Perancangan Bandung Design center Dengan Tema "Siklus Hidup Organik".
ABSTRAK
Desain center dahulunya merupakan tempat promosi benda-benda desain yang ditawarkan
oleh produsen-produsen terhadap para konsumen. Namun seiring dengan kemajuan jaman, desain
center ini mempunyai fungsi sebagai tempat bertemunya para desainer-desainer dengan para
produsen dan konsumennya. Disamping itu desain center ini juga menjadi wadah bagi para
mahasiswa desain maupun masyarakat awam untuk mengenal desain lebih dekat.
Desain center ini pun merupakan suatu cara bagi suatu Negara yang ingin memajukan
desain di Negara tersebut. Sebagai contohnya adalah Negara Singapura, Negara ini merupakan
nergara transit yang kebudayaannya semakin lama semakin pudar karena pesatnya kemajuan
teknologi di Negara tersebut. Negara ini menyadari bahwa desain merupakan tombak bisnis dan
perekonomian mereka di masa yang akan dating, maka melalui perdana mentri mereka pada
merubah haluan menjadi Negara yang mengutamakan desain. Sebagai salah satu langkahnya
pada tahun 1990 mereka membangun sebuah pusat desain yaitu, desain center. Selain itu pula
mereka mengadakan berbagai seminar-seminar desain internasional, konfrensi desain internasioal
dan barbagai macam kompetisi-kompetisi desain yang bertaraf internasional.
Indonesia merupakan Negara yang berpotensi besar dalam memajukan desain,
dikarenakan sumber daya manusianya yang kreatif. Banyak sekali desainer-desainer dan calomcalon desainer yang mempunyai desain yang hebat dan tidak kalah oleh desainer-desainer luar
negeri. Bahkan diantaranya banyak yang sudah dikenal di luar sana. Maka diharapkan pemerintah
Indonesia dapat lebih memperhatikan desain yang berkembang di Negara ini, dan salah satu
langkahnya adalah dengan membangun sebuah desain center yang mempunyai fasilitas-fasilitas
yang dpat mendukung kemajuan desain di Negara Indonesia ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
4
1.3 Tujuan perancangan
5
1.4 Sistematika Penulisan
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Design Center
7
2.1.1 Pengertian Desain
8
2.1.2 Pengertian Center
14
2.2 Commercial Design
14
2.2.1 Retail Design
14
2.2.2 Retail Furniture
15
2.2.2. Exhibition dan Gallery
18
2.3 Organik
19
2.4 Virtual Office
19
2.5 Kerajinan Tangan
20
2.6 Studi Banding
21
ii
BAB III DESKRIPSI OBYEK STUDI
3.1 Deskripsi Obyek Studi
24
3.2 Analisis Fisik
25
3.3 Programing
32
3.3.1 Struktur Organisasi
32
3.3.2 Job desk
33
3.3.2 User Activity
35
3.3.3 Program Fasilitas
36
3.3.4 Kebutuhan Ruang
39
3.3.5 Besaran Ruang
40
3.3.6 Bubble Diagram
42
3.3.7 Hubungan Kedekatan Ruang
44
3.3.8 Zoning
45
3.3.9 Blocking
45
BAB IV VISUALISASI KARYA DESAIN INTERIOR
4.1 Usulan Konsep
45
4.1.1 Konsep Umum
45
4.1.2 Siklus Hidup
46
4.1.3 Konsep Bentuk
47
4.1.4 Konsep Warna
48
4.1.5 Konsep Cahaya dan Sirkulasi
48
4.1.6 Konsep Material
49
4.2 Ide Implementasi Konsep Pada Obyek Studi
4.2.1 Penerapan Konsep Siklus Hidup
ii
49
49
4.2.2 Penerapan Konsep Pada Ruangan
4.3 Visualisasi Desain Interior
51
54
4.3.1 Layout Denah General dan Sirkulasi User
54
4.3.2 Penerapan Konsep Siklus Hidup Organik
58
4.3.3 Denah Khusus
61
4.3.4 Detail Interior
70
4.3.5 Detail Furniture
72
4.3.6 Material
73
BAB IV SIMPULAN
74
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistine chapel, karya Michaelangelo
10
Gambar 2.2 Pieta, karya Michaelangelo
10
Gambar 2.3 The last Supper, karya Leonardo DaVinci
10
Gambar 2.4 Booster layout
11
Gambar 2.5 Airplane
11
Gambar 2.6 Apple-iphone
11
Gambar 2.7 Apple-imac
11
Gambar 2.8 Store sketch
17
Gambar 2.9 Shoes store
17
Gambar 2.10 Furniture Store
17
Gambar 2.11 Furniture Store
17
Gambar 2.12 Exhibition
18
Gambar 2.13 Gallery
18
Gambar 2.14 Furniture Exhibition
19
Gambar 2.15 Electronic Exhibition
19
Gambar 2.16 Go Organic
20
Gambar 2.17 Shapes Organic
20
Gambar 2.18 Virtual Office
20
Gambar 2.19 Kerajinan Tangan
21
Gambar 2.20 Batik Indonesia
21
Gambar 2.21 Tampak Depan Jakarta Desain Center
22
iii
Gambar 2.22 Enterance Jakarta Desain Center
22
Gambar 2.23 Eskalator Jakarta Desain center
23
Gambar 2.24 Resepsionis Bisnis Center
23
Gambar 3.1 Foto Tampak Depan Gedung Sultan Plasa
27
Gambar 3.2 Peta Daerah Cihampelas Bandung
27
Gambar 3.3 Zooning Lantai Dasar, Lantai 1, Lantai 2, dan Lantai 3
42
Gambar 3.4 Zooning Lantai 4
42
Gambar 3.5 Zooming Lantai 5
43
Gambar 3.6 Blocking Lantai Dasar
43
Gambar 3.7 Blocking Lantai 1 dan 2
43
Gambar 3.8 Blocking Lantai 3
44
Gambar 3.9 Blocking Lantai 4
44
Gambar 3.10 Blocking Lantai 5
44
Gambar 4.1 Organic Woman
47
Gambar 4.2 Organic Shape
47
Gambar 4.3 Swire Exhibition
51
Gambar 4.4 Furniture Exhibition
51
Gambar 4.5 Wall Expose
51
Gambar 4.6 Ceiling
51
Gambar 4.7 Cicle Garden
52
Gambar 4.8 Sign
52
Gambar 4.9 Starbuck Cafe
52
Gambar 4.10 Lobby
52
Gambar 4.11 Gallery
53
iii
Gambar 4.12 Gallery 2
53
Gambar 4.13 Library
53
Gambar 4.14 Modern Lounge
53
Gambar 4.15 Layout dan Sirkulasi Lantai Dasar
54
Gambar 4.16 Layout dan Sirkulasi Lantai 1
55
Gambar 4.17 Layout dan Sirkulasi Lantai 2
55
Gambar 4.18 Layout dan Sirkulasi Lantai 3
56
Gambar 4.19 Layout dan Sirkulasi Lantai 4
56
Gambar 4.20 Layout dan Sirkulasi Lantai 5
57
Gambar 4.21 Sign system
57
Gambar 4.22 Information machine
57
Gambar 4.23 Penerapan Konsep Lantai Dasar
58
Gambar 4.24 Penerapan Konsep Lantai 1
59
Gambar 4.25 Penerapan Konsep Lantai 2
59
Gambar 4.26 Penerapan Konsep Lantai 3
60
Gambar 4.27 Penerapan Konsep Lantai 4
60
Gambar 4.28 Penerapan Konsep Lantai 5
61
Gambar 4.29 Layout Furniture Exhibition Hall
62
Gambar 4.30 Floor Plan Exhibition Hall
62
Gambar 4.31 Ceiling Plan Exhibition Hall
63
Gambar 4.32 Potongan A-A Exhibition Hall
63
Gambar 4.33 Potongan B-B Exhibition Hall
63
Gambar 4.34 Perspektif Exhibition Hall
64
Gambar 4.35 Layout Furniture Gallery
65
iii
Gambar 4.36 Floor Plan Gallery
65
Gambar 4.37 Ceiling Plan Gallery
65
Gambar 4.38 Potongan A-A Gallery
66
Gambar 4.39 Potongan B-B Gallery
66
Gambar 4.40 Perspektif Gallery
66
Gambar 4.41 Layout Furniture Business Center
67
Gambar 4.42 Floor Plan Business Center
68
Gambar 4.43 Ceiling Plan Business Center
68
Gambar 4.44 Potongan A-A Business Center
69
Gambar 4.45 Potongan B-B Business Center
69
Gambar 4.46 Perspektif Business Center
69
Gambar 4.47 Perspektif Detail interior dinding di Exhibition Hall
70
Gambar 4.48 Perspektif Detail interior dinding stand tampak original
71
Gambar 4.49 Perspektif Detail interior dinding stand tampak dilipat
71
Gambar 4.50 Perspektif Detail interior dinding stand tampak tipe 1
71
Gambar 4.51 Perspektif Detail interior dinding stand tampak tipe 2
71
Gambar 4.52 Perspektif Detail interior dinding pada bisnis center
72
Gambar 4.53 Perspektif furniture meja atrium
72
Gambar 4.54 Perspektif light box pada area gallery
73
Gambar 4.55 Material
74
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Perkembangan industri kreatif saat ini berkembang sangat pesat. Sebelumnya
industri kreatif ini sangat dihargai hanya di Negara-negara maju. Namun saat ini
industri kreatif sudah mulai sangat diperhatikan dan dihargai di negara-negara
berkembang. Terutama di Negara Indonesia saat ini desain sebagai industri kreatif
sudah mempunyai nilai yang tinggi dan perkembangan desain di Negara ini pun
sudah sangat maju. Hal ini terlihat dari minat para anak-anak muda yang mengambil
kuliah jurusan desain sangat banyak. Juga permintaan para industri-industri dan
konsumen-konsumennya yang menginginkan benda yang mempunyai desain
menarik. Sehingga telah disadari bahwa suatu benda yang mempunyai desain yang
sangat menarik mempunyai nilai tambah yang begitu luar biasa dalam penjualan dan
menarik minat para konsumen. Selain benda, sebuah bangunan yang mempunyai
2
ruangan-ruangan yang didesain dengan begitu bagusnya tentunya akan menarik
minat para pengunjung untuk datang ke tempat tersebut.
Bila dilihat dari gaya hidup sekarang ini, sudah terlihat bahwa para
masyarakat sudah sangat tergantung akan suatu desain yang menarik. Mulai dari
gadget-gadget yang berteknologi canggih sampai peralatan rumah tangga termasuk
furniture-furniture yang mempunyai desain menarik sangat laris manis terjual di
masyarakat luas. Bahkan sampai benda-benda yang bukan merupakan suatu
kebutuhan yang penting dalam hidup manusia seperti lukisan, fotografi dan mainan
pun sangat diminati oleh masyarakat luas. Saar ini desain sudah menjadi sebuah
lahan bisnis yang menggiurkan.
Singapura sebagai Negara transit, merupakan Negara kecil yang disebut
“Negara kota”. Singapura yang berpenduduk multirasional dengan beragam corak
budaya yang kontras,namun status Singapura sebagai Negara transit yang strategis
justru telah menenggelamkan kebudayaan tradisional mereka. Pada tahun 1990, atas
inisiatif Perdana Mentri Lee Kuan Yeuw dan kementrian luar negerinya, Singapura
memutar haluan menjadi Negara yang “proaktif” dalam desain. Negara ini menyadari
desain sebagai ujung tombak ekonomi dan bisnis Singapura di masa datang. Maka
tindak lanjut pemerintah Singapura setelah itu adalah membuka Singapore Design
Centre dan menyelenggarakan forum-forum, pameran-pameran dan lomba-lomba
yang bertaraf internasional. Sehingga pada saat ini Singapura terkenal sebagai
Negara sadar desain (a design conscious country) di tengah masyarakat internasional.
Indonesia pun sebenarnya telah menyadari akan pentingnya sebuah desain
yang mempunyai potensi yang luar biasa. Sehingga Indonesia pun membangun
sebuah desain center yang terletak di jalan Gatot Subroto, Jakarta. Jakarta sebagai
3
ibukota Negara Indonesia ini memang sebagai pengkonsumsi desain terbesar di
Negara ini. Jakarta Desain Center ini dibangun di sebuah lahan yang luas dengan
bangunan tujuh lantai. Desain center ini sangat bermanfaat sekali bagi para desainerdesainer maupun masyarakat luas. Sebagai desainer disana mereka bisa mendapatkan
inspirasi dan mempublikasikan hasil dari ide-ide mereka dan juga menjadi tempat
berkumpulnya para desainer-desainer dalam negeri.
Namun sayangnya Desain center belum cukup untuk mendongkrak Negara
ini untuk menghasilkan desain-desain yang lebih dikenal di masyarakat internasional.
Dan sayangnya desain center ini hanya terdapat di Jakarta. Padahal dikota-kota besar
lainya desain pun sudah cukup berkembang, terutama di kota Bandung. Banyak lahir
desainer-desainer hebat lahir dari kota ini dan juga Bandung mempunyai gaya hidup
yang cukup tinggi. Konsumsi masyarakat Bandung pada desain tidak kalah
banyaknya. Dan pernah terdengar kabar bahwa Bandung akan dijadikan kota kreatif
yang dikarenakan banyak muncul industry-industri kreatif dari kota ini. Salah
satunya di bidang handicraft, penulis ingin mengangkat hasil handicraft masyarakat
Bandung ini.
Oleh karena itu sebuah desain center sangat memungkinkan untuk dibangun
di kawasan Bandung, sehingga para masyarakat Bandung dapat lebih mudah untuk
mendapatkan suatu objek yang mempunyai desain yang artistik dan bernilai tinggi.
Dan juga bagi para desainer-desainer diharapkan desain center ini dapat lebih
memacu mereka untuk menghasilkan desain yang semakin bagus lagi, karena dengan
dibangunnya desain center ini persaingan di dunia desain semakin baik dikarenakan
desain center ini menghadirkan desain-desain unggulan yang menarik dan bernilai
tinggi baik itu dari luar negeri maupun dalam negeri. Desain center ini pun dapat
4
menjadi tempat bertemunya para desainer-desainer lokal maupun luar dimana
mereka dapat mensharingkan hasil-hasil karya mereka. Dan juga desain center ini
mempunyai tujuan yang bersifat edukasi, yaitu terdapat kantor bagi perwakilan
mahasiswa desain, workshop-workshop dan seminar-seminar desain. Desain center
ini menjadi tempat pertemuan tiga unsur, yaitu desainer, konsumen dan produsen.
Sedangkan untuk kedepannya diharapkan Bandung Design Centre ini dapat
membawa Negara Indonesia menjadi Negara yang dikenal dalam dunia desain oleh
para masyarakat internasional.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
ada beberapa permasalahan yang muncul mengenai :
1. Bagaimana menciptakan suatu desain center yang dapat mendukung dan
bermanfaat bagi masyarakat, produsen dan desainer?
2. Bagaimana menerapkan konsep desain yang sesuai dengan karakter-karakter
yang terkandung didalam desain dan masyarakat di sekitar desain center
tersebut?
1.3 Tujuan perancangan
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan perancangan desain center adalah :
1. Dapat menciptakan suatu desain center yang dapat mendukung kemajuan
desain di Indonesia.
5
2. Dapat menciptakan suatu desain center yang dapat menjadi pusat bagi
masyarakat, produsen dan desainer.
3. Dapat menerapkan konsep yang sesuai dengan desain center tersebut
sehingga fungsi dan desainnya dapat berkaitan dan saling mendukung.
4. Dapat membuat suatu desain center yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar
dan memajukan budaya setempat, khususnya di kota Bandung.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori mengenai pengertian dan perkembangan Desain.
Pengertian tentang Design Centre itu sendiri. Pengertian tentang Exhibition dan retail
desain yang baik. Pengertian tentang objek-objek yang ditampilkan seperti furnitur.
Pengertian sebuah bisnis center dengan vitual office. Dan ergonomi yang sesuai bagi
fasilitas-fasilitas yang terdapat di desain center ini. Pengertian mengenai konsep yang
dipilih untuk desain center tersebut. Dan juga studi banding terhadap proyek yang
sejenis.
BAB III Deskripsi Obyek studi yang meliputi studi image, analisis tapak,
analisa kebutuhan ruang, programming, kedekatan ruang, besaran ruang, serta zoning
dan blocking.
6
BAB IV Ide implementasi konsep dan Hasil Perancangan yang meliputi
konsep yang diterapkan pada denah general, denah khusus, potongan, detail, dan
lain-lain.
BAB V Kesimpulan yang didapat dari hasil perancangan Desain Center
tersebut.
75
BAB V
SIMPULAN
Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:
1. Dalam penerapan konsep “ Siklus Hidup Organik”, pada bangunan desain
center ini secara keseluruhan banyak diterapkan karakter-karakter yang
dimiliki oleh organik. Dan pembagian-pembagian area dibagi menurut
tahapan-tahapan yang terdapat pada siklus hidupnya. Mulai dari yang
paling sederhana sampai ke yang paling kompleks dan menurun kembali.
Pada area yang tahapannya semakin dewasa, maka penerapan karakterkarakter dari organik tersebut semakin kuat.
2. Selain konsep yang diterapkan, juga sangat diperhatikan fasilitas-fasilitas
yang mempunyai fungsi masing-masing agar segala sesuatu yang terdapat
pada desain center tersebut dapat memenuhi dan memuaskan para
pengguna desain center tersebut, hal ini sangat penting karena desain
76
center tersebut selain ditujukan bagi para desainer, juga bagi para
produsen dan masyarakat awam. Dan juga diharapkan dapat berguna bagi
para calon-calon desainer.
3. Fasilitas yang terdapat pada exhibition hall sangat diperhatikan bagi para
penyewa stand-stand tersebut. Sehingga stand-stand ini dibagi kedalam 3
grup yang dilihat dari besaran stand tersebut. Mulai dari yang kecil,
sedang dan besar. Juga fungsi dinding nya yang multifungsi dimana
dindingnya dapat dilipat sehingga memungkinkan bagi penyewa untuk
menginginkan stand yang mempunyai luasan yang lebih besar lagi. Dan
juga terdapat slot didinding yang dapat diganti-ganti sesuai dengan
keperluan.
4. Material-material yang digunakan dalam desain center tersebut,
menggunakan material yang terdapat dari alam, walaupun banyak
material buatan namun tetap mempunyai visualisasi material alami. Dan
juga terdapat banyak indoor garden dan water fountain, sehingga suasana
alamnya sangat terasa dan menciptakan suasana tenang dan sejuk.
32
DAFTAR PUSTAKA
Gon, Harry, cs. Kombinasi Warna. PT. Gramedia. Jakarta, 2004
Irma. Tabloid Ruma edisi 79. IV/07Februari – 20 Februari 2006.
Desain Tata Cahaya. PT. Gramedia. Jakarta, 2005.
Pile, John F. Interior Design .
Designing Commercial Interior
Design Bayley Conran
Desain center dahulunya merupakan tempat promosi benda-benda desain yang ditawarkan
oleh produsen-produsen terhadap para konsumen. Namun seiring dengan kemajuan jaman, desain
center ini mempunyai fungsi sebagai tempat bertemunya para desainer-desainer dengan para
produsen dan konsumennya. Disamping itu desain center ini juga menjadi wadah bagi para
mahasiswa desain maupun masyarakat awam untuk mengenal desain lebih dekat.
Desain center ini pun merupakan suatu cara bagi suatu Negara yang ingin memajukan
desain di Negara tersebut. Sebagai contohnya adalah Negara Singapura, Negara ini merupakan
nergara transit yang kebudayaannya semakin lama semakin pudar karena pesatnya kemajuan
teknologi di Negara tersebut. Negara ini menyadari bahwa desain merupakan tombak bisnis dan
perekonomian mereka di masa yang akan dating, maka melalui perdana mentri mereka pada
merubah haluan menjadi Negara yang mengutamakan desain. Sebagai salah satu langkahnya
pada tahun 1990 mereka membangun sebuah pusat desain yaitu, desain center. Selain itu pula
mereka mengadakan berbagai seminar-seminar desain internasional, konfrensi desain internasioal
dan barbagai macam kompetisi-kompetisi desain yang bertaraf internasional.
Indonesia merupakan Negara yang berpotensi besar dalam memajukan desain,
dikarenakan sumber daya manusianya yang kreatif. Banyak sekali desainer-desainer dan calomcalon desainer yang mempunyai desain yang hebat dan tidak kalah oleh desainer-desainer luar
negeri. Bahkan diantaranya banyak yang sudah dikenal di luar sana. Maka diharapkan pemerintah
Indonesia dapat lebih memperhatikan desain yang berkembang di Negara ini, dan salah satu
langkahnya adalah dengan membangun sebuah desain center yang mempunyai fasilitas-fasilitas
yang dpat mendukung kemajuan desain di Negara Indonesia ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
4
1.3 Tujuan perancangan
5
1.4 Sistematika Penulisan
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Design Center
7
2.1.1 Pengertian Desain
8
2.1.2 Pengertian Center
14
2.2 Commercial Design
14
2.2.1 Retail Design
14
2.2.2 Retail Furniture
15
2.2.2. Exhibition dan Gallery
18
2.3 Organik
19
2.4 Virtual Office
19
2.5 Kerajinan Tangan
20
2.6 Studi Banding
21
ii
BAB III DESKRIPSI OBYEK STUDI
3.1 Deskripsi Obyek Studi
24
3.2 Analisis Fisik
25
3.3 Programing
32
3.3.1 Struktur Organisasi
32
3.3.2 Job desk
33
3.3.2 User Activity
35
3.3.3 Program Fasilitas
36
3.3.4 Kebutuhan Ruang
39
3.3.5 Besaran Ruang
40
3.3.6 Bubble Diagram
42
3.3.7 Hubungan Kedekatan Ruang
44
3.3.8 Zoning
45
3.3.9 Blocking
45
BAB IV VISUALISASI KARYA DESAIN INTERIOR
4.1 Usulan Konsep
45
4.1.1 Konsep Umum
45
4.1.2 Siklus Hidup
46
4.1.3 Konsep Bentuk
47
4.1.4 Konsep Warna
48
4.1.5 Konsep Cahaya dan Sirkulasi
48
4.1.6 Konsep Material
49
4.2 Ide Implementasi Konsep Pada Obyek Studi
4.2.1 Penerapan Konsep Siklus Hidup
ii
49
49
4.2.2 Penerapan Konsep Pada Ruangan
4.3 Visualisasi Desain Interior
51
54
4.3.1 Layout Denah General dan Sirkulasi User
54
4.3.2 Penerapan Konsep Siklus Hidup Organik
58
4.3.3 Denah Khusus
61
4.3.4 Detail Interior
70
4.3.5 Detail Furniture
72
4.3.6 Material
73
BAB IV SIMPULAN
74
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistine chapel, karya Michaelangelo
10
Gambar 2.2 Pieta, karya Michaelangelo
10
Gambar 2.3 The last Supper, karya Leonardo DaVinci
10
Gambar 2.4 Booster layout
11
Gambar 2.5 Airplane
11
Gambar 2.6 Apple-iphone
11
Gambar 2.7 Apple-imac
11
Gambar 2.8 Store sketch
17
Gambar 2.9 Shoes store
17
Gambar 2.10 Furniture Store
17
Gambar 2.11 Furniture Store
17
Gambar 2.12 Exhibition
18
Gambar 2.13 Gallery
18
Gambar 2.14 Furniture Exhibition
19
Gambar 2.15 Electronic Exhibition
19
Gambar 2.16 Go Organic
20
Gambar 2.17 Shapes Organic
20
Gambar 2.18 Virtual Office
20
Gambar 2.19 Kerajinan Tangan
21
Gambar 2.20 Batik Indonesia
21
Gambar 2.21 Tampak Depan Jakarta Desain Center
22
iii
Gambar 2.22 Enterance Jakarta Desain Center
22
Gambar 2.23 Eskalator Jakarta Desain center
23
Gambar 2.24 Resepsionis Bisnis Center
23
Gambar 3.1 Foto Tampak Depan Gedung Sultan Plasa
27
Gambar 3.2 Peta Daerah Cihampelas Bandung
27
Gambar 3.3 Zooning Lantai Dasar, Lantai 1, Lantai 2, dan Lantai 3
42
Gambar 3.4 Zooning Lantai 4
42
Gambar 3.5 Zooming Lantai 5
43
Gambar 3.6 Blocking Lantai Dasar
43
Gambar 3.7 Blocking Lantai 1 dan 2
43
Gambar 3.8 Blocking Lantai 3
44
Gambar 3.9 Blocking Lantai 4
44
Gambar 3.10 Blocking Lantai 5
44
Gambar 4.1 Organic Woman
47
Gambar 4.2 Organic Shape
47
Gambar 4.3 Swire Exhibition
51
Gambar 4.4 Furniture Exhibition
51
Gambar 4.5 Wall Expose
51
Gambar 4.6 Ceiling
51
Gambar 4.7 Cicle Garden
52
Gambar 4.8 Sign
52
Gambar 4.9 Starbuck Cafe
52
Gambar 4.10 Lobby
52
Gambar 4.11 Gallery
53
iii
Gambar 4.12 Gallery 2
53
Gambar 4.13 Library
53
Gambar 4.14 Modern Lounge
53
Gambar 4.15 Layout dan Sirkulasi Lantai Dasar
54
Gambar 4.16 Layout dan Sirkulasi Lantai 1
55
Gambar 4.17 Layout dan Sirkulasi Lantai 2
55
Gambar 4.18 Layout dan Sirkulasi Lantai 3
56
Gambar 4.19 Layout dan Sirkulasi Lantai 4
56
Gambar 4.20 Layout dan Sirkulasi Lantai 5
57
Gambar 4.21 Sign system
57
Gambar 4.22 Information machine
57
Gambar 4.23 Penerapan Konsep Lantai Dasar
58
Gambar 4.24 Penerapan Konsep Lantai 1
59
Gambar 4.25 Penerapan Konsep Lantai 2
59
Gambar 4.26 Penerapan Konsep Lantai 3
60
Gambar 4.27 Penerapan Konsep Lantai 4
60
Gambar 4.28 Penerapan Konsep Lantai 5
61
Gambar 4.29 Layout Furniture Exhibition Hall
62
Gambar 4.30 Floor Plan Exhibition Hall
62
Gambar 4.31 Ceiling Plan Exhibition Hall
63
Gambar 4.32 Potongan A-A Exhibition Hall
63
Gambar 4.33 Potongan B-B Exhibition Hall
63
Gambar 4.34 Perspektif Exhibition Hall
64
Gambar 4.35 Layout Furniture Gallery
65
iii
Gambar 4.36 Floor Plan Gallery
65
Gambar 4.37 Ceiling Plan Gallery
65
Gambar 4.38 Potongan A-A Gallery
66
Gambar 4.39 Potongan B-B Gallery
66
Gambar 4.40 Perspektif Gallery
66
Gambar 4.41 Layout Furniture Business Center
67
Gambar 4.42 Floor Plan Business Center
68
Gambar 4.43 Ceiling Plan Business Center
68
Gambar 4.44 Potongan A-A Business Center
69
Gambar 4.45 Potongan B-B Business Center
69
Gambar 4.46 Perspektif Business Center
69
Gambar 4.47 Perspektif Detail interior dinding di Exhibition Hall
70
Gambar 4.48 Perspektif Detail interior dinding stand tampak original
71
Gambar 4.49 Perspektif Detail interior dinding stand tampak dilipat
71
Gambar 4.50 Perspektif Detail interior dinding stand tampak tipe 1
71
Gambar 4.51 Perspektif Detail interior dinding stand tampak tipe 2
71
Gambar 4.52 Perspektif Detail interior dinding pada bisnis center
72
Gambar 4.53 Perspektif furniture meja atrium
72
Gambar 4.54 Perspektif light box pada area gallery
73
Gambar 4.55 Material
74
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Perkembangan industri kreatif saat ini berkembang sangat pesat. Sebelumnya
industri kreatif ini sangat dihargai hanya di Negara-negara maju. Namun saat ini
industri kreatif sudah mulai sangat diperhatikan dan dihargai di negara-negara
berkembang. Terutama di Negara Indonesia saat ini desain sebagai industri kreatif
sudah mempunyai nilai yang tinggi dan perkembangan desain di Negara ini pun
sudah sangat maju. Hal ini terlihat dari minat para anak-anak muda yang mengambil
kuliah jurusan desain sangat banyak. Juga permintaan para industri-industri dan
konsumen-konsumennya yang menginginkan benda yang mempunyai desain
menarik. Sehingga telah disadari bahwa suatu benda yang mempunyai desain yang
sangat menarik mempunyai nilai tambah yang begitu luar biasa dalam penjualan dan
menarik minat para konsumen. Selain benda, sebuah bangunan yang mempunyai
2
ruangan-ruangan yang didesain dengan begitu bagusnya tentunya akan menarik
minat para pengunjung untuk datang ke tempat tersebut.
Bila dilihat dari gaya hidup sekarang ini, sudah terlihat bahwa para
masyarakat sudah sangat tergantung akan suatu desain yang menarik. Mulai dari
gadget-gadget yang berteknologi canggih sampai peralatan rumah tangga termasuk
furniture-furniture yang mempunyai desain menarik sangat laris manis terjual di
masyarakat luas. Bahkan sampai benda-benda yang bukan merupakan suatu
kebutuhan yang penting dalam hidup manusia seperti lukisan, fotografi dan mainan
pun sangat diminati oleh masyarakat luas. Saar ini desain sudah menjadi sebuah
lahan bisnis yang menggiurkan.
Singapura sebagai Negara transit, merupakan Negara kecil yang disebut
“Negara kota”. Singapura yang berpenduduk multirasional dengan beragam corak
budaya yang kontras,namun status Singapura sebagai Negara transit yang strategis
justru telah menenggelamkan kebudayaan tradisional mereka. Pada tahun 1990, atas
inisiatif Perdana Mentri Lee Kuan Yeuw dan kementrian luar negerinya, Singapura
memutar haluan menjadi Negara yang “proaktif” dalam desain. Negara ini menyadari
desain sebagai ujung tombak ekonomi dan bisnis Singapura di masa datang. Maka
tindak lanjut pemerintah Singapura setelah itu adalah membuka Singapore Design
Centre dan menyelenggarakan forum-forum, pameran-pameran dan lomba-lomba
yang bertaraf internasional. Sehingga pada saat ini Singapura terkenal sebagai
Negara sadar desain (a design conscious country) di tengah masyarakat internasional.
Indonesia pun sebenarnya telah menyadari akan pentingnya sebuah desain
yang mempunyai potensi yang luar biasa. Sehingga Indonesia pun membangun
sebuah desain center yang terletak di jalan Gatot Subroto, Jakarta. Jakarta sebagai
3
ibukota Negara Indonesia ini memang sebagai pengkonsumsi desain terbesar di
Negara ini. Jakarta Desain Center ini dibangun di sebuah lahan yang luas dengan
bangunan tujuh lantai. Desain center ini sangat bermanfaat sekali bagi para desainerdesainer maupun masyarakat luas. Sebagai desainer disana mereka bisa mendapatkan
inspirasi dan mempublikasikan hasil dari ide-ide mereka dan juga menjadi tempat
berkumpulnya para desainer-desainer dalam negeri.
Namun sayangnya Desain center belum cukup untuk mendongkrak Negara
ini untuk menghasilkan desain-desain yang lebih dikenal di masyarakat internasional.
Dan sayangnya desain center ini hanya terdapat di Jakarta. Padahal dikota-kota besar
lainya desain pun sudah cukup berkembang, terutama di kota Bandung. Banyak lahir
desainer-desainer hebat lahir dari kota ini dan juga Bandung mempunyai gaya hidup
yang cukup tinggi. Konsumsi masyarakat Bandung pada desain tidak kalah
banyaknya. Dan pernah terdengar kabar bahwa Bandung akan dijadikan kota kreatif
yang dikarenakan banyak muncul industry-industri kreatif dari kota ini. Salah
satunya di bidang handicraft, penulis ingin mengangkat hasil handicraft masyarakat
Bandung ini.
Oleh karena itu sebuah desain center sangat memungkinkan untuk dibangun
di kawasan Bandung, sehingga para masyarakat Bandung dapat lebih mudah untuk
mendapatkan suatu objek yang mempunyai desain yang artistik dan bernilai tinggi.
Dan juga bagi para desainer-desainer diharapkan desain center ini dapat lebih
memacu mereka untuk menghasilkan desain yang semakin bagus lagi, karena dengan
dibangunnya desain center ini persaingan di dunia desain semakin baik dikarenakan
desain center ini menghadirkan desain-desain unggulan yang menarik dan bernilai
tinggi baik itu dari luar negeri maupun dalam negeri. Desain center ini pun dapat
4
menjadi tempat bertemunya para desainer-desainer lokal maupun luar dimana
mereka dapat mensharingkan hasil-hasil karya mereka. Dan juga desain center ini
mempunyai tujuan yang bersifat edukasi, yaitu terdapat kantor bagi perwakilan
mahasiswa desain, workshop-workshop dan seminar-seminar desain. Desain center
ini menjadi tempat pertemuan tiga unsur, yaitu desainer, konsumen dan produsen.
Sedangkan untuk kedepannya diharapkan Bandung Design Centre ini dapat
membawa Negara Indonesia menjadi Negara yang dikenal dalam dunia desain oleh
para masyarakat internasional.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
ada beberapa permasalahan yang muncul mengenai :
1. Bagaimana menciptakan suatu desain center yang dapat mendukung dan
bermanfaat bagi masyarakat, produsen dan desainer?
2. Bagaimana menerapkan konsep desain yang sesuai dengan karakter-karakter
yang terkandung didalam desain dan masyarakat di sekitar desain center
tersebut?
1.3 Tujuan perancangan
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan perancangan desain center adalah :
1. Dapat menciptakan suatu desain center yang dapat mendukung kemajuan
desain di Indonesia.
5
2. Dapat menciptakan suatu desain center yang dapat menjadi pusat bagi
masyarakat, produsen dan desainer.
3. Dapat menerapkan konsep yang sesuai dengan desain center tersebut
sehingga fungsi dan desainnya dapat berkaitan dan saling mendukung.
4. Dapat membuat suatu desain center yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar
dan memajukan budaya setempat, khususnya di kota Bandung.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori mengenai pengertian dan perkembangan Desain.
Pengertian tentang Design Centre itu sendiri. Pengertian tentang Exhibition dan retail
desain yang baik. Pengertian tentang objek-objek yang ditampilkan seperti furnitur.
Pengertian sebuah bisnis center dengan vitual office. Dan ergonomi yang sesuai bagi
fasilitas-fasilitas yang terdapat di desain center ini. Pengertian mengenai konsep yang
dipilih untuk desain center tersebut. Dan juga studi banding terhadap proyek yang
sejenis.
BAB III Deskripsi Obyek studi yang meliputi studi image, analisis tapak,
analisa kebutuhan ruang, programming, kedekatan ruang, besaran ruang, serta zoning
dan blocking.
6
BAB IV Ide implementasi konsep dan Hasil Perancangan yang meliputi
konsep yang diterapkan pada denah general, denah khusus, potongan, detail, dan
lain-lain.
BAB V Kesimpulan yang didapat dari hasil perancangan Desain Center
tersebut.
75
BAB V
SIMPULAN
Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:
1. Dalam penerapan konsep “ Siklus Hidup Organik”, pada bangunan desain
center ini secara keseluruhan banyak diterapkan karakter-karakter yang
dimiliki oleh organik. Dan pembagian-pembagian area dibagi menurut
tahapan-tahapan yang terdapat pada siklus hidupnya. Mulai dari yang
paling sederhana sampai ke yang paling kompleks dan menurun kembali.
Pada area yang tahapannya semakin dewasa, maka penerapan karakterkarakter dari organik tersebut semakin kuat.
2. Selain konsep yang diterapkan, juga sangat diperhatikan fasilitas-fasilitas
yang mempunyai fungsi masing-masing agar segala sesuatu yang terdapat
pada desain center tersebut dapat memenuhi dan memuaskan para
pengguna desain center tersebut, hal ini sangat penting karena desain
76
center tersebut selain ditujukan bagi para desainer, juga bagi para
produsen dan masyarakat awam. Dan juga diharapkan dapat berguna bagi
para calon-calon desainer.
3. Fasilitas yang terdapat pada exhibition hall sangat diperhatikan bagi para
penyewa stand-stand tersebut. Sehingga stand-stand ini dibagi kedalam 3
grup yang dilihat dari besaran stand tersebut. Mulai dari yang kecil,
sedang dan besar. Juga fungsi dinding nya yang multifungsi dimana
dindingnya dapat dilipat sehingga memungkinkan bagi penyewa untuk
menginginkan stand yang mempunyai luasan yang lebih besar lagi. Dan
juga terdapat slot didinding yang dapat diganti-ganti sesuai dengan
keperluan.
4. Material-material yang digunakan dalam desain center tersebut,
menggunakan material yang terdapat dari alam, walaupun banyak
material buatan namun tetap mempunyai visualisasi material alami. Dan
juga terdapat banyak indoor garden dan water fountain, sehingga suasana
alamnya sangat terasa dan menciptakan suasana tenang dan sejuk.
32
DAFTAR PUSTAKA
Gon, Harry, cs. Kombinasi Warna. PT. Gramedia. Jakarta, 2004
Irma. Tabloid Ruma edisi 79. IV/07Februari – 20 Februari 2006.
Desain Tata Cahaya. PT. Gramedia. Jakarta, 2005.
Pile, John F. Interior Design .
Designing Commercial Interior
Design Bayley Conran