Gambar 3.7 Blocking Lantai 1 dan 2

43

Gambar 3.8 Blocking Lantai 3

44

Gambar 3.9 Blocking Lantai 4

44

Gambar 3.10 Blocking Lantai 5

44

Gambar 4.1 Organic Woman

47

Gambar 4.2 Organic Shape

47

Gambar 4.3 Swire Exhibition

51

Gambar 4.4 Furniture Exhibition

51

Gambar 4.5 Wall Expose

51

Gambar 4.6 Ceiling

51

Gambar 4.7 Cicle Garden

52

Gambar 4.8 Sign

52

Gambar 4.9 Starbuck Cafe

52

Gambar 4.10 Lobby

52

Gambar 4.11 Gallery

53

iii

Gambar 4.12 Gallery 2

53

Gambar 4.13 Library

53

Gambar 4.14 Modern Lounge

53

Gambar 4.15 Layout dan Sirkulasi Lantai Dasar

54

Gambar 4.16 Layout dan Sirkulasi Lantai 1

55

Gambar 4.17 Layout dan Sirkulasi Lantai 2

55

Gambar 4.18 Layout dan Sirkulasi Lantai 3

56

Gambar 4.19 Layout dan Sirkulasi Lantai 4

56

Gambar 4.20 Layout dan Sirkulasi Lantai 5

57

Gambar 4.21 Sign system

57

Gambar 4.22 Information machine

57

Gambar 4.23 Penerapan Konsep Lantai Dasar

58

Gambar 4.24 Penerapan Konsep Lantai 1

59

Gambar 4.25 Penerapan Konsep Lantai 2

59

Gambar 4.26 Penerapan Konsep Lantai 3

60

Gambar 4.27 Penerapan Konsep Lantai 4

60

Gambar 4.28 Penerapan Konsep Lantai 5

61

Gambar 4.29 Layout Furniture Exhibition Hall

62

Gambar 4.30 Floor Plan Exhibition Hall

62

Gambar 4.31 Ceiling Plan Exhibition Hall

63

Gambar 4.32 Potongan A-A Exhibition Hall

63

Gambar 4.33 Potongan B-B Exhibition Hall

63

Gambar 4.34 Perspektif Exhibition Hall

64

Gambar 4.35 Layout Furniture Gallery

65

iii

Gambar 4.36 Floor Plan Gallery

65

Gambar 4.37 Ceiling Plan Gallery

65

Gambar 4.38 Potongan A-A Gallery

66

Gambar 4.39 Potongan B-B Gallery

66

Gambar 4.40 Perspektif Gallery

66

Gambar 4.41 Layout Furniture Business Center

67

Gambar 4.42 Floor Plan Business Center

68

Gambar 4.43 Ceiling Plan Business Center

68

Gambar 4.44 Potongan A-A Business Center

69

Gambar 4.45 Potongan B-B Business Center

69

Gambar 4.46 Perspektif Business Center

69

Gambar 4.47 Perspektif Detail interior dinding di Exhibition Hall

70

Gambar 4.48 Perspektif Detail interior dinding stand tampak original

71

Gambar 4.49 Perspektif Detail interior dinding stand tampak dilipat

71

Gambar 4.50 Perspektif Detail interior dinding stand tampak tipe 1

71

Gambar 4.51 Perspektif Detail interior dinding stand tampak tipe 2

71

Gambar 4.52 Perspektif Detail interior dinding pada bisnis center

72

Gambar 4.53 Perspektif furniture meja atrium

72

Gambar 4.54 Perspektif light box pada area gallery

73

Gambar 4.55 Material

74

iii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah
Perkembangan industri kreatif saat ini berkembang sangat pesat. Sebelumnya
industri kreatif ini sangat dihargai hanya di Negara-negara maju. Namun saat ini
industri kreatif sudah mulai sangat diperhatikan dan dihargai di negara-negara
berkembang. Terutama di Negara Indonesia saat ini desain sebagai industri kreatif
sudah mempunyai nilai yang tinggi dan perkembangan desain di Negara ini pun
sudah sangat maju. Hal ini terlihat dari minat para anak-anak muda yang mengambil
kuliah jurusan desain sangat banyak. Juga permintaan para industri-industri dan
konsumen-konsumennya yang menginginkan benda yang mempunyai desain
menarik. Sehingga telah disadari bahwa suatu benda yang mempunyai desain yang
sangat menarik mempunyai nilai tambah yang begitu luar biasa dalam penjualan dan
menarik minat para konsumen. Selain benda, sebuah bangunan yang mempunyai

2
ruangan-ruangan yang didesain dengan begitu bagusnya tentunya akan menarik
minat para pengunjung untuk datang ke tempat tersebut.
Bila dilihat dari gaya hidup sekarang ini, sudah terlihat bahwa para
masyarakat sudah sangat tergantung akan suatu desain yang menarik. Mulai dari
gadget-gadget yang berteknologi canggih sampai peralatan rumah tangga termasuk
furniture-furniture yang mempunyai desain menarik sangat laris manis terjual di
masyarakat luas. Bahkan sampai benda-benda yang bukan merupakan suatu
kebutuhan yang penting dalam hidup manusia seperti lukisan, fotografi dan mainan
pun sangat diminati oleh masyarakat luas. Saar ini desain sudah menjadi sebuah
lahan bisnis yang menggiurkan.
Singapura sebagai Negara transit, merupakan Negara kecil yang disebut
“Negara kota”. Singapura yang berpenduduk multirasional dengan beragam corak
budaya yang kontras,namun status Singapura sebagai Negara transit yang strategis
justru telah menenggelamkan kebudayaan tradisional mereka. Pada tahun 1990, atas
inisiatif Perdana Mentri Lee Kuan Yeuw dan kementrian luar negerinya, Singapura
memutar haluan menjadi Negara yang “proaktif” dalam desain. Negara ini menyadari
desain sebagai ujung tombak ekonomi dan bisnis Singapura di masa datang. Maka
tindak lanjut pemerintah Singapura setelah itu adalah membuka Singapore Design
Centre dan menyelenggarakan forum-forum, pameran-pameran dan lomba-lomba
yang bertaraf internasional. Sehingga pada saat ini Singapura terkenal sebagai
Negara sadar desain (a design conscious country) di tengah masyarakat internasional.
Indonesia pun sebenarnya telah menyadari akan pentingnya sebuah desain
yang mempunyai potensi yang luar biasa. Sehingga Indonesia pun membangun
sebuah desain center yang terletak di jalan Gatot Subroto, Jakarta. Jakarta sebagai

3
ibukota Negara Indonesia ini memang sebagai pengkonsumsi desain terbesar di
Negara ini. Jakarta Desain Center ini dibangun di sebuah lahan yang luas dengan
bangunan tujuh lantai. Desain center ini sangat bermanfaat sekali bagi para desainerdesainer maupun masyarakat luas. Sebagai desainer disana mereka bisa mendapatkan
inspirasi dan mempublikasikan hasil dari ide-ide mereka dan juga menjadi tempat
berkumpulnya para desainer-desainer dalam negeri.
Namun sayangnya Desain center belum cukup untuk mendongkrak Negara
ini untuk menghasilkan desain-desain yang lebih dikenal di masyarakat internasional.
Dan sayangnya desain center ini hanya terdapat di Jakarta. Padahal dikota-kota besar
lainya desain pun sudah cukup berkembang, terutama di kota Bandung. Banyak lahir
desainer-desainer hebat lahir dari kota ini dan juga Bandung mempunyai gaya hidup
yang cukup tinggi. Konsumsi masyarakat Bandung pada desain tidak kalah
banyaknya. Dan pernah terdengar kabar bahwa Bandung akan dijadikan kota kreatif
yang dikarenakan banyak muncul industry-industri kreatif dari kota ini. Salah
satunya di bidang handicraft, penulis ingin mengangkat hasil handicraft masyarakat
Bandung ini.
Oleh karena itu sebuah desain center sangat memungkinkan untuk dibangun
di kawasan Bandung, sehingga para masyarakat Bandung dapat lebih mudah untuk
mendapatkan suatu objek yang mempunyai desain yang artistik dan bernilai tinggi.
Dan juga bagi para desainer-desainer diharapkan desain center ini dapat lebih
memacu mereka untuk menghasilkan desain yang semakin bagus lagi, karena dengan
dibangunnya desain center ini persaingan di dunia desain semakin baik dikarenakan
desain center ini menghadirkan desain-desain unggulan yang menarik dan bernilai
tinggi baik itu dari luar negeri maupun dalam negeri. Desain center ini pun dapat

4
menjadi tempat bertemunya para desainer-desainer lokal maupun luar dimana
mereka dapat mensharingkan hasil-hasil karya mereka. Dan juga desain center ini
mempunyai tujuan yang bersifat edukasi, yaitu terdapat kantor bagi perwakilan
mahasiswa desain, workshop-workshop dan seminar-seminar desain. Desain center
ini menjadi tempat pertemuan tiga unsur, yaitu desainer, konsumen dan produsen.
Sedangkan untuk kedepannya diharapkan Bandung Design Centre ini dapat
membawa Negara Indonesia menjadi Negara yang dikenal dalam dunia desain oleh
para masyarakat internasional.

1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
ada beberapa permasalahan yang muncul mengenai :
1. Bagaimana menciptakan suatu desain center yang dapat mendukung dan
bermanfaat bagi masyarakat, produsen dan desainer?
2. Bagaimana menerapkan konsep desain yang sesuai dengan karakter-karakter
yang terkandung didalam desain dan masyarakat di sekitar desain center
tersebut?
1.3 Tujuan perancangan
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan perancangan desain center adalah :
1. Dapat menciptakan suatu desain center yang dapat mendukung kemajuan

desain di Indonesia.

5
2. Dapat menciptakan suatu desain center yang dapat menjadi pusat bagi

masyarakat, produsen dan desainer.
3. Dapat menerapkan konsep yang sesuai dengan desain center tersebut

sehingga fungsi dan desainnya dapat berkaitan dan saling mendukung.
4. Dapat membuat suatu desain center yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar

dan memajukan budaya setempat, khususnya di kota Bandung.

1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori mengenai pengertian dan perkembangan Desain.
Pengertian tentang Design Centre itu sendiri. Pengertian tentang Exhibition dan retail
desain yang baik. Pengertian tentang objek-objek yang ditampilkan seperti furnitur.
Pengertian sebuah bisnis center dengan vitual office. Dan ergonomi yang sesuai bagi
fasilitas-fasilitas yang terdapat di desain center ini. Pengertian mengenai konsep yang
dipilih untuk desain center tersebut. Dan juga studi banding terhadap proyek yang
sejenis.
BAB III Deskripsi Obyek studi yang meliputi studi image, analisis tapak,
analisa kebutuhan ruang, programming, kedekatan ruang, besaran ruang, serta zoning
dan blocking.

6
BAB IV Ide implementasi konsep dan Hasil Perancangan yang meliputi
konsep yang diterapkan pada denah general, denah khusus, potongan, detail, dan
lain-lain.
BAB V Kesimpulan yang didapat dari hasil perancangan Desain Center
tersebut.

75

BAB V
SIMPULAN

Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:
1. Dalam penerapan konsep “ Siklus Hidup Organik”, pada bangunan desain
center ini secara keseluruhan banyak diterapkan karakter-karakter yang
dimiliki oleh organik. Dan pembagian-pembagian area dibagi menurut
tahapan-tahapan yang terdapat pada siklus hidupnya. Mulai dari yang
paling sederhana sampai ke yang paling kompleks dan menurun kembali.
Pada area yang tahapannya semakin dewasa, maka penerapan karakterkarakter dari organik tersebut semakin kuat.
2. Selain konsep yang diterapkan, juga sangat diperhatikan fasilitas-fasilitas
yang mempunyai fungsi masing-masing agar segala sesuatu yang terdapat
pada desain center tersebut dapat memenuhi dan memuaskan para
pengguna desain center tersebut, hal ini sangat penting karena desain

76

center tersebut selain ditujukan bagi para desainer, juga bagi para
produsen dan masyarakat awam. Dan juga diharapkan dapat berguna bagi
para calon-calon desainer.
3. Fasilitas yang terdapat pada exhibition hall sangat diperhatikan bagi para
penyewa stand-stand tersebut. Sehingga stand-stand ini dibagi kedalam 3
grup yang dilihat dari besaran stand tersebut. Mulai dari yang kecil,
sedang dan besar. Juga fungsi dinding nya yang multifungsi dimana
dindingnya dapat dilipat sehingga memungkinkan bagi penyewa untuk
menginginkan stand yang mempunyai luasan yang lebih besar lagi. Dan
juga terdapat slot didinding yang dapat diganti-ganti sesuai dengan
keperluan.
4. Material-material yang digunakan dalam desain center tersebut,
menggunakan material yang terdapat dari alam, walaupun banyak
material buatan namun tetap mempunyai visualisasi material alami. Dan
juga terdapat banyak indoor garden dan water fountain, sehingga suasana
alamnya sangat terasa dan menciptakan suasana tenang dan sejuk.

32

DAFTAR PUSTAKA

Gon, Harry, cs. Kombinasi Warna. PT. Gramedia. Jakarta, 2004
Irma. Tabloid Ruma edisi 79. IV/07Februari – 20 Februari 2006.
Desain Tata Cahaya. PT. Gramedia. Jakarta, 2005.
Pile, John F. Interior Design .
Designing Commercial Interior
Design Bayley Conran